BAB IX WARNA TANAH
Warna merupakan salah satu karakteristik tanag yang paling nyata dan salah satu sifat yang paling sering digunakan untuk memerikan tanah dibanding sifatsifat yang lainnya. Warna tanah tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap suhu dan lengas. Warna dapat merupakan petunjuk tentang kondisi iklim yang mempengaruhi perkembangan tanah atau sebagai petunjuk tentang bahan induk asal tanah itu. Beberapa contoh menunjukkan bahwa kemampuan berproduksinya suatu tanah dapat ditentukan dari wama tanahnya.
Kesemuanya ini menunjukkan pentingnya pemaham masalah warna tanah. IX.1. Pengertian tentang warna tanah
Secara praktis hampir semua warna terdapat di dalam tanah, misalnya putih, merah, cokelat, kelabu, kuning, dan hitam. Bahkan warna-warna seperti kebiruan dan kekuningan pun juga ada. Pada umumnya warna tanah tidak murni, tetapi merupakan campuran, misalnya kelabu, cokelat, dan karat. Warna biro dan hijau murni tidak dijumpai di dalam tanah, seringkali dua atau tiga warna terdapat dalam bidang-bidang kecil yang disebut bercak (mottling).
Warna tanah merupakan suatu gabungan warna-warna dari komponen tanah. Pengaruh komponen-komponen ini terhadap wama gabungan (tanah) tersebut kurang lebih sepadan dengan permukaan totalnya yang sama dengan permukaan jenis dikalikan dengan persentase volumenya di dalam tanah. Ini bermakna bahwa bahan koloidal mempunyai dampak yang paling besar terhadap warna tanah, misalnya hidroksida besi dan humus. Humus berwarna hitam atau cokelat; oksida besi dapat merah, cokelat karat, atau kuning, bergantung kepada derajad hidrasinya. Kwarsa sebagian besar adalah putih. Batuan gamping memberikan warna putih, kelabu, atau kadang hijau bush zaitun (olive). Feldspar memiliki warna yang beraneka, warna merah menguasai. Lempung-lempung berwarna kelabu, putih, atau merah, ini sebagian besar ditentukan oleh tipe dan jumlah selimut besinya. Bercak adalah sebagai hasil pelarutan dan pengalihan beberapa komponen tanah terutama besi dan mangaan dari tanah selama musim basah dan pengendapan dan penimbunan pada waktu tanah mengalami pengeringan. Ini sebagian besar disebabkan oleh reduksi yang melarutkan besi dan mangaan dan oksida yang mengendapkan mereka. Universitas Gadjah Mada
1
Bidang-bidang kecil yang berwarna cerah di dalam tanah rendah kandungan besi dan mangaannya, sedangkan yang berwarna gelap menunjukkan bahwa besi dan mangaan tersebut telah diendapkan. Bercak tidak segera terbalikkan bahkan setelah tanah didrainasekan dengan baik oleh gorong-gorong keramik atau oleh parit-parit, mereka akan tetap sebagai bercak. Tanah-tanah yang basah maupun lembab tampak lebih gelap dibandingkan tanahtanah kering. Alasannya adalah bahwa sifat-sifat memantulkan cahaya oleh komponen padatan dan komponen udara tanah sangat berbeda dan oleh karenanya maka cahaya yang jatuh kepada tanah kering sebagian besar dipantulkan. Sifat-sifat memantulkan cahaya oleh air dan zarah-zarah tanah kurang lebih sama sehingga cahaya menembus tanah dan jauh lebih sedikit daripada yang dipantulkan. Panjang gelombang cahaya yang tampak mata menusia bersifat terbatas, yakni berkisar antara 0,3 hingga 0,75 mikron. Pengaruh cahaya dari berbagai panjang gelombang tersebut ditanggapi oleh mata manusia secara sangat berbeda-beda. Tanggapan yang berbeda-beda ini disebut warna. Warna suatu benda ditentukan oleh jenis cahaya yang mampu memantul ke mata. Tanahtanah, seperti halnya benda-benda pada umumnya yang lain, memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang sangat beraneka ragam. Dengan menggunakan slat spektroreflektometer dapat ditentukan secara kuantitatif sumbangan berbagai panjang gelombang itu bagi cahaya total yang dipantulkan dari suatu tanah. Interpretasi seseorang terhadap cahaya yang masuk ditentukan oleh beberapa faktor : (a) tiap orang memiliki daya tangkap cahaya yang berlainan, (b) warna suatu benda ditentukan baik oleh sifat-sifat benda sendiri maupun oleh mutu cahaya yang memantul, (c) tangkapan warna yang diterima mata bergantung sebagian kepada kasar-halusnya (tekstur) benda itu. Semakin halus zarah-zarah yang mempunyai warna yang sama, maka benda tersebut akan tampak semakin cerah, dan (d) tidak adanya istilah yang tepat bagi suatu wama sehingga pemerian warna sedikit banyak bersifat subyektit misalnya seseorang menyebut cokelat kemerahan (reddish brown), mungkin bagi orang lain menyebut merah kecokelatan (brownish red) atau bahkan merah saja (red).
Untuk menghindari kesalahan interpretasi maka beberapa cara telah ditempuh, misalnya dengan menggunakan alat-alat mekanik atau untuk memerikan warna tersebut digunakan sistem pengangkaan. Salah satu metode untuk itu dinamakan sistem piringan yang disusun dari berbagai bagian wama tanah dasar : merah, kuning, hitam, dan putih. Lebar bagian-bagian ini dapat beraneka ragam. Piringan ini diputar dan wama bagian yang dihasilkan dibandingkan dengan warna tanah. Bagian tersebut diatur sehingga warna gabungan itu cocok dengan wama tanah. Warna ini kemudian diperikan ke dalam persen Universitas Gadjah Mada
2
luas wama-warna baku yang digunakan di dalam piringan tersebut. Sayangnya kecocokan yang sempurna antara warna tanah dengan warna piringan sangat sulit ditemukan, barangkali karena pengaruh karakteristik permukaan yang berbeda dan karena gerakan pantulan cahaya yang berbeda pula.
Suatu metode yang umum digunakan adalah dengan dasar pembandingan langsung antara tanah dengan kepingan warna baku. Misalnya cara warna Munsell. Kepingankepingan wama baku ini ditempelkan dalam halamanhalaman buku, sehingga dinamakan "Munsell Soil Color Chart". Dalam sistem ini ditentukan tiga komponen warna dasar yakni hue, value, dan chroma.
Hue
: dimaksudkan sebagai wama sprektrum yang menguasai (dominan) atau kualitas yang memilahkan wama merah dari warna kuning, dsb.
Value : kecemerlangan yang menyatakan kecerahan sejati setelah dibandingkan dengan warna putih mutlak. Ini dimaksudkan sebagai tingkatan perubahan dari putih ke hitam. Chroma : ditakrifkan sebagai perubahan kemurnian warna, atau derajad kenampakan yang bertolak dari kelabu netral atau putih. Cara kerja sistem warna Munsell ini adalah sebagai berikut. Kepingankepingan warna-wama utama (yang umum terdapat di dalam tanah) dilekatkan pada lembaranlembaran kartu yang terbuat dari karton. Masing-masing kepingan ini ditandai dengan sistem angka yang mencakup value, hue, dan chroma. Suatu lubang yang berbentuk lingkaran terletak di antara dua kepingan warna yang sama dan yang berdekatan, yang memungkinkan bagi seseorang untuk menaruh suatu bongkah tanah dekat dengan kepingan-kepingan ini dan sekaligus membandingkan warnanya. Setelah kecocokan warna telah diperoleh kemudian warna tanah tersebut diperikan oleh nomer kepingan yang bersesuaian atau nomer ini diperoleh dengan menginterpolasikan antara dua kepingan.
Karena warna suatu benda bergantung kepada karakteristik benda itu dan warna intensitas cahaya yang diterima benda itu, maka kita harus hati-hati dalam membakukan cumber cahaya pada waktu menentukan warna tanah dengan mata. Cahaya yang terbaik adalah putih murni, seperti halnya yang diterima dari matahari sekitar pukul dua belas siang. Semakin dekat matahari tersebut ke cakrawala semakin merah cahayanya. Tidak dianjurkan untuk mencoba menentukan warna tanah dalam dua jam saat setelah matahari terbit atau sebelum matahari terbenam. Karena warna tanah ditentukan kandungan lengasnya, maka pada saat penentuan warna tanah perlu disebutkan kondisi kelengasan Universitas Gadjah Mada
3
tanah saat itu. Sebaiknya kondisi lengas pada saat pengamatan warna tanah adalah pada keadaan lembab karena dapat menunjukkan kegelapan. IX.2. Arti penting warna tanah
Warna dapat membantu bercerita tentang suatu tanah. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin gelap warna suatu tanah semakin tinggi produktivitasnya. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan tingginya kandungan bahan organik atau karena pelindian zat hara tanaman yang telah berlangsung. Warna cerah seringkali disebabkan oleh berlimpahnya kwarsa, suatu mineral yang tidak mempunyai nilai gizi bagi tanaman. Urutan produktivitas secara menurun berdasarkan warna tanah adalah sebagai berikut : hitam, cokelat, cokelat karat, cokelat kelabu, merah, kelabu, kuning, putih. Hubugan ini tidak selalu benar karena beberapa perkecualian. Pada tanah-tanah "muda" warna merupakan petunjuk iklim yang mengembangkan tanah di situ. Ini termasuk baik iklim makro maupun iklim tanah. Iklim yang hangat menyebabkan warna-warna tanah merah, terutama bila tanah-tanah tersebut terdrainase dengan baik. Warna cerah seringkali disebabkan oleh pelindian besi dari dalam tanah. Bersama-sama dengan besi ini beberapa zat hara telah mengalami pembilasan. Ini seringkali dapat dibuktikan bahwa umumnya tanah yang berwarna cerah mempunyai produktivitas yang rendah. Warna bercak-bercak di dalam tanah menunjukkan adanya proses-proses reduksi dan oksidasi yang silih berganti dan menunjukkan adanya kelebihan air secara berkala serta aerasi yang jelek sebagai akibat dari kondisi tersebut.
Hampir semua profit tanah memperlihatkan perubahan warna dari horizon yang satu ke yang berikutnya. Perubahan ini paling jelas pada tanah-tanah "tua", sedangkan pada tanah-tanah "muda" dan tanah-tanah yang "sangat ma" perubahan ini kurang begitu nyata. Pada tanah muda belum tersedia cukup waktu untuk proses pembedaan yang lebih banyak, sedangkan pada tanah amat tua pelindian telah berlangsung hingga ke jeluk yang cukup dalam dan telah meninggalkan komponen-komponen yang paling tidak mudah larut.
Warna tanah seringkali digunakan umtuk membantu dalam klasifikasi tanah. Misalnya, kelompok-kelompok tanah tingkat tinggi dalam sistem klasifikasi terdahulu (lama) : chernozem (merah), sierozem (kelabu), krasnozem (merah), podzol (kelabu), latosol (merah), podzolik cokelat kelabu, podzolik merah kuning, andisol (gelap). Dalam sistem klasifikasi USDA digunakan unsur-unsur pembentuk kata penamaannya, misalnya "alb" (putih), "ochr" (warna cerah), "umbr" (gelap), "sombr" (gelap), dan juga istilah "chrom" yang menunjukkan wan yang jelas. Universitas Gadjah Mada
4
Warna tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi-kondisi tanah lainnya, misalnya melalui pengaruhnya terhadap energi pancaran (radiasi). Warna hitam atau gelap menyerap lebih banyak energi panas (bahang) dibandingkan warna cerah dan putih. Maka tanah berwarna gelap cenderung menjadi lebih cepat hangat daripada tanah berwarna cerah. Ini akan diikuti oleh lebih cepatnya penguapan pada tanah berwama gelap. Penutup berupa tumbuh-tumbuhan atau mulsa pada permukaan tanah dapat membantu mengurangi dan bahkan meniadakan perbedaan ini.
Di dalam budidaya pertanian pengelolaan warna tanah seringkali dilakukan namun tujuan lain bahkan seringkali lebih dominan dibandingkan hanya untuk sekedar mengubah warn. Tujuan lain penggunaan mulsa dari bahan yang berwarna seringkali kalah jika dibandingkan dengan tujuan menekan gulma dan mengurangi penguapan.
DAFTAR PUSTAKA
Bayer, L.D., W.H. Gardner, and W.R. Gardner. 1976. Soil physics. 4th.ed., Willey Eastern Ltd., New Delhi.
Hillel, D. 1980. Fundamentals of soil physics. Acad. Press., New York.
Jury, W.A., W.R.Gardner, and W.H. Gardner, 1991. Soil physics. 5th ed., New York.
Kohnke, H., 1970. Soil physics. Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd., Bombay.
Universitas Gadjah Mada
5