Pengantar Hukum Tata Negara 2015 - Universitas Muslim Indonesia

C. Lahir clan Lenyapnya Negara. Jika negara dapat lahir, maka sebaliknya negara dapat pula lenyap. Dalam teori-teori tentang asal mula negara ad.Z. Si...

27 downloads 485 Views 8MB Size
...:::c

C'-)

~:

s:: :i:

;:i:

..

VI

-~

3 Q)

6?

2

zc

?'

0

Vl

l:IJ

--

=-= c:

-enca c:

;;c·

s: I

.

;:c

V>

:-'

Ql

e3

s

?" zc

0

\J1 \J1

"""\0

er I ,... ,...

en

""'Vl""

,......

~.

II)

s0

~

::l t)

II)

c,

~~

o~

~~

@O 0

\:Jj

~

II)

e:

.....

~

::l

II)

C""

::l .....

i

II) ""'l..J"" ..... II)

.....

I

II)

::l

(IQ II)

""~.

II)

II)

II)

""'......""

I

-

""'0 ""

.... .....

....

~ c: ~ II)"" ~ I

::i

II) ~. ~

~ II)

II)

::l

\0

<...J

!

>

en

~

en > ..... en

'-'

::r I

II)

~

~ 2::! C) ;;;- ::i:: ~ 2:. ..., >

::r: ::r: :-;> :-;II)

::r: ::r: ri' c: ge c: ::i c: ::l ~ ..... ~ ~ g::t.

p

--

6;



N

w

:i::

-.

~

;r

vi

3

., -~

6?

s

zc

?"

0

Ql

Q)

IC

z,..

Q)

~

c 3

~ :i:: c,.,.

::J

Q)

::J IC

;p

"O (b :;:!..

~

c ~

0 II)

Ji

::i II)

8 3 (b

II)

"'

...

(b

"O C"'

::i

(JQ

::J

~II)

0-

e:... II) ,...,

0

61 c:

I))

II)

,...,

OQ

§

C"'

[

ag

6

C)

C) C)

... § e; :: §

(b (JQ C)

(b

aa "":: ~ .... § ::i~ OQ

C"'

'E3"

~

I)) (JQ

C"'

(b

Cll

II)

:: s.

~

....c:

Q..

(JQ I))

:: (b

... er c

Cf

' ~ ~ e:... Q; II)

0

.g a·

~ Jl

I))

..,

~ ,..., OQ

::I

II)

"O

II)

"O

c

OQ

"" ""'

s-

§ ~ 3 .... II) II)

::i

(IQ I))

0...,

s.

II) (IQ

"' ....Q.. g.. :r

2 "O

(b

s

a, ~

Q..

II)

::J

I))

~ a. ~II)

?

II)

....

""

....

"O



::i

II)

0-

z iii'"

g-

II)

Jl

OQ

... e; Jl

I))

""

'

~ ::

8(b

"" ::i

II>

C) 0- .... 2 .., C):: c:.... C)

e:... § § g ::i O'Q C)

9 c:

-< II) -< I)) ~ 8 e; ~ ~ "',..., O'Q:: .E. 0- .2.

Q..



I)) (l'Q

I))

s

::I ~ ~ -< ,..., I)) II) ~ O'Q ::i (b I)) ..., OQ (b

~- .... I))

5: II) :: (l'Q

=:.

0-

I))

(b

...

"O

e;

I)) (l'Q

::i

t:::. II)

::I

II)

II)

::i

KlI))

II)

"

(b

3 (b

::i

I))

"

(b (IQ I))

::i

(b

"O

it

.Q...

\

c: ::r c:

II)

"::i 3:r""

C) O'Q

~

C"'

0-

.....

::i

C)

~ C) .... C)

OQ

::J

§

O'Q

0

...

..._..

C)

....

sr:::.

C)

""

..., II)3

;:::!.

(b

""s O' c:

' ::r c:

c: 9· ~ "" a "33

- s.

~

I))

..,

I))

"

2

::t c:

.2.c:

Cll

(b

a""

""

::i

II)

c,

(JQ

:: §

a.

::i

(b

"O

"~

8

Q.. II)

§

C"'

sg..

~ ,...,

'O

\

~.

~

)>

O"'

~

ff ~ c:

::r

D

I))

8 c: ~

a""

c:

II)

...,

::i

c:

c: ,...,

I))

C"'

8

...,

(b

(b

~ ;:i C"' "O

- - ""::r: g- ""

""

\

II)

Cl)

0 II) :: .... c: iii'"

c

5

...

3

C)

?

Cll

\

~:

::r

\

-zg c

...

~· (b ~ 0 .... § II) OQ ...... 3 ~ (b:: ::r ~ ~ 3 ~ i;;· II) {!; ~ ~ ~ § e; ~ OQC) c: -< ..E: .... C) II) C) a. 2 -< ~ > :: ~ (b n O'Q Jl ::r ~ 3 ;:l',..., (b c: g- .:!. C"' ~ ..!::..OQ c: II) ~ O'Q c: ~ .... II) e; (b "' !!'C) iii'" C)e; § :: C) .? _c:

::r: c:

II)

"" ~

O'Q

""

r:::. g- ::r: c: 3 8 c:

-

c

s ~

C) ~· !!' Jl

Cll

" "

"

oJ

zr ::: = :a r: 5 ::; ::: ~ :: ,... I":; :::r Q; ~ 'E;; OQ ~· z:.; s. ~ ... II) II) :r ::I .... s. :r .., (b 3 s Q.. c iii'" " II) s 9:r- ~ c: ~ s· II) ::I ::J s· Q.. S1 .g_ p;·· 3 ::r: (')II) ..... 2"' ::i (IQ ::r: c: 0 e e ::J i;;· c: C"' ::J ::J 3 OQ ::i ~ ::J r:::. ~s-8 3(b §· (b 3 (JQ 3 Q.. § c: (b iii'" ~ ~ § 0- ~ >- ('.)I))C"' :rc: ~::i ~ Jl Q.. Q.. II) [ e. OQ s II)::J ..., § II)::i ..... :: II) OQ 2. II) II) (') ..... (b II) II) "O (b ,.., II) C"' "' (b c: .? ~ C"' II) I)) a. .? C) OQ :!!. r:::. C"' 3 ::J I)) II)

- -"

3 c: c: ~ ~ c: II)

c::: p 0 ....e

iii'" c::r ::r l'ii" c: ~

~ og

... "'s"' C"'

s-R·

I))

e;

~

OQ

I))

....

]

z

~-.......,

II)

::i

"O

I))

c

... ""'3 II)

OQ

9:- (b"' :i: C"' c: C"' II)

.... e..., ~ .... ~ ~ iii'" II)::i II) :: OQ ~ 3 (b I)) OQ Q.. I)) I))

::i

OQ

~

OQ



(b ::r ~ § ""'

::J

C)

Q..

i)j'

......,

§

(IQ

::i

(b

Q..

::i

I))

""'

::i

I))

Q.. ......

-·a,

II)

"O

II)

Q..

::r: .... ~- :: ' OQ ~ 2"' ::I .... c: I)) (IQ

:r 0:r :r ~ c: § e; c: 8 (') c: 0- c: (b I)) ::i 3 8 "O .... II) (b

I))

II)

...,

::i

I)) (b O'Q II)

........ ........8:c..

Q..

~

.2. II)

(IQ

II)

e; g 3 ~ ~- :: -<

I))

g

.... .... 2"' .... (b :: :: .... II)

~II) .E. (b:: c: "'eII) § (l'Q ....c: Q.. I)) C"' ::(b :: (IQ 2"' s. OQ

Q)

~ 3 -~

e:. \

Ill

:::i

Ill

(JQ

er

::r

ti)

s·,...

(1)

...

(1)

s

"O

er (1) ....

:I

ti)

0..

ti)

....

OQ Ill

(1)

3

er (1)

Ill 0..

..........

s

(1)

"O

:::i

~

Ill

Ill

~

z (1) (JQ

.?

Ill

;::!. :I ,... Ill ::r

::r 3 (1) ti)

~ e ~...

::r: c

:::i

ti)

...

(1)

a

(1)

"O

s· .§. .... ,...

"O

~ e

,__

"'

(D

a;;!.

"'Ql

z .2

sr

3 o;'

...c:

§F :c c:

'°"':::>

:::>

;'.I'



a>

abstrak yang menunjukkan keaclaan yang tegak clan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat­sifat yang tegak clan tetap. Diterimanya kata negara sebagai suatu terminologi

konsepsional tentang organisasi sosial politik yang memiliki kekuasaan teritorial clan kekuasaan tertinggi yang diadakan untuk melaksanakan kepentingan bersama clan untuk men­

capai tujuan bersama, maka negara telah dimaknai pula dalam beberapa arti sebagai berikut:

1.

Negara dalam arti

formil

2. Negara dalam arti materil A. lstilah Negara

Negara dalam arti formil, dimaknai negara ditinjau dari

Negara merupakan hasil konstruksi konsepsional suatu

aspek kekuasaan. Negara merupakan organisasi kekuasaan

organisasi sosial politik yang diakui memiliki kekuasaan

dengan suatu pemerintahan yang berdaulat. Pemerintahan

(macht) clan atau kedaulatan

ini merupakaan jelmaan

(Soveregruty) atas suatu

wilayah, penducluk clan pemerintahan. Negara sebagai produk budaya peraclaban manusia clalam sejarahnya

formil dari negara. Negara clalam

arti materil, adalah negara dimaknai sebagai persekutuan umat

hidup bersama dari rakyat.

telah melahirkan beberapa

istilah, antara lain: Daulah (Bahasa) Arab. Nagara, Nagari (bahasa) Jawa kuno. Status, Statum (bahasa) Latin (Yunani). Stato (bahasa) Italia. Etat (bahasa) Perancis. Staat (bahasa) Belanda. State (bahasa) Inggeris. Terminologi tersebut, mengandung suatu makna me­ naruh sesuatu clalam keadaan berdiri, membuat sesuatu berdiri, menempatkan sesuatu. Apa yang dimaksudkan dengan sesuatu itu? Tidak lain

adalah negara.

B. Pengertian Negara Pengertian tentang negara mengalami pertumbuhan clan perkembangan mengikuti irama peraclaban umat manusia dalam konteks zaman di mana ia hidup. Karena itu, pemaknaan tentang negara dirumuskan sesuai dengan irama zamannya. Misalnya, Plato clan Aristoteles salah seorang Filsuf yang hidup pada zaman Yunani Kuno (384­322 SM), me­

Ernest Barker dalam bukunya "Political Thought From

maknai negara dalam konteks zamannya sebagai "Polis".

Spencer to the Present Day", mengemukakan bahwa kata "status, statum" dalam bahasa Latin Kuno, merupakan istilah

Polis, aclalah suatu kota di zaman itu yang dihuni oleh

8

Pengantar Hukum Tata Negara

OR. Nurul Oamar, SH. MH.• 9

penduduk dengan batas­batas tembok (benteng). Dalam keadaan itulah pemerintahan negara dijalankan.

Karl Marx, (1818­1883), merumuskan negara sebagai suatu "Alat kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk me,

Pertumbuhan dan Perlcembangan selanjutnya, wilayah negara semakin luas, jumlah penduduk semakin besar,

nindas kelas manusia yang lainnya". Bellefroid, mengartikan

negara sebagai suatu "Per,

maka

sekutuan hukum yang menempati sesuatu wilayah untuk

negara tidaklah dalam keadaan seperti polis, akan tetapi

selama­lamanya dan yang dilengkapi dengan suatu kekuasa­

berubah dengan rnengikuti irama perkembangan zaman,

an tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat

sehingga perumusan tentang negara berlcembang pula.

sebesar­besamva".

kepentingan warga penduduk semakin beraneka ragam,

Plato, yang hidup pada tahun (427 ­ 348 SM), me,

Logemann,

merumuskan

negara

sebagai

suatu

rumuskan negara sebagai suatu "Tubuh yang senantiasa

"Organisasi kemasyarakatan

maju, berevolusi,

verband.) yang mempunyai tujuan dengan kekuasaannya

terdiri dari orang­orang

(individu­

individu) ".

(pertambatan kerja/work

mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat.

Grotius (Hugo De Groot), yang hidup pada tahun

Organisasi itu suatu pertambatan

jabatan­jabatan (ambt,

( 1583­1645), mengemukakan bahwa negara, adalah "Ibarat suatu perkakas yang dlbikin manusia untuk melahirkan

fungsi) atau lapangan­lapangan kerja (werkkring) tetap".

keberuntungan dan kesejahteraan umum".

"Tubuh yang persis keadaannya dengan tubuh manusia,

Thomas Hobbes, hidup antara tahun (1588­679),

Ibnu Chaldum, mengartikan negara dengan ibarat suatu mempunyai sifat tabiat sendiri, mempunyai badan jasmani clan

mengemukakan bahwa negara, adalah "suatu tubuh yang

rohani dan mempunyai batas urnur sebagai halnya keadaan

dibuat oleh orang banyak beramai­ramai, yang masing­

manusia. Ada masanya lahir clan tumbuh, ada pula masanya

masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk

muda dan dewasa, dan ada lagi masanya tua bangka dan mati".

keamanan dan perlindungan bagi mereka". Rousseau.

J.J, hidup

Roger H. Soltau, merumuskan arti negara sebagai "agen

antara (1712­1778), mengemuka­

kan bahwa negara, adalah "Perserikatan

dari rakyat

(agency) atau kewenangan (authority), yang mengatur atau mengendalikan persoalan­persoalan

bersama­sama yang melindungi clan mempertahankan hak

masyarakat".

masing­rnasing diri dan harta benda anggota­anggota yang

Harold

tetap hidup dengan bebas merdeka".

"Masyarakat

J.

bersama atas nama

Laski, mengartikan negara sebagai suatu yang diintegrasikan

karena mempunyai

wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih

10 • Pengantar Hukum Tata Negara

OR. Nurul Qamar. SH. MH.• 11

berkuasa dari pada individu atau kelompok yang merupakan

nunjuk pada kekuasaan yang bulat (sovereiniteit),

bagian dari masyarakat".

terbagi dan bukan yang absolut, karenanya tidak dimaknai

Max Weber, mengemukakan bahwa negara adalah "Masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah".

tidak

sebagai memiliki. Kata "wilayah teritorial, penduduk dan pemerintahan" menunjuk pada unsur negara itu sendiri. Rumusan pengertian

negara tersebut,

terdukung

Robert M. Mac Iver, mengartikan negara sebagai

dengan teori­teori tentang idealisme kebidupan bernegara,

"Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu

antara lain teori Staats Sovereiniteit, teori Democratiche

masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem

Sovereiniteit, teori Rechts Sovereiniteit clan teori Demoeratiche Rechtsstaat.

hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa".

Rumusan lain tentang negara dengan menyelami

Berbagai rumusan pengertian tentang negara dari

makna dari teori­teori tersebut, kemudian dikolaborasi,

beberapa pernikir tersebut, menunjukkan adanya keaneka

dapat rumuskan bahwa negara adalah kekuasaan sosial,

ragaman pemaknaan tentang negara. Keragaman tersebut,

politik dan hukum dari rakyat yang dilembagakan atau

tidak terlepas dari evolusioner negara.

diformalkan.

Rumusan arti negara menurut hernat penulis harus disesuaikan dengan konteks zaman, sehingga pada zaman modern harus pula dirumuskan arti negara, agar lebih memudahkan memahami hakekat negara yang sesungguh­ nya. Menurut hemat penulis, negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi sosial

politik yang berdaulat penuh atas

wilayah teritorialnya, penduduknya clan pemerintahannya. Jika diurai lebih jauh tentang pengertian negara ter­ sebut, maka dapat dibuktikan bahwa kata "suatu organisasi" menunjuk sebagai alat atau wadah.

Kata "sosial politik"

menunjuk suatu masyarakat (social) yang mempunyai cita­cita bersama (politik). Kata "berdaulat penuh" me­

12 • Pengantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH.

13

BAB Ill TEORI NEGARA (STAATS THEORY)

14 • Pengantar

Hukum Tata Negara

politik (Politicswissenschaft}, ditemukan pula pandangan lain, yang berargumen bahwa lahirnya negara, diawali dengan adanya individu­individu yang berinteraksi antar satu dengan lainnya, kemudian terbentuklah suatu komunitas (Community} masvarakat, kornunitas ' mana saling punya keterganrungan antar satu dengan Lainnya, yang dalam tahap perkembangannya mempunyai rasa senasib clan sepenanggungan dengan cita­cita untuk meraih secara bersama suatu kebahagiaan, sehingga dibentuklah negara. A.

Asal Mula Negara Asal mula adanya suatu institusi yang disebut negara,

dapat ditinjau menurut

kenyataan sejarah,

pula dapat

dilihat dari segi teori­teori yang memperkirakan (dugaan) asal mula lahimya suatu negara. Ditinjau dari kenyataan sejarah, negara terbentuk karena: 1.

Sesuatu daerah/wilayah belum ada yang menguasainya, kemudian diduduki oleh suatu bangsa lalu mendirikan negara.

2.

Sesuatu daerah/wilayah yang semula termasuk wilayah suatu negara tertentu, kemudian melepaskan

3.

diri dari

negara semula clan menyatakan kemerdekaan dengan mendirikan negara. Beberapa negara mengadakan peleburan (fusi) clan membentuk satu negara baru.

Namun demikian, jika ditelusuri dalam referensi tentang ilmu kenegaraan (Staatswissenschaft) clan ilmu 16 • Pengantar Hullum Tata N~gara

Lain dengan tersebut, perspektif asal mula negara dari segi teori, dapat diruntut sebagai berikut: 1. Teori Social Contract 2. Teori Teocratie 3. Teori Kekuasaan/kekuatan 4. Teori Patriarki clan Matriarki 5. Teori Organis 6. TeoriDaluarsa 7. TeoriNatural 8. Teori Idealistis 9. Teori Historis 10. Teori Pertentangan Klas. ad. l. Teori Social Contract Teori kontrak sosial atau juga dinamai teori perjanjian masyarakat, merupakan teori asal mula negara yang tertua. Teori ini sangat populer menarik perhatian sejak Filsuf di masa Yunani Kuna dan pe­ mikir­pemikir tentang negara clan hukum di abad pertengahan bahkan sampai pada generasi di abad DR. Nurul Oamar, SH. MH.

17

modem. Karenanya teori ini dipandang sebagai teori yang relatif bersifat universal,

oleh karena bukan

hanya menjadi perhatian dari pemikir­pemikir

Barat

dan Timur, akan tetapi juga bagi cendikiawan agama, nasrani dan muslim. Inti dari ajaran teori kontrak sosial, adalah asaJ mula lahimya negara disebabkan oleh adanya per­ janjian di antara masyarakat untuk membentuk negara

clan pemerintahan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Plato dan Aristoteles, termasuk filsuf yang me­ nganut teori ini clan pernikir­pemikir berikutnya, antara lain, Thomas Hobbes (1588­1676), Jhon Locke (1632­1704), J.J. Rousseau (1712­1778), Immanuel Kant (1724­1804). ad.Z. Teori Teocratie Teori Teocratie atau Teori keTuhanan tentang asaJ mula negara lahir sekitar abad V clan berkembang sampai abad XV. Awal munculnya sekitar tahun 476, yakni disaat runtuhnya Kerajaan Romawi Barat. Pemikir tentang teori keTuhanan di zaman Rornawi Kuno, antara lain adalah Polvbios, Cicero dan Seneca. Penganut teori ini di abad pertengahan, antara lain, Agustinus (354­430), Thomas Aquinas (1225­1274), Dante Alighieri (1265­1321), Marsillius ( 12 70­1340). Inti ajaran teori keTuhanan, adalah lahimya negara sudah menjadi kehendak Tuhan, sehingga 18 • Pengantar Hukum Tata Negara

kekuasaan yang ada di tangan Raja merupakan ke­ kuasaan yang lansung dari Tuhan. Raja (King) telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk berkuasa di muka bumi. Dalam perkembangannya teori ini mendapat tentangan, sehingga mengalami pergeseran, bahwa kekuasaan (authority), power yang dipegang oleh Raja tidak lansung dari Tuhan, melainkan Raja hanya sebagai wakilTuhan yang berkewajiban melaksanakan kehendak Tuhan untuk menegakkan nilai etis dan moral manusia menuju suatu kebahagiaan. ad.3. Teori Kekuasaan Teori kekuasaan (Authority theory) biasa juga disebut sebagai teori kekuatan (Power theory). Inti ajaran teori ini, tidak lain menitik beratkan pada lahir­ nya negara oleh karena adanya kelebihan­kelebihan dari orang tertentu yang memungkinkan menguasai orang lainnya. Kelebihan dimaksud dapat berupa ke­ lebihan Fisik dan jasmaniah. Karena itu dalam teori ini, banyak mengulas tentang faktor kekuatan yang melahirkan suatu ke­ kuasaan (power/authority). Teoriini mendeskripsikan asal mula lahirnya suatu negara, muncul sebab adanya suatu masa yang mencekam masyarakat, yang mana dalam keadaan itu yang kuat memangsa yang lemah (homo homuni lupus), sehingga muncullah orang ter­ kuat di masa itu, sebagai orang yang mengendalikan masyarakat dengan kekuatan kekuasaan yang di­ milikinya dibanding manusia lainnva. OR. Nurul Oamar, SH. MH.• 19

Prof. Kranenburg

dalam

buku "Algemene

Kekuatan untuk berkuasa dapat lahir karena

Staatsleer" Ilmu Negara Umum, membedakan antara

beberapa faktor, antara lain:

istilah kekuasaan dengan kekuatan. Konsep kekuasaan

1. Adanya kekuatan

(Gezag, Authority) adalah merupakan konsep hukum, sedangkan kekuatan (Macht, Power) adalah konsep

2. Adanya kekuatan ekonomi clan atau keuangan 3. Adanya kekuatan sosial politik. Voltaire, yang hidup an tar tahun (1694­1778),

politik. Lebih lanjut

fisik

Prof Kranenburg, mengemukakan

bahwa kekuatan adalah paksaan dari suatu badan yang lebih tinggi kepada seseorang, biarpun orang itu belum

mengatakan panandangannya bahwa Raja (King} yang pertama ialah pahlawan yang menang. Karl Marx,

seorang

pemikir yang melatar

tentu menerima paksaan tersebut sebagai sesuatu yang

belakangi lahimya ajaran Marxisme clan Leninisme

sah clan sesuai dengan perasaan hukumnya. Karena

yang derivasinya sosialis komunis, hidup antar tahun

itu, kekuatan baru merupakan kekuasaan bilamana

(1694­1778),

diterima, karena dirasa sesuai dengan perasaan hukum orang yang bersangkutan,

atau karena badan yang

lebih tinggi itu diakui sebagai penguasa. Beberapa Filsuf, pemikir dan ilmuan kenamaan telah mengemukakan pemikiran clan pandangannya tentang teori ini yang menarik dicermati. Kallikles, seorang sufis, mengemukakan

bahwa

orang yang lebih baik telah memperoleh kekuasaan yang lebih besar dari pada yang kurang baik, maka disirulah hukum, demikian pula orang yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah.

Seorang ahli Sosiolog Polandia yang hidup antara tahun (1838­1909), menyatakan bahwa negara tidak lain adalah "Eine organisation der Herrschaft Einer

Majaritat uber Eine Minoritat" Hukum bersandar terhadap penaklukan yang kuat terhadap kaum yang lemah. 20 • Pengantar Hukum Tata Negara

dalam buku "Das Capital", rnenge­

mukakan bahwa kelas pemenang produksi menghisap kelas lainnya. Bentuk lahir daripada penghisap itu adalah negara clan pemerintah. Karena itu perlu adanya kaum proletar yang selama ini dihisap, untuk merebut pemerintahan. Harold j. Laski, dalam bukunya yang berjudul "The State in

Theory and Practice", mengemukakan

bahwa setiap pergaulan hidup memerlukan organisasi pemaksa(co­ercive instrument), untuk menjamin ke­ lanjutan hubungan produksi yang tetap. Leon Duguit, dalam tulisn yang berjudul "Traite

de Droit Constitutional" mengatakan bahwa yang dapat memaksakan kehendaknya kepada pihak lain, adalah orang­orang (badan) yang paling kuat (Ies

plus forts)

kekuatan lebih. Kekuatan mana di dalamnya karena beberapa faktor, misalnya, keistimewaan

fisik, otak/

intelegensia, kecerdasan, ekonomi clan agama. DH. Nurul Oamar, SH. MH.• 21

George Jellinek,

mengemukakan bahwa negara

adalah kesatuan yang dUengkapi dengan "Herrschen

ningkat ke matriarchaat, lalu berlanjut (exogami), meningkat ke parental

lee patriarchaat

(endogarni).

macht" yakni kuasa mernerintah bagi orang­orang yang berdiam di dalamnya. Memerintah (herrschen),

manusia dikala itu hidup tanpa tatanan atau aturan

merupakan

sosial. Matriarchaat,

kemampuan

sendiri terhadap

memaksakan

orang­orang

kehendak

lain. Paksaan mana

tanpa tawar menawar.

Promiscuiteit,

dimana keadaan

kelompok

dimana awal mula manusia

hidup dengan tatanan sosial clan mengikuti garis keturunan ibu (exogami) ibu yang menjadi kepala

Oppenheimer, dalam bukunya

"Die Sacke", meng­

keluarga. Patriarchaat, dimana terjadinya perkawinan

atakan bahwa negara adalah alat dari golongan kuat

oleh kaum laki­laki suatu suku dengan perempuan di

untuk melaksanakan

suatu tertib masyarakat yang

luar suku­suku keluarga clan mengambil perempuan

oleh golongan kuat dilaksanakan kepada golongan

rnasuk dalam lingkungan suku­suku laki­laki, maka

yang lernah, dengan maksud untuk mempertahankan

timbullah kelompok keluarga dimana ayah menjadi

kekuasaan dari golongan kuat,

kepala keluarga (endogami) parental.

Dari banyak pandangan yang telah dikemukakan

Lahimya negara menurut teori ini, berawal dari

di atas, maka dapat dicerrnati bahwa menurur reori

keluarga, meningkat ke kelompok keluarga, lalu naik

ini, lahirnya suatu negara disebabkan adanya faktor

ke suku­suku (Gens), kemudian berlanjut ke negara.

kekuataan yang melatari

lahimya suaru kekuasaan

dari orang a tau segelintir orang terhadap yang lainnya. ad­l. Teori Patriarki clan Matriarki

ad.5. Teori Organis Teori organis, adalah teori yang menghubungkan dengan konsep biologis, sehingga istilah­istilah yang

Teori ini biasa disebut dengan teori Patriarchaat

dipergunakan banyak diadopsi dari ilmu

alam. Menurut

Menurut teori ini bahwa semua

teori ini, negara dianggapnya atau dipersamakan

komunitas masyarakar di muka bumi ini berkembang

dengan mahluk­mahluk hidup (misalnya sebagai

melalui

manusia a tau hewan). Individu­individu (kelompok

clan Matriarchaat. suatu

tahapan­tahapan

atau tingkatan­

tingkatan. Wilken,

orang} yang merupakan komponen­komponen negara mengemukakan

bahwa ma yarakat

dianggap sel­sel dari mahluk hidup.

manusia telah berevolusi, sehingga semua bangsa di

Nicholas, yang hidup antara (1401­1464)

muka burni ini berkembang rnelalui ernpat ringkatan

Cusa, mengemukakan bahwa kehiclupan korporal

tertentu, yaitu diawali dengan prorniscuiteit,

(jasmani) dari negara sama dengan anatomi mahluk

22 • Pengantar Hukum Tata Negara

me­

di

DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 23

hidup. Pemerintah dapat diidentikkan dengan tulang keranglca manusia, undang­undang dapat disamalcan dengan urat syaraf, raja (kaisar) dianalogkan dengan kepala, clan para individu (rakyat) diibaratlcan sama dengan daging manusia. Teori ini menelcanlcanfisiologinegaradiibaratlcan

sama dengan fisiologi mahluk hid up, yang mengalami masa kelahiran, masa pertumbuhan, perkembangan clan kematian. Perkembangan teoriorganisdapat diruntut mulai dari zaman Yunani kuno, dimana Plato telah menge­ mukakan bahwa negara dipersamakandengan mahluk hidup, dimana fungsi­fungsi negara dipersamakan dengan fungsi­fungsi individu. Pada zaman RomawiKuno, Cicero ( 106,43 SM), menarik persamaan antara negara clan manusia, dan raja (kepala negara) merupakan semangat yang men, jiwai tubuh manusia. Berlanjut pada zaman abad pertengahan (abad V,XV), teori organis mempunyai pengaruh besar tentang paham asal mula negara. Tokoh utarnanya antara lain, Marsilius (1270,1340). Memasuki abad xvn,xvm, berkembangajaran hukum alam (natural law), dengan tokoh­tokoh utamanya, Grotius {Hugo de Groot (158),1645), ThomasHobbes (1588,1645), J.J Rousseau (1712, 1778). Penganut teori organis mulai surut.

24 • Ptngantar Hukum Tata Negara

ad.6. Teori Daluarsa Menurut teori daluarsa yang juga biasa disebut (prescriptive possession theory}, terkenal dengan doktrin legitimisme. Teori ini berpandangan bahwa Raja bertahta bulcan lcarena "jure divine" (kekuasaan berdasarkan hak­hak keTuhanan), melainkan her, dasarlcankebiasaan "jure conssuetudinario" Raja clan kerajaanya, timbul lcarena adanya milik yang sudah lama ada, yang kemudian melahirlcan hak milik. Karenanya Raja bertahta oleh sebab hak miliknya yang didasarkan atas hukum kebiasaan. Inti dari ajaran teori daluarsa, bahwa asal mula negara yang berada dipundak Raja (Kaisar/King) tetjadi dengan sebab adanya kepemililcanraja sejak semula, sehingga tahta raja sudah menjadi haknya yang tidak boleh diganggu gugat (daluarsa). ad.Z. TeoriNatural Natural Theory (teori alamiah) tentang asal mula negara, muncul pada zaman Yunani Kuno yang dicetuslcan oleh Aristoteles (384,)22 SM). Menurut Aristoteles, negara tidak lain adalah ciptaan alam. Manusia dengan kodratnya membenarkan adanya negara, oleh lcarena manusia itu pertama­tamaadalah mahluk politik (Zoon politicon), baru kemudian men, jadi mahluk sosial (Zoon Sociale). Manusia sesuai dengan kodratnya telah ditakdir­ kan hidup bernegara. Zoon politicon menurut Aristoteles, adalah "manusia baru menjadi manusia DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 25

yang sempurna,

beretika dan bermoral, bilamana

menyelenggarakan kepentingan umum, di atas negara

manusia hidup dalam suatu lkatakan kenegaraan.

tidak ada kekuasaan lain. Negara adalah kekuatan

Diluar daripada itu, manusia hanya mengenal dua

tertinggi clan mempunyai kekuasaan tertinggi di dunia.

"The man who is in isolation, is no part of the city, and must be either a beast or a God".

Negara adalah suatu "Irdische Gottheit" Raja duniawi,

Inti ajaran teori ini, bahwa asal mula lahirnya

Jadi teori ini, melihat asal mulai negara sebagai

altematif, sebagai hewan atau Dewa

Negara menjadi syntese antara kemerdekaan universal dan kemerdekaan individual.

suatu negara adalah bersifat alamiah, karena manusia

suatu kemutlakan yang lahir untuk menjalankan

sesuai kodrat alamiahnya membutuhkan negara untuk

pentingan umum clan memberi kemerdekaan kepada

mencapai tujuan kebaikan

hidup.

Teori idealistis tentang asal mula negara, lazim pula diistilahkan dengan teori mutlak, teori filosofis dan teori metafisis. Penganut teori ini, antara lain adalah Immanuel Kant, hid up antara ( 1724­1804), Hegel, yang hidup antara (1770­1831). Menurut teori ini, negara memiliki kehenclak

dan nilai­nilai moralitas

sendiri. Menentang kekuasaan negara tidak dapat dibenarkan oleh karena ketaatan terhadap negara merupakan tugas suci, sekalipun pemerintahannya tidak sah atau kekuasaan hanya direbutnva atau penaklukan, karena negara itu sendiri menjelmakan idea yang suci. Hegel, dalam kaitan dengan teori ini, mengatakan bahwa negara merupakan organisme berclasarkan kesusilaan dan hanya negaralah yang memberi ke­ pada manusia kemerdekaan. Tujuan negara unruk 26 • Pengantar Hukum Tata Negara

manusia. Negara meliki kekuatan clan kekuasaan yang tertinggi di dunia.

ad.S. Teori Idealistis

sendiri, kepentingan sendiri

ke­

ad.9. Teori Historis Teori historis sering clihubungkan dengan aliran pemikiran tentang sejarah hukum

(Historische Rechts

Schule), yang dipelopori oleh Friedrich Carl Von Savigny hidup antara tahun (1779­1861). Friedrich Carl Von Savigny, berpandangan bahwa kenyataannya masyarakat manusia di dunia ini terbagi dalam banyak bangsa (rakvat), dimana pacla tiap­ tiap masyarakat bangsa mempunyai jiwanya sendiri (Volksgeist) "jiwa rakyat" nya sendiri, Volksge.ist suatu masyarakat bangsa berbeda­beda

menurut tempat

clan zaman.

Volkgeist rakyat (masyarakat)

bangsa­bangsa

berbeda­beda menurut tempat clan zaman, maka isi hukum ditentukan oleh sejarah masyarakat manusia tempat hukum itu berlaku. Hukum tidak dibuat clan diciptakan,

melainkan lahir sebagai produk DR Nurul Oamar. SH. MH.• 27

masyarakat manusia pada kurun waktu tempat dan zamannya.

yang dilengkapi clengan kekuasaan clan alat per­ lengkapan kekuasaan.

Inti ajaran teori historis tentang asal mula

Organisasi yang dibentuk oleh pemilik alat­

negara mempautkan dengan hukum sebagai produk

alat produksi adalah negara. Jadi negara menurut

masyarakat manusia pada kurun waktu tempat clan

teori ini, adalah organisasi politik dari kelas terkuat

zamannya, karenanya negara dilihat sebagai konsepsi

ekonominya dalam masyaralcat.

hukum yang lahir dari masyarakat.

ad.IO. Teori Pertentangan Klas Tokoh utama teori ini, adalah Karl Marx hiclup antara tahun (1818­1883), clan Harols J. Laski hiclup tahun (1893­1950). Inti ajarannya kenegaraannya adalah Marxisme, clerivasinya adalah Lenimisme yang melahirkan sosialis dan komunisme. Menurut teori ini, negara baru ada setelah lahirnya pertentangan kelas (Clas sentrijd) yang membagi masyarakat berdasarkan kelas­kelas yang bertentangan. Pertentangan

kelas dalam masyarakat muncul

Menurut penganut teori ini, negara tidak lain adalah alat pemukul dari kelas pemeras terhadap kelas yang diperas dalarn rangka menjajah kaum proletar (kelas bawah). Jacli terbentuknya negara karena kepentingan kaum kaya (kapitalis) yang akan melanggengkan kepentingan­kepentingannya. Karenanya jika rakvat (masyarakat) telah menguasai

alat­alat produksi, maka clengan sendirinya negara secara berangsur­angsur akan mati {lenyap). Demikian itulah teori­teori tentang asal mula negara dalam pertumbuhan clan perkembangannya, yang bagi mempelajari clan menekuni ilmu negara,

ketika terjadi pemilikan perseorangan atas "alat­alat

ilmu hukum, ilmu politik clan demokrasi,

produksi, sehingga menimbulkan dua kelas dalam

memberi manfaat untuk lebih mempertajam pisau

masyarakat, yaitu kelas pemilik alat­alat produksi

akan

analisisnva.

clan kelas yang ticlak memiliki itu. Kelas pemilik alat­alat produksi merasa tidak

B. Unsur­Unsur Negara

aman dengan kelebihan yang dimilikinya, sehingga

Organisasi clalam persekutuan hidup bermasyarakat

untuk mengamankan clan mempertahankan ke­

bermacam­macam, ada yang berbadan hukum pula ada

cludukannya serta menggiatkan pemerasannya ter­

yang tidak berbaclan hukum. Ada yang bergerak di sektor

haclap kelas yang tidak memiliki alat­alat produksi, maka dibentuklah organisasi dalam bidang politik,

28 • Pengantar Hukum Tata Negara

ekonomi clengan provit oriented, sektor sosial, hukum, budaya, politik clan lain sebagainya. Meskipun organisasi DR. Nurul Oamar. SH. MH.• 29

semacam itu diperlengkapi dengan organ­organ pengurus yang biasanya mulai dari pusat sampai ke cabang­cabang di daerah, dengan wewenangnya, namun tidak serta merta dapat dikatakan negara. Suatu organisasi hanya dapat

dikatakan negara, bila­

mana telah memenuhi anasir, elemen clan atau unsur­unsur tertentu yang telah dipersyaratkan baik menurut konsep ilmu politik maupun konsep hukum. Menurut konsep ilmu politik, suatu organisasi sosial politik dapat disebut sebagai negara, bilamana telah me­ menuhi unsur­unsur sebagai berikut: 1. Ada Wilayah 2. Ada Penduduk 3. Ada Pemerintah Tiga syarat unsur negara tersebut, merupakan syarat minimal kemutlakan adanya suatu negara. Unsur­unsur tersebut, biasa disebut sebagai unsur konstitutif adanya negara. Namun menurut Hukum lntemasional, berdasarkan Konvensi Montevideo Tahun 1933 di Uruguay, disamping ketiga unsur tersebut di atas, ditambahkan pula syarat "kesanggupan mengadakan hubungan diplomatik dengan negara lainnya" dan adanya "pengakuan" dari dunia internasional. Karenanya dapat diurut secara run tut sebagai berikut: 1. Wilayah 2. Penduduk 3. Pemerintah 30 • Pengantar Hukum Tata Negara

4. 5.

Kesanggupan melakukan hubungan diplomatik Pengakuan.

Unsur 4 clan 5 tersebut, sebagai prasyarat tambahan titipan Konvensi Hukum lntemasional untuk dikatakan bangunan sebuah negara, biasanya disebut sebagai unsur

deldarati£ ad.1. Wilayah Teritorial atau wilayah merupakan salah satu unsur mutlak dari negara. Wilayah negara ditetapkan batas­batasnya sebagai vuridiksi teritorialnya atas udara, darat dan laut. Batas Darat biasanya ditentukan berdasarkan dengan perjanjian perbatasan dengan negara­negaratetangga.Batas laut, ditetapkan sejauh 3 mil (1mil=1852 meter) dari pantai pada waktu surut. Wilayah laut yang masuk ke dalam wilayah negara tertentu disebut perairan wilayah atau laut teritorial, di luar itu merupakan lautan bebas atau perairan internasional (mare liberum). Namun demikian, beberapa negara tertentu, secara sepihak telah menetapkan batas­batas laut teritorialnya se­ jauh 12 mil dari pantai surut. Indonesia termasuk negara yang menentukan secara sepihak batas laut teritorialnya sejauh 12 mil dari pantai surut. Hal ini dilakukan demi kepentingan keamanan wilayah teritorial negara yang bersifat kepulauan. ad.Z. Penduduk Penduduk atau penghuni suatu negara, adalah semua orangyang pada suatu waktu mendiamiwilayah DR. Nurul Clamar, SH. MH.• 31

negara. Secara sosiologis orang­orang yang menghuni wilayah disebut sebagai rakyat. Rakyat ini diartikan

sebagai masyarakat, yakni sekumpulan orang yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dengan mendiami suatu wilayah negara. Dari segi yuridis, rakyat merupakan warganegara (staatsburgers) dalam suatu negara. Warganegara adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan negara tertentu, yang juga biasa di­ sebut penduduk (ingezetenen), disampingitu ada yang bukan penduduk, misalnya wisatawan suatu negara. Jadi penduduk negara dapat terdiri dari warganegara clan orang asing. Warganegara suatu negara, dapat dibedakan antara warganegara asli clan warganegara keturunan asing (vreemdeling). Karena itu, warganegara dari suatu negara tidak selalu menjadi penduduk negara itu. Contoh: A warganegara Indonesia, tetapi ia bekerja di Saudi Arabia, maka A tetap adalah warganegara Indonesia, meskipun bukan lagi penduduk Indonesia, melainkan penduduk Arab Saudi. Demikian pula sebaliknya, penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warganegara dari negara tempat tinggalnya. Contoh: X adalah warga­ negara Amerika yang menetap di Indonesia, ia merupakan penduduk Indonesia, akan tetapi tetap sebagai warganegara Amerika.

32 • Pe.ngantar Hukum Tata Negara

Kriteria umum yang dipergunakan untuk me­ nen tukan yang menjadi warganegara dari suatu negara, adalah berdasarkan atas kriteria "kelahiran clan naturalisasi". Kriteria kelahiran dibagi atas ius sanguinus (asas keibu bapakan) dan ius soli (tempat kelahiran). Kriteria yang didasarkan atas asas ius sanguinus atau hukum darah (law of the blood) atau disebut juga asas darah atau keturunan keibu­bapakan, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan se­ seorang menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa menyoal tentang dimana orang itu dilahirkan. Conteh. A, lahir di Kota Amerika dari ibu­bapaknva yang berkewarganegaraan Indonesia, maka A, ikut kewarganegaraan ibu­bapaknya. Kriteria penentuan kewarganegaraan berdasar­ kan asas ius soli "tempat kelahiran" (law of the soil), menetapkan bahwa tempat dimana orang itu dilahirkan menentukan kewarganegaraannya. Contoh: A, lahir di Perancis, karenanya A menjadi warganegara Perancis, meskipun ibu­bapaknva WNI. Dalarn prakteknya, kedua asas tersebut, lazim dijalankan secara bergandengan, hal ini untuk menjaga timbulnya masalah kewarganegaraan bagi seseorang, misalnya ketiadaan kewarganegara­ an (apatride), rangkap kewaganegaraan (bipatride) atau "dual nationality" atau kewarganegaraan jamak (meervoudige nationaliteit) atau (multiple nationality).

DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 33

Prof. Mochtar

Kusumaatmadja,

dalam

"Dual Nationality and International Law", mengemukakan bahwa naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah proses hukum yang me­ nyebabkan seseorang memperoleh kewarganegaraan negara lain. Naturalisasi ini merupakan suatu perbuatan hukum (Rechtshandeling) yangmenyebabkan perolehan kewarganegaraandari suatu negaratertentu. Contoh: KewarganegaraanIndonesia dapat diperoleh dengan cara pewarganegaraan menurut peraturan perundang­undangan tentang kwarganegaraan Indonesia. Atau pewarganegraanjuga dapat diperoleh seseorang karena sebab perlcawinan. tulisannya

ad.3. Pemerintah Government, adalah salah satu unsur mutlak adanya suatu negara, karena mustahil negara dapat eksis tanpa adanya pemerintah yang berdaulat. Pemerintahan yang berdaulat adalah memiliki kelcuasaan penuh atas wilayah teritorialdan rakyatnya. Kekuasaan ini biasanya disebut dengan kedaulatan negara (scwereiniteit, sooereinity) . Kedaulatan negara, adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang berlaku untuk seluruh wilayah teritorial clan segenap rakyat dalam negara. Kedaulatan negara bersifat asli, tertinggi clan tidak dapat dibagi­bagi, Kedaulatan negara dikatan bersifat asli, lcarena tidak didasarkan atas kekuasaan negara Lain. Bersifat 34 • Pengantar Hukum Tata Negara

tertinggi oleh karena tidak ada kekuuasaan lain dalam suatu negara yang berada di atasnya atau melebihi kekuasaan negara. Bersifat tidak dapat dibagi­bagi lcarena kedaulatan negara baik di dalam maupun di luar berlaku penuh. Kedaulatan negara demikian itu didulcung dengan teori Staatssovereiniteit. ad.4. Kesanggupan Melakukan Hubungan Diplomatik Kemampuan atau kesanggupan melalcukan suatu hubungan diplomatik dengan negara­negara Iainnva, merupakan syarat Hukum lntemasional, agar negara turut serta dalam pergaulan dunia dengan menjalin kerjasama baik secara bilateral maupun multilateral dalam berbagai bidang, keamanan, sosial ekonorni, budaya clan lain sebagainya. ad.5. Pengakuan Unsur pengakuan ten tang adanya negara, sebagai syarat deklratif, dimaksudkan agar memudahkan negara menjalin hubungan diplomatik dengan negara yang telah terang­terangan memberikan pengakuan. Hal ini terutama bagi negara yang baru terbentuk. C. Legitimasi Kekuasaan Negara Teori legitimasi kekuasaan negara, adalah teori yang mencoba memberi jawaban atas pertanyaantentang sumber dari mana kekuasaan yang dimiliki suatu negara? clan siapakah pemilik kedaulatan dalam suatu negara?. Teori ini juga dijadikan sebagai ajaran yang memberi dasar pern­ benaran tentang kekuasaan clan kedaulatan negara. DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 35

Beberapa teori yang menyoal tentang iru, akan diulas

satu demi satu sebagai berikut: 1. Teori Kedaulatan Tuhan 2. Teori Kedaulatan Rakyat 3. Teori Kedaulatan Negara 4. Teori Kedaulatan Hukum ad.1. Teori Kedaulatan Tuhan Teori kedaulatan Tuhan "Goddelijke Sovereniteit" biasa pula dinamai teori Teokrasi "Theocratische Theorien",berkembangpada zaman abad pertengahan antara (abad V-X.V). Tokoh dari teori ini, antara lain Augustinus dan Thomas Aquinas (Aquino). Theos, artinya Tuhan. Cratein­Cratos, artinya memerintah. Teori ini mengajarkan bahwa kekuasaan yang ada pada negara dan dijalankan oleh pemerintah adalah bersumber dari Tuhan. Jadi dari Tuhan­lah sumber kekuasaan yang ada pada negara. Teori ini dalam perkembangannya, terbagi atas dua, yaitu teori teokrasi lansung dan teori teokrasi tidak lansung. Teokrasi lansung, mengajarkan bahwa kekuasaan yang ada pada negara lansung bersumber dari Tuhan, karenanya Raja (Kaisar) atau penguasa negara adalah jelmaan Tuhan di muka bumi. Teokrasilansung dalam perkembangannyarneng­ hadapi tentangan­tentangan dari pemikir­pemikir yang mempertanyakan tentang kebenaran jelmaan Tuhan di muka bumi, sehinggalahirlah teori teokrasi yang tidak lansung, dengan pandangannya, bahwa 36 • Penqantar Hukum Tata Negara

kekuasaan yang dimiliki negara yang dijalankan oleh penguasa adalah kekuasaan yang diberikan oleh Tuhan melalui wakilnya di muka bumi, sehingga negara melalui penguasanya merupakan wakil Tuhan di muka bumi. ad.2. Teori Kedaulatan Rakyat Teori kedaulatan rakyat "Volks Sovereiniteit", "Democratische Sooereiniteit", menentang teori ke­ daulatan Tuhan, dengan argumen bahwa kekuasaan yang ada pada negara bukan bersumber dari Tuhan melainkan dari rakvat, Teori ini menentang teori kedaulatan Tuhan dengan mengemukakan fakta­fakta: a. Penguasa (King, Kaisar) yang seharusnya me­ merintah rakyat dengan adil dan baik, sesuai kehendak Tuhan, kenyataannya, bertindak se­ wenang­wenang terhadap rakyat. b. Apabila kekuasaan Negara (penguasa) benar adanya dari Tuhan, lalu mengapa jika terjadi suatu peperangan antara negara (penguasa) yang satu dengan lainnya dapat mengakibatkan kekalahan dari salah satunya. Atas dasar itulah, maka lahir teori kedaulatan rakyat sebagaipahamyang didasarkan atas rasionalitas faktual (masa Renaissance). Teori ini dalam sejarahnya telah banyak penganutnva, sehinggabanya melahirkan revolusi besar, antara lain revolusi Perancis clan Amerika. DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 37

lain, J.J Rousseau, De la

ini, hukum (rechts) itu ada, oleh karena tiap­tiap

Montesquieu, dan [hon Locke. Teori inilah yang oleb

manusia mempunyai perasaan bagaimana seharusnya

Montesquieu kemudian melahirkan teori pemisahan

hukum itu, Hanya kaidah yang timbul dari perasaan

kekuasaan, yang oleh Immanuel Kant, dinamainya

hukum seseorang­lah

"Trias Politica".

(gezag).

Penganut teori ini, antara

Jadi teori ini, mengajarkan bahwa hukurnlah yang

ad.3. Teori Kedaulatan Negara Teori kedaulatan negara "Staats Sooereiniteit", berpandangan

bahwa negaralah

sebagai sumber

kekuasaan, sehingga kedaulatan negara bersifat mutlak dan tertinggi. Karenanya negara mempunyai tidak terbatas terhadap

yang mempunyai kekuasaan

hak yang

life, liberty and property dari

warganya. Ketaatan rakyat terhadap negara karena sudah merupakan kehendak negara. Teori ini dalam perjalanannya banyak mendapat

kritikan, oleh karena kekuasaan negara dalam faktanya nota bene dijalankan oleh manusia, penguasa (pangreh), sehingga bailc tidaknya negara sangat besar dipengaruhi oleh siapa yang menjadi penguasa. Tokoh­tokoh utama dari teori ini adalah Paul Laband (1838­1918), George Jellinek (1851­1911) clan Hans Kelsen (1881). ad.4. Teori Kedaulatan Hukum

rnerupakan sumber kekuasaan,

kesadaran hukum

itulah yang membedakan mana yang adil dan mana yang tidak adil. Huge Krabbe

dalam

bukunya

"Algemene

Staatsleer", mengatakan bahwa: Demikian juga halnya dengan kekuasaan hukum yang harus kami cari dalam reaksi perasaan hukum. Jadi, kekuasaan hukum itu tidak terletak di luar manusia, tetapi di dalam diri manusia. Dalam perjalanannya, teori kedaulatan hukum juga tidak luput dari kritikan­kritikan sebagimana halnya teori­teori terdahulu,

sehingga dalam rana

praktek perlu dengan bijaksana mengolaborasi

di

antara teori­teori dimaksud, demi kepentingan negara dan rakyat. Memahami teori­teori tentang legitimasi kekuasa­

Teori kedaulatan hukum "Rechts Sovereiniteit"

an negara terse but, maka dengan bijak dapat dilakukan

pelopor utamanya adalah seorang Guru Besar dari

analisis melihat bagaimana praktek kenegaraan di

Universitas Leiden Belanda, yakni Huge Krabbe

negara kita,

(1857­1936). Teori ini lahir pada sekitar awal abad XX sebagai tentangan dari teori kedaulatan negara yang sarat disalahgunakan oleh penguasa negara. Menurut teori 38 • l't'ngantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 39

BABIV LAHIR DAN LENYAPNYA NEGARA

dijelmakan. Tujuan menjadi idea yang statis takkala ia telah ditetapkan. Tujuan memiliki sifat yang abstrak dan ideal. Apa itu fungsi?, fungsi, dapat dirnaknai sebagai keadaan yang dinamis (bergerak) dalam suasana realitas. Fungsi

merupakan implementasidari pada tujuan yang hendak dicapai/ dijelmakan. Fungsi adalah nyata (rill) dan jelas (konkrit). Jika tujuan dan fungsi dihubungkan dengan negara,

maka dengan sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan negara tidak lain adalah apa yang secara ideal yang hendak dicapai oleh negara. Sedangkan fungsi negara tidak lain

A. Tujuan dan Fungsi Negara Apapun pandangan teori-teori tentang asal mula negara, namun harus dipahami bahwa adanya negara pasti

adalah merealisasi (melaksanakan)

cita-cita ideal tujuan

negara dalam suatu kenyataan. Sebagai contoh, Tujuan

NRI, antara lain adalah untuk

mempunyai tujuan dan fungsi, sebab suatu kemustahilan

"mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"

bila negara ada ataupun diadakan tidak jelas tujuan clan

lni antara lain cita-cita rakyat dengan mendirikan NRI pada Tahun 1945. Bagaimana tentang fungsinya? Maka negara

fungsinya. Jika hukum ada ataupun sengaja diadakan dengan

melalui pemerintah harus "merealisir perwujudan keadilan

tujuan dan fungsi yang jelas, maka demik:ian pula halnya

sosial bagi seluruh rakvat Indonesia" [ika hal ini kenvataan-

dengan negara.

nya belum terwujud, maka negara belum berfungsi sesuai

Kata tujuan dan fungsi harus dibedakan, karena tanpa membedakannya,

dengan harapan pendirian

NRI.

maka bisa menimbulkan kesesatan.

Berbagai teori ditemukan mengulas tentang tujuan clan

Tujuan tanpa fungsi hanyalah imajiner semata, fungsi tanpa

fungsi negara, yang sangat dipengaruhi oleh suasana clan

tujuan bagaikan berjalan tanpa arah. Untuk itu, dijelaskan

konteks zaman dimana pemikir dan pencerusnya hid up.

kedua hal tersebut, terlebih dahulu sebelum membahas secara spesifik tentang tujuan dan fungsi negara.

dimaknai, sebagai sasaran yang hendak dicapai yang terlebih dahulu sudah diretapkan, Tujuan berada pada rana dunia cita, yakni suasana ideal yang hendak Tujuan, dapat

42 • Pengantar Hukum Tata Negara

B. Sifat Hakekat Negara Ulasan tentang sifat hakekat negara ditujukan untuk mcngungkap tentang sifat-sifat yang pada hakekatnya

OR. Nurul Oamar, SH. MH.

43

hanya dimiliki oleh suatu negara sebagai organisasi sosial

politik, yang tidak dimiliki diluar organisasi sosial Lainnya yang bukan negara.

ad.Z. Sifat menguasai Sifat menguasai negara, dimaksudkan sebagai sifat yang melekat pada suatu negara dalam hal

Dalam tinjauan ilmu politik, beberapa penulis biasa

penguasaan atas wilayah teritorial, Udara, Darat dan

mengemukakan adanya tiga sifat hakekat negara:

Laut. beserta segala kekayaan alam yang terkandung

1. 2.

Sifat memaksa Sifat menguasai

di dalamnya (SDA) termasuk penduduk (SOM),

3.

Sifat mencakup semua.

rakvat dan negara.

untuk dipergunakan sebesar-besarnva untuk bangsa,

Namun demikian, menurut hemat penulis, sifat mencakup semua itu, sudah termasuk dalam sifat menguasai,

sehingga sifat lain yang perlu pula ada dalam suatu negara, adalah sifat mengatur. Makanya penulis dalam menguliahkan tentang hal tersebut, biasa menyusun sistematisasi sifat hakekat negara seperti:

I. 2.

Sifat memaksa

3.

Sifat mengatur.

Dalam sifat menguasai negara tersebut, terliput pula di dalamnya sifat yang mencakup semua. Artinya kekuasaan negara tidak terbagi-bagi dalam wilayahnya akan tetapi meliputi semua, yang pelaksanaannya harus bersesuaian dengan hukum. ad.3. Sifat mengatur

Sifat mengatur negara, dimaksudkan sebagai

Sifat menguasai

kekuasaan yang dimiliki negara dalam hal melakukan pengaturan dalam arti luas, bemegara, berpemerintah-

ad. l. Sifat memaksa

an dan bennasyarakat, termasuk dalam hubungan

Sifat memaksa negara, dimaksudkan sebagai

interaksi antara negara, pemerintah dengan rakvamva,

salah satu sifat yang dimiliki negara untuk dapat

serta antara individu dengan individu dalam masva-

memaksakan kehendak-kehendaknya

rakat negara.

kepada pen-

duduknya, demi kepentingan bangsa, negara clan

Sifat mengatur negara tersebut, dilaksanakan

rakvat. Misalnya: Negara dapat memaksakan rakyat

dengan cara-cara yang bersesuaian dengan hukum

membayar pajak, turut dalam bela negara, melakukan

atas dalih demi kepentingan negara, bangsa clan rakvat.

pencabutan hak atas tanah clan lain-lainnya. Na.mun, kesemuanya itu harus dilakukan dengan cara yang berdasarkan dengan hukum.

C. Lahir clan Lenyapnya Negara Jika negara dapat lahir, maka sebaliknya negara dapat pula lenyap. Dalam teori-teori tentang asal mula negara

44 • Pt:ngantar Hukum Tata Negara

OR. Nurul Oamar. SH. MH.• 45

telah banyak diulas tentang bagaimana negara lahir, dibentuk. Dalam perspekrif sejarah, ejak zaman Yunani Kuno relah dikenal adanya negara, antara lain Negara Sparta, Babilon, kernudian di Romawi dikenal adanya Polis, namun telah lenyap. Abad modern, abad XIX lahir Negara Uni Sovyet, kenyataannya memasuki awal abad XX Uni Sovyet bubar alias lenyap. Abad XXI, telah lahir beberapa negara di dunia, antara lain di

Afrika, namun kapan lenyapnya, zaman yang

menentukan.

46 • Pengantar Hukum Tata Negara

BAB V HUKUM TATA NEGARA ISTAATSRECHTJ

negeri Belanda. Hal ini dapat dimengerti karena betapa lamanya Belanda menguasai dan menjajah bangsa

kita, clan

disamping itu generasi pertama ahli-ahli hukurn bangsa ini mendapatkan pendidikan dan ilmu hukum dari perguruanperguruan tinggi clan guru-guru besar hukum di negeri Belanda, sehingga pembagian lapangan hukum clan berbagai aspek tennasuk tentang terminologi dan terminus-terminus hukum dalaro arti luas dan spesifik hukurn tata negara diadopsi dari peristilahan yang digunakan di negeri Belanda. [ika dilihat dalam kepustakaan

A. Istilah HlN

dijumpai istilah staatsrecht yang berarti hukum negara.

Istilah tentang hukum tata negara lahir berdasarkan dengan adanya penggolongan

hukum Belanda,

lapangan hukum secara

Istilah tersebut, dapat diartikan dalam arti luas clan pula dalam arti sempit. Dalam arti luas (staatsrecht in ruimere zin)

konvensional yang sudah lama dikenal dalam sistem clan

clan dalarn arti sempit staatsrecht in engere :tin.

ilmu hukuro di negeri Belanda atau negara Eropa (penganut

Staatsrecht dalam arti luas berarti meliputi di dalamnya hukurn tata negara dan hukum administrasi negara (staat en administratief recht) a tau HTN +HAN. Sedangkan staatsrecht dalam arti sempit hanva diartikan sebagai hukum

Civil Law System) yang tidak dapat dipungkiri telah banyak mempengaruhi alam pikiran ilmuan hukum kita yang dulunya belajar hukum di Belanda. Karena itu, dikenal beberapa istilah seperti staatsrecht (hukum negara), administratief recht (hukum administrasi),

privaat recht atau burgerlijke recht (hukum keperdataan), handelsrecht (hukum dagang), strafrecht (hukum pidana), procesrecht (hukum acara) yang terbagi ke dalam burgerlijke procesrecht dan straf procesreht (hukum acara perdata clan hukum acara pidana).

tata negara saja atau tidak termasuk hukum administrasi negara (HTN-HAN) [adi semula antara hukum tata negara clan hukum administrasi negara adalah satu kesatuan disiplin pengajaran tentang hukum kenegaraan atau hukum negara sebagai terjemahan dari istilah staatsrecht, yang secara substansiaJ menyoal tentang HTN +HAN (arti luas).

Ilmu hukum di negara kita memang banyak mendapat-

Pada perkembangannya antara hukum tara negara dan

kan pengaruh yang besar dari perkembangan ilmu hukum di negara-negara penganut civil law system khususnya

hukum administrasi negara masing-masing berdiri sendiri

48 • Pengantar Hukum Tata Negara

sebagai suatu disiplin ilmu yang obyeknva negara, dimana DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 49

hukum tata negara diajarkan sebagai satu mata kuliah yang

memberikan definisi hukum, maka demikian pula halnva

dinamai HTN (staatsrecht) clan demikian juga tencang

dalam memberikan

hukum administrasi negara yang dinamai dengan HAN

hukum tata negara. Banyak rumusan yang ditemukan

(administmtief recht).

tentang definisi HTN, namun dalam tulisan ini hanya akan

Perkembangan lebih lanjut, ternyata muncul Lagi satu

definisi atau pengertian

dikemukakan beberapa rumusan yang telah diberikan oleh

disiplin ilmu yang obyeknya negara yang dinamai dengan

beberapa ahli hukum dari:

istilah ilmu negara (staatleer), sehingga ditemukan cabang-

1. 2. 3.

cabang ilmu hukum dan kenegaraan yang obyeknya negara dan ketiganya menjalin hubungan yang sangat erat antara satu dengan lainnya clan menjadi kurikulum wajib di

fakultas-fakultas hukum.

tentang

Ahli Hukum Belanda Ahli Hukum Inggeris Ahli Hukum Indonesia

ad.1. Pengertian HTN dari ahli hukum Belanda Beberapa pendapat dari ahli hukum Belanda

[adi istilah hukum tata negara yang kita gunakan merupakan hasil terjemahan dari istilah Belanda, yakni (staatsrecht). Bila dilihat di beberapa negara lain berkenaan dengan istilah dimaksud, maka di negara lainpun di-

judul "Staatsrecht

temukan istilah hukum tata negara sebagai terjemahan

"Het staatsrecht

yang telah menyumbangkan pemikirannya tentang pengertian HTN, sebagai berikut: Van Vollenhoven, dalam tulisannya yang ber-

Overzee", mengemukakan bahwa

menggunakan istilah vervassungTecht untuk HTN dan

heeft vooreest alle hogere rechts gemeenschappen met hunhierarchie te tekenen en van elke dier gemeenschappen het grond en personen gebeid te omschrijven en vervolgens aan tegeven, over welke organen de verschilende overheids functies verdeeld rijn bij elke dier gemeenschappen-samenstelling en bevoogheid dier organen ter regelen" (Hukum tata negara mengatur

verwaltungsrecht untuk HAN.

semua masyarakat hukum atasan dan bawahan

dari istilah yang dipergunakan di beberapa negara, antara lain, di lnggeris dipergunakan istilah constitutional law untuk menunjuk arti yang sama dengan HTN. Perancis mempergunakan istilah droit constitutionel uncuk HTN dan droit administrative untuk istilah HAN, clan di Jerman

menurut tingkacannya dan dari masing-rnasing itu

B. Pengertian Hukum Tata Negara Ahli hukum dalam memberikan definisi tentang sesuatu bidang hukum sudah lazim jika terdapat keragaman dari berbagai pendapat, demikian dapat dilihat dalam 50 • Ptngantar Hukum Tata Negara

menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu, serta menemukan susunan

dan wewenangnya dari badan-badan tersebut) DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 51

11

Scholten,

dalam

tulisannya

Dari empat pengertian yang telah dikemukakan

yang diberi judul

ahli-ahli hukum Belanda tersebut di atas, maka

"Algemeen Dell" merumuskan bahwa "Her recht dat regelt de staatsorganisatie" (Hukum tata negara adalah

oleh

hukum yang rnengatur organisasi dari pada negara).

dengan pendapat yang lainnya bahwa HTN adalah

dapat ditarik garis penghubung antara satu pendapat

Yan der Pot, dalam bukunya yang berjudul

hukurn yang mengatur tentang organisasi negara,

"Handbook van het Nederlands Staatsrecht" mengemukakan bahwa "Die regelen stellen de nodige organen in, regelen de befoogdheden dier organen, hun onderlinge verhouding tot de individuen (en zijn werk.zaarm hed)"

badan-badan kenegaraan, fungsi dan wewenangnya serta hubungannya antara satu dengan yang lainnya. ad.2. Pengertian HTN dari ahli Hukum Inggeris Tiga ahli hukum lnggeris yang mengemukakan

(Hukum tata negara adalah peraturan-peraturan

pemikirannya tentang hukum tata negara dapat dilihat

yang menentukan

sebagai berikut:

badan-badan

yang diperlukan

serta wewenangnya masing-masing,

hubungannya

E.C.S Wade and Philips, dalam bukunya yang

Law" yang diterbitkan pada

satu dengan yang lainnya dan hubungannya dengan

betjudul "Constitutional

individu-individu (dalam kegiatannya).

tahun 1936, beliau merumuskan bahwa "Constitutional

de theorie van een stellig staatsrecht" mengemukakan

law is then that body of rules which prescribes (a) the structure, (b) the function of the cngans of central and

bahwa "Het staatsrecht als het recht dat betrekking heeft

local goverment" Selanjutnya pada tahun 1960 beliau

op de staat-die gezagsorganisatie-blijkt dus functie, dat is staatsrechttelijk gesproken het ambt, als kembegrip. als"

menerbitkan bukunya kembali, dan mengemukakan

Logemann, dalam bukunya yang berjudul "Over

(Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. [abatan

merupakan pengertian

yuridis dari fungsi sedangkan fungsi adalah pengertian bersifat sosiologis. Karena negara merupakan organisa i yang terdiri atas fungsi-fungsi

dalam hubungannya

bahwa "In the generally accepted of the

it means the rules which regulated the strukture of the principal cngans of government and their relationship to each other, and determine their principal functions" term

Menurut beliau tersebut di atas, hukum tata negara adalah hukum yang rnengatur alat-alat per-

satu dengan yang lainnya serta keseluruhannya, maka

lengkapan negara, tugasnya clan hubungan antar alat

dalam arti yuridis, negara merupakan organisasi dari

perlengkapan negara itu.

[abatan-jabatan).

Paton, dalam bukunya yang berjudul

"Textbook

of Jurisprudence" merumuskan bahwa" Constitur.ianal 52 • Pengantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH

53

Law deals with the ultimate questioru of distribution of legal power and the functioru of the organs of the state. In a wide sense, it in eludes administrative law, but it is corwinient to consider as a unit for many purpose the rules which determine the organization, power, and duties of administrative authorities. Pendapat Paton tersebut di atas, melihat bahwa hukum tata negara mengatur tentang alat perlengkapan negara, tugas dan wewenangnya masing-masing. Alber Venn Dicey, dalam bukunya yan berjudul "An Introduction to study of the law of the constitution" merumuskan bahwa hukum tata negara "as the tem1 is used in England, appears to in elude all rules which directly or indirectly affect the distribution or exercise of the souvereign power in the state" Pada definisi tersebut di atas, ditunjukkan bahwa hukum tata negara adalah semua ketentuan yang mengatur hubungan antara anggota yang memegang kekuasaan yang tertinggi itu satu dengan lainnya, menentukan kekuasaan yang tertinggi itu dan cara melakukan kekuasaannya. Titik berat pada pendefinisian tersebut di atas, adalah diletakkan pada pembagian kekuasaan dalam negara dan pelaksanaan kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Dari tiga definisi hukum tata negara yang dikemukakan oleh ahli hukum lnggeris tersebut di atas, menunjukkan bahwa penekanan terhadap hukum tata negara terletak pada organ-organ negara, rugasnya dan wewenangnya. 54 • Pengantar Hukum Tata Negara

ad.3. Pengertian HTN dari pandangan llmuan Hukum Indonesia Pendapat dari ahli hukum Indonesia yang memberi definisi tentang HTN, antara lain sebagai berikut: Prof Solly Lu bis, dalam tulisannya yang berjuclul " Asas-Asas Hukurn Tata Negara" merumuskan bahwa: Hukum tata negara aclalah seperangkat peraturan mengenai bentuk clan susunan negara, alat perlengkapannya, tugas-tugas dan hubungan di antara alat-alat perlengkapan itu (1982:31). Prof Usep Ranawidjaja, mengemukakan bahwa HTN, adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi negara (1960:21). Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, rnengemukakan bahwa HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antar alat perlengkapan negara clalam garis vertikal clan horisontal serta kedudukan warganegara clan hak-hak asasinya (1983:29). Prof. H.A Muin Fahmal, dalam kuliahnya, mengemukakan bahwa secara singkat clan sederhana dapat dikatakan bahwa HTN adalah hukum yang mengatur tentang tatanya negara. Bagaimana negara ditata, bagaimana badan-badan kenegaraan menjalankan fungsi clan wewenangnya, hubungannya antar satu dengan lainnya. OR. Nurul Oamar, SH. MH.• 55

Beragam

definisi tentang HTN yang telah

Peraturan perundang-undangan

itulah yang

dipetik dari beberapa pendapat ahli hukum baik

termasuk dalam lingkup kajian HTN, yang mengatur

dari luar maupun

organisasi negara sebagai badan hukum clan hubungan-

di Indonesia,

maka menurut

hemat penulis antar berbagai pendapat tersebut satu

nya dengan rakyat sebagai warganegaranya.

dengan lainnya terdapat perumusan yang berbeda, namun secara prinsip terdapat korelasi kuat yang menunjukkan unsur yang mutlak dan sangat prinsip bahwa HTN itu adalah lapangan hukum publik yang mengatur tentang negara, badan-badan, fungsinya, wewenangnya, hubungan antar badan kenegaraan satu dengan lainnya, dan hubungan antara negara clengan rakyat, Berkenaan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba memberikan rumusan

yang sederhana

bahwa HTN, tidak lain adalah kaidah-kaidah hukum yang berkenaan dengan kelembagaan negara, badanbadan perlengkapannya, fungsi dan wewenangnya, hubungan kelembagaan antar satu dengan lainnya clan hubungannya dengan rakyat sebagai warganegara. Dengan Rumusan tersebut, maka dapat dipahami tentang ruang lingkup kajian dari HTN yang berada pada rana pengaturan tentang negara pada suatu negara tertentu, clirnana dalam negara ditemukan organ-organ atau alat perlengkapannya sebagai badanbadan kelembagaan negara, yang dalam menjalankan tugas-tugasnya masing-masing mempunyai fungsi dan wewenang yang diatur dengan peraturan perundangundangan.

56 • Pengantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH. • 57

BAB VI SUMBER HU KUM TATA NEGARA

58 • Pengantar Hukum Tata Negara

Tinjauan dari sudut pandang sejarah tersebut bermanfaatuntuk penyelidikantentang hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan hukum dari masa ke masa, dimana yang menjadi obyek penyelidikannya difokuskan pada dokumen-dokumen, surat-surat dan keterangan-keterangan yangmemungkinkan memberi perunjuk untuk mengetahui suatu aruran hukum. Di samping itu penyelidikan juga dilakukan terhadap sumber-sumber yang melatar belakangi terbentuknya suatu aturan hukum tertentu. A.

lstilah Sumber Hukurn Pada Umumnya Secara

sederhana

dapat dikatakan

bahwa istilah

sumber hukum itu menunjuk pada arti sumber dari mana

hukum itu diketernukan. Apakah hukum itu ditemukan dalam peraturan perundang-undangan yang sudah ada ataukah ditemukan dari kaidah-kaidah yang hidup dalam masyarakat, misalnya kaidah adat istiadat, kaidah agama clan lain sebagainya. Dalam ilmu hukum sumber hukum dapat ditinjau dari berbagai aspek sudut pandang. Dari sudut pandang sejarah, sosiologi, ekonomi, filsafat agama dan doktrin ahli hukum. 1. 2.

Dari sudut sejarah, sumber hukum diartikan kedalam: Arti sumber pengenalan hukum Arti sumber dari mana pembentuk undang-undang memperoleh bahan hukum clan dalam arti sisternsistem hukum dari mana tumbuhnya suatu hukum positif suatu negara (Van Apeldoren, 1981:72).

60 • Pengantar Hukum Tata Negara

Dari penyelidilcansejarah tersebut akan dapat diketahui perkembangan, pertumbuhan dan perubahan-perubahan aturan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu. Di Indonesia misalnya penyelidikan tentang hukum adat dari lingkungan hukum yang ada dalarn masyarakat dahulu, antara lain misalnya tentangLontarak di Sulawesi Sela tan. Bagi ahli sosiologi, yang dipandangnya sebagai sumber hukum adalah keadaan suatu masyarakat, bagaimana kehidupan sosial budayanya clan lernbaga-lembaga sosial yang ada di dalam suaru masyarakat. Bagi ahli filsafat, sumber hukum dilihatnya dari sudut pandang sebagai: 1.

2.

Sumber untuk menentukan isi hukum, apakah isi hukum itu sudah benar, adil sebagaimana mestinya, ataukah masih terdapat kepincangan dan karenanya belum sesuai dengan rasa keadilan Sumber untuk mengetahui kekuatan mengikatnya hulcum, yakni untuk mengetahui mengapa orang taat kepada hukum. DR. Nurul Oamar, SH. MH.

61

Lain lagi dengan orang yang ahli agama, melihat

ia menganggap perlu tentang asal-usul hukum itu, maka

sumber hukum dari kitab-kitab suci atau ajaran-ajaran

barulah menoleh perhatian pacla sumber hukum clalam arti materil,

agama yang dianutnya, misalnya ahli hukum Islam melibat sumber hukum dari Al'Quran dan Sunnah.

Apa yang climaksuclkan

clengan

sumber hukum

dalarn arti materil, tak lain adalah sumber hukum yang

B. Pembedaan Sumber Hukum Fonnil dan Materil

menentukan isi hukum itu. Artinya substansi atau materi

Menurut doktrin dalam ilmu hukum, surnber hukum

muatan dari suatu aturan hukum asal usulnya bersumber

dapat dibeclakan ke dalam sumber hukurn dalam arti fonnil

dari kaidah-kaidah yang sebelumnya merupakan perasaan

dan dalam arti materil.

hukum masyarakat yang dipatuhi dan ditaati atas suatu

Surnber hukum dalam arti formil adalah surnber hukum yang dikenal dari segi bentuknya. Dengan bentuknya itu

kesadaran tentang manfaamya. Sumber hukum formil rnelipuri ke clalam:

menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui dan clitaati.

1.

Undang-Undang clalam arti luas

kaidah diberi bentuk, belum clapat dikatakan

2.

Kebiasaan clan Adat

mempunyai kekuatan mengikat, barulah setelah diberi

3.

Traktat atau perjanjian antar negara

bentuk kaidah memperoleh kualifikasi sebagai suaru kaiclah

4.

Yurisprudensi

hukum yang oleh yang berwenang merupakan petunjuk

5.

Doktrin atau penclapat ahli hukum

Sebelum suatu

hidup yang harus

dibert perlindungan.

Untuk menetapkan suatu kaidah hukum sebagai kaidah

ad.I. Undang-Undang dalam Arri Luas Undang-Undang

yang dimaksudkan

di sini

yang mengikat, diperlukan badan yang berwenang untuk

adalah dalam artian yang luas mencakup undang-

itu, dimana kewenangan itu diperolehnya clari badan yang

undang clalam arti materil clan dalam artian yang

lebih tinggi. Misalnya tentang kaidah hukum dasar yang

formil. Undang-Undang clalam arti materil adalah

diatur dalam konstitusi atau UUD. Kaidah hukum dalam

penetapan peraturan perundang-undangan clengan

UU, PERPU, PP, PERPRES dan PERDA.

tegas sehingga peraturan perundangan itu menurut

Bagi ahli hukum yang dipanclangnya penting aclalah sumber hukum dalam arti fonnil, oleh karena berdasar atas

dasar-dasar hukum atau menurut sifatnya menjacli mengikat.

penilaian bahwa hukum itu baru berlaku dan mempunyai

Paul Labancl {Utrecht, 1982:44), dalam kaitan

kekuatan mengikat setelah mempunyai bentuk. Namun jika

tersebut, mengatakan bahwa undang-undang dalam arti materil harus mengandung clua unsur sebagai berikut:

62 • Pt'.ngantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 63

a. Penetapan

peraturan

bukum

dengan

tegas

(anordung) b. Peraturan hukum itu sendiri (rechtssatz).

Undang-Undang dalam arti formil adalah setiap keputusan pemerintah yang merupakan peraturan perundang-undangan karena cara terjadinya. Misalnya tentang UU menurut ketenruan UUD NRI Tahun 1945 adalahdibentuk atas persetujuan bersama antara DPR dengan Presiden. ad.2. Kebiasaan dan adat Kebiasaan dan Adat sebagai sumber hukum adalah kebiasaan yang bersifat tetap dilakukan oleh anggota masyarakat yang dianggapnya sebagai suatu kewajiban hukum (legal consciousness). Hukum Adat adalah hukum yang tumbuh, berkembang clan hidup dalam masyarakat. Karenanya dalam rangka pembentukan hukum kebiasaan dan adat harus menjadi perhatian. ad.3. Traktat atau Perjanjian antar Negara Traktat adalah perjanjian yang dilakukan antar dua negara atau lebih mengenaihal-hal yang berkaitan dengan kepentingan antar kedua negara atau lebih yang mengadakan perjanjian. ad.4. Yurisprudensi Yurisprudensi adalah putusan-putusan hak:im yang telah berkek:uatan huk:um tetap yang dijadikan sebagai dasar bagi hakim lainnya untuk memutus

64 • Pengantar Hukum Tata Negara

suatu perkara. Yurisprudensi ini merupakan sumber hukum karena dijadikan rujukan hukum bagi hakim untuk memutus suatu peristiwa konkrit yang secara analog sama dengan putusan hakim yang menjadi yurisprudensi. ad.5. Dokrrin atau Pendapat Ahli Hukum Doktrin atau pendapat ahli hukum adalah pandangan ahli hukum terhadap bidang hukum keahliannya yang dijadikan rujukan atau pegangan serta diikuti sebagai sesuatu yang benar. Doktrin ini menjadi sumber hukum dalam menghadapi suatu peristiwa hukum konkrit yang belum ada atau kurang jelas hukumnya. C. Sumber Hukum Tata Negara Pada Umumnya Dalam doktrin dan ilmu hukum, dikenal pula adanya pembedaan sumber hukum dalam: 1. Sumber pengenalan hukum (kenbron van het recht) 2. Sumber asal usul nilai-nilai yang menyebabkan timbulnya atau lahimya aturan hukum (welbron van het recht). Sumber hukum dalam arti kenbron van het recht, adalah penyelidi.kantentang asal usul dan tempat diketemukannya hukum. Yang dimaksud dengan asal hukum adalah siapakah yang mengeluarkan atau rnenetapkan aturan huk:um itu. Sedangkan yang dimaksudkan dengan tempat diketemukannyahukum adalah menunjuk bentuk peraturan hukum itu sendiri. Misalnya apakah dalam bentuk UU, PP atau dalam bentuk yang lainnya. OR. Nurul Oamar, SH. MH.• 65

Sumber hukurn dalam arti welf:mm van het reclu, adalah penyelidikan

unruk mengetahui asal sumber nilai yang

Indonesia, yang dari UUD tersebut melahirkan peraturan perundang-undangan sebagai peraturan pelaksanaan yang

menyebabkan a tau rnenjadi dasar timbulnya aturan hukum.

menurut urutannya (hirarki) atau tingkatannya masing-

Misalnya nilai-nilai religi dari norma agama, nilai-nilai

masing merupakan sumber HTN dalam arti

formil.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

kearifan lokal suatu masyarakat, clan lainnya.

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, D.

Sumber Hukum Tata Negara Indonesia Pancasila merupakan sumber hukum rnateril HTN

Indonesia,

oleh karena

hidup bangsa Indonesia

Pancasila

adalah pandangan

clan falsafah Negara. Sebagai

sumber hukum dalam arti materil Pancasila tidak saja menjiwai bahkan harus dilaksanakan oleh setiap peraturan perundang-undangan,

sehingga dengan demikian Pancasila

berfungsi pula sebagai tolok ukur untuk menguji peraturan perubdang-undangan

yang berlaku, apakah bertentangan

atau tidak dengan Pancasila, jika bertentangan maka tidak [ika Pancasila merupakan sumber hukum dalam arti materil HTN Indonesia, maka UUD NRI Tahun 1945 merupakan sumber hukum formil yang tertinggi derajatnya, oleh karena selain merupakan hukum dasar negara yang tertulis juga merupakan dasar bagi lahirnya ketentuan perundang-undangan di bawahnya. Hal ini dapat dicerman pada Pasal 20A ayat (4) UUD NRI Tahun 1945, yang menetapkan bahwa: Ketentuan lebih lanjut tentang hak DPR dan anggota DPR diatur dalam undang-undang, Atas

UU tersebut, menyebabkan

UUD NRI Tahun 1945 menjadi sumber hukum HTN 66 • Pengantar Hukum Tata Negara

yang tertulis sebagai sumber HTN, adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2.

Ketetapan MPR

3.

Undang-Undang/Peraturan

Pemerintah Pengganti

Undang-Undang 4.

Peraturan Pemerintah

5.

Peraturan Presiden

6.

Peraturan Daerah

ad.l. UUD NRI Tahun 1945

dapat diberlakukan.

dasar penunjukan diatur dalam

maka secara hirarki jenis peraturan perundang-undangan

Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 atau

Grondwet merupakan norma dasar grondrecht bagi penyelenggara negara di Negara Republik Indonesia, sehingga sudah selayaknya jika dalam hirarki peraturan perundang-undangan di Indonesia ditempatkan dalam kedudukan yang tertinggi dibandingkan

dengan

perundang-undangan lainnya. Undang-Undang Dasar, sebagaimana halnya UUD NRI Tahun 1945, hanya mengatur garisgaris besar atau ketentuan-ketentuan

pokok dalam

tatanan kenegaraan, pemerintahan clan kehidupan OR. Nurul Oamar, SH. MH.• 67

kemasyarakatan, pengaturan lebih luasnya diserahkan kepada perundang-undangan di bawahnya. Prof. Philipus M. Hadion, Dkk (2002:55-57), menyatakan bahwa

UUD Tahun 1945, mengatur tiga

hal yang bersifat pokok sebagai berikut: a.

Jaminan terhadap adanya

hak-hakdan kewajiban-

kewajiban asasi manusia b.

Susunan

ketatanegaraan

(the sturucture of

gOtJemment) yang bersifat mendasar c.

Pembatasan serta pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang bersifat mendasar. Lebih lanjut Philpus M. Hadjon, Dkk (2002:56),

mengatakan bahwa walaupun Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun

1945 hanya terdiri dari 37 Pasal,

Atas dasar kedudukan

UUD NRI Tahun 1945

tersebut, maka substansi atau materi muatan peraturan perundang-undangan yang berada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengannya, sehingga berfungsi pula sebagai landasan

tolok ukur pengujian

sah

tidaknya peraturan perundang-unclangan yang berada di bawahnya. ad.2. Ketetapan MPR Adalah ketetapan yang telah diambil atau ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) RI. ad.3. UU/PERPU Undang-undang clan atau Peraturan pemerintah

akan tetapi di dalamnya telah diatur hal-hal mendasar

Pengganti Undang-undang,

dalam berbagai bidang kehidupan, oleh karenanya dia

undang-undangan yang jika dilihat clari segi clerajatnya

merupakan semacam straafgrondwet.

clan materi muatan yang diaturnva adalah sama.

Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 sebagai norma dasar Negara, merniliki derajat yang lebih

aclalah peraturan per-

Naroun jika dilihat clari segi asas usul pernbentukannya, maka berbecla antar kecluanya.

tinggi dengan peraturan perundang-undangan lainnya

Undang-undan, adalah: Peraturan perundang-

yang berada di bawahnya, karenanya berkedudukan

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan

pula sebagai hukum dasar bagi clan dalam peraturan

Rakyat dengan persetujuan Presiden. Sedangkan

di Indonesia. Hal ini dengan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,

tegas disebutkan pada Pasal 3 ayat (1) UU. No. 10

adalah: Peraturan perundang-undangan yang ditetap-

Tahun 2004, bahwa: Undang-Undang Dasar NRI

kan oleh Presiden dalam hal ikhwal kepentingan yang

Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan

memaksa.

perundang-undangan

Perundang-Undangan.

Substansi atau materi muatan suatu undangundang clan atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang,

68 • Pengantar Hukum Tata Negara

aclalah sama. Dengan demikian, DR. Nurul Oamar. SH. MH.• 69

maka baik undang-undang

maupun perpu materi

muatannya harus bersifat melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 clan mengatur lebih lanjut tentang

hal-hal

yang diperintahkan oleh undang-undang. Materi muatan yang harus diatur dengan undangundang berisi hal-hal yang: a. Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mellputi: a). Hak-hak asasi manusia b). Hak dan Kewajibanwarga Negara c). Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagian kekuasaan Negara d). Wilayah Negara dan pembagian daerah e). Kewarganegaraan clan kependudukan f). Keuangan Negara. b. Oiperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur dengan "undang-undang". ad.4. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah sebagai salah satu bentuk peraturan perundang-undangan di bawah UU dan PERPU, adalah ditetapkan oleh Presiden untuk melaksanakan atau menjalankan UU sebagaimana diperintahkan oleh UU. Adanya kata-kata "sebagaimana" dalam perumusan pengertian Peraturan Pemerintah (PP), menunjukkan bahwa substansi materi muatan PP tidak boleh bertentangan dengan UU dan dilarang mengatur hal-hal yang melampaui apa yang diperintahkan oleh UU. 70 • Pengantar Hullum Tata Negara

ad.5. Peraturan Presiden Peraturan Presiden adalah salah satu bentuk peraturan perundang-undangan, yang pembuatannya menjadi kewenangan presiden dalarn rnengatur halhal yang diperintahkan oleh UU dan atau untuk mengatur materi muatan untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah. Peraturan Presiden menurut UU ditetapkan adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden. Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh UU atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah. Dengan demikian substansi materi muatan dari Peraturan Presiden hanya yang secara tegas telah diperintahkan oleh UU, karenanya tidak boleh mengatur hal-hal diluar yang telah diperintahkan oleh UU dan atau materi untuk pelaksanaan suatu Peraturan Pemerintah. Karena itu, Peraturan Presiden hanya boleh mengatur dua ha! sebagai berikut: a. Pengaturan tentang hal-hal khusus yang diperincahkan oleh UU b. Pengaturan tentang hal-hal untuk melaksanakan PP. ad.6. Peraturan Daerah

Peraruran Daerah adalah peraturan perundangundangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama kepala daerah dan DR. Nurul Oamar, SH MH.• 71

Peraturan Desa atau yang setingkat yang dibuat oleh Badan Perwakilan Desa atau nama lainnya bersama dengan Kepala Desa. Materi muatan Peraturan Daerah: adalah se luruh materi

muatan dalam

rangka penyelenggaraan

otonorni daerah dan tugas pembantuan,

dan me-

nampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan

perundang-undangan

yang

lebih tinggi. Terdapat empat hal pokok yang dapat menjadi substansi atau materi muatan di dalam

Desa, adalah merupakan surnber hukum bagi HTN dalam arti formilyang dalam bentuknya sebagai peraturan perundang-undangan. Disarnping peraturan perundang-undangan tersebut di atas sebagai sumber hukum dalam arti formil HTN Indonesia, maka juga dikenal sumber hukum fonnil lainnya, yaitu konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan, traktat atau perjanjian antar negara, sebagaimana pengertiannya telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya.

Peraturan

Daerah sebagai beriku t: a.

Pengaturan tentang penyelenggaraan

otonomi

daerah b.

Pengaturan

tentang

penyelenggaraan

tugas

pembantuan c.

Pengaturan tentang kondisi khusus daerah

d.

Pengaturan

penjabaran

lebih lanjut tentang

Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Peraturan Desa atau yang setingkat sebagai bagian dari Peraturan Daerah materi muatannya menurut UU tersebut, adalah seluruh materi dalam rangka penyelenggaraan urusan Desa atau yang setingkat serta penjabaran lebih lanjut Peraturan PerundangUndangan yang lebih tinggi. Peraturan perundang-undangan tersebut di atas, mulai dari derajat hukum dasar (UUD NRI Tahun 1945) sampai pada taraf terendah yakni Peraturan 72 • Pengantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oarnar, SH. MH.• 73

-----

BAB VII

KONSTITUSI (CONSTITUTION)

7 4 • Pengantar Hukum Tata Negara

Policeia diartikan sebagai konstitusi, sedangkan nomoi diartikan sebagai undang-undang biasa, Dari dua istilah tersebut, masing-masing mengandungsuatu makna tertentu,

politeia mengandung makna kekuasaan membentuk agar tidak bercerai berai, bersatu dalam satu ikatan,

Pada kebudayaan Yunani istilah konstitusi dihubungkan secara erat dengan ucapan Respublica consnazere, dan dari istilah ini melahirkan semboyan bahwa Princep legibus

solutus est, salus publica suprema lex, yang artinya Rajalah yang berhak menentukan organisasi atau struktur dari pada negara, sehingga oleh karenanya Rajalah satu-satunya

A. Istilah Konstitusi Sejak zaman Yunani Kuno istilah tentang konstitusi sudah dikenal. Misalnya Konstitusi Athena sekitar 425 S.M diduga telah ditulis oleh Xenophon seorang

Aristokrar

(George H.S,1963:26). Pemahaman tentang konstitusi pada waktu iru sesuai

pembuat undang-undang, Ditinjau secara etimologis terrninologi konstitusi berasal dari kata Constitueer (bahasa Perancis) yang

ber-

arti membentuk. Membentuk dimaksudkan adalah pernbentukan suatu negara, menata, dan menyusun struktur

dengan pemikiran orang-orang Yunani Kuno tentang negara.

suatu negara. Dalam bahasa lnggeris kata constitute berarti

Hal ini dapat diketahui dari pemi kiran Sokrates yang telah

mengangkat, mendirikan atau menyusun.

dikembangkan oleh muridnya Plato dalam tulisannya yang

lstilah konstitusi secara umum menggambarkan

berjudul POUTEIA atau Negara, dan bukunya yang lain

tentang keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara,

dengan judul NOMOI atau Undang-Undang. Demikian

yakni berupa kumpulan peraturan yang membentuk,

juga Aristoteles dalam bukunya yang berjudul POLITICA,

mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan

membicarakan tentang negara dan hukum.

dimaksudkan tersebut, ada tertulis sebagai keputusan badan

Kusnardidan Harmaily Ibrahim (1983:59), mengatakan

yang berwenang, clan ada yang tidak tertulis yang berupa ke-

bahwa istilah konstitusi pada zaman Yunani Purba, masih

biasaan dalam praktek penyelenggaraan negara. Karenanya

diartikan secara materil, karena konstitusi itu belum di-

konstitusi biasa diartikan sebagai hukum dasar negara baik

letakkan dalam suatu naskah yang tertulis.

yang tertulis maupun yang tidak tertulis,

76 • Penqantar Hukum Tata Negara

DR. Nurul Oamar, SH. MH.

77

B.

Pengertian Konstitusi Istilah konstitusi dalam perkembangannya melahirkan

dua pengertian, yaitu konstitusi dalam arti luas dan konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti yang luas

adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengarur secara rnengikat cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalaro suatu masyarakat. Bolingbroke (Sri Soemantri,1981:63), mengemukakan bahwa: By constitution, we mean, whenever we speak with propriety ang exactness, that assemblage of laws, institutions and customs, derived from certain fixed principles of reason that compose the general system, according to which the community had agreed to be governed (konstitusi dalam arti luas itu mengandung pengertian meliputi himpunan atau kumpulan dari atauran-aturan hukum, baik yang mengatur kelembagaan, adat kebiasaan yang berasal dari prinsipprinsip pemikiran tertentu yang tersusun dalam suatu sistem umum, dengan mana kehidupan masyarakat diperintah). lnggeris salah satu negara penganut paam konstitusi dalam arati yang luas, yakni peraturan-peraturan pokok mengenai tata pemerintahan, baik berupa perundangundangan, piagam-piagam maupun putusan-putusan parlemen, misalnyaMagna Chana, Bill of riaght (Solly Lubis, 1982:47). De la Montesquieu (Solly L,1982:47), merumuskan arti konstitusi sebagai tata cara bekerjanya parlemen di lnggeris atau dengan kata lain, sampai dimana hak-hak 78 • Pengantar Hukum Tata Negara

clan kewajiban parlemen clan bagaimana parlemen bekerja sesuai dengan hak-hak clan kewajibannya. Berkenaan tersebut di atas, Smith. E.C, memberikan pengertian konstitusi sebagai: The fundamental law, or the fundamental principles underlyingthe organiz{.uion of a state, which determines the powers ang duties of the principal governmental authorities and guaranties certain rights of the poeple against infringement. It may be simply uncollectedbody of legislative acts, judicial decision, and political precedents and customs extending overa long period, Uke british constitution (1966:90). Berdasarkan pengertian yang dirumuskan Smith tersebut, maka konstitusi dipaharni di dalamnyamengandung pengertian: 1.

Hukum dasar atau prinsip dasar yang melandasi organisasi negara

2.

Mengatur atau menetapkan kekuasaan, hak clan kewajiban dasar dari pemerintah serta jarninan hak-hak tertentu dari rakyat.

Albert Venn Dicey, dalam menguraikan tenrang konstitusi lnggeris, membedakannya ke dalam: 1.

Hukum konstitusi (Law of constitution} yang dibagi kedalam: a.

Ketenruan-ketentuan yang telah diundangkan dengan undang-undang (statute)

b.

Ketentuan-keentuan yang berasal dari kumpulan kebiasaan (custom), a tau tradisi yang diciptakan oleh hakim-hakim (judge made maxims), yang dikenal dengan common law. DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 79

2.

Konvensi-Konvensi

konstitusi

(convention of the

constitution) yang dapat berupa: pengertiaa-pengertian (understandings), kelaziman-kelaaiman (habits), praktek-praktek (practices) yang tidak dapat dipaksakan atau diakui oleh badan-badan pengadilan (Ismail Sunny, 1977:36-37). Menurut A.V. Dicey, konvensi ini penting di semua negara, termasuk pada negara-negara yang memiliki undang-undang dasar, oleh karena berfungsi sebagai ketentuan-ketentuan pelengkap (supplement). Bagaimana halnya di Indonesia? [ika kita lihat pada penjelasan UUD 1945, dinyatakanbahwa: Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu. UUD ialah hukum dasar yang tertulis sedang disamping UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis. Dalam praktek dijumpai adanya penggunaan istilah konstitusi untuk menyebut UUD, sehinggaantara pengertian konstitusi dengan UUD diidentikkan. Hal tersebut kurang tepat oleh karena UUD hanyalah sebagian dari hukum dasar suatu negara yang tertulis, sementara konstitusi merupakan hukum dasar negara baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Jadi konstitusi pengertiannya lebih luas dibanding dengan UUD. N amun demikian pandangan yang mengidentikkan antara konstitusi dengan UUD, mempunyai argumen berdasarkan kenyataan-kenyataanpada negara-negaramodem 80 • Pengantar Hukum Tata Negara

dewasa ini, telah rnemiliki hukum dasar negaranya yang tertulis semacam UUD (kecuali hanya lnggeris clan Canada) yang belum memiliki. modem dewasa ini yang umumnya telah merniliki konstitusi tertulis semacam UUD, telah dipengaruhi dengan paham kodifikasi yang dernikian besar, yang menghendaki setiap ketentuan hukum karena pentingnya hams tertulis demi terwujudnya unifikasi dan kepastian hukum. Negara-negara

Pengidentikan pengertian konstitusi dan UUD dimulai sejak Oliver Cromwell (LORD Protector Republik lnggeris 1649-1660) menamakan UUD sebagai Instrument of Government, yaitu bahwa UUD dibuat untuk sebagai pegangan dalarnmemerintah (Kusnardi & Harmaily, 1983 :56). Bila dirujuk dari pengertian konstitusi sebagai hukum dasar negara dalam arti yang luas, maka pengertian yang diberikan oleh Cromwell, masuk dalam kategori pengertian konstitusi dalam arti yang sempit. Pengertian konstitusi dalarn arti yang sempit tersebut, dianut oleh Aroerika Serikat yang dianggap sebagai negara yang mempunyai konstitusi modern pertama, yang selanjutnya diikuti oleh Perancis setelah meletusnya Revolusi Perancis. Beberapa ahli kenegaraan yang dianggap menganut paham konstitusi dalam arti sempit (UUD), antara lain adalah Lafayette, Lasalle clan Struycken.

DR. Nurul Oamar, SH. MH.• 81