Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 6, Nomor 2, April 2012
Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos Tesa Herowana Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Sumekar Tanjung Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
Abstract In 2012, Indonesian Corruption Eradication Comission (KPK) investigate further to Nazaruddin statement about Anas Urbaningrum’s corruption assessment on the sport center case. The frame analysis is used to look how Jawa Pos and Kompas Daily cover Anas Urbaningrum corruption assessment. This study concerns on Jawa Pos and Kompas Daily Januari editions 2012 about this news. It find that Jawa Pos Daily presents the Anas Urbaningrum’s news with resolute. While Kompas Daily presents that news with irresolute. Keywords: corruption, sport center case, framing analysis. Abstrak Tahun 2012, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginvestigasi pernyataan Nazarudin tentang korupsi yang dilakukan Anas Urbaningrum atas proyek pembangunan pusat olahraga. Analisis framing digunakan untuk melihat bagaimana harian Jawa Pos dan Kompas memberitakan kasus Anas Urbaningrum tersebut. Kajian ini mengambil sampel pemberitaan tahun 2012. Hasilnya, Jawa Pos memberitakan kasus Anas Urbaningrum dengan resolusi, sementara harian Kompas menyajikan berita tersebut tanpa resolusi. Kata Kunci: korupsi, kasus Wisma Atlet, analisis framing.
Pendahuluan
kepada wartawan Independen melalui
Kasus Wisma Atlet ini terungkap saat
jaringan Skype.
terjadi penangkapan terhadap mantan
Dalam wawancaranya, Nazaruddin
bendahara Partai Demokrat tahun 2009
memberikan pernyataan bahwa ia hanya
Muhammad Nazzarudin di Kolombia.
akan
Selama
menangkap dalang dari semua kasus. Ia
proses
pengejaran,
ia
menyerahkan
diri
KPK
membeberkan semua hal yang terkait
mengaku
dengan
penyerahan uang dari PT Adhi Karya
kasus
ini
dalam
wawancara
menyaksikan
jika
sendiri
135
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
kepada
Anas
sebagai
Pemberitaan dugaan kasus korupsi
imbalan telah membantu mendapatkan
Anas Urbaningrum merupakan peristiwa
megaproyek
dan
penting. Peristiwa ini memenuhi hampir
Hambalang,
semua kriteria nilai layak berita. Nilai
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain uang
layak berita yaitu antara lain adalah
untuk
penting (significane), besar (magnitude),
pelatihan
Urbaningrum pusat
olah
Anas,
pendidikan raga
PT
Adhi
Karya
juga
membagikan uang untuk politisi Partai
waktu
Demokrat.
(proximity),
(timeliness), tenar
kedekatan
(prominence)
dan
PT Dutasari Citralaras berperan
manusiawi (human interest). Salah satu
dalam menampung upah atas megaproyek
nsur tersebut telah dapat menjadikan
tersebut kemudian mengalokasikannya ke
suatu kejadian layak diberitakan. Jika
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi
ditemukan lebih dari satu unsur, maka
Mallarangeng, Anas Urbaningrum, serta
kejadian itu bertambah tinggi kelayakan
ke
beritanya, dan dianggap sebagai berita
DPR.
Proyek
tersebut
telah
direncanakan sejak awal dalam rangka
besar dan penting (Siregar 1998: 27-30).
mendukung Anas untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Kasus ini merupakan masalah baru yang
berhasil
menggemparkan
dunia
Bahkan sang istri, Athiyyah Laila,
politik, bahkan berpengaruh terhadap
sudah pernah diperiksa KPK. Pemeriksaan
sektor-sektor lain seperti ekonomi budaya
Athiyyah terkait posisinya sebagai mantan
dan lain-lain. Tentu saja masalah korupsi
komisaris
PT
sangat sulit diberantas karena harus
yang
dimulai dari akar terkecil yaitu diri
Dutasari
dan
pemegang
Citralaras,
saham
perusahaan
menjadi subkontraktor dalam proyek ini. Selain itu, Anas diduga melakukan pertemuan
dengan
Dewan
Pimpinan
Cabang di beberapa hotel yang telah
manusia itu sendiri. Selain terbilang baru dan masih dalam tahap penyidikan, maka penelitian
terdahulu
mengenai
kasus
serupa belum peneliti temukan.
disepakati. Pemilihannya sebagai Ketua Umum Demokrat dari tahap ke tahap menghabiskan
banyak
dana
untuk
Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
menyuap ke Dewan Pimpinan Cabang
metode analisis framing yang bertujuan
maupun anak buahnya. Sementara pada
untuk mendeskripsikan bagaimana frame
saat persidangan, Nazaruddin mengaku
kebijakan redaksional serta mengetahui
tidak pernah menerima uang satu rupiah
sikap media cetak dalam membingkai
pun dari APBN semenjak menjadi anggota
pemberitaan tentnag dugaan korupsi Anas
DPR.
Urbaningrum.
Dalam
kajian
praktis,
penelitian ini berusaha untuk mengetahui 136
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
bahwa media seharusnya tidak dipandang
Dalam pelaksanaannya, penelitian
sebagai suatu institusi yang bebas dari
ini menggunakan metode analisis framing
nilai dan menyampaikan realitas secara
Pan dan Kosicki. Metode framing sendiri
apa adanya. Namun media adalah suatu
mengoperasikan
institusi
berbagai
strukstural teks berita sebagai perangkat
macam kepentingan yang dalam mencapai
framing yaitu sintaksis, skrip, tematik dan
kepentingan
retoris (Sobur, 2002: 174). Sintaksis
yang
mempunyai
itu
media
melakukan
berbagai macam konstruksi realitas. Secara
teoritis,
merupakan
penelitian
ini
empat
skema
menghubungkan
dimensi
berita
dengan
yang
bagaimana
diharapkan dapat memberikan kontribusi
wartawan
pemikiran bagi disiplin ilmu komunikasi.
pernyataan, opini, kutipan, pengamatan
Dari sisi metodologis, penggunaan analisis
atau
framing di sini dapat menambah nuansa
Sintaksis bisa diamati dari bagan berita
penelitian kualitatif mengenai isi media.
yakni
Studi
mampu
informasi, dan lainnya. Adapun dimensi
teoritis,
skrip
kualitatif
dipandang
menyajikan
kontribusi
metodologis
dan
penelitian
baik
komunikasi
headline,
dugaan
lead,
bentuk latar
menggambarkan
belakang bagaimana
bagaimana wartawan bercerita dengan
bersifat
mengedepankan korupsi
mengemas
berita.
yang
melihat ini
dalam
wartawan
paradigma konstruktivisme yang melihat fenomena
peristiwa
peristiwa-
perkembangan
interdisipliner. Penelitian
menyusun
kelengkapan
peristiwa unsur
atau
5W+1H
sebagaimana dalam hukum komunikasi tersebut. Subjek
Anas
yang
keseluruhan
dan dikonstruksi secara berbeda oleh tiap
diteliti (populasi) dalam penelitian ini,
orang. Ini disebabkan karena tiap orang
yakni pemberitaan dugaan korupsi Anas
memiliki pengalaman dan lingkungan
Urbaningrum pada Harian Kompas dan
sosial
Jawa Pos edisi Januari 2012, dengan
yang
kesemuanya
digunakan untuk menafsirkan realitas
asumsi
sosial yang ada di sekeliling
dengan
tersebut
pemberitaan
Paradigma
korupsi
Anas
konstruksi
masing-masing.
konstruktivisme
yang
masuk
dalam
bahwa
analisis
adalah
Urbaningrum dapat ditanggapi, dimaknai
tertentu,
unit
diteliti
pada
yang
rentang
akan
waktu
terkait
dugaan
Urbaningrum
makin
intensif.
kategori penelitian kualitatif ini mampu memberikan keleluasaan peneliti untuk melihat bagaimana media membingkai isu-isu yang berkaitan dengan dugaan korupsi Anas Urbaningrum.
Tinjauan Pustaka Teori yang mendasari penelitian ini merujuk pada yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman 137
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
tahun 1966 (dalam Bungin, 2007: 191).
Ini
Yang
proses
kebiasaan dan adanya kesempatan serta
sosial melalui tindakan dan interaksinya,
keinginan seseorang untuk melakukan
yang mana individu menciptakan secara
korupsi. Hal ini juga telah berkembang ke
terus menerus suatu realitas yang dimiliki
sektor
dan dialami bersama secara subjektif.
Didalam kehidupan, media massa telah
Mereka
tentang
menjadi bagian yang penting, manusia
realitas sosial dengan memisahkan antara
membutuhkan media untuk mengetahui
oemahaman
dan
segala sesuatu yang sedang terjadi di
“pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai
sekitarnya. Hal ini dapat diperoleh dari
kualitas yang terdapat di dalam realitas-
media. melalui bekal informasi, setiap
realitas yang diakui memiliki keberadaan
orang dapat turut berpartisipasi di dalam
(being) yang tidak tergantung kepada
kehidupan
kehendak
Sedangkan
mendapatkan kepastian informasi itu,
sebagai
setiap orang membutuhkan wartawan
kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata
surat kabar yang bertugas sebagai wakil
dan memiliki karakteristik yang spesifik.
masyarakat untuk mencari dan memberi
mendeskripsikan
memulai
bahwa
penjelasan “kenyataan”
kita
pengetahuan
sendiri. didefinisikan
Kekuatan media sebagai saluran
pada
dasarnya
komunikasi,
dipengaruhi
khusunya
oleh
media.
bermasyarakat.
Untuk
tahu tentang segala peristiwa yang terjadi
telah
yang dibutuhkan masyarakat. Pada sisi
memberikan andil dalam pembentukan
inilah, mengapa wartawan memiliki hak
opini public. Bahkan dalam komunikasi
untuk
politik, media menjadi penggerak utama
publik, dan diberi keleluasaan untuk
dalam
mencari ke mana pun informasi itu
untuk
mempengaruhi
usaha
khalayak
mempengaruhi
perilaku
individu terhadap exposure berita yang
mengetahui
segala
informasi
berada.
diterimanya. Maka penggunaan media
Model analisis framing yang paling
dalam proses politik tertentu memiliki arti
populer adalah Pan dan Kosicki. Menurut
yang sangat penting, begitu pula dampak
Eriyanto (2002: 251), dalam hal ini
dari penyebaran pesan terhadap khalayak
terdapat dua konsepsi framing yang saling
luas akan terjadi secara kuat, apalagi
berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan
dilihat dari dampak penyebaran pesan
konsepsi
tidak hanya sampai pada tahap kognitif
psikologis,
dan afektif tetapi juga sampai pada tahap
penempatan
konatif.
konteks khusus dan menempatkan elemen
Kini
isu
korupsi
telah
begitu
tertentu
sosiologis.
Dalam
framing informasi
dari
suatu
konsepsi
dilihat dalam isu
sebagai suatu dengan
kepada
penempatan lebih menonjol dalam kognisi
masyarakat Indonesia. Setiap orang dapat
seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi
melakukan korupsi dan tidak terkecuali.
itu
memberikan
138
pengaruh
besar
menjadi
lebih
penting
dalam
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
mempengaruhi pertimbangan seseorang
Urbaningrum dalam Harian Kompas dan
saat membuat keputusan tentang realitas.
Jawa Pos edisi Januari 2012.
Jadi,
lebih
a. Temuan
menekankan pada bagaimana seseorang
Kompas
konsepsi
memproses
informasi
Sedangkan framing
psikologis
dalam
dalam
konsepsi
dipahami
dirinya. sosiologis
sebagai
proses
terhadap
Kasus
Dugaan
Harian
Korupsi
yang
dilakukan oleh Anas Urbaningrum ini merupakan
peristiwa
yang
menjadi
bagaimana seseorang mengklasifikasikan,
perhatian besar awak media. Terutama
mengorganisasikan,
menafsirkan
karena kasus ini menyangkut nama-nama
pengalaman sosialnya untuk mengerti
besar yang saat ini masih menjabat
dirinya dan realitas di luar dirinya.
sebagai petinggi dipemerintahan negara
Kedua
dan
konsepsi
tersebut
maupun di partai politik khususnya Partai
diaplikasikan pada proses mencari tahu
Demokrat. Penyajian berita menggunakan
bagaimana sebuah peristiwa dikonstruksi
piramida
oleh wartawan dan bagaimana berita atas
mendahulukan hal yang sangat penting
peristiwa tersebut diproduksi. Ada tiga hal
(klimaks) dari peristiwanya. Selanjutnya
dalam proses produksi berita yang dapat
diikuti oleh hal-hal yang penting, dan
dikaitkan dengan konsepsi psikologis dan
diakhiri oleh hal-hal yang kurang atau
sosiologis. Yang pertama adalah proses
tidak
konstruksi atas peristiwa atau realita
naskah berita terdiri dari tiga unsur yaitu
melibatkan nilai-nilai sosial yang melekat
headline (judul berita), lead (teras berita),
dalam diri seorang wartawan. Yang kedua,
dan body (kelengkapan atau penjelasan
ketika
berita).
menulis
dan
mengkonstruksi
terbalik
penting.
dengan
Keseluruhan
maksud
struktur
pasti
Headline yang dibuat oleh Harian
khalayak
Kompas cukup relevan dengan teori yang
yang akan membaca beritanya. Yang
disampaikan di atas bahwa headline
ketiga, proses konstruksi sebuah peristiwa
berfungsi memanggil khalayak agar mau
juga ditentukan oleh standar kerja, profesi
membaca, mendengar ataupun menonton
jurnalistik, dan standar profesional dari
beritannya. Penulisan headline di Harian
wartawan.
Kompas
berita,
wartawan
mempertimbangkan
kondisi
telah
berhasil
memberikan
intisari dari peristiwa yang diberitakan. Headline yang dibuat oleh harian Kompas
Hasil dan Pembahasan
menurut
peneliti,
rata-rata
sudah
Berikut merupakan simpulan atas
memenuhi kriteria sebagai Judul dan
temuan-temuan yang peneliti lakukan atas
sudah relevan dengan apa yang telah
pemberitaan
disampaikan di atas bahwa headline
dugaan
korupsi
Anas
berfungsi u ntuk memanggil khalayak agar 139
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
mau
membaca,
mendengar,
ataupun
dilengserkan,
tetapi
wartawan
yang
menonton beritanya. Contohnya adalah
menulis
pada berita harian Kompas pada tanggal
bahwa mungkin Anas Urbaningrum sudah
31 Januari 2012 yang berjudul “Anas
dimundurkan dari jabatannya jika ia tidak
Dinilai Masih Kuat”, ada sebuah daya tarik
memiliki pendukung yang kuat.
adalah
pembaca
yang
telah
mengikuti kasus ini.
tersebut
mengatakan
Contoh bagian body berita, Harian
bagi pembaca, pembaca disini yang di maksud
berita
Kompas menyampaikan berita berjudul “Ketua Besar Berinisial MA” (12 Januari
Pembaca yang telah mengkuti alur
2012). Dalam body berita, Harian Kompas
cerita sebelumnya atau setidaknya telah
menjelaskan bahwa pengacara dari Ketua
memiliki pengetahuan tentang ini pasti
Umum
akan tertarik karena Harian Kompas
Urbaningrum, Patra M Zein memberikan
berani menulis berita tentang kekuatan
pernyataan bahwa pihaknya tidak terlalu
politik
menanggapi tudingan terkait keterlibatan
yang
dimiliki
oleh
Anas
DPP
Partai
Demokrat
Anas
Urbaningrum. Kekuatannya ini masih
kliennya.
memiliki pengaruh yang besar sehingga
seharusnya berita disusun berdasarkan
hingga saat ini ia masih belum dijadikan
info paling penting, kemudian ke info
tersangka dan masih menjabat sebagai
yang tidak penting. Namun, berita yang di
Ketua Umum Partai Demokrat. Tetapi hal
tulis oleh wartawan Harian Kompas ini
ini tidak akan berlaku pada pembaca yang
tidak menunjukkan info yang sangat
awam, mereka tidak akan cukup mengerti
penting.
apabila
berjudul “Ketua Besar Berinisial MA”,
hanya
membaca
judul
yang
Dengan piramida terbalik,
Seharusnya apabila beritanya
wartawan Harian Kompas seharusnya
disebutkan tadi. Selanjutnya,
Harian
Kompas
menerangkan tentang siapakah yang akan
kurang memahami pengertian lead berita
membeberkan
secara mendalam, bahkan ada beberapa
kaitannya
berita
dalam
tertunda.
penyampaiannya, sehingga khalayak sulit
Di
yang
kurang
jelas
berita
dengan dalam
tersebut
dan
persidangan
yang
paragraf
selanjtnya
untuk memahami isi berita yang akan
terjadi
disampaikan. Di dalam penyampaiannya,
menyebutkan
Harian Kompas juga memasukkan opini
Urbaningrum tidak terlalu menanggapi
di dalam lead yang di sampaikan, hal ini
tuduhan yang selama ini di tujukan
termasuk di dalam berita tanggal 31
kepada kliennya. Seharusnya wartawan
Januari 2012 yang berjudul “Anas Dinilai
Harian Kompas menulis berita yang lebih
Masih Kuat”, di dalamnya disebutkan
singkat dan penting sehingga khalayak
kemungkinan Anas Urbaningrum sebagai
ataupun pembaca dapat memahami berita
Ketua Umum Partai Demokrat
yang disampaikan secara tepat.
140
untuk
pengulangan bahwa
isi
berita pihak
yang Anas
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
Laporan Berita sering disusun
Kompas. Unsur where seharusnya bisa
sebagai suatu cerita, hal ii karena dua hal.
memberikan informasi tempat dimana
Pertama, banyak laporan berita yang
wawancara dilakukan. Pada kenyataannya
berusaha
hubungan,
Harian Kompas tidak menjelaskan di
merupakan
mana
menunjukkan
peristiwa
yang
ditulis
berlangsungnya
wawancara,
kelanjutan dari peristiwa sebelumnya.
padahal itu merupakan salah satu unsur
Kedua,
yang bisa menjawab unsur-unsur lain.
berita
orientasi
umumnya
memiliki yang
Dalam menulis berita, seorang
komunal
wartawan mempunyai tema tertentu atas
pembaca. Bentuk umum dari struktur
suatu peristiwa. Ada beberapa elemen
skrip ini adalah pola 5W+1H (who, what,
yang dapat diamati dari perangkat tematik
when, where, why dan how). Meskipun
ini. Diantaranya adalah koherensi, yakni
pola ini tidak terlalu dapat dijumpai
pertalian atau jalinan antarkata, proposisi
dalam setiap berita yang ditampilkan,
yang menggambarkan fakta yang berbeda
kategori informasi ini yang diharapkan
dapat dihubungkan dengan menggunakan
diambil oleh wartawan untuk dilaporkan
koherensi. Sehingga fakta yang tidak
(Eriyanto, 2002: 260).
berhubungan sekalipun dapat menjadi
ditulis
menghubungkan dengan
teks
lingkungan
Pada pemberitaan Harian Kompas
berhubungan
ketika
pada tanggal 27 Januari 2012, berjudul
menghubungkannya
“Jika Tersangka, Dicopot”. Semua unsur
262-263).
berita dijelaskan dalam berita ini. Tetapi ada
satu
berita
2002:
Sebagai contoh, berita “El Idris Mencabut Keterangan di BAP” di Harian
dijelaskan pada berita ini yaitu, unsur
Kompas tanggal 19 Januari 2012. Dalam
where, yaitu tempat dilakukan wawancara
berita ini terdapat dua tema yang diangkat
yang dilakukan oleh wartawan Harian
oleh wartawan Harian Kompas. Tema
Kompas pada saat mewawancarai Ketua
yang
Dewan Pimpinan Pusat Patai Demokrat
keterangan
Sutan
tidak
Pengadilan kasus wisma atlet. Tema yang
mengetahui secara pasti dimana mereka
kedua adalah Partai Demokrat memilih
melakukan wawancara, hanya diberikan
untuk menunggu proses hukum kadernya.
keterangan
pada
awal
lead
yang
Tema yang pertama menjelaskan bahwa
berituliskan
kota
Jakarta
dan
tidak
Mohammad El Idris, Manajer PT Duta
dimana
Graha Indah telah mencabut keterangan
wawancara dilakukan. Padahal menurut
terkait komitmen atas fee dalam proyek
teori di atas, kategori informasi dari unsur
pembangunan Wisma Atlet SEA Games.
5W+1H ini diharapkan dapat dijelaskan
Tema yang kedua adalah Partai Demokrat
secara lengkap oleh wartawan Harian
memilih untuk menunggu proses hukum
Bathoegana.
secara
yang
(Eriyanto,
tidak
menulis
unsur
seseorang
Khalayak
lengkap
utama saksi
adalah di
Pencabutan Berita
Acara
141
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
kasus wisma atlet, kadernya yang disebut
dugaan korupsi yang dilakukan oleh Anas
dalam pengadilan diperingati untuk lebih
Urbaningrum. Dalam sidang kasus wisma
berhati-hati.
atlet, gambar yang di muat adalah gambar
Penjelasan
Kompas
Harian
wajah serta nominal uang yang diduga
tersebut sesuai dengan teori yang telah
mengalir
dijelaskan di atas. Harian Kompas ingin
tercantum pada gambar. Di dalam elemen
mengangkat semua peristiwa sehingga
grafis yang berupa ilustrsi ini terdapat
menjadi berita yang saling berhubungan.
lima orang yang disebut oleh Yulianis,
Kompas
yaitu I Wayan Koster, Anggota DPR yang
masih
disebut telah menerima uang sebesar 3
berhubungan dengan tema utama, yaitu
Miliar Rupiah, Angelina Sondakh Anggota
pencabutan keterangan Mohammad El
DPR diduga menerima uang sebesar 2
Idris di BAP. Tema utama memiliki
Miliar Rupiah, Paul Nelwan, seorang
hubungan terhadap tema kedua yaitu
pengusaha,
sama-sama masih membicarakan tentang
Muharam disebut menerima uang sebesar
Kompas
150 Juta Rupiah, Andi Malarangeng,
Pada
kenyataannya
mengangkat
kasus
Harian
tema
wisma
lain
atlet.
yang
Harian
berhasil
menggabungkan
tersebut
sehingga
orang
orang-orang
kepercayaan
yang
Wafid
tema
seoran Menteri Pemuda dan Olahraga,
koherensi
disebut menerima 150 Juta Rupiah dan
sehingga kedua tema dapat dihubungkan.
Anas Urbaningrum, Ketua Umum Parta
Koherensi
Demokrat yang disbeut oleh Yulianis telah
terdapat
yang
digunakannya
kedua
kepada
dipakai kalimat
adalah “Terkait
menerima uang sebesar 150 Juta Rupiah.
terseretnya kader Partai Demokrat dalam kasus
wisma
atlet,
Berita
Harian
Kompas
demokrat
tanggal 12 Januari 2012 yang berjudul
memilih menunggu proses hukum kasus
“Ketua Besar Berinisial MA”, elemen
itu.” Dalam pemberitaan ini tema utama
grafis yang ditampilkan adalah sebuah
berhasil
kolom
diangkat
Partai
Dalam
informasinya
lebih
yang
berisi
gambar
kepala
banyak daripada tema kedua. Intinya
Muhammad Nazaruddin dan disebelahnya
tema
terdapat nama-nama yang disebut telah
utama
pemberitaan.
lebih Harian
mendominasi Kompas
bisa
menerima uang korupsi Wisma Atlet.
dikatakan berhasil mengangkat tema yang
Didalam kolom tersebut terdapat lima
sesuai.
orang yang disebut oleh Muhammad Pada berita tanggal 26 Januari
Nazaruddin telah menerima uang korupsi.
2012 yang berjudul “Yulianis: Tercatat
Diantaranya adalah Anas Urbaningrum,
Ada Uang ke Anas”, Harian Kompas
Angelina
menggunakan elemen grafis yang memuat
Mirwan Amir, dan I Wayan Koster. Kelima
gambar-gambar
atau
dari
nama itu telah disebut oleh Muhammad
peristiwa
berhubungan
dengan
Nazaruddin telah menerima uang korupsi
142
yang
ilustras
Sodakh,
Andi
Malarangeng,
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
wisma atlet. Elemen grafis yag di muat
jumlah berita yang dimuat oleh Harian
oleh Harian Kompas tersebut digunakan
Kompas dalam kurun waktu satu bulan.
untuk meringkas apa yang telah ditulis
Pada bulan Januari 2012 sendiri terdapat
oleh Wartawan untuk memperjelas atau
15 berita yang diberitakan.
mempertegas siapa saja yang disebut telah terlibat kasus korupsi wisma atlet ini.
b. Temuan terhadap Harian Jawa
Praktik jurnalistik secara teknis
Pos
dalam peliputan berita memiliki nilai
Headline pada berita tanggal 26
berita. Agar berita memiliki nilai tertinggi
Januari 2012, “Yulianis Beber Money
ada empat faktor utama, yaitu ketepatan
Politics Anas”. Menurut peneliti judul ini
waktu (timeliness), kedekatan tempat
memiliki daya tarik bagi pembaca, hal ini
kejadian (proximity), besarnya (size),
dikarenakan adanya keterangan bahwa
kepentingan (importance) (Suhandang,
Anas Urbaningrum disebut oleh saksi
2004:
hal
yang dalam hal ini adalah Yulianis, telah
Kompas
menerima uang suap. Apabila kasus ini
sebagian besar telah menerangkan akurasi
dikembangkan lagi, bukan tidak mungkin
waktu antara peristiwa dengan waktu
Anas Urbaningrum yang sampai saat ini
terbit koran. Pada saat memuat berita,
masih
144-145).
ketepatan
waktu,
Kompas
Harian
Contoh
dalam
Harian
selalu
memberikan
tanggal kapan kejadian yang diberitakan tersebut
berlangsung.
Dengan
tidak
tersebut
tersentuh
berubah
oleh
menjadi
hukum seorang
tersangka yang akan diadili.
begitu
Selanjutnya, Harian
Jawa Pos
pembaca dapat mengetahui kapan berita
telah berhasil memahami pengertian dari
itu di buat dan kapan berita di cetak.
lead secara mendalam, terbukti didalam
Harian
Kompas
secara
jelas
telah
memberitakan
berita yang telah diterbitkan tersebut
waktu
banyak berita yang memiliki lead yang
kejadiannya sehingga antara waktu cetak
mudah dimengerti oleh pembaca. Sebagai
koran
memiliki
contoh, beberapa isi dari berita yang
kedekatan waktu yang tidak terlalu jauh
sesuai dengan lead berita yaitu pada berita
dan berita tidak dianggap basi.
yang berjudul “Dewan Pembina Sudah
tanggal
dengan
berapa
peristiwa
Jika dilihat dari kedekatan tempat
Bahas Pengganti Anas” tanggal 31 Januari
kejadian, kantor pusat Harian kompas
2012. Pada berita ini lead yang di gunakan
berada di wilayah Jakarta di mana
adalah
persidangan
dimiliki oleh Partai Demokrat, tetap saja
kasus
yang
diduga
serapat
apapun rahasia yang
melibatkan Anas Urbaningrum dilakukan.
pada
Kedekatan ini telah membuat Harian
mengetahuinya. Lead yang ditulis oleh
Kompas selalu mengikuti perkembangan
Harian Jawa Pos sesuai dengan teori
akhirnya
publik
akan
yang menyangkut kasus ini. Terbukti dari 143
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
yaitu lead yang bisa memenuhi rasa ingin
pada berita ini yaitu unsur where, yaitu
tahu penontonnya.
tempat dilakukannya wawancara, pada
Contoh
bagian
tubuh
berita,
berita tersebut, wartawan Harian Jawa
Harian Jawa Pos menyampaikan berita
pos
berjudul “Wacana Pengganti Anas Sudah
wawancara ini terjadi pada saat diskusi di
Muncul” (26 Januari 2012). Dalam body
Jakarta dan tidak menyebutkan secara
berita, Harian jawa Pos menjelaskan
terperinci bahwa apakah diskusi yang di
bahwa berita tentang adanya rencana
maksud adalah diskusi internal parta atau
penggantian Anas Urbaningrum sebagai
diskusi
ketua umum Partai Demokrat. Degan
narasumber. Padahal menurut teori di
piramida terbalik, berita telah disusun
atas, kategori informasi dari insur 5W+1H
berdasarkan info paling penting, ke info
ini diharapkan dapat dijleaskan secara
penting,
lengkap oleh wartawan Harian Jawa Pos.
kemudian
info
yang
tidak
hanya
menyebutkan
antara
bahwa
wartawan
dengan
penting. Berita yang dicantumkan oleh
Dalam menulis berita, seorang
Harian Jawa Pos menunjukkan info yang
wartawan mempunyai tema tertentu atas
sangat penting. Berita yang dimuat juga
suatu peristiwa. Dengan pengambilan
sudah memiliki klimaks peristiwanya.
tema
Isi
berita
tentu
saja
telah
mulanya
diperhitungkan koherensi terhadap tema
Anas
lainnya. Sebagai contoh, berita “Yulianis
Urbaningrum sebagai ketua umum Partai
Beber Money Politics Anas”. Dalam berita
Demokrat sudah tidak aman karena
ini terdapat dua tema yang diangkat oleh
dianggap
Partai
wartawan Harian Jawa Pos. Tema yang
seorang
utama yaitu kesaksian Yulianis, mantan
petinggi Partai Demokrat menyebutkan
wakil direktur keuangan grup permai yang
bahwa mereka ingin membicarakan masa
mulai membeberkan keterlibatan Anas
depan Partai Demokrat agar lebih baik
Urbaningrum. Tema yang kedua adalah
pada masa berikutnya. Harian Jawa Pos
reaksi dari Nazaruddin setelah anak
mengemas berita dengan kemasan yang
buahnya,
rata-rata
ditangkap oleh KPK.
menceritakan
Demokrat.
pada
tersebut
bahwa
telah
merusak
Menurut
sama.
posisi
citra
salah
Wacana
penggantian
Anas, siapa penggantinya, dan pembelaan
Mindo
Rosalina
Manulang
Tema yang pertama menjelaskan
Anas Urbaningrum menanggapi tuduhan-
bahwa
tuduhan yang ada.
kesaksian bahwa Anas Urbaningrum telah
Pada berita tanggal 29 Januari
Yulianis
menggunakan
telah
money
memberikan politics
guna
2012, berjudul “Nasib Anas Bergantung
melancarkan ambisinya menjadi ketua
T.B.
umum Partai Demokrat. Tema yang kedua
Silalahi”,
semua
unsur
berita
dijelaskan dalam berita ini. Tetapi ada
merupakan
satu unsur berita yang tidak dijelaskan
diberikan oleh wartawan Harian Jawa Pos
144
tema
tambahan
yang
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
untuk menguatkan tema utama perihal
Misalnya dalam berita yang berjudul
reaksi yang terjadi pada saat Nazaruddin
“Yulianis Beber Money Politics Anas”
mengetahui bahwa anak buahnya sudah
tanggal 26 Janauari 2012. Dalam berita ini
ditangkap oleh KPK. Dari penjelasan
menjelaskan
Harian Jawa Pos tersebut sesuai dengan
wakil direktur keuangan Grup Permai,
toeri yang telah dijelaskan sebelumnya di
telah membeberkan money politics yang
atas. Harian Jawa Pos ingin mengangkat
dilakukan oleh Anas Urbaningrum serta
semua peristiwa sehingga menjadi berita
menyebutkan beberapa nama pejabat lain
yang saling berhubungan.
yang terlibat kasus ini. Untuk mendukung
bahwa
Yulianis,
mantan
Struktur retoris dari wacana berita
gagasan utama dari berita ini, Harian
menggambarkan pilihan gaya atau kata
Jawa Pos menyisipkan gambar dari empat
yang
orang yang disebut memiliki peran yang
dipilih
oleh
wartawan
untuk
menekankan arti yang ingin ditonjolkan
penting
oleh wartawan. Wartawan menggunakan
Gambar yang ditampilkan adalah gambar
perangkat retoris untuk membuat citra,
dari
meningkatkan kemenonjolan pada sisi
Malarangeng, Muhammad Nazaruddin,
tertentudan
dan Yulianis. Keempat gambar tersebut
yang
meningkatkan
diinginkan
dari
gambaran
suatu
berita.
didalam Anas
disertai
kasus
korupsi
Urbaningrum,
dengan
ini. Andi
keterangan
yang
Struktur retoris dari wacana berita juga
menyebutkan bahwa masing-masing dari
menunjukkan kecenderungan bahwa apa
orang-orang ini diduga telah melakukan
yang disampaikan tersebut adalah suatu
korupsi.
kebenaran. Ada beberapa elemen struktur retoris
yang
dipakai
oleh
Praktik jurnalistik secara teknis
wartawan.
dalam peliputan berita memiliki nilai
Elemen grafis juga muncul dalam bentuk
berita. Agar berita memiliki nilai tertinggi
foto, gambar, dan tabel untuk mendukung
ada empat faktor utama, yaitu ketepatan
gagasan atau untuk bagian lain yang tidak
waktu (timeliness), kedekatan tempat
ingin ditonjolkan (Eriyanto, 2002: 264-
kejadian (proximity), besarnya (size),
266).
kepentingan (importance) (Suhandang, Pada berita, Harian Jawa Pos
2004: 144-145).
Contoh dalam hal
ketepatan
Harian
Jawa
Pos
menggunakan
elemen
grafis
yang
menampilkan
gambar-gambar
dari
sebagian besar telah menerangkan akurasi
dengan
waktu antara peristiwa dengan waktu
dugaan korupsi yang dilakukan oleh Anas
terbit koran. Pada saat memuat berita,
Urbaningrum dalam kasus wisma atlet.
Harian Jawa Pos selalu memberikan
Dalam memberitakan kasus ini, Harian
tanggal kapan kejadian yang diberitakan
Jawa Pos menyisipkan elemen grafis yang
tersebut
sesuai dan mendukung tema utama berita.
pembaca dapat mengetahui kapan berita
peristiwa
yang
berhubungan
waktu,
berlangsung.
Dengan
begitu
145
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
itu di buat dan kapan berita di cetak.
bahwa
Harian Jawa Pos telah memberitakan
harusnya
secara
persidangan ini.
jelas
tanggal
berapa
waktu
kejadiannya sehingga antara waktu cetak koran
dengan
peristiwa
memiliki
seharusnya
nama-nama
dapat
terungkap
besar dalam
Pemberitaan mengenai kesaksian Yulianis,
Kompas
Harian
menuliskan
kedekatan waktu yang tidak terlalu jauh
bahwa memang terdapat aliran dana ke
dan berita tidak dianggap basi.
pihak Anas Urbaningrum. Sedangkan Harian Jawa Pos menulis bahwa Hotman Paris Hutapea menuding Yulianis dan
Penutup Penelitian dilakukan terhadap 16 berita pada Harian Kompas dan Jawa Pos periode
bulan
Hasilnya,
Januari
dapat
tahun
disimpulkan
2012. bahwa
kecenderungan isi berita pada Harian Kompas adalah netral, bertele-tele, dan kurang lengkap dalam mengumpulkan data.
Sedangkan
terlihat
ingin
kebenaran
Jawa
Harian
memberikan
yang
Pos, semua
menyangkut
kasus
dugaan korupsi yang dilakukan oleh Anas Urbaningrum dalam kasus wisma atlet kepada pembaca. Dalam
Jaksa Penuntut umum adalah pihak yang berusaha melindungi Anas Urbaningrum. Dalam hukum
pemberitaan
mengenai
fakta
Nazaruddin
bahwa
gagal
untuk
datang ke sidang kasus korupsi karena sakit. Sedangkan Harian Jawa Pos lebih lengkap lagi dalam memberitakan tema ini,
Harian
tambahan
Jawa fakta
Pos bahwa
memberikan kegagalan
Muhammad Nazaruddin datang ke sidang telah menyebabkan tiga orang saksi kunci enggan memberikan kesaksiannya. Hal ini membuat fakta yang terungkap di sidang tidak sesuai dengan harapan masyarakat 146
Urbaningrum,
status Harian
dalam
memberitakan
menyebut
nama
dengan
Anas
tidak
Urbaningrum
secara langsung tetapi lebih menggunakan nama secara umum yaitu kadre partai demokrat. Harian Kompas juga menulis bahwa sudah ada mantan kader Partai Demikrat yang telah menjalani hukuman karena
telah
terbukti
di
dalam
persidangan melakukan tindak pidana
memberikan
Muhammad
Anas
mengenai
Kompas mengunakan bahasa yang halus
korupsi.
kesaksian Nazaruddin, Harian Kompas hanya
pemberitaan
Pada kekuatan
pemberitaan
politik
Anas
mengenai
Urbaningrum,
Harian Kompas menulis bahwa kekuatan politik Anas saat ini sudah cukup untuk membuat
dirinya
tetap
menduduki
jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Sedangkan Harian Jawa Pos lebih tegas dalam menulis berita yaitu apabila sudah
memang pasti
Anas
terbukti
Urbaningrum terlibat
kasus
korupsi, maka Partai Demokrat akan segera mengganti dirinya dan mencari
Tesa Herowana & Sumekar Tanjung, Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos
calon Ketua Umum Partai Demokrat yang baru.
Daftar Pustaka Bungin, Burhan. 2007. Penelitian
Penelitian kiranya
akan
analisis
semakin
framing menarik
ini
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
bila
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
peneliti lain hendak mengembangkannya dengan
melihat
variasinya
dengan
Lainnya. Jakarta: Kencana. Eriyanto. 2002. Analisis Framing;
melakukan hal yang hampir senada.
Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Terutama terhadap media lokal daerah di
Media. Yogyakarta: LKIS.
Indonesia.
Penelitian
dikembangkan
untuk
juga
dapat
menelisik
lebih
dalam bagaimana berita-berita politik media
daerah
mampu
memberikan
informasi. Pada akhirnya, informasi dapat digunakan
untuk
mengambil
sikap
terhadap isu-isu korupsi dalam konteks perpolitikan di Indonesia.
Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siregar, Ashadi, dkk. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius bekerja sama dengan LP3Y. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik. Bandung: Penerbit Nuansa.
147
Jurnal komunikasi, Volume 6, Nomor 2, April 2012
148