1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG

Download Abstrak. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan akan ditentukan dengan melakukan pengukuran persepsi. Persepsi merupakan suatu proses y...

0 downloads 399 Views 303KB Size
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS LANSOT KOTA TOMOHON Amelia O.M Orah* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Abstrak Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan akan ditentukan dengan melakukan pengukuran persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Kepuasaan atau ketidakpuasaan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja produk yang riil/actual dengan kinerja produk yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Persepsi pasien tentang pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Lansot. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan crossectional study. Tempat penelitian di Puskesmas Lansot. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April – Oktober 2014. Jumlah sampel sebanyak 100 pasien dengan kunjungan lebih dari dua kali diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square. 74 (74%) persepsi pasien tentang pelayanan tenaga kesehatan baik, 79 (79%) pasien puas dengan pelayanan tenaga kesehatan, berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi pasien tentang pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien karena nilai p<0,005 yaitu 0,000. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi pasien tentang pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien. Kata kunci: Persepsi Pasien, Kepuasan Pasien, Pelayanan Tenaga Kesehatan

Abstract Satisfaction towards health service process will be determined by measuring perceptions. Perception is a process that arises as a result of sensation, while sensation is an activity of feeling or something causes encouraging emotional condition. Satisfaction or dissatisfaction is the feeling of happy or upset of someone who comes from a comparison between his/her impression of the performance of products which are real / actual with the expected performance of the products. This study aims to analyze the correlation between patients perceptions about health workers services with patients satisfactions at Puskesmas Lansot. This study uses analytic survey method with cross-sectional study approach. The place of this study is Puskesmas Lansot. The study is conducted in AprilOctober 2014. Total sample is 100 patients which visit the Puskesmas more than twice, it is taken by using simple random sampling technique. The data is collected by interviews using questionnaires. The statistical test which is used to analyze the correlation between variables is chi square. 74 (74%) of patients perceptions about health workers service are good, 79 (79%) patients are satisfied with the health workers services, based on the statistical test there is significant correlation between patients perceptions about health workers services with patients' satisfactions because the value of p < 0.005 is 0.000. The result shows that there is significant correlation between patients perceptions about health workers services with patients satisfactions. Keywords: Patients Perceptions, Patients’ Satisfactions, Health Workers Services

1

PENDAHULUAN

kecewa

Kesehatan mempunyai peranan besar dalam

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja

meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka

produk yang riil/actual dengan kinerja produk

semua

yang diharapkan. Kepuasan terjadi apabila apa

negara

pelayanan

berupaya

kesehatan

menyelenggarakan

yang

yang

sebaik-baiknya.

seseorang

menjadi

Pelayanan kesehatan ini berarti setiap upaya

harapan

dapat

yang diselenggarakan sendiri atau bersama-

Ernawaty, 2010).

berasal

dari

kebutuhan,

keinginan,

atau

dipenuhi

(Supriyanto

dan

Berdasarkan

sama dalam suatu organisasi untuk memelihara

yang

observasi

awal

yang

dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

dilakukan di Puskesmas Lansot diketahui bahwa

mengobati

memulihkan

sebagian pasien yang merasa kurang puas

kesehatan perseorangan, kelompok ataupun

dengan keramahan perawat pada saat melayani

masyarakat (Adisasmito, 2012). pada tahun

pasien. Dari data kunjungan pasien, didapatkan

1996, keluarlah Peraturan Pemerintah No. 32

data selama 3 tahun terakhir yakni tahun 2011

tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam

dengan jumlah kunjungan sebanyak 10025

Peraturan Pemerintah ini dijelaskan, bahwa

orang yang terdiri dari 4805 orang kunjungan

tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

baru dan 5220 orang kunjungan ulang, pada

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

tahun 2012 dengan jumlah kunjungan sebanyak

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan

8760 orang yang terdiri dari 4480 orang

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

kunjungan baru dan 4280 orang kunjungan

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

ulang dan pada tahun 2013 dengan jumlah

untuk melakukan upaya kesehatan (Notatmodjo,

kunjungan sebanyak 7002 orang yang terdiri

2010). Kepuasan terhadap proses layanan

dari 2928 orang kunjungan baru dan 4074 orang

kesehatan akan ditentukan dengan melakukan

kunjungan ulang. Berdasarkan data diatas,

pengukuran persepsi (Pohan, 2007). Persepsi

diketahui bahwa jumlah kunjungan setiap tahun

merupakan suatu proses yang timbul akibat

mengalami perubahan. Penyebab perubahan

adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas

jumlah kunjungan tersebut dapat disebabkan

merasakan atau penyebab keadaan emosi yang

oleh derajat kesehatan masyarakat yang semakin

menggembirakan.

dapat

meningkat sehingga tidak datang berkunjung

didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari

lagi atau enggannya masyarakat untuk kembali

indera penerima kita terhadap stimuli dasar

berobat

seperti cahaya, warna dan suara. Dengan adanya

dikarenakan

itu semua, persepsi akan timbul. Kepuasaan atau

terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya.

penyakit,

serta

Sensasi

juga

ketidakpuasaan adalah perasaan senang atau

2

ke

unit

pelayanan

kesehatan

kurang

puasnya

masyarakat

a)

METODE PENELITIAN

Memeriksa data, yaitu memeriksa data

Penelitian ini adalah jenis penelitian survei

hasil pengumpulan data, yang berupa

analitik

pemeriksaan pengisian kuesioner.

dengan

menggunakan

rancangan

penelitian cross sectional. Lokasi penelitian

b)

Memberi

kode

(koding),

yaitu

dilaksanakan di Puskesmas Lansot Kota

menyederhanakan data hasil penelitian

Tomohon. Data penelitian diambil mulai dari

dengan memberikan simbol-simbol atau

bulan April sampai dengan bulan Oktober

kode tertentu untuk masing-masing data

2014. Populasi dari penelitian ini adalah pasien

yang sudah diklasifikasikan.

yang datang berkunjung ke puskesmas selama

c)

tahun 2013 adalah 7002 orang.

Tabulasi menyusun

Jumlah sampel yang akan diteliti

data

(tabulating),

yaitu

dan

mengorganisir

data

sehingga akan dapat dengan mudah untuk

adalah 100 orang. Teknik pengambilan sampel

dilakukan

yaitu dengan cara Simple Random Sampling.

disajikan dalam bentuk tabel

Data

primer,

diperoleh

melalui

penjumlahan,

disusun

dan

daftar

Analisis data yaitu Analisis univariat

pertanyaan yaitu kuesioner yang telah disusun

dengan penyajian dalam bentuk tabel untuk

kemudian diberikan dan diisi sendiri oleh

melihat

responden dan dengan melakukan wawancara

Analisis bivariat untuk melihat hubungan tiap

langsung kepada responden. Data sekunder,

variabel independent dan dependent dengan

diperoleh dari bagian administrasi Puskesmas

menggunakan uji chi-square.

distribusi

frekuensi

responden.

berupa profil Puskesmas yaitu melakukan pengambilan data kunjungan ulang pasien dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

tahun 2011-2013 di Puskesmas Lansot Kota

Karakteristik Responden

Tomohon. Instrumen Penelitian yaitu alat tulis

Dalam penelitian ini dengan jumlah sampel

menulis seperti buku tulis, pulpen, pensil yang

berjumlah

100

digunakan untuk mencatat informasi pada saat

kelamin

responden

penelitian di lapangan, kuesioner berupa daftar

perempuan dengan 67 responden (67.0%) dan

pertanyaan yang diberikan kepada responden

laki-laki 33 responden (33.0%). Responden

dan computer sebagai alat pengelolah data dan

terbanyak perempuan dengan jumlah 67

penyusunan.

responden (67.0) dan pekerjaan yang paling

orang,

berdasarkan terbanyak

jenis adalah

Menurut Imron & Munif (2010) dalam

dominan yaitu IRT dengan persentase 51.0%

Siswanto, Susila dan Suyanto (2013) Proses

sedangkan yang paling sedikit yaitu Guru

kegiatan analisis data/pengolahan data terdiri

dengan persentase 1.0%. Berdasarkan umur

dari 3 jenis kegiatan, yaitu:

responden terbanyak adalah 18-44 dengan jumlah 40 orang (40.0%) sedangkan paling 3

sedikit responden yang berumur 45-64 dengan

sehingga responden kurang antusias dalam

jumlah

berkunjung ke pelayanan kesehatan.

28

orang

(28.0%)

dan

tingkat

pendidikan terakhir paling dominan yaitu SD dengan persentase 36.0%, yaitu

SMA

dengan

terbanyak kedua

persentase

Persepsi Pasien tentang Pelayanan Tenaga

34.0%,

Kesehatan

terbanyak ketiga yaitu SMP dengan persentase

Tabel. 1 Persentase Persepsi Pasien tentang

27.0% dan yang paling sedikit yaitu perguruan

Pelayanan Tenaga Kesehatan

tinggi dengan persentase 3.0%. Berdasarkan umur responden terbanyak adalah 18-44 dengan jumlah 40 orang (40.0%) sedangkan paling sedikit responden yang berumur 45-64 dengan jumlah 28 orang (28.0%) dan tingkat pendidikan terakhir paling dominan yaitu SD dengan persentase 36.0%, yaitu

SMA

dengan

terbanyak kedua

persentase

Berdasarkan Tabel 1 ada 74 responden

34.0%,

(74.0%) yang mempunyai persepsi pelayanan

terbanyak ketiga yaitu SMP dengan persentase

yang diberikan oleh tenaga kesehatan di

27.0% dan yang paling sedikit yaitu perguruan

puskesmas Lansot itu baik dan ada 26

tinggi dengan persentase 3.0%. Penelitian

responden (26.0%) yang mempunyai persepsi

Jalimun, dkk (2014) menunjukkan juga bahwa

bahwa pelayanan yang diberikan oleh tenaga

sebagian besar kelompok umur ≤ 45 tahun

kesehatan di puskesmas Lansot itu kurang

yaitu sebanyak 46 responden (63.88%).

baik. Persepsi setiap orang terhadap suatu

Dari hasil tersebut sebagian besar

objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu,

responden tingkat pendidikannya cukup baik.

persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang

Hasil penelitian yang dilakukan Dinar (2010)

dibentuk seseorang dipengaruhi oleh pikiran

menunjukkan

pendidikan

dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal

responden mayoritas setingkat SD, peneliti

yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah

berasumsi bahwa tingkat pendidikan sangat

bahwa persepsi secara substansial bisa sangat

mempengaruhi

berbeda dengan realitas (Sangadji M dan

bahwa

sikap

tingkat

seseorang

untuk

berperilaku positif. Tingkat pendidikan yang

Sopiah,

tinggi

dilakukan

akan

mempengaruhi

tingkat

2013)

Dalam

Suyanti,

dkk

penelitian (2014)

yang bahwa

pengetahuan dan pengalaman yang cukup baik

pelayanan tenaga kesehatan di Rumah Sakit

serta akan lebih mudah menerima informasi

Paru Jember yaitu perawat sangat berperan

dari luar. Tingkat pendidikan yang rendah akan

dalam pelayanan kesehatan.

menghambat seseorang untuk berperilaku, 4

Kepuasan Pasien

Masyarakat secara keseluruhan menunjukkan

Tabel 2. Persentase Kepuasan Pasien

hal yang positif dan dikategorikan dalam kondisi

yang

baik

atau

memuaskan

masyarakat.

Hubungan antara Persepsi Pasien dengan Kepuasan Pasien Tabel 3. Hubungan antara Persepsi Pasien Berdasarkan Tabel 2 ada 79 responden

dengan Kepuasan Pasien

(79.0%) merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Lansot dan 21 responden (21.0%) merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Lansot. Seperti hasil

penelitian

menunjukkan

Harianto,

kepuasan

dkk

pasien

(2005) terhadap

pelayanan tenaga kesehatan di apotek. Hufron

Berdasarkan Tabel 3 ada 21 (55.5%) pasien

dan Supratman (2008) menunjukkan pelayanan

yang mempunyai persepsi pasien yang kurang

tenaga

mempengaruhi

baik serta tidak puas dengan pelayanan yang

kepuasaan pasien, dari hasil yang didapatkan

diberikan oleh tenaga kesehatan dan ada 5

adanya hubungan yang positif dan signifikan

(20.5%) pasien yang mempunyai persepsi

antara mutu pelayanan kesehatan dengan

pasien yang kurang baik tapi mereka merasa

kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas

puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

Penumping.

tenaga kesehatan. Sedangkan ada 0 (15.5%)

kesehatan

Penelitian

sangat

dilakukan

pasien yang mempunyai persepsi pelayanan

Solikhah (2008) menghasilkan ada hubungan

tenaga kesehatan baik serta tidak puas dengan

positif yang bermakna antara kepuasaan pasien

pelayanan

dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan

kesehatan dan ada 74 (58.5%) pasien yang

pengobatan

mempunyai

di

juga

yang

Puskesmas

Panggang

II

yang

diberikan

persepsi

oleh

pelayanan

tenaga

tenaga

Gunungkidul Yogyakarta. Kepuasan pasien

kesehatan baik dan mereka puas dengan

yang dimaksud adalah mengukur persepsi

pelayanan

pasien terhadap kualitas pelayanan (kinerja

kesehatan.

Puskesmas). Menurut hasil penelitian Nurba (2012)

pengukuran

Indeks

yang

diberikan

oleh

tenaga

Seperti halnya penelitian Yunevy dan

Kepuasan

Haksama (2013) di Puskesmas Medokan Ayu 5

Surabaya ada hubungan antara persepsi pasien

Saran

tentang pelayanan tenaga kesehatan dengan

1. Diharapakan dokter lebih meningkatkan

kepuasaan pasien. Supriyanto dan Ernawaty

pelayanan dalam hal kesungguhan pada

(2010) menjelaskan bahwa

ketidakpuasan

saat memeriksa pasien dan memberikan

pelayanan ada yang langsung dinyatakan

penjelasan tentang jalannya pemeriksaan

dengan emosi ( marah atau lapor pimpinan)

atau

dan sebagian besar secara tidak langsung, yaitu

sebelum melakukan pemeriksaan terhadap

dengan melakukan tindakan tidak datang lagi,

pasien agar pasien merasa puas dan

pindah puskesmas dan bahkan menjelek-

mengetahui perlakuan apa yang akan

jelekkan pelayanan puskesmas. Sedangkan

dilakukan dokter terhadap pasien tersebut.

pasien yang puas dengan pelayanan akan menggunakan

pelayanan

bila

suatu

tindakan

yang

akan

dilakukan

2. Diharapkan perawat lebih tekun lagi dalam

hari

melaksanakan tugas yaitu memberikan

membutuhkan kembali, menganjurkan orang

pelayanan yang baik dan memuaskan

lain menggunakan pelayanan di puskesmas dan

terhadap pasien yang berkunjung ke

membela bila ada orang lain yang menjelekkan

Puskesmas

pelayanan di puskesmas.

3. Diharapkan tenaga memberikan

administrasi dapat

informasi

yang

jelas

Kesimpulan

mengenai hal yang baru atau penting

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

terhadap

yang

mengalami kesulitan atau terhambat untuk

diperoleh

maka

dapatdisimpulkan

sebagai berikut: 1.

2.

agar

pasien

tidak

datang berkunjung di Puskesmas

Sebagian besar pasien berpersepsi bahwa

4. Diharapkan tenaga farmasi memberikan

pelayanan yang diberikan oleh tenaga

informasi yang jelas tentang cara minum

kesehatan di Puskesmas Lansot baik

dan menyimpan obat agar supaya pasien

dengan presentase 74.0%

dapat menggunakan obat tersebut sesuai

Dari 100 responden sebagian besar

dengan resep dokter

responden (79.0%)

3.

pasien

menyatakan puas

5. Diharapkan

untuk

Puskesmas

agar

dengan pelayanan yang diberikan oleh

mempertahankan dan meningkatkan lagi

tenaga kesehatan di Puskesmas Lansot

pelayanan yang baik bagi pasien sehingga

Terdapat hubungan yang bermakna antara

pasien

persepsi pasien tentang pelayanan tenaga

berkunjung ke Puskesmas

kesehatan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Lansot Kota Tomohon

6

tetap

merasa

puas

datang

(Online) http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/file s/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdl dinarbinug1135-2-hal.100-0.pdf diakses 24 September 2014

DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W. 2012. Sistem Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Notoatmodjo S, 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurba E, 2012. Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan Publik Pada Puskesmas Loa Janan. Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda. Jurnal EKSIS Vol. 8 No. 2 Agustus 2012: 2168 – 2357, (Online) http://karyailmiah.polnes.ac.id diakses 22 September 2014

Supriyanto S dan Ernawaty, 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Andy. Harianto, Khasanah N dan Supardi S, 2005. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Resep di apotek Kopkar Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta. Departemen Farmasi FMIPA-UI. Jakarta. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 2. No.1 April 2005, 12 – 21A, (Online) http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/articl e/download/1140/1047 diakses 27 September 2014

Pohan I, S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Sangadji E dan Sopiah, 2013. Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Andy.

Hufron, A dan Supratman, 2008. Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Penumping Kota Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-267. Vol. 1 No.3 September 2008: 119-124, (Online) http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/ handle/123456789/496/3d.pdf?sequence= 1 diakses 28 September 2014

Siswanto, Susila dan Suyanto, 2013. Metodologi Peneitian Kesehatan dan Kedokteran.Yogyakarta: Bursa Ilmu. Sofiyah Y, 2014. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Pasien Pada Puskesmas Kecamatan Lubuk dalam Kabupaten Siak. Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau. Jom FISIP Vol 1 No 2 – Mei 2014, (Online) http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/ article/viewFile/2748/2679 diakses 22 September 2014

Jalimun Y, Widjanarko B dan Peitojo H, 2014. Kepuasaan Pasien di Balai Pengobatan Gigi (BPG) Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10 No.1 Maret 2014, (Online) http://lppm.unsil.ac.id/files/2014/10/01.Yaya-Priatna-Jakimun.pdf diakses 24 September 2014

Solikhah, 2008. Hubungan Kepuasan Pasien dengan Minat Pasien dalam Pemanfaatan Ulang Pelayanan Pengobatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol. 11 No. 4 Desember 2008, (Online) http://jurnal.ugm.ac.id/jmpk/article/viewF ile/2695/2418 diakses 29 September 2014

Lestari, Marsito dan Eka, 2010. Hubungan Frekuensi Kunjungan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) dengan Sikap Ibu Terhadap Pelayanan PKD Di Wilayah Kerja Puskesmas Buayan 2010. Jurusan Kebidanan STKes Muhammadiyah Gombong. Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan, Vol. 6 No. 3, Oktober 2010

Suyanti, Asmaningrum N dan Ardiana A, 2014. Perspektif Pasien dengan Perlindungan Sosial Kesehatan tentang Peran Advokasi Perawat di Ruang Rawat 7

Inap Kelas III Rumah Sakit Paru Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember, Kalimantan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari 2014, (Online) http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/arti cle/download/609/437 diakses 24 September 2014 Yunevy E dan Haksama S, 2013. Analisis Kepuasan Berdasarkan Persepsi dan Harapan Pasien di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Surabaya. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 1 Januari-Maret 2013, (Online) http://journal.unair.ac.id/filerPDF/2.Eka% 20Kartika_JAKIv1n1.pdf diakses 22 September 2014

8