1
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVESIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
(Skripsi)
Oleh: Nama Npm Jurusan Pembimbing I Pembimbing II
: Rionaldo Agustian : 0641031162 : Akuntansi : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2013
2
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Oleh
RIONALDO AGUSTIAN
Laporan keuangan perbankan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan masing-masing perbankan tersebut yang mencerminkan kinerja bank, variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio capital adequacy ratio (CAR), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), return on asset (ROA), return on equity (ROE), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), net interst margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata rasio CAR dan ROA memiliki perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional sedangkan rata-rata rasio PPAP, ROE, BOPO, NIM, dan LDR tidak menunjukan adanya perbedaan. Dari hasil analisis bank secara keseluruhan dengan menjumlahkan rasio masing- masing bank yang sebelumnya telah diberi bobot nilai yang sudah ditentukan, dan hasilnya menunjukan bahwa perbankan konvesional memiliki kinerja tidak lebih baik dibanding dengan perbankan syariah.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Bank Konvensional, Bank Syariah
3
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS AND FINANCIAL PERFORMANCE BY USING CONVENTIONAL BANKS CAMEL by
RIONALDO AGUSTIAN
Banking financial report is a report that shows the financial condition of the bank as a whole, including the weakness and the strength. This study aimed to determine whether there are significant differences between the financial performance of Islamic banks compared with conventional banking overall and to know which is better between the financial performance of Islamic banking with conventional banking. The research was conducted by analyzing the financial ratios of each bank which reflects the performance of the bank, variables used in this study consisted of the ratio of capital adequacy ratio (CAR), Allowance for Earning Assets (PPAP), return on assets (ROA), return on equity (ROE), Operating Expenses to Operating Income (ROA), net interst margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR). The results showed that the average ratio of CAR and ROA have a difference between Islamic banks and conventional banks, while the average ratio of PPAP, ROE, ROA, NIM, and the LDR did not show any difference. From the analysis of the bank as a whole by summing the ratio of each bank that had previously been given a weight value has been determined, and the results show that conventional banks have performed no better than the Islamic banking.
Keywords: Financial Performance, Conventional Banks, Islamic Banks
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha: 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.
Dengan adanya analisa laporan keuangan dapat diketahui tingkat kinerja suatu bank, karena tingkat kinerja merupakan salah satu alat pengontrol kelangsungan hidup. Dari laporan keuangan, maka akan diketahui tingkat kinerja suatu bank (sehat atau tidak sehat). Untuk mengetahui sehat atau tidak sehat dapat dianalisis melalui aspek yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity). CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi
5
kebangkrutan bank. Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masingmasing jenis bank.
Saat ini cukup banyak bank konvensional yang telah mendirikan atau membuka cabang yang bersifat syariah. Hal ini menjadi pertanyaan bagi peneliti mengenai apa yang melatarbelakangi dibukanya bank syariah tersebut oleh bank konvensional, apakah hal ini dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa kinerja keuangan bank syariah lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja bank konvensional ataukah ada hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh bank konvensional. Mengingat pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank untuk menentukan kebijakan-kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi persaingan antar bank syariah maupun bank konvensional yang tidak bisa dihindarkan lagi. Sehingga diperlukan laporan kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi kepada stakeholders tentang kinerja suatu bank, dan membantu stakeholders dalam mengambil keputusan, Oleh karena itu, dengan melihat fakta yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Dengan Menggunakan Metode CAMEL”. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
6
1.
Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan.
2.
Manakah yang lebih baik kinerja keuangan bank syariah ataukah bank konvensional dilihat dari kinerja keseluruhan?
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bank umum syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank syariah yang memiliki total asset lebih besar daripada bank umum syariah lainnya. Bank umum syariah dalam hal ini diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Sedangkan bank umum konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah Bank Tabungan Pensiunan (BTPN), dan Bank Bukopin.
b. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasar Laporan Publikasi Keuangan Bank selama periode 2008 - 2011. Data yang diambil adalah laporan keuangan masing-masing bank yang dipublikasikan di internet.
c. Ukuran kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan bank yang meliputi Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Penyisishan Penghapusan Aktiva Produktif (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset, Return on Equity, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin (mewakili rasio rentabilitas), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas).
7
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang rasio Capital, kualitas aktiva produktif (asset), Earning, dan Liquidity pada bank syariah dan bank konvensional, serta perbandingan di antara kedua bank tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional untuk masing-masing rasio. b. Untuk mengetahui dan menganalisa kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan bank syariah dengan bank konvensional antara lain: a.
Bagi akademik diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap akademik sebagai tambahan referensi dalam penelitian sejenis di masa mendatang.
b.
Sebagai masukkan dan menambah wawasan bagi peneliti mengenai kinerja perbankan di Indonesia.
c. Kepada pengguna jasa perbankan syariah sebagai bahan informasi, dan untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah dan bank konvensional.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Pengertian dan Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (2011:11), jenis perbankan terdiri dari 2 yakni sebagai berikut. 1.
Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.1.2. Bank Syariah Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai
lembaga
keuangan/perbankan
yang
operasional
dan
produknya
dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. 2.1.3. Bank Konvensional Bank umum (konvensional) merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia (Kasmir,2008).
9
2.1.4. Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut (Harahap, 2006 : 22-23) : 1.
Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional.
2.
Menilai Prospek Arus Kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat mendukung investor dalam memperkirakan jumlah, saat dan ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan atas deviden, bagi hasil, hasil penjualan, pelunasan dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman.
3.
Informasi Atas Sumber Daya Ekonomi. Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomis bank, kewajiban bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik dana, serta kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumber daya ekonomi tersebut.
2.1.5. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki perbedaan antara lain menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. 1.
Akad dan Aspek Legalitas
10
Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. 2. Lembaga Penyelesai Sengketa Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. 3. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah. 4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. 5. Lingkungan dan Budaya Kerja Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, profesional (fathanah), dan mampu melakukan tugas fungsional organisasi (tabligh). 2.1.6. Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
11
Tabel 1. Standar Kinerja Bank yang baik Kriteria CAR PPAP ROA ROE BOPO NIM LDR
Standar Bank Indonesia ≥ 8% ≥ 95% ≥ 1,5% ≥ 13% 92% 7% ≥ 85% - 110%
Sumber : Info Bank Indonesia 2.1.7. Macam – Macam Rasio Keuangan a. Rasio Permodalan (Solvabilitas) Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat. b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. c.
Rasio Rentabilitas (Earning)
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
12
d. Rasio Likuiditas (Liquidity) Menurut Kasmir (2008:268), rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. 2.1.8. Penelitian Terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
M.Suyanto
Perbandingan Kinerja Bank Islam Terhadap Bank Persero, Bank Asing Dan Bank Umum Di Indonesia
Andi Wijaya
Analisis Komparatif Resiko Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional Dan BPR Syariah
Indikator penelitian Profitability Ratios, Liquidity Ratios, Risk and Solvency Ratios, Commitment to Community.
Rasio Likuiditas, Raso Solvabilitas, dan Rasio Rentabilitas
Tahun penelitian 2007
2006
Hasil penelitian Secara umum bank islam lebih baik dari pada bank asing dan bank umum. Bank Islam lebih berkomitment terhadap pengembangan masyarakat dibandingkan Bank Persero, Bank Asing dan Bank Umum,
Secara umum rasiorasio bank syariah lebih baik dari pada Bank konvensional.
2.1.9. Perumusan Hipotesis Sebagaimana disinggung di atas, penelitian ini menyajikan tentang analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional. Untuk menguji
13
apakah masing-masing rasio keuangan berbeda signifikan untuk periode 2008 - 2011 hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H1
: Terdapat perbedaan CAR antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H2
: Terdapat perbedaan PPAP antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H3
: Terdapat perbedaan ROA antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H4
: Terdapat perbedaan ROE antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H5
: Terdapat perbedaan NIM antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H6
: Terdapat perbedaan BOPO antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H7
: Terdapat perbedaan LDR antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Sampel Penelitian Kriteria pengambilan sampel yaitu: a. Pemilihan kedua bank syariah tersebut dikarenakan kedua bank tersebut memiliki
asset di atas yang lainnya, yaitu: Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI). b. Bank umum konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah bank dengan total asset sebanding dengan kedua bank syariah tersebut, yaitu: Bank Bukopin dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
3.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs website masingmasing bank dan melalui situs website Bank Indonesia. 3.3. Variabel Penelitian Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mewakili rasio permodalan, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang mewakili rasio kualitas aktiva produktif, Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) yang mewakili rasio rentabilitas, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mewakili rasio likuiditas.
15
3.4. Definisi Operasional Variabel 1.
Permodalan (Capital)
Rumus yang digunakan untuk menghitung CAR adalah: Modal Bank CAR =
x 100% Total ATMR
2.
Kualitas Aktiva Produktif ( Asset) Rumus yang digunakan untuk menghitung PPAP adalah: PPAP yang telah dibentuk PPAP =
x 100% PPAP yang wajib dibentuk
3.
Rentabilitas (Earning)
a.
Return On Asset (ROA)
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah: Laba Sebelum Pajak ROA =
x 100% Total Aktiva
b.
Return On Equity (ROE)
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah: Laba Sesudah Pajak ROE =
x 100% Total Ekuitas
c.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rumus yang digunakan untuk menghitung BOPO adalah: Beban Operasional BOPO =
x 100% Pendapatan Operasional
16
d.
Net Interest Margin (NIM)
Rumus yang digunakan untuk menghitung NIM adalah : Pendapatan Bersih NIM =
x 100% Aktiva Produktif
4.
Likuiditas (Liquidity)
Rumus yang digunakan untuk menghitung LDR adalah: Total Kredit LDR =
x100%
Total Dana Pihak Ketiga 3.5. Alat Analisis Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Analisis Deskriptif Digunakan untuk menjelaskan kinerja keuangan antara bank syariah dengan bank konvensional untuk periode 2008 - 2011, hasil analisis meliputi means dan standard deviation. 2. Uji Beda Rata-Rata Uji ini akan mengarahkan peneliti untuk membuat kesimpulan apakah rasio kinerja keuangan kedua bank tersebut mempunyai perbedaan rata-rata yang signifikan. 3.6. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (α) 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai p-value. Keputusan berdasarkan profitabilitas sebagai berikut:
Jika p-value > 0,05 maka hipotesis ditolak (tidak signifikan)
Jika p-value < 0,05 maka hipotesis diterima (signifikan)
17
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui means dan standar deviasi setiap rasio keuangan perbankan sehingga hasil yang diperoleh dapat membandingkan antara kinerja perbankan syariah dan perbankan konvensional sebagai objek penelitian. Tabel 3. Mean dan Standar Deviasi Bank Syariah Rasio Keuangan Minimum Maksimum
Mean
2008
11.82
12.69
11.73
2009
12.52
12.61
11.74
2010
10.42
13.56
11.93
2011
12.15
14.81
13.29
2008
104.11
106.00
105.05
2009
100.75
107.81
106.90
2010
118.33
127.76
118.04
2011
107.87
119.28
104.00
2008
1.66
2.33
1.99
2009
0.40
1.89
1.14
2010
1.03
1.69
1.36
2011
1.15
1.55
1.35
2008
33.55
40.57
37.06
2009
30.37
58.75
44.56
2010
10.06
12.39
11.22
2011
13.40
17.88
15.64
BOPO (Beban 2008 Operasional 2009 terhadap Pendapatan 2010
78.71
78.94
78.82
73.76
95.50
84.63
74.97
87.38
81.17
CAR (Capital Adequency Ratio) PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)
ROA (Return On Asset)
ROE (Return On Equity)
18
Operasional) NIM (Net Interest Margin)
LDR (Loan To Deposit Ratio)
2011
76.44
85.52
80.98
2008
6.73
7.42
7.07
2009
5.15
6.62
5.88
2010
5.24
6.57
5.90
2011
5.01
7.48
6.24
2008
89.12
104.41
96.76
2009
83.07
85.82
84.44
2010
82.54
91.52
87.03
2011
85.18
86.03
85.60
Sumber: Olah data SPSS Dengan menggunakan uji Deskriptif, diperoleh mean, nilai minimum, nilai maksimum, dari perbankan konvensional seperti tampak pada Tabel berikut : Tabel 4. Mean dan Standar Deviasi Bank Konvensional Rasio Keuangan Minimum Maksimum CAR (Capital Adequency Ratio) PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)
ROA (Return On Asset)
ROE (Return On Equity)
Mean
2008
10.61
11.20
17.93
2009
14.32
18.88
16.43
2010
13.26
23.12
17.73
2011
14.07
20.82
16.59
2008
87.86
212.54
150.20
2009
134.33
141.01
146.14
2010
100.51
157.66
114.66
2011
136.99
167.31
109.32
2008
1.73
4.16
2.94
2009
1.44
2.75
2.09
2010
1.43
3.27
2.35
2011
1.68
3.81
2.74
2008
20.61
24.06
22.33
2009
10.26
19.32
14.79
2010
19.98
21.55
20.76
2011
20.34
23.86
22.10
19
BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) NIM (Net Interest Margin)
LDR (Loan To Deposit Ratio)
2008
77.53
84.45
80.99
2009
84.06
86.93
85.49
2010
52.08
84.76
68.42
2011
37.92
65.07
51.49
2008
4.80
11.40
8.10
2009
4.07
12.18
8.12
2010
4.74
13.97
9.36
2011
4.55
12.96
8.75
2008
83.60
92.00
87.80
2009
75.99
84.92
80.45
2010
71.85
91.39
81.62
2011
85.01
85.10
85.05
Sumber: Olah data SPSS Berdasarkan tabel 2 dan 3 dapat diketahui perbandingan mean rasio keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional untuk masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut : 4.2. Analisis Perbandingan Rasio Keuangan a.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan tabel diatas mean CAR bank syariah tahun 2008 sebesar 11,73%, tahun 2009 sebesar 11,74% dan pada tahun 2010 sebesar 11,93%, tahun 2011 sebesar 13.29%. Sedangkan CAR bank konvensional tahun 2008 sebesar 17,93%, tahun 2009 adalah sebesar 16,43%, tahun 2010 sebesar 17,73% dan tahun 2011 sebesar 16,59%. Meskipun demikian bank konvensional masih memenuhi standar minimum CAR yang telah ditentukan Bank Indonesia sebesar 8%.
20
b.
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Berdasarkan tabel diatas mean PPAP pada perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 105,05%, tahun 2009 sebesar 106,90%, tahun 2010 sebesar 118,04% dan pada tahun 2011 sebesar 104%. Sedangkan untuk PPAP perbankan konvensional pada tahun 2008 sebesar 150,20% tahun 2009 sebesar 146,14%, tahun 2010 sebesar 114,66% dan pada tahun 2011 sebesar 109,32%. Hal ini menunjukkan penyisihan penghapusan aktiva produktif pada perbankan syariah dan perbankan konvensional telah memenuhi standar mminimum yaitu 95% yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. c.
Return On Asset (ROA)
Berdasarkan tabel diatas mean ROA perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 1,99% tahun 2009 sebesar 1,14%, tahun 2010 sebesar 1,36% dan pada tahun 2011 adalah sebesar 1,35%. Hanya pada tahun 2008 bank syariah memenuhi standar yang ditetapkan Bank yaitu 1,5%. Sedangkan ROA pada perbanakan konvensional untuk tahun 2008 sebesar 2,94%, tahun 2009 sebesar 2,09%, tahun 2010 sebesar 2,35% dan tahun 2011 sebesar 2,74%. Hal ini berarti bank konvensional telah memenuhi standar yang ditentukan Bank Indonesia. d.
Return On Equity (ROE)
Berdasarkan tabel diatas mean ROE perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 37,06% tahun 2009 sebesar 44,56%, tahun 2010 adalah sebesar 11,22% dan pada tahun 2011 adalah sebesar 15,64%. Sedangkan ROE pada perbankan konvensional pada tahun 2008 sebesar 22,33%, tahun 2009 sebesar 14,79%, tahun 2010 sebesar 20,76% dan tahun 2011 sebesar 22,10%. Hal ini menunjukan bahwa kinerja
21
manajemen bank syariah dan bank konvensional dalam mengolah modal tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak masih diatas standar minimum yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 13%. e.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Berdasarkan tabel diatas mean BOPO perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 78,82%, 2009 sebesar 84,63%, tahun 2010 sebesar 81,17% dan tahun 2011 sebesar 80,98%, sedangkan BOPO pada perbankan konvensional pada tahun 2008 sebesar 80,99%, tahun 2009 adalah sebesar 85,49%, tahun 2010 adalah sebesar 68,42% dan pada tahun 2011 sebesar 51,49%. Hal ini menunjukan bahwa bank syariah dan bank konvensional masih cukup baik karena memiliki rasio BOPO dibawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia. f.
Net Interest Margin (NIM)
Berdasarkan table diatas mean NIM perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 7,07%, tahun 2009 sebesar 5,88%, tahun 2010 sebesar 5,90%, tahun 2011 sebesar 6,24% . Hal ini menunjukan bahwa mean perbankan syariah hanya pada tahun 2008 berada diatas standar NIM yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 7%. Namun pada tahun 2009, 2010, dan 2011 mean perbankan syariah mengalami penurunan dibawah standar Bank Indonesia. Sedangkan mean NIM perbankan konvensional pada tahun 2008 sebesar 8,10%, tahun 2009 sebesar 8,12%, tahun 2010 sebesar 9,36%, tahun 2011 sebesar 8,75%. Hal ini berarti bahwa NIM perbankan konvensional berada diatas standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 7%.
22
g.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Berdasarkan tabel diatas mean LDR perbankan syariah pada tahun 2008 sebesar 96,76%, tahun 2009 sebesar 84,44%, tahun 2010 sebesar 87,03% dan pada tahun 2011 sebesar 85,50%. Hal ini menunjukan bahwa hanya pada tahun 2009 bank syariah memiliki LDR dibawah ketentuan Bank Indonesia, namun pada tahun 2008, 2010, dan 2011 bank syariah telah memenuhi LDR yang ditetapkan Bank Indonesia. Sedangkan LDR pada perbankan konvensional pada tahun 2008 sebesar 87,80%, tahun 2009 sebesar 80,45%, tahun 2010 sebesar 81,62% dan pada tahun 2011 sebesar 85,05%. Hal ini menunjukan bahwa NIM perbankan konvensional berada dibawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 85% - 110%. 4.3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional jika dilihat dari rasio CAMEL. Dengan menggunakan independent sample t-test, diperoleh rasio dari perbankan syariah dan konvensional seperti tampak pada Tabel berikut : Tabel 5. Hasil pengujian rasio keuangan bank syariah dan bank konvensional. Bank Syariah
Bank Konve nsional
Ratio Mean
Mean
Statistical Test Levene’s Test for Equality of Variance F
CAR PPAP ROA ROE BOPO
12.17 108.50 1.46 27.12 73.25
17.80 130.07 2.53 19.99 71.60
17.400 7.259 7.210 11.633 0.251
Sig. 0.001 0.017 0.018 0.004 0.624
t-test for Equality of Mean Confidence Interval = 95% Sig. T 2-tailed 2.894 0.024 1.531 0.166 2.406 0.035 1.151 0.283 0.186 0.855
23
NIM LDR Kinerja
6.27 88.46 94.29
8.58 83.73 91.43
109.737 0.000 0.587
0.000 0.992 0.458
1.450 1.352 0.722
0.186 0.198 0.044
Sumber: Olah data SPSS a.
Pengujian CAR (Capital Adequacy Ratio)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk CAR dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 17.40 dengan probabilitas 0.001. Oleh karena probabilitas 0.001 < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians tidak sama. Terlihat bahwa t hitung untuk CAR dengan Equal variance not assumed adalah 2.894, dengan probabilitas 0.024. Oleh karena 0.024 < 0.05, maka H1 diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. b.
Pengujian PPAP (Non Performing Loan)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk PPAP dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 7.25 dengan probabilitas 0.017. Oleh karena probabilitas 0.017 < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians tidak sama.
Terlihat bahwa t hitung untuk PPAP dengan Equal variance not assumed adalah 1.531, dengan probabilitas 0.166. Oleh karena 0.166 > 0.05, maka H2 ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio PPAP maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan. c.
Pengujian ROA (Return On Asset)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk ROA dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 7.210 dengan probabilitas 0.018. Oleh
24
karena probabilitas 0.018 < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians tidak sama. Terlihat bahwa t hitung untuk ROA dengan Equal variance not assumed adalah 2.406, dengan probabilitas 0.035. Oleh karena 0.035 < 0.05, maka H3 diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio ROA maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. d.
Pengujian ROE (Return On Equity)
Terlihat bahwa F hitung untuk ROE dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 11.633 dengan probabilitas 0.004. Oleh karena probabilitas 0.004 < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians tidak sama. Terlihat bahwa t hitung untuk ROE dengan Equal variance not assumed adalah 1.151, dengan probabilitas 0.283. Oleh karena 0.283 > 0.05, maka H4 ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio ROE maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan. e.
Pengujian BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk BOPO dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0.251 dengan probabilitas 0.642. Oleh karena probabilitas 0.642 > 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians sama. Terlihat bahwa t hitung untuk BOPO dengan Equal variance assumed adalah 0.186, dengan probabilitas 0.855. Oleh karena 0.855 > 0.05, maka H5 ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio BOPO maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
25
f.
Pengujian NIM (Net Interest Margin)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk NIM dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 109.737 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena probabilitas 0.000 < 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians tidak sama. Terlihat bahwa t hitung untuk NIM dengan Equal variance not assumed adalah 1.450, dengan probabilitas 0.186. Oleh karena 0.186 > 0.05, maka H6 ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio NIM maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan. g.
Pengujian LDR (Loan to Deposit Ratio)
Berdasarkan table 4 terlihat bahwa F hitung untuk LDR dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0.000 dengan probabilitas 0.992. Oleh karena probabilitas 0.225 > 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians sama. Terlihat bahwa t hitung untuk LDR dengan Equal variance assumed adalah 1.352, dengan probabilitas 0.198. Oleh karena 0.198 > 0.05, maka H7 ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio LDR maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 4.3.1. Analisis Deskripsi kedua Sampel Pada Tabel 4 dapat terlihat bahwa perbankan syariah mempunyai rata-rata (mean “Kinerja” sebesar 94,29%, lebih besar dibanding dari mean “Kinerja” perbankan konvensional yang sebesar 91,43%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2008 – 2011 secara keseluruhan perbankan konvesional memiliki kinerja tidak lebih baik dibanding dengan perbankan syariah.
26
4.3.2. Pengujian Hipotesis Kinerja Terlihat bahwa F hitung untuk “Kinerja” dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0.587 dengan probabilitas 0.458. Oleh karena probabilitas 0.458 > 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians sama. Terlihat bahwa t hitung untuk “Kinerja” dengan Equal variance assumed adalah 0.722, dengan probabilitas 0.044. Oleh karena 0.044 < 0.05, maka Ha diterima atau dapat dikatakan bahwa kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan hasil uji statistic Independent Sample T-Test diperoleh bahwa secara umum ada perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional yang disebabkan oleh tingkat persentase yang jauh berbeda antara rasio keuangan bank syariah dengan rasio keuangan bank konvensional.
2.
Penilaian kinerja keuangan secara umum menunjukkan bahwa kinerja perbankan konvensional tidak lebih baik jika dibandingkan kinerja perbankan syariah dimana rata-rata (mean) Kinerja Bank Konvensional (91,43%), lebih kecil dibandingkan mean rasio Kinerja Bank Syariah (94,29%).
5.2. Saran 1.
Bagi Perbankan Syariah
Secara umum, kinerja perbankan syariah lebih baik jika dibandingkan dengan perbankan konvensional. 2.
Bagi Perbankan Konvensional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja perbankan konvesional secara umum tidak lebih baik dibandingkan perbankan syariah. Oleh karena itu, perbankan
28
konvensional bisa mempertimbangkan untuk membuka atau menambah unit usaha syariah. 3.
Bagi peneliti yang akan datang
Karena penelitian ini hanya menggunakan tujuh rasio dalam mengukur kinerja perbankan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur kinerjanya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, UMM Press. Malang. Bank Indonesia. KEPDIR No. 31/141/KEP/DIR tangga 12 november 2008. Bank Indonesia. PBI No. 9/I/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Darsono. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keenam. Ekonisia, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi ke Lima. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kuswandi. 2006. Rasio-Rasio Keuangan. Elex Media Komputerindo. Jakarta. Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah, Ekonosia Kampus UII, Yogayakarta.
Syafe’I Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah, Gema Insani, Jakarta. http://www.bi.go.id http://www.btpn.com/ http://www.syariahmandiri.co.id/