POLITIK PEMBANGUNAN EKONOMI DI MALAYSIA: ANALISIS

Download This is a study of the politics of economic development in Malaysia. Especially concept of Islam. Hadhari as general concepts and principle...

0 downloads 378 Views 248KB Size
Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari

Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari MUHAMMAD SYUKRI SALLEH Professor of Development Planning and Management and Director, Centre for Islamic Development Management Studies (ISDEV), School of Social Sciences, Universiti Sains Malaysia, Pulau Penang, Malaysia, 11800, Teleon: +6-04-653 2656; Mobile: +6-017 400 2866; Fax: +6-04-653 2124, E-mail: [email protected] Diterima tanggal 2 Mei 2012/Disetujui tanggal 28 Mei 2012 This is a study of the politics of economic development in Malaysia. Especially concept of Islam Hadhari as general concepts and principles of Economic Development that promotes balance and completeness. This study explain that Islam Hadhari is an approach based on Islamic. It’s has an extra meaningful as development stratgy. This study discusses about how many aspects which is still needs to be reachable clearly from the concept Islam Hadari. Collecting data of this study is using library research. This study found there are five aspects who still need to explained. First, defenition abut “balanced” and “comprehensive”; Second, the theoretical basis of economic development of Islam Hadhari; Third, the understanding and implementation methods; Fourth, index of accomplishment; And, fifth, the position of Islam Hadari in Malaysian development strategy. If the concept of Islam Hadari used as an approach to development, it will have an impact on political policies that refer to Islamic values. Keywords: Political development, Islam hadari, economic development. Pendahuluan Pada tahun 2002, satu pendekatan pembangunan yang dikatakan berbasis pada Islam telah diperkenalkan di Malaysia oleh YAB Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi, ketika itu masih sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia. Beliau kemudian menguraikan pendekatan ini secara resmi dan rinci untuk pertama kalinya di Majelis Umum UMNO (United Malays Nation Organization) ke-55 pada tanggal 23 September 2004,1 sebagai Presiden UMNO merangkap Perdana Menteri Malaysia.2 Setelah itu pendekatan tersebut selalu disebut-sebutnya di berbagai acara, Untuk teks ucapannya, lihat Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi. Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September 2004. 2 Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi menjadi Perdana Menteri Malaysia kelima pada Oktober 2003. 1

termasuk di majlis-majlis syarahannya di luar negara seperti di Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris pada 2 Oktober 2004, di Forum Strategi Arab 2004 di Dubai, Uni Emirat Arab pada 15 Desember 2004, di Jamia Millia Islamia di Delhi, India pada 21 Desember 2004, di Victoria University, Wellington, Selandia Baru pada 31 Maret 2005, di The Third Extraordinary Session of the Islamic Summit Conference di Makkah al Mukarramah, Arab Saudi pada 7 Desember 2005, di upacara penganugerahan gelar Doktor Teknologi Kehormatan kepadanya di Curtin University of Technology, Perth, Western Australia pada 22 Februari 2006, di The International Conference of Islamic Scholars di Jakarta, Indonesia pada 2 Agustus 2006, dan di lain-lain negara lagi. Perdana Menteri Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi menjelaskan tentang pendekataan pembangunan berasaskan Islam ini secara teroerinci dan definitif di Majelis Umum UMNO ke-57 pada 15 November 2006.

41

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari Pendekatan yang dikatakan berteraskan Islam ini dinamakan Islam Hadhari,3 Pendekatan ini mencakup berbagai aspek pembangunan, dari pembangunan rohani sampai kepada pembangunan politik dan ekonomi. Pendekatan ini mau dijadikan kerangka pendekatan untuk membangun ummah di Malaysia.4 Studi ini membahas posisi pembangunan ekonomi di dalam Islam Hadhari ini. Studi ini terbagi dalam dua bagian utama. Bagian pertama membahas tentang apa itu Islam Hadhari dan bagian kedua membahas tentang prinsip kelima Islam Hadhari, yaitu Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif serta prinsip-prinsip yang masih perlu dikuatkan. 3

Sejarah sebenar kelahiran Islam Hadhari di Malaysia sebenarnya masih belum diketahui dengan jelas. Kalau menurut Penasihat Agama Kepada Perdana Menteri Tan Sri Dr Abdul Hamid Othman, perbincangan telah mula dilakukan oleh beliau dengan rakan-rakan ulamak dan cendekiawan pada tahun 2002. Tujuannya ialah untuk mencari jalan merealisasikan tamadun bangsa dan negara. Perdana Menteri yang telah diilhamkan dengan hasil perbincangan tersebut kemudiannya mengambil dua langkah. Pertama, Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengisytiharkan Malaysia sebagai negara Islam; dan kedua, kemudiannya, Perdana Menteri Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi yang menggantikan Tun Dr Mahathir mengisytiharkan dasar Islam Hadhari. Lihat Ahmad Baei Jaafar, “Islam Hadhari: Merealisasikan Impian Negara Islam Malaysia”, Dewan Agama & Falsafah, (September, 2004), hal. 58-59. Dalam tahun 2002 itu juga, menurut Ketua Pengarah Jabatan Hal Ehwal Khas (JASA) Kementerian Penerangan Malaysia, Datuk Zainal Abidin Abdul Kadir, usaha awal telah mula dilakukan oleh JAKIM untuk menjelaskan hala tuju Islam Hadhari tersebut. Sasaran JAKIM pada ketika itu ialah pegawai-pegawai kerajaan yang beragama Islam. Lihat Ahmad Baei Jaafar, “Pendekatan Hadhari: Mengapa Disenangi Oleh Orang Bukan Islam?”, Dewan Agama & Falsafah, (September, 2004), hal. 65. Untuk penghuraian tentang Islam Hadhari pada zaman formatifnya, lihat Muhammad Syukri Salleh, “Islam Hadhari Dari Perspektif Pembangunan Berteraskan Islam”, Pemikir 39 & 40 (Kuala Lumpur, Januari-April-Jun 2005), hal. 20. 4 Perkara ini jelas disebut di dalam Rancangan Malaysia Ke-9, yaitu Rancangan Lima Tahun Malaysia yang paling baru. Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010, (Putrajaya: Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri, 2006), hal. 8-9.

42

Pendekatan dan Metode Studi ini dilakukan dengan pendekatan pembangunan politik ekonomi Islam. Fokusnya pada pendeskripsian konsep dan strategi pembangunan Islam Hadari di Malaysia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan dokumen. Analisis dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Konsep Islam Hadari Secara mudah, Islam Hadhari dapat didefinisikan sebagai satu pendekatan pembangunan berteraskan al-Qur `an dan Hadits untuk membangun pembangunan dan peradaban ummah dengan menggunakan fasilitas dan sesuai waktu. Secara lebih rinci, Islam Hadhari ini diperhatikan telah didefinisikan dalam tiga bentuk. Pertama, Islam Hadhari sebagai satu bentuk Islam yang dinamis dan progresif. Kedua, Islam Hadhari sebagai satu bentuk pengamalan Islam. Dan ketiga, Islam Hadhari sebagai satu bentuk pendekatan pembangunan berteraskan Islam. Bentuk pertama dan kedua ini tampaknya acap disebutkan pada awal-awal Islam Hadhari ini diperkenalkan. Tetapi akhir-akhir ini, Islam Hadhari ini lebih sering didefinisikan sebagai satu pendekatan pembangunan berteraskan Islam. Definisi bentuk pertama dan kedua, yaitu Islam Hadhari sebagai "Islam" dan sebagai "pengamalan Islam" dapat dilihat misalnya di dalam ucapan Perdana Menteri Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi saat melancar dan meresmikan Islam Hadhari Manajemen Negara Islam di Jakarta pada 30 Januari 2004. Di majelis itu, beliau berkata begini: "Islam Hadhari adalah Islam yang berbasis pada pembangunan yang menjurus kepada pembinaan peradaban. Islam Hadhari ini adalah mengamalkan Islam sebagai satu pegangan yang memberikan fokus pada meningkatkan kualitas kehidupan baik dari segi ilmu, pengembangan fisik dan insan, kesehatan, sistem ekonomi dan keuangan ".5

Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Pelancaran dan Perasmian Islam Hadhari Pengurusan Negara Islam”, di Dewan Kompleks Belia, Shah Alam, Selangor, 30 Januari 2004. 5

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari Definisi Islam Hadhari sebagai "Islam" ini juga ada di dalam ucapan Perdana Menteri Malaysia itu di Majelis Umum UMNO ke 55-pada 23 September 2004. Beliau berkata begini: "Islam Hadhari adalah Islam yang syumul atau komprehensif dengan penekanan pada pembangunan ekonomi dan peradaban yang lengkap bisa menjadi penggerak dan pendorong bagi peningkatan daya saing bangsa Melayu. Warisan dan peradaban Islam yang memperlihatkan kesuksesan cemerlang umat Islam dalam semua bidang perlu dijadikan referensi dan sumber inspirasi memajukan bangsa Melayu ... Islam Hadhari menekan pembangunan. Pembangunan yang menjurus kepada pembinaan peradaban. Peradaban yang dicapai dengan pegangan Islam dan memberi fokus kepada usaha meningkatkan mutu kehidupan. Meningkatkan mutu kehidupan melalui penguasaan ilmu, pembangunan insan, pembangunan kesehatan serta pembangunan fisik. Meningkatkan mutu kehidupan dengan mengamalkan sistem ekonomi, sistem perdagangan dan sistem keuangan yang dinamis. Pembangunan persatuan dan seimbang untuk melahirkan umat yang berilmu dan beriman, beradab tinggi, berakhlak mulia, jujur lagi amanah, dan bersedia menangani tantangan saat dunia global."6

Di dalam ucapan ini juga, Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi menyebut setidaknya lima sifat Islam Hadhari, sebagai berikut: (1).Islam Hadhari bukanlah agama baru, bukan ajaran baru dan bukan mazhab baru; (2). Islam Hadhari adalah suntikan baru kepada usaha mengatasi kelemahan masyarakat Melayu di dalam persaingan dengan kaum lain dan di dalam menghadapi tantangan global; (3).Islam Hadhari adalah usaha untuk mengembalikan umat Islam kepada dasar dan fundamental menurut yang terkandung di dalam al-Qur `an dan Hadits yang merupakan inti pembangunan peradaban Islam; (4).Islam Hadhari adalah cetusan kebangkitan dan perkasaan perjuangan bangsa; (5).Islam Hadhari adalah Islam yang syumul atau komprehensif dengan penekanan pada pembangunan ekonomi dan peradaban yang lengkap. Dengan sifat-sifat seperti ini, Islam Hadhari diyakini memiliki 3 kemampuan berikut: (1).Kemampuan mengembalikan umat Islam Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September 2004. 6

yang kebanyakan orang Melayu pada landasan keunggulan dalam semua bidang; (2).Kemampuan menggerak dan mendorong peningkatan daya saing bangsa Melayu; (3).Kemampuan membantu pencapaian agenda Melayu melalui langkah pengukuhan, terutama di dalam membangun kapasitas yang lebih kompetitif agar dapat menguasai sesuatu secara berkelanjutan dan berke-panjangan, meliputi semua hal yang menjadi hambatan orang Melayu seperti penguasaan ilmu, terutama sains dan tek-nologi, kete-rampilan, ekonomi, kemis-kinan dan peru-bahan pikiran.7 Untuk mencapai kemampuan-kemampuan di atas, Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi menyarankan delapan langkah berikut: (1).Membudayakan peningkatan kualitas (itqan) di dalam semua urusan dan kegiatan kehidupan mencakup bidang pendidikan, penguasaan sains dan teknologi serta aktivitas-aktivitas ekonomi; (2).Memberikan perhatian dan pengakuan kepada ijtihad untuk membangun ummah di dalam zaman modern ini; (3).Memberikan pemahaman Islam kepada bangsa Melayu untuk memungkinkan mereka menghayati dan mewarisi wawasan ketamadunan global (rahmatan lil'alamin) untuk memungkinkan mereka berperan secara efisien di tingkat global; (4).Memupuk dan memperkokoh semangat persaudaraan (ukhuwah Menurut Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi, perubahan minda Melayu memerlukan satu tindakan secara menyeluruh, secara drastik, secara sistematik dan tidak bersifat sektor atau partisan. Ini memerlukan satu perubahan tasawwur (pandangan global) bangsa Melayu. Selaras dengan itu, konsep hidup sebagai pengabdian kepada Tuhan dan konsep kerja sebagai ibadah, manusia sebagai khalifah dan kewajipan mencapai kekuatan di dalam semua bidang kehidupan perlu dititikberatkan, khususnya prinsip maqasid al-Syariah yang berkaitan dengan lima perkara. Perkara-perkara tersebut ialah pertama, menjaga, memartabatkan dan memperkasakan agama; kedua, menjaga, memartabatkan dan memperkasakan akal; ketiga, menjaga, memartabatkan dan memperkasakan nyawa; keempat, menjaga, memartabatkan dan memperkasakan harta; dan kelima, menjaga, memartabatkan dan memperkasakan keturunan. Lihat Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September 2004. 7

43

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari Islamiyah) untuk menghasilkan jaringan sosial yang mantap sebagai satu strategi ke arah meningkatkan daya saing Melayu; (5).Menghargai dan menghayati sifat mandiri bangsa Melayu dan mengurangi ketergantungan mereka kepada pihak lain; (6).Mengubah sikap dan nilai-nilai negatif bangsa Melayu ke nilai-nilai yang terkandung di dalam tasawwur Islam; (7).Menjadikan bangsa Melayu masyarakat iqra di dalam hasrat mau membangun kemampuan bangsa dari segi peningkatan penguasaan ilmu, keterampilan dan keahlian di dalam semua bidang harus dihayati; (8).Membangun budaya Islam sebenarnya yang menyeimbangkan tanggung jawab dunia dengan tanggung jawab akhirat dan antara fardhu kifayah dengan fardhu ain.8 Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa Islam Hadhari adalah usaha mengembalikan umat ke dasar dan fundamental Islam sebagaimana terdapat di dalam al-Qur `an dan Hadits, untuk memberdayakan umat Islam menghadapi tantangan global. Islam Hadhari ini adalah satu pendekatan yang menekankan pada pembangunan berteraskan Islam untuk membangun kemajuan peradaban dan kualitas hidup secara syumul, seimbang, berkualitas, berilmu, dan berakhlak di Malaysia, khususnya di kalangan umat MelayuIslam. Ia dikatakan lengkap (komprehensif), menekankan pada pembangunan ekonomi dan peradaban, diyakini bisa membangun daya saing orang Melayu, dan menjadikan warisan gemilang Islam sebagai sumber referensi dan inspirasi orang Melayu untuk maju. Definisi Islam Hadhari sebagai "pendekatan" pembangunan berteraskan Islam pula mulai disebut lebih kurang seminggu setelah ucapan di Majelis Umum ke-55 tersebut. Hal ini dilakukan Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi di dalam syarahannya di Oxford Centre for Islamic Studies pada 2 Oktober 2004. Di acara itu, antara lain beliau berkata begini: "Islam Hadhari adalah pendekatan terhadap sebuah peradaban Islam yang progresif. Pendekatan ini

Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan di Oxford Centre of Islamic Studies”, di Magdallen College, Universiti Oxford, United Kingdom, 2 Oktober 2004. 8

44

menghargai isi dan bukan bentuk. Pendekatan ini akan menyadarkan umat Islam bahwa kemajuan dituntut oleh Islam. Pendekatan ini sesuai dengan kemodernan, namun berakar dalam ajaran dan nilai-nilai Islam yang luhur.9

Ini diikuti dengan ucaptamanya di Forum Strategi Arab 2004 di Dubai, Uni Emirat Arab pada 15 Desember 2004 yang berbunyi begini: "Mengagumi kekuasaan yang ada pada agama yang agung, saya menerapkan konsep Islam Hadhari sebagai inspirasi kepada rakyat saya ke arah pembangunan yang progresif. Ia merupakan satu pendekatan yang membutuhkan penghayatan dan bukannya sistem administrasi. Pendekatan yang membutuhkan Muslim memahami yang kemajuan harus disertakan dengan Islam. Pendekatan yang sesuai dengan kemodernan tetapi tetap teguh 10 memelihara kesucian ajaran Islam.

Definisi Islam sebagai pendekatan pembangunan berteraskan Islam ini ditekan dan diperkuat lagi dalam ucaptamanya di Jamia Millia Islamia di Delhi, India pada 21 Desember 2004. Dato 'Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi mengatakan begini: "Tidak bisa dipungkiri bahwa Islam menjadi imperatif yang bertambah kuat untuk orang Islam untuk tindakan pada hari ini. Di Malaysia, kami percaya bahwa dorongan ini bertindak adalah karena agama bisa disalurkan ke arah kebaikan, ke arah kemajuan, dan ke arah pembangunan. Kami panggil pendekatan ini sebagai Islam Hadhari secara harfiah berarti `Ketamadun Islam 'atau pendekatan ke arah peradaban daripada Islam yang progresif. Ia adalah pendekatan yang mengutamakan isi dari bentuk. Ia adalah pendekatan untuk membuat orang Islam paham bahwa kemajuan disuruh oleh Islam. Ia adalah pendekatan yang kompatibel dengan modernisasi tetapi tegap bertunjangkan pada nilai-nilai mulia dan kehendak-kehendak Islam. Islam Hadhari adalah pendekatan yang menekankan pembangunan, sejalan dengan prinsip Islam dan memfokuskan pada meningkatkan kualitas kehidupan. Ia bertujuan mencapai tujuan ini melalui penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan individu dan negara, pelaksanaan sistem ekonomi, sistem keuangan dan perdagangan yang dinamis, dan mendapatkan pembangunan yang terpadu dan

Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan di Oxford Centre of Islamic Studies”, di Magdallen College, Universiti Oxford, United Kingdom, 2 Oktober 2004. 10 Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Pembangunan Manusia: Jentera Pertumbuhan Ekonomi”, ucaptama di Forum Strategi Arab 2004, Dubai, Emiriah Arab Bersatu, 15 Disember 2004. 9

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari berimbang untuk mewujudkan rakyat yang soleh dan mampu memimpin rakyatnya, yang peduli terhadap lingkungan dan melindungi mereka yang lemah dan kurang bisa”.11

Selain Dato 'Seri Abdullah Badawi sendiri, pemimpin-pemimpin lain Pemerintah juga menekankan definisi Islam Hadhari ini sebagai satu pendekatan pembangunan berteraskan Islam. Antaranya adalah Menteri di Departemen Perdana Menteri Dato 'Dr Abdullah Md. Zin dan Menteri Besar Terengganu Dato 'Seri Idris Jusoh. Menteri di Departemen Perdana Menteri Dato 'Dr Abdullah Md. Zin berkata begini: "Islam Hadhari is just an approach. It connotes advancement and progression. The concept encourages fleksibilitas dan practicality yang we already practice ... Islam Hadhari menawarkan rational, sensible dan progressive view of the religion. It is a comprehensive approach to development ... When we talk about Islam, there is always the tendency to link it to the past, to the Prophet 's time. But Islam Hadhari termasuk the present as well. Yet it does not stray from the fundamentals of the Qur `an dan Sunnah (sayings of the Prophet). It emphasises wisdom, practicality and harmony. It encourages wasatiyah or a balanced approach to life. We are seeking to produce Individual who are spiritually and intellectually strong, who are economically independent and self-Reliant, dengan visi dan kemampuan untuk face today 's challenges ... Islam Hadhari is about the creation of a progressive, civilized and tolerant society. We believe in the sharing of power and in religious freedom”.12

(Islam Hadhari hanyalah satu pendekatan. Ini berarti kemajuan dan perkembangan peradaban. Konsepnya mendorong fleksibilitas dan praktikaliti yang telah kita amalkan ... Islam Hadhari menawarkan satu pandangan rasional, wajar dan progresif terhadap agama. Ia adalah pendekatan pembangunan yang lengkap ... Bila kita berbicara tentang Islam, biasanya ada kecenderungan untuk mengaitkannya dengan masa lampau, masa Nabi. Tetapi Islam Hadhari meliputi juga masa sekarang. Tetapi ia tidak menyimpang dari dasar al-Qur'an dan Sunnah (sabda Nabi). Ia menekankan kepada kebijaksanaan, praktikaliti dan harmonis. Ia mendorong wasatiyah atau pendekatan Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Islam Hadhari”, ucaptama di Jamia Millia Islamia, Delhi, India, 21 Disember 2004. 12 New Sunday Times, (1 Agustus 2004). 11

seimbang terhadap kehidupan. Kita berusaha untuk melahirkan individu-individu yang kuat spiritual dan intelektual, yang tidak bergantung dan mandiri dari segi ekonomi, dengan visi dan kemampuan untuk menghadapi tantangan masa kini. Islam Hadhari adalah menyangkut penciptaan satu masyarakat yang progresif, beradab dan berkompromi. Kita percaya kepada sharing kekuasaan dan kebebasan beragama). Menteri Besar Terengganu Dato 'Seri Idris Jusoh pula menjelaskan definisi Islam Hadhari seperti berikut: "Islam Hadhari adalah satu pendekatan holistik dan terjemahan Islam ke dalam pembangunan zaman modern berbasis al-Qur` an dan Sunnah untuk melahirkan yang dinamis, progresif dan beradab ... ini adalah ajaran Islam sebenarnya yang berporos al-Qur `an dan Hadits Nabi SAW".13

Sekarang definisi Islam Hadhari sebagai pendekatan pembangunan berteraskan Islam inilah yang menjadi definisi yang dipakai secara leluasa. Bahkan di dalam Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010 yang baru diluncurkan, Islam Hadhari disebut sebagai kerangka kerja kepada satu pendekatan pembangunan. Ia berbunyi begini: "Islam Hadhari yang telah diperkenalkan pada tahun 2004 merupakan kerangka pembangunan yang menyeluruh dan universal untuk negara. Rangka kerja ini disusun sebagai satu pendekatan penting kepada rakyat yang menggabungkan pencapaian dan kemajuan, di samping mematuhi nilai universal dan tuntutan Islam".14 "Untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan fisik dengan kerohanian, Pemerintah telah meluncurkan kerangka pembangunan menyeluruh dan universal, yaitu Islam Hadhari (Civilisational Islam) pada tahun 2004. Rangka kerja ini menekankan pengembangan yang sesuai dengan rukun Islam dengan memberikan fokus pada meningkatkan kualitas hidup melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan individu dan negara; pelaksanaan sistem

Lihat Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September 2004. Lihat juga Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, 2004b. “Ucapan di Oxford Centre of Islamic Studies”, di Magdallen College, Universiti Oxford, United Kingdom, 2 Oktober 2004. 14 Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010, (Putrajaya: Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri, 2006), hal. 8-9. 13

45

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari ekonomi, perdagangan dan keuangan yang dinamis; mendorong pembangunan yang terpadu dan seimbang yang melahirkan rakyat berilmu dan bertakwa serta berpegang teguh pada nilai murni dan jujur, amanah dan siap menghadapi tantangan global“.15

Ini mungkin merupakan reaksi pada kritikkritik terutama dari partai oposisi yang mengatakan Islam Hadhari itu adalah satu agama baru, satu ajaran baru, satu ideologi yang berbasis Islam liberal dan sebagainya16. Untuk menolak kritik-kritik ini, Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi dan para advokat Islam Hadhari berkali-kali menekankan bahwa Islam Hadhari itu sebenarnya adalah satu pendekatan, bukan satu Islam baru atau agama baru atau mazhab baru. Bahkan di dalam Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010 tercatat secara resmi begini: "Islam Hadhari bukan merupakan agama baru. Ia juga bukan ajaran baru atau pun mazhab baru. Islam Hadhari adalah usaha untuk mendorong rakyat berpegang pada prinsip dasar seperti yang terkandung dalam Al-Qur `an dan Hadis yang merupakan dasar peradaban Islam".17

Islam Hadhari ini memiliki 10 prinsip berikut18: (1).Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah; (2).Pemerintah Adil dan beramanah; (3).Rakyat Berjiwa Merdeka; (4).Penguasaan Ilmu Pengetahuan; (5).Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif; (6).Pembelaan Kepada Kelompok Minoritas dan Wanita; (7).Kehidupan Berkualitas; (8).Keutuhan Budaya dan Moral; (9).Konservasi Alam; (10).Kekuatan Pertahanan. Daftar prinsip-prinsip Islam Hadhari yang ada, menunjukkan pembangunan ekonomi dijadikan prinsip kelima dari sepuluh prinsip Islam Hadhari, dengan ungkapan "Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif". Ungkapan 'Pembangunan Ekono15

Ibid., ha. 9. Untuk kritikan yang agak terperinci terhadap Islam Hadhari ini, lihat Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhari, (Kuala Lumpur: Nufair Street Sdn Bhd. 2005). 17 Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010, (Putrajaya: Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri, 2006), hal. 8-9. 18 Lihat Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam Hadhari–Satu Penjelasan, (Putrajaya, 2005), hal. 17. Buku ini juga mengandung penjelasan ringkas tentang setiap asas prinsip ini.

mi Seimbang dan Komprehensif "ini merujuk kepada penggabungan" usaha memantapkan praktek ekonomi yang berakhlak dengan kemampuan melaksanakan aktivitas ekonomi negara secara efisien sesuai dengan perkembangan ekonomi di dalam negara dan di tingkat internasional".19 Ia didasarkan kepada ayat al-Qur `an yang artinya: "Kemudian setelah selesai shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing), dan carilah apa-apa yang kamu hajati dari karunia Allah, dan ingatlah akan Allah banyak-banyak (dalam segala kondisi), supaya kamu berhasil (di dunia dan akhirat) ".20

Ciri-ciri dan nilai yang ingin dikembangkan dari prinsip 'Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif "ini adalah seperti berikut21: (1).Umat yang memperhatikan tuntutan fardhu kifayah dalam bidang ekonomi; (2).Umat yang maju dalam bidang ekonomi; (3).Negara yang maju dan barakah; (4).Menghindari pemborosan dalam aktivitas ekonomi; (5).Mengutamakan golongan kurang mampu; (6).Negara berkembang berbasis ekonomi yang halal; (7). Keseimbangan ekonomi antara kota dan pedesaan; (8).Kerjasama kondusif antara sektor publik dan swasta; (9).Memberi prioritas pada ekonomi yang terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat; (10). Menghindari penindasan dalam aktivitas ekonomi. Untuk mencapai pengembangan ciri-ciri dan nilai ini, tujuh hal mencoba ditekankan. Halhal tersebut adalah22: (1).Meningkatkan peran pihak Pemerintah dan sektor swasta secara terpadu seperti dipraktekkan di dalam konsep pensyarikatan Malaysia yang sudah ada; (2).Memantapkan keadilan dan stabilitas ekonomi melalui strategi-strategi seperti strategi pengentasan kemiskinan, mencapai guna tenaga penuh, stabilitas tingkat harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil dan stabil; (3).Mengembeling

16

46

19

Ibid. Lihat Surat Al-Jumu’ah, ayat 10, Kitab Suci Al-Quran. 21 Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Himpunan Soal Jawab Islam Hadhari, (Putrajaya, 2006), hal. 50. 22 Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam Hadhari – Satu Penjelasan, (Putrajaya, 2005), hal. 33-34. 20

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari seluruh tenaga rakyat agar dapat berprestasi di tingkat optimal; (4).Meningkatkan efisiensi sistem penyampaian sektor publik dan kinerja sektor swasta; (5).Meningkatkan mutu sistem pendidikan dan Lembaga Pelatihan Negara agar semua aspek kebutuhan untuk hal 3 dan 4 di atas dapat disediakan kepada rakyat; (6).Mendisain perencanaan dan kebijakan ekonomi yang sensitif kepada perkembangan suasana ekonomi dunia; (7).Memajukan sektor pertanian dengan tepat melalui kemajuan sains bioteknologi agar keamanan negara aman, meskipun sektor manufaktur dan layanan berkontribusi secara besarbesaran pada pertumbuhan negara.

tuhan ekonomi negara saat, dan memberikan hak kepada setiap rakyat memiliki harta pribadi dan bebas menentukan kegiatan ekonomi yang ingin disertai yang sesuai syariah. Sektor swasta berbentuk sektor isi rumah pula diharapkan membentuk akhlak karena diyakini akhlak merupakan dasar dan penggerak pada pencapaian efisiensi, inovatif, kreativitas, tanggung jawab dan berperan positif bagi pembangunan negara. Sektor swasta berbentuk firma pula diharapkan dapat mengembeleng energi untuk berperan, produktif dan relevan kepada kebutuhan negara.24

Secara lebih rinci, hal-hal ini telah diuraikan melalui lima judul besar, yaitu: (1).Keadilan Sosial Sebagai Dasar Kepada Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif; (2).Peranan Sektor Publik dan Swasta; (3).Penyusunan Ekonomi Bernegara di Malaysia; (4).Pemantapan Ekonomi Negara Di Era Globalisasi; (5).Strategi Pemerintah Ke Arah Pemantapan ekonomi. Keadilan sosial diharapkan dapat dibangun melalui pemeliharaan penghayatan keimanan, penaikan standar daya pikir dan tingkat keterampilan, pemberian kebebasan dan jaminan hukum, pemberian jaminan kepada semua anggota masyarakat untuk berkecimpung dalam kegiatan ekonomi, dan pengusahaan membangun ekonomi dan pencapaian keberhasilannya. Halhal ini antara lain melibatkan pembiayaan anggaran secara berimbang, pengentasan kemiskinan secara agresif dan terus ke akar rumput, dan penyediaan mekanisme alternatif kepada mekanisme bunga yang bersifat eksploitatif dalam sektor pembiayaan keuangan secara bertahap-tahap melalui beberapa langkah pegenalan ke alternatif baru.23

Penyusunan ekonomi bernegara diharapkan dapat dilakukan melalui penggubalan dasar ekonomi dengan mengacu kepada nilai-nilai Islam agar ekonomi negara selalu berada dalam keadaaan stabil dan mampu membangun secara seimbang dan komprehensif. Hal ini diyakini dapat dilakukan melalui kesungguhan, kebijaksanaan dan kejujuran merancang dan menerapkan kebijakan ekonomi secara tepat dan efektif untuk kedua sektor publik dan swasta agar memantapkan penyusunan dan kinerja ekonomi.25

Sektor publik dan swasta juga diharapkan dapat sama-sama menghasilkan pembangunan melalui yurisdiksi masing-masing. Sektor publik diharap berperan kemiskinan absolut, menjamin aliran harta negara dan individu dalam pencetusan kegiatan ekonomi, mengatur manajemen sumber negara secara teratur dan tersusun sesuai prioritas kebu23

Haji Nik Mustapha bin Haji Nik Hassan, Pembangunan Ekonomi Seimbang & Komprehensif, (Putrajaya: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Jabatan Perdana Menteri, 2006), hal. 4-10.

Politik Pembangunan Ekonomi Pemantapan ekonomi negara dalam era globalisasi diharapkan dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan bersaing di tingkat global melalui kemampuan menciptakan dan memproduksi produk dan layanan baru yang berkualitas. Secara lebih spesifik, peningkatan daya saing ini melibatkan langkah-langkah meningkat kualitas kinerja manajemen sektor publik dan swasta, mencapai produktivitas karyawan yang tinggi melalui pekerja berpengetahuan (knowledge worker), meningkat efektivitas biaya manajemen, dan meningkat efektivitas semua sistem organisasi di dalam negara. Selain itu, sektor publik dan swasta harus bermitra energi sebagai satu tim berbasis semangat setiakawan, mufakat dan hormat menghormati, dengan nilai murni dan etika kerja yang positif. Singkatnya, agenda ini membutuhkan pembentukan pandangan hidup karyawan yang sempurna (syumul) dan progresif, peningkatan penghayatan nilai murni di kalangan warga karyawan, dan 24 25

Ibid., hal. 10-18. Ibid., hal. 18-20.

47

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari pengembangan keahlian dan keterampilan karyawan.26 Akhirnya, strategi Pemerintah ke arah pemantapan ekonomi diharapkan dapat dicapai melalui penerusan strategi-strategi pembangunan negara yang sudah ada, dari Rancangan Malaya Pertama (1956-60), Rencana Malaya Kedua (1961-65), Rancangan Malaysia Pertama (1966-70) sampai ke Kebijakan Pertanian Negara, Industrial Master Plan, OPP1 (1971-90) yang mencakup Kebijakan Ekonomi Baru (DEB, 1971-90), OPP2 yang mencakup Kebijakan Pembangunan Nasional (DPN, 1990-2010), Rencana-rencana lima tahun Malaysia Kedua (1971-75), Ketiga (1976-80), Keempat (1981-85), Kelima (1986-90), Keenam (1991-95), Ketujuh (1996-2000), Kedelapan (2001-05) dan sekarang ini Kesembilan (2006-2010). Ini termasuk juga usaha Pemerintah memantapkan penggunan ICT melalui pendekatan K-Ekonomi dan pembentukan National Information Technology Council (NITC) sebagai badan pemikir (think-tank) dan penasihat kepada Pemerintah dalam membangun pencapaian teknologi informasi. Ini semua dikatakan memenuhi tuntutan kondisi suatu masa demi menempatkan negara di mercu bersedia dan berprestasi agar kondisi ekonomi negara selalu berkembang secara seimbang dan menyeluruh secara berkelanjutan.27 Untuk mewujudkan semua hal di atas, per Perencanaan Strategis Pelaksanaan Lima Tahun Islam Hadhari (2006-2010) telah disusun. Untuk prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini, dalam lima tahun pertama pelaksanaan Islam Hadhari ini, tiga strategi telah diidentifikasi. Strategistrategi tersebut adalah seperti berikut28: 1.Mempergiat pengetahuan dan keterampilan penggunaan teknologi dalam bidang pertanian, 26

Ibid., hal. 20-26. Ibid., hal. 26-29. 28 Dato’ Mustafa bin Abdul Rahman, “Pelan Strategik Pelaksanaan 5 Tahun Islam Hadhari: Perancangan dan Pemantauan”, [kertaskerja yang dibentangkan di Konvensyen Islam Hadhari Peringkat Kebangsaan 2006 anjuran Jabatan Kemajuan Islam Malaysia], (Jabatan Perdana Menteri, di Hotel Legend Kuala Lumpur, 23-24 Jun 2006). 27

48

peternakan, perikanan dan pembuatan dengan memperbanyak kursus pemahaman tentang manajemen bisnis, meliputi aspek pemasaran, keuangan dan rekening. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat pencapaian bumiputera dalam kepemilikan ekuitas, investasi dan kewirausahaan yang kini masih rendah. 2. Membangun tanah-tanah kosong yang potensial untuk menghindari pemborosan melalui penyediaan prasarana fasilitas untuk memajukan tanah-tanah kosong tersebut. Tujuannya adalah untuk mengeksploitasi tanah-tanah kosong sebagai sumber ekonomi negara yang masih banyak terbiar. 3. Meningkatkan penelitian dan riset dalam bidang bioteknologi dan keanekaragaman hayati dengan memperbanyak dan mengembangkan penelitian terkait bioteknologi dan keanekaragaman hayati untuk dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan teknologi tersebut dengaan efisien dan luas. Semua strategi ini melibatkan berbagai kebijakan seperti Kebijakan Ekonomi Baru, Kebijakan Sains dan Teknologi, Kebijakan Pembangunan Nasional, Dasar Penswastaan, Dasar Pensyarikatan Malaysia, Dasar Pertanian Malaysia, Wawasan 2020, Kebijakan Industri Nasional dan Dasar Bioteknologi Negara.

Usaha

membangun dan merealisasikan pendekatan Islam Hadhari ini adalah sesuatu yang cukup baik. Dalam tahun-tahun tujuhpuluhan dan delapan-puluhan dahulu, mereka yang ingin memulia dan menegakkan sistem Islam seperti gerakan-gerakan Islam harus bertemu dengan Pemerintah. Tetapi kini, Pemerintah sendiri dengan jelas menginginkan mereka melakukan hal tersebut. Tekad politik (political will) yang telah ditampilkan Pemerintah Malaysia umumnya dan Perdana Menteri Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi khususnya ini adalah sesuatu yang sangat signifikan dalam merealisasikan pembangunan berteraskan Islam. Dengan kekuasaan dan sumber yang tersedia ada, Pemerintah pastinya lebih mampu merealisasikan gagasan yang besar ini, dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Kalau pihak-pihak lain ini, misalnya gerakan-

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari gerakan Islam, bergandeng tangan dengan Pemerintah merealisasikan Islam Hadhari ini, tentu menjadi lebih mudah dan cepat. Ini tidak berarti bahwa faktor pelaksana itu sajalah yang menjadi faktor tunggal kesuksesan merealisasikan Islam Hadhari ini. Selain dari faktor pelaksana ini, esensi Islam Hadhari itu sendiri juga adalah sangat penting. Dari pengamatan yang telah dilakukan sejauh ini, beberapa aspek inti Islam Hadhari ini masih bisa dimantapkan lagi. Untuk inti prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif misalnya, terdapat paling kurang lima aspek yang perlu dimantapkan. Aspek-aspek tersebut adalah seperti berikut: (1).Definisi `Seimbang 'dan` Komprehensif'; (2).Landasan Teoritikal; (3).Pemahaman dan Metode Pelaksanaan; (4).Indeks Pengukur Perolehan; (5).Peringkat dalam Strategi Pembangunan Negara. Istilah seimbang dan komprehensif yang terkandung di dalam prinsip Islam Hadhari yang kelima ini belum diberikan definisi secara rinci dan jelas. Sebagaimana tergambar di dalam deskripsi tentang prinsip ini, tidak ada diskusi rinci tentang definisi kedua istilah ini. Oleh itu adalah sulit dipahami apakah istilah seimbang yang dipakai di sini berarti keseimbangan antara dunia dengan akhirat, antara pembangunan ekonomi dengan pembangunan rohani, antara fardhu ain dengan fardhu kifayah, antara material dengan spiritual, antara dalil-dalil naqli dengan dalil-dalil aqli, antara ilmu nadhari dengan ilmu daruri, atau antara apa dengan apa? Begitulah juga tidak didefinisikan dengan jelas dan rinci maksud komprehensif. Apakah komprehensifnya pembangunan ekonomi yang ingin dicapai itu adalah karena tergabungnya segala aspek pembangunan di dalamnya, dari aspek spiritual sampai ke aspek fisik, dari aspek nasional sampai ke aspek internasional, dari aspek ekonomi sampai kepada aspek sosial dan politik, atau dari aspek apa pada aspek apa? Istilah seimbang dan komprehensif ini bergabung erat di dalam prinsip tentang pembangunan ekonomi ini, maka pasti sekali ia harus diuraikan secara rinci dan definitif.

Prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini juga, seperti juga pendekatan Islam Hadhari itu sendiri, tidak memiliki landasan teoritikal yang jelas. Tidak pernah disebutkan dalam suatu dokumen tentang Islam Hadhari ini umum dan prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini khususnya pada acuannya, pelakunya, skala waktunya, kerangkanya, perkaedahannya, peralatannya dan tujuan akhirnya. Jika Islam Hadhari umumnya dan Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini khususnya ingin menjadi satu pendekatan pembangunan berteraskan Islam yang mantap, maka ketujuh hal ini patut diperhitungkan dan dipakai. Acuan Islam Hadhari harus tasawwur (world view) Islam itu sendiri. Pelakunya harus manusia yang menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah Skala waktunya harus meliputi alam ruh, alam dunia dan alam akhirat. Kerangkanya harus berteraskan kepada ilmu fardhu `ain. Perkaedahannya harus berdasarkan kepada konsep ibadah. Peralatannya adalah sumber alam sedangkan tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah (Mardhatillah).29 Sebenarnya bagian dari hal ini telah pun disebutkan Perdana Menteri sendiri, khususnya pada pelakunya, tetapi tidak ditempatkan di satu tempat secara tersusun. Misalnya Perdana Menteri Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi mengatakan begini: "... Dunia adalah satu perjalanan yang harus dimanfaatkan dalam proses pengabdian manusia kepada Allah dengan menyempurnakan kewajiban fardhu kifayah secara sempurna - secara jujur secara transparan - secara amanah. Manusia tidak mungkin berhasil memanfaatkan dunia ini dengan baik jika sikap dan pandangannya terhadap dunia tidak tepat sebagaimana mestinya, karena alam dan fenomenanya diciptakan dan ditundukkan oleh Allah swt untuk manusia diturunkan sebagai khalifah. Karena itu, amatlah penting untuk umat manusia itu diperlengkap dengan ilmu - dengan pengetahuan -

29

Baca Muhammad Syukri Salleh, 7 Prinsip Pembangunan Berteraskan Islam, (Kuala Lumpur: Zebra Editions Sd. Bhd. dan Pulau Pinang: Projek Pengurusan Pembangunan Islam (IDMP), Universiti Sains Malaysia, 2003).

49

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari dengan keterampilan, sehingga memungkinkan manusia menguasai dunia".30

Adalah lebih baik jika 7 prinsip pembangunan berteraskan Islam yang direkomendasikan di atas tercantum satu persatu terlebih dahulu sebagai landasan teori kepada Islam Hadhari ini. Ia kemudian bisa diikuti dengan prinsip-prinsip Islam Hadhari itu sendiri agar melihat hubungan dan posisi Islam Hadhari itu di dalam teori pembangunan berteraskan Islam. Meskipun tahun 2004 dan 2005 telah digunakan sepenuhnya oleh pihak bertanggung jawab menjelaskan tentang Islam Hadhari, namun pemahaman masyarakat umum terhadapnya masih belum menguntungkan. Bahkan di kalangan advokat Islam Hadhari umum dan prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini khususnya pun belum melihat kemampuan mereka membedakan antara pendekatan pembangunan dan pengembangan ekonomi berteraskan Islam ini dengan pembangunan dan pembangunan ekonomi konvensional. Fitur-fitur, strategi dan rencana aksi yang dibicarakan di atas jelas menggambarkan tentang hal ini. Semuanya tampak seperti mendiskusikan tentang pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan selama ini. Bahkan secara jelas telah disebutkan bahwa segala kebijakan pembangunan yang telah diperkenalkan sejak merdeka sampai sekarang tetap akan diteruskan. Yang baru dimasukkan hanyalah elemen-elemen Islam, tetapi masih seolah-olah ditempelkan ke dalam kerangka pembangunan ekonomi konvensional yang sudah ada. Kalau begitu, tidak tampak sangat Islam dan istimewanya Islam Hadhari dan pembangunan ekonomi yang hendak dilagang di bawah Islam Hadhari dibandingkan dengan pembangunan ekonomi konvensional yang sudah ada, tambah-tambah lagi diketahui dengan jelas bahwa dasar-dasar tersebut kebanyakan adalah berdasarkan pada kerangka liberal kapitalis. Persoalan ini pastinya perlu diperhalusi dan diperkemaskan.

Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September 2004. 30

50

Indeks merupakan satu lagi hal yang perlu diberikan perhatian di dalam merealisasikan Islam Hadhari ini umum dan prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif khususnya. Hal ini penting agar pencapaiannya dapat diukur dengan satu standar yang ditetapkan secara sistematis dan tepat. Islam Hadhari adalah satu gagasan pembangunan yang besar dan pastinya mempengaruhi strategi, fenomena dan penghasilan pembangunan di Malaysia secara signifikan. Kriteria-kriteria pencapaiannya tentulah tidak sama dengan krtieria-kriteria pencapaian pembangunan umum yang ada sekarang. Di dalam kondisi ini, indeks-indeks pembangunan yang sudah ada, yang hanya berfokus pada indeks ekonomi dan sosial saja tidak cukup untuk mengukur pencapaian pembangunan ekonomi Islam Hadhari. Islam Hadhari adalah satu pendekatan pembangunan berteraskan Islam, maka indeksnya juga harus selaras dengan Islam. Sebenarnya Ketua Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM) Tan Sri Dato 'Seri (Dr) Ahmad Sarji bin Abdul Hamid (2004) pernah menyarankan apa yang dinamakannya Indeks Pembangunan Ummah (IPU). la merupakan gabungan antara Indeks Pengembangan Ekonomi (IPE) dan Indeks Pembangunan Sosial (IPS) yang tersedia dengan Indeks Pembangunan Islam (IPI) yang disa-rankannya. IPE yang tersedia ada mengandung 6 indikator yaitu rilis dalam negara kasar per kapita, tingkat pengangguran, tingkat kota, pendapatan bulanan rata-rata, jumlah mobil dan sepeda motor terdaftar untuk setiap 1.000 penduduk, dan jumlah telepon untuk setiap 1.000 penduduk. IPS yang juga tersedia ada pula mengandung 5 petunjuk yaitu ke-miskinan, persen penduduk yang mendapat liputan pasokan air pipa dan listrik, jumlah dokter untuk setiap 10.000 penduduk, dan tingkat kematian bayi untuk setiap 1.000 penduduk kelahiran hidup. IPI yang direkomendasikan pula YG mengandung 14 indikator yaitu kutipan zakat, jumlah amil, aset perbankan Islam, aset takaful, jumlah investor Permodalan Nasional Berhad (PNB), nilai aset bersih investor PNB, jumlah masjid, jumlah surau, jumlah pendeposit Tabung Haji, jumlah deposit di Tabung Haji, profesional Bumiputera, jumlah

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari sekolah agama, jumlah murid sekolah agama, dan jumlah guru sekolah agama31. Empat belas petunjuk IPI ini dikatakan mengandung dua aspek pembangunan Islam, yaitu aspek spiritual dan aspek muamalat. Aspek spiritual diwakili oleh jumlah masjid dan surau, kutipan zakat dan jumlah pengurus, jumlah pendeposit Tabung Haji dan jumlah deposit hubungan manusia dengan Allah swt Aspek muamalat pula diwakili oleh aturan Islam tentang ekonomi keuangan, perbankan, amanah saham, takaful, tabung haji dan sejenisnya. Kalau digabungkan semua petunjuk ipe, IPS dan IPI ini, maka Indeks Pembangunan Ummah yang direkomendasikan itu mengandung 25 petunjuk semuanya. Tetapi, Tan Sri Dato 'Seri (Dr) Ahmad Sarji bin Abdul Hamid (2004) menyarankan agar petunjuk-petunjuk IPE dan IPS yang sudah ada itu diubah sedikit. Untuk IPE YG 5 petunjuk yaitu pendapatan per kapita, gunatenaga, jalan beraspal, kendaraan terdaftar dan pelanggan telepon. Untuk IPS pula YG 6 indikator yaitu jumlah sekolah, jumlah anak-anak sekolah, jumlah guru sekolah, jumlah dokter / dokter gigi, jumlah rumah sakit dan jumlah ranjang rumah sakit. Kalau dicampur 11 petunjuk ipe dan IPS ini dengan 14 petunjuk IPI, ia berjumlah 25 petunjuk ini. Inilah yang dimaksud Tan Sri Dato 'Seri (Dr) Ahmad Sarji bin Abdul Hamid sebagai Indeks Pembangunan Ummah. Petunjuk-petunjuk Indeks Pembangunan Ummah ini tentunya bisa diperdalami lagi untuk memastikan apakah ia benar-benar mampu menggambarkan pencapaian pembangunan 31

Presiden dan Ketua Eksekutif Kumpulan Permodalan Nasional Berhad (PNB) Tan Sri Dato' Hamad Kama Piah Che Othman (2004) juga menyenaraikan petunjuk nilai-nilai Islam yang agak sama dengan yang dicadangkan Tan Sri Dato' Seri (Dr) Ahmad Sarji bin Abdul Hamid. Petunjuk-petunjuk tersebut berjumlah 12 kesemuanya, iaitu kutipan zakat, aset perbankan Islam, aset takaful, pasaran wang dan modal Islam, jumlah deposit dan bilangan pcnyimpan di Tabung Haji, profesional Islam, bilangan masjid, bilangan surau, bilangan sekolah agama, bilangan murid sekolah agama, dan bilangan guru sekolah agama.

ekonomi Islam Hadhari atau sebaliknya. Adalah diakui bahwa pembangunan indeks Islam Hadhari ini tidaklah mudah karena ia bukan saja harus mengandung unsur-unsur material dan fisik yang dapat diukur secara kuantitatif, tetapi juga unsur-unsur spiritual dan internal manusia yang subjektif.32 Satu kajian yang mendalam dan serius tentunya perlu dilakukan untuk membangun indeks pembangunan Islam Hadhari yang tepat. Hal ini menjadi bertambah penting karena petunjuk-petunjuk ipe dan IPS yang ada sekarang tidak langsung membahas petunjuk keagamaan di dalam pengukuran pembangunan. Begitulah juga di dalam perencanaan guna energi negara. Sampai sekarang, tidak seperti profesional lain, rasio keberadaan golongan agama tidak diperhitungkan di dalam perencanaan pembangunan dan gunatenaga negara. Kalau fenomena ini berlanjut, Islam Hadhari tidak memberi banyak makna pada konstruksi peradaban peradaban bangsa dan agama sebagaimana yang dikehendaki. la tidak berarti apa-apa jika hanya pendekatan saja yang berbentuk Islam sedangkan pencapaiannya tetap diukur berdasarkan pengukuran pembangunan umum. Indeks pembangunan Malaysia yang sudah ada sehingga harus dinilai kembali. Satu set indeks pembangunan baru harus dibuat sesuai dengan identifikasi dan pelaksanaan Islam Hadhari. la bisa saja disebut Indeks Pembangunan Hadhari atau Indeks Pembangunan Ummah sebagaimana yang direkomendasikan Tan Sri Dato 'Seri (Dr) Ahmad Saiji bin Abdul Hamid. Posisi sebenarnya Islam Hadhari umum dan prinsip Pembangunan Ekonomi Seimbang dan Komprehensif ini khususnya di dalam strategi pembangunan negara. Apakah ia hanya lanjutan, kesinambungan dan pemantapan ke Dasar Penerapan Nilai-Nilai Islam sebagaimana yang disebutkan Menteri Di Jabatan Menteri Dato 'Dr Abdullah Md. Zin (2004) dan Sekretaris Parlimennya Datuk Dr Mashitah Ibrahim (2004)? Kalau posisinya memang sebenarnya begitu, maka masa depannya tidak mungkin kekal dan tidak dimaknai Mohd Khairi Wan Ali, “Menentukan Indeks Pembangunan Islam (IPI)”, 22 September 2004, http://www.yadim.com.my/Hadhari/IsHadhariFul l.asp?IsHadhariID =80, diakses pada 29 Oktober 2004. 32

51

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari sebagai Dasar Penerapan Nilai-nilai Islam itu sendiri. Ia hanya sebagian kecil dari strategi pembangunan induk negara yang besar, dan hanya mampu mengadakan ceramah-ceramah dan kursus-kursus agama yang sulit dilihat dampaknya. Selain itu, apakah sebenarnya hubungan Islam Hadhari dengan strategi pembangunan negara seperti Wawasan 2020? Apakah Islam Hadhari itu merupakan satu strategi pembangunan baru untuk menggantikan Wawasan 2020, atau acuan kepada Wawasan 2020 itu sendiri, atau bagian dari Wawasan 2020, atau satu lagi strategi pembangunan selain Wawasan 2020? Kalau berdasarkan pada Rancangan Malaysia Kesembilan, maka Islam Hadhari ini nampaknya lebih merupakan mekanisme untuk mencapai Visi 2020, bukan merupakan kerangka kerja dalam arti sebenarnya seperti disebutkan sebelum ini. Hal ini tentu tidak menguntungkan. Jika Islam Hadhari mau mencapai tujuan sebagaimana yang dikehendaki, ia tidak bisa hanya menjadi bagian dari Wawasan 2020, atau satu lagi strategi pembangunan selain Wawasan 2020 atau hanya sebagai mekanisme mencapai Visi 2020. Islam Hadhari seharusnya menjadi strategi pembangunan induk, yang memayungi dan menentukan pola strategi-strategi pembangunan yang lain, termasuk Wawasan 2020. Sebagaimana kata Yang Di Pertua Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (YADIM), Islam Hadhari patut memberi bentuk pada acuan sendiri yang terkandung di dalam Wawasan 2020.33 Artinya, Islam Hadhari itulah yang menjadi acuan kepada Wawasan 2020. Dengan posisi begitu barulah Islam Hadhari dapat didukung dan direalisasikan sepenuhnya oleh semua Kementerian secara jelas dan selaras. Ia tidak hanya tertinggal di Departemen Perdana Menteri atau di Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) atau di JASA atau di Negeri Terengganu saja yang mencoba melaksanakannya. Kontradiksi program beberapa Kementerian dengan semangat Islam Hadhari tidak terjadi, seperti kontradiksi yang sedang terjadi di dalam program-program hiburan di media-media elektronik sekarang ini. Nakhaie Ahmad, “Misi Islam Hadhari Bentuk Acuan Wawasan 2020”, Berita Harian, (2 Julai, 2004). 33

52

Islam Hadhari patut digambarkan sebagai satu strategi pembangunan negara dan bukan strategi pembangunan partai politik, khususnya UMNO. Sejauh ini Islam Hadhari masih tampak seperti terlalu terikat dengan UMNO. Ia dijadikan agenda manifesto pemilihan UMNO khususnya dan Barisan Nasional umumnya di dalam Pemilu Umum 2004. Kemudian ia dinyatakan di Majelis Umum UMNO oleh Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi. Beliau di dalam acara itu adalah sebagai Presiden UMNO dan bukan sebagai Perdana Menteri. Hal ini tidak mengandung dampak signifikan jika dilakukan setelah Islam Hadhari telah dinyatakan terlebih dahulu di mana-mana majelis negara oleh Dato 'Seri Abdullah Ahmad Badawi sebagai Perdana Menteri. Tetapi oleh karena deklarasi di Majelis Umum UMNO itulah deklarasi yang pertama dilakukan secara agak rinci, maka ia memberi gambaran seolah-olah Islam Hadhari itu adalah strategi pembangunan UMNO, bukan strategi pembangunan negara. Penutup Islam Hadari adalah konsep umum dan prinsip Pembangunan Ekonomi yang mengutamakan keseimbangan dan komprehensifitas khususnya. Islam Hadari adalah merupakan satu pendekatan pembangunan berteraskan Islam yang bermakna luas. Konsep Islam Hadari merupakan konsep yang masih perlu diperdalam dalam lima aspek. Pertama, aspek-aspek yang terkait dengan definisi `seimbang 'dan` komprehensif. Kedua, landasan teoritikal pembangunan ekonomi Islam Hadhari; ketiga, pemahaman dan pelaksanaannya; keempat, indeks pengukur pencapaiannya; kelima, posisinya di dalam strategi pembangunan negara. Di Malaysia Pejabat Pemerintah menggunakan konsep ini sebagai suatu pendekatan pembangunan. Ini berdampak pada kebijakan politik yang mengacu pada nilai-nilai Islam. Daftar Pustaka Ahmad, Nakhaie. 2004. “Misi Islam Hadhari Bentuk Acuan Wawasan 2020”, Berita Harian, (2 Juli). Ali, Mohd Khairi Wan. 2004. “Menentukan Indeks Pembangunan Islam (IPI)”, 22 September. http://www.yadim.com.my/Hadhari/-

Jurnal POLITEIA|Vol.4|No.2|Juli 2012 ISSN: 0216-9290 Muhammad Syukri Salleh Politik Pembangunan Ekonomi di Malaysia: Analisis Terhadap Islam Hadari IsHadhariFull.asp?IsHadhariID =80, diakses pada 29 Oktober 2004. Awang, Abdul Hadi. 2005. Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhari. Kuala Lumpur: Nufair Street Sdn Bhd. Badawi, Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad. 2004. “Ucapan Perasmian di Perhimpunan Agung UMNO Yang ke-55”, di Pusat Dagangan Dunia Putera (PWTC), 23 September. Badawi, Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad. 2004. “Ucapan di Oxford Centre of Islamic Studies”, di Magdallen College, Universiti Oxford, United Kingdom, 2 Oktober. Badawi, Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad. 2004. “Ucapan Pelancaran dan Perasmian Islam Hadhari Pengurusan Negara Islam”, di Dewan Kompleks Belia, Shah Alam, Selangor, 30 Januari. Badawi, Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad. 2004. Merealisasikan Impian Negara Islam Malaysia”, Dewan Agama & Falsafah, (September). Dokumen. 2006. Rancangan Malaysia Kesembilan 2006-2010. Putrajaya: Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri. Hassan, Haji Nik Mustapha bin Haji Nik. 2006. Pembangunan Ekonomi Seimbang & Komprehensif. Putrajaya: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Jabatan Perdana Menteri. Jaafar, Ahmad Baei. 2004. “Pendekatan Hadhari: Mengapa Disenangi Oleh Orang Bukan Islam? Dewan Agama & Falsafah. September. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. 2005. Konsep Islam Hadhari – Satu Penjelasan. Putrajaya. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. 2006. Himpunan Soal Jawab Islam Hadhari. Putrajaya. New Sunday Times, (1 Agustus 2004). Rahman, Dato’ Mustafa bin Abdul. 2006. “Pelan Strategik Pelaksanaan 5 Tahun Islam Hadhari: Perancangan dan Pemantauan”, [kertaskerja yang dibentangkan di Konvensyen Islam Hadhari Peringkat Kebangsaan 2006 anjuran Jabatan Kemajuan Islam Malaysia], (Jabatan Perdana Menteri, di Hotel Legend Kuala Lumpur, 23-24 Juni). Salleh, Muhammad Syukri. 2003. 7 Prinsip Pembangunan Berteraskan Islam. Kuala Lumpur: Zebra Editions Sd. Bhd. dan Pulau Pinang: Projek Pengurusan Pembangunan Islam (IDMP), Universiti Sains Malaysia. _______________________. 2005. “Islam Hadhari Dari Perspektif Pembangunan Berteraskan Islam”. Pemikir 39 & 40 (Kuala Lumpur, Januari-April-Jun). Surat Al-Jumu’ah, ayat 10, Kitab Suci Al-Quran.

53