BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN PENELITIAN

Download Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan MC. Tagrat terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan (penelitian), tindakan. (act...

0 downloads 427 Views 558KB Size
51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut yaitu, “penelitian”, “tindakan” dan “kelas”. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh pendidik dan dilakukan oleh peserta didik.1 Dengan penelitian tindakan kelas akan diperoleh kemanfaatan berupa perubahan praktis, yang meliputi penanggulangan berbagai permasalahan belajar yang dialami peserta didik yang diajar oleh pendidik sebagai pelaku PTK maupun peserta didik lain pada umumnya. Sedang menurut Suhadi, PTK adalah suatu penelitian ilmiah yang ditunjukkan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan keterampilan baru yang diaplikasikan langsung kedalam situasi kelas. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok.

1

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Bumi Aksara 2014 ) h. 3

52

2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan Januari-Juni 2017. C. Desain Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan MC. Tagrat terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan (penelitian), tindakan (action), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).2 Prosedur penelitian dalam pembelajaran ini dilakukan secara bertahap mulai dari pembelajaran awal atau prasiklus, penerapan model pembelajaran kontekstual pada siklus I dan siklus II. Adapun tahap pelaksanaan pembelajaran dengan metode sebagai berikut : 1. Dialog Awal Dialog awal dilakukan dengan pendidik kelas IV yang bertujuan untuk mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian, sehingga peneliti ketika akan melakukan tindakan benar-benar mengerti masalah yang dihadapi. 2. Perencanaan Perencanaan pada siklus I didasarkan pada motivasi belajar peserta didik sebelumnya dengan materi pokok yang sama sebelum dilakukan tindakan. Dengan melihat analisis tersebut baru lah peneliti menyusun upaya tindakan yang akan dilakukan untuk perubahan pembelajaran

2

Rochiati Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, ( Bandung:Remaja Rosda Karya 2006 ) h. 66

53

yang nantinya diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Perencanaan meliputi : menyusun sekenario atau rencana pembelajaran, rencana perbaikan pembelajaran, dan penyiapan instrumen evaluasi. Persiapan pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan dalam implementasi tindakan seperti kegiatan awal, inti, dan akhir. Perencanaan pembelajaran pada siklus I ini sangat penting agar dapat dilakukan perbaikan tindakan yang terarah dan mencapai tujuan. 3. Tindakan Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan pada siklus I. Kegiatan ini sebagai penyempurnaan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini akan diadakan penyempurnaan strategi dan media pembelajaran serta memotivasi siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik.

54

4. Observasi Yang penting dilakukan pendidik/peneliti adalah merekam perilaku peserta didik dan pendidik dengan lembar observasi, dapat pula dengan merekam dengan alat perekam, mendokumentasi melalui foto. 5. Refleksi Berupa

uraian

tentang

prosedur

analisis

terhadap

hasil

pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Identifikasi Masalah Perencanaan Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan Permasalahan Baru Hasil Refleksi Perbaikan Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II Pengamatan Dilanjutkan ke Siklus Selanjutnya

Bagan 3.1

Pelaksanaan

55

D. Data dan Sumber Data Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat dikumpulkan dan dianalisa sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan. Pada penelitian ini yang dibutuhkan adalah dari narasumber, dokumen dan proses pembelajaran. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitia ini meliputi: 1. Informan atau narasumber yaitu: pendidik kelas IV SD Negeri 06 Koto Gadang Guguk dan peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Koto Gadang Guguk. 2. Tempat dan peristiwa kegiatan pembelajaran diadakan di dalam kelas pada saat terjadi proses pembelajaran dengan menggunakan media yang sesuai dengan model pembelajaran contextual teaching and learning 3. Dokumen dan arsip yang dipergunakan seperti data pendidik, data peserta didik, daftar nilai peserta didik dan data lain yang menunjang pelaksanaan. E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dokumentasi, angket, dan metode tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, pendoman observasi, RPP, tes dan angket

56

F. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas yaitu pendidik dan peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti sebagai subjek yang melakukan penelitian dan guru kelas IV sebagai observer serta peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Koto Gadang Guguk sebagai subjek yang diteliti. Adapun jumlah subjek yang diteliti sebanyak 24 orang. Objek penelitian ini adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe contextual teaching and learning untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil angket motivasi belajar peserta didik. Data-data tersebut kemudian akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data angket peserta didik digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik, sedangkan observasi guru digunakan untuk mengetahui apakah guru melakasanakan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan baik. Hasil observasi kegiatan guru yang diperoleh kemudian akan didistribusikan dalam bentuk tabel nilai yaitu nilai 5 kategori sangat baik, nilai 4 kategori baik, nilai 3 kategori cukup, nilai 2 kategori kurang, dan nilai 1 kategori kurang sekali.3 Data hasil kuesioner akan dianalisis secara statistik deskriptif untuk melihat peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe contextual teachingand learning dalam 3

Zainal Asril, Micro Teaching, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada 2015 ), h.203

57

pembelajaran IPA. Hasil analisis tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Hasil angket/kuesioner motivasi tersebut dianalisis dengan cara jumlah skor kriteria (skor tertinggi stiap butir item adalah 4) x jumlah item (20) x jumlah responden (24 peserta didik) yaitu 1920. Dengan demikian, motivasi belajar siswa menurut persepsi 24 responden, yaitu jumlah skor pengumpulan data : 1920 x 100 %. Secara kontinum data isian angket peserta didik dianalisis dengan cara menghitung persentase motivasi peserta didik. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa pembagian kategori motivasi belajar setelah dimodifikasi adalah sebagai berikut4: Tabel 3.1 Kualifikasi Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Presentase Skor diperoleh Kategori 80%-100% Sangat Baik 65%-79% Baik 55%-64% Cukup 40%-54% Kurang 0%-39% Sangat Kurang Sumber : Arikunto Data hasil tes akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan teknik presentase, yaitu dengan mencari nilai rata-rata (mean) dan presentase keberhasilan.

X

4

h. 251.

(3.1)

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),

58

Keterangan: X

= Rata-Rata nilai (mean) = Jumlah Skor (nilai peserta didik) = Banyaknya peserta didik

Apabila kriteria seorang peserta didik (individu) dikatakan tuntas jika telah mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 75. Diharapkan untuk indikator keberhasilan belajar dalam penelitian ini apabila ≥ 75% siswa memperoleh nilai di atas 75, maka hasil belajar sudah sesuai seperti yang diharapkan.5 H. Indikator Keberhasilan Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, indikator yang harus dicapai oleh peserta didik adalah adanya peningkatan motivasi. Target yang diharapkan peneliti adalah 75% peserta didik mengalami peningkatan motivasi dalam belajar.6

5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 109. 6 Loc.Cit.