ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO Fikri Kobandaha, Febi K. Kolibu*, Ardiansa A. T. Tucunan* *Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi, dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metode dan tatalaksana) dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan obat di Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang Kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif. Informasi dikumpulkan dari 4 orang informan yang terlibat dalam pengelolaan obat di Puskesmas dengan menggunakan metode Triangulasi. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Wenang belum terlaksana dengan baik sesuai dengan Permenkes tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait menyebabkan beberapa kegiatan yang seharusnya dilaksanakan tidak dapat terlaksana, serta kekurangan sumber daya manusia menyebabkan penempatan tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Wenang harus menjadi perhatian demi terlaksananya Permenkes tentang Standar pelayanan kefarmasian di Apotek demi kelancaran pelayanan kesehatan di Puskesmas, serta penempatan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan. Disarankan kepada bagian pengelola obat di Puskesmas Wenang agar mempertahankan manajemen pengelolaan obat yang sudah tepat dan mengevaluasi yang kurang. Kata Kunci: Manajemen, Obat, Puskesmas. ABSTRACT Management of medicine is a series of activities regarding all aspects of planning, procurement, receipt, storage, destruction, control, recording and reporting. drugs administered optimally to ensure the achievement of the accuracy of the number and types of pharmaceuticals, by utilizing available resources such as personnel, funds, equipment and software (methods and management) in order to achieve the set goals at all levels work unit. The purpose of this study was to determine how the management of drugs in health centers Wenang District of Manado City This study is a qualitative research design. Information was collected from four informants involved in the management of drugs in health centers by using a triangulation method. The research instrument is the interview guides and voice recorders. The results showed that the drug management at the health center Wenang has not done well in accordance with the Minister of Health on Standards of pharmacy services at a pharmacy. Lack of attention from related parties led to some activities that should be implemented cannot be implemented, as well as the lack of human resources led to the placement of health personnel in accordance with the educational background. Conclusion: Based on the results, it can be concluded that the management of drugs in health centers Wenang should be a concern for the implementation of regulation of health minister on Standards of pharmacy services in the pharmacy for smooth health services at the health center, as well as placement in accordance with the educational background. Suggested to section manager at the health center Wenang drug retaining the management of medication that is appropriate and evaluates less. Keywords : Management, Medicine , Health Center.
1
mendapatkan kekosongan pada obat
PENDAHULUAN Pembangunan
kesehatan
pada
tertentu sehingga peran gudang obat
yang
sangatlah penting, mengingat gudang
dilaksanakan oleh semua komponen
farmasi merupakan tempat semua obat
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
yang datang langsung dari pusat (Al-
meningkatkan
Hijrah dkk, 2013). dan aspek yang perlu
hakekatnya
adalah
upaya
kesadaran,
kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
diperhatikan
agar
manajemen pengelolaan obat.
terwujud
masyarakat
derajat
yang
kesehatan
salah
satunya
adalah
setinggi-tingginya,
Pengelolaan obat merupakan suatu
sebagai investasi bagi pembangunan
rangkaian kegiatan yang menyangkut
sumber daya manusia yang produktif
aspek
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pembangunan
sangat
pengendalian, pencatatan dan pekaporan
ditentukan oleh kesinambungan antar
obat yang dikelola secara optimal untuk
upaya
serta
menjamin tercapainya ketepatan jumlah
upaya-upaya
dan jenis perbekalan farmasi, dengan
kesehatan
program
kesinambungan
dan
sektor,
dengan
perencanaan,
pengadaan,
yang telah dilaksanakan oleh periode
memanfaatkan
sebelumnya (Anonim c, 2015). dan salah
tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan
satu
mempunyai
perangkat lunak (metode dan tatalaksana)
peranan yang cukup penting adalah
dalam upaya mencapai tujuan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja.
diantaranya
Pelayanan
yang
kesehatan
sumber-sumber
yang
masyarakat
Tujuan manajemen pengelolaan obat
sektor pemerintah terdiri dari pelayanan
adalah untuk tersedianya obat setiap saat
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan
dibutuhkan baik mengenai jenis, jumlah
rujukan. Salah satu hal penting dalam
maupun kualitas secara efesien, dengan
pelayanan kesehatan adalah pengelolaan
demikian manajemen pengelolaan obat
dan pembiayaan obat. Gudang farmasi
dapat dipakai sebagai proses penggerakan
kabupaten/kota adalah tempat dimana
dan pemberdayaan semua sumber daya
semua obat yang datang disimpan untuk
yang potensial untuk dimanfaatkan dalam
didistribusikan ke rumah sakit dan
rangka mewujudkan ketersediaan obat
puskesmas. Salah satu tugas gudang obat
setiap saat dibutuhkan untuk operasional
adalah melakukan pendistribusian rutin
yang efektif dan efesien (Syair, 2008).
setiap tahunnya ke seluruh puskesmas ataupun
pada
saat
puskesmas
Puskesmas merencanakan
Wenang obat
tidak
dalam ada 2
perencanaan khusus, hanya sesuai dengan
triangulasi, yaitu triagulasi sumber dan
perkiraan apabila obat habis, petugas
triangulasi metode, Triagulasi sumber
langsung meminta di Gudang Obat Dinas
informasi adalah (Kepala Puskesmas,
Kesehatan Kota Manado. Apabila Obat di
Kepala
Apotek/Penanggung
Puskesmas
yang
Gudang
Farmasi
kadarluarsa atau rusak maka segera di
Apotek,
dan
kembalikan langsung di Gudang obat
Farrmasi Dinas Kesehatan Kota Manado)
Dinas Kesehatan Kota Manado yang
berarti membandingkan mengecek ulang
bertugas memusnahkan obat yang sudah
derajat kepercayaan suatu informasi yang
kadaluarsa.
diperoleh
Wenang
terdapat
jawab
Puskesmas,
Kepala
melalui
UPTD
sumber
Staf Depo
berbeda
(Bachri, 2010). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif dengan
tujuan
informasi
untuk
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perencanaan
memperoleh
Dalam
mendalam
pengadaan
lebih
membuat
perencanaan
sediaan
farmasi
perlu
pola
penyakit,
pola
mengenai proses pengelolaan obat di
diperhatikan
Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang
konsumsi,
Kota
akan
masyarakat. Misalnya 10 angka penyakit
Wenang
terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wenang Kota Manado pada
tersebut, konsumsi obat berdasarkan
bulan juli tahun 2016. Informan yang
resep
dipilih
masyarakat atau pasien di Puskesmas.
Manado.
dilakukan
di
adalah
permasalahan
Penelitian
ini
Puskesmas
yang dengan
mengetahui jelas,
dan
budaya
dan
kemampual
kemampuan
daya
beli
dapat
Tahap Persiapan Perencanaan obat di
dipercaya untuk menjadi sumber data
Puskesmas dilakukan untuk menentukan
yang baik serta mampu mengemukakan
jenis obat dan jumlah kebutuhan obat.
pendapat secara baik dan benar. Informan
Dari hasil penelitian tentang pengelolaan
dalam penelitian ini adalah Kepala
obat di Puskesmas labakkang, untuk
Puskesmas, Kepala Apotek/Penanggung
tahap persiapan perencanaan obatnya,
jawab Gudang Farmasi Puskesmas, Staf
puskesmas
Apotek, dan Kepala UPTD Depo Farmasi
pengamatan terhadap kebutuhan obat
Dinas Kesehatan Kota Manado. Untuk
bulan sebelumnya yang terdapat di
Menjamin derajat kepercayaan data yang
lembar
dikumpulkan, digunakan teknik metode
digunakan akan menjadi proritas untuk
labakkang
LPLPO.
Obat
melakukan
yang
sering
3
diusulkan oleh puskesmas ke Dinas
penyakit
Kesehatan Kabupaten/kota.
tinggi. (Mangindara dkk, 2012)
Hal
ini
sesuai
dengan
yang
prevalensinya
tahap
Perencanaan obat di Puskesmas
persiapan dari perencanaan obat ketika
dilakukan untuk menentukan jenis obat
akan memilih obat. Adapun sebelum
dan jumlah kebutuhan obat. Dari hasil
melakukan pengadaan perlu diadakan
penelitian
seleksi atau pemilihan obat. Fungsi
pengelolaan obat di Puskesmas Wenang,
seleksi/ pemilihan obat adalah untuk
dalam merencanakan obat tidak ada
menentukan apakah obat benar-benar
perencanaan khusus, hanya sesuai dengan
diperlukan
jumlah
perkiraan apabila obat habis, petugas
penduduk dan pola penyakit di daerah.
langsung meminta di Gudang Obat Dinas
Untuk mendapatkan pengadaan obat yang
Kesehatan Kota Manado. Puskesmas
baik, sebaiknya diawali dengan dasar-
Wenang melakukan pengamatan terhadap
dasar seleksi kebutuhan obat yaitu
kebutuhan obat melalui pola konsumsi,
meliputi:
pola penyakit.
sesuai
dengan
tentang
manajemen
1. Obat dipilih berdasarkan seleksi
Dengan demikian maka obat-obat
ilmiah, medik dan statistik yang
yang akan diusulkan ke Dinas Kesehatan
memberikan efek terapi jauh lebih
akan tepat jumlah dan jenisnya untuk
baik dibandingkan resiko efek
memenuhi kebutuhan dalam kurun waktu
samping yang akan ditimbulkan.
perbulan untuk pelayanan obat di Apotek
2. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin
dengan
menghindari
Puskesmas Wenang.
cara
duplikasi
dan
kesamaan jenis.
Kepala Puskesmas Wenang kurang paham
atau
memahami
tentang
perencanaan obat di Puskesmas di lihat
3. Jika ada obat baru harus ada bukti
dari hasil wawancara dan observasi
yang spesifik untuk efek terapi
Kepala
yang lebih baik.
secara rinci dan sesekali melemparkan
4. Hindari penggunaan kombinasi, kecuali
jika
obat
kombinasi
Puskesmas
pertanyaan
kepada
tidak
menjawab
peneliti
tentang
jawaban dari Kepala Apotek, hal ini bisa
mempunyai efek yang lebih baik
saja
berdampak
pada
manajemen
dibanding obat tunggal.
pengelolaan di Puskesmas Wenang.
5. Apabila jenis obat banyak, maka
Penelitian terdahulu oleh Djuna
kita memilih berdasarkan obat
(2014) tentang Perencanaan Obat di
pilihan (drug of choice) dari
Puskesmas
Labakkang,
perencanaan 4
kebutuhan obat di puskesmas labakkang
Dinas Kesehatan Kota dan GFK (Gudang
adalah dengan menggunakan metode
Farmasi
konsumtif untuk menghitung jumlah dan
LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar
jenis kebutuhan obat yang ada dan
Permintaan Obat).
metode epidemiologi yaitu berdasarkan
Kota)
dengan
mengajukan
Permintaan obat untuk mendukung
pola penyakit. Metode konsumtif adalah
pelayanan
metode yang melihat kebutuhan obat
diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada
berdasarkan dari stok awal, penerimaan,
Dinas
Kesehatan
pengeluaran,
melalui
GFK
sisa
hilang/kadaluarsa, obat.
Dengan
stok,
waktu
obat
kekosongan
di
puskesmas
Kabupaten/Kota
dengan
menggunakan
format LPLPO, sedangkan permintaan
kedua
dari sub unit. Berdasarkan pertimbangan
metode tersebut maka obat-obat yang
efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan
yang diusulkan ke Dinas kesehatan akan
obat kepada puskesmas, Kepala Dinas
tepat
untuk
Kesehatan
memenuhi kebutuhan dalam kurun waktu
menyusun
perbulan.
permintaan dan penyerahan obat dari
2. Pengadaan
GFK ke puskesmas.
jumlah
menggunakan
kesehatan
dan
jenisnya
Kabupaten/Kota petunjuk
mengenai
dapat alur
Untuk menjamin kualitas Pelayanan
Kegiatan permintaan dari puskesmas
Kefarmasiaan maka pengadaan sediaan
ke GFK dapat dilakukan sebagai berikut:
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai
a. Permintaan rutin yaitu permintaan yang
ketentuan peraturan perundang-undangan
dilakukan sesuai dengan jadwal yang
atau jalur yang telah ditentukan oleh
disepakati oleh Dinas Kesehatan dan
Dinas
masing-masing Puskesmas.
Kesehatan
Kota
tertentu.
Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas
b. Permintaan khusus yaitu permintaan
dilakukan untuk memperoleh jenis dan
yang dilakukan diluar jadwal yang
jumlah obat, obat dengan mutu yang
telah
tinggi, menjamin tersedianya obat dengan
peningkatan
cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu,
kekosongan obat dan penanganan
pengadaan/
kejadian luar bias (KLB) serta obat
permintaan
obat
harus
memperhatikan dan mempertimbangkan
disepakati yang
apabila
terjadi
menyebabkan
rusak.
bahwa obat yang diminta/diadakan sesuai
Kegiatan utama dalam permintaan
dengan jenis dan jumlah obat yang telah
dalam pengadaan obat baik di Rumah
direncanakan.
sakit maupun Puskesmas antara lain
Pengadaan/permintaan
obat di Puskesmas dilakukan melalui
berupa: 5
a. Menyusun daftar permintaan obatobatan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan. b.
dengan melihat LPLPO kemudian ke Dinas
Kesehatan
(Gudang
Farmasi
Kabupaten/Kota) setiap bulan. Namun
Mengajukan
permintaan
pengadaan
obat
kadang
mengalami
kebutuhan obat kepada Dinkes
kekurangan karena kadang jumlah yang
Kota/Kabupaten dan GFK dengan
tidak sesuai dengan permintaan.
menggunakan LPLPO.
3. Penerimaan
c. Penerimaan dan pengecekan jenis
Penerimaan
dan jumlah obat.
untuk
Adapun fungsi daftar permintaan
spesifikasi,
tersebut adalah:
merupakan
menjamin
kegiatan
kesesuaian
jumlah,
mutu,
jenis waktu
penyerahan dan harga yang tertera di
a. Menghindari gejala
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik
penyimpangan pengelolaan obat dari yang seharusnya
yang diterima. Pemeriksaan obat dilakukan setelah
b. Optimasi pengelolaan persediaan
obat telah berada di gudang farmasi
obat melalui prosedur
kabupaten, obat akan diterima sesuai
pengadaan/permintaan yang baik
dengan jenis dan jumlahnya disertai
c. Indikator untuk memilih
dengan dokumen penerimaan obat. Staf
ketepatan pengelolaan obat di
gudang farmasi/apotek melakukan cek
Puskesmas (Djuna, 2014).
obat yang ada di gudang farmasi sebelum
Puskesmas
Wenang
dalam
dibawa ke puskesmas agar jenis, jumlah
pengadaan obat langsung diminta ke
dan mutu obat dapat dilihat langsung.
Dinas Kesehatan Kota Manado yang
Apakah sesuai dengan dengan laporan
bertugas melayani permintaan sediaan
penerimaan sehingga dapat mencegah
farmasi di Kota Manado, Obat yang
terbawanya obat yang rusak dan expired.
diminta sesuai dengan kebutuhan obat
Obat dicek setelah obat telah berada
yang ada di Puskesmas Wenang dengan
di Puskesmas Wenang. Apakah obat
menggunaka LPLPO setiap bulannya
diterima
melalui jalur yang ditentukan oleh Dinas
jumlahnya disesuaikan dengan dokumen
Kesehatan Kota Manado.
permintaan obat. Staf Apotek melakukan
Penelitian terdahulu oleh Djuna (2014)
tentang
jenis
dan
cek obat yang datang dengan dilihat langsung apakah sesuai dengan dengan
dengan
permintaan sehingga dapat mencegah
menggunakan metode konsumsi yaitu
terbawanya obat yang rusak dan expired.
labakkang
obat
dengan
di
Puskesmas
Pengadaan
sesuai
6
4. Penyimpanan Obat/bahan
yang sering diresepkan oleh dokter yang Obat
yang
harus
disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
ada di Puskesmas Wenang. 5. Pemusnahan
Dalam hal pengecualian atau darurat
Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau
dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
rusak yang sesuai jenis dan bentuk
maka
sediaan dan yang mengandung narkotika
harus
dicegah
terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi
atau
yang jelas pada wadah baru. Wadah
Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
sekurang-kurangnya memuat nama obat,
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan
nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
Obat selain narkotika dan psikotropika
Semua Obat/bahan Obat harus disimpan
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
pada kondisi yang sesuai sehingga
oleh tenaga kefarmasian lain yang
terjamin keamanan dan stabilitasnya,
memiliki surat izin praktik atau surat izin
Sistem penyimpanan dilakukan dengan
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
berita acara pemusnahan menggunakan
terapi Obat serta disusun secara alfabetis,
Formulir
Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO
Sedangkan Resep yang telah disimpan
(First Expire First Out) dan FIFO (First
melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
In First Out)
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep
Di Puskesmas Wenang obat yang
psikotropika
1
dilakukan
sebagaimana
oleh
terlampir.
dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
disimpan dalam wadah asli pabrik, ada
sekurang-kurangnya
juga yang dipindahkan di wadah baru
Apotek dengan cara dibakar atau cara
yang
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
terjamin
keamanannya
dan
di
Berita
agar terjaga dari kontaminasi obat lain,
menggunakan Formulir 2 sebagaimana
semua obat disimpan dalam lemari yang
terlampir dan selanjutnya dilaporkan
terjamin keamanan dan stabilitasnya,
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
penyimpanan
Pemusnahan
lain
disertakan informasi obat yang lengkap
sistem
Acara
petugas
Resep
memperhatikan
Pemusnahan obat yang kadaluarsa di
kelas terapi obat dan tersusun secara
Puskesmas Wenang menurut informan
alfabetis
adalah dengan mengembalikan ke dinas
dan
pengeluaran
obat
menggunakan metode FEFO dan FIFO.
namun sampai saat ini di Puskesmas
Obat yang dipindahkan pada wadah
Wenang sediaan obat yang masuk semua
yang baru menurut observasi peneliti
habis terpakai dan menurut informan di
adalah karena obat tersebut menjadi obat
Dinas
Kesehatan
belum
pernah 7
melakukan pemusnahan obat rusak atau
penanggung jawab obat di apotek dapat
kadaluarsa, hal ini sesuai dengan jawaban
mengontrol obat-obat yang ada demi
dari informan Puskesmas Wenang, tetapi
pelayanan kesehatan yang optimal.
dalam pemusnahan resep obat tidak jelas,
7. Pencatatan dan Pelaporan
karena menurut informan resep yang ada
kegiatan yang dilakukan pada setiap
semua masih tersimpan di Puskesmas
proses pengelolaan Sediaan Farmasi
Wenang.
meliputi
pengadaan
6. Pengendalian
faktur),
penyimpanan
Untuk mempertahankan jenis dan
(surat
pesanan,
(kartu
stock),
penyerahan (nota atau struk penjualan)
jumlah persediaan sesuai kebutuhan
dan
pelayanan, melalui pengaturan sistem
dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari
pesanan atau pengadaan, penyimpanan
pelaporan
dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
Pelaporan internal merupakan pelaporan
menghindari
terjadinya
kelebihan,
yang
kekurangan,
kekosongan,
kerusakan,
manajemen Apotek, meliputi keuangan,
serta
barang dan laporan lainnya. Sedangkan
Pengendalian
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan
persediaan dilakukan menggunakan kartu
yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
stok baik dengan cara manual atau
sesuai
elektronik.
sekurang-
perundang-undangan meliputi pelaporan
kurangnya memuat nama Obat, tanggal
narkotika (menggunakan Formulir 3
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah
sebagaimana
pengeluaran dan sisa persediaan.
(menggunakan Formulir 4 sebagaimana
kadaluwarsa,
kehilangan
pengembalian
pesanan.
Kartu
stok
Pengendalian obat di Puskesmas Wenang hanya memperhatikan wadah
pencatatan
lainnya
internal
digunakan
dengan
disesuaikan
dan
eksternal.
untuk
kebutuhan
ketentuan
terlampir),
peraturan
psikotropika
terlampir) dan pelaporan lainnya. Berdasarkan Pencatatan
expire. Jadi berdasarkan peraturan tidak
Puskesmas Wenang untuk kebutuhan
ada pengendalian di Puskesmas Wenang
apotek dilakukan oleh petugas secara
hanya terbatas memperhatikan tanggal
manual yang mencatat obat yang abis,
atau kadaluarsa obat dari wadah obat asli
obat yang sudah kadaluarsa, obat yang
dari pabrik saja tentunya hal ini sangat
sudah tidak digunakan lagi, dan setiap
tidak efektif mengingat banyaknya obat
bulan rutin dicatat dan juga disesuaikan
yang
Wenang,
dengan resep dokter yang keluar, Untuk
seharusanya harus ada kartu stok agar
pelaporan eksternal tentang narkotika dan
di
Puskesmas
pelaporan
penelitian
obat asli pabrik dengan melihat waktu
ada
dan
hasil
obat
di
8
psikotropika ada akan tetapi selama ini
di Puskemas. Pengendalian di Puskesmas
sudah tidak ada stok obat narkotika dan
Wenang hanya memperhatikan tanggal
psikotropika yang masuk di Puskesmas
dan waktu kadaluarsa yang tertera pada
Wenang. Dari hasil observasi peneliti
wadah obat asli dari pabrik. Pencatatan
menjumpai pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan dilakukan secara manual
obat narkotika dan psikotropika yang
oleh staf apotik, ada pencatatan dan
telah lampau.
pelaporan
PENUTUP
psikotropika yang lama, dan memang
Kesimpulan
sudah tidak ada obat narkotika dan
Perencanaan di Puskesmas
Wenang
obat
narkotika
dan
psikotropika yang masuk.
dalam merencanakan obat tidak ada
Saran
perencanaan khusus, hanya sesuai dengan
a. Disarankan kepada bagian pengelola
perkiraan apabila obat habis, berdasarkan
obat di Puskesmas Wenang agar
pola konsumsi, pola penyakit petugas
mempertahankan
langsung meminta di Gudang Obat Dinas
pengelolaan obat yang sudah tepat dan
Kesehatan Kota Manado. Pengadaan obat
mengevaluasi yang kurang.
di
Puskesmas
prosedur
Wenang
yang
Kesehatan
Kota
pengadaan
obat
di
berdasarkan
tetapkan Manado,
b. Disarankan pada Dinas Kesehatan
Dinas
Kota Manado hendaknya lebih sering
Namun
mengadakan Pelatihan untuk tenaga pengelola
Obat
kekurangan karena harus menyesuaikan
manajemen
pengelolaan
dengan stok yang ada di gudang Dinas
Puskesmas lebih baik lagi serta dalam
Kesehatan. Penerimaan sudah sesuai
rangka meningkatkan pengetahuan dan
peraturan
kemampuan tenaga pengelola obat.
apotek
kadang
manajemen
mengalami
untuk
menjamin
pelayanan farmasi yang optimal. Sistem
c. Disarankan
penyimpanan sudah baik sesuai dengan
Puskesmas
peraturan
kefarmasian
agar
sistem obat
pengelola Wenang
agar
di
Apotek dapat
di
apotek.
menerapkan Pengelolaan obat sesuai
Pemusnahan di Puskesmas
Wenang
Peraturan Menteri Kesehatan no.35
untuk obat yang kadaluarsa langsung
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
dikembalikan ke Dinas Kesehatan Kota
Kefarmasian
Manado
tercapainya pelayanan kesehatan yang
yang
bertanggung
jawab
memusnahkan obat yang kadaluarsa, sedangkan resep obat dari dokter masih di simpan di puskesmas menurut informan
di
Apotek
agar
optimal di Apotek. d. Disarankan kepada Kepala Puskesmas agar
dapat
memperhatikan 9
penempatan
dan
kinerja
pegawai
dalam hal ini tenaga kesehatan agar dapat tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas Wenang. Daftar Pustaka Anonim a, 2014. Permenkes RI Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Anonim b, 2014. Permenkes RI Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Pangkep, Skripsi. Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UNHAS, Makassar. Febriawati, 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Gosyen Publishing, Yogyakarta. Herlambang, 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit, Gosyen Publishing, Yogyakarta.
Anonim c, 2015. Kemenkes RI Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Mangindara, Darmawansyah, Nurhayani, Balqis, 2012. Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Kampala Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Tahun 2011. Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55
Anonim d, 2005. Depkes RI Tentang Kebijakan Obat Nasional.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Anonim e, 2015. Profil Kelurahan SeKecamatan Wenang Tahun 2015
Siswanto, Susila, Suyanto, 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
Anonim f, 2016. Profil Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang Kota Manado Anonim g, 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Seto, Soerjono, Yunita Nita, and Lily Triana, 2008. "Manajemen Farmasi”.
2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Binarupa Aksara, Tanggerang Selatan.
Syair, 2008. Manajemen Pengelolaan Obat di Puskesmas Ahuhu Kabupaten Konawe Tahun 2008. (http://scribd.com) diakses pada tanggal 28 juni 2016.
Anshari, 2009. Aplikasi Manajemen pengelolaan Obat dan Makanan. Nuha Medika, Jogjakarta.
Widjadja, 2012. Logistic Management & Supply Chain Management. Harvarindo.
Azwar,
Al-Hijrah, Hamzah, Darmawansyah, 2013. Studi Tentang Pengelolaan Obat Di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros, Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar. Bachtiar S, Bachri. 2010. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triagulasi Pada Penelitian Kualitatif, Surabaya. Djuna, Arifin, Darmawansyah, 2014. Studi Manajemen Pengelolaan Obat Di Puskesmas Labakkang Kabupaten 10