As-Syifaa Vol 08 (01) : Hal. 18-30, Juli 2016 ISSN : 2085-4714
FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS GEL DAN SALEP MINYAK KEMANGI (Ocimum basilicum Linn) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
Ririn, Iskandar Zulkarnain, Siska Natsir Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar Email :
[email protected].
ABSTRACT Basil is one of a plant that has antibacterial activity on Staphylococcus aureus, the cause of furuncle. To cure the desease it is require preparations with a good penetrability, i.e gels and ointments. The goal of the research was to obtained the most stable both gel and ointment formulations of basil seed oil (Ocimum basilicum Linn.) pharmaceutically and effective microbiologically. Physical stability evaluations were performed by the parameters were organoleptic, viscosity measurement, homogeneity, spreadability, and flowing type at 5 oC and 35oC for 12 hours on each temperature for 10 cycles. Organoleptic assay showed that there was no change in color, odor and concistency of all formula. Based on statistic analyses by Randomized design exhibited a significant change of gel and ointment formulation during storage. Homogeneity test showed that all formula possess even particle distribution. Based on rheogram exhibited thixotrophy-plastic flow type. Microbiological assay carried out by observe the formed inhibitory zone. Physical evaluation obtained formula II of gel was the most stable (12% basil seed oil) and formula III of ointment (18% basil seed oil) and microbiologically effective was formula III. While the most effective microbiologically in inhibit the growth of Staphylococcus aureus was gel preparation in 18% concentration of basil seed oil. Keywords : Basil seed oil, Ocimum basilicum Linn, Antibacterial Activity, Staphylococcus aureus, Gel and Ointment preparation.
PENDAHULUAN
berbagai
Kemangi merupakan salah satu dari
keanekaragaman
hayati
yang
penyakit
seperti
perut
kembung atau masuk angin, demam, melancarkan
Air
Susu
Ibu
(ASI),
memiliki potensi untuk dikembangkan
rematik, sariawan, antibakteri dan juga
sebagai
sebagai
antijamur.
masyarakat, kemangi sejak dahulu
tanaman
kemangi
sudah digunakan untuk mengobati
digunakan adalah daunnya. Dalam
obat
tradisonal.
Di
Bagian yang
dari banyak
18
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
penggunaannya, daun kemangi sering
dibutuhkan
disuling
dan
mempunyai daya penetrasi yang baik
minyak
atsirinya.
diambil
kandungan
Minyak
sediaan
yang
atsiri
dan waktu kontak yang cukup lama
kandungan
untuk mengurangi atau mengobati
kemangi
mempunyai
senyawa
dominanseperti
linalool,
(estragol),
sineol,
metilklavikol
suatu
1-8
bisul. Dua diantaranya adalah sediaan gel
dan
salep.
Keuntungan
dari
eugenol, terpineol, geraniol. Dimana
sediaan gel yaitu mempunyai kadar air
minyak
yang
atsiri
dari
daun
kemangi
tinggi
sehingga
dapat
berperan sebagai antibakteri. Hasil
menghidrasi stratum corneum. Hal ini
studi yang diungkapkan Opalchenovaa
menyebabkan
and Obreshkovab pada Juli 2003
terbuka
menyatakan bahwa minyak atsiri dari
mampu berpenetrasi masuk melalui
kemangi menghambat jenis bakteri
lapisan
Staphylococcus,
cenderung
Enterococcus
Pseudomonas
(1).
minyak
atsiri
daun
mampu
menghambat
jamur
seperi
Selain
dan
bakteri,
kemangi
juga
pertumbuhan
Aspergillus
pori-pori
sehingga
kulit.
suatu
Sediaan
lembut,
menghasilkan
kulit
akan
sediaan
gel
juga
elegan
dan
efek
pendinginan
karena evaporasi dari air.Sediaan gel juga
dapat
mengering
untuk
flavus,
membentuk film. Film melekat dengan
Candida albicans, Rhizopus stolinifera,
baik pada kulit dan biasanya mudah
dan Penicillium digitatum (2).
dihilangkan dengan pencucian. Selain
Bisul (furuncle) adalah nodul
itu
mengurangi
resiko
nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit
peradangan
oleh peradangan terbatas dari korium
menumpuknya minyak dalam pori–
dan jaringan subkutis, mengelilingi
pori.
nekrosis sentral atau ―inti‖; disebabkan
digunakan sebagai pembawa untuk
oleh Staphylococcus yang memasuki
obat
kulit melalui folikel rambut.Nodula-
menghasilkan
nodula ini dalam beberapa hari akan
atau dekat aplikasi yang dituju (5).
terisi cairan dan mengeluarkan bahan
Hasil orientasi penelitian yang telah
nekrotik bernanah. Furunkel dapat
dilakukan menunjukkan bahwa minyak
menimbulkan nyeri hebat bila terletak
kemangi
di daerah hidung, aksila, atau telinga
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
(3-4).
Staphylococcus aureus dengan nilai Untuk mengatasi masalah bisul,
lebih
timbulnya
Sedangkan
yang
lanjut
sediaan
dimaksudkan
akibat
salep
untuk
efek farmakologi
(Ocimum
basilicum
di,
Linn)
KHM 6%. 19
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Berdasarkan
hasil
orientasi
basis
hidrokarbon
dengan
penelitian minyak atsiri kemangi yang
menggunakan basis cera alba dan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
vaselin putih, propil paraben sebagai
Staphylococcus
pengawet,
bermaksud
aureus,
peneliti
melakukan
penelitian
alfa
tokoferol
sebagai
antioksidan fase minyak dan minyak
mengenai Formulasi Sediaan Gel dan
kemangi
(Ocimum
basilicum
Linn)
Salep dari Minyak Kemangi (Ocimum
sebagai bahan aktif.
basilicum Linn) sebagai obat antibisul
Uji Aktivitas Antimikroba Minyak
dan Uji Efektivitasnya terhadap Bakteri
Kemangi (Ocimum basilicum Linn)
Staphylococcus aureus.
Terhadap Bakteri Staphylococcus
METODE PENELITIAN
aureus
Bahan : Air suling, alfa tokoferol, cera
Dibuat empat seri konsentrasi
alba, karbopol®940 BF Goodrich, metil
minyak kemangi dari larutan stok 10%
paraben, medium NA (Nutrient Agar),
v/v yang mengandung pelarut PEG
minyak
400 yaitu 0,1%, 1%, 10%, dan 100%.
daun
basilucum
kemangi
Linn),
propilenglikol,
(Ocimum disc,
Dibuat kontrol PEG 400. Masing-
paraben,
masing konsentrasi dimasukkan ke
Paper
propil
trietanolamin (TEA), Tween 80®.
dalam vial dan dimasukkan paper disc
Metode. Rancangan Formula Gel
dan direndam selama ± 1 jam. Diambil
dan
suspensi
Salep
Minyak
Kemangi
dengan
minyak
kemangi
dibuat
bahan pembentuk gel yaitu
dimasukkan
mL,
digunakan
mengandung
paraben
pelarut,
sebagai
metil
pengawet,
ke
dalam
vial,
lalu
ditambahkan medium sebanyak 10
karbopol®940 BF Goodrich,air suling sebagai
Staphylococcus
aureussebanyak 1 ose kemudiaan
(Ocimum basilicum Linn) Gel
bakteri
dihomogenkan.
Staphylococcus
Medium
yang
suspensi
bakteri
aureus
tersebut
propilenglikol sebagai humektan, alfa
dituang ke dalam cawan petri dan
tokoferol sebagai antioksidan, TEA
ditungguhingga
sebagai
medium memadat, paper disc yang
penetralkarbopol®940
BF
Goodrich, dan Tween 80®sebagai surfaktan,
dan
minyak
kemangi
memadat.
Setelah
telah direndam sebelumnya ditanam di dalam
cawan
petri
yang
berisi
sebagai
medium. Diinkubasi selama 1x24 jam.
bahan aktif. Dirancang formula salep
Diamati zona hambatnya. Dilakukan
(Ocimum
basilicum
Linn)
hal yang sama untuk uji aktivitas 20
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
antimikroba minyak kemangi dengan
peleburan, yaitu cera alba yang telah
menggunkan konsentrasi 2%, 4%, 6%,
ditimbang,
8%, dan 10%.
62oC
Pembuatan Gel dan Salep Minyak
propil paraben kemudian ditambahkan
Kemangi (Ocimum basilicum Linn)
vaselin putih yang telah ditimbang lalu
Pembuatan
diaduk hingga homogen, ditambahkan
sediaan
gel
minyak
kemangi (Ocimum basilicum Linn)
alfa
dipanaskan
hingga
pada
melebur,
tokoferol
dan
suhu
tambahkan
diaduk
hingga
Formulasi gel minyak kemangi
homogen setelah itu diangkat dari
dibuat dengan menggunakan basis
penangas, ditunggu hingga memadat.
karbopol.. Metil paraben dilarutkan
Setelah itu digerus dan dimasukkan
dengan cara dimasukkan ke dalam air
minyak kemangi, lalu digerus hingga
suling dan dipanaskan hingga suhu
homogen
70oC. Setelah metil paraben larut,
Setelah itu disimpan selama 24 jam.
dimasukkan
Evaluasi Sediaan Gel dan Salep
karbopol®
dan
menggunakan
didispersikan. Setelah iu ditambahkan
Minyak
TEA
basilicum Linn)
untuk
menetralkan
karbopol.
Kemangi
lumpang.
(Ocimum
Kemudiaan diaduk hingga membentuk
Evaluasi kestabilan dengan kondisi
gel yang transparan. Gel karbopol®
dipaksakan
didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar
kemudian
digerus.
Untuk menguji kestabilan dari produk
yang
diformulasi
Ditambahkan
propilenglikol
dan
dilakukan
minyak
kemangi
v/b,
dipaksakan (stress condition) untuk
daun
6%
dengan
biasanya
metode
kemudian digerus hingga homogen.
mempercepat
Setelah itu penggerusan dihentikan
mengurangi waktu yang diperlukan
dan
wadah
untuk pengujian. Sediaan gel dan
tertutup. Gel didiamkan selama 24
salep diuji kestabilannya pada suhu
jam. Dilakukan hal yang sama untuk
5oC dan 35oC selama 10 siklus
formulasi gel minyak kemangi dengan
dimana tiap 1 siklus adalah 12 jam.
konsentrasi 12% v/b dan 18% v/b.
Evaluasi dengan beberapa parameter
Formulasi salep minyak kemangi
kestabilan fisika. Evaluasi kestabilan
dibuat dengan menggunakan basis
fisika dari sediaan gel dan salep
hidrokarbon.
dilakukan dengan beberapa parameter
gel
disimpan
dalam
Salep dengan basishidrokarbon dibuat dengan menggunakan metode
fisika
yaitu
peruraian
kondisi
pengukuran
dan
viskositas,
pengujian organoleptis , penentuan 21
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
nilai yield, penentuan tipe aliran, daya
sediaan gel menggunaan spindel no.6
sebar, dan homogenitas.
sedangkan
Pengujian organoleptik sediaan gel
spindel no.7.
dan salep
Pengujian Homogenitas
Pengujian organoleptik meliputi
salep
Pengujian
menggunakan
dilakukan
dengan
pemeriksaan perubahan bau, warna
mengoleskan sediaan gel dan salep
dan konsistensi dari formula sebelum
pada obyek gelas, kemudian ditutup
dan sesudah kondisi dipaksakan.
dengan deck glass. Setelah itu diamati
Pengukuran viskositas sediaan dan
dengan
penentuan tipe aliran gel dan salep
perbesaran 40 x 10.
Sebanyak 50,0 mL sediaan gel dimasukkan ke dalam gelas ukur 50,0
menggunakan
mikroskop
Pemeriksaan daya sebar Sediaan sebanyak 200,0 mg
mL kemudian diukur viskositasnya
diletakkan
dengan
viskometer
berdiameter 20 cm, ditutup dengan
dilengkapi
kaca bening berdiameter 20 cm , tebal
dengan
2 mm dan berat 147,42 g. Diatasnya
kecepatan 50 rpm (putaran per menit)
diberi beban sebesar 125 g, 225 g,
kemudian dicatat hasilnya. Evaluasi
dan 325 g. Kemudiaan diukur diameter
dilakukan
daya sebarnya.
menggunakan
Brookfield dengan
RVT
yang
spindle
no.6
terhadap
masing-masing
diatas
kaca
bening
formula sebelum dan sesudah kondisi
Pengujian Efektivitas Sediaan Gel
dipaksakan. Dilakukan hal yang sama
dan Salep
untuk
sediaan
salep
dengan
Minyak
kemangi
(Ocimum
menggunakan viskometer Brookfield
basilicum Linn.) yang Stabil Terhadap
RVT yang dilengkapi dengan spindle
Bakteri
no.7. Untuk penentuan tipe aliran,
dengan
dilakukan pengukuran viskositas gel
efektivitas
dan salep pada berbagai rpm (2, 5, 10,
salepminyak
20, 50, dan 100 rpm). Kemudian
basilicum Linn.) dilakukan pada bakteri
diukur
Staphylococcus
nilai
yieldnya
dengan
Staphylococcus metode
difusi.
sediaan
aureus Pengujian
gel
kemangi
dan
(Ocimum
aureus
yang
satu
bakteri
menggunakan viskometer Brookfield
merupakan
RVT.
penyebab bisul. Pengujian dilakukan
Kemudian
dicatat
hasilnya.
salah
Evaluasi dilakukan terhadap masing–
sebelum
dan
sesudah
masing formula sebelum dan sesudah
dipaksakan
kondisi dipaksakan. Pengukuran untuk
cawan petri yang berisi
dengan
kondisi
menggunakan medium 22
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
nutrien
agar (NA)
suspensi
bakteri
dan
satu
ose
Setelah itu diinkubasi selama 1 x 24
Staphylococcus
jam dan diamati zona hambatannya
aureus yang telah dihomogenkan dan
yang
dibiarkan
Kemudiaan
zona hambatan, maka sediaan gel dan
diambil paper disc yang sebelumnya
salep dengan konsentrasi tersebut
telah
dapat
memadat.
dimasukkan
masing-masing
terbentuk.
dinyatakan
Apabila
terbentuk
efektif
terhadap
Staphylococcus
aureus
kedalam sediaangel dan salep minyak
bakteri
kemangi (Ocimum basilicum Linn.).
penyebab bisul.
HASIL PENELITIAN Evaluasi organoleptik gel dan salep Tabel 1. Hasil pengamatan organoleptis sediaan gel sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Formula (Gel) F1 A
F1 B
F1 C
Jenis pemeriksaan Bau Warna Konsistensi Bau Warna Konsistensi Bau Warna Konsistensi
Kondisi Sebelum Sesudah Khas Khas Putih Putih Kental Kental Khas Khas Putih Putih susu Kental Kental Khas Khas Putih Putih Kental Kental
Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptis sediaan salep sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Formula (Salep) F2 A
F2 B
F2C
Jenis pemeriksaan Bau Warna Konsistensi Bau Warna Konsistensi Bau Warna Konsistensi
Kondisi Sebelum Sesudah Khas Khas Kuning gading Kuning gading Kental Kental Khas Khas Kuning gading Kuning gading Kental Kental Khas Khas Kuning gading Kuning gading Kental Kental
23
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
A
C
E E
G
B
D
F
H
Gambar 1. Histogram dan rheogram gel dan salep minyak kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebelum dan sesudah kondisi dipaksakkan. Gambar 1A. Histogram viskositas gel. Gambar 1B. Histogram viskositas salep. Gambar 1C. Rheogram gel dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 6% (Stress condition). Gambar 1D. Rheogram Gel dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 12% (Stress condition). Gambar 1E. Rheogram Gel dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 18% (Stress condition).Gambar 1F. Rheogram Salep dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 6% (Stress condition). Gambar 1G. Rheogram Salep dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 12% (Stress condition). Gambar 1H. Rheogram Salep dengan Konsentrasi Minyak Kemangi 18% (Stress condition).
24
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Tabel 3. Tabel Hasil Pengukuran Viskositas (poise) Gel dari Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) pada 50 rpm dengan Menggunakan Viskometer Brookfield RVT dengan Spindel No. 6. Kondisi
Replikasi
Sebelum
1 2 3
Sub total Rata-rata 1 2 3
Sesudah Sub total Rata-rata Total
F1A 78 77 77 232 77,333 92 92 92 276 92 508
Viskositas (poise) F1B F1C 95 112 95 112 96 112 286 336 95,333 112 102 118 102 120 104 118 308 356 102,666 118,666 594 692
Total 285 284 285 854 312 314 314 940 1794
Tabel 4. Hasil Pengukuran Viskositas (poise) Salep dari Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) pada 50 rpm dengan Menggunakan Viskometer Brookfield RVT dengan Spindel No.7 Kondisi
Replikasi
Sebelum
1 2 3
Sub total Rata-rata 1 2 3
Sesudah Sub total Rata-rata Total
F2A 144 144 152 440 146,666 92 96 84 272 90,666 712
Viskositas(poise) F2B 64 64 64 192 64 40 36 36 112 37,333 304
F2C 80 72 72 224 74,666 60 60 56 176 58,666 400
Total 288 280 288 856 192 192 176 560 1416
Tabel 5. Hasil Pengukuran Daya Sebar Gel dan Salep dari Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn. ) Beban (gram) 125 225 325 Total
Sediaan Gel (cm) F1A F1B F1C 3,8 4 4,1 4,1 4,3 4,5 4,3 4,5 4,9 12,2 12,8 13,5
Sediaan Salep (cm) F2A F2B F2C 3,6 3,9 4,3 4 4,2 4,6 4,1 4,5 4,9 11,7 12,6 13,8
25
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Tabel 6. Hasil pengukuran zona hambatan gel dan salep dari minyak kemangi (Ocimum basilicum Linn. ) sebelum dan setelah kondisi dipaksakan pada Bakteri Uji Staphylococcus aureus Bakteri Uji
Kondisi
S. aureus
Sebelum Sesudah
Formula Gel F1A
F1B
F1C
10,6 17,6
11,6 18,6
13,6 19
Diameter Zona Hambatan (mm) Formula Salep Kontrol Gel (tanpa F2A F2B F2C pengawet) 13,6 16,6 17 13,6 0 0 0 12,3
Kontrol Salep (tanpa pengawet) 7 5,6
D
A
Sebelum
Sesudah
B
Sebelum
Sebelum
Sesudah
C
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Gambar 9. Foto sediaan dan uji aktivitas antimikroba gel dan salep minyak kemangi (Ocimum basilicum Linn) pada Pengujian homogenitas Sebelum dan sesudah Kondisi dipaksakan. Gambar 9A. sediaan gel dengan konsentrasi minyak kemangi 12%. Gambar 9B. sediaan salep dengan konsentrasi minyak kemangi 18%. Gambar 9C. sediaan gel dari minyak kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Gambar 9D. sediaan salep dari minyak kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. 26
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
PEMBAHASAN Kemangi
kestabilan (Ocimum
basilicum
berdasarkan
parameter
tertentu.
Linn.) merupakan salah satu dari
Pada penelitian ini dibuat 2
keanekaragaman hayati yang memiliki
sediaan,
potensi untuk dikembangkan sebagai
dibuat
obat tradisonal. Salah satunya yaitu
konsentrasi
dapat digunakan sebagai obat bisul
berbeda
karena memiliki aktivitas antibakteri
Selanjutnya
dilakukan
pengujian
terhadap
berdasarkan
enam
parameter
Untuk
Staphylococcus
mengatasi
sediaan
bisul
yang
aureus.
dibutuhkan
mempunyai
daya
masing-masing dalam
3
formula
minyak
6%,
sediaan dengan
kemangi
12%,
dan
yang 18%.
diantaranya pemeriksaan organoleptik, pengukuran viskositas, penentuan tipe
penetrasi yang baik dan waktu kontak
aliran,
yang lama. Dua diantaranya adalah
daya sebar serta pengujian aktivitas
sediaan gel dan salep. Di samping itu,
antimikroba
masyarakat masa kini lebih cenderung
Staphylococcus
mengharapkan
lebih
kestabilan dilakukan dengan metode
mudah dalam menggunakan suatu
kondisi dipaksakan yang bertujuan
sediaan. Dari hasil orientasi penelitian
untuk
diperoleh nilai kadar hambat minimum
pengujian.
(KHM)
minyak
teknik
yang
kemangi
(Ocimum
homogenitas,
pemeriksaan
terhadap
bakteri
aureus.
Pengujian
mempersingkat
Pemeriksaan
waktu
organoleptik
basilicum Linn.) terhadap bakteri uji
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Staphylococcus aureus adalah 6%v/v
penyimpanan pada warna, bau dan
dengan
konsistensi
diameter
zona
hambatan
sediaan.
Pemeriksaan
sebesar 13 mm. Beberapa hal inilah
organoleptik
yang melatarbelakangi peneliti untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh
memformulasi
penyimpanan pada warna, bau dan
minyak
kemangi
dilakukan
untuk
(Ocimum basilicum Linn.) ke dalam
konsistensi
bentuk sediaan gel dan salep. Untuk
pengamatan yang diperoleh dari ketiga
memperoleh sediaan yang memiliki
formula geldan ketiga formula salep
efektivias
dari
yang
maksimal,
maka
sediaan.
minyak
Adapun
kemangi
hasil
(Ocimum
sediaan gel dan salep dibuat dalam
basilicum Linn.) sebelum dan sesudah
beberapa variasi konsentrasi zat aktif
kondisi dipaksakan tidak mengalami
yang
perubahan dari segi warna, bau dan
didukung
dengan
evaluasi
konsistensi. 27
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Data viskositas yang diperoleh dianalisa
secara
menggunakan
statistik
metode
gel. Sedangkan pada suhu dingin
dengan
rantai polimer akan memendek dan
rancangan
akan saling bergabung dan lama
acak kelompok (RAK). Hasil analisis
kelamaan
menunjukkan bahwa untuk sediaan
(entangle) sehingga terjadi perubahan
gel, viskositas dari semua formula baik
viskositas setelah kondisi dipaksakan.
formula
dengan
Untuk sediaan salep, viskositas dari
konsentrasi minyak kemangi 6%, 12%
semua formula baik formula A, B, dan
dan 18% mengalami perubahan yang
C dengan konsentrasi minyak kemangi
sangat
A,
B,
dan
signifikan
sebelum
dan
dipaksakan.
C
gel
pada
kondisi
6%,
12%
dan
sesudah
kondisi
perubahan
yang
Hal
ini
menunjukkan
akan
mengkisut
18%
mengalami
sangat
signifikan
pada kondisi sebelum dan sesudah
bahwa adanya kondisi dipaksakan
kondisi
sangat
viskositas
dilakukan uji lanjutan menggunakan
semua formula.Kemudian dilakukan uji
BNT (Beda Nyata Terkecil) karena
lanjutan menggunakan BNJ (Beda
nilai koefisien keragaman diantara 5-
Nyata Jujur) karena nilai koefisien
10% yaitu 8,679261%.
mempengaruhi
keragaman
kurang dari 5%
yaitu
1,4498877%.
dipaksakan
.Kemudian
Pada uji lanjutan BNT diperoleh hasil yaitu pada formula A dengan
Pada uji lanjutan BNJ diperoleh
konsentrasi minyak kemangi 6% dan
hasil yaitu semua formula baik formula
formula B dengan konsentrasi minyak
A, B, dan C dengan konsentrasi
kemangi 12% mengalami perubahan
minyak kemangi 6%,12% dan 18%
yang sangat signifikan, sedangkan
mengalami perubahan yang sangat
formula C dengan konsentrasi minyak
signifikan, baik pada kondisi sebelum
kemangi
maupun sesudah kondisi dipaksakan.
perubahan
Kemungkinan
baikpada kondisi sebelum maupun
karena
hal
adanya
ini
disebabkan
pengaruh
suhu
18% yang
menunjukkan tidak
signifikan
sesudah kondisi dipaksakan.
terhadap perubahan polimer. Dimana
Tipe aliran dapat dilihat dari
ketika suatu gel disimpan pada suhu
reogram serta nilai yield sediaan. Dari
panas maka bentuk rantai polimer
rheogram diperoleh sifat aliran non
akan
yang
newton untuk formula gel dan salep
(disentangle)
dengan konsentrasi minyak kemangi
mengakibatkan penurunan viskositas
6%, 12%, dan 18% memiliki aliran
melepaskan
berbentuk
bola
gulungan
28
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
thiksotropik-plastis. Aliran thiksotropik
efektivitas dari masing-masing sediaan
karena aliran menaik dan menurunnya
gel dan salep terhadap bakteri uji
tidak berimpitan sehingga terbentuk
Staphylococcus
hysteresis loup (adanya celah yang
metode
terbentuk diantara kurva menaik dan
sesudah kondisi dipaksakan, sehingga
menurun).
bisa
Untuk pengujian homogenitas,
difusi
agar
diamati
hambatan
aureus
sebelum
ada
yang
dengan dan
tidaknya
zoba
terbentuk.
Zona
pengujian ini dilakukan untuk melihat
hambatan adalah daerah bening yang
distribusi partikel dari sediaan gel dan
terbentuk disekeliling paper disk yang
salep.
menunjukkan adanya penghambatan
Hasil
menunjukkan
yang bahwa
diperoleh sediaan
gel
terhadap
aktivitas
mikroorganisme.
maupun salep sebelum dan sesudah
Semakin besar zona hambatan yang
kondisi dipaksakan memiliki partikel
terbentuk, berarti semakin besar daya
yang terdistribusi secara merata (tidak
penghambatannya
dilampirkan,
mikroorganisme.
kecuali
sediaan
gel
dengan konsentrasi minyak kemangi
terhadap
Berdasarkan diperoleh
minyak kemangi 18%)..
bahwa sediaan yang paling efektif
hasil
analisa
terhadap
dalam
dapat
yang
12% dan salep dengan konsentrasi
Dari
maka
hasil
menghambat
dikatakan
pertumbuhan
kestabilan sediaan gel dan salep
bakteri Staphylococcus aureus adalah
minyak kemangi (Ocimum basilicum
sediaan
Linn) sebelum dan setelah kondisi
salep. Hal ini disebabkan karena
dipaksakan, untuk sediaan gel yang
perbedaan polaritas minyak kemangi
paling stabil secara farmasetik adalah
dengan basis gel. Sebaliknya pada
formula B dengan konsentrasi minyak
salep, karena polaritas antara basis
kemangi
untuk
salep dengan minyak kemangi sama,
stabil
maka afinitas basis salep terhadap
secara farmasetik adalah formulaC
minyak kemangi kuat sehingga basis
dengan konsentrasi minyak kemangi
susah melepaskan minyak kemangi.
18%.
Selain itu, dilihat dari setelah kondisi
sediaan
12%. salep
Setelah
Sedangkan yang
paling
dilakukan
gel dibandingkan
sediaan
analisa
dipaksakan,
sediaan
gel
masih
terhadap kestabilan sediaan gel dan
memberikan
zona
salep dari minyak kemangi (Ocimum
dibandingkan dengan sediaan salep.
hambatan
basilicum Linn) dilakukan pengujian 29
Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Dan Salep Minyak Kemangi (Ocimum basilicum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
KESIMPULAN Secara farmaseutika, sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan untuk sediaan gel yang paling stabil adalah
multidrug resistant clinical isolates of the genera Staphylococcus,Enterococcus and Pseudomonas by using different test methods.J Micro Meth 2003; 54:105–110.
formula B dengan konsentrasi minyak kemangi sediaan
12%, salep
sedangkan yang
paling
untuk stabil
adalah formula C dengan konsentrasi minyak kemangi 18%. Dan Secara mikrobiologi, sebelum dan sesudah kondisi paling
dipaksakan efektif
dalam
sediaan
yang
menghambat
pertumbuhan bakteri Saphylococcus aureus adalah sediaan gel dengan konsentrasi
minyak
kemangi
18%
dibandingkan dengan sediaan salep. DAFTAR PUSTAKA 1. Opalchenovaa D, Obreshkovab D. Comparative studies on the activity of basil—an essential oil from Ocimum basilicum L. gainst
2. Rahmawati A. Uji Aktivitas Daya Antibakeri Daun Kemangi (Ocimum basilicum Linn) terhadap bakteri Eschercia coli dan Staphylococcus aureus secara invitro. (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2010. 3. Novak DP. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998. 4. Price AS, Wilson ML. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC, 2006. 5. Lund Walter. The Pharmaceutical Codex : Principles and Practice of Pharmaceutics. Twelfth Edition. London : The Pharmaceutical Presss, 1994..
30