I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi yang menentukan
distribusi dan kemelimpahan organisme. Kajian ekologi dalam hirarki biologi mencakup individual organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer (Krebs, 2009; Miller dan Spoolman, 2011). Komunitas adalah kumpulan cacah individu berbagai spesies yang melakukan interaksi pada ruang dan waktu tertentu. Ruang atau habitat memiliki karakter spesifik yang mendukung keberadaan individu dan fitness-nya (bertahan hidup dan reproduksi) (Chave, 2013). Ekosistem hutan hujan tropika sebagai salah satu tipe ruang, dihuni oleh komunitas dengan cacah individu dan spesies paling banyak di daratan (Hill dan Hill, 2001). Hutan hujan tropika tersebar di sekitar garis ekuator, termasuk di Pulau Jawa, Indonesia. Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Tahura R. Soerjo) merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropika yang berfungsi sebagai area konservasi berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.80/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001, Jo No.1190/Kpts-II/2002 di Provinsi Jawa Timur. Kawasan Tahura R. Soerjo yang termasuk dalam wilayah administratif dari Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang, Kediri, dan Kota Batu terbentang pada koordinat 7o40’10”LU – 7o49’31”LS dan 112o22’13”BB – 112o46’30”BT. Kawasan ini berbatasan dengan Perum Perhutani KPH Malang dan Jombang di sebelah barat, KPH Pasuruan di sebelah utara, KPH Pasuruan dan Malang di sebelah timur, serta KPH Malang dan Agrokultur Kota Batu di sebelah selatan. Topografi Tahura R. Soerjo berupa dataran, perbukitan, hingga gunung dengan ketinggian antara 700-3.000
1
2
mdpl dengan luas total 27.868,3 Ha. Tahura R. Soerjo memiliki sekitar 163 mata air dan melingkupi tiga gunung utama, yaitu Anjasmoro, Welirang, dan Arjuno (Wedana et al., 2013; Anonimus, 2014). Tanah Tahura R. Soerjo bertipe regosol yang mengandung hara yang berasal dari abu vulkanis Gunung Anjasmoro (3.275 mdpl), Welirang (3.156 mdpl), dan Arjuno (3.339 mdpl). Vegetasi Tahura R. Soerjo secara umum dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu Hutan Sub-Montana (1.000-1.500 mdpl), Montana (1.500-2.400 mdpl), dan Sub-Alpin (>2.400 mdpl). Klasifikasi Schamidt-Ferguson bertipe iklim C dengan rerata curah hujan tahunan sebesar 6.600 mm. Kontur topografi berupa perbukitan dan pegunungan memicu munculnya zonasi. Zonasi membentuk tipe habitat yang khas dengan struktur vegetasi dan mikroklimat di dalamnya (Hemp, 2006; Pinotti dkk, 2012). Peran vegetasi sebagai pengendali iklim mikro, menyebabkan Tahura R. Soerjo menjadi ekosistem yang alami bagi organisme, khususnya komunitas katak pohon (Maulida et al., 2012; Wedana et al., 2013; Anonimus, 2014). Komunitas katak pohon termasuk dalam famili Rhacophoridae dengan jumlah anggota sebanyak 383 spesies di habitat yang bervariasi, mulai daerah semi arid sampai hutan basah. Habitat tersebut tersebar meliputi Sub-Sahara, Madagaskar, Sri Lanka, Nepal, India, Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara (termasuk di Pulau Jawa) (Bickford et al., 2010; Frost, 2015). Keberadaan komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo dibatasi oleh oleh faktor biotik, meliputi kompetisi, predasi, parasitisme, dan mutualisme. Faktor abiotik yang membatasi kehadirannya meliputi temperatur dan kelembaban. Perilaku populasi katak pohon umumnya nokturnal, daya jelajah tidak luas karena kemampuan
3
dispersal terbatas atau ada pembatas habitat. Setiap populasi katak pohon memiliki persyaratan kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan yang dapat ditoleransi setiap populasi terbatas di daerah tertentu. Toleransi populasi katak pohon memicu pergerakan dan pengelompokan populasi katak pohon sehingga hanya menempati daerah dengan karakter tertentu (Morey, 1990; Behera dan Kushwaha, 2007; Bergmuller dan Taborsky, 2010; Cook dkk, 2011). Kondisi lingkungan mikro, khususnya temperatur dan kelembaban di hutan dipengaruhi oleh topografi berupa elevasi serta vegetasi (Montgomery dan Chazdon, 2001; Motzer, 2005). Kehadiran katak pohon yang pernah dilaporkan, terbatas tentang cacah spesies dan individu di beberapa lokasi, tetapi belum diketahui penyebab distribusi, kemelimpahan, dan pengaruh fisikokimia.
B.
Permasalahan Tahura R. Soerjo merupakan ekosistem hutan hujan tropika alami. Tahura
R. Soerjo berperan sebagai kawasan konservasi sekaligus habitat berbagai organisme, khususnya komunitas katak pohon. Kontur topografi Tahura R. Soerjo berupa perbukitan dan pegunungan memicu munculnya zonasi. Zonasi membentuk tipe habitat yang khas dengan struktur vegetasi dan mikroklimat di dalamnya. Kehadiran populasi katak pohon berkaitan erat dengan kisaran temperatur dan kelembaban habitat yang sesuai dengan syarat hidupnya. Peran elevasi dan vegetasi Hutan Hujan Tropika dalam mengatur temperatur dan kelembaban belum diketahui secara pasti di Tahura R. Soerjo. Kondisi setiap populasi penyusun komunitas katak pohon sebagai gambaran kondisi temperatur dan kelembaban juga belum diketahui dengan pasti. Penelitian tentang distribusi dan kemelimpahan katak pohon di Tahura R. Soerjo penting dilakukan, karena
4
peran katak pohon dalam habitat dan penelitian topik ini belum pernah dilakukan, mengingat peran kawasan dan komunitas. Permasalahan di atas kemudian memunculkan pertanyaan (1) bagaimana distribusi dan kemelimpahan komunitas katak pohon berdasarkan gradasi elevasi di Tahura R. Soerjo? (2) bagaimana profil hutan hujan tropika sebagai habitat komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo? (3) bagaimana parameter fisikokimia, khususnya temperatur dan kelembaban habitat membentuk kondisi komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan
yang ingin
dicapai
berdasarkan
pertanyaan
ilmiah
dari
permasalahan penelitian adalah mempelajari tentang: (1) distribusi dan kemelimpahan komunitas katak pohon berdasarkan gradasi elevasi di Tahura R. Soerjo; (2) profil hutan hujan tropika sebagai habitat komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo; (3) parameter fisikokimia khususnya temperatur dan kelembapan habitat membentuk kondisi komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah (1) memberikan
informasi terkini tentang status ekologi komunitas katak pohon di Tahura R. Soerjo; (2) pembaharuan database bagi UPT Tahura R. Soerjo tentang kekayaan spesies dan kondisi habitat; (3) salah satu acuan pembuatan kebijakan pengelolaan kawasan konservasi; (4) pengembangan ilmu pengetahuan dasar.