BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku membeli bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia usaha khususnya usaha di bidang pengolahan makanan. Perusahaan senantiasa meneliti perilaku membeli untuk mengetahui keinginan-keinginan konsumen pada
produknya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen agar
produknya disukai sehingga keuntungan perusahaan juga meningkat. Apalagi konsumen sekarang meskipun cenderung konsumtif namun mereka lebih selektif dalam pemilihan suatu produk yang tepat. Memulai penelitian dalam bidang industri hendaknya menitik beratkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk mendapatkan bahan mentah yang berkualitas baik, cara-cara pengolahan, serta sistem pengemasan yang baik pula sehingga akan diperoleh produk jadi yang sesuai dengan tuntutan pasar saat ini. Khususnya dalam masyarakat yang sudah makmur, minat membeli seseorang tidak hanya berdasarkan atas dorongan biologis semata tapi juga berdasarkan atas dorongan psikologis. Sunyoto (2013:58) berpendapat bahwa kemasan selalu diperhatikan agar terjamin keamanan dan dibuat semenarik mungkin agar konsumen mau membeli. Faktor psikologis ini salah satunya dapat diciptakan melalui hadirnya produk yang memenuhi syarat untuk itu. Beraneka ragam alasan mengapa konsumen berminat akan sebuah produk, akan tetapi hal pertama yang mereka lihat pada sebuah produk ialah kemasan. Kotler & Keller (2009:27) mengemukakan bahwa Pengemasan (packaging) adalah semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik,
1
warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada warna dan bentuk dari kemasan.
Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan
menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk. Perlunya pengemasan yang maksimal sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Kemasan adalah sebuah image tentang kualitas produk sehingga
diharapkan mampu menarik minat konsumen. Salah satunya seperti yang pernah diungkapkan manajer pemasaran chocodot PT. Tama Cokelat Indonesia, Gedoeng
Tjoklat Garut, Eka Hilman (wawancara: 18 Maret 2013) “Produk kami mempunyai ciri khas mengedepankan kesan lebih kreatif dan inovatif dalam setiap kemasan, terbukti penjualan produk kami relatif naik dan tetap digemari konsumen”. Lihat Gambar 1.1
Gambar 1.1 Produk Chocodot PT. Tama Cokelat Indonesia Sumber: PT. Tama Cokelat Indonesia Garut
2
Garut adalah kota yang terkenal dengan ciri khas dodol Garut. Banyak penjual oleh-oleh yang menjualnya dengan aneka ragam rasa dodol. Kini setelah
meningkatnya kreativitas orang Garut, dodol tidak hanya dijual dengan bentuk dan rasa dodol yang biasa saja, melainkan dikembangkan menjadi suatu produk
inovatif yaitu chocodot atau yang sering disebut dengan cokelat dodol. Salah satunya yang diprakarsai oleh PT. Tama Cokelat Indonesia. PT. Tama Cokelat Indonesia didirikan di Jogjakarta dan usaha tersebut
dimulai pada tahun 2007 bergerak di bidang Bakery dan Chocolate. Pada Juli melakukan ekspansi ke kota Garut dengan tujuan kembali ke kampung 2009
halaman dan membangun kota Garut lebih maju. Lewat ide penggabungan makanan khas tradisional dodol Garut dengan citarasa cokelat internasional, lahirlah chocodot cokelat dengan isi dodol pada bulan Juli 2009 yang di launching pada 9 Agustus 2009 oleh Bapak Wakil Bupati Garut, Diky Chandra. Menikmati dodol Garut sudah biasa tapi menikmati dodol dalam cokelat itu hal yang tidak biasa. Generasi muda sekarang jarang sekali menikmati dodol, dan lewat chocodot inilah diharapkan bisa memperkenalkan dodol kepada anak dan remaja dinikmati secara berbeda dengan balutan cokelat. Dan kini chocodot yang berawal “Chocolate with Dodol Garut” berubah menjadi “Indonesian Chocolate.” Salah satu daya tarik utama chocodot yaitu dilihat dari cara pengemasan unik, menarik, dan mempunyai nilai jual. Pengemasan yang dilakukan bisa berbentuk balutan alumunium voil, kertas, dus, dan kerajinan-kerajinan tangan seperti besek yang disertai tema-tema dari cokelat yang dijual. Tema-tema tersebut seperti Chocodot Edisi Pariwisata, Chocodot Besek Etnik, Chocodot Edisi Java Bali, Chocodot Spesial Edisi Babancong, Chocodot Isi Dodol Buah, Chocodot Edisi Garut Geulis, Chocodot Coffeecho, Chocodot Van Java, Chocodot Dogar, Chocodot Sugar Free, Chocodot Chokor, Chocodot Nut’z, Chocodot Ceu Mumu, Chocodot Tea Infusions, Chocodot Cigarette, Chocodot Up2Date, Chocodot Nasional, dan Chocodot Jeng Choco. Kemasan yang beraneka ragam dari berbagai jenis ini supaya bisa dilihat dan dinikmati oleh para konsumen, hal ini dilakukan untuk mengkomunikasikan kepada konsumen bahwasanya PT. Tama Cokelat Indonesia menggunakan tema-
3
tema yang menceritrakan keadaan kota Garut, baik itu dari ciri khas, tempat pariwisata yang ada, dan semua yang ada di Indonesia agar dapat dikenal oleh
negara lain. Kemasan yang baik adalah kemasan yang ketika digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk mengkomunikasikan sebuah produk tanpa konsumen
harus mengimajinasikan isi produk, dan kemasan produk juga dapat memberikan kemudahan bagi pemakainya agar tidak banyak isinya yang terbuang. Kemasan ternyata sebuah komponen penting bagi sebuah produk khususnya
chocodot yang beredar di kota Garut, bahkan ke luar kota ataupun ke luar negeri. Keragaman produk chocodot bersaing untuk memenangkan pasar dan
memperoleh tempat sendiri di hati para konsumen. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan ialah dengan menginovasi kemasan agar tidak bosan. Keinginan dan kebutuhan adalah katalis yang kuat bagi inovasi kemasan. Pada saat ini ada beberapa keinginan dan kebutuhan konsumen yang memacu perkembangan desain dan model kemasan, diantaranya adalah gaya hidup masyarakat yang selalu bergerak cepat, meningkatnya patron keluarga kecil, tuntutan akan makanan sehat serta porsi dan diet yang terkontrol. Kesalahan-kesalahan apa saja yang biasa diperbuat oleh produsen tatkala mengembangkan kemasan baru? Sesuai dengan kaidah teknologi bahwa kemasan yang baik tidak hanya indah, cantik, namun harus mudah diterapkan dan dioperasionalkan dalam produksi. Kadang produsen hanya berpaku pada hasil rancangan yang dianggap bagus di atas kertas, sehingga pada waktu aplikasinya sangat tidak efisien bahkan menjadi beban biaya baru yang tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu semua bagian atau unit yang terkait dalam produksi maupun distribusi produk harus dilibatkan pula mulai dari perancangan sampai pada aktualisasi perubahan kemasan yang telah direncanakan tersebut, sehingga perubahan yang terjadi dapat secara mulus diterapkan dan akan memberikan penambahan nilai (value) serta profit sesuai yang diharapkan. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman produk konsumen di kemudian hari. Untuk itu kemasan sangat harus diperhatikan oleh perusahaan dalam membentuk sebuah
4
produk yang dipercaya oleh konsumen seperti pada kemasan produk chocodot PT. Tama Cokelat Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka PT. Tama Cokelat Indonesia
sebagai tempat penelitian dan oleh karena itu, judul untuk Tugas Akhir ini dipilih
adalah “Pengaruh Kemasan Produk Cokelat Chocodot terhadap Minat Beli Konsumen Pada PT. Tama Cokelat Indonesia Kota Garut”. 1.2 Identifikasi Masalah
Keterbatasan
yang
dimiliki
penulis
mengharuskan
penulis
untuk
mempersempit masalah yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana tingkat persepsi tentang kemasan produk cokelat chocodot pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut? 2. Bagaimana tingkat minat membeli konsumen produk cokelat chocodot pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut? 3. Adakah pengaruh kemasan produk cokelat chocodot terhadap minat beli konsumen pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut? 4. Seberapa besar hubungan/tingkat keeratan kemasan produk cokelat chocodot terhadap minat beli konsumen pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui bagaimana tingkat persepsi minat beli konsumen tentang kemasan produk cokelat chocodot pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut 2. Ingin mengetahui bagaimana tingkat minat membeli konsumen pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut. 3. Ingin mengetahui adanya pengaruh atau tidak kemasan produk cokelat chocodot terhadap minat beli konsumen pada PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut
5
4. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan/tingkat keeratan kemasan produk cokelat chocodot terhadap minat beli konsumen pada PT.
Tama Cokelat Indonesia kota Garut
1.4 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan/wawasan tentang kemasan suatu produk yang berkualitas agar dapat menjadi suatu nilai jual.
2. Bagi Perusahaan Sebagai
bahan
masukan
yang
nantinya
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk membuat kemasan baru berkualitas yang akan memberikan kepuasan psikologis bagi konsumen. 3.
Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka bagi perguruan tinggi baik di tingkat jurusan maupun politeknik. Selain itu juga, dapat menjalin kerja sama antara perusahaan PT. Tama Cokelat Indonesia dengan Politeknik Negeri Bandung agar menjadi suatu mitra di kemudian hari.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu di PT. Tama Cokelat Indonesia kota Garut, pada outlet Gedoeng Tjokelat yang beralamat di Jalan Siliwangi No. 6 Garut. Adapun Penelitian yang dilakukan ini dibatasi hanya sebatas lingkup sebagai berikut : 1. Penelitian mencakup pengemasan yang dilakukan perusahaan cokelat chocodot, dan 2. minat beli konsumen.
6
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang
dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi
mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistemastika
penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan gambaran umum penulisan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penulisan Penelitian Tugas Akhir.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka berisikan uraian teoritis variabel-variabel penelitian, meliputi teori pengemasan produk dan minat beli konsumen. 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentu sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang dilakukan, analisis data yang telah dilakukan, dan pembahasan. 5. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh penelitian dan juga saran-saran yang direkomendasikan oleh peneliti kepada perusahaan.
7