BAB II. TINJAUAN UMUM
2.1. Defenisi Rekreasi Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan kembali. 1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi. 2. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat. 3. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan. 4. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas dan kewajiban seperti dalam kegiatan bekerja. 5. Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang. 6. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja keras. 7. Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian rekreasi adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Ciri-ciri Rekreasi Ciri-ciri rekreasi adalah : 1. Bersifat fisik, mental dan emosional. 2. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu. 3. Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku. 4. Dilaksanakan dalam waktu senggang. 5. Bebas dari paksaan. 6. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu. 7. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan oleh alatalat sederhana maupun alat-alat modern. 8. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi Menurut Bovy dan Lawson (1997) ada beberapa hal yang menjadi factor yang mempengaruhi rekreasi antara lain : 1. Faktor sosial ekonomi Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang dimiliki. 2. Faktor jenis kelamin , usia dan keluarga Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa. 3. Faktor ketersediaan waktu luang 4. Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Faktor pranata Berhubungan dengan pencapaian, besar dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
6. Faktor perubahan teknologi Berhubungan dengan munculnya jenis-jenis rekreasi baru dan kemudahan pencapaian dengan fasilitas-fasilitas rekreasi dengan teknologi tinggi.
2.4. Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi Menurut Recreation Development Hand Book adalah : 2.4.1. Resort/residential community
a. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam
aktifitas
rekreasi,
seperti
:
penginapan,
makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif. b. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan. c. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat pemandian. d. Dibangun
daerah rekreasi
yang bernuansa
alami,
cenderung
tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim. e. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.
2.4.2. Theme Park
Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala besar), Water Activity Park (skala kecil). Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix). Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini. Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali – meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan. Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar, kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan ‘hidup’. Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
Gambar 2.4.2. Theme Park
Universitas Sumatera Utara
2.4.3.
Commercial Recreational
a) Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi) dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada. b) Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades, theatres, dan sebagainya.
2.4.4.
Supplemental Recreational
Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan sebagainya. 2.5. Kegunaan Rekreasi
Wing Haryono dalam buku “ Pariwisata Rekreasi dan Entertainment “ mengatakan bahwa egunaan dari rekreasi adalah : 1. Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun pikiran 2. Untuk dapat membentuk atau membangun karakter 3. Sebagai pencegah kriminalitas 4. Sebagai sarana pendidikan moral 5. Untuk hal-hal yang behubungan dengan ekonomi
2.6. Tujuan Rekreasi
Adapun tujuan rekreasi antara lain : 1. Menciptakan dan membina hubungan manusia 2. Mempertahankan kelestarian alam 3. Mempertahankan nilai-nilai budaya 4. Kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa ingin tahu/ bertualang. 5. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani
2.7. Jenis-jenis Rekreasi Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu : 1. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut : a.
Fungsi
Universitas Sumatera Utara
• Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan • Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik b.
Sifat kegiatan • Bermain ; olah raga 1. Definisi
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas social yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Menurut Hetherington dan parke, ada 3 fungsi utama dari permainan (Desmitha,2005), yaitu : a) Fungsi kognitif, melalui permainan, seseorang dapat menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan memecahkan masalah yang dihadapi. b) Fungsi social. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran c) Fungsi emosi yang memungkinkan seseorang belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin, melepaskan energy fidik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam.
2. Jenis-jenis permainan
Mildred Parten meninjau jenis-jenis permainan dari sudut tingkah laku social, dan ditemukan 6 kategori (dermitha,2005), yaitu : a) Permainan
unoccupied,
dengan
melihat
sesuatu
yang
menarik
perhatihan dan melakukan gerakan-gerakan bebas b) Permainan solitary, sebuah kelompok bermain dengan bermacammacam alat permainan sehingga tidak terjadi kontak antara satu dan lainnya. c) Permainan
onloocker,
seseorang
tidak
terlibat
dalam
aktivitas
permainan, hanya memperhatikan saja d) Permainan parallel, seseorang bermain dengan alat permainan yang sama, tetapi tidak terjadi kontak dengan yang lain e) Permainan asosiatif, seseorang bermain bersama, tidak mengarah pada satu tujuan, tidak ada pembagian peran dan alat permainan.
Universitas Sumatera Utara
f) Permainan koperatif, bermain dalam kelompok yang terorganisir dengan kegiatan-kegiatan konstruktif dan membuat segalanya nyata, serta mempunyai peranan sendiri-sendiri.
Sementara itu, pakar teori kognitif mengidentifikasikan 4 macam permainan (Monks,2002), yaitu : a) Permainan fungsional, seseorang dapat belajar tentang dunia fisik dan efek dari tindakannya. b) Permainan konstruktif, permainan dengan menggunakan objek-objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu c) Permainan dramatic, permainan yang dilakukan secara berpura-pura, dimulai dengan menghadirkan objek-objek secara mental. d) Permainan dengan aturan, seringkali merupakan kompetisi dengan lebih dari satu orang. • Bersuka ; belanja, menonton film, makan di restoran, jalan-jalan. • Bersantai ; musik, pemandangan c.
Objeknya • Rekreasi budaya ; yaitu rekreasi dengan objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang tinggi. • Rekreasi buatan ; yaitu rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan manusia. • Rekreasi agro ; yaitu rekreasi yang memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek • Rekreasi alam ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek utamanya.
d.
Partisipasi Pelaku • Rekreasi Aktip→ dimana pelaku kegiatan turun langsung atau berperan secara langsung untuk melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya. Misalnya : olah raga dan sebagainya. • Rekreasi Pasip → dalam hal ini perlu kegiatan pelaku tidak banyak melakukan kegiatan, hanya menikmati objek rekreasi dan lebih banyak diam. Misalnya : menonton, membaca dan sebagainya.
e. Tingkat Usia • Anak-anak
; 5 – 13 tahun
Universitas Sumatera Utara
Anak-anak memperoleh kegembiraan denga mengaktifkan tubuh, misalnya denga berlari-lari, bermain dengan alat, contohnya bermain dengan boneka, bola dan sebagainya. • Remaja ; 14 – 24 tahun
Golongan remaja memilih jenis rekreasi dimana mereka menemukan dinamika untuk mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada aktifitas fisik seperti olah raga, seni maupun sosial. • Dewasa ; 25 – 45 tahun
Orang dewasa cenderung tidak aktif, hiburan yang diperoleh dari program televise, nonton di bioskop, membaca buku dan sebagainya. • Usia lanjut
; 55 tahu ke atas
Usia lanjut usia biasanya berekreasi denan hal-hal yang bersifat santai, misalnya jalan-jalan, duduk-duduk di taman dan sebagainya. f.
Tingkat Pelayanan
• Lingkungan rumah
; memanfaatkan ruang di dalam rumah
• Lingkungan sekitar ; → rekreasi yang melayani satu lingkungan perumahan → rekreasi yang melayani beberap[a lingkungan perumahan atau komunitas. • Tingkat kota
; melayani daerah wilayah kota, dapat memberikan
fasilitas pelayanan yang bersifat umum. • Tingkat regional/daeraah; melayani satu atau atau lebih yang memeiliki cirri khas tertentu.
g.
Tingkat Penghasilan
• Tingkat penghasilan rendah Golongan ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan salah satu sisi kehidupan tetapi cenderung terjadi sebagai suatu kebetulan atau ada, namun tidak dengan biaya besar. • Tingkat penghasilan menengah
Universitas Sumatera Utara
Pada golongan ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi, sehingga mulai memikirkan
kebutuhan lainnya,
yaitu
rekreasi
atau
hobi
yang
disesuaikan dengan tingkat penghasilannya. • Tingkat penghasilan tinggi Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada golongan ini
terlihat jelas,
dimana status social diharapkan dapat meningkatkan prestisenya, sehingga umumnya reklreasi dilakukan
bersifat eksklusif dan mahal
yang tidak terjangkau oleh masyarakat umumnya. h.
Tingkatan Umur Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.
i.
Waktu Penyelenggaraan Pagi, siang, dan malam.
j.
Tempatnya Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor).
2.
Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori : a.
Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik) Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas
spesifik
ini
yang
mendorong
masyarakat
datang
untuk
mengunjunginya. b. 3.
Fasilitas pokok (yang harus ada) Klasifikasi sarana olahraga rekreatif
a.
Berdasarkan sifat ruang :
• Outdoor
; wadah rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak
terlindungi oleh atap dan dinding, sehingga tergantung dengan cuaca. • Indoor
; wadah rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan yang
terlindung, sehingga tidak terganggu oleh keadaan cuaca. Dan kondisi ruang diatur sesuai dengan kegiatannya. • Semi Indoor dan Outdoor ; wadah rekreasi yang hanya menggunakan penutup atap saja. b.
Berdasarkan kelompok usia pemakai : • Untuk anak-anak
: area bermain anak
Universitas Sumatera Utara
• Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga c.
Berdasarkan jenis penggunaannya : • Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks. • Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. • Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan.
d.
Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat : • Rekreasi harian • Rekreasi mingguan • Rekreasi liburan
e.
Berdasarkan ruang lingkup : •
Lingkup perumahan
•
Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan
•
Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota
•
Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya
f.
•
Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri
•
Lingkup internasional, melayani seluruh dunia
Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi : • Rekreasi darat Rekreasi darat meliputi sarana olah raga dan rekreasi yang dilakukan di darat, termasuk wisata pemandangan. • Rekreasi air Rekreasi air meliputi sarana rekreasi yang dilakukan di atas maupun di dalam air (laut, danau, sungai), misalnya selancar air, perahu, ski air, menyelam, renang dan sebagainya. • Rekreasi udara Rekreasi udara yaitu rekreasi yang dilakukan di udara bebas dan melihat pemandangan dari udara dengan bantuan alat, sehingga manusia dapat melakukannya, misalnya dengan melakukan terbang laying, terjun paying, dan sebagainya.
g.
Berdasarkan aktifitas/kegiatan :
Universitas Sumatera Utara
•
Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.
•
Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama.
•
Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.
•
Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas.
•
Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.
•
Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.
•
Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya : melukis dan mematung.
•
Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.
•
Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung)
•
Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.
•
Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.
•
Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.
•
Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.
•
Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.
•
Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.
Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7. Karakter Bangunan Rekreasi
KRITERIA 1. Pengolahan
BAGIAN UTAMA
KETERANGAN
A. Pemilihan Tema
Umumnya
Tapak
dengan
pemanfaatan
potensi tapak dan di sesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu. B. Pola Sirkulasi
Menuntut
DINAMIS
dengan
mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran,
sehingga
pengarahan
memberikan
yang
jelas
bagi
pengunjung. 2. Pengolahan
A. Pemilihan Tema
Bangunan
Wadah
rekreasi
imajinasi
menjadi
bentuk
wadah
arsitektur
yang
sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak B.
Pengolahan
Ruang
Menciptakan santai
ruang-ruang
dan
sesuai
intim,
dengan
sifat
rekreasi. C. Kegiatan
Penerapan pada pengolahan ruang yang
sesuai
hirarkinya
(utama,
pendukung) D. Bentuk Ruang
DINAMIS, nyaman
pengunjung dan
menghilangkan
merasa
informasi, rasa
yang
tegang
dan
formil dalam kegiatan rutin. E.
Penyediaan Fasilitas
dan
Kegiatan
Selalu
mengalami
pembaharuan
dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi
yang
berkaitan
dengan
tema wadah rekreasinya. 3. Penggunaan Teknologi
a. Peralatan b.Bahan Bangunan c.
Struktur
dan
Konstruksi Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori : 1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya. 2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya. 3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik). 4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya. 5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya. Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu : 1.
Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.
2.
Faktor sosial ekonomi Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.
3.
Faktor Pranata Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.
4.
Faktor ketersediaan waktu luang Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja.
5.
Faktor perubahan teknologi
Dari hasil Tinjauan Umum di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dunia Petualangan Keluarga: 1.
Menurut Tipe-tipe Tempat dan bangunan rekreasi termasuk ke dalam Commercial Recreation
2.
Menurut Golongannya termasuk perpaduan Rekreasi yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan.
3.
Ditinjau dari segi Jenis-jenis Rekreasi termasuk kedalam Rekreasi yang bersifat mendidik , sport, tontonan atau permainan.
4.
Ditinjau dari segi Fasilitas termasuk Rekreasi yang memiliki fasilitas khusus ( bersifat spesifik ).
Universitas Sumatera Utara
5.
Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Cognitive Recreation dan Creative Play karena melibatkan kebudayaan , pendidikan dan kreativitas, dan bertujuan mengembangkan daya imajinasi.
2.8. Jenis Rekreasi di kota Medan
Adapun jenis-jenis rekreasi yang terdapat di kota Medan jika ditinjau dari tipe tempat dan bangunan rekreasi yang ada di kota Medan adalah sebagai berikut : Tabel 2.8. Karakter Bangunan Rekreasi
Tipe tempat dan banguna
Fungsi bangunan
n rekreasi di Medan 1. Rekreas
2. Hotel, seperti :
i
Grand Angkasa Hotel, Best Western Asean International, Tiara Hotel , Inna Dharma
komersi
Deli Hotel, Emerald Garden Hotel, Aryaduta Hotel, Sahid Hotel , Travellers Suites
al
Medan, Danau Toba International Hotel,
(comme
Novotel Soechi Hotel, Quality Suite, Garuda Plaza Hotel, Sumatera Village Resort
rcial
Hotel, Wai Yat Hotel, Garuda Citra Hotel, Sumatera Hotel, Royal Perintis Hotel,
recreati
Labana Inn, Pelangi International Hotel, Ananta Bogu Cottage, Pondok Danau Toba
onal)
International, Wisma Benteng, Dhaksina Hotel, Sakura Hotel, Semarak Hotel,
Antares Hotel Medan, Polonia Hotel,
Madani Hotel, Jw. Marriot, Wisma Koperasi, Dirga Surya Hotel, Ibunda Hotel, Lubuk Raya Hotel, Melati Hotel, Sri Deli Hotel, Dirga Suya Hotel, Garuda Citra Hotel, Natour Dharma Deli, Pardede Hotel 3. Pusat Jajanan, seperti : Merdeka Walk, Taman Lili Suheri, Cafe Harapan, Restaurant Tip Top, Kesawan Square, Pagaruyung 4. Pusat Perbelanjaan Plaza Medan Fair, Sun Plaza, Mall Grand Palladium, Thamrin Plaza, Medan MALL, Millennium Plaza, Medan Plaza, Yuki Pasar Raya, Plaza Medan BARU, Aksara
Universitas Sumatera Utara
Plaza, Deli Plaza, Deli Grand City, Menara Plaza, Sinar Plaza, Hongkong plaza, Uni Plaza, Perisai Plaza, Olympia Plaza, Ramayana Super Centre, Yang Lim Plaza, Ace Hardware &Index, Trend Trade Center, Gelora Plaza, Catchay Shopping Centre, Merdeka Walk, Kesawan Square, Makro Cash & Carry Medan Makro Medan, Medan Dekor Center, Medan Mega Trade Center (MMTC), Binjai Supermall, Brastagi Supermarket, Buana Plaza, Cambridge Mall, Carrefour Citra Garden, Imperial Trade Center, Indogrosir, Suzuya Kampung Baru, Suzuya Superstore, Yuki Sukaramai, Crystal Arcade, Citi Hall, City Hall Town Square, Deli Grand City Mall, Medan Mega Trade Centre, Royal Mall 5. Pasar tradisional, seperti : Pasar Tradisional Pajak Ikan Lama, Pasar Tradisional Petisah, Pasar Tradisional Pusat Pasar, Pasar Tradisional Sei Sikambing, Pasar Trdisional Pinang Baris, Pasar Tradisional Sukaramai, Pasar Tradisional Perumnas Helvetia, Pasar Tradisional Marelan (Pasar V), Pasar Tradisional Pulau Brayan, Pasar Tradisional Aksara, Pasar Tradisional Bengkok, Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar. 6. Restoran, seperti : Wisma Benteng (Sea Food), Asean (Sea Food), Garuda Iv (Indonesian Food), Sheraton Place (Sea Food), Delima (Sea Food/Chines Food), Jumbo (Sea Food/Chines Food), Mikado (Sea Food/Chinese Food), Taipan (Sea Food/Chinese Food), Cendana I (Indonesian Food), Cendana Iii (Indonesian Food), Cendana Iv (Indonesian Food), Tip Top (Chinese/Europe/Indonesian Food), Miramar (Indonesia Food/Sunda Food), Ratu Kuring (Indonesia Food/Sunda Food), Elite Intl. Sing Hall (Sea Food/Chinese Food), Tropicana (Sea Food) 7. Convention center, seperti :
Wonderia , Crystal Plenary Dome di Crystal Square, Deli Grand Convention Centre 8. Bioskop, seperti : Sun Twenty One, Thamrin Theatre 21, Perisai Theatre, Medan Theatre, Palladium Studio 21, SUN 21, Palladium 21, Thamrin 21, Plaza 21, Empire Theatre, President Theatre. 9. Objek Wisata bersejarah, seperti : a.medan sumatera utara mosque, aryaduta hotel medan, maimun palace medan, bank indonesia medan, best western hotel medan, graha bunda maria medan, grand angkasa hotel medan, sri mariaman temple medan, standard chartered bank medan, medanku the pride of medan, historical building medan, medan central post office, kesawan kota medan history, city hall kota medan, vihara medan chinese
Universitas Sumatera Utara
temple, penangkaran buaya, Kebun binatang, Museum Bukit Barisan, Rahmat Galery.
2.
Re
kreasi
Berupa fasilitas kolam renang, lapangan golf, dan pusat perbelanjaan yang terdapat dalam hotel.
Penduk ung (Supple mental Recreati onal)
Sumber : hasil olah data primer
Universitas Sumatera Utara