1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG CITRA TUBUH (BODY IMAGE

Download Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang yang dibentuk secara emosional dan bisa berubah seiring perubahan ...

0 downloads 555 Views 102KB Size
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang yang dibentuk secara emosional dan bisa berubah seiring perubahan suasana hati, pengalaman, maupun lingkungan ( Croll, 2005). Berkembangnya industrialisasi dan budaya konsumerisme di negara-negara barat yang dengan cepat tersebar ke berbagai penjuru dunia, membentuk citra tubuh dan standar tubuh ideal yang baru bagi kaum wanita (Featherstone, 1982). Faktor-faktor sosial, ekonomi, ekologi, dan budaya memang sangat berpengaruh terhadap konsep tubuh ideal yang dianut oleh masyarakat (Bakhshi, 2008). Bahkan menurut Davis, dkk (1992), buku pelajaran anak mulai menyampaikan pesan tentang ukuran tubuh. Didalam buku, gambar anak perempuan semakin langsing setiap dekadenya sejak tahun 1900, sedangkan gambar anak laki-laki tidak berubah secara signifikan Anak-anak dan remaja saat ini tumbuh dan berkembang di dunia yang penuh dengan media massa (televisi, film, video, billboards, majalah, musik, koran, fashion designer, dan internet). Angka statistik yang mengejutkan mengungkapkan bahwa, rata-rata, anak atau remaja menghabiskan waktu sebanyak 5 jam per hari untuk menonton televisi dan menghabiskan rata-rata 6 sampai 7 jam melihat berbagai macam media lainnya yang dikombinasi (Brown, 2002), (Canadian Pediatric Society, 1999) dalam (Morris & Katzman 2003). Sarubin (1999) dalam (Browne et al. 1992)

2

menyatakan bahwa Amerika menghabiskan 33 miliar dolar pada produk dan program penurunan berat badan setiap tahunnya. Tiggermann et al (2000) dalam (Morris & Katzman 2003) mempelajari tentang perhatian tubuh pada remaja putri (usia 16 tahun) dan berusaha untuk memahami motivasi apa yang mendasari keinginan mereka untuk menjadi kurus dan ditemukan bahwa faktor

yang memberikan tekanan kuat untuk menjadi kurus

adalah media. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Paxton (1996) dalam (Gerner & Wilson 2005) menunjukkan bahwa pertemanan dan lingkungan teman sebaya membentuk kebudayaan yang menekankan bahwa menjadi kurus itu penting melalui teman untuk melakukan diet, tekanan dan pengaruh dari teman sebaya untuk berdiet dan menjadi kurus, dan ejekan dari teman sebaya tentang berat badan dan bentuk tubuh. Ketidakpuasan terhadap tubuh, berkaitan dengan pentingnya berat badan bagi perempuan yang kemudian akan menuntun mereka pada keadaan depresi (Rozin dan Fallon, 1998) dalam (Britam et al. 1990). Menurut, Eating Disorder Quick Poll Reports (University of Michigan), hanya 33% remaja putri merasa berat badan mereka sudah pas dengan tubuh mereka, sementara 58% ingin menurunkan berat badan, dan hanya 9% yang ingin menaikkan berat badan. The American Association of University Women (1992), menyatakan bahwa untuk perempuan, bagaimana mereka terlihat atau penampilan adalah indikator yang paling penting dari dirinya, sedangkan menurut laki-laki, indikator yang penting itu dilihat dari kemampuan diri dari pada penampilan.

3

Selanjutnya, menurut French et al. (1995) dalam (Gerner & Wilson 2005) penerimaan diri bagi remaja putri yang berdiet oleh teman sebayanya menarik perhatian yang besar dibandingkan dengan remaja putri yang tidak berdiet. Penelitian tentang citra tubuh (body image) telah dilakukan oleh orang berkulit putih, penelitian ini mengindikasikan bahwa remaja Afrika-Amerika, khususnya perempuannya, cenderung memiliki tubuh yang lebih sehat daripada remaja berkulit putih. Namun, di antara remaja perempuan Afrika-Amerika, karena bentuk dan ukuran tubuh mereka jauh dari bentuk dan ukuran ideal, ketidakpuasan terhadap tubuh pun meningkat (Siegel et al., 1999). Dalam studi skala besar, dilaporkan bahwa sekitar 30% dari anak laki-laki dan lebih dari 50% dari perempuan menggunakan metode pengendalian berat badan yang tidak sehat seperti muntah, obat pencahar, pil diet, merokok, dan diuretik dalam upaya untuk menurunkan berat badan (Emmons, 1992),(NeumarkSztainer et al., 1999). Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2009) tentang perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok menyatakan bahwa sebanyak 37,4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Citra tubuh yang buruk sering menyebabkan remaja berdiet, yang bisa menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat, makan tidak teratur, dan akhirnya mengalami gangguan makan. Godaan yang terkait dengan berat badan dan bentuk tubuh dapat dinilai sebagai kontribusi terhadap eating disorders (Taylor et al. 1998).

4

Pada usia 15 tahun, lebih dari 50% jumlah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut (Vereecken dan Maes dalam Papilia, 2008).

Penelitian menunjukkan biasanya

orang akan beralih kepada fad diets karena mereka tidak senang dengan bentuk tubuh mereka dan lebih suka mengandalkan perubahan yang cepat dari pada pengaturan makan dan berolahraga. Penelitian juga membuktikan bahwa pada waktu tertentu, satu dari tiga wanita melakukan diet (Barrett, 1999).

B.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah di kemukakan, maka masalah yang ada pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta

C. Tujuan Penelitian tujuan umum : untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja putri dalam perilaku fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta tujuan khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan antara depresi dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 2. Untuk mengetahui hubungan antara paparan media cetak dan elektronik dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta

5

3. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 4. Untuk mendapatkan gambaran asupan makan pada remaja putri yang melakukan fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti: Sebagai media pembelajaran serta sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah. Peneliti juga mendapatkan gambaran mengenai seberapa erat hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku fad diet dikalangan para remaja putri. 2. Bagi Instalasi Terkait Gizi: Sebagai bahan masukan dan gambaran permasalahan yang ada di kalangan remaja putri, sehingga diharapkan adanya terobosan baru dan upaya agar para remaja putri lebih waspada terhadap kesehatan tidak hanya penampilan. 3. Bagi masyarakat : sebagai informasi kepada masyarakat khusunya para remaja putri dan orang tuanya. Sehingga mereka akan lebih mengerti dan bisa menambah ilmu pengetahuan.

E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan Fad diets pada remaja putri antara lain: 1. Andrea Pedtke (2001), yang berjudul prevalensi fad diets di sebuah kampus. Pada penelitian ini, 336 mahasiswa mengisi 24 pertanyaan survey. Dari 289

6

subyek diketahui 76 (26%) laki-laki dan 213 (74%) perempuan. Dari hasil itu, 13% (n=10) laki-laki pernah melakukan fad diets dan 40% (n=83) perempuan telah melakukan fad diets. 2. La Lisa Chapelle Berry (1999), yang berjudul media dan pengaruh teman pada fad diets yang dilakukan oleh remaja putri, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah majalah yang dibaca dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,725. Ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya menonton televisi dengan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,294 dan nilai p = 0,077. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara lamanya waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan teman wanita dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel ini adalah r = 0,440 dan nilai p = 0,006. 3. Yulianti Kurnianingsih (2009), yang berjudul Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Diet Penurunan Berat Badan Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuisioner dan menggunakan desain cross sectional. Dari 235 sampel yang diteliti, sebanyak 37, 4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Walaupun ada persamaan pada metode yang digunakan yaitu cross sectional dan variabelnya, tapi penelitian ini mempunyai perbedaan. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang lokasi penelitian yang digunakan,

7

karakteristik subyek penelitian, budaya yang ada, dan kondisi geografis lokasi penelitian.