1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA

Download yang menentukan terjadinya audit delay, Sedangkan ukuran perusahaan dengan ... modal. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Peraturan ...

0 downloads 367 Views 145KB Size
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN NONKEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2008 RAHAYU MUMPUNI SA Dr. Etna Nur Afri Yuyetta, Msi, Akt ABSTRAK

Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat. Setiap perusahaan go publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggungjawab yang besar. Tanggungjawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan auditnya. Selisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal pelaporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam auditing disebut audit delay. Semakin lama audit delay maka semakin lama auditor meyelesaikan pekerjaan auditnya. Penelitian ini mengembangkan penelitian terdahulu dengan menambah variabel komite audit sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi audit delay. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain ukuran perusahaan, keberadaan komite audit, pengungkapan kerugian yang dialami perusahaan, Ukuran auditor, dan opini auditor. Sedangkan variabeldependennya adalah audit delay. Data diambil dari 78 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2008 dengan secara dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya jumlah anggota komite audit, laba atau rugi yang dialami perusahaan, dan jenis opini auditor merupakan faktor yang menentukan terjadinya audit delay, Sedangkan ukuran perusahaan dengan proksi total asset dan ukuran auditor bukan faktor yang menentukan terjadinya audit delay. Besar kecilnya perusahaan, perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, dan opini unqualified auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. sedangkan jumlah anggota komite audit dan laba atau rugi yang dialami perusahaan brpengaruh positif terhadap audit delay. Kata Kunci : Audit Delay, Laporan Keuangan.

1

A. PENDAHULUAN Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat. Salah satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan go publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggungjawab yang besar. Tanggungjawab yang besar ini memicu auditor bekerja lebih professional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada Bapepam juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Apabila terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Peraturan Pasar Modal” menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 1996, lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-80/PM/1996 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Januari 1996. Dalam peraturan baru ini disebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambatlambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan. Pada tanggal 30 September 2003 Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan

2

auditor independen harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-tiga (90 hari) setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting khususnya bagi perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaannya. Namun, auditor juga memerlukan waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar publikasi laporan keuangan tepat waktu antara lain; ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, laba atau rugi yang dialami perusahaan, dan jenis opini auditor dari hasil audit periode sebelumnya. Selisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal pelaporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam auditing disebut audit delay. Semakin lama audit delay maka semakin lama auditor meyelesaikan pekerjaan auditnya.

B. Rumusan Masalah “Apakah ukuran perusahaan, keberadaan komite audit, pengungkapan laba atau rugi perusahaan, ukuran auditor dan jenis opini auditor mempengaruhi audit delay perusahaan?”

C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui apakah ada pengaruh antara ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, ukuran auditor, pengungkapan laba atau rugi perusahaan, dan jenis opini auditor dengan audit delay secara empiris pada perusahaan go publik di Indonesia. 2) Mengetahui rata-rata audit delay pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 s.d. 2008. 3) Memotivasi manajemen perusahaan dan auditor.

3

2. Kegunaan a. Manfaat Praktis 1. Membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit

delay

sehingga

laporan

keuangan

auditan

dapat

dipublikasikan tepat waktu. 2. Memberikan informasi bagi para investor, agar mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay secara empiris sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan tersendiri dalam berinvestasi. 3. Memberi informasi kepada manajemen perusahan agar termotivasi menyajikan laporan keuangan yang andal serta melaporkannya tepat pada waktunya. b. Manfaat Teoritis dan Akademis Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari penulis di perkuliahan dan secara khusus diharapkan dapat menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay di waktu yang akan datang untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

4

TELAAH PUSTAKA A. Telaah Pustaka Prinsip Akuntanbilitas Tanpa memahami akuntabilitas, organisasi mungkin dapat gagal dan sebaliknya, semakin mengerti akuntabilitas, semakin baik kesempatan untuk kelangsungan hidup yang lebih lama (Frink dan Klimoski, 2004). Akuntabilitas adalah hubungan antara yang menyangkut saat sekarang ataupun masa depan, antarindividu ataupun kelompok sebagai sebuah pertanggungjawaban kepentingan dan ini merupakan suatu kewajiban untuk memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar dapat disetujui maupun ditolak atau dapat diberikan hukuman bilamana diketemukan adanya penyalahgunaan kewenangan (Schedler, 1999). Akuntabilitas sering dikaitkan dengan berbagai istilah dan ungkapan seperti keterbukaan (openness), transparansi

(transparency), aksesibilitas

(accessibility), dan berhubungan kembali dengan publik (Dubnick, 1998). Dalam rangka menciptakan akuntabilitas untuk mempengaruhi perilaku, dibutuhkan adanya sistem reward dan punishment yang membuat sistem evaluasi menjadi bermakna bagi agen (Mitchell, dikutip oleh Frink dan Klimoski 2004). Laporan Keuangan Weggandt (1995, h.3-6) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang. Laporan Keuangan yang sering disajikan adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Ekuitas Pemegang Saham. Selain itu, Catatan atas Laporan Keuangan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan”. Audit Auditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyatan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang

5

ditetapkan

dan

mengkomunikasikan

hasilnya

dengan

pihak-pihak

yang

berkepentingan (Mulyadi 2002, h.9). Dalam pelaksanaannya, laporan keuangan yang ada perlu untuk diaudit sebelum akhirnya dipublikasikan. Audit Delay Dyer dan McHug (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan dalam penelitiannnya: 1) Preliminary lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminari oeh bursa 2) Auditor’s Report lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani 3) Total lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit Delay juga dikenal dengan istilah Audit Report lag. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay 1. Ukuran Perusahaan 2. Komite Audit 3. Laba atau Rugi Perusahaan 4. Ukuran Auditor 5. Opini Auditor

6

B. Kerangka Pemikiran

Ukuran perusahaan + Keberadaan Komite Audit



Laba/Rugi perusahaan

Audit Delay

+ Ukuran auditor



− Opini auditor Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir C. Hipotesis H1:

Besarnya kecilnya perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay.

H2:

Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay.

H3:

Pengungkapan kerugian perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay.

H4:

Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four berpengaruh negatif terhadap audit delay.

H5:

Opini

unqualified

atas

laporan

keuangan

berpengaruh negatif terhadap audit delay.

7

perusahaan

METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Dependen (Y), Audit Delay (AD). Variabel Independen (X) a. Ukuran perusahaan (TASSET), dinyatakan dengan ukuran kuantitatif total asset yang dimiliki perusahaan dalam satuan nilai mata uang rupiah. b. Keberadaan Komite Audit (KAUDIT), dinyatakan dengan jumlah anggota komite audit dalam perusahaan sedangkan yang tidak terdapat komite audit diberi kode (0). c. Laba dan rugi perusahaan (RUGI), perusahaan yang mengalami rugi diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang mengalami laba diberi kode (0). d. Ukuran auditor (BFOUR), merupakan tingkat reputasi auditor, perusahaan yang diaudit oleh KAP the Big Four diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP lainnya diberi kode (0). e. Opini auditor (UNQUAL), merupakan jenis opini audit yang diperoleh perusahaan dari periode sebelumnya, perusahaan dengan opini audit wajar (unqualified) diberi kode (4), untuk opini wajar dengan bahasa penjelas (unqualified with with explanatory language) diberi kode (3), untuk opini wajar dengan pengecualian (qualified) diberi kode (2), untuk opini tidak wajar (adverse) diberi kode (1), dan untuk tidak memberikan pendapat (disclaimer) diberi kode (0).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2008, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan tahun 2006, 2007 & 2008 2) Perusahaan yang mempunyai tahun tutup buku 31 Desember

8

3) Perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap, mencakup laporan auditor independen dan catatan atas laporan keuangan. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Laporan keuangan tahunan perusahaan nonkeuangan tahun 2006 sampai dengan 2008 2. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006 sampai dengan 2008 3. JSX Fact Books Desember tahun 2006, 2007 & 2008 atau akses di website BEI (www.jsx.co.id).

D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumenter. Laporan keuangan auditan perusahaan dikumpulkan melalui download dari direktori ICMD dan akses di website BEI. Jumlah emiten yang memenuhi kriteria penulis sebanyak 78 perusahaan nonkeuangan per tahunnya. Penulis mengambil tahun 2006 sampai dengan 2008 sebagai objek penelitian sehingga total laporan keuangan auditan yang diteliti menjadi 234.

E. Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17, normalitas dideteksi dengan alat analisis grafik berupa PP Plot dan uji Kolmogorov Smirnov dengan melihat nilai signifikan residualnya. Jika nilai signifikan berada di atas nilai signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat normalitas (Ghozali 2005, h.110). b. Uji Multikolinearitas

9

Pengujian ini dilakukan untuk meneliti apakah pada model regresi terdapat korelasi antarvariabel independen. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam model berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antarvariabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap multikolinearitas dideteksi menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance value > 0.10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali 2005, h.91). c. Uji Autokorelasi Deteksi autokorelasi ini dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Tujuan pengujian ini adalah untuk meneliti apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai DW Hitung dengan nilai dl (lower bound) dan du (upper bound) dari DW Tabel. Ketentuan dari uji autokorelasi adalah sebagai berikut (Algifari 2000, h.38) d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka kondisi ini disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2005, h.105). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Yprediksi - Ysesungguhnya) yang telah di-studentdized. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

10

2. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi ModelAnalisis regresi yang digunakan dalam penelitian adalah: Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + β5.X5 + ε Keterangan : Y

=

lamanya hari penyelesaian audit (audit delay).

X1

=

ukuran perusahaan (TASSET)

X2

=

keberadaan komite audit (KAUDIT)

X3

=

laba atau rugi perusahaan (RUGI)

X4

=

ukuran auditor (BFOUR)

X5

=

opini auditor (UNQUAL)

β

=

koefisien regresi

ε

=

standar eror

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat bila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali 2005, h.45). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol (0) sampai dengan satu (1). Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabelvariabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square mempunyai kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

11

3. Uji Hipotesis a. Uji F Uji F (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian : 1) Merumuskan hipotesis H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4, dan X5) terhadap variabel dependen (Y). 2) Menentukan level signifikansi (α) Tingkat signifikansi (significant level) yang digunakan sebesar 5%. 3) Menentukan F hitung dengan rumus : F=

R 2 /(k − 1) (1 − R 2) /(n − k )

4) Kriteria pengambilan keputusan H0 diterima jika : F hitung > F tabel H0 ditolak jika

: F hitung < F tabel

(Ghozali: 2005)

b. Uji t Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Aplikasinya dilakukan dengan menguji satu per satu pengaruh dari masing-masing variabel independen. Langkah-langkah pengujian: 1) Merumuskan hipotesis H0: β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha: β1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Menentukan level signifikansi (α)

12

Tingkat signifikansi (significant level) yang digunakan sebesar 5%.

3) Menentukan t hitung dengan rumus: t=

βi Sβ i

Dimana: βi

= koefisien regresi

Sβi

= standard deviasi koefisien regresi

4) Kriteria pengambilan keputusan H0 diterima jika : t hitung > α H0 ditolak jika

: t hitung < α

(Ghozali: 2005)

13

HASIL DAN ANALISIS A. Deskripsi Objek Penelitian Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No.

Kriteria

Jumlah

1.

Perusahaan nonkeuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 s.d. 2008

297

Perusahaan dengan laporan keuangan yang berakhir

(3)

selain 31 Desember 2.

Perusahaan dengan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember Perusahaan dengan data tidak lengkap

3.

Perusahaan dengan data lengkap

Sumber

294 (60) 234

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Independen Penelitian

Nama Variabel

N

Minimum

Maksimum

Mean

Audit Delay(AD)

234

19

315

77,3761

Total Aset(TASSET)

234

105.100.000

91.300.000.000.000

6.372.000.000.000

0

6

2.5000

0

1

0.1880

Keberadaan Komite Audit(KAUDIT) Laba/Rugi

234

234

Perusahaan(RUGI) Ukuran Auditor(BFOUR)

234

0

1

0.4231

Opini Auditor(UNQUAL)

234

2

4

3.6752

Sumber

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah

14

Berdasarkan deskripsi data yang dihasilkan, rata-rata audit delay yang terjadi pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2008 adalah 77,3761 hari atau 77 hari dalam pembulatan, dengan nilai minimum 19 hari dan nilai maksimum 315 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai yang dengan laporan auditor independen kepada Bapepam. Variabel TASSET memiliki rata-rata jumlah asetnya adalah sebesar 6.372E12 atau Rp. 6.372.000.000.000 ,00, dengan nilai minimum 1.05E8 atau Rp. 105.100.000,00 dan nilai maksimumnya 9.13E13 atau Rp. 91.300.000.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

semakin tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangannya jika memiliki total asset sama dengan atau lebih kecil dari Rp. 6.372.000.000.000,00. Variabel KAUDIT memiliki nilai ratarata sejumlah 2.5000 atau 3 orang dengan pembulatan dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 6. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak akan mengalami audit delay jika memiliki minimal 3 orang anggota komite audit dan akan semakin tepat jika memiliki anggota komite audit lebih dari 3 orang. Variabel RUGI memiliki nilai rata-rata sejumlah 0.1880 dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan akan semakin tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya jika mendapat laba. Variabel BFOUR memiliki nilai rata-rata 0.4231 dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Hal ini menunjukkan bahwa penentuan KAP yang dipilih perusahaan belum tentu akan mempersingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, bahkan KAP Big Four sekalipun. Sedangkan variabel UNQUAL memiliki nilai rata-rata 3.6752 dengan nilai minimum 2 dan nilai maksimum 4. Hal ini menunjukkan bahwa opini unqualified oleh auditor akan mempersingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. B. Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

15

Hasil uji Kolmogorov Smirnov pada awalnya menunjukkan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.00. Hal ini berarti data penelitian atas variabel yang digunakan dalam model regresi tersebut tidak normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal antara lain: 1. Melakukan transformasi data ke bentuk lainnya 2. Melakukan trimming, yaitu membuang data outlier 3. Melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. (Erlina 2007, h.106) Dari penjelasan tersebut, penulis melakukan transformasi data serta melakukan trimming untuk mengubah nilai residual agar terdistribusi secara normal dan kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Penjabaran tindakannya adalah sebagai berikut. 1) Transformasi Data Dalam tindakan ini, penulis mentransform data variabel Audit Delay dan TASSET ke dalam bentuk numexpr(SQRT). Kemudian menguji ulang data penelitian berdasarkan asumsi normalitas. 2) Trimming data Dalam tindakan ini, penulis membuang data outlier. Sesuai output Regresi linear terdapat enam (20) data outlier yang dibuang dengan enam kali tahapan. Tahap pertama dan kedua membuang tiga (3) data outlier. Tahap ketiga dan ke-empat membuang empat (4) data outlier. Tahap ke-lima dan keenam membuang tiga (3) data outlier. Kemudian penulis menguji ulang kembali data penelitian berdasarkan asumsi normalitas. Setelah dilakukan tindakan pada data tersebut, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

16

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tahun 2006 s.d. 2008 Kormogorov Smirnov Unstandardized

K-S

Sig

Residual

1.014

0.256

Sumber

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah

Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov tersebut, besar nilai Kolmogorov Smirnov adalah 1.014 dengan tingkat signifikansi 0.256. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena 0.256 > 0.05. Kesimpulam ini juga bisa dilihat dari grafik histogram dan grafik normal plot data sebagai berikut:

Histogram

Dependent Variable: AD 40

Frequency

30

20

10

Mean =1.32E-15 Std. Dev. =0.988 N =214

0 -3

-2

-1

0

1

2

3

Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 Grafik Histogram

17

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: AD

Expected Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

b. Uji Multikolinearitas Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen

Tolerance

VIF

TASSET

0.932

1.074

KAUDIT

0.897

1.115

RUGI

0.865

1.158

BFOUR

0.884

1.132

UNQUAL

0.827

1.210

Sumber

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah

Keterangan

TASSET

= Ukuran perusahaan

KAUDIT

= Komite Audit

RUGI

= Laba / Rugi perusahaan

BFOUR

= Ukuran Auditor

UNQUAL

= Opini Auditor

18

c. Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi DW Hitung 2.173 Sumber Keterangan

DW Tabel (N=234; k=5) dl

Du

4-dl

4-du

1.718

1.820

2.282

2.180

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah N

= jumlah sample penelitian

K

= jumlah variabel independen

DW

= nilai Durbin Watson

dl

= lower bound

du

= upper bound Tabel 4.6

Penjabaran Hasil Uji Autokorelasi Keterangan Jika hipotesis nol (H0) adalah tidak ada serial korelasi positif, maka jika: 1. 2.173 < 1.718 2. 2.173 > 1.820 3. 1.718 < 2.173 < 1.820 Jika hipotesis nol (H0) adalah tidak ada serial negative, maka jika: 1. 2.173 > 2.282 2. 2.173 < 2.180 3. 2.180 < 2.173 < 2.282

Kesimpulan

• • •

Menolak H0 Tidak menolak H0 Pengujian tidak meyakinkan

• • •

Menolak H0 Tidak menolak H0 Pengujian tidak meyakinkan

Berdasarkan keterangan tersebut, dapat dinyatakan bahwa tidak ada serial korelasi positif maupun negatif pada data penelitian laporan keuangan auditan tahun 2006 sampai dengan 2008. Hal ini ditunjukkan dengan keterangan nomor 2 dan nomor 5 yang menyatakan kesimpulan Tidak menolak H0 (hipotesis nol).

19

d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka

disebut

homoskedastisitas

dan

jika

berbeda

disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi

heteroskedastisitas

(Ghozali

2005,

h.105).

Pengujian

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Scatterplot

Dependent Variable: AD

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2

-3 -3

-2

-1

0

1

2

3

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

20

2. Analisis Regresi a. Persamaan regresi Tabel 4.7 Ringkasan Model Summary Penghitungan Regresi Linear tahun 2006 s.d 2008

Sumber

R

R square

0.307

0.094

Adjusted R DW square

Hitung

0.072

2.173

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Pada model summary nilai koefisien (R) sebesar 0.307 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara audit delay (AD) dengan variabel independennya (TASSET, KAUDIT, RUGI, BFOUR, dan UNQUAL) lemah karena berada di bawah 0.5. Besarnya R Square yang dihasilkan penelitian ini adalah 0.094, hal ini berarti 9.4% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya (100% - 9.4% = 90.6%) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. 3. Uji Hipotesis a. Uji F Tabel 4.8 Hasil Uji F Df

F

Sig.

5

4.320

0.001

Sumber

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah

Dari Uji F, diperoleh F hitung sebesar 4.320 dengan tingkat signifikansi 0.001, sedangkan F Tabel sebesar 2.21 dengan tingkat signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (audit delay) karena nilai

21

F Hitung lebih besar dari F Tabel (4.320 > 2.21) dan tingkat signifikansi penelitian lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.001. b. Uji t Tabel 4.9 Hasil Uji t Koefisien

Standard

Koefisien

Regresi

error

Parsial

(constant)

89.896

6.312

TASSET

-1.2E-013

KAUDIT

t

Sig

-

14.241

0.000

0.000

-0.122

-1.686

0.093

1.311

0.633

0.142

2.071

0.040

RUGI

4.366

2.116

0.144

2.063

0.040

BFOUR

-0.675

1.736

-0.028

-0.389

0.698

UNQUAL

-4.185

1.639

-0.179

-2.553

0.011

Sumber

: Data sekunder tahun 2006 s.d. 2008 yang diolah Keterangan

TASSET

= Ukuran perusahaan

KAUDIT

= Komite Audit

RUGI

= Laba / Rugi perusahaan

BFOUR

= Ukuran Auditor

UNQUAL

= Opini Auditor

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari kelima variabel independen yang diuji, variabel yang memiliki nilai signifikan adalah KAUDIT, RUGI, dan UNQUAL, sedangkan variabel TASSET dan BFOUR memiliki nilai yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel KAUDIT, RUGI, dan UNQUAL menjadi faktor yang menentukan terjadinya audit delay. Hasil Uji t variabel TASSET, KAUDIT, RUGI, BFOUR dan UNQUAL adalah sebagai berikut.

22

1) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Tingkat signifikansi variabel TASSET adalah 0,093 dan nilai t variabel TASSET adalah -1.686. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 (5%) dan nilai t variabelnya negatif (-) sehingga hipotesis pertama yang menyatakan besar kecilnya perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay gagal diterima, artinya H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu perusahaan dengan aset besar mempunyai audit delay yang lebih panjang dan perusahaan dengan aset yang kecil mempunyai audit delay yang lebih singkat. 2) Pengaruh Keberadaan Komite Audit Terhadap Audit Delay Tingkat signifikansi variabel KAUDIT adalah 0,040 dan nilai t variabel KAUDIT adalah 2.071. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 (5%) dan nilai t variabelnya positif (+) sehingga hipotesis ke-dua yang menyatakan jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay gagal diterima, namun signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya komite audit dalam suatu perusahaan menentukan terjadinya audit delay namun jika jumlahnya terlalu banyak justru akan memperpanjang terjadinya audit delay. 3) Pengaruh Laba atau Rugi yang Dialami Perusahaan Terhadap Audit Delay Tingkat signifikansi variabel RUGI adalah 0.040 dan nilai t variabel RUGI adalah 2.063. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 (5%) dan nilai t variabelnya positif (+) sehingga hipotesis ke-tiga yang menyatakan pengungkapan kerugian yang dialami perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay berhasil diterima, artinya H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan memperpanjang audit delay (berpengaruh positif). 4) Pengaruh Ukuran Auditor Terhadap Audit Delay Tingkat signifikansi variabel BFOUR adalah 0.698 dan nilai t variabel BFOUR adalah -0.389. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 (5%) dan nilai t variabelnya negatif (-) sehingga hipotesis ke-empat yang menyatakan perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four berpengaruh negatif terhadap audit delay berhasil diterima, namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four mempunyai audit delay yang lebih singkat dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP nonBig Four. Namun,

23

ukuran KAP yang mengaudit suatu perusahaan bukan faktor yang menentukan audit delay yang terjadi. 5) Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay Tingkat signifikansi variabel UNQUAL adalah 0,011 dan nilai t variabel UNQUAL adalah -2.553. Nilai signifikansi ini sama dengan 0,05 (5%) dan nilai t variabelnya negatif (-) sehingga hipotesis ke-lima yang menyatakan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay berhasil diterima, artinya H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa opini unqualified akan mempersingkat audit delay sedangkan opini qualified dan opini selainnya akan memperpanjang audit delay (berpengaruh negatif).

24

PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin singkat audit delay yang terjadi dan semakin kecil perusahaan, maka semakin lama audit delay yang terjadi. Ukuran perusahaan yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini bukan merupakan faktor yang menentukan terjadinya audit delay. 2. Semakin banyak jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan akan memperpanjang audit delay yang terjadi. Idealnya, jumlah anggota komite audit suatu perusahaan terdiri dari tiga orang sesuai dengan peraturan Bapepam. 3. Kerugian yang dialami perusahaan akan memperpanjang audit delay yang terjadi. Sedangkan laba yang diperoleh perusahaan akan mempersingkat audit delay yang terjadi. 4. KAP yang mengaudit suatu perusahaan bukan merupakan faktor yang menentukan terjadinya audit delay. Walaupun demikian, sebaiknya perusahaan diaudit oleh KAP Big Four karena dalam penelitian ini terbukti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four akan mempersingkat audit delay dan sebaliknya, perusahaan akan semakin lama mengalami audit delay jika diaudit oleh KAP nonBig Four. 5. Opini unqualified oleh auditor terhadap perusahaan akan semakin mempersingkat audit delay yang terjadi dan opini selainnya akan semakin memperpanjang audit delay yang terjadi.

B. Saran Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan. Pertama, penggunaan sumber data penelitian hanya menggunakan data sekunder sehingga analisis data sangat tergantung pada hasil publikasi data. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan lima variabel saja dalam menguji audit delay, beberapa

25

faktor yang mungkin berpengaruh terhadap audit delay tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian tersebut maka penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan data primer dan menambah variabel yang mungkin berpengaruh untuk menguji audit delay, karena masih banyak faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap audit delay yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Variabel tersebut antara lain kepatuhan terhadap peraturan publikasi laporan keuangan dan sistem pengendalian internal manajemen perusahaan. Semua pihak yang terkait atas publikasi laporan keuangan seperti perusahaan, auditor, dan pemerintah sebaiknya terus bekerja secara profesional dan melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja masingmasing agar publikasi laporan keuangan yang dilakukan benar-benar dapat bermanfaat bagi para pemakai informasi pengambilan keputusan.

26

keuangan untuk kepentingan

REFERENSI Ahmad, R.A.R. dan Kamaruddin, K.A., 2001, Audit Delay & Timelinessof Corporate Reporting: Malaysian Evidence, University of Tecnology, Malaysia.

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori; Kasus; dan Solusi, Yogyakarta, BPFE.

Ashton, R., J. Willingham, and R. Elliott, 1987, Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of Accounting Research (autumn), pp.275-292.

Asmara, Eka Noor dan Rusmin, 1996, Auditing, Yogyakarta, UPP AMPYKPN.

Bandi dan Santoso Tri Hananto, 2002, Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 155-164.

Boynton, C., Johnson, Raymond, M., Kell, Walter G, 2004: Modern Auditing: 76 USA, John Willey & Sons. Inc.

Carslaw, C. and S. Kaplan, 1991, An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand, Accounting and Business Research (winter), pp.21-32.

Chambers, A.E., dan S.H. Penman, 1984, Timeliness of Reporting and the Stock Price Reaction to Earnings Announcement, Journal of Accounting Research (Spring).

Che-Ahmad, Ayoib dan Shamharir Abidin, 2008, Audit Delay of Listed Company: A Case of Malaysia, International Bussiness Research Vol I No.4. 32-39.

Courtis, J.K. 1976. Relationships between timeliness in corporate reporting and corporate attributes. Accounting and Business Research (Winter), 204– 219.

Cushing, B., and Loebbecke, J. 1986. Comparison of audit methodologies of large accounting firms. Accounting Research Study, 26.

27

Dubnick, Melvin (1998). "Clarifying Accountability: An Ethical Theory Framework". di dalam Charles Sampford, Noel Preston and C. A. Bois. Public Sector Ethics: Finding And Implementing Values. Leichhardt, NSW, Australia: The Federation Press/Routledge. hlm. 68-8l.

Dyer, James C., dan Arthur J. McHugh, 1975, The Timeliness of the Australian Annual Report, Journal of Accounting Research, Vol. 13.

Erlina, dan Sri Mulyani, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan pertama, USU Press: Medan.

Frink, Dwight D. dan Klimoski. Richard J., 2004, “Advancing Accountiblity Theory and Practice: an Introduction to The Human Resource Management Review Special Edition.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP.

Gilling, M.D. (1977). Timeliness in corporate reporting: some further comment. Accounting and Business Research, (Winter), 35-50.

Givoly, D., and Palmon, 1982, Timeliness of Annual Earnings Announcement: Some Empirical Evidence, The Accounting Review (July), pp. 486-508.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Indriana, Agustin, 2005, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit delay Pada Perusahaan Go Public di BEJ Tahun 2001, Skripsi, Unika, Semarang.

Jusup, Haryono, 2001, Dasar-dasar Akuntansi, jilid 1, Universitas Gajah Mada : penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

28

Knechel, W.R. and Payne J.L. (2001). Additional evidence on audit report lag. Auditing: A Journal of Practice and Theory, 20 (1), 137-146.

Mulyadi, 2002, Auditing, Universitas Gajah Mada : penerbit Salemba Empat.

Munawir, S, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta : Liberty.

Petronila T.A dan Mukhlasin, 2003, Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan Opini Audit Sebagai Moderating Variabel, Jurnal Ekonomi dan Bisnis PP. 17-26.

Respati N.W, 2004, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di BEJ, Jurnal MAKSI PP. 67- 81.

Saleh,

Rahmat, 2004, Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan KeuanganPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VII, 897-909.

Schedler, Andreas (1999). "Conceptualizing Accountability". di dalam Andreas Schedler, Larry Diamond, Marc F. Plattner. The Self-Restraining State: Power and Accountability in New Democracies. London: Lynne Rienner Publishers. hlm. 13–28. ISBN 1-55587-773-7.

Siagian, Dergibson, dan Sugiarto, 2002, Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Subekti, Imam, dan Novi Wulandari W, 2004, “Simposium Nasional Akuntansi”, Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia, 991-1001.

Syahrul, Muhammad A.N, Ardiyus, 2000, Kamus Lengkap Ekonomi, Cetakan 1 Jakarta, Citra Harta Prima.

Utami, Wiwik, 2006, Analisis Determinan Audit Delay, BULLETIN Penelitian No. 09 Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana, Jakarta.

29

Wasis S., Anggit, 2007, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2004, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Wening, Novita T R, 2004, Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal MAKSI, 67-81.

Whittred, G.P. (1980a). Audit qualification and the timeliness of corporate annual reports. The Accounting Review, 55, 563-577.

Whittred, G.P.(1980b). The timeliness of the australian annual report: 1972-1977. Journal of Accounting Research, 18, 623-628.

www.jsx.co.id.

30