IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1
MAKALAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
Risada Aghi NIM : L200070016 Pembimbing I : Muhammad Kusban. S.T, M.T Pembimbing II : Jan Wantoro. S.T
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Makalah dengan judul “IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1” ini telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari
: ………………………….
Tanggal : …………………………..
Pembimbing I
Pembimbing II
Muhammad Kusban, S.T, M.T NIP/NIK: 663
Janwantoro, S.T NIP/NIK: 200.951
Makalah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Tanggal ………………..
Kepala Program Studi Teknik Informatika
Dr. Heru Supriyono. M.Sc NIP/NIK: 970
IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1 Risada Aghi Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta E-Mail:
[email protected]
ABSTRACT Computer network technology growing rapidly, the need for services that utilize computer networks is growing. Within the scope of computer network system, the most important component is the TCP / IP protocol, one of which is used as a common protocol between computers that IPv4 addressing, IPv4 itself is now widely in use for 20 years, so in dealing with the number of computers around the world exceeds quota addressing specified limits, making it a very complex network and some of the future will be replaced by IPv6 is addressing a new generation that provides addressing that is not limited to times to come replace IPv4. In addition to addressing scale beyond IPv4 addresses that enable IPv6 addressing is useful as a safe and stable. By using ClearOS as a router to bridge through the interconnection between IPv4 IPv6. ClearOS itself is floating from the linux operating system for servers and routers. Keywords: interconnection of IPv6 and IPv4, Computer Networking, Tunnelling, ClearOS ABSTRAKSI Teknologi jaringan komputer berkembang dengan pesatnya, kebutuhan akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer semakin bertambah. Dalam lingkup sistem jaringan komputer, komponen yang terpenting adalah protokol TCP/IP, salah satunya protokol yang umum digunakan sebagai pengalamatan antar komputer yaitu IPv4, IPv4 sendiri saat ini telah banyak di gunakan selama 20 tahun sehingga dalam menangani jumlah komputer di seluruh dunia melebihi quota yang ditentukan batas pengalamatan, menjadikan jaringan tersebut menjadi sangat komplek dan beberapa masa yang akan datang akan tergantikan dengan IPv6 yang merupakan pengalamatan generasi baru yang memberikan pengalamatan yang tidak terbatas untuk masa-masa yang akan datang menggantikan IPv4. Selain dengan besaran pengalamatan yang melampaui alamat IPv4 yang memungkinkan IPv6 bermanfaat sebagai pengalamatan yang aman dan stabil. Dengan menggunakan ClearOS sebagai router untuk menjembatani
interkoneksi antar IPv6 menembus IPv4. ClearOS sendiri merupakan sistem operasi pengambangan dari linux untuk server maupun router. Kata Kunci: Interkoneksi IPv6 dan IPv4, Jaringan Komputer, Tunnelling, ClearOS
kurang lebih 4 milyar, meskipun
LATAR BELAKANG Teknologi jaringan komputer berkembangan kebutuhan
dengan
akan
memanfaatkan
pesatnya,
layanan
jaringan
yang
komputer
dalam kenyataannya belum tentu bisa mencapai total yang di harapkan. Sedangkan
IPv6
memiliki
total
alamat yang memungkingkan hingga = 3,4 x
semakin bertambah. Dalam lingkup
alamat yang dapat
sistem jaringan komputer, salah satu
mencakup total alamat yang tidak
komponen yang terpenting adalah
terbatas.
protokol TCP/IP, umum
protokol yang
digunakan
sebagai
Implementasi IPv6 dan IPv4 ini pernah dilakukan dengan PC
pengalamatan antar komputer yaitu
Router
IPv4. IPv4 sendiri saat ini telah
RouterOS, sehingga dengan tujuan
banyak di gunakan selama 20 tahun
Implementasi ini menjadikan solusi
sehingga dalam menangani jumlah
untuk
komputer di seluruh dunia melebihi
mengembangkan
quota
batas
yang ada pada ClearOS. ClearOS
menjadikan
diciptakan sebagai Sistem Operasi
yang
ditentukan
pengalamatannnya,
jaringan tersebut menjadi sangat
menggunakan
Mikrotik
membandingkan suatu
serta kelebihan
untuk Server maupun Router.
kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk Kompleksnya Pengalamatan IPv4,
memanfaatkan dan mengambangkan
maka
lahirlah
gagasan
ClearOS sebagai router yang mampu
pengalamatan
Internet
Protocol
menjembatani
interkoneksi antara
generasi baru yaitu IPv6. Berbeda
kedua protokol pengalamatan IPv4
dengan IPv4 yang hanya memiliki
dan
panjang 32-bit dengan total alamat
metode teknik tunnelling didalam
IPv6
dengan
menggunakan
ClearOS
hingga
mampu
terhubung ke infrastruktur jaringan
kedua
IPv4, dengan melewatkan sebuah
hingga
packet IPv6 ke dalam jaringan Ipv4
menghubungkan pengalamatan
tersebut
mampu mengirimkan paket dari IPv6
dimana
menembus infrstruktur jaringan IPv4.
sebagai payload dari packet IPv4.
ini
IPv6
dijadikan
metode tersebut menjadi metode
METODE PENELITIAN Metode
packet
yang paling umum digunakan untuk
dimaksudkan
melewatkan packet IPv6 ke IPv4
untuk mengumpulkan pengetahuan
yaitu
dan
mendukung
interkoneksi,
teknik
kaitannya dengan masalah penulisan
tunneling
digunakan
untuk
penelitian ini, tentang perancangan
membangun jaringan IPv6 tanpa
sistem. Pengumpulan informasi dan
harus membuat infrastruktur jaringan
teori-teori
baru
data/informasi
yang
mengenai
ada
interkoneksi
metode
dengan
tunneling
yang
memanfaatkan
IPv6 dan IPv4 serta sistem operasi
infrastruktur
ClearOS
yang
sudah ada dan hanya melewatkan
bersumber dari buku-buku dan karya
packet-packet IPv6 kedalam jaringan
tulis ilmiah serta artikel dan jurnal
tersebut.
sebagai
router
jaringan
IPv4
yang
dari internet merupakan kegiatan utama tahap ini. Metode
yang
digunakan
sebagai transisi interkoneksi dari IPv6 ke IPv4 dilakukan dengan dua metode yaitu metode Dual Stack, metode ini yang menggunakan satu
Gambar 1. Mekanisme Enkapsulasi/Dekapsulasi proses Tunnelling
perangkat/device ethernet agar dapat
Source paket IPv6 dikirim ke
digunakan oleh IPv4 dan IPv6 secara
header Router untuk di encapsulasi
bersamaan pada router, serta metode
data kedalam paket IPv4 agar dapat
Tunelling,
yang
diterima oleh Router lain sesama
menggunakan dua node IPv6 untuk
alamat IPv4 untuk kemudian di
metode
decapsulasi
menjadi
paket
IPv6
mendapatkan
kembali dan dikirim ke client yang
metode
menggunakan IPv6.
Wireshark.
Enkapsulasi
paket
hasil
Ping,
menggunakan
Traceroute,
dan
IPv6
dengan header IPv4 adalah agar paket dapat diroutingkan oleh router IPv4. Dengan penambahan header IPv4
ini
tentunya
bertambah header
besar
IPv4
paket
sesuai
yaitu
akan
panjang
20
byte.
Pertambahan panjang paket ini akan berakibat
bertambah
Gambar 2. Tata alur alokasi Network
pula
Konfigurasi alur alokasi dengan kondisi sebagai berikut :
waktu
delay pengiriman paket. Sehingga implementasi mekanisme Transisi IPv6 mengakibatkan pertambahan
- Pada konfigurasi IP Address Router COS 1 adalah PC dualstack dengan alokasi
IPv4
adalah
10.14.200.200
dengan Alokasi prefix IPv6 adalah :
waktu delay proses yang diakibatkan
2002:0a0e:c8c8::/48 dan Alokasi alamat
pertambahan panjang paket , adanya
IPv6 adalah : 2002:0a0e:c8c8::/1/48
proses enkapsulasi dan adanya proses dekapsulasi.
dengan
Proses
perancangan
dan
implementasi PC Router dengan menggunakan
ClearOs
dilakukan
menggunakan konsep dengan proses melalui
beberapa
tahapan
yaitu
Instalasi Software ClearOS untuk membangun
semua
PC
Router,
Konfigurasi Alur Alokasi Network PC
Router
mencakup masing.
- Server/Client1 (C1) adalah host IPv6
dan IP
Serta
Client
Address pengujian
yang
masinguntuk
alokasi
alamat
IPv6
2002:0a0e:c8c8::/::2/48
- Pada konfigurasi IP Address Router COS 2 adalah PC dualstack dengan alokasi IPv4 adalah 10.14.200.201 dengan Alokasi prefix IPv6 adalah : 2002:0a0e:c8c9::/48 alamat
IPv6
2002:0a0e:c8c9::1/48
dan
Alokasi
adalah
:
- Client 2 (C2) adalah host IPv6
dari
dengan
destination.
alokasi
alamat
IPv6
2002:0a0e:c8c9::2/48 Tahap
pengujian
sistem
dilakukan untuk mendapatkan hasil
source
untuk
mencapai
c. Pengujian sistem dengan metode Wireshark.
dibandingkan,
Metode Wireshark bertujuan
yaitu dengan tiga cara yaitu dengan
untuk me-record konektivitas yang
menggunakan
direspon oleh Server/Client untuk
record data untuk
metode
Ping,
mendapatkan
Traceroute, dan Wireshark.
rincian
yang
jelas
mengenai jalur konektivitas yang
a. Pengujian sistem dengan metode
digunakan. Apabila ada server atau
Ping.
client yang menggunakan wireshark Ping
merupakan
metode
pengujian konektivitas dua buah atau lebih
komputer
yang
memberikan
balasan terhadap komputer lain, apakah komputer satu dengan yang lain telah terhubung dengan baik. hampir sama dengan
ping,
penambahan
6
dikhususkan untuk model protokol IPv6.
dengan
ethernet
yang
terhubung dengan komputer lain terjadi aktivitas maka merespon
wireshark
dengan
record
konektivitas yang keluar masuk dari jalur tersebut. HASIL
b. Pengujian sistem dengan metode Traceroute.
arahan
Implementasi Router
IPv6
pada
ClearOS hasil pengujian
merupakan
dilakukan terhadap masing-masing
metode yang digunakan dalam hal
client pada setiap Router dengan
konektivitas 2 atau lebih komputer
tahapan
yang memberikan informasi alamat-
menggunakan
alamat IP (komputer, router,gateway,
ataupun
modem, dsb) yang dilewati untuk
tahap
mencapai alamat komputer yang
pengiriman
dituju dan juga waktu yang ditempuh
jaringan IPv4 dan IPv6 di metode
Metode
Traceroute
tunnel
pengujian
program
traceroute6. analisa
6to4
konektivitas
jalur
Selanjutnya konektivitas
datagram
yang
ping6
IP
di
pada
tempuh
menggunakan wireshark, hingga ke
Server/Client1
tahap pengiriman data antar client
2002:0a0e:c8c8::2
(IPv6)
respon dengan baik.
menempuh
jalur
Router
dengan
ip
memberikan
(tunnel 6to4) dengan menganalisis transfer data menggunakan media File Transfer Protocol (FTP). Hasil juga didapat pada sistem managemen web based ClearOS dengan melihat arus
konektivitas
jaringan
yang
melewati Router. a. Pengujian Ping
Gambar 4. Grafik Client1 ke Client 2.
waktu
tempuh
Pengujian diatas merupakan salah satu sample menggunakan ping dilakukan dengan mendapatkan hasil sebanyak 10 kali request dari Client1 langsung ke Client 2, hasil minimal waktu tempuh yang didapat rata-rata Gambar 3. Sample percobaan Ping6 pada Server/Client1
Pengujian
waktu medium terendah pada tes
dengan
ping ke- 1 sebesar 0,36 ms dan yang
memasukkan perintah pada terminal
tertinggi pada tes ping ke-6 sebesar
ping6
0,66 ms. Untuk max time waktu
[address
menunjukkan
IPv6
Client], yang
terendah sama seperti tes ping ke-1
diperoleh dari yang menunjukkan
sebesar 0,39 ms dan tertinggi tes
bahwa komunikasi pada komputer
ping ke-6 sebesar 1,98 ms seperti
Server/Client1 telah berjalan dengan
pada tabel 1. Dimana menunjukkan
baik, alamat ip 2002:0a0e:c8c9::2
hasil waktu tempuh paket yang ter-
merujuk pada alamat Client2 yang di
request paling cepat pada ping ke-1
tuju.
hasil
Ping
pada angka antara 0,2 - 0,4 ms,
begitupula
respon
sebaliknya
dan mengalami perlambatan pada ping ke- 6 antar Client1 dan Client2. Tabel 1. Sampel rata-rata waktu tempuh C1 ke C2 Source/Destination
Min time
Average time
Max time
C1 to Router COS1
0,11ms
0,13ms
0.14ms
C1 to Router COS2
0.20ms
0,81ms
6.60ms
C1 to C2
0,34ms
0,66ms
1,98ms
host yang terlibat pertukaran mereka
b. Pengujian Traceroute
TCP dan mengarah pada alamat adapter sit0 ::10.14.200.201 yang merupakan alamat kompatibel IPv4 router COS2 yang berformat IPv6 langsung di teruskan ke Client2 2002:0a0e:c8c9::2 karena routing table
pada
COS2
gateway-nya
merujuk pada sit0. Gambar 5. Traceroute Client1 ke Client2 dengan Network Tool Ubuntu
Pengujian hasil traceroute hop 2 pada urutan ke-empat alamat ip ::10.14.200.201 merujuk pada alamat yang terbentuk pada adapter sit0 pada router COS2, dimana Server/Client1 membuat hubungan ke router COS1 yang beralamatkan 2002:0a0e:c8c8::1,
kemudian
membuat jalur transmisi PMTU dua
Gambar 6. Hasil perbandingan Total waktu Traceroute.
Pengujian
dilakukan
pula
dengan Traceroute antar Client1 dan
Client2 dengan request masing-
Yang bertuajuan me-record semua
masing sebanyak 10 kali. Pengujian
hasil konektivitas dari request data
tersebut
yang melintasi interkoneksi jaringan
didapatkan
hasil
untuk
pengujian Client1 ke Client2 total
tersebut.
waktu paling lama adalah trace pertama serta pada pengujian dari Client2
ke
Client1
terdapat
4
pengujian trace waktu tertinggi yaitu trace ke-1,2,8,dan 9. Di hasil ke-9 total waktu yang dibutuhkan lebih lama dengan total waktu mencapai 6,55 ms. Hasil yang didapat dilihat dari perbandingan jarak waktu yang ditempuh
masing-masing
berbeda-beda hambatan
Client
tergantung
konektivitas
masing Router,
dari
masing-
jika jarak yang
ditempuh semakin banyak proses request maka waktu yang diperlukan dapat semakin lama.
Salah satu hasil record yang didapat dari pengujian tranfer data FTP berdasarkan permintaan akses client2 terhadap Server/Client1 yang bertindak
sebagai
dengan
FTP
Server
wireshark
memperlihatkan source
proses
dari
merespon dari
2002:0a0e:c8c9::2
dimana
Server/Client1
2002:0a0e:c8c8::2 permintaan
yang
Client2 memberikan
akses layanan ftp service dan Client diminta memberikan respon dengan memberi
kode
password
agar
username
dan
Server/Client1
memberikan hak akses layanan ftp untuk mengakses ke direktori yang
c. Pengujian Wireshark Pengujian
dengan
Wireshark
merupakan
kegiatan
konektivitas
antar server/client1 dan client2.
di tetapkan oleh ftp service serta melakukan kegiatan download atau upload data.
Gambar 7. Record konektivitas FTP antar Client Pengujian pengiriman data FTP
melebihi kapasitas sampai tercapai
menggunakan
re-transmission
wireshark
dengan
untuk
kembali
menyortir bit-bit data ftp panjang
melakukan pengiriman data oleh
waktu yang ditempuh data dari
FTP.
Server/Client1 sampai ke Client2. Transfer datayang di kirim per bytes per waktu tempuh, kolom hitam dengan tanda hijau menunjukkan pesan ICMPv6 bahwa data yang dikirim sangat besar karena dalam pengujian ini data yang dikirim adalah data dengan kapasitas sebesar ±500 MB sehingga pada kolom berikut bertanda merah paket TCP
Hasil berikut merupakan besar kisaran rata-rata data yang ditransfer yang di tempuh dari client1 untuk transfer data ke Client2 berikut rate data yang di tempuh melewati Router
COS1
dan COS2, dari
kalkulasi yang di tempuh mencapai maksimal data dan waktu tempuh dilihat dari Client1 menggunakan Wireshark.
Gambar 8. Hasil pengamatan berdasarkan urutan FTP-Data Hasil diatas kemudian dihitung
ditempuh
dari
Server/Client1
perincian data/waktu terbesar kemudian
melalui Router COS2 dan COS2
ditemukan data rate dan time rate pada
hingga mencapai Client2, jadi data
tabel 2 merupakan rate data yang
yang di terima.
Tabel 2. Hasil rate data dan time length
Min
Average
Max
Transfer Data Rate
11,3Kbps
4,2Kbps
64,7Kbps
Time Length Rate
11,4Kbps
4,3Kbps
64,9Kbps
dengan Network
dashbord web ClearOS pilih tab
Monitoring di ClearOS (Web based)
report Æ network Æ network
d.
Pengecekan
Pengecekan Bandwidth yang melewati Router COS dengan cara
report. Monitoring
dihitung
masuk kedalam sistem berbasis web
berdasarkan waktu mingguan dalam
ClearOS dengan mengakses alamat
30 menit serta 2 jam terakhir,
IP Router masuk dengan usename
monitoring
root dan password yang dikelola
maksimum, rata-rata, dan jumlah
dari awal installasi, setelah masuk
saat ini.
menunjukkan
jumlah
data
IPv6 kedalam ClearOS diperlukan
menunjukkan
pengetahuan yang cukup mendalam
jumlah in/out data yang melewati
dalam mengelola sistem operasi ini,
router
sama
karena pengaturan perintah untuk
1433,9kB/s dengan rata-rata data in
implementasi IPv6 harus dilakukan
785,5kB/s dan out 797,4Kb/s dan
menggunakan
pengelolaan
text-
data saat itu yang masuk 365 B/s,
based
konfigurasi
IPv6
out 6010.0B/s
karena masih dalam pengembangan
Statistik network
gambar
mingguan
hasilnya
9
berjumlah
dalam
oleh developer dikarenakan belum betul-betul diterapkan untuk versi yang
penulis
gunakan.
Dalam
konektivitas menghubungkan antar Server/Client IPv6
yang
ClearOS
beralamatkan
sebagai
router
mampu menjalankan adapter sit0 untuk
tunnelling
IPv6
IPv4,
sehingga
Gambar 9. Statistik data in/out mingguan
jaringan
KESIMPULAN
terbentuk
Implementasi IPv6 dan IPv4 kedalam
ClearOS
merupakan
hubungan
kedalam dapat
konektivitas
dalam pengiriman paket, dilihat dari percobaan respon masing-masing
alternatif sistem operasi sebagai PC
Client/Server
Server/Router
permintaan. Pengiriman paket data
mudah,
yang
selain
itu
murah
dan
pengelolaan
dari
server
dapat
dengan
menerima
FTP
ClearOS lebih dapat di mengerti
Transfer
orang
sekalipun.
tersampaikan dengan normal hingga
sebagai
data sampai pada client walaupun
router untuk menjembatani sistem
dengan keterbatasan penyampaian
tunnelling antar IPv4 dan IPv6
waktu
cukup
berbeda-beda pula.
awam
Pengguanaan
ClearOS
terkoneksi
dengan
baik.
Tetapi dalam peng-implementasi-an
Protocol)
(File
tempuh
request
mampu
yang
DAFTAR PUSTAKA
Bowo,Mohamad Eko Ari, 2009, Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan. [Internet], http://ekoari.blog.uns.ac.id/files/2009/04/ipv6.pdf [diakses 8 Oktober 2011] Kusniyati, Hani 2009. Mekanisme Transisi IPv4 ke IPv6 menggunakan Automatic Tunnelling.[Internet]
[diakses 9 Oktober 2011] Maulizar, Dedi, 2011, Tunneling IPv4 dan IPv6, [Internet] < topgan.cce.unsyiah.ac.id/ProposalTGA/DEDI MAULIZAR.docx>. [diakses 9 Oktober 2011] Riza, Andi. 2007, Dasar-dasar Jaringan ClearOS, [Internet] < http://www.scribd.com/doc/46912895/Dasar-Dasar-Jaringan-ClearOS>. [diakses 18 Maret 2011] Sofana, Iwan 2008, Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan Komputer (Wire&Wireless) Untuk Pengguna Windows dan Linux, Informatika, Bandung. Sabtriady, Jani 2009, Tentang ClearOS dan Beberapa Fitur Yang dimilikinya, diakses 11 Oktober 2011. < http://sabtriady system.blogspot.com/2011/05/tentangclearos-dan-beberapa-fitur-yang.html>. Syafrizal, Melwin 2005 Pengantar Jaringan Komputer, Andi ,Yogyakarta. Semen, Luren A. Kusuma W, Hartanto. Handoko 2010 Implementasi Interkoneksi IPv6 dan IPv4 dengan menggunakan Mikrotik Router OS Versi 3.15, [Internet] . [diakses 25 September2011] Sunarto 2010, ClearOS, Solusi Router Praktis dan Gratis, [Internet] . [diakses 11 Oktober 2011] Somad. Wahidi. 2003, Interkoneksi IPv6 dan IPv4 dengan Mekanisme Automatic Tunnelling [Internet] < http://ikc.depsos.go.id/umum/wahidi-tunneling.php> . [diakses 29 Mei 2011] Zenhadi 2011. Aplikasi Berbasis IPV6. [Internet] < http://lecturer.eepisits.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom2/Prakt2%20Aplikasi%20IPv6.pdf> [diakses 5 November 2012]
BIODATA PENULIS Nama
: Risada Aghi
NIM
: L200070016
Program Studi
: Teknik Informatika
Fakultas
: Komunikasi dan Informatika
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kudus, 20 Juni 1989
Jenis Kelamin
: Laki – laki
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Perum. BRB Kav.87 RT/RW 03/04 Rendeng, Kudus.
No. HP
: 081325187545
Alamat e-mail
: [email protected]