1 PERANAN PANTI ASUHAN DALAM MEMBINA MORAL

Download Hasil penelitiaan ini antara lain (1) peranan. Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam pembinaan moral anak asuh dengan mengambil peran sebagai...

0 downloads 530 Views 307KB Size
PERANAN PANTI ASUHAN DALAM MEMBINA MORAL ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN ROUDLATUL JANNAH SELOPURO- BLITAR THE ROLE ORPHANAGE IN BUILDING CHILDREN’S MORAL AT ROUDLATUL JANNAH ORPHANAGE, SELOPUROBLITAR Restu Rina Tri Lestari* Arbaiyah Prantiasih** Nuruddin Hady**

*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, E-mail: [email protected] **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, Jalan Semarang 5 Malang 65145

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran panti asuhan dalam membina moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini menggunakan sumber data primer yakni ketua panti asuhan, pengasuh,anak asuh, dan masyarakat sekitar panti asuhan. Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi dan observasi sebagai sumber data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitiaan ini antara lain (1) peranan Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam pembinaan moral anak asuh dengan mengambil peran sebagai orang tua. Peran ini didukung dengan pemberlakuan reward and punishment serta teladan yang baik kepada anak asuh. (2) Program yang diberikan untuk pembinaan moral anak asuh antara lain yaitu (a) peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) peningkatan sikap disiplin, (c) peningkatan sikap sopan santun, (d) penanaman sikap jujur, (e) penanaman sikap mandiri dan (f) pembiasaan tolong menolong. (3) Hambatan yang timbul ketika melakukan pembinaan moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (a) kurangnya sikap sadar hukum anak asuh, (b) latar belakang anak asuh sebelum masuk panti yang heterogen sehingga sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan Panti Asuhan Roudlatul Jannah yang bernuansa

1

2

agama, dan (c) kurangnya pemantauan saat mereka berada di sekolah. (4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam pembinaan moral anak asuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (a) bersikap sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moral, (b) memberikan konseling melalui terapi spiritual dan (c) Panti Asuhan Roudlatul Jannah mempunyai kebijakan untuk membuat tempat pendidikan formal di dalam panti, sehingga mempermudah melakukan pemantauan aktivitas anak asuh, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina Putra Bangsa. Kata Kunci: panti asuhan, pembinaan moral, anak asuh. ABSTRACT: This study aimed to describe the role of the orphanages in foster care to foster morale in Roudlatul Jannah Orphanage Selopuro- Blitar This study used descriptive qualitative research methods. Sources of research data using the primary data source orphanage chief, caretaker, foster children, and the community surrounding the orphanage. This study also uses documentation and observation as a source of secondary data. The data was collected by using the techniques of interview, observation and documentation. Penelitiaan results include (1) the role of Roudlatul Jannah Orphanage children in foster moral development by taking role as parents. This role is supported by the implementation of reward and punishment as well as a good example to foster children. (2) This program is provided to foster children's moral development, among others, (a) an increase in devotion to God Almighty, (b) an increase in discipline, (c) increased politeness, (d) planting honest attitude, (e) planting independent attitude and (f) habituation please help. (3) barriers that arise when making moral development in Roudlatul Jannah Orphanage, among others, (a) lack of litigious attitudes foster care, (b) background before entering foster care homes are heterogeneous making it difficult to adapt to the environment that Roudlatul Jannah Orphanage nuanced religion, and (c) the lack of monitoring while they are in school. (4) Efforts are being made to overcome the obstacles in the moral development of foster children Roudlatul Jannah Orphanage among others: (a) be patient and painstaking in making moral development, (b) provide counseling and spiritual therapy through, and (c) Orphanage Roudlatul Jannah policy is to create a place of formal education in the home, making it easier to monitor activity in foster care, for now there is formal education early childhood Bina Putra Bangsa. Keywords: orphanages, moral development, foster children. Sejak dalam kandungan seorang anak sudah mempunyai hak. Untuk itulah di Negara Indonesia terdapat undang- undang khusus yang mengatur hak anak

3

yaitu Undang- Undang No. 23 tahun 2002. Seorang anak merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilindungi dan dijunjung tinggi haknya baik oleh pihak keluarga, masyarakat maupun negara. Selain sebagai masa depan orang tuannya, seorang anak merupakan bagian dari generasi penerus bangsa.Mengingat era globalisasi yang melanda negara Indonesia rentan dengan pengaruh negatif budaya barat yang menyebabkan kemosrotan moral yang mulai menyimpang dari peraturan- peraturan maupun adat ketimuran yang sudah menjadi identitas bangsa Indonesia.Untuk melawan terjadinya kemrosotan moral masyarakat Indonesia perlu dipersiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara moral. menurut Webster’s New World Dictionary of the American Language dalam Haricayono (1994: 221) moral adalah sesuatu yang berkaitan, atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salahnya suatu tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang sesuai atau bisa diterima di dalam masyarakat. Bertens (1994: 7) berpendapat bahwa moral merupakan nilai- nilai dan norma- norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Pengajaran pendidikan moral berlangsung dalam segala wahana dan waktu, jadi tidak hanya terjadi di kelas/ sekolah, tetapi juga berlangsung di luar kelas, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat dimana inividu yang bersangkutan hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu sinergi antara ketiga wahana tersebut sangat diperlukan, bahkan merupakan suatu keharusan guna keberhasilan dan kebermaknaan penididikan moral yang dilaksanakan (Rochmadi 2001:54). Sehingga dapat dikatakan bahwa pembentukan moral seseorang tidak cukup hanya melalui pendidikan formal saja akan tetapi dalam hal ini keluarga juga mempunyai peranan penting. Tetapi pada kenyataanya tidak semua anak mendapatkan pendampingan pihak keluarga khususnya orang tua dalam pembinaan moralnya. Panti sosial asuhan anak adalah panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar (Depertemen Sosial Republik Indonesia, 2004: 5). Secara umum panti sosial asuhan anak atau yang lebih dikenal dengan panti asuhan bertugas menggantikan kewajiban keluarga ataupun moral termasuk

4

dalam hal melakukan pembinaan moral kepada anak asuhnya. Mengingat latar belakang anak asuh yang berbeda- beda ketika masuk ke dalam sebuah panti asuhan, untuk itu pihak masing- masing panti asuhan sudah barang tentu mempunyai kebijakan maupun cara sendiri dalam berperan dan bertugas sebagai pengganti orang tua terlebih dalam hal moral. Dalam menggantikan kewajiban orang tua dalam mengasuh maupun membina moral anak asuhnya, menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004: 11) harus melakukan minimal tujuh bimbingan diantaranya (1) bimbingan fisik dan kesehatan, (2) bimbingan mental dan psikososial, (3) bimbingan sosial, (4) bimbingan pelatihan ketrampilan, (5) bimbingan individu, (6) bimbingan kelompok, dan (7) penyiapan lingkungan sosial. Biasanya dalam melaksanakan bimbingan kepada anak asuhnya sebuah panti asuhan mempunyai kebijakan sendiri seperti dibentuk dalam programprogram. Secara umum pembinaan moral merupakan salah satu cara untuk membantu berjalannya perkembangan moral seseorang. Menurut Albert Bandura dalam

proses

perkembangan

perlunya conditioning/

sosial

pembiasaan

dan

merespons

moral

ditekankan

dan imitation/

pada

peniruan

(psychologimania.com) Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam membina moral anak asuhnya, program pembinaan moral yang diberikan Panti Asuhan Roudlatul Jannah kepada anak asuhnya, faktor yang menghambat pelaksanaan pembinaan moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar, dan upaya pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah mengatasi hambatan- hambatan dalam pelaksanaan pembinaan moral.

METODE PENELITIAN Penelitian tentang peranan panti asuhan dalam membina moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi dari kebijakan yang dilakukan Panti Asuhan Roudlatul Jannah untuk berperan sebagai pengganti orang tua anak asuh khususnya dalam hal pembinaan moral.

5

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat penting, karena peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisis, menyimpulkan dan melaporkan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jalan Ahmad Yani No.04 RT 03 RW 03 Desa Selopuro Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Pemilihan lokasi di sekolah tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain panti tersebut merupakan panti asuhan yang pertama didirikan di daerah ini serta mempunyai banyak meraih prestasi baik dibidang akademik dan non akademik. . Untuk menggali informasi guna mencari data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, teknik observasi, dan studi dokumentasi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu pedoman wawancara, panduan observasi, dan panduan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan skunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain ketua selaku penanggung jawab penyelenggaraan panti asuhan, pengasuh, anak asuh, serta masyarakat sekitar panti asuhan dan hasil observasi kegiatan di Panti Asuhan roudlaul Jannah. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil studi dokumentasi, serta pendokumentasian saat observasi berlangsung. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan observasi, wawancara dengan informan, dan di dukung dengan studi dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian menggunakan analisis model interaktif milik Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:92) yang terbagi dalam empat tahapan yaitu, tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengecekan keabsahan data untuk memperoleh data yang valid, yaitu dengan meningkatkan ketekunan

dalam

melakukan

pengamatan

secara

lebih

berkesinambungan dan menggunakan teknik triangulasi

cermat

dan

sumber yakni

membandingkan berbagai data dari beberapa narasumber yang berbeda.

6

HASIL Peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Dalam Membina Moral Anak Asuh Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka didapatkan data mengenai peran pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam melakukan tanggung jawab sebagai orang tua anak asuh khususnya dalam hal moral panti ini mempunyai kebijakan yaitu berperan sebagai orang tua anak asuh yang sebenarnya. Dalam berperan sebagai orang tua khususnya dalam pembinaan moral terhadap anak asuh, pihak panti ini memberlakukan reward and punishment dengan tujuan agar anak asuh bersemangat untuk melakukan hal yang mengahsilkan reward dan menghindari untuk melakukan hal yang menimbulkan punishment atau hukuman. Dalam melakukan pembinaan moral anak asuh pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk senantiasa berperilaku santun guna menjadi teladan yang baik. Pembinaan moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah ini dilaksankan melalui pendidikan formal dan non formal.

Program Pembinaan Moral Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Adapun program kegiatan dalam pembinaan moral antaralain (1) Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tertuang dalam kegiatan sholat wajib berjamaah, mengaji Al Quran, diniyah, sholat malam berjamaah, dzikir rotibul qadad tiga kali sebelum tidur, dan siraman rohani seminggu sekali. (2) Peningkatan sikap disiplin melalui pembiasaan bersikap disiplin dalam segala hal. Setiap anak asuh diwajibkan mengikuti semua kegiatan yang terjadwal tepat waktu. Jika melanggar akan diberikan sanksi yang sifatnya mendidik, dalam artian tidak menggunkan kontak fisik. Adapun sanksinya yaitu membaca istigfar dan hafalan surat dalam kitab suci Al- Quran. (3) Peningkatan sikap sopan santun ini menjadi sebuah keharusan anak asuh ketika di dalam maupun di luar panti. Kesopanan anak asuh tidak hanya dalam hal tingkah laku dan tutur kata, melainkan juga dalam segi penampilan. Dalam segi penampilan terlihat bahwa anak perempuan yang tinggal di Panti Asuhan Roudlatul Jannah diwajibkan mengenakan jilbab. Dalam segi tingkah laku dibiasakan bersikap ramah kepada semua orang dan menggunakan bahasa Jawa yang halus setiap hari Minggu. (4)

7

Penanaman sikap jujur di Panti Asuhan Roudlatul Jannah melalui kepercayaan yang diberikan pihak panti untuk mengikut sertakan anak asuh untuk mengelola depo air minum dan laundry beserta sirkulasi keungannya. Selain itu sesekali anak asuh dikumpulkan untuk membicarakan tentang transparasi dana hasil usaha dengan harapan anak asuh juga akan mempunyai kebiasaan bersikap jujur seperti para pengasuhnya. (5) Penanaman sikap mandiri ini bertujuan supaya anak asuh bisa menolong diri mereka sendiri baik sekarang maupun untuk masa mendatang. Semua anak harus bisa makan sendiri tanpa disuapi tak terkecuali anak asuh yang masih berusia dini. Jika anak sudah berada dalam pendidikan sekolah dasar harus bisa memenuhi kebutuhannya sendiri seperti mandi dan makan. Mulai kelas tiga sekolah dasar dibiasakan untuk mencuci bajunya sendiri. Sedangkan untuk bekal kemandirian ketika anak asuh sudah terjun kemasyarakat antara lain dengan memberikan bimbingan ketrampilan seperti membuat bross, mengikuti pelatihan budidaya jamur serta berwirausaha dengan mengikut sertakan anak asuh untuk mengelola depo air minum dan laundry milik Panti Asuhan Roudlatul Jannah. Sedangkan pengembangan potensi daya pikir melalui partisipasi karya anak asuh dalam penulisan majalah Al Manar milik Panti Asuhan Roudlatul Jannah. (6) Pembiasaan tolong menolong dilaksanakan dengan sesama anak asuh maupun dengan warga sekitar. Anak asuh yang sudah besar dibiasakan untuk menyetrikakan baju adik- adiknya, selain itu biasanya anak asuh juga belajar bersama setelah makan malam. Anak asuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yaitu ketika penyembelihan hewan kurban, pembacaan tahlil jika ada warga yang mempunyai hajatan dan pembacaan surat yasin setiap malam Jumat. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Moral Di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Ada beberapa hambatan dalam membina moral anak di Panti Asuhan Roudlatul Jannah diantaranya (1) ketaatan anak asuh terhadap peraturan hanya dikarenakan oleh sebuah sanksi, (2) keadaan anak asuh yang berbeda- beda (heterogen) sebelum masuk panti, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengan lingkungan panti, dan (3) kurangnya pemantauan saat berada di luar ketika jam sekolah.

8

Upaya Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar

Mengatasi

Hambatan- Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembinaan Moral Upaya yang dilakukan untuk

mengatasi hambatan- hambatan dalam

pembinaan moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1) sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moral, (2) memberikan konseling dengan cara terapi spiritual untuk membantu anak asuh yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungan panti dan (3) membuat pendidikan di dalam panti, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina Putra Bangsa.

PEMBAHASAN Peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Dalam Membina Moral Anak Asuh Dalam hal pembinaan moral, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah mengambil peran sebagai orang tua anak asuh yang sebenarnyakarena pihakpanti ini berkeyakinan bahwa pembinaan moral pertama kali diperoleh dari orang tua melalui imitasi dari kebiasaan- kebiasaan orang tuanya. Untuk itulah pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk dapat menjadi teladan yang baik atau model yang dapat ditiru atau diimitasi perilakunya oleh anak asuh. Untuk menumbuhkan semangat anak asuh dalam mengimitasi perilaku- perilaku yang bermoral maka pihak panti ini memberlakukan reward and punishment. Hal ini dilakukan agar anak asuh berlomba- lomba untuk melakukan hal- hal yang menghasilkan reward dan menghindari hal- hal yang menimbulkan punishment atau hukuman. Memberikan teladan yang baik melalui kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan oleh pengasuh serta pemberian reward and punishment sesuai dengan teori belajar sosial Albert Bandura (pshicologymania.com) yang menyatakan bahwa dalam berperan sebagai orang tua pihak panti ini memberlakukan reward and punishment serta teladan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Bandura (pshicologymania.com) yang mengatakan bahwa dalam proses perkembangan sosial dan moral ditekankan perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan). Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan

perilaku-perilaku

lainnya,

yakni

dengan

reward

and

9

punishment. Dasar pemikirannya sekali seorang mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward)dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat. Sedangkan conditioning dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral.

Program Pembinaan Moral Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Untuk mendukung peranan sebagai orang tua anak asuh dalam pembinaan moral, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah mempunyai beberapa program kegiatan diantaranya (1)peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, peningkatan sikap (2) disiplin, (3) peningkatan sikap sopan santun, (4) penanaman sikap jujur,(5) penanaman sikap mandiri, dan (6) pembiasaan tolong menolong. Program tersebut sudah cukup baik karena sudah mengandung enam nilai karakter yang telah dirilis oleh Kemendiknas anttara lain butir religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Sahlan, 2012: 39).

Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Moral Di Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar Dalam melaksanakan pembinaan moral kepada anak asuhnya, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah mengalami beberapa hambatan diantaranya (1) ketaatan anak asuh terhadap peraturan hanya dikarenakan oleh sebuah sanksi. Jika tidak ada sanksinya maka mereka tidak segan- segan untuk melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya. Hal ini berarti jenis moralitas yang dimiliki anak asuh dipanti asuhan ini merupakan moralitas heteronom yang sejalan dengan pendapat Kant (dalam Tjahjadi 1991: 48) yakni pada moralitas jenis ini manusia menaati dan melaksanakan sebuah kewajiban bukan karena kesadaran dari diri sendiri melainkan karena faktor dari luar yang mempengaruhinya. (2) keadaan anak asuh yang berbeda- beda sebelum masuk panti, sehingga butuh waktu yang cukup

10

lama untuk beradaptasi dengan lingkungan panti. (3) sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah. Saat mereka berada di sekolah tentunya mereka melakukan komunikasi dengan teman sekolahnya. Pengaruh yang didapat dari teman sekolahnya ini merupakan hambatan bagi pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam membina moral anak asuhnya karena panti asuhan belum memiliki pendidikan formal di dalam panti. Padahal pendidikan moral itu harus dilakukan dalam segala wahana dan sepanjang waktu seperti yang dikaakan oleh Rochmadi (2001:54 )pengajaran pendidikan moral berlangsung dalam segala wahana dan waktu, jadi tidak hanya terjadi di kelas/ sekolah, tetapi juga berlangsung di luar kelas, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat dimana individu yang bersangkutan hidup dan bermasyarakat.

Upaya Panti Asuhan Roudlatul Jannah Selopuro- Blitar

Mengatasi

Hambatan- Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembinaan Moral Pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah berupaya agar anak asuhnya berkembang secara wajar terutama dalam hal moral. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan- hambatan dalam pembinaan moral anak asuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1)sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moral, (2) melakukan konseling terhadap anak asuh yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya dengan terapi spiritual, dan (3) membuat pendidikan satu area di dalam panti, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina Putra Bangsa. Dari semua upaya yang dilakukan pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah kesemuanya mengarah pada pemulihan dan perkembangan moral anak asuh sehingga anak asuh bisa berkembang secara wajar. Hal ini cukup sesuai dengan fungsi panti asuhan menurut Departemen Sosial RI, 2004: 5 yang menyatakan bahwa Panti sosial asuhan anak adalah panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar.

11

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan pada penelitian ini antara lain peran Panti Asuhan Roudlatul Jannah dalam membina moral yaitu dengan cara pengasuh berperan sebagai orang tua yang sebenarnya terhadap anak asuhnya. Dalam berperan sebagai orang tua, pihak Panti Asuhan Roudlatul Jannah memberlakukan reward and punishment. Selain memberlakukan reward and punishment dalam membina moral, sebisa mungkin pengasuh Panti Asuhan Roudlatul Jannah dituntut untuk menjadi suri teladan bagi anak asuhnya baik di dalam maupun di luar panti. Program Pembinaan Moral di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1) peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) peningkatan sikap disiplin, (3) peningkatan sikap sopan santun, (4) penanaman sikap jujur, (5) penanaman sikap mandiri dan (6) pembiasaan saling tolong menolong. Faktor penghambat pelaksanaan pembinaan moral Di Panti Asuhan Roudlatul Jannah diantaranya (1) tidak adanya sikap sadar hukum dalam diri anak asuh, (2) keadaan anak asuh yang berbeda- beda (heterogen) sebelum masuk panti, dan (3) kurangnya pemantauan dari pengasuh saat mereka berada di luar ketika jam sekolah. Upaya yang dilakukan untuk

mengatasi hambatan- hambatan dalam

pembinaan moral anak asuh di Panti Asuhan Roudlatul Jannah antara lain (1) sabar dan telaten dalam melakukan pembinaan moraldan (2) memberikan konseling dengan cara terapi spiritual untuk membantu anak asuh yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungan panti, dan (3) membuat lokalisasi pendidikan formal di dalam panti, untuk saat ini pendidikan formal yang ada yaitu PAUD Bina Putra Bangsa. Dalam pembinaan moral sebaiknya dari tujuh jenis bimbingan dalam standar khusus sebuah panti asuhan dilaksanakan sehingga anak asuh akan berkembang dengan optimal dan mempunyai moral yang dapat diterima di masyarakat. Untuk mengoptimalkan program- program dalam pembinaan moral anak asuh, selain dengan memberikan kasih sayang lebih baiknya juga memeberikan fasilitas yang dibutuhkan anak asuh yang semuanya terlokalisasi dalam satu area

12

sehingga memudahkan pengasuh untuk memonitor kegiatan anak asuh baik yang bersifat formal dan non formal.

DAFTAR RUJUKAN Bertens. 1994. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi- Dimesi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press. Rochmadi, Nur. 2001. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Malang: Universitas Negeri Malang. Sahlan, A. & Prasetyo 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar- ruzz Media. Standardisasi Panti Sosial. 2004. Jakarta: Departemen Sosial RI. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tjahjadi, Lili. 1991. Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika dan Imperatif Kategoris. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Internet Apriyantini, Rina. 2010. Studi Tentang Peranan Panti Asuhan Dalam Membina Moral Anak Asuh. (Online), (http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=1960), diakses 22 Januari 2013. Psychologymania. Albert Bandura (Tokoh Pembelajaran). (Online), (http;//www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokohpembelajaran.html), diakses 1 Februari 2013.