Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Yulistia Budianti Soemarie
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KUERSETIN KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Yulistia Budianti Soemarie Akademi Farmasi Samarinda Email:
[email protected]
ABSTRAK Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator. Pemanfaatan obat tradisional perlu digunakan untuk meminimalisir efek samping obat golongan antiinflamasi non steroid, seperti penggunaan kulit bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi kuersetin dari ekstrak kulit bawang merah yang diperoleh dengan metode maserasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif (Kalium Diklofenak 6,5mg/kgBB), kontrol negatif (Na-CMC), kuersetin kulit bawang merah dosis I (50mg/kgBB), dosis II (100mg/kgBB) dan dosis III (200mg/kgBB). Pemberian senyawa uji dilakukan secara peroral, setelah 30 menit kaki mencit sebelah kanan diinduksi dengan karagenin 1%. Dianalisis volume radang kaki mencit dengan area under curve (AUC). Hasil penelitian menunjukan bahwa kuersetin kulit bawang merah memiliki aktivitas antiinflamasi. Dari hasil perhitungan nilai AUC tiap perlakuan didapatkan hasil nilai daya antiinflamasi untuk dosis I sebesar 57,13%, dosis II sebesar 59,08%, dan dosis III sebesar 73,75% dan dilakukan uji statistik ANOVA dengan nilai p-value 0,005 (< 0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kontrol positif, dosis I, dan dosis II berbeda dengan dosis III, sehingga dosis optimal yang didapat yaitu dosis III (200 mg/kgBB). Kata Kunci : Antiinflamasi, Allium cepa L., kuarsetin, Area Under Curve ABSTRACT Inflammation is a local reaction of infection or tissue injury and involves more mediators. Utilization of traditional medicine should be used to minimize the side effects of non-steroidal anti-inflammatory drugs, such as the use of onion skin (Allium cepa L.). This study aims to determine the activity of quercetin onion skin and the optimal dose of quercetin as a potential anti-inflammatory on male white mice. This study is an experimental research. Red onion skins extracted by maceration method. Preparation of the test is divided into five groups: control positive (Diclofenac Potassium 6,5mg/kg), control negative (Na-CMC), quercetin of onion skin dose I (50mg/kg), dose II (100mg/kg) and dose III (200mg/kg). Adduction of test compounds is given by oral, after 30 minute the right paw of Artikel diterima: 6 September 2016 Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016 Diterbitkan: 5 Oktober 2016
163
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Yulistia Budianti Soemarie
mice induced by karagenin 1 %. Paw volume is analyzed with area under curve (AUC). The results showed that quercetin of onions skin have an anti-inflammatory activity. From the analyzed of AUC for each dose of quercetin showed antiinflammatory power value for dose I amounted 57.13 %, dose II 59.08% , and dose III 73.75 % and ANOVA statistical test with p-value 0.005 ( < 0.05 ), which means there is a significant difference between control positive, dose I , and dose II with dose III, the optimal dose is dose III (200 mg / kg). Key Words : Anti-inflamation, Allium cepa L., kuarsetin, Area Under Curve merah memiliki kandungan senyawa
PENDAHULUAN Inflamasi
atau
radang
flavonoid seperti rutin dan kuersetin
merupakan reaksi lokal jaringan
yang
terhadap infeksi atau cedera dan
sebagai antiinflamasi (Filomena et
melibatkan lebih banyak mediator.
al, 2007). Menurut Jayasekara, et al
Inflamasi memiliki angka kejadian
(2002), flavonoid dapat menghambat
yang cukup tinggi, dimana inflamasi
pelepasan
dapat disebabkan oleh trauma fisik,
inflamasi
infeksi maupun reaksi antigen dari
prostaglandin. Menurut penelitian
suatu
sebelumnya
penyakit
(Yuliati,
2010).
diyakini
dapat
digunakan
mediator-mediator seperti
histamin
mengatakan
dan
bahwa,
Pengobatan inflamasi yang selama
senyawa rutin dan kuersetin yang
ini
terkandung
dilakukan
pada
umumnya
dalam
suatu
menggunakan obat-obatan modern
dapat
yang memiliki efek samping yang
antiinflamasi pada tikus dan bawang
tinggi. Obat modern yang biasa
merah mampu memberikan aktivitas
digunakan ialah obat antiinflamasi
antiinflamasi karena adanya senyawa
non steroid (AINS) yang memiliki
flavonoid
efek
dalamnya (Teresita et al, 2001).
samping
merugikan
tubuh
seperti tukak lambung (Tjay dan
memberikan
ekstrak
yang
aktivitas
terkandung
di
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian aktivitas
Rahardja, 2007). Salah satu tanaman yang dapat
antiinflamasi dari kuersetin kulit
antiinflamasi
bawang merah sebagai antiinflamasi
bahan obat alam adalah bawang
pada mencit putih jantan (Mus
merah (Allium cepa L.). Bawang
musculus).
digunakan
sebagai
164
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Kulit bawang merah sebanyak 2 kg
METODE PENELITIAN Determinasi
Yulistia Budianti Soemarie
Tanaman
Bawang
dimasukkan maserasi
Merah (Allium cepa L.) Determinasi
ke
dalam
kemudian
bejana
ditambahkan
tumbuhan
pelarut etanol 95% sebanyak 2 liter
dilakukan terlebih dahulu sebelum
(dengan perbandingan 1:10) dan
dilakukan
untuk
diaduk selama 6 jam dan didiamkan
memastikan jenis dan kebenaran
selama 18 jam sambil sesekali
tumbuhan
diaduk. Bejana disimpan tertutup
penelitian
yang
Determinasi
digunakan.
dilakukan
Laboratorium
Fisiologi
di Fakultas
rapat
dan
matahari.
terhindar
dari
Maserat
sinar
disaring,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
kemudian filtrat yang terkumpul
Alam
diuapkan
(FMIPA)
Universitas
menggunakan
rotary
Mulawarman Samarinda.
evaporator hingga volume menjadi
Penyiapan Simplisia Kulit Bawang
sepertiganya. Simpan filtrat dalam
Merah (Allium cepa L.)
lemari pendingin selama 1 hari,
Kulit bawang merah (Allium
kemudian akan muncul endapan.
cepa L) dikumpulkan dari salah satu
Saring dengan kertas saring. Bilas
pedagang bawang di Pasar Segiri,
endapan yang didapat dengan etanol
Samarinda. Kulit bawang merah
95%. Saring menggunakan kertas
kemudian disortasi dari pengotor
saring, lalu filtrat diuapkan hingga
yang masih menempel, kemudian
didapat
kulit bawang merah dicuci dengan
kemerahan sedangkan endapan yang
air mengalir. Pengeringan simplisia
didapat dicuci dengan etanol 95%.
dilakukan
diangin-
Perlakuan ini diulang sebanyak 3
anginkan dan tidak langsung terkena
kali untuk memisahkan senyawa lain
paparan cahaya matahari.
yang tidak diinginkan. Timbang
dengan
Pembuatan
cara
Kuersetin
Kulit
Bawang Merah (Allium cepa L.)
menjadi
serbuk
kuning
untuk mengetahui rendemen dari hasil yang didapat.
Proses ekstraksi kulit bawang merah
menggunakan
metode
maserasi dengan pelarut etanol 95%.
165
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Rekristalisasi
Kuersetin
Kulit
Bawang Merah (Allium cepa L.) Proses dilakukan
dengan
endapan
kulit
Yulistia Budianti Soemarie
diberikan. Kelompok kontrol negatif diberi suspensi Na-CMC. Kelompok
rekristalisasi
kontrol
melarutkan
kalium
bawang
merah
positif
diberi
suspensi
diklofenak.
Kelompok
perlakuan pada mencit putih jantan
dengan etanol p.a dan ditambahkan
masing-masing
dengan
Didiamkan
kuersetin dengan dosis 50, 100 dan
selama 24 jam didalam suhu rendah
200mg/kgBB. Tiga puluh menit
(2-8oC). Setelah tampak endapan
kemudian seluruh kelompok hewan
kuning pada dasar botol kemudin
yang telah mendapatkan perlakuan
disaring
menggunakan
disuntikkan karagenin 1% dalam
kertas saring. Selanjutnya filtrat
larutan NaCl 0,9% pada telapak kaki
yang tertahan pada kertas saring
kanan mencit dengan volume 0,1 ml.
dibilas dengan etanol 95% dan
Pengukuran
dikeringkan
hair
dilakukan 10 kali setiap 30 menit
dryer. Ditimbang untuk mengetahui
setelah pemberian karagenin dengan
rendemen hasil rekristalisasi.
menggunakan alat pletismometer
Pengujian Aktivitas Antiinflamasi
(Vt).
air
suling.
dengan
menggunakan
diberi
suspensi
volume
selama
Disiapkan 20 ekor mencit putih jantan, sebelum dilakukan pengujian
mencit
HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi
dipuasakan
dilakukan
terlebih dahulu selama 18 jam dan
Laboratorium
tetap diberi air minum. Mencit
Sistematika
dibagi menjadi 5 kelompok masing-
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
masing
Alam
4
ekor
mencit.
Setiap
Anatomi
di
Tumbuhan,
Universitas
dan Fakultas
Mulawaran
kelompok mencit ditimbang dan
Samarinda.
Hasil
telapak kaki kanan belakang diberi
tanaman
menyatakan
tanda diatas mata kaki. Semua
sampel yang digunakan adalah kulit
mencit putih diukur volume kaki
bawang merah (Allium cepa L.) dari
awalnya pada pletismometer (V0)
genus Allium dan family Liliaceae.
ini
determinasi bahwa
sampai batas tanda yang telah
166
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Kulit bawang merah (Allium
Yulistia Budianti Soemarie
kemudian disaring lalu diuapkan
cepa L.) dikumpulkan dari salah satu
menggunakan
pedagang bawang di Pasar Segiri,
hingga
Samarinda. Kulit bawang merah
sepertiganya. Filtrat yang didapat
kemudian
disortasi
dari
kemudian diberi air dingin dan
pengotor
yang masih
menempel
disimpan dalam lemari pendingin
selanjutnya
kulit
basah
bawang
rotary
evaporator
volumenya
menjadi
merah
selama 24 jam kemudian akan
dicuci dengan air mengalir. Proses
muncul endapan berwarna coklat.
pengeringan dilakukan dengan cara
Berdasarkan hasil endapan yang
dikering anginkan dan tidak terkena
didapat berwarna coklat, saring dan
paparan
endapan dibilas dengan etanol 95%
cahaya
matahari
secara
langsung. Pengeringan dengan suhu
kemudian
yang
akan
Perlakuan ini diulang sebanyak 3-4
kimia
kali atau setelah filtrat penyaringan
pada kandungan senyawa aktifnya
menjadi bening. Filtrat yang telah
diantara senyawa tersebut adalah
didapat tadi kemudian diuapkan,
alkaloid dan glikosida (Mega, 2014).
kemudian diberi air dingin dan
Proses
dilakukan
disimpan dalam lemari pendingin
dengan tujuan mengurangi kadar air
selama 24 jam dengan suhu rendah
yang terdapat dalam kulit bawang
(2-8°C)
merah agar tidak terjadi kerusakan
kuning. Endapan kuning disaring
yang oleh jamur atau kapang (Agoes,
dengan kertas saring dan serbuk yang
2007). Setelah itu dilakukan sortasi
didapat kemudian ditimbang.
terlalu
mengakibatkan
tinggi perubahan
pengeringan
kering untuk memisahkan pengotor yang masih tersisa Metode
disaring
akan
kembali.
muncul
endapan
Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan kuersetin kulit bawang
ekstraksi
yang
merah
dengan
dosis
I
digunakan pada penelitian ini adalah
(500mg/kgBB),
metode
dan III (200mg/kgBB), Na-CMC
etanol
maserasi 95%.
menggunakan maserasi
0,5% sebagai kontrol negatif dan
dilakukan pengulangan sebanyak 2
Kalium Diklofenak 50 mg sebagai
kali.
pembanding dengan dosis tersebut.
Maserat
Proses
II (100mg/kgBB)
yang
diperoleh
167
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Dalam
pembuatan
kuersetin
kulit
digunakan
suspensi
bawang
merah,
Yulistia Budianti Soemarie
yang terbentuk pada tiap jam dan dosisnya.
Na-CMC 0,5% untuk
Hewan uji yang digunakan
memudahkan tercampurnya ekstrak
adalah mencit putih jantan dengan
dalam
alasan kondisi biologis mencit jantan
air.
dengan
Karagenin
campuran
dilarutkan
NaCl
dengan
lebih stabil bila dibandingkan dengan
tujuan agar larutan isotonis, sehingga
mencit
betina
yang
saat diinjeksikan dalam tubuh tidak
biologisnya dipengaruhi masa siklus
merusak sel-sel darah (Farista, 2015).
etrus dan jenis kelamin jantan dipilih
Kontrol positif yang digunakan
agar respon inflamasi pada mencit
adalah Kalium Diklofenak. Pada
tidak
umumnya digunakan sebagai kontrol
esterogen dan progesterone (Herni,
positif
2015).
dalam
penelitian
antiinflamasi karena garam kalium lebih
mudah
larut
oleh
hormon
Pengujian
aktivitas
air
antiinflamasi pada penelitian ini
sehingga kalium diklofenak dapat
menggunakan 20 ekor mencit dan
diabsorbsi lebih cepat dan lebih
dikelompokkan menjadi 5 kelompok
aman dilambung dan obat ini juga
perlakuan
memiliki
kelompok perlakuan terdiri dari 4
daya
dalam
dipengaruhi
kondisis
antiradang
yang
yang
masing-masing
paling kuat dengan efek samping
ekor
yang
digunakan
dalam
pengujian
dengan obat lainnya (Indometasin
ditambahkan
suspensi
Na-CMC
dan Piroksikam) (Tjay, T.H., dan
0,5% sebagai pensuspensi sekaligus
Raharja,
sebagai kontrol negatif. Perlakuan
lebih
kecil
K.
2002)
dibandingkan
Pengukuran
mencit.
yang
volume radang pada telapak kaki
pertama
mencit dilakukan setiap 30 menit
dimana
selama 5,5 jam setelah telapak kaki
diklofenak pada dosis 6,5 mg/kgBB
belakang
diinduksikan
yang dilarutkan menggunakan Na-
karagenin. Rata-rata volume radang
CMC 0,5%. Perlakuan kedua yaitu
dihitung sesuai data volume radang
kontrol
mencit
yaitu
Bahan
kontrol
menggunakan
menggunakan
negatif, Na.
positif kalium
dimana CMC
0,5%.
168
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Perlakuan
ketiga
I
dalam 10 ml Na-CMC 0,5% sebagai
dimana kuersetin kulit bawang merah
pensuspensi dan begitu pula untuk
dengan
mg/kgBB
perlakuan ketiga yaitu Dosis III
ditimbang sebanyak 40 mg dan
dimana kuersetin kulit bawang merah
ditambahkan 10 ml Na-CMC 0,5%.
dengan
Perlakuan keempat yaitu Dosis II
ditimbang sebanyak 160 mg dan
dimana kuersetin kulit bawang merah
dilarutkan dalam bentuk suspensi
dosis
dengan
dosis
200
yaitu
50
mg/kgBB
dosis
Yulistia Budianti Soemarie
ditimbang
sebanyak 80 mg dan dilarutkan
dosis
400
Na-CMC
mg/kgBB
0,5%
sebagai
pensuspensi sebanyak 10 ml.
Tabel I. Nilai Area Under Curve dan Daya Antiinflamasi No 1 2 3 4 5
Perlakuan
% Daya Anti Inflamasi 62,92% 57,13% 59,08% 73,75%
AUC (ml.jam)
Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis I 125 mg/kgBB Dosis II 250 mg/kgBB Dosis III 500 mg/kgBB
0,213 0,077 0,089 0,085 0,055
Nilai AUC dan persen daya
Pada Gambar 1 menunjukkan
antiinflamasi yang tertera pada tabel
bahwa
I, menunjukkan nilai AUC dan
kelompok
persen daya antiinflamasi (% DAI)
hanya diberikan larutan uji Na-CMC
setiap
0,5%. Volume radang dan nilai AUC
kelompok
perlakuan
kurva
tertinggi
kontrol
negatif
pada
rata volume radang kaki mencit.
adalah
Efek ditunjukkan dengan terlihatnya
dibandingkan
semakin kecil nilai AUC yang
perlakuan lainnya. Pada kelompok
diperoleh. Semakin kecil nilai yang
tersebut,
diperoleh
besar
menghasilkan
yang
meningkat
kemampuan
semakin
sediaan
uji
yang
kontrol
yang
berdasarkan hasil pengamatan rata-
maka
kelompok
adalah
terbesar dengan
pemberian
pada
negatif jika
kelompok
karagenin
edema
yang
jam
ke-0,5.
diberikan pada kelompok perlakuan
Kelompok kontrol negatif memiliki
dalam menghambat peradangan pada
nilai AUC sebesar 0,213 ml.jam,
kaki mencit yang telah diinduksi
besarnya nilai AUC yang didapat
dengan karagenin.
pada pengukuran kontrol negatif
169
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Yulistia Budianti Soemarie
dikarenakan tidak adanya pemberian
kelompok
perlakuan
dosis
sediaan uji yang mampu menekan
menunjukkan terjadinya penurunan
radang pada kaki mencit. Pada setiap
volume radang.
Gambar 1. Grafik Area Under Curve (AUC)
Pemberian dilakukan
0,5
sediaan jam
uji
sebelum
dilakukan induksi karagenin, pada
berkhasiat karena
sebagai
kemampuan
antiinflamasi menurunkan
volume radang pada kaki mencit.
saat diinduksi daya antiinflamasi
Presentase
nilai
daya
dari masing-masing perlakuan belum
antiinflamasi menunjukkan bahwa
mampu menekan inflamasi yang
semakin besar nilai yang didapatkan
terjadi. Daya antiinflamasi untuk
maka semakin kecil nilai AUC
kontrol positif yaitu 62,92% dan
sehingga dapat dinyatakan bahwa
dosis yang daya antiinflamasinya
semakin baik kuersetin kulit bawang
melebihi perlakuan kontrol positif
merah menurunkan volume radang
ialah dosis III daya antiinflamasi
pada kaki mencit setelah diinduksi
sebesar 73,75% sementara untuk
karagenin
dosis
daya
Berdasarkan hasil pengukuran yang
antiinflamasinya mendekati dengan
telah dilakukan diketahui bahwa
perlakuan kontrol positif. Adanya
kuersetin
penurunan pada Dosis I, Dosis II dan
mampu menghambat pembentukan
Dosis
radang pada telapak kaki mencit
I
III
dan
dosis
menunjukkan
II
bahwa
kuersetin kulit bawang merah dapat
yang
sebagai
kulit
diakibatkan
zat
bawang
oleh
iritan.
merah
induksi
170
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
karagenin.
Penurunan
volume
Yulistia Budianti Soemarie
73,75%.
Dosis
optimum
yang
radang pada kaki mencit diduga
mampu memiliki potensi sebagai
karena
antiinflamasi adalah dosis III 200
aktivitas
dari
senyawa
metabolit sekunder yang terkandung dalam kulit bawang merah yaitu senyawa flavonoid dimana salah satu senyawa yang diduga memberikan aktivitas antiinflamasi ialah senyawa kuersetin.Senyawa flavonoid dapat menghambat inflamasi dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dan enzim lipooksigenase pada saat metabolisme
asam
arakhidonat,
sehingga
mediator
inflamasi
leukotrin,
histamin,
bradikinin,
tromboksan
dan
prostaglandin
terhambat. Flavonoid bekerja dengan menghambat fase penting dalam biosintesis prostaglandin, yaitu pada jalur enzim siklooksigenase (Sabir, 2003). KESIMPULAN Dari
penelitian
yang
telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kuersetin
kulit
bawang
merah
memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit putih jantan dengan daya antiinflamasi dosis I (50 mg/kgBB) 57,13%, dosis II (100 mg/kgBB) 59,08% dan dosis III (200 mg/kgBB)
mg/kgBB sebesar 73,75%. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB. Hal. 14. Farista, Mila Ulfah. 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus). Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda. Hal 37. Filomena, C., Silvio., S., Mariangela, M., Federica, M., Giancarlo, A.S., Dimitar, U., Aurelia, T., Francesco, M., and Roberto, D.L. 2007. In Vivo Antiinflammatory and In Vitro Antioxidant Activities of Mediterranean Dietary Plants. Journal of Ethnopharmaclogy. 116 (2008). 144-151 Herni, Mantulangi Anita. 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanl Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus). Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda. Hal. 47, 56 -57. Jayasekara, T.I., Stevenson, P.C., Belmain, S.R., Farman, D.I., and Hall, D.R. 2002. Identification \of
171
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 163-172
Yulistia Budianti Soemarie
Metylsalicylate as the Principal Volatile Component in the Methanol Exstract of Root Bark of Securidaca longipedunculata Fers. J. Mass Spec. 37:577-580. Mega.
2014. Uji Aktivitas Antibakteri Pada Sediaan Gel Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) Sebagai Anti Acne. Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda. Hal. 37.
Sabir,
A. 2003. Pemanfaatan Flavonoid di Bidang Kedokteran Gigi. Majalah Kedokteran Gigi. Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional III. Surabaya: FKG Unair.
Teresita, G., Alejandra, E.R., Americo, O. J., & Lilian, E.P. 2001. Antiinflammatory Properties of Plant Flavonoids. Effects of Rutin, Quercetin and Hisperidin on Adjusvant Arthritis in Rat. Elsevier Il Farmaco 56(2001), 683-687. Tjay, T.H., dan Raharja, K. 2007. Obat-Obat Penting.Jakarta: PT. Gramedia Yuliati, K.S. 2010. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Muhammadiyah Surakarta.
172