BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Sejumlah
besar
organisasi
telah
mengakui
pentingnya
pengendalian intern oleh manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peraturan.Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit.Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah ditempatkan dalam operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material mempengaruhi
asersi
laporan
keuangan
yang dapat
manajemen,
untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka. Makalah ini me-review beberapa metode pemrosesan data yang umum digunakan dan risiko yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan system teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian
intern
merupakan
suatu
cara
untuk
mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesindan 1
lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan,hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalanlaporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan- tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya; memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsure kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
2
B.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini : 1. Pengertian Pengendalian Intern adalah ? 2. Apa saja Konsep Pengendalian Intern ? 3. Ada berapa Komponen Pengendalian Intern ? 4. Apa saja Resiko dalam Pengendalian Intern ?
C.
Tujuan Seperti telah disebutkan diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah : 1. Dapat memahami pengertian dari pengendalian intern 2. Memahami Konsep pengendalian intern 3. Mengerti beberapa komponen pengendalian intern 4. Memahami Resiko pengendalian intern
3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengendalian Intern Sukrisno Agoes (2008:79), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.” Menurut Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya “Auditing” definisi pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan. SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian internal dalam audit laporan
keuangan
paragraph
6
mendefinisikan
Pengendalian
Intern
sebagaisuatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah sistem, struktur atau prosedur yang saling berhubungan memiliki beberapa tujuan pokok yaitu menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dikoordinasikan sedemikian rupa, dan mendorong dipatuhinya kebijakan hukum dan peraturan yang berlaku untuk melaksanakan fungsi utama perusahaan.
B.
Konsep Pengendalian Intern Dalam pengendalian intern ada beberapa konsep yang dijelaskan dalam makalah ini, meliputi : 4
Pengendalian intern merupakan suatu proses, untuk mencapai tujuan
tertentu. Pengendalian intern dilaksanakan oleh manusia (dewan komisaris,
manajemen dan personil lain) Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan
yang memadai, bukan keyakinan absolut. Keterbatasan yang melekat dalam semua system pengendalian internal dan pertimbangan manfaat serta pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian, menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan yang absolut. Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan yang saling
berkaitan, dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi. C.
Komponen Pengendalian Intern
Pengendalian internal yang baik harus memenuhi beberapa kriteria atau unsurunsur. Menurut Sukrisno Agoes (2008:80), pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan. Lima komponen pengendalian internal tersebut adalah :
Pemahaman atas lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya dikumpulkan oleh auditor dengan
cara ; permintaan keterangan dari
manajer yang bertanggung jawab atas unsur pengendalian intern, inspeksi dokumen dan catatan, dan pengamatan atas kegiatan perusahaan. Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini : Integritas dan nilai etika Komitmen terhadap kompetensi Partisipasi dewan komisaris atau komite audit Struktur organisasi 5
Pemberian wewenang dan tanggung jawab Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Pemahaman atas Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi maajemen dalam laporan keuangan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Disamping itu auditor juga harus mengumpulkan informasi tentang respon manajemen terhadap perubahan keadaan, baik intern maupun ekstern, dan pengaruhnya pada resiko pengendalian. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini : Perubahan dalam lingkungan operasi Personil baru Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki Teknologi baru Lini produk, produk, atau aktivitas baru Restrukturisasi korporasi Operasi luar negeri Standar akuntansi baru
Pemahaman atas Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan. Informasi tentang aktivitas pengendalian umumnya diperoleh auditor bersamaan dengan pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian. 6
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini : Review terhadap kinerja Pengolahan informasi Pengendalian fisik Pemisahan tugas
Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan.Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang handal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami : Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan Bagaimana transaksi tersebut dimulai Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi 7
Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Pemahaman atas Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi, Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. AICPA Professional Standards, seperti yang dikutip oleh Konrath (2001;205,206) mengidentifikasikan lima komponen internal control, yaitu : control environment, risk assessment, information and comunication, control activities and monitoring. Komponen pertama control environment merupakan pondasi dari keempat komponen lainnya. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan aktif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.
D.
Resiko Pengendalian Intern
Dampak Pekerjaan Auditor Intern Atas Audit Yang Dilaksanakan Oleh Auditor Independen Pekerjaan auditor intern dapat berdampakterhadapsifat, saat, danlingkup audit yang dilaksanakanoleh auditor independen, yang mencakup : 1. Prosedur yang dilakukan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian intern entitas 2. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menaksir risiko 3. Prosedur substantive yang dilaksanakan oleh auditor Dalam perencanaan audit, auditor hatus memperoleh pemahaman yang memadai untuk merencanakan audit dengan prosedur yang relevan, meliputi :
8
1.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Berkenaan dengan tindakan-tindakan, kebijakan-kebijakan, dan prosedurprosedur yang merefleksikan keseluruhan sikap manajemen, dewwan komisaris, pemilik, dan pihak-pihak lainnya terhadap pengendalian intern bagi entitas. Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian antara lain : a.
Integritas dan nilai Etika Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan
nilai
etika
orang
yang
menciptakan,
mengurus,
dan
memantaunya.Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan pegawai melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum , atau melanggar etika. b.
Komitmen terhadap kompetensi Kompetensi adalah pengetahuan , keahlian serta keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut
diterjemahkan
ke dalam persyaratan keterampilan dan
pengetahuan. c.
Partisipasi dewan komisaris dan komite audit Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan ini mencakup independensi dewan komisaris yang efeketif adalah yang independen dari manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan yang diajukan oleh komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor 9
intern dan ekstern. Komite audit biasanya dibebani tanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan, mencakup struktur pengendalian intern,
masalah
keuangan
dan
pembelanjaan,
sistem
informasi
manajemen ketaatan kepada uandang-undang dan peraturan d.
Falsafah manajemen dan gaya operasinya Banyak karakteristik yang dapat membentuk dari filosofi dan gaya operasi manajemen, meliputi: pendekatan manajemen dalam mengambil dan memonitor risiko bisnis ; mengandalkan pada pertemuan informal secara
langsung
dengan
manajer
kunci;
konservatisme
dalam
mengembangkan estimasi akuntansi ; pengolah informasi, fungsi akuntansi personalia ; pencapaian target laba, dan pencapaian anggaran ; kepentingan pada penyajian laporan keuangan. e.
Struktur Organisasi Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas.Dengan auditor memahami struktur organisasi klien, maka dapat mempelajari manajemen dan elemen fungsional usaha dan menaksir bagaimana kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pengendalian dilaksanakan.
f.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab Penetapan
wewenang
dan
tanggung
jawab
merupakan
perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup deskripsi pekerjaan setiap lini organisasi dan kebijakan terkait. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan atas : Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat
diterima,
10
Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani
masalah seperti maksud dan tujuan organisasi, Uraian tugas pegawai
yang menegaskan tugas-tugas spesifik,
hubungan pelaporan, dan kendala Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur untuk
persetujuan transaksi dan pengesahan perubahan sistem g.
Kebijakan Praktik di bidang SDM Pegawai yang berkompeten, dan dapat dipercaya akan memberikan hasil laporan keuangan yang andal. Pegawai jujur dan efisien akan dapat bekerja pada tingkat yang tinggi bahkan dengan sedikit pengendalian
yang
mendukung
mereka.
Metode
perekrutan,
pengevaluasian, dsan penggajian merupakan bagian penting dari struktur meskipun sudah memiliki pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya. 2. Penentuan Risiko Manajemen (Risk Assesment Management) Mencakup identifikasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Risiko relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen
dalam
laporan
keuangan.Sekali
risiko
diidentifikasi,
manajemen mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan terjadinya, dan bagaimana hal itu dikelola. Risiko bisnis klien dapat berubah disebabkan karena: perubahan dalam lingkungan operasi; pergantian karyawan ; sistem informasi yang baru ; pertumbuhan organisasi yang cepat ; teknologi baru ; pengenalan divisi usaha atau produk baru ; restrukturisasi perusahaan ; operasi di luar negeri ; penerapan prinsip akuntansi yang baru. 11
Risk Assessment vs. Inherent Risk
Keduanya berkenaan penentuan resiko atas asersi-asersi laporan keuangan yang timbul dari aktivitas-aktivitas pencatatan, proses, dan pelaporan data keuangan
Risk assessment dilakukan oleh manajaemen untuk menentukan untuk menentukan bagaimana memanage resiko tersebut. (Merancang pengendalian yang mampu mempengaruhi errors and fraud)
Inherent risk ditentukan oleh auditor untuk menilai kemungkinan adanya salah saji material dan menentukan bukti yang diperlukan dalam audit.
Bila manajaemen secara efektif mengidentifikasi dan merespon resiko, auditor akan menentukan tingkat inherent risk yang lebih rendah (bukti lebih sedikit)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian yang mencakup ; a.
Pemisah tugas bertujuan untuk mengurangi peluang terjadinya error & fraud. Empat hal yang menjadi perhatian auditor adalah : pemisah pemegang aktiva (custody of assets) dari akuntansi ; pemisahan otorisasi transaksi dari custody of assets ; pemisahan tanggungjawab operasi dari tanggungjawab pembukuan (record keeping) ; pembagian tugas di dalam bagian IT (EDP) dan bagian users.
b.
Pengendalian Pengolah Informasi berkaitan erat dengan proses otorisasi, kelengkapan, dan keakuratan data keuangan. Mencakup tiga kelompok pengendalian pokok : Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas Dokumen dan catatn yang memadai Pengecekan Independen 12
c.
Dokumen dan Catatan yang Memadai fungsinya cukup penting karena keberadaannya sebagai pengantar informasi keseluruh bagian dalam dalam perusahaan. Prinsip-prinsip rancangan untuk penggunaan dokumen meliputi : dokumen bernomor urut (prenumbered) ; sederhana (simple) ; dan multiguna
d.
Pengecekan Independen adalah prosedur pengendalian yang menelaah secara hati-hati
dan
berkesinambungan
atas ketiga prosedur
pengendalian pokok diatas. Dua pengelompokkan luas aktivitas pengendalian sistem informasi adalah : Pengendalian umum (Genenar Control) Pengendalian Aplikasi (Application Control) 4. Sistem
Informasi
dan
Komunikasi
(Information
system
and
communication) Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelapoarn keuangan yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode mengidentifikasi,
dan
catatan-catatan
mengumpulkan,
yang
menganalisis,
diciptakan
untuk
mengkalsifikasi,
mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian serta kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban yang berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. 5. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Tujuan monitoring adalah untuk menentukan apakah pengendalian masih berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau perlu adanya perbaikan. Pemantauan dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung terus menerus (on going monitoring activities) dan evaluasi secara terpisah (separate evaluations) 13
E. Pemahaman atas Pengendalian Intern dan Penentuan Control Risk
14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau control intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk mem- bantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Pengendalian intern merupakan suatu proses, untuk mencapai tujuan tertentu, dilaksanakan oleh manusia (dewan komisaris, manajemen dan personil lain), dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan absolute, dan diarahkan pada pencapaian tujuan yang saling berkaitan, dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2011. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik edisi 4 buku I. Jakarta: Salemba Empat Boynton, W.C., R.N. Johnson, dan W. G Kell. 2002. Modern Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati, Ely. 2010. AUDITING Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu Muljadi. 2002. Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
16