PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA IBU BERSALIN DI RB. ANANDA DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO INTAN DEWI WAHYUNI NIM. 11002156 Subject: Ibu Bersalin, Nyeri, Persalinan, Kompres Hangat Description : Rasa nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat, dan konsentrasi calon ibu selama persalinan menjadi terganggu, apalagi bila ibu tidak dapat menahan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri pada ibu bersalin. Jenis dalam penelitian adalah pre-eksperimental dengan rancang bangun penelitian Pretest – Post Tes one Group Design dengan control group. Variabel independen yaitu kompres air hangat dan variabel dependen yaitu nyeri persalinan. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu post partum. Teknik sampling yang digunakan probability sampling tipe simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 12-28 Mei 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan cheklis. Pengolahan data dengan cara editing, coding, tabulating. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden mengalami nyeri sedang sebelum dilakukan kompres air hangat yaitu sebanyak 22 responden (73,4%) dan sebagian besar responden nyeri ringan sesudah dilakukan kompres air hangat yaitu sebanyak 20 responden (66,6%). Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Didapatkan nilai signifikansi ρ = 0,002 < α = 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan kompres hangat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh respon nyeri persalinan sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan kompres air hangat. Diharapkan tenaga kesehatan atau bidan dapat menerapkan pemberian kompres air hangat untuk mengurangi nyeri pada ibu bersalin. ABSTRACT Pain during partus can be increased blood pressure, increased heart rate, and the concentration of expectant mothers during partus becomes impaired, especially if the mother is not able to withstand the pain. The purpose of this study was to determine the effect of warm compresses to decrease maternal pain scale. Type in the research is the pre-experimental research design pretest - post test one group design with a control group. Independent variables, warm water compresses and the dependent variable is partus pain. The population in this study were 30 mothers post partum. The sampling technique used probability sampling type of simple random sampling. This research was conducted at RB. Ananda Village Subdistrict Jabon Mojoanyar Mojokerto on May 12 to 28 May 2014. Collecting data using cheklis. Data
1
processing by means of editing, coding, tabulating. Analysis of the data using the Wilcoxon signed rank test trials. The results showed that nearly all respondents experienced moderate pain prior to the warm water compress as many as 22 respondents (73.4%) and most respondents do mild pain after a warm water compress as many as 20 respondents (66.6%). Based on the results of data analysis using the Wilcoxon test with significance level α = 0.05. Obtained significant value ρ = 0.002 <α = 0.05, then H1 is accepted, which means there is the influence of the use of warm compresses to the reduction of partus pain in the active phase when 1 RB. Ananda Village Jabon Mojoanyar District of Mojokerto. The conclusions of this study was no effect of labor pain response before and after warm water compress. It is expected that the health worker or midwife can apply the provision of warm water compress to reduce maternal pain. Keywords: Pain, Partus, Warm Compress Contributor
: 1. Ika Yuni Susanti, S.ST.,SKM. 2. Fitria Edni Wari, S.Keb.Bd.
Date
: 30 Mei 2014
Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right
: Open document
Summary : LATAR BELAKANG Persalinan dan kelahiran merupakan kejadiann fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan (Fritamaya, 2008). Ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan, tetapi intensitas nyeri yang dialami dari masing-masing ibu berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh rasa takut dan ada tidaknya dukungan dari orang-orang sekitar selama proses persalinan (Yanti, 2010).Tingkat kecemasan ibu selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya. ibu bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanyammbantu wanita berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinannya, membantu ibu menghemat tenaga, mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam mengurangi kecemasan ibu bersalin. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin, memberi sentuhan, memberi penanganan nyeri nonfarmakologi (Fritamaya, 2008). Salah satu kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringanan rasa sakit. Umumnya bidan menemukan ibu pada persalinan awal normal, mengeluh nyeri hebat, yang terlihat dari perilaku marah, mengulang-ulang cercaan dan mengeluarkan kata-kata secara berlebihan (Pastuty, 2009). Menurut Kementrian Republik Indonesia dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar atau sekitar 90% persalinan disertai dengan adanya rasa nyeri.
2
Keterampilan yang dapat digunakan dalam beberapa penelitian yaitu teknik kompres hangat dan masase mampu untuk mengurangi nyeri persalinan kala I (Bascommetro, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gulardi dan Basalamah ( 2009 ) dalam Kasdu (2011), didapatkan data bahwa dari 64 rumah sakit di Jawa Timur terdapat 17.665 kelahiran dimana sebanyak 33,7–55,3%-nya melahirkan dengan operasi sesar. Bahkan diketahui sebanyak 13,9% operasi sesar dilakukan tanpa pertimbangan medis. Operasi sesar tersebut dilakukan atas keinginan ibu sendiri karena mereka beranggapan bahwa dengan operasi sesar ibu tidak akan mengalami nyeri seperti pada persalinan normal (Gulardi Kasdu, 2011). Data Rumah Sakit Reksa Waluya Kota Mojokerto terdapat sebanyak 95% dari angka yang tercatat pada tahun 2010 merupakan persalinan normal yang disertai nyeri persalinan pada ibu bersalin (Gunawan, 2012). Menurut Sari Emala (2010) di Medan melakukan penelitian bertujuan untuk mengukur ada tidaknya penurunan nyeri dengan metode kompres hangat pada ibu bersalin kala 1 fase aktif. Dari hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik kompres hangat nilai rata-rata adalah 6,27 dan setelah dilakukan intervensi nilai rata-rata adalah 4,77. Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah intervensi (p<0,0001) dari penggunaan kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 10-17 Maret 2014, kepada 5 ibu bersalin dengan metode observasi, didapatkan bahwa tingkat nyeri responden sebelum perlakuan (pre test) didapatkan 3 responden (60%) nyeri sedang, 2 responden (40%) nyeri berat. Sedangkan tingkat nyeri responden setelah perlakuan (post test) didapatkan 4 responden (80%) nyeri ringan dan 1 responden (20%) nyeri sedang. Di RB Ananda tidak jarang dilaksanakan kompres air hangat untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan, tetapi hanya dilakukan relaksasi dan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin. Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda pada tiap individu. Rasa nyeri memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan keputusan untuk mengimplementasikan atau memberikan pengendalian rasa nyeri (Marisah, 2011). Rasa nyeri dalam persalinan dapat disebabkan banyak hal antara lain terjadinya anoksia (kekurangan oksigen) pada otot rahim, otot rahim yang berkontraksi terlalu kuat, peregangan serviks (mulut rahim), adanya tarikan pada tuba (saluran telur), ovarium dan ligamen – ligamen penyangga uterus, penekanan pada saluran dan kandung kemih dan rectum, dan adanya regangan otot – otot dasar panggul. Lebih dari itu berbagai hambatan fisik dan psikologis pada ibu saat persalinan akan menambah rasa nyeri yang terjadi (Suheimi, 2008).Saat yang paling melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase aktif. Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan (Walsh, 2007). Saat ini banyak sekali cara yang digunakan dalam menghilangkan nyeri persalinan. Cara untuk menghilangkan nyeri persalinan yang paling efektif dan efisien adalah tindakan non medis. Tindakan non medis yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau bidan antara lain relaksasi, teknik pemusatan pikiran dan imajinasi, teknik pernafasan, hidroterapi, masase atau sentuhan terapeutik, hipnosis, akupuntur (satu pengobatan alternatif yang banyak dilakukan untuk mengobati berbagai penyakit) dan acupressur. Tindakan-tindakan tersebut adalah untuk mengalihkan perhatian yang dapat menghambat
3
otak untuk mengeluarkan sensasi nyeri serta tidak menyebabkan efek samping pada ibu dan juga bayi (Danuatmaja . 2004 : 61). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi apakah kompres hangat berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada persalinan kala 1 fase aktif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan Pre Test – Post Tes One Group Design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres air hangat dan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan skala nyeri pada ibu bersalin. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto taksiran persalinan pada bulan Mei 2014 sebanyak 32 ibu bersalin dengan sampel sebanyak 30 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe simple random sampling. Penelitian dilaksanakan di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 12-28 Mei 2014. Pengumpulan data penelitian menggunakan data primer, yaitu dengan melakukan observasi untuk mengetahui tingkat nyeri persalinan pada ibu bersalin. Instrumen atau alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk mengetahui respon nyeri dengan skala numerik. Analisa data untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji wilcoxon yaitu uji statistik non paramerik untuk membandingkan atau membedakan dua variabel serta untuk menguji generalisasi dari hasil analisis yang mempunyai skala data ordinal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 20-34 tahun yaitu sebanyak 16 responden (53,3%), sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 30 responden ( 56,7%), sebagian besar responden pendidikan SMA yaitu sebanyak 19 responden (63,3%), hampir seluruhnya responden nyeri sedang yaitu sebanyak 15 responden (73,4%). Menurut teori Mander (2004) menyebutkan bahwa nyeri yang paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I persalinan. Secara fisiologi, nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat dan puncak nyeri terjadi pada fase aktif. Sebagian besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi servik dan regangan segmen bawah rahim, kemudian akibat distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan. Responden mengalami nyeri persalinan sedang sebelum dilakukan kompres air hangat, hal ini dikarenakan pada saat persalinan otot-otot rahim berkontraksi mendorong bayi keluar, otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rectum, tulang belakang dan tulang pubik menerima tekanan kuat dari rahim serta berat kepala bayi ketika bergerak turun ke saluran rahim juga menyebabkan tekanan sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri persalinan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden nyeri ringan yaitu sebanyak 20 responden (66,6%). Kompres air hangat sangat besar dalam menghilangkan rasa nyeri ataupun untuk menormalkan fisiologi tubuh. Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit lokal, melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah, mengurangi spasme
4
otot dan meningkatkan ambang nyeri, menghilangkan sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltik usus, pengeluaran getah radang serta memberikan ketenangan dan kenyamanan pada ibu inpartu (Simkin, 2005). Saat yang paling melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase aktif. Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan (Walsh, 2007). Hasil observasi didapatkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri setelah diberikan kompres hangat. Hal ini disebabkan karena efek dari kompres hangat dapat memberikan respon fisiologis pada kulit dan tulang serta dapat meningkatkan aliran darah. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan akan merelaksasi daerah nyeri sehingga dapat membuat peka terhadap respon nyeri khususnya pada nyeri persalinan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan antara tingkat nyeri sedang saat sebelum dilakukan tindakan kompres hangat terdapat 22 responden (73,4%) yang mengalami nyeri sedang dan setelah dilakukan kompres hangat menjadi 6 responden (20%). Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Didapatkan nilai signifikansi ρ = 0,002 <α = 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan kompres hangat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RB Ananda Jabon Mojoanyar Mojokerto. Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek terapeutik pemberian kompres hangat yaitu mengurangi nyeri, meningkatkan aliran darah, mengurangi kejang otot, menurunkan kekakukan tulang sendi (Ayub, 2012). Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan (Walsh, 2007). Menurut Simkin (2005) kompres hangat suatu teknik non-farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri luka, bekas operasi dan nyeri persalinan, kompres hangat ini juga mengurangi respon melawan atau menghindar seperti gemetar. Suatu studi kecil tentang kompres hangat yang diletakkan didaerah pinggang atau fundus dengan suhu 45-50,5 oC pada ibu inpartu menemukan bahwa tindakan ini akan mempelancar sirkulasi darah ibu dan dapat memberi kenyamanan pada ibu. Kompres hangat yang digunakan tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdaat pengaruh kompres air hangat terhadap nyeri persalinan sangat signifikan atau terjadi perubahan nyeri setelah dilakukan kompres air hangat dikarenakan dengan melakukan kompres hangat mampu melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah sehingga ketegangan yang ada pada otot-otot ibu bersalin dapat relaksasi sehingga rasa nyeri dapat teratasi. Menurut peneliti pemberian kompres hangat secara teratur dan terus-menerus dengan cara yang benar dapat menurunkan nyeri pada persalinan. Sehingga cara ini bermanfaat bagi ibu melahirkan dalam persalinan, karena dengan pemberian kompres hangat dengan teratur dan teknik yang benar maka akan menyebabkan nyeri yang disebabkan respon nyeri persalinan menurun. Tetapi terdapat 2 responden yang masih mengalami nyeri berat, hal ini disebabkan kondisi psikologis yang dialami ibu karena kurangnya dukungan keluarga dalam proses persalinan.
5
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan : 1. Pada ibu bersalin sebelum dilakukan kompres air hangat menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden nyeri sedang yaitu sebanyak 15 responden (73,4%). . 2. Pada ibu bersalin sesudah dilakukan kompres hangat menunjukan bahwa sebagian besar responden nyeri ringan yaitu sebanyak 20 responden (66,6%). 3. Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Didapatkan nilai signifikansi ρ = 0,002 < α = 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan kompres hangat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RB Ananda Jabon Mojoanyar Mojokerto. . REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan yang sebanyak-banyaknya tentang keefektifan pemberian kompres hangat pada penurunan nyeri persalinan pada ibu bersalin. 2. Praktis a. Bagi ibu bersalin Diharapkan keluarga tetap melakukan kompres hangat sesuai dengan teknik yang diajarkan pada saat penelitian untuk mengatasi rasa nyeri yang dirasakan. b. Bagi Tempat penelitian Diharapkan dapat membantu melatih dan memberikan kompres air hangat sehingga nyeri persalinan pada ibu bersalin dapat teratasi sesuai dengan yang diharapkan bersama. c. Bagi Profesi Kebidanan Diharapkan tenaga kesehatan atau bidan dapat menerapkan pemberian kompres air hangat untuk mengurangi nyeri pada ibu bersalin. 3. Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya penelitian ini dapat lebih dikembangan dengan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap keefektifan pemberian kompres hangat pada penurunan nyeri persalinan pada ibu bersalin. b. Bagi Penelitian selanjutnya Hendaknya penelitian ini dapat ,menjadi masukan awal dan acuan bagi peneliti lain untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang keefektifan pemberian kompres hangat pada penurunan nyeri persalinan pada ibu bersalin. Alamat Correspondensi: - Alamat rumah : Desa Yosowilangun Kidul RT.13/RW.03 Yosowilangun Kabupaten Lumajang - Email :
[email protected] - No. HP : 085746639659
Kecamatan
6