ANALISIS PEBANDINGAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN)

Download Melihat dari besarnya persentasi dana- dana yang dihimpun oleh bank tentu bank akan menghadapi risiko-risiko, salah satunya adalah besarnya...

0 downloads 392 Views 1MB Size
ANALISIS PEBANDINGAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) SEBELUM DAN SESUDAH PSAK 50 DAN PSAK 55 (REVISI 2014) PADA BANK BUMN

Disusun Oleh : Dini Iriani Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Gunawan H, Ssi., MM.

LATAR BELAKANG Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mengingkatkan taraf hidup rakyat banyak. (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan) Bank BUMN di Indonesia adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang didirikan, dikelola dan diawasi oleh pemerintah, umumnya didirikan dengan kewenangan utnuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote (Indra, 2013). Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70%-80% dari total aktiva bank. (Dendawijaya, 2005)

Dalam PSAK, CKPN merupakan bagian dari inastrumen keuangan yang diatur dalam PSAK 50 dan PSAK 55. Saat ini, peraturan terakhir mengenai PSAK 50 dan PSAK 55 mengacu pada PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2014 yang mulai efektif pada 1 Januari 2015.

Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan (PSAK), (PAPI) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 4 /DPNP). Melihat dari besarnya persentasi danadana yang dihimpun oleh bank tentu bank akan menghadapi risiko-risiko, salah satunya adalah besarnya risiko jika kredit yang diberikan oleh bank tidak dapat tertagih kembali. Bank dapat membuat CKPN kredit untuk menilai berapa besarnya kredit yang tidak tertagih yang akan disisihkan oleh bank.

RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH • Rumusan Masalah 1. 2.

Bagaimana perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebelum dan sesudah diterapkannya PSAK 50 dan PSAK 55? Apakah dampak dari penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2014) terhadap laporan keuangan Bank BUMN?

• Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada penerapan dan penjelasan PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2014) pada Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang dilihat dari laporan keuangan Bank BUMN tahun 2015. Pada catatan atas laporan keuangan Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN tidak dijelaskan besarnya nilai probability of default (PD) sehingga penulis hanya langsung mengambil besarnya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari laporan keuangan keempat bank.

METODE PENELITIAN • Objek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah Bank BUMN yang ada di Indonesia ada empat yaitu, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN). • Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dengan mengambil data berupa laporan keuangan Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan yang dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini adalah laporan keuangan Bank BUMN pada tahun 2015. • Alat analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian berupa analisis deskriptif komparatif. Penulis menggunakan data yang sudah diperoleh kemudian membandingkan dengan teori-teori yang sudah ada, yaitu Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) serta PSAK 50 (revisi 2014) dan PSAK 55 (revisi 2014) sehingga penulis mampu memberikan gambaran yang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bank Mandiri Kredit Bank Mandiri berdasarkan PPAP Lancar

Keterangan Rp

Saldo 544.753.277

Rp

PPAP (5.447.533)

Rp

Jumlah 539.305.744,0

Dalam Perhatian Khus us

Rp

26.544.837

Rp

(1.327.242)

Rp

25.217.595,0

Kurang Lancar

Rp

3.226.457

Rp

(483.969)

Rp

2.742.488,0

Diragukan

Rp

2.479.443

Rp

(1.239.722)

Rp

1.239.721,0

Macet

Rp

9.671.423

Rp

(9.671.423)

Rp

Total

Rp

586.675.437

Rp

(18.169.889)

Rp

568.505.548,0

Kredit Bank Mandiri berdasarkan CKPN Keterangan

Saldo

CKPN

Jumlah

Lancar

Rp

544.753.277 Rp

(5.868.080) Rp

538.885.197

Dalam Perhatian Khusus

Rp

26.544.837 Rp

(6.319.154) Rp

20.225.683

Kurang Lancar

Rp

3.226.457 Rp

(1.281.970) Rp

1.944.487

Diragukan

Rp

2.479.443 Rp

(1.464.641) Rp

1.014.802

Macet

Rp

9.671.423 Rp

(7.347.997) Rp

2.323.426

Total

Rp

586.675.437 Rp

(22.281.842) Rp

564.393.595

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Bank BRI Kredit Bank BRI berdasarkan PPAP Keterangan

Saldo

PPAP

Jumlah

Lancar

Rp

516.307.931

Rp

(5.163.079) Rp

511.144.852

Dalam Perhatian Khusus

Rp

21.977.643

Rp

(1.098.882) Rp

20.878.761

Kurang Lancar

Rp

1.160.311

Rp

(174.047) Rp

986.264

Diragukan

Rp

1.224.930

Rp

(612.465) Rp

612.465

Macet

Rp

4.213.597

Rp

(4.213.597) Rp

Total

Rp

544.884.412

Rp

(11.262.070) Rp

Kredit Bank BRI berdasarkan CKPN Keterangan

Saldo

Lancar

Rp

516,307,931

Dalam Perhatian Khusus

Rp

21,977,643

Kurang Lancar

Rp

1,160,311

Diragukan

Rp

1,224,930

Macet

Rp

4,213,597

Total Kredit

Rp

544,884,412

CKPN: Kolektif

Rp

(13,057,911)

Total CKPN

Rp

(13,057,911)

Total Kredit (Bersih)

Rp

531,826,501

533.622.342

HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Bank BNI Kredit Bank BNI berdasarkan PPAP Keterangan

Saldo

PPAP

Jumlah

Lancar

Rp

307.862.525

Rp

(3.078.625) Rp

304.783.900

Dalam Perhatian Khusus

Rp

9.533.014

Rp

(476.651) Rp

9.056.363

Kurang Lancar

Rp

2.722.628

Rp

(408.394) Rp

2.314.234

Diragukan

Rp

848.223

Rp

(424.112) Rp

424.111

Macet

Rp

5.138.759

Rp

(5.138.759) Rp

Total

Rp

326.105.149

Rp

(9.526.541) Rp

316.578.608

Kredit Bank BNI berdasarkan CKPN Keterangan

Saldo

CKPN

Jumlah

Lancar

Rp

307.862.525

Rp

(4.394.115) Rp

303.468.410

Dalam Perhatian Khusus

Rp

9.533.014

Rp

(1.965.618) Rp

7.567.396

Kurang Lancar

Rp

2.722.628

Rp

(1.306.213) Rp

1.416.415

Diragukan

Rp

848.223

Rp

(310.942) Rp

537.281

Macet

Rp

5.138.759

Rp

(4.061.730) Rp

1.077.029

Total

Rp

326.105.149

Rp

(12.038.618) Rp

314.066.531

HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Bank BTN

Kredit Bank BTN berdasarkan PPAP

Keterangan

Saldo

PPAP

Jumlah

Lancar

Rp

116.799.430

Rp

(1.167.994) Rp

115.631.436

Dalam Perhatian Khusus

Rp

17.179.545

Rp

(858.977) Rp

16.320.568

Kurang Lancar

Rp

250.491

Rp

(37.574) Rp

212.917

Diragukan

Rp

350.452

Rp

(175.226) Rp

175.226

Macet

Rp

3.771.677

Rp

(3.771.677) Rp

Total

Rp

138.351.595

Rp

(6.011.448) Rp

132.340.147

Kredit Bank BTN berdasarkan CKPN Keterangan

Saldo

CKPN

Jumlah

Lancar

Rp

116.799.430 Rp

(59.604) Rp

116.739.826

Dalam Perhatian Khusus

Rp

17.179.545 Rp

(162.163) Rp

17.017.382

Kurang Lancar

Rp

250.491 Rp

(22.205) Rp

228.286

Diragukan

Rp

350.452 Rp

(14.667) Rp

335.785

Macet

Rp

3.771.677 Rp

(1.500.512) Rp

2.271.165

Total

Rp

138.351.595 Rp

(1.759.151) Rp

136.592.444

HASIL DAN PEMBAHASAN • Perbandingan Hasil Perhitungan PPAP dan CKPN pada Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN Nama Bank

Jumlah PPAP

Jumlah Kredit berdasarkan PPAP

Jumlah CKPN

Jumlah Kredit berdasarkan CKPN

Bank Mandiri

Rp

18.169.889 Rp

568.505.548 Rp

22.281.842 Rp

564.393.595

Bank BNI

Rp

9.526.541 Rp

316.578.608 Rp

12.038.618 Rp

314.066.531

Bank BRI

Rp

11.262.070 Rp

533.622.342 Rp

13.057.911 Rp

531.826.501

Bank BTN

Rp

6.011.448 Rp

132.340.147 Rp

1.759.151 Rp

136.592.444

PENUTUP Kesimpulan : 1.

Sebelum implementasi PSAK 50 (revisi 2014) dan PSAK 55 (revisi 2014), penyisihan kerugian kredit dihitung dengan menggunakan tingkat kolektibilitas yang telah ditentukan oleh BI, sedangkan setelah implementasi PSAK dihitung berdasarkan bukti objektif bahwa terjadi penurunan nilai dan probability of default yang didapatkan dari data kerugian historis yang pernah dialami bank dengan menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method. Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai (CKPN) lalu dihitung secara individual jika terdapat bukti objektif atau secara kolektif jika tidak terdapat bukti objektif. 2.

Besarnya penyisihan CKPN setelah implementasi PSAK 50 dan 55 (revisi 2014) lebih besar daripada PPAP. Lebih besarnya jumlah CKPN dibandingkan dengan PPAP membuat jumlah kredit bersih yang harus disajikan menjadi lebih sedikit. Hal itu dapat menyebabkan lebih sedikit total aset pada laporan posisi keuangan. Selain itu lebih besarnya saldo CKPN dapat menyebabkan berkurangnya jumlah laba bersih pada laporan laba rugi yang disebabkan karena adanya beban penyisihan kerugian penurunan nilai pada tahun berjalan.

PENUTUP Saran: 1. Sebaiknya Bank lebih memberikan informasi besarnya nilai Probability of Default agar dalam penyajian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada catatan atas laporan keuangan bank menjadi lebih informatif. 2. Kepada Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) selaku pihak yang berwenang dalam menyusun standar akuntansi di Indonesia sebaiknya memberikan contoh metode perhitungan penurunan nilai secara kolektif untuk setiap industri, sehingga setiap industri memiliki panduan yang jelas dalam menghitung penurunan nilai. 3. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya dapat menerapkan secara langsung rumus perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dengan memperoleh informasi secara langsung mengenai besarnya Probability of Default dan data kerugian historis bank atau jenis usaha lainnya.