ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVETASI

Download JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ... ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR .... pengambi...

0 downloads 397 Views 365KB Size
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

10

ISSN 2355-9047

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVETASI (Studi Kasus Pada PT Gudang Garam, Tbk) VIKRAM DESTIAN FERY PANJAITAN YENFI Acounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang,Indonesia [email protected] Abstract-This research was aimed to look at the financial performance of PT Gudang Garam, Tbk for the period of 2011 to 2015 in terms of the ratio of liquidity, Solvency, and profitability. The study was run with deksriptif and quantitative analysis to prove in fundamental analysis that uses the ratio of liquidity, Solvency, and profitability as a basis for investment decision making. As for the data used are secondary data.Based on the results of the analysis of such data can be explained by the ratio of Liquidity: Current Ratio shows companies can be said to be able to guarantee or pay debt smoothly must soon be filled with current assets that are owned. Cash Ratio indicates that the company can be said to be able to guarantee or pay debt smoothly must soon be filled with available cash. Quick Ratio indicates that the company can be said to be able to guarantee or pay debt smoothly must soon be filled using the current assets that are more liquid. Solvency Ratio: Debt To Asset Ratio indicates that the company can be said to be able to finance the debt using the asset owned. Debt To Equity Ratio indicates that the company can be said to be able to guarantee or pay the whole debt using its own capital. Profitability Ratio: Groos Profit Margin indicates that the company is said to be able to generate a gross profit of the total net sales. Net Profit Margin shows the company is said to be able to generate net income from net sales. Earning Power of Total Investment shows that companies can be said to be capable of generating profits from capital invested in overall assets. Return On Equity shows that the company is able to generate a profit for the shareholders of capital itself. Return On Assets shows that the company is able to generate a profit by using the assets. Keywords-Fundamental Analysis and Decision Making.

I.

PENDAHULUAN

Perekonomian suatu Negara akan semakin baik apabila tingkat kemakmuran penduduknya juga semakin baik. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi pada umumnya ditandai dengan adanya kenaikan pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana. Kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi, membuat masyarakat yang memiliki kelebihan dana tersebut memanfaatkan dananya untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau di investasikan dalam bentuk suratsurat berharga yang diperdagangkan di pasar modal.

Menurut Mumtaz (2010), di masyarakat, terdapat dua paradigma yang berlaku mengenai investasi. Pertama, investasi dianggap sebagai sebuah keinginan dan kedua investasi dianggap sebagai sebuah kebutuhan Ketika investasi dianggap sebagai sebuah keinginan, hal ini berarti saat seseorang memiliki kelebihan uang, maka uang tersebut akan condong disimpan sebagai tabungan daripada digunakan untuk kepentingan investasi. Uang tersebut baru digunakan untuk kepentingan investasi ketika pemiliknya memang memiliki keinginan untuk menyalurkannya ke instrumen investasi.Paradigma yang kedua menyatakan bahwa, investasi dianggap sebagai sebuah kebutuhan. Hal ini berarti, jika seseorang memiliki kelebihan uang, maka kelebihan tersebut akan condong digunakan untuk investasi dari pada ditabung. Salah satu bidang investasi sangat berkembang saat ini adalah investasi pasar modal. Menurut Widjaja (2004), pada dasarnya pasar modal merupakan suatu wadah yang menjembatani hubungan antara pemilik dana dan pengguna dana. Selain itu, menurut Eduardus Tandelilin (2010), pengertian pasar modal adalah: “Pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi”. Pasar modal dapat juga sebagai alternative sumber dana yang aman bagi perusahaan selain perbankan. Kehadiran pasar modal sebagai alternatifsumber dana yang aman bagi badan usaha dan alternatif investasi yang menarik bagi investor adalah hal yang sangat penting dan meruapakan kebutuhan yang krusial di dalam memobilisisasikan dana masyarakat guna pengembangan dunia usaha dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal dapat menginvestasikan dana dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. PT Gudang Garam, Tbk sebagai salah satu perusahaan rokok terkemuka dan diibaratkan sebagai mother brand di industri rokok Indonesia. Selama beberapa dekade, PT Gudang

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

11

ISSN 2355-9047

Garam, Tbk hampir menguasai separuh rokok nasional, dengan pangsa pasar di Indonesia mencapai 49%.Selain itu, produsen rokok merupakan penyumbang pendapatan negara dari pita cukai.Dari keuntungan yang diperoleh dari laba bersihnya, PT Gudang Garam, Tbk setiap tahunnya juga membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung risiko.Keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham. Menurut Tambunan (2007) seorang investor tidak perlu membeli dengan harga mahal apabila orang lain dapat membelinya dengan harga wajar. Hal ini menyebabkan nilai intrinsik perusahaan menjadi ukuran yang sangat penting bagi investor untuk mengambil keputusan dalam membeli suatu saham perusahaan sebagai pilihan investasinya di pasar modal. Permasalahan mendasar yang biasanya dihadapi oleh para investor dalam melakukan investasi adalah pengambilan keputusan.Pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan karena setiap investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko. Apabila investor mengharapkan memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Dalam mempertimbangkan investasi, para investor membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan agar para investor tidak salah informasi dalam memilih saham mana yang tepat.Ada dua analisis dan pendekatan yang umum digunakan sebelum memulai investasi yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal atau analisis grafik. Kedua analisis ini Secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan interaksi antara permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap setiap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham akan mengalami berbagai fluktuasi. Permintaan dan penawaran dalam perdagangan saham merupakan hasil dari keputusan investor untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham di masa yang akan dating, apakah meningkat, menurun, atau tetap. Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan faktorfaktor fundamental yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.Ada dua faktor yang berkaitan dengan analisis fundamental, yaitu faktor internal (faktor-faktor yang masih ada dalam kendali perusahaan), dan faktor eksternal (faktor-faktor di luar kendali perusahaan). Para analis akan mempelajari semua faktor tersebut sebelum membuat prediksi mengenai harga saham di masa yang akan datang. Perusahaan pada umumnya termasuk PT Gudang Garam, Tbk memperoleh modal didasari pada penilaian ekonomis dari para investor. Apakah dengan kepemilikan saham tersebut akan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Perusahaan hendaknya meyediakan informasi mengenai kondisi keuangannya untuk keperluan investor dan pihak yang membutuhkannya.Salah satu informasi tersebut adalah laporan keuangan yang telah di audit oleh pihak akuntan publik. Laporan keuangan sebagai salah satu sumber data dalam analisa fundamental harus menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu serta hasil operasi pada waktu tertentu secara wajar. Keadaan ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan para pemakai untuk mendukung proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Analisis laporan keuangan ini mencakup (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2) evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2001). Analisis fundamental memfokuskan pada laporan keuangan perusahaan dimana tujuannya untuk mendekteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Pendekatan fundamental memberikan dasar teoritis perhitungan nilai inrisiknya yang dapat ditentukan berdasarkan faktor fundamental perusahaan misalnya; laba, deviden, struktur modal, rasio dan potensi pertumbuhan perusahaan. II.

LANDASAN TEORI

Akuntansi Akuntansi adalah suatu seni atau kecakapan dalam mencatat, mengklasifikasikan, menggolongkan, mengikhtisarkan dengan suatu metode tertentu (secara standar) dalam satuan uang atas semua transaksi yang bersifat keuangan serta ditaksirkan atas hasil pencatatan tersebut secara periodik dan historis. Menurut American Institute of Certified Public Accountants (Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2009) “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan menginter prestasian hasil proses tersebut”.Menurut Kieso, et al. (2008), pengertian akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. American Accounting Association oleh Sony Warsono Bin Hardono (2010) menyatakan akuntansi adalah sebagai proses pengumpulan, pengidentifikasian dan pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan serta melaporkannya kepada pihak yang menggunakannya, kemudian menafsirkan guna pengambilan keputusan ekonomi. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2008). Laporan keuangan dapat mendeskripsikan mengenai kinerja perusahaan dari proses pelaporan hasil operasi selama periode tertentu umumnya dilaporkan dalam bentuk informasi akuntansi. Menurut Ikatan Akutansi Indonesia No.1 (2004), dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya laporan ekuitas atau laporan arus dana). Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Budi Rahardjo, (2001) Laporan Keuangan

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah metode dalam melakukan analisis informasi, melakukan proyeksi dari informasi tersebut guna menghasilkan penilaian yang tepat bagi perusahaan (Penmann, 2004). Salah satu bentuk analisis fundamental adalah melalui pendekatan Top-Down Analysis. Dalam pendekatan ini biasanya digunakan tiga pendekatan (Daves, 2004), yaitu: a. Mendalami dan mengerti kondisi lingkungan ekonomi yang berkaitan dengan perusahaan yang akan dinilai. b. Menyelidiki potensi perkembangan pada industri yang berkaitan dengan perusahaan. c. Menyelidiki perusahaan yang akan dinilai, meliputi strategi kompetensi utama, manjemen, aturan, dan faktor relevan lainnya. Analisis Fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabelvariabel sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2003). Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang akan diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market value). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya(Sunariyah, 2006).

12 menghasilkan dana yang lebih besar, baik dengan campur tangan kita maupun tidak. Sedangkan menurut Sunariyah (2003), mendefinisikan investasi sebagai suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Taswan dan Soliha (2002), keputusan untuk melakukan investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan. Beberapa pengertian investasi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penanaman sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.

Kerangka Pemikiran Landasan berpikir adalah jalur pikiran yang logis yang didasarkan pada landasan teori dalam menjawab masalah penelitian agar menghasilkan penelitian yang relevan.Dalam mempertimbangkan investasinya, para investor membutuhkan informasi yang tepat dan akurat untuk pengambilan keputusan agar para invetor tidak salah dalam memilih saham mana yang tepat.Analisis dan pendekatan umum yang digunakan para investor untuk menilai sebuah perusahaan yaitu analisis fundamental.Analisis fundamental mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.Ada dua faktor yang berkaitan dengan analisis fundamental, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Para investor akan mempelajari kedua faktor tersebut sebelum memprediksi harga saham di masa mendatang. Analisis fundamental memfokuskan penilaian sebuah perusahaan pada laporan keuangannya, tujuannya untuk mendeteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Keterkaitan akan hal itu, penelitian ini menggunakan rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Pengertian Pengambilan Keputusan solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam Menurut Salusu (2004), pengambilan keputusan adalah memenuhi kewajiban jangka panjangnnya.Dan rasio suatu proses memilih alternative cara bertindak dengan metode profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam yang efisien sesuai situasi. Pengambilan keputusan mengandung menghasilkan laba dengan modal yang ditanamkan di dalam arti pemilihan alternative terbaik dari sejumlah alternative yang perusahaan. tersedia.Mulyana (2007), menyatakan pengambilan keputusan Penilaian pengambilan keputusan sangat penting bagi berkaitan erat dengan jangka waktu perencanaan.Perencanaan investor untuk menanamkan dananya agar dapat menghasilkan dalam keberadaannya dipecah menjadi perencanaan jangka return semaksimal mungkin dengan resiko sekecil mungkin. panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Dari definisi Melalui hasil dari analisis fundamental dengan menghitung rasio tersebut dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan sebagai merupakan suatu proses mengidentifikasi dan memilih dasar pengambilan keputusan investasi. alternative berdasarkan nilai-nilai dan preferensi yang dimiliki. Investor akan melihat bagaimana hasil laporan keuangan perusahaan setiap tahun yang telah diaudit Akuntan Publik Pengertian Investasi dengan menghitung rasio likuiditas, solvabilitas, dan Salim (2010), investasi sebetulnya adalah suatu cara atau profitabilitas sehingga invetor tertarik untuk menginvestasikan strategi untuk memutar kelebihan dana yang kita miliki agar sebagian dananya untuk membeli saham yang akan menghasilkan keuntungan atau mendapatkan dividen. www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

13

ISSN 2355-9047

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka dapat digambarkan ke dalam kerangka berpikir sebagai berikut: GAMBAR II.1 Kerangka Pemikiran

permasalahan agar menjadi jelas.Sedangkan analisia kuantitatif diperlukan untuk mengetahui hasil yang diperoleh sehingga mendapatkan perbandingan yang akurat mengenai laporan keuangan perusahaan. IV.

PEMBAHASAN

Analisis Rasio Likuiditas Analisis Rasio Likuiditas menggambarkan tentang kemampuan perusahaan (PT Gudang Garam, Tbk) dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo atau yang harus segera dibayar.Dalam penelitian ini Rasio Likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio,Cash Ratio, dan Quick Ratio. Current Ratio Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarr yang dimiliki. GRAFIK V.1 Current Ratio Periode Tahun 2011-2015 250% 200% Sumber: Diolah oleh peneliti. III.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diajukan sejak Februari 2017 sampai dengan Juni 2017 adapun peneliti melakukan penelitian pada PT Gudang Garam, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan mengcopy data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dari sumber dokumen/buku-buku, majalah, internet dan Annual Report PT Gudang Garam, Tbk terkait mengenai Laporan Keuangan, berupa Laporan Laba Rugi dan Neraca Tahun 2011-2015.

224%

217% 172%

150%

162%

177%

100% 50% 0% 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Berdasarkan grafik diatas maka dapat dianalisis bahwa Current Ratio perusahaan mengalami fluktuasi, dimana Current ratio pada tahun 2011 sebesar 224%. Dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 7% dari tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah piutang usaha. Serta pada tahun 2013 dan 2014 persentase Current Ratio mengalami penurunan dengan persentase 45% dan 1%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah piutang usaha serta kenaikan hutang lancar.Adapun kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2015 persentase sebesar 15% yang disebabkan karena menigkatnya persediaan.

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta di publikasikan pada masyarakat pengguna data.Data Laporan Cash Ratio Keuangan Tahunan dalam penelitian ini diperoleh dari Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan www.gudanggaramtbk.com berupa laporan laba rugi dan neraca perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tahun 2011-2015. dengan kas yang tersedia. Metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh adalah metode analisis deskriptif-kuantitatif.Dengan metode deskriptif diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang data yang dikumpulkan, setelah itu diolah sehingga dapat digunakan untuk menganalisis pokok www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

14

ISSN 2355-9047

GRAFIK V.2 Cash Ratio Periode Tahun 2011-2015 12,00%

11,34%

10,00% 8,00%

8,09%

9,31% 6,99%

6,00%

6,68%

4,00% 2,00% 0,00% 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Cash Ratio pada grafik diatas mengalami fluktuasi, dimana Cash Ratio pada tahun 2011 sebesar 8,09%. Dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan 1,22% dari tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah piutang uasaha. Serta penurunan tertinggi Cash ratio terjadi pada tahun 2013 dengan persentase 2,32% yang disebabkan oleh menigkatnya jumlah aset lancar yang diikuti dengan kenaikan hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2014 penurunan terjadi hanya sebesar 0.31%, hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah hutang lancar. Kenaikan Cash Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 4,66% hal ini disebabkan meningkatnya jumlah kas dan setara kas dan persediaan. Quick Ratio Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. GRAFIK V.3 Quick Ratio Periode Tahun 2011-2015 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%

23,94%

2011

2012

22,09% 15,95%

2013

Analisis Rasio Solvabilitas Analisis Rasio Solvabilitas adalah untutk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan di biayai oleh hutang. Dalam penelitian ini Rasio Solvabilitas yang digunakan adalah Debt To Asset Ratio dan Debt To Equity Ratio. Debt To Asset Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. GRAFIK V.4 Debt To Asset Ratio Periode Tahun 2011-2015 44,00% 42,06%

42,00%

42,93% 40,15%

40,00% 38,00% 36,00%

37,19%

35,91%

34,00% 32,00% 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti.

21,71%

17,45%

sebelumnya. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 2,23% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah beban dibayar dimuka. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan persentase sebesar 5,76%, hal ini terjadi karena meningkatnya piutang uasaha dari tahun sebelumnya. Adapun ditahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 6,14% yang disebabkan oleh kenaikan persentase jumlah aktiva lancar lebih tinggi dari pada kenaikan persentase jumlah hutang lancarnya.

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Quick Ratio pada grafik dan tabel di atas mengalami fluktuasi, dimana persentase Quick Ratio pada tahun 2011 sebesar 17,45%. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan tertinggi dengan persentase sebesar 6,49% yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar dari tahun

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat Debt To Asset Ratio pada tahun 2011 sebesar 37,19%. Dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 1,29% yang disebabkan oleh kenaikan aset yang diikuti oleh kenaikan hutang lancar. Kenaikan tertinggi Debt To Asset Ratio terjadi pada tahun 2013 dengan persentase kenaikan sebesar 6,16%, hal ini disebabkan meningkatnya total aset lebih besar dibandingkan total hutang. Dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,87% yang disebabkan oleh meningkatnya total aset lebih besar dibandingkan total hutang. Akan tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2,78% yang disebabkan oleh kenaikan hutang lancar. Debt To Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara hutnang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

15

ISSN 2355-9047

GRAFIK V.6 Gross Profit Margin Periode Tahun 2011-2015

GRAFIK V.5 Debt To Equity Ratio Periode Tahun 2011-2015 80,00% 60,00%

72,59% 59,21%

75,21% 67,08%

56,02%

40,00% 20,00% 0,00% 2011

2012

2013

2014

2015

70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%

65,30%

2011

60,21%

2012

54,59% 53,86%55,76%

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti.

Sumber: Diolah oleh peneliti.

Debt To Equity Ratio pada grafik di atas mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2011 persentase Debt To Equity Ratio sebesar 59,21%. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 3,19%, hal ini disebabkan kenaikan jumlah total hutang. Sedangkan pada tahun 2013 Debt To Equity Ratio mengalami kenaikan tertinggi 16,57%, hal ini dikarenakan oleh meningkatnya jumlah ekuitas. Pada tahun 2014 Debt To Equity Ratio mengalami kenaikan lagi sebesar 2,62%, yang disebabkan oleh kenaikan jumlah ekuitas. Akan tetapi pada tahun 2015 Debt To Equity Ratio mengalami penurunan sebesar 8,13%, hal ini dikarenakan meningkatnya total hutang sebesar 2,012%.

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat Gross Profit Margin tahun 2011 sebesar 65,30%. Pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5,09% yang disebabkan oleh menurunnya penjualan sehingga laba kotor yang dihasilkan menjadi rendah. Ditahun 2013 mengalami penurunan kembali sebesar 5,62%, hal ini disebabkan oleh menurunnya penjualan bersih. Pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali sebesar 0,73% yang disebabkan oleh menigkatnya jumlah penjualan bersih diikuti dengan kenaikan biaya usaha. Dan Pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,9%, hal ini disebabkan meningkatnya penjualan yang diikuti dengan harga pokok penjualan sehingga laba kotor yang dihasilkan juga ikut naik.

Analisis Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas atau sering disebut Rentabilitas adalah menunjukkan tentang kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini Rasio Profitabilitas atau sering disebut Rentabilitas yang digunakan adalah Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power of Total Investment, Return On Equity, dan Return On Asset. Gross Profit Margin Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan.Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. GRAFIK V.7 Net Profit Margin Periode Tahun 2011-2015 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%

48,95%

2011

44,29%

2012

40,31% 40,32%41,67%

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Net Profit Margin pada grafik di atas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 Net Profit Margin sebesar 48,95%. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan persentase sebesar 4,66% dan 3,98%, hal ini disebabkan karena turunnya jumlah penjualan bersih yang diikuti dengan penurunan beban www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

16

ISSN 2355-9047

pajak. Akan tetapi pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,01% dan 1,35%, hal ini dikarenakan penjualan bersih naik yang diikuti dengan kenaikan beban pajak.

GRAFIK V.9 Return On Equity Periode Tahun 2011-2015 25,00%

Earning Power of Total Investment Earning Power of Total Investment merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

20,00%

GRAFIK V.8 Earning Power of Total Investment Periode Tahun 2011-2015

0,00%

15,29% 14,90% 16,24%14,55%

15,00% 10,00% 5,00% 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti.

20,00% 15,00%

20,19%

16,92% 13,32%

10,00%

13,59% 11,69% 12,38%

5,00% 0,00% 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Earning Power of Total Investment pada grafik di atas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 persentase Earning Power of Total Investment sebesar 16,92%. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,6% dan 1,63% yang disebabkan kenaikan total aktiva tidak diikuti dengan penurunan laba kotor. Akan tetapi pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,69% dan 1,21%, hal ini disebabkan kenaikan total aktiva diikuti dengan kenaikan laba kotor. Return On Equity Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham. Baik saham biasa maupun saham preferen.

Return On Equity pada grafik dan tabel di atas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 sebesar 20,19%. Sedangkan pada tahun 2012, 2013, dan 2015 mengalami penurunan masingmasing sebesar 4,9%, 0,39%, dan 1,69%. Hal ini disebabkan karena kenaikan modal saham akan tetapi jumlah laba bersih mengalami penurunan. Dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,34%. Hal ini dikarenakan kenaikan modal saham diikuti dengan kenaikan laba bersih. Return On Asset Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biayabiaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. GRAFIK V.10 Return On Asset Periode Tahun 2011-2015 14,00% 12,00% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00%

12,68% 9,80%

2011

2012

8,63%

2013

9,27% 8,71%

2014

2015

Sumber: Diolah oleh peneliti. Return On Asset pada grafik di atas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 persentase Return On Asset sebesar 12,68%. Sedangkan pada tahun 2012, 2013, dan 2015 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,88%, 1,17%, dan 0,56%. Hal ini disebabkan kenaikan total aktiva tetapi total laba bersihnya menurun. Akan tetapi pada tahun 2014 mengalami www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017

17

ISSN 2355-9047

dan layak bagi para investor untuk berinvestasi di PT Gudang Garam, Tbk.

kenaikan sebesar 0,64%. Hal ini dikarenakan kenaikan total aktiva diikuti dengan kenaikan laba bersih.

DAFTAR PUSTAKA V.

PENUTUP 1]

Kesimpulan Berdasarkan analisis Fundamental PT Gudang Garam, Tbk tahun 2011-2015 dengan menggunakan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas PT Gudang Garam, Tbk tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan dapat dinilai baik. Yang berarti bahwa perusahaan dikatakan mampu dalam menjamin atau membayat hutang lancar yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki, kas yang tersedia, serta menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid. 2. Rasio Solvabilitas PT Gudang Garam, Tbk tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan dapat dinilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dikatakan mampu membiayai hutang menggunakan aset yang dimiliki perusahaan, serta mampu menjamin atau membayar seluruh hutang menggunakan modal sendiri perusahaan. 3. Rasio Profitabilitas PT Gudang Garam, Tbk tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan dapat dinilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dikatakan mampu menghasilkan laba baik dari penjualan, modal yang diinvestasikan, serta modal sendiri perusahaan. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian serta kesimpulan di atas, berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan bahan masukan antara lain sebagai berikut: 1. Dilihat dari hasil analisa rasio likuiditas pada laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik, dan akan lebih baik jika ditingkatkan lagi aktiva lancar dan mengurangi adanya hutang lancar serta menambah pendapatan dari aktiva. 2. Dilihat dari hasil analisa rasio solvabilitas pada laporang keuangan PT Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik, dan akan lebih baik jika perusahaan memperkecil tingkat persentase rasio solvabilitas yang telah dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan menekan jumlah kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek dan meningkatkan total aktiva juga modal. 3. Dilihat dari hasil analisa rasio profitabilitas pada laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk untuk tahun yang akan datang agar dipertahankan tingkat persentase yang telah dicapai. Karena selama lima tahun terakhir perusahaan telah cukup baik dalam mengelola aktiva dan modal perusahaan untuk menghasilkan laba. 4. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan PT Gudang garam, Tbk. Sudah cukup efisien memberikan informasi bagi investor mengenai kinerja keuangan PT Gudang Garam, Tbk

2] 3] 4] 5] 6] 7] 8] 9] 10] 11] 12] 13] 14] 15] 16]

17] 18]

Amin Widjaja, Tunggal. 2004. Manajemen Strategik. Edisi pertama. Jakarta: Harvindo. Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE. Brigham, Eugene, dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi delapan.Jakarta : Erlangga.. Hardono, Sony Warsono. 2010. Akuntansi Pengantar 1 Adaptasi IFRS : Sistem Penghasil Akuntansi Keuangan. Edisi 1.AB Publisher. Husnan, Suad, dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mumtaz, Fahmi. 2010. Investasi: Keinginan atau Kebutuhan? Available from: http:/www.mumtaz.wordpress.com. Penmann, Stephen H. 2004. Financial Statement Analysis and Security Valuation. New York: McGraw Hill. Rahardjo, Budi. 2001. Akuntansi dan Keuangan Untuk Manajer Nonkeuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Salim, Joko. 2010. Cara Gampang Bermain Saham. Jakarta : Visi Media. Salusu J, 2004. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.Jakarta : Erlangga. Suad Husnan. 2003. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek).Edisi keempat.Yogyakarta : BPFE. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Edisi kelima.Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Soliha, E, dan Taswan, 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya.Jurnal Bisnis dan Ekonomi.Vol. 9, No. 2.September : 149-163. Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : Elex Media Kmpitindo. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan aplikasi. Edisi pertama.Yogyakarta : Kanisius.

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis & Keuangan STIE-IBEK