BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PASAR

Download Australia. Barone (1990) menemukan adanya negatif return pada hari Selasa di pasar modal. Italia, hal tersebut sejalan dengan penelitian se...

0 downloads 353 Views 51KB Size
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang

bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan instrument derivatif lainnya. Seperti halnya pasar barang dan jasa, pasar modal berfungsi untuk menjembatani antara pihak yang memiliki dana berlebih (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan media dalam mencari sumber dana alternatif selain dari institusi perbankan (Engle, 1982). Dengan kata lain pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perusahaan dan investor untuk melakukan kegiatan jual beli surat berharga dan instrument derivatif lainnya. Sebagai instrumen yang cukup liquid, permintaan akan saham dari hari ke hari dalam waktu perdagangan terus berubah ubah. Seperti hanya komoditi lainnya dimana permintaan dan penawaran mempengaruhi harga komoditi tersebut, harga saham dalam pasar modal juga sebagian besar dipengaruhi oleh aktifitas trading investor. Semakin tinggi permintaan akan saham tersebut, maka semakin tinggi pula harga dari saham tersebut, begitu pula sebaliknya. Perubahan permintaan dalam saham dipengaruhi oleh bermacam faktor, salah satunya adalah perilaku dan persepsi investor. Perbedaan kebutuhan dan keinginan investor akan likuiditasnya menyebabkan terjadinya perbedaan pada aktifitas trading masing-masing investor dan perbedaan pemikiran investor terhadap suatu saham. Sehingga, secara tidak langsung perbedaan tersebut mengakibatkan perubahaan harga saham yang akan datang bergerak secara random. Oleh

karenanya tidak memungkinkan bagi investor untuk menebak secara akurat pergerakan harga saham di masa yang akan datang (Efficient Market Hypothesis Theory). Teori pasar efisien mengatakan bahwa pada pasar yang efisien, harga sekuritas telah mencerminkan keseluruhan informasi yang ada dan tidak mungkin bagi seorang investor untuk memperoleh keuntungan (abnormal return) dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Dalam pasar modal yang efisien dikenal juga istilah random walk yang berarti bahwa harga saham dalam pasar bergerak secara random dan tidak mungkin bagi investor untuk mengetahui pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Terdapat tiga bentuk efisiensi pasar (1) efisiensi pasar berbentuk lemah, (2) efisiensi pasar berbentuk setengah kuat, dan (3) efisiensi pasar berbentuk kuat (Fama, 1970). Ketiga bentuk efisiensi pasar menggambarkan sejauh mana harga saham dalam pasar mencerminkan segala informasi yang ada. Efisiensi pasar berbentuk lemah menggambarkan bahwa harga saham saat ini tidak dipengaruhi oleh harga saham periode sebelumnya, sehingga harga saham yang akan datang tidak dapat diprediksi dengan menggunakan harga saham masa lalu. Efisiensi pasar berbentuk setengah kuat menjelaskan bahwa harga saham saat ini telah menggambarkan informasi publik yang sedang beredar. Sedangkan efisiensi pasar berbentuk kuat menyatakan bahwa harga saham saat ini telah menggambarkan informasi publik dan informasi non-publik (private). Berlawanan dengan teori pasar modal yang efisien, market anomaly merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat dihindari dan terjadi dalam pasar modal dimana investor mampu memperoleh keuntungan (abnormal return) dari peristiwa tersebut. Return saham dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan peristiwa peristiwa tertentu di luar pasar saham. Faktor diluar pasar saham yang mempengaruhi fluktuasi harga saham telah banyak diteliti terkait dengan perolehan return saham yang abnormal. Terdapat penelitian pada beberapa pasar saham yang menyebutkan

adanya fenomena yang memungkinkan bahwa fluktuasi harga saham membentuk pola tertentu dan dari pola tersebut investor dapat memanfaatkannya untuk memperoleh keuntungan (abnormal return). Salah satu peristiwa yang menyebabkan abnormal return terjadi adalah calendar anomaly, yang didalamnya termasuk efek hari perdagangan (days of the week effect). Days of the week effect merupakan suatu anomali pasar dimana pada hari hari perdagangan tertentu return saham membentuk suatu pola yang sama. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya suatu pola pada return dalam hari perdagangan. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat lima hari kerja dalam bursa (trading day) dan dua hari tanpa perdagangan (non-trading day), dengan adanya hari tanpa perdagangan hal tersebut mampu berpengaruh terhadap pola pikir investor (Dubois & Louvet, 1996). Investor merasa bahwa sesuatu akan terjadi selama akhir pekan dan dalam mengantisipasi hal tersebut investor harus melakukan pengambilan keputusan pada hari trading sebelumnya. Selain itu pada hari setelah akhir pekan investor cenderung lebih memilih untuk menjual saham ketimbang membeli saham, sehingga penawaran akan saham meningkat yang berakibat pada penurunan harga saham di hari Senin. Penurunan return di hari Senin juga dapat diakibatkan dari penundaan bad news pada akhir pekan dan langsung direspon oleh pasar pada hari Senin (Wing & Erickson, 1997). Berikut merupakan beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji adanya perbedaan return harian pada pasar modal. Cross (1973) menemukan adanya return negatif pada hari Senin. French (1980) menyimpulkan bahwa return negatif ditemukan pada hari Senin dalam data harian Standard and Poor’s Composite Index. Jaffe and Westerfield (1985) meneliti adanya weekend effect pada pasar modal di empat negara maju yaitu Australia, Kanada, Jepang, dan Inggris. Ditemukan terdapat weekend effect pada pasar modal di keseluruhan negara yang diteliti dengan rata rata return terendah terdapat pada hari Selasa untuk pasar modal Jepang dan

Australia. Barone (1990) menemukan adanya negatif return pada hari Selasa di pasar modal Italia, hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya untuk negara Jepang dan Australia. Berument dan Kiymaz (2001) menemukan adanya efek harian pada volatilitas dan return saham. Dengan nilai tertinggi dan terendah return saham pada hari Rabu dan Senin, serta volatilitas saham tertinggi dan terendah terletak pada hari Jum’at dan Rabu. Sementara itu, di Indonesia Tendelilin dan Algifari (1999) menemukan return negatif pada hari Senin. Selain efek harian pada return dari saham, terdapat juga kemungkinan bahwa ada efek harian pada volatilitas saham. Dimana pada hari perdagangan tertentu volatilitas akan lebih tinggi atau lebih rendah. Namun penelitian mengenai apakah volatilitas saham juga terkena efek harian belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia. Berument dan Kiymaz (2001) melakukan analisis mengenai efek harian pada volatilitas menggunakan metode modified GARCH. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa volatilitas saham yang signifikan terletak pada hari Rabu dan hari Jum’at, dengan volatilitas saham tertinggi pada hari Jum’at dan terendah pada hari Rabu. 1.2. Perumusan Masalah Days of the week effect atau efek harian pada pasar modal telah menjadi sorotan, dan telah beberapa kali dilakukan penelitian pada bursa di negara yang berbeda. Jaffe and Westerfield (1985) meneliti adanya weekend effect pada pasar modal di empat negara maju yaitu Australia, Kanada, Jepang, dan Inggris. Ditemukan terdapat weekend effect pada pasar modal di keseluruhan negara yang diteliti dengan rata rata return terendah terdapat pada hari Selasa untuk pasar modal Jepang dan Australia. Pada bursa Italia, Barone (1990) menemukan adanya negatif return pada hari Selasa, serupa dengan kedua negara pada penilitian terdahulu yaitu Jepang dan

Australia. Di Indonesia Tendelilin dan Algifari (1999) melakukan penelitian pada Bursa Efek Jakarta pada periode Januari sampai dengan Desember 1996. Hasil penelitian menunjukan terdapat efek hari perdagangan di pasar modal Indonesia, dengan return negatif pada hari Senin. Adanya perbedaan pola harian pada masing masing bursa di negara dan waktu yang berbeda menunjukan adanya indikasi bahwa terdapat pola yang berbeda pada masing masing negara dan pada periode yang berbeda. Penelitian terdahulu menemukan adanya hubungan antara return saham dengan volatilitas saham. French, Schwertz, dan Stambaugh (1987) meneliti apakah terdapat hubungan antara harga saham dengan volatilitas saham. Ditemukan bahwa unexpected stock market return memiliki hubungan negatif terhadap perubahan pada volatilitas. Campbell dan Hentschel (1992) menemukan hasil yang serupa. Mereka menemukan bahwa peningkatan pada volatilitas saham berdampak pada penurunan harga saham. Dari penelitian yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara volatilitas saham dan return saham, maka ada kemungkinan bahwa days of the week effect juga terdapat pada volatilitas saham. Sehingga volatilitas saham pada hari tertentu akan lebih tinggi atau lebih rendah dibanding dengan hari perdagangan lainnya. Berument dan Kiymaz (2001) menemukan volatilitas saham pada hari Rabu negatif signifikan. Berdasarkan pada uraian permasalahan diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.

Apakah terdapat days of the week effect pada return Indeks Harga Saham Gabungan ?

2.

Apakah terdapat days of the week effect pada volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan ?

3.

Apakah terdapat pola days of the week effect yang sama pada return dan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan dalam periode waktu yang berbeda (5 tahunan) ?

1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.

Untuk meneliti ada tidaknya days of the week effect terhadap return saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode penelitian tahun 2000-2014.

2.

Untuk meneliti ada tidaknya days of the week effect terhadap volatilitas saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode penelitian tahun 2000-2014.

3.

Untuk mengetahui ada tidaknya pola days of the week effect yang sama pada variabel return dan volatilitas saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode waktu 5 tahunan yang berbeda, 2000-2004, 2005-2009, 2010-2014.

1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian mengenai efek harian pada return dan volatilitas saham ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut : 1.

Bagi akademisi, dapat digunakan sebagai bahan dalam mengembangkan pengetahuan khususnya pada bidang pasar modal.

2.

Bagi investor, dan analis keuangan, pengetahuan mengenai pola efek harian perdagangan ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

pengambilan keputusan investasi, merumuskan strategi investasi yang lebih efektif, dan memprediksi harga saham di masa yang akan datang. 3.

Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan untuk melakukan penelitian lanjutan di masa yang akan datang dalam bidang pasar modal, khususnya mengenai analisis efek harian pada return dan volatilitas saham.

4.

Bagi pihak lain, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi pasar modal di Indonesia.

1.5. Sistematika Penulisan 1. BAB I ( Pendahuluan ) Bab ini membahas mengenai pendahuluan penelitian yang berisikan latar belakang yang mendasari pentingnya penelitian ini dilakukan, perumusan masalah yang menjelaskan inti dari permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi pihak pihak terkait, dan sistematika penulisan. 2. BAB II ( Kajian Pustaka ) Bab ini membahas mengenai kajian teori terkait yang menjelaskan pengertian aspek yang digunakan dalam penelitian, mekanisme antar variabel yang digunakan, penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, dan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian. 3. BAB III (Metode Penelitian)

Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pemilihan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, kerangka metode pengujian hipotesis, dan metode yang digunakan dalam pengujian asumsi klasik. 4. BAB IV (Analisis Data dan Pembahasan) Bab ini berisikan gambaran objek penelitian seperti periode penelitian, jumlah observasi, dan sampel yang digunakan dalam penelitian, hasil pengujian asumsi klasik, dan hasil pengujian hipotesis dari kerangka hipotesis yang telah diuraikan pada bagian metode penelitian. 5. BAB V (Kesimpulan) Berisikan tentang kesimpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan, Implikasi dari penelitian secara teori dan dalam kebijakan manajemen, dan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian.