1 PENGGUNAAN METODE MENYANYI BAHASA JERMAN

Download bahasa Jerman dan hasilnya pada pembelajaran bahasa Jerman di SMA Laboratorium. UM Malang. Data penelitian ini adalah motivasi belajar sisw...

0 downloads 505 Views 277KB Size
PENGGUNAAN METODE MENYANYI BAHASA JERMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI KELAS X-3 SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Ufin Juni Muji Listyowati Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengunaan metode menyanyi bahasa Jerman dan hasilnya pada pembelajaran bahasa Jerman di SMA Laboratorium UM Malang. Data penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode menyanyi bahasa Jerman. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan temuan penelitian didapatkan hasil bahwa penggunaan metode menyanyi bahasa Jerman dapat membuat siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa mendapat tambahan kosakata baru dan dapat mengenal lagu-lagu bahasa Jerman. Kata kunci: metode menyanyi bahasa Jerman, motivasi ABSTRACT: The research aims to describe German singing method and its result on their learning process at Laboratory Senior High School State University of Malang. The data in this study is students' learning motivation to use the singing method of German.The analytical techniques used is a qualitative descriptive analysis techniques. Based on research findings it can be showed that the application of German singing method can the subjects increase their learning spirit, improve the student’s enthusiasm and they learn more active in the classroom. The method can provide additional vocabularies and support the student’s understanding towards German language material. Keywords: singing method, German songs, learning motivation

Bahasa asing merupakan bahasa yang memiliki peranan penting dalam komunikasi internasional. Bahasa asing yang sudah diterapkan di setiap sekolah menengah atas adalah bahasa Jerman. Salah satu sekolah di Malang yang mengajarkan bahasa Jerman adalah SMA Laboratorium UM. Bahasa Jerman memiliki 4 keterampilan yang harus dikuasai siswa, antara lain: mendengar, membaca, menulis, dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut dapat membantu siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik. Namun, ketika mempelajari bahasa Jerman, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi bahasa Jerman, sehingga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Berdasarkan nilai UTS kelas X-3 pada semester ganjil, nilai rata-rata siswa masih dibawah 75. Hampir sebagian siswa kelas X-3 mendapatkan nilai dibawah 75 yang setidaknya nilai 75 tersebut adalah nilai standar ketuntasan minimal (SKM). Selain itu, peneliti menemukan beberapa permasalahan belajar yang lain yaitu kurangnya variasi metode pembelajaran guru yang digunakan di kelas. Hal ini dapat membuat siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat belajar bahasa Jerman. Berdasarkan pengamatan peneliti, hanya

1

2

beberapa siswa yang aktif di kelas, misalnya aktif mengajukan pertanyaan, rajin mengumpulkan tugas dari guru dengan tepat waktu, dan lain sebagainya. Sedangkan siswa yang lain pasif, malas dan selalu terlambat mengumpulkan tugas dari guru. Hal tersebut akan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi siswa. Berdasarkan contoh permasalahan diatas, solusi agar dapat menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman, diupayakan oleh peneliti untuk mencari alternatif metode lain yang dapat memotivasi siswa agar semangat belajar bahasa Jerman, meningkatkan antusiasme dan keaktifan siswa. Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan peneliti di kelas adalah metode menyanyi bahasa Jerman. Metode menyanyi bahasa Jerman merupakan metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cara bernyanyi di kelas. Metode menyanyi yang diterapkan peneliti bertujuan untuk menghibur, menghilangkan rasa kejenuhan siswa terhadap pelajaran, meningkatkan motivasi atau semangat belajar siswa di kelas, dan membantu siswa memahami materi bahasa Jerman. Diharapkan dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman, siswa akan lebih aktif di kelas, termotivasi untuk belajar bahasa Jerman, tidak merasa kejenuhan ketika belajar bahasa Jerman, dapat membantu siswa memahami materi-materi bahasa Jerman, memberi tambahan kosakata baru dan meningkatkan prestasi siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi belajar siswa kelas X-3 dengan menggunakan metode menyanyi bahasa Jerman yang diterapkan di kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang dan bagaimana hasil dari penggunaan metode menyanyi bahasa Jerman yang diterapkan di kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan motivasi belajar siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan mengunakan metode menyanyi bahasa Jerman dan hasilnya pada pembelajaran bahasa Jerman di SMA Laboratorium UM Malang. Penelitian ini memiliki teori-teori yang berkaitan antara lain: metode pembelajaran. Menurut Sutikno (2009:88) metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan peneliti adalah metode menyanyi. Metode menyanyi adalah metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang dinyanyikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tantranurandi (2008:31) yang mengungkapkan bahwa metode bernyanyi merupakan suatu metode yang melafadzkan suatu kata/ kalimat yang dinyanyikan. Terdapat manfaat dari metode menyanyi yaitu membantu mencapai kemampuan dalam pengembangan daya pikir, membantu menyalurkan emosi seperti senang atau sedih melalui isi syair lagu/nyanyian, dan membantu menambah perbendaharaan kata baru melalui syair lagu/nyanyian (Supriadi, 2003:96) . Selain metode menyanyi memiliki manfaat yang penting bagi siswa, metode ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode menyanyi yaitu

3

mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa. Disamping itu, metode menyanyi dapat membangkitkan semangat kegairahan belajar para siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing, serta mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat (Masykur, 2004:69). Sedangkan kelemahan metode menyanyi adalah siswa ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk belajar, siswa harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan, dan apabila kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan, dan metode ini tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif (Masykur, 2004:74). Tidak selalu metode pembelajaran, misal metode menyanyi yang diterapkan di kelas besar kurang efektif seperti halnya pendapat Usman (2003:97) menyatakan bahwa selama guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan di kelas, menguasai teknik-teknik dan materi pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar dan membuat belajar lebih menarik, mempertahankan kondisi kelas, dan menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar siswa, metode pembelajaran yang diterapkan pendidik diruang besar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Namun, dengan menerapkan metode yang bervariasi yaitu metode menyanyi, siswa akan bersemangat dan termotivasi untuk belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu untuk belajar (Koeswara, 1989:80). Agar dapat mencapai prestasi yang baik, siswa memerlukan dorongan/motivasi untuk belajar. Motivasi belajar menurut Sardiman (2005:75) adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Oleh karena itu, motivasi belajar sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa Jerman, ditekankan untuk siswa agar belajar aktif dan terampil. Pembelajaran bahasa Jerman di SMA Laboratorium UM Malang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Materi pembelajaran bahasa Jerman di SMA Laboratorium UM Malang disesuaikan dengan SK ( Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) yang tertuang di KTSP. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi awal berbahasa Jerman, yang mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara sederhana. Dalam penerapan kurikulum KTSP, guru Bahasa Jerman di SMA Laboratorium UM Malang menekankan siswa untuk berperan aktif di kelas, menuntut siswa untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran bahasa Jerman. Adapun mata pelajaran bahasa Jerman yang diterapkan di SMA Laboratorium UM Malang terdiri

4

dari bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sehari-hari, hobi, dan wisata. METODE Pendekatan dan jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Penggunaan Metode Menyanyi Bahasa Jerman dalam Pembelajaran bahasa Jerman di Kelas X-3 SMA Laboratorium Universistas Negeri Malang,” maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan metode menyanyi bahasa Jerman di kelas X-3 di SMA Laboratorium UM Malang dan hasil setelah menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman pada pembelajaran bahasa Jerman. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang. Namun, tidak semua siswa dapat menjadi subjek penelitian. Pada saat penelitian dilakukan, terdapat dua siswa yang tidak dapat hadir mengikuti pembelajaran sehingga jumlah siswa adalah 37 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Laboratorium UM Malang. Instrumen yang digunakan peneliti berupa hasil observasi, hasil angket, hasil wawancara, dan hasil tes siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara, dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data dari hasil observasi, angket, wawancara, dan tes akan dijabarkan secara deskriptif. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka temuan dalam penelitian ini perlu dicek kebenarannya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalan teknik triangulasi. Untuk mengecek keabsahan temuan dalam penelitian ini, peneliti berdiskusi dengan salah satu dosen Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan menemukan topik penelitian, memilih lokasi penelitian, memilih strategi untuk melaksanakan penelitian, merancang penulisan proposal, pengambilan subjek penelitian, pengumpulan data, dan laporan tertulis berupa skripsi. HASIL Pada bagian ini dipaparkan data yang telah didapatkan peneliti dari hasil observasi, angket, wawancara dan tes siswa. Hasil Observasi Siswa a. Pertemuan Pertama Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dapat diketahui bahwa seluruh siswa antusias menerima kehadiran guru di kelas. Selain itu, pada saat pembagian kelompok dilakukan siswa lebih semangat, aktif berdiskusi, saling

5

bertukar pendapat antar teman. Dengan demikian, siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Jerman. Namun, terdapat kelemahan siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Jerman yang disebabkan faktor jam pelajaran di siang hari sehingga sebagian siswa merasa lelah, jenuh, mengantuk, dan tidak bersemangat mengikuti pelajaran. Disamping itu, ketika guru memberi tanya jawab di awal pembelajaran, hanya sebagian siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang lain lupa akan materi yang sudah diajarkan sebelumnya dan ramai dengan teman sebangkunya. b. Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa seluruh siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan mampu menjawab pertanyaan guru ketika guru menjelaskan kembali mengenai materi yang sudah dibahas minggu sebelumnya yaitu Schule dengan struktur unbestimmter Artikel dan Negation melalui tanya jawab. Pada saat pembelajaran berlangsung dengan diterapkannya metode menyanyi bahasa Jerman, seluruh siswa senang dan bersemangat mengikuti pelajaran bahasa Jerman. Namun, ketika guru memberikan tugas kelompok, sebagian siswa tidak merespon tugas yang diberikan guru dikarenakan siswa tersebut ramai dengan teman sebangkunya. Pada saat kelompok dibentuk, seluruh siswa terlihat lebih aktif berdiskusi dan kompak ketika mengerjakan tugas dari guru. Dengan demikian, peran guru sebagai motivator belajar siswa sangatlah penting. Hasil Angket Siswa Berdasarkan hasil angket siswa, ditunjukkan bahwa 68% atau 25 siswa menyatakan metode menyanyi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebanyak 70% atau 26 siswa dapat diketahui bahwa dengan menerapkan metode menyanyi di kelas, siswa dapat memahami materi bahasa Jerman, mendapat kosakata baru, tidak merasa jenuh ketika mengikuti pelajaran, prestasi siswa mengalami peningkatan dibanding sebelum menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman dan 73% atau 27 siswa menyatakan bahwa metode menyanyi bahasa Jerman dapat membuat siswa lebih termotivasi, aktif dan semangat untuk belajar bahasa Jerman. Hasil Wawancara Siswa Berdasarkan hasil wawancara siswa, ditunjukkan bahwa keempat siswa yang sudah diwawancara menyatakan metode menyanyi bahasa Jerman dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa di kelas. Namun, terdapat salah satu siswa yang tergolong aktif bernama HRY, berpendapat bahwa metode menyanyi ini kurang meningkatkan semangat belajar, dikarenakan metode tersebut hanya berpusat pada aspek kognitif saja tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk kreatif. Selain itu, kelima siswa yang tergolong tiga siswa aktif bernama DNA, HRY dan TRA dan dua siswa kurang aktif bernama DNY dan HRM menyatakan bahwa

6

mereka senang dengan metode menyanyi, karena metode ini mampu memberikan kesempatan siswa untuk berekspresi, siswa dapat santai mengikuti pelajaran dan tidak merasakan kejenuhan di kelas. Setelah metode menyanyi bahasa Jerman diterapkan di kelas, yang didapat dari siswa yang diwawancara mengenai metode tersebut adalah dua siswa aktif bernama DNA dan TRA berpendapat bahwa mereka mendapat tambahan kosa kata baru. Selain itu, dua kelompok siswa kurang aktif bernama DNY dan HRM menyatakan bahwa setelah menyanyi bahasa Jerman, mereka mengetahui lagu khas Jerman meskipun tidak paham mengenai arti lagu tersebut dan satu siswa tergolong aktif bernama HRY menyatakan bahwa setelah menyanyi bahasa Jerman dia dapat memahami materi-materi bahasa Jerman. Hasil Tes Siswa a. Penelitian pertama 1. Hasil tes siswa dalam menentukan unbestimmter Artikel dan Negation 1 pada tema Schule (Gegenstände in der Schule) . Hasil tes siswa dengan tes menentukan struktur unbestimmter Artikel dan Negation 1 menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan unbestimmter Artikel dan Negation pada tema Schule. Dari ke - 37 siswa yang dapat menentukan unbestimmter Artikel dan Negation 1 dengan benar sebanyak 92% atau 34 siswa. Namun, terdapat 3 siswa yang masih melakukan kesalahan dalam menentukan unbestimmter Artikel dan Negation. Misalnya: pada struktur pertanyaan unbestimmter Artikel” Ist das eine Tasche? Jawaban yang salah dari salah satu siswa bernama ANR adalah Nein, das ist kein Tasche sondern ein buche. Jawaban yang benar adalah Nein, das keine Tasche sondern ein Wörterbuch. 2. Menyusun kalimat lagu yang berjudul Wir sind am besten pada tema kennen lernen Tes menyimak lagu dengan tema kennen lernen yang berjudul Wir sind am besten menunjukkan bahwa dari ke - 37 siswa yang dapat menyusun kalimat lagu berjudul Wir sind am besten dengan benar sebanyak 81% atau 30 siswa. Sedangkan beberapa siswa yang lain masih terdapat kesalahan dalam menyusun kalimat dari lagu tersebut. Misalnya, pada acakan kalimat lagu möchten-alle-sie-gruβen-Wir. Dari contoh kalimat lagu yang belum tersusun secara tepat, salah satu siswa bernama TRA dapat menjawab susunan kalimat lagu tersebut dengan benar.Jawaban dari TRA adalah Wir möchten sie alle gruβen. Sedangkan jawaban yang salah dari siswa bernama AYD adalah Wir gruβen sie alle möchten. Jawaban yang benar pada acakan kalimat tersebut adalah Wir möchten sie alle gruβen yang merupakan hasil jawaban dari salah satu siswa bernama TRA.

7

3. Lückentext ( Mengisi kata-kata rumpang dalam kalimat teks lagu yang berjudul Ich geh’noch zur Schule pada tema Schule). Tes menyimak lagu bertema Schule yang berjudul Ich geh’ noch zur Schule berupa teks rumpang dapat dijawab oleh seluruh siswa. Namun, dari keseluruhan siswa terdapat 72% atau 27 siswa yang dapat menjawab teks rumpang dengan jawaban semua benar. Beberapa siswa yang lain masih terdapat 1-2 kesalahan pada saat mengisi teks rumpang dari lagu tersebut. Misalnya, pada kalimat lagu Eine Hauptrolle für mich…..(frei, freut, fragen). Dari contoh kalimat lagu diatas, siswa yang dapat menjawab teks rumpang dengan benar adalah CKA. Jawaban dari siswa yang bernama CKA adalah Eine Hauptrolle für mich frei. Sedangkan jawaban yang salah dari siswa bernama CDY adalah Eine Hauptrolle für mich freut. Jawaban yang benar adalah Eine Hauptrolle für mich frei yang merupakan hasil jawaban dari salah satu siswa bernama CKA. 4. Hasil tes siswa dalam bentuk Zettel yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation pada teks lagu yang berjudul Ich geh’ noch zur Schule yang bertemakan Schule. Tes menulis 5 contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation pada Zettel dengan sub topik Gegenstände in der Schule menunjukkan bahwa dari ke -37 siswa yang dapat menulis 5 contoh kalimat dengan memiliki struktur unbestimmterArtikel dan Negation pada lagu yang berjudul Ich geh’ noch zur Schule dengan benar sebanyak 97% atau 36 siswa dan terdapat satu siswa masih mengalami kebingungan dalam menulis kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation dari teks lagu yang sudah disediakan sebelumnya. Misalnya, contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation dari lagu Ich geh’ noch zur Schule adalah Und ich würde ein groβer Star. Salah satu siswa bernama RNA dapat menuliskan jawabannya seperti contoh jawaban diatas yaitu Und ich würde ein groβer Star. Sedangkan jawaban yang salah dari siswa bernama HLA adalah Er versprach mir das Blaue vom Himmel. Jawaban yang benar adalah Und ich würde ein groβer Star, yang merupakan jawaban yang sama dengan hasil jawaban dari siswa bernama RNA. b. Pada penelitian kedua 1. Hasil tes siswa dalam menentukan unbestimmter Artikel dan Negation 2 Tes menentukan unbestimmter Artikel dan Negation 2 menunjukkan bahwa dari ke -37 siswa, dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa telah mendapat hasil tes yang baik dan dikategorikan nilai tersebut tuntas dalam menentukan struktur unbestimmter Artikel dan Negation 2. Namun, terdapat beberapa siswa yang masih melakukan 1-2 kesalahan dalam menentukan unbestimmter Artikel dan Negation. Misalnya, di lembar kerja siswa terdapat gambar satu kursi. Salah satu siswa bernama FNA dapat menentukan struktur unbestimmter Artikel dari benda tersebut dengan benar. Jawaban dari FNA adalah Das ist ein Stuhl. Sedangkan jawaban dari

8

siswa yang salah bernama RGT adalah Das ist ein Sthul. Jawaban yang benar adalah Das ist ein Stuhl yang merupakan jawaban dari siswa FNA.

2.Menyusun kalimat lagu yang disusun secara acak dengan memberi nomor secara urut pada lagu yang berjudul und Sie, was machen Sie yang bertemakan kennen lernen. Tes menyusun kalimat lagu yang berjudul Und Sie, was machen Sie menunjukkan bahwa dari ke-37 siswa, seluruh siswa dapat menyusun kalimat lagu dengan benar. Namun, terdapat beberapa siswa yang masih melakukan 1-2 kesalahan dalam menyusun acakan kalimat lagu dengan memberi nomor. Siswa yang salah meletakkan nomor urutan lagu tersebut bernama INS. Misalnya, pada kalimat lagu Wir essen und trinken. Was so ihr fehlt. Siswa yang bernama INS meletakkan kalimat lagu Wir essen und trinken. Was so ihr fehlt dengan nomor 27. Jawaban yang benar pada nomor 27 adalah Wir kommen aus allen Ländern der Welt yang merupakan jawaban dari siswa bernama FRD. Temuan Penelitian Dalam penelitian kegiatan pembelajaran bahasa Jerman dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman, peneliti menemukan beberapa hal yang perlu kiranya menjadi perhatian dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini terkait dengan penggunaan metode menyanyi bahasa Jerman yaitu: 1. Beberapa siswa masih menganggap bahwa lagu Jerman adalah hal yang baru sehingga siswa masih mengalami kesulitan ketika memahami kosa kata yang terdapat pada teks lagu tersebut. Oleh karena itu, guru memberikan metode menyanyi bahasa Jerman agar siswa mendapat tambahan kosakata baru dan mengenal lagu-lagu Jerman. 2. Pada saat tes menyimak lagu yang berjudul Wir sind am besten selesai, terdapat beberapa siswa menyontek hasil pekerjaan teman sebangkunya. Hal ini disebabkan siswa tersebut kurang memiliki persiapan ketika menghadapi tes yang diberikan guru. Pada saat itu, guru memberikan waktu 5 menit kepada beberapa siswa tersebut untuk mengerjakan sendiri. 3. Ketika guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berjudul Und Sie, was machen Sie di akhir pembelajaran, beberapa siswa tidak antusias bernyanyi melainkan mereka ramai dengan teman sebangkunya. Hal ini disebabkan karena mereka bosan dengan intonasi lagu yang sulit dan lirik lagu terlalu panjang. Pada saat itu guru berusaha memberi semangat kepada mereka agar antusias bernyanyi.

9

PEMBAHASAN

Penerapan Metode Menyanyi Bahasa Jerman Dari seluruh data yang terkumpul ditunjukkan bahwa dengan diterapkan metode menyanyi bahasa Jerman di kelas, siswa lebih antusias, aktif ketika mengikuti pembelajaran bahasa Jerman dan dapat memahami materi bahasa Jerman pada struktur unbestimmter Artikel dan Negation. Hal ini disebabkan cara dan usaha guru sebagai motivator ketika mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran yang lain sehingga timbul motivasi dari dalam diri siswa untuk semangat belajar. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2009:127) bahwa peranan utama guru sebagai motivator yang didukung oleh peranan-peranan minor lainnya yaitu di mana guru dapat mendorong murid-muridnya untuk berpikir. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa hampir seluruh siswa dapat menentukan struktur unbestimmter Artikel dan Negation dengan benar. Misalnya siswa diminta untuk menyebutkan pertanyaan dengan menggunakan struktur unbestimmter Artikel yaitu Ist das ein Tisch, Ist das ein Bleistift, Ist das eine Lampe. Namun, terdapat salah satu siswa yang salah menyebutkan unbestimmter Artikel misalnya, Ist das ist eine Buch. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut masih mengalami kebingungan dalam menentukan artikel dari benda yang akan disebutkan. Selain itu, kesalahan yang sering dilakukan siswa pada saat mengerjakan tugas dari guru dalam menentukan struktur unbestimmter Artikel dan Negation adalah kesalahan dalam penulisan kata benda (Nomen) dan menentukan unbestimmter Artikel dari benda tersebut. Misalnya: kesalahan dalam penulisan kata benda yaitu “ Das ist ein Woterbook.”Jawaban yang seharusnya benar adalah “ Das ist ein Wörterbuch.” Sedangkan kesalahan dalam menentukan unbestimmter Artikel yaitu “Das ist ein Schuluniform.” Jawaban yang seharusnya benar adalah “Das ist eine Schuluniform.” Kesalahan ini disebakan karena siswa kurang teliti dalam penulisan kata benda dan menentukan Artikel, sehingga dapat mengurangi nilai siswa. Untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa mengenai sub materi yang sudah diajarkan yaitu mengenai struktur unbestimmter Artikel dan Negation, siswa diminta guru untuk menuliskan contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation dari teks lagu Ich geh’noch zur Schule. Pada saat hasil pekerjaan siswa dibahas bersama, terdapat beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan dalam menentukan unbestimmter Artikel dan Negation. Beberapa siswa masih kurang paham ketika menuliskan contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation, misalnya Er versprach mir das Blaue vom Himmel. Jawaban yang ditulis siswa tersebut tidak memiliki struktur unbestimmter Artikel. Jawaban yang seharusnya benar adalah Und ich wurde ein groβer Star. Pada saat refleksi guru bertanya kepada siswa mengenai suatu benda yang ditunjuk dengan menggunakan unbestimmter Artikel dan siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan Negation, misalnya dalam bentuk

10

Singular “Ist das ein Bleistift? Nein, das ist kein Bleistift sondern der Kugelschreiber.” Sedangkan bentuk Plural yaitu “Sind die Lineale? Nein, das sind keine Lineale sondern eine Landkarten. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman selama pembelajaran, dapat membantu siswa memahami materi bahasa Jerman, membuat siswa menjadi lebih aktif, antusias dan bersemangat mengikuti pelajaran di kelas dan apabila pembelajaran bahasa Jerman lebih sering menerapkan metode menyanyi, siswa akan merasa senang dan tidak bosan di kelas, meskipun terdapat kelemahan-kelemahan dari metode menyanyi yang diterapkan di kelas. Hasil Tes Siswa setelah Menggunakan Metode Menyanyi Bahasa Jerman Setelah diterapkan metode menyanyi bahasa Jerman, dapat diketahui dari hasil tes siswa kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang baik tes mengenai struktur unbestimmter Artikel dan Negation serta tes dengan menggunakan metode menyanyi bahasa Jerman, bahwa nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai nilai SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah. Nilai Standar Ketuntasan Minimal yang ditentukan sekolah adalah 75. Tes pertama yang dibuat peneliti terdiri dari tes dengan struktur unbestimmter Artikel dan Negation, tes menyimak lagu yang berjudul Wir sind am besten dan Ich geh’ noch zur Schule, dan tes Zettel dengan menuliskan 5 contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation dari teks lagu Ich geh’ noch zur Schule. Hasil rata-rata kelas pada tes pertama untuk menyimak lagu Wir sind am besten dapat dikategorikan baik. Begitu pula tes mengenai struktur unbestimmter Artikel serta Negation juga dapat dikategorikan baik. Sedangkan untuk tes menyimak lagu Ich geh’ noch zur Schule dan tes Zettel dengan menuliskan 5 contoh kalimat yang memiliki struktur unbestimmter Artikel dan Negation dapat dikategorikan sangat baik. Sedangkan tes kedua, untuk hasil rata-rata kelas mengenai struktur unbestimmter Artikel dan Negation 2 serta tes menyimak lagu Und Sie, was machen Sie dapat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai hasil tes siswa setelah diterapkan metode menyanyi bahasa Jerman, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang sudah mencapai nilai standar ketuntasan minimal. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menyanyi Bahasa Jerman dalam Pembelajaran Bahasa Jerman Penerapan metode menyanyi bahasa Jerman dalam pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan pembelajaran bahasa Jerman berjalan dengan baik ketika menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman.

11

2. Dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman, siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran bahasa Jerman di kelas. 3. Metode menyanyi bahasa Jerman dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dorongan kepada siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik.. 4. Metode menyanyi bahasa Jerman dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa sehingga siswa memperoleh hasil yang baik. Selain metode menyanyi memiliki kelebihan, metode menyanyi tersebut juga memiliki kelemahan yaitu: 1. Metode menyanyi ini hanya berpusat pada nilai kognitif saja tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk kreatif. 2. Metode menyanyi juga membutuhkan persiapan yang matang dalam menyimak lagu yang dinyanyikan guru di depan kelas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X-3 SMA Laboratorium UM Malang dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode menyanyi bahasa Jerman merupakan metode pembelajaran yang jarang diterapkan di SMA Laboratorium UM Malang. Metode menyanyi bahasa Jerman adalah metode pembelajaran yang dipakai guru di kelas dengan cara menyanyikan beberapa lagu. Guru memberikan metode menyanyi bahasa Jerman, dikarenakan metode menyanyi bahasa Jerman dapat memberi semangat dan motivasi belajar kepada siswa. Pada saat pembelajaran bahasa Jerman menggunakan metode menyanyi, kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik dan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode menyanyi bahasa Jerman yang diterapkan guru di awal dan akhir pembelajaran, sehingga siswa tidak terlalu tegang dan aktif untuk mengikuti pelajaran. Selain itu, metode ini juga dapat memberikan semangat kepada siswa, memotivasi siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik dan membantu siswa memahami materi bahasa Jerman khususnya pada struktur unbestimmter Artikel dan Negation yang bertemakan Schule. Setelah menerapkan metode menyanyi di kelas, hasil tes siswa kelas X-3 telah mampu memenuhi kriteria penilaian SKM (Standar Ketuntasan Minimal). Dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman di kelas, siswa dapat mengetahui lagulagu bahasa Jerman, mendapat tambahan kosakata baru, membantu siswa memahami materi bahasa Jerman khususnya pada struktur unbestimmter Artikel dan Negation yang bertemakan Schule, siswa menjadi lebih termotivasi, aktif ketika mengikuti pembelajaran dan kemampuan siswa menjadi lebih baik dibandingkan dengan kemampuan siswa sebelum menggunakan metode menyanyi bahasa Jerman.

12

Saran Berkaitan dengan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran. Saransaran tersebut adalah sebagai berikut. Pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap antusiasme siswa di kelas. Disarankan kepada guru untuk dapat menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman dalam pembelajaran agar dapat merangsang keaktifan siswa di kelas dan siswa lebih semangat untuk belajar bahasa Jerman. Selain itu, guru bahasa Jerman hendaknya menjadi motivator bagi siswa, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajarnya. Siswa diharapkan agar lebih serius dan memperhatikan pembelajaran bahasa Jerman yang sedang berlangsung. Siswa juga hendaknya semakin meningkatkan semangat belajar dan mengkomunikasikan masalah pembelajaran dengan guru bahasa Jerman yang memiliki kaitan dengan motivasi. Dengan demikian, siswa akan mampu dan mudah menerima materi pelajaran bahasa Jerman. Kepada peneliti yang akan datang, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai motivasi siswa terhadap pembelajaran bahasa Jerman. Lagu yang digunakan dalam penelitian ini sudah dikenal dan dipelajari siswa. Sebaiknya, lagu diciptakan khusus untuk pembelajaran bahasa Jerman di kelas dan dapat dikembangkan oleh peneliti lain yang meneliti tema serupa dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Hamalik Oemar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.Bandung: Sinar Baru Algensindo. Koeswara, E. 1989. Motivasi. Bandung: Angkasa. Masykur, Kadim. 2004. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Sains. Malang: Universitas Negeri Malang. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Supriadi, Dedi. 2003. Aktivitas Mengajar Anak TK. Bandung: Katarsis. Sutikno, M. Sobry. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Tantranurandi. 2008. Pembelajaran Menghapal Dengan Singing Method. (Online) singing-method. Usman, M.U. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.