Logika (logics) adalah sistem analisis formal yang digunakan untuk menyusun, menunjukkan (mendemonstrasikan), dan membuktikan suatu argumentasi.
Argumentasi (arguments) adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya, dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh seorang komunikator.
Materi Kuliah Dasar‐dasar Logika Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS – Tahun 2017
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 3
1
Dari bahasa Yunani : logos (perkataan, alasan, uraian, pemikiran, yang harus memperhatikan kaidah‐kaidah berpikir yang universal).
Logika = Logos + Scientia : ilmu berpikir
Berpikir : kegiatan mental yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran.
Logika : cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari azas‐azas dan aturan‐aturan penalaran agar dapat dihasilkan pengetahuan atau kebenaran.
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 2
Selain argumentasi, ada beberapa bentuk retorika yang seringkali digunakan, yaitu: a. Narasi : retorika yang berusaha menjelaskan sesuatu dengan menggunakan urutan kronologis. b. Deskripsi : retorika yang berusaha memotret atau melukiskan gambaran umum dari suatu hal atau fenomena. c. Eksposisi : bentuk retorika untuk menguraikan seluruh aspek‐aspek dari suatu fenomena sampai dengan sedetil mungkin. Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 4
Penalaran (reasoning) : “suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta‐fakta atau evidensi‐ evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang logis” (Keraf 1997:5).
Penalaran bisa dilakukan dengan menggunakan:
Semua manusia akan mati pada suatu waktu. Beberapa orang di Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah-limpah.
b. fakta‐fakta yang telah dirumuskan ke dalam kalimat‐kalimat yang berbentuk pernyataan (proposisi) Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 5
Proposisi : pernyataan (statement) yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Proposisi selalu berbentuk kalimat, namun tidak semua kalimat adalah proposisi.
Hanya kalimat deklaratif (kalimat yang mengandung deklarasi/pernyataan atas suatu fakta) yang dapat mengandung proposisi.
Contoh proposisi yang disangkal kebenarannya: Kota Bandung hancur pada tahun 1945 karena bom atom. Mukidi adalah Presiden RI ke-3.
a. fakta‐fakta yang masih berbentuk polos (kondisi riil yang bisa ditangkap dengan indera).
Contoh proposisi yang dibuktikan kebenarannya:
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 7
Kalimat yang tidak mengandung proposisi adalah: kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan.
Contoh kalimat yang bukan proposisi: Siapa yang melakukan korupsi di kantor itu? Segera laksanakan perintah ini. Semoga ia dapat menyelesaikan masalahnya.
Kalimat yang tidak mengandung proposisi adalah: kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan.
Kalimat deklaratif dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 6
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 8
Inferensi : kesimpulan yang diturunkan atau ditarik dari apa yang ada atau dari fakta‐fakta yang ada.
Inferensi atau kesimpulan ini bisa diterima/ditolak dengan cara: 1. Menguji kebenaran fakta‐faktanya Menguji apakah proposisi yang diajukan itu bisa dibuktikan kebenarannya 2. Menguji cara menghubungkan fakta‐faktanya Menguji apakah cara menghubungkan proposisi itu dapat diterima akal sehat (logis)
Contoh 2: Inferensi Semua mahasiswa program transfer memiliki laptop, karena mereka semua adalah lulusan D3.
Analisis: P1 : Semua mahasiswa program transfer lulusan D3. (T) P2 : Semua lulusan D3 memiliki laptop. K : Semua mahasiswa program transfer memiliki laptop. (DITOLAK)
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 9
Contoh 1:
(F)
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 11
Contoh 3:
Inferensi
Inferensi
Semua mahasiswa program transfer memiliki gelar Ahli Madya, karena mereka semua adalah lulusan D3.
Semua manusia adalah lulusan D3, karena semua mahasiswa program transfer adalah manusia.
Analisis:
Analisis:
P1 : Semua mahasiswa program transfer lulusan D3. (T)
P1 : Semua mahasiswa program transfer lulusan D3. (T)
P2 : Semua lulusan D3 memiliki gelar Ahli Madya.
P2 : Semua mahasiswa program transfer manusia.
(T)
K : Semua mahasiswa program transfer memiliki gelar Ahli Madya. (DITERIMA)
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 10
(T)
K : Semua manusia adalah lulusan D3. (DITOLAK)
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 12
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 13
Analisis: P1 : Banyak petani mengalami kelangkaan pupuk. (T) P2 : Banyak petani belum ikut Kelompok Tani.
(T)
K : Kelangkaan pupuk karena banyak petani belum ikut Kelompok Tani (DITOLAK)
Dasar‐dasar Logika 1: Logika & Penalaran ‐ 14