1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Download 1. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI. MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL INKUIRI. TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK. UNT...

0 downloads 388 Views 430KB Size
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA Ary Maf’ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang E-mail : [email protected]

Abstrak: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran, mengetahui keefektifan dan kepraktisan. Penelitian dan pengembangan menggunakan model Dick and Carey (1996).Produk yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi yang diuji melalui uji kelayakan, uji keefektifan, dan uji kepraktisan. Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran berturut-turut 97,13 %, 94,65 %, 90,65 %, dan 93,03 %. Hasil uji keefektifan terlihat dari hasil belajar aspek pengetahuan, sikap,dan keterampilan berturut-turut 86,17, 78 , 85, dan 85. Hasil uji kepraktisan diperoleh persentase 95,26 %. Perangkat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan nilai ketuntasan belajar klasikal 94% dibandingkan tahun ajaran 2013/2014 yaitu 43%. Hasil penelitian dan pengembangan berupa perangkat pembelajaran berkualifikasi sangat layak, efektif, dan sangat praktis. Kata Kunci: perangkat pembelajaran,sistem ekskresi, inkuiri terbimbing, pendekatan saintifik, hasil belajar Abstract: The research were conducted to develop the learning equipment, to know the effectivity of learning equipment which being developed, and to know thepracticability of learning equipment which being developed. This research and development used Dick and Carey (1996). The learning equipment validation result showed of syllabus validity score, RPP, LKS, and learning media, respectively were 97,13%, 94,65%, 90,65%, and 93,03%. The effectivity trial result showed the knowledge, attitude, and skill score respectively 86,17, 78, 85, and 85. The practicability trial showed with percentage of 95,26%. The learning equipment were able to improve the study result with score classical learning completeness 94 % higher than the 2013/2014 which score 43 %. Based on these result from this research and development was learning equipment are valid, effective and practical. Key Words: learning equipment, guided inquiry, scientific approach, excretion system, study result

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifikditerapkan dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

1

informasi searah dari guru (Hosnan, 2014). Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu model pembelajaran inkuiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI-IPA 8 pada tanggal 24 dan 28 November 2014, dapat diketahui bahwa pembelajaran di MAN Sidoarjo menggunakan metode diskusi, dan ceramah. Hasil wawancara juga diketahui bahwa sistem ekskresi merupakan salah satu materi kelas XI IPA Semester 2 yang diduga merupakan materi sulit bagi siswa. Hal ini terlihat dari nilai ketuntasan belajar klasikal materi sistem ekskresi pada tahun ajaran 2013/2014 sebesar 43 %. Hal ini diduga disebabkan kegiatan pembelajaran yang kurang variatif, dan media yang digunakan kurang dapat membantu siswa memahami sistem ekskresi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar adalah pengembangan suatu perangkat pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Menurut Gulo (2002) inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu mengembangkan media pembelajaran berupa video animasi dengan pendekatan saintifik yaitu dengan menampilkan video tentang fenomena mengenai sistem ekskresi, serta dilengkapi animasi. Media ini diharapkan membantu siswa untuk memahami materi sistem ekskresi. Kombinasi antara pendekatan saintifik dengan model inkuiri terbimbing diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga diharapkan akan dapat tercipta paradigma pembelajaran student centered.

METODE ModelPenelitian

dan

pengembangan

perangkat

pembelajaran

ini

mengadaptasi model pengembangan Dick &Carey (1996). Model pengembangan ini memiliki 5 tahapan yaitu Analysis, Design, Development or Production, Implementation or delivery, dan Evaluation. Tahap pertama yaitu Analysis, tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan informasi masalah yang muncul dalam pembelajaran sebagai

2

dasar pengembangan produk yang akan dilakukan. Pada tahap ini ada 2 langkah yaitu, 1) studi kepustakaan bertujuan untuk mempelajari beberapaliteratur atau produk yang akan membantu peneliti dalam mengembangkan produk yang akan dikembangkan, 2) Studi lapangan bertujuan untuk mengumpulkan data dari subjek yang akan menilai produk. Tahap kedua yaitu Design(perancangan produk), tahap ini merupakan tahap untuk mendesain produk yang akan dikembangkan. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah 1) melakukan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa. 2) melakukan analisis indikator. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran. 3) penyusunan storyboard, tahap ini mempermudah dalam pembuatan video animasi. Video animasi dibuat dengan beberapa software yaitu Anime Studio Pro 10, Adobe photoshop, Adobe Premiere, dan aplikasi powtoon. Tahap ketiga yaitu develop (pengembangan), tahap ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran pada materi sistem ekskresi. Produk yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran berupa video animasi. Produk pengembangan yang siap pakai akan melalui uji kelayakan atau validasi produk terlebih dulu. Uji kelayakan dilakukan oleh empat validator yaitu ahli perangkat pembelajaran, ahli media, ahli materi, dan praktisi lapangan. Tahap keempat yaitu implementation(uji coba produk). Pada tahap ini ada 2 uji yang akan dilakukan yaitu uji keefektifan dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan atau peningkatan hasil belajar setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, dan uji kepraktisan dimaksudkan untuk mengetahui kemenarikan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan serta kemudahan siswa untuk memahami materi sistem ekskresi. Tahap kelimayaitu evaluation. Pada tahap ini, data hasil uji coba produk akan diolah untuk mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk. Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk perbaikan atau revisi sehingga dihasilkan produk pengembangan dengan kelayakan, kepraktisan, dan efektifitas yang tinggi. Uji coba produk dilakukan

3

melalui tahapan sebagai berikut. 1) validasi produk, produk yang telah dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi. Produk tersebut kemudian divalidasi oleh ahli perangkat pembelajaran, ahli media, ahli materi, serta praktisi lapanganuntuk mengetahui kelayakan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Produk yang telah divalidasi kemudian direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Jika hasil validasi belum mencapai 100, produk yang dikembangkan akan direvisi, 2) implementasi produk, produk yang telah divalidasi dengan kriteria sangat layak kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjoselama 7 kali pertemuan (12 JP). Kegiatan pembelajaran dibimbing oleh peneliti yang berperan sebagai guru. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji keefektifan perangkat pembelajaran dilakukan oleh 34 siswa kelas XI IPA 8MAN Sidoarjo dengan menjawab soal uji kompetensi yang diberikan guru diakhir Bab atau pada pertemuan ke 7 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 JP). Uji kepraktisan dilakukan dengan sampel 5 siswa kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo melalui pengisian angket uji kepraktisan yang diberikan guru di akhir pembelajaran atau setelah melaksanakan uji kompetensi. Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil validasi perangkat pembelajaran, skor angket uji kepraktisan, skor hasil belajar aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Data kualitatif berupa saran dan komentar dari validator dan siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah angket validasi oleh validator (dosen dan guru), angket uji kepraktisan, lembar observasi aspek sikap dan keterampilan, serta soal uji kompetensi materi sistem ekskresi. Tahap selanjutnya setelah dilakukan uji coba adalah analisis data yang telah diperoleh dari penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan diperoleh dari hasil validasi, uji coba keefektifan dan uji coba kepraktisan.Data hasil validasi akan dianalisis dengan persamaan sebagai berikut.

4

P=

∑x 𝑥 100% ∑xi

Keterangan : P = Persentase ∑x = Jumlah jawaban responden dalam 1 item ∑xi = Jumlah nilai ideal dalam 1 item 100% = konstanta (Sumber : Arikunto, 2009) Tabel 1. Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validitas Skala Angka (%) 85,94 – 100 67,19 – 85,93 48,46 – 67,18 25 – 48,45 (Sumber : Arikunto, 2009)

Keterangan Sangat Valid (Tidak Revisi) Valid (Tidak Revisi) Kurang Valid (Revisi) Tidak Valid (Revisi)

Data uji keefektifan berupa hasil belajar yang terdiri dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Data hasil belajar yang telah diperoleh akan dianalisis dengan persamaan sebagai berikut.

P𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Peningkatan hasil belajar pengetahuan diketahui dari perbandingan antara nilai ketuntasan belajar klasikal tahun ajaran 2013/2014 dengan tahun ajaran 2014/2015. Hasil belajar aspek sikap dan keterampilan diperoleh melalui pengamatan langsung oleh 2 observer selama pembelajaran dengan lembar observasi.

HASIL Proses Pengembangan Produk Pada penelitian ini, peneliti membuatperangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, dan media berupa video animasi. Perangkat pembelajaran dikembangkan

melalui

model

inkuiri

terbimbing

dengan

menggunakan

pendekatan saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013. Produk yang telah dibuat kemudian diuji melalui uji kelayakan, uji kepraktisan dan uji keefektifan. Uji kelayakan dilakukan oleh validator. Uji kepraktisan diperoleh dari angket uji kepraktisan yang telah diisi sampel 5 siswa setelah menggunakan perangkat

5

pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji keefektifan diketahui dari peningkatan nilai ketuntasan belajar klasikal tahun ajaran 2013/2014 dengan 2014/2015 pada materi sistem ekskresi. Kualifikasi yang didapat dari uji kelayakan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 2. Data hasil validasi perangkat pembelajaran dan data hasil validasi media pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3. yang memperlihatkan kriteria sangat valid. Tabel 2. Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No

Validator

1

Dosen

Perangkat Pembelajaran Silabus

RPP

LKS

2

Praktisi lapangan

Silabus

Aspek yang dinilai  Kelengkapan komponen silabus  Ketepatan KI dan KD  Indikator kompetensi  Pokok materi pembelajaran  Kegiatan pembelajaran  Penilaian  Alokasi waktu  Sumber belajar Total rerata  Kelengkapan komponen RPP  Ketepatan KI dan KD  Indikator kompetensi  Tujuan Pembelajaran  Pokok materi pembelajaran  Pendekatan/strategi/metode pembelajaran  Media, alat, bahan, dan sumber belajar  Kegiatan pembelajaran  Instrumen penilaian  Alokasi waktu  Sumber belajar Total rerata  Bahasa  Tabel pengamatan  Instruksi  Soal diskusi Total rerata  Kelengkapan komponen silabus  Ketepatan KI dan KD  Indikator kompetensi  Pokok materi pembelajaran  Kegiatan pembelajaran  Penilaian  Alokasi waktu  Sumber belajar Total rerata

6

Persentase

Keterangan

100 %

Sangat valid

100 % 91,66 % 91,66 % 95,83 % 100 % 87,5 % 100 % 95,83 % 100 %

Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid

100 % 91,66 % 100 % 91,66 %

Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid

87,50 %

Sangat valid

93,75 %

Sangat valid

95 % 91,66 % 100 % 75 % 93,29 % 100 75 100 75 87,55

Sangat valid Sangat valid Sangat valid Valid Sangat valid Sangat valid Valid Sangat valid valid Sangat valid

100 %

Sangat valid

100 % 100 % 91,66 % 95,83 % 100 % 100 % 100 % 98,43 %

Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid

Tabel 3. Data hasil validasi media pembelajaran No

Validator

1

Dosen

Praktisi Lapangan

2

Perangkat Pembelajaran Media

Media

Aspek yang dinilai

Persentase

Keterangan

100 % 95 % 75 % 87,50 % 75 %

Sangat valid Sangat valid Valid Sangat valid Valid

75 %

Valid

75 %

Valid

87,50 %

Sangat valid

100 %

Sangat valid

100 % 100 % 87,50 % 100 %

Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid

75 %

Valid

100 %

Sangat valid

94,64 %

Sangat valid

     

Video Animasi Teks Audio Fasilitas Integrasi antara video, animasi, teks, audio, dan fasilitas  Kemenarikan video secara keseluruhan Total rerata  Video     

Animasi Teks Audio Fasilitas Integrasi antara video, animasi, teks, audio, dan fasilitas  Kemenarikan video secara keseluruhan Total rerata

Uji kepraktisan diketahui dari hasil skor angket yang telah dibagikan kepada siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Data hasil uji kepraktisan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Hasil Uji kepraktisan oleh siswa No 1 2 3 4 5

Aspek yang dinilai Penyajian materi Video, animasi, teks, audio, dan fasilitas Pemahaman materi Memotivasi belajar Kemudahan dalam pengoperasian media Total Total rerata

Siswa 1 87,50 % 93,18 %

Siswa 2 100 % 95,45 %

Responden Siswa 3 87,50% 84,09 %

Siswa 4 100 % 90,90%

Siswa 5 100 % 93,18 %

100 % 100 % 100 %

100 % 100 % 100 %

75 % 100 % 75 %

100 % 100 % 100 %

100 % 100 % 100 %

98,18 %

98,63 %

96,13 % 99,09 % 84,31 % 95,26 % (sangat valid)

Data hasil uji keefektifanmeliputi 3 aspek yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hasil belajar aspek pengetahuan diperoleh setelah siswa menjawab soal uji kompetensi yang diberikan guru. Berdasarkan nilai uji kompetensi yang telah diperoleh, memperlihatkan nilai ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh

7

sebesar 94 %, sedangkan pada tahun ajaran 2013/ 2014,

diperoleh nilai

ketuntasan belajar klasikal sebesar 43 %. Berdasarkan nilai yang telah diperoleh, memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar pada materi sistem ekskresi. Hasil belajar sikap spiritual diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, persentase siswa yang memperoleh kriteria A sebesar 91,17 %, dan siswa yang memperoleh kriteria B sebesar 8,8 %. Hasil belajar sikap sosial diperoleh nilai rata-rata sebesar 85, semua siswa memperoleh kriteria A dengan persentase 100 %. Hasil belajar aspek keterampilan diperoleh nilai rata-rata sebesar 85, semua siswa memperoleh kriteria A dengan persentase 100 %.Hasil belajar aspek pengetahuan siswa dapat dilihat pada Tabel 5, hasil belajar aspek sikap spiritual dan sosial dapat dilihat pada Tabel 6, dan hasil belajar aspek keterampilan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 5. Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo Jumlah siswa Rerata Hasil Uji Kompetensi Nilai Ketuntasan Belajar Klasikal Tahun Ajaran 2014/2015 Nilai Ketuntasan Belajar Klasikal Tahun Ajaran 2013/2014

34 86,17 94,11 % 43,33 %

Tabel 6.Hasil Belajar Aspek Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo Jumlah Siswa 34

Rerata nilai sikap spiritual 78

Persentase A B 91,17 % 8,8 %

Rerata nilai sikap sosial 85

Persentase A B 100 % 0

Keterangan : A = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria A (74,0 - 100) B = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria B (69,0 – 73,9) Tabel 7.Hasil Belajar Aspek Keterampilan Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo Jumlah Siswa 34

Rerata nilai keterampilan 85

Persentase A B 100 % 0

Keterangan : A = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria A (74,0 – 100) B = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria B (69,0 – 73,9)

PEMBAHASAN Kajian Pengembangan Produk Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi. Perangkat pembelajaran dikembangkan melalui model inkuiri terbimbing dengan menggunakan pendekatan saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013. Silabus terdiri dari mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/ 8

semester, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus yang dikembangkan sesuai dengan Trianto (2009) bahwa silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum yang berisikan kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP yang dikembangkan terdiri dari satuan pendidikan, matapelajaran, Kelas/ semester, topik, alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, pendekatan/ strategi/ metode pembelajaran, media/ alat/ bahan/ sumber pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan instrumen penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik harus memenuhi komponen sebagai berikut :identitas sekolah, identitas matapelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian (Permendikbud No 65 Tahun 2013). LKS yang dikembangkan berisi kelompok, kelas, nama anggota kelompok, tujuan, dasar teori, rumusan masalah, hipotesis, tabel pengamatan, analisis data, dan kesimpulan. LKS dikembangkan sebagai panduan untuk siswa dalam melakukan kegiatan praktikum maupun diskusi. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa LKS merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai panduan untuk siswa dalam melakukan kegiatan praktikum maupun kegiatan diskusi dan disusun sesuai pencapaian indikator siswa tersebut, sehingga siswa memperoleh kemampuan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Fahri, 2012). Hasil Uji Kelayakan Pengembangan

perangkat

pembelajaran

yang

telah

dilakukan

menghasilkan beberapa produk, yaitu silabus, RPP, LKS dan media pembelajaran berupa video animasi.Berdasarkan komentar dan saran, tidak ada bagian silabus yang direvisi. Nilai validitas sialbus memperlihatkan kriteria sangat valid pada Tabel 4.1.Revisi pada RPP dilakukan pada penulisan istilah ABCD, sumber belajar instrumen penilaian keterampilan, kisi-kisi soal uji kompetensi dan soal uji

9

kompetensi juga sudah diperjelas dengan menambahkan tingkatan pengetahuan pada soal.Nilai validitas RPP memperlihatkan kriteria sangat valid pada Tabel 4.1. LKS direvisi pada bagian dasar teori dan soal diskusi. Nilai validitas LKS memperlihatkan kriteria sangat valid pada Tabel 4.1. Data hasil validasi dari validator media dapat dilihat pada Tabel 4.2, nilai validasi media memperlihatkan kriteria sangat valid. Media telah direvisi berdasarkan komentar dan saran yaitu penulisan istilah, serta materi yang kurang sesuai. Hasil Uji Keefektifan Hasil belajar aspek sikap meliputi sikap spiritual dan sosial. Hasil belajar sikap spiritual diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, sedangkan hasil belajar sikap sosial diperoleh nilai rata-rata sebesar 85. Hasil belajar aspek keterampilan diperoleh nilai rata-rata sebesar 85 Nilai ketuntasan belajar klasikal materi sistem ekskresi diperoleh sebesar 94 %. Hasil ini lebih tinggi dari perolehan nilai ketuntasan belajar klasikal materi sistem ekskresi pada tahun ajaran 2013/2014 sebesar 43 %. Peningkatan hasil belajar materi sistem ekskresi disebabkan karena sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing telah menuntun siswa memperoleh pemahaman konsep yang baik. Hasil penelitian Schlenker dalam Trianto (2007), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Pembelajaran inkuiri terbimbing akan meningkatkan keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa sehingga terbentuk konsep dalam pikiran siswa. Hasil Uji Kepraktisan Uji kepraktisan melibatkan sampel 5 siswa yang memberikan penilaian terhadap produk dengan mengisi angket kepraktisan yang telah diberikan. Berdasarkan angket yang telah diisi oleh siswa, diperoleh rerata hasil uji coba kepraktisan sebesar 95,26 % yang memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat praktis yang artinya perangkat pembelajaran yang dikembangkan menarik dan siswa mudah memahami materi sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan tahapan inkuiri terbimbing yang dapat mengembangkan potensi

10

siswa. Upaya menanamkan konsep, siswa tidak cukup hanya sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna dan menarik jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru (Trianto, 2007). Adanya media berupa video animasi juga mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik. Penggunaan gambar sebagai media lebih baik daripada hanya menggunakan verbal, namun penggunaan animasi jauh lebih baik dibandingkan hanya menggunakan gambar saja. Hal ini diungkapkan Bieber dalam Dahlqvist (2000) selanjutnya menyatakan dengan adanya animasi, pemahaman materi tentang sains pun akan lebih mudah. Animasi yang dilengkapi dengan narasi dan teks akan membuat siswa memiliki ketertarikan dalam mempelajari materi biologi (Adegoke, 2010).

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang pengembangan perangkat pembelajaran melalui model inkuiri terbimbing dengan pendekatan saintifik dapat disimpulkan bahwa, 1) hasil uji kelayakan memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran melalui model inkuiri terbimbing dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan telah layak untuk digunakan, 2) hasil uji kpraktisan memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran menarik dan siswa mudah memahami materi sistem ekskresi dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, 3) hasil uji keefektifan memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran

efektif

dalam

meningkatkan

hasil

belajar

biologi

aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan saran-saran adalah : 1)Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan lebih lanjut dapat dilakukan pada materi lain namun disesuaikan dengan kondisi siswa dan fasilitas sekolah, 2) Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan lebih lanjut dapat dilakukan menggunakan berbagai variasi model pembelajaran dengan tetap memperhatikan model yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 yaitu berbasis ilmiah

11

serta pencapaian hasil belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

DAFTAR RUJUKAN Adegoke, B, A. 2010. Integrating animations, narratives and textual information for improving Physics learning. (Online). Electronic Journal of Research in Educational Psychology. 10 (1) : 14-22, (http//www.investigationpsicopedagogica.com/revista/articulos/21/english/ Art_21_442.pdf), diakses 08 Agustus 2014. Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.Jakarta : Rineka Cipta. Dahlqvist, P.2000. Animation in Physics Learning, (Online), Physics Research and Journal, 9 (1): 21-32, (http://journal-physics.edu.au), diakses 08 Agustus 2014. Dick, W.C.L. & Carey, J.O. 1996. The Systematic Design Of Instruction. USA: Addison-Wesley Educational Publisher Inc. Fahri. 2012. Lembar Kerja Siswa (LKS), (Online), (http://Fahri13.academia.edu/favicon.ico), diakses 5 Desember 2014. Gulo.W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

12