UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA (Studi Kasus di Kampung Pancasila Desa Tanjung Sari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang)
(Diterima 21 November 2016; direvisi 29 Desember 2016; disetujui 30 Desember 2016)
Damanhuri1, Wika Hardika L2, Febrian Alwan B3, Ikman Nur Rahman4 1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Abstrak
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berfikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara. Banyaknya pengaruh negatif terhadap suatu negara salah staunya adalah lunturnya nilai-nilai luhur yang melakat disuatu negara, dan inipun yang terjadi di Indonesia saat ini, dengan banyaknya pengaruh gelobalisasi salah satunya adalah pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Permasalahan tersebut dihawatirkan masyarakat Indonesia akan lupa terhadap jati diri bangsanya sendiri yang menjungjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk warga negara yang baik (Good Citizen) yang merupakan aplikasi karakter bangsa Indonesia ini sendiri. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Perkampungan Pancasila Desa Tanjungsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang Provinsi Banten karena di desa ini nilai-nilai Pancasila masih diimplemetasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang menajadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Agar memperoleh infomasi yang valid dan kompeten maka sampel penelitian adalah sebagai berikut : Pemerintah (kecamatan, kelurahan, desa), Masyarakat setempat, Budayawan, Akademisi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkampungan pancasila merupakan perkampungan yang menerapkan nilai pancasila sebagai upaya pembentukan karakter bangsa. Dalam implementasinya peneramapn nilai pancasila masih belum banyak dukungan dari masyarakat serta kesadaran akan perilaku yang mencerminkan nilai pancasila sebagai penguatan karakter bangsa. Hal ini perlu adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang berwenang di dalamnya. Kata kunci : Nilai-nilai Pancasila, Karakter Bangsa
185
186
tersebut
PENDAHULUAN Pancasila merupakan ideologi
dikarenakan
pengaruh
negaritif gelobalisasi.
dasar bagi negara Indonesia dan
Ancaman yang muncul dari
untuk menjadi warega negara yang
pengaruh negatif globalisasi terhadap
baik (good citizen) di Indonesia
ideologi suatu negara atau bangsa
harus sesuai dengan Pancasila dan
merupakan suatu ancaman yang
Undang-Undang
1945.Hal
besar dan tidak bisa dianggap kecil,
betapa
dengan begitu mudahnya pengaruh
pentingnya Pancasila sebagai acuan
negatif dari luar yang masuk ke
ataupun pedoman tentang bagaimana
Indonesia,
berperilaku menjadi warga negara
berdampak secara tidak disadari
yang
di
terhadap karakter masyarakat yang
yang
tidak sesuai dengan karakter bangsa
terkandung dalam Pancasila akan
dan inilah yang sedang terjadi di
mengajarkan
Indonesia saat ini.
inilah
yang
baik
mendasari
(good
Indonesia.
bertindak
Dasar
citizen)
Nilai-nilai
cara
yang
berfikir sesuai
dan
dengan
ideologi negara. Pada
zaman
perlahan-lahan
Permasalahan
akan
tersebut
dihawatirkan masyarakat Indonesia modern
atau
akan
lupa
terhadap
jati
diri
zaman globalisasi seperti sekarang
bangsanya sendiri yang menjungjung
ini, banyaknya pengaruh negatif
tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai
terhadap suatu negara salah staunya
bentuk
adalah lunturnya nilai-nilai luhur
(Good Citizen) yang merupakan
yang melakat disuatu negara, dan
aplikasi karakter bangsa Indonesia
inipun yang terjadi di Indonesia saat
ini sendiri. Hal ini terlihat dari Majlis
ini, dengan banyaknya pengaruh
PermusyawaratanRakyat
gelobalisasi saalah satunya adalah
hal.103)
pengaruh dari budaya luar yang tidak
menidentifikasikan dalam ketetapan
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
MPR bahwa Ketetapan MPR No/ V
banyaknya
warga
masyarakat
yang
kurangnya
memahami
pentingnya
nilai-nilai
warga
negarayang
yang
(2013, terlah
negara
atau
/MPR/2000
tidak
atau
Persatuan dan Kesatuan dan Kondisi
betapa
Bangsa Indonesia saat ini adalah
Pancasila
sebagai berikut : Nilai-nilai agama
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
tentang
baik
Pemantapan
Damanhuri, dkk
187
dan nilai-nilai budaya bangsa tidak
Indonesia
dijadikan
sumber
inovasi dan solusi untuk dapat
berbangsa
dan
etika bernegara
dalam oleh
sebagian masyarakat hal itu akhirnya
ini,
maka
menunbuhkan
diperlukan
kembali
nilai-nilai
Pancasila yang luntur tersebut.
melahirkan krisis akhlak dan moral yang
berupa
ketidakadilan,
METODE PENELITIAN
pelanggaran hukum, dan pelanggaran
Pendekatan
penelitian
hak asasi manusia dan kurangnya
digunakan
pemahaman,
adalah pendekatan kualitatif yang
penghayatan,
dan
dalam
yang
penelitian
kepercayaan akan keutamaan nilai-
didasarkan
nilai yang terkandung pada setiap
Pertama, permasalahan yang dikaji
sila pancasila dan keterkaitannya
dalam
satu sama lain, untuk kemudian
implementasi
diamalkan secara konsisten disegala
dalam upaya penguatan karakter
lapis
bangsa ini membutuhkan sejumlah
dan
bidang
kehidupan
berbangsa dan bernegara.
pada
dua
ini
alasan.
penelitian
tentang
nilai-nilai
Pancasila
data lapangan yang sifatnya aktual
Berdasarkan peryataan di atas
dan kontekstual. Kedua, pemilihan
dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan
ini
betapa pentingnya nilai-nilai yang
keterkaitan
masalah
terkandung pada setiap sila Pancasila
dengan sejumlah data primer dari
sebagi wujud dari karakter bangsa
subjek penelitian yang tidak dapat
Indonesia
yang
dipisahkan dari latar alamiahnya,
merupakan cerminan sebagai bentuk
tanpa ada rekayasa serta pengaruh
warga negara yang baik (Good
dari luar. Atas dasar itulah maka
Citizen), dan inipun yang akan
peneliti menggunakan pendekatan
diterapkan melalui perkakampungan
kuatitataif.
Pancasila
untuk
diungkapkan oleh Cresswel (1998 :
menjadikan uapaya pembangunan
15) “Qualitative research is an
karakter
inquiry process of understanding
itu
sebagai
bangsa
sendiri
contoh
di
masyarakat,
yang
Sebagaimana
distinct
pada dikaji
yang
karena apabila nilai-nalai Pancasila
based
tidak dilaksanakan maka akan terjadi
traditions of inquiry that explorea
damapak negatif terhadap negara
social or human problem. The
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
on
didasarkan
methological
Damanhuri, dkk
188
researcher build a complex, holistic
batas antara fenomena dan konteks
picture,
tak
analysis
words,
reports
tampak
dengan
tegas,
detailed views of informants, and
bilamana
conducts the study in a natural
dimanfaatkan”. Dipilih metode ini
setting”
karena peneliti akan menyelidiki
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa
penelitian
kualitatif
secara
multisumber
dan
cermat
peristiwa,
suatu
aktivitas,
bukti
program,
proses
atau
didasarkan pada tradisi metodologi
sekelompok individu yang dibatasi
penelitian dengan cara menyelidiki
oleh waktu dan peristiwa. Penelitian
masalah sosial atau kemanusiaan.
ini
Peneliti membuat gambaran yang
terperinci dan mendalam terhadap
kompleks,
suatu kelompok
gambaran
yang
dilakukan
menyeluruh, menganalisis kata-kata,
masyarakat
melaporkan
Pancasila.
pandangan-pandangan
para informan secara menyeluruh dan
melakukan
penelitian
pada
situasi yang alamiah. Peneliti karena
memilih ingin
langsung Pancasila
dalam hak ini
di
perkampungan
Penelitian ini sampel
purposif
intensif,
menggunakan seperti
yang
diungkapkan Cresswel (1998 : 266) pendekatan
ini
partisipan dan lokasi penelitian itu
secara
dipilih secara dengan sengaja dan
nilai-nilai
penuh perencanaan, penelitian yang
Tanjungsari
dapat membatu peneliti memahami
mengetahui
implementasi di
secara
Desa
Kecamatan Pabuaran yang disebut
masalah
sebagai
besarnya sampel ditentukan dengan
perkampungan
Pancasila
penelitian.
pertimbangan
Sehingga
sebagai upaya pembangunan karakter
adanya
informasi
bangsa.
dengan teknik snowball. Penentuan
Metode yang digunakan dalam
sampel dianggap telah memadai
penelitian ini adalah studi kasus
apabila telah disampaikan pada titik
berdasarkan Robert K. Yin (1995 :
jenuh. Agar memperoleh infomasi
18) bahwa “studi kasus adalah suatu
yang valid dan kompeten maka
inkuiri empiris yang menyelidiki
sampel penelitian adalah sebagai
fenomena
berikut :
di
dalam
konteks
kehidupan nyata bilamana batas-
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
189
1. Pemerintah
(kecamatan,
kelurahan, desa)
tanjung
sari
sebagai
upaya
pembengunan karakter bangsa sudah
2. Masyarakat setempat
berjalan
3. Budayawan
dikarenakan
4. Akademisi
Pancasila sudah dapat menerapkan
Perimbangan
peneliti
cukup
baik,
hal
ini
perkampungan
untuk
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
memilih subjek penelitian di atas
sehari-hari, sperti nilai ketuhanan
didasari oleh beberapa alasan seperti
yang
; dari segi pemerintah peneliti ingin
memiliki nilai nilai keagamaan yang
mengetahui kegiatan-kegiatan yanng
tinggi yang tercermin dari sholat
dilaksanakan oleh pemerintah untuk
berjamaah sebagai nilai taat dalam
menunjang
proses
menjalankan
nilai-nilai
Pancasila.
implementasi
masyarakat
perintah
agama,
segi
pengajian bersama sebagai bentuk
masyakarat peneliti ingin mengetahui
dari nilai agama serta sebagai bentuk
nilai-nilai Pancasila apa saja yang
menjalin
diimplementasikan oleh masyarakat
sesama
desa
perkampungan
tersebut
sehari-hari. peneliti
dari
mencerminkan
dalam
kehidupan
Dari segi budayawan,
ingin
mengkaji
tali
silaturahmi
warga
yang
antar
ada
Pancasila,
menjalankan
di serta
perintah-perintah
adakah
agama laianya sebagai wujud nilai
pengaruh budaya lokal Banten di
sila pertama yaitu ketuhanan, selain
kampung Pancasila tersebut. Dari
nilai ketuhaan, dapat terlihat pula
segi
ingin
nilai-nilai Pancasila liannya yaitu
akademik
nilai kemanusian yang tertera di sila
mengenai nilai-nilai budaya lokal
ke dua Pancasila“Kemanusiaan yang
terhadap
adil dan beradab” terkandung nilai
akademisi
mengetahui
peneliti
telaah
pengembangan
karakter
bangsa.
kemanusiaan.
makna
dari
nilai
kemanusiaan yaitu mengakui dan menghormati martabat dan hak orang
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian
lain antar sesama manusia, saling
yang telah dilakukan bahwa keadaan
tolong
menolong,
dan
bersikap
nilai-nilai
sebagai
manusia
yang
beradab
perkampungan
Pancasila Pancasila
di desa
sebagai perwujudan sila kedua hal ini
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
190
tercermin
dari
perkampungan
masyarakat
Pancasila
mencapai
mufakat
dan
inipun
salang
dijungjung tinggi oleh masyarakat
menghormati antar sesama warga
kampung Pancasila itu sendiri. Yang
serta
kekeluargaanya
terakhir adalah nilai keadilan sebagai
begitu tinggi. Nilai Pancasila ketiga
nilai yang terdapat dalam sila kelima
yaitu nilai persatuan yang diterapkan
sila Pancasila yaitu “Keadilan sosial
di perkampungan Pancasila yang
bagi seluruh rakyat indonesia” yang
paling
adanya
artinya sila kelima ini memiliki nilai
kegiatan gotong royong yang selalu
keadilan yang berarti keadilan dalam
dilaksanakan rutin, gotong royong
kehidupan sosial haruslah meliputi
yang
seluruh
nilai-nilai
terlihat
dengan
dilaksanakan
di
kampong
rakyat
Indonesia
pancasila mencerminkan masyarakat
terkecuali,
yang
semangat
kewajiban yang harus dijungjung
kekeluargaan
tinggi antar sesama warga, hal ini
penuh
kebersamaan dalam
rasa dan
melaksanakan
Selanjutnya
nilai
merupakan
cerminan
suatu
persamaan
tanpa
hak
dan
hal.
dapat terlihat dari prilaku warga
kerakyatan
perkampungan Pancasila yang selalu
dari
mematuhi atauran-atauran yang telah
sila
keempat yang berbunyi “Kerakyatan
ditetapkan,
yang
masyarakata yang taat akan aturan
dipimpin
oleh
hikmat
sehingga
kebijaksanaan dalam permusyawa
yang
ratan/perwakilan”
kampong Pancasila aupun aturan
yang
memiliki
berlaku
menjadi
secara
lokal
nilai yang terkandung dalam sila ini
secara
Nasioanal,
adalah nilai kerakyatan yang berarti
negara
yang
kedaulatan berada ditangan rakyat itu
mampu
sendiri, maka rakyat berhak memilih
kewajibannya
dan
perwakilan mereka, dan rakyat juga
dicerminkan
mayoritas
memiliki kedudukan antara hak, dan
perkampungan pancasila.
kewajiban yang sama di negara ini,
baik
adalah
melaksanakan
hak
itulah
warga yang dan yang warga
Pembangunan masyarakat desa
salah satu yang tercermin dari sila
mengandung
Pancasila yang keempat di kampong
kemasyaraatan,
Pancasila yaitu masyarakatnya selalu
masyarakat
mengutaman
dan
musyawarah untuk
karana
di
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
makna
dan
pendekatan partisipasi
pengorganisasian
pelaksanaannya
berorientasi
Damanhuri, dkk
191
pada
inisiatif
dan
masyarakat
daya
kreasi
(Swalem,1997).
kegiatan
pemerintah
pelayanan
dalam
terhadap
masyarakat,
bidang
pendidikan,
Pengertian pembangunan desa juga
seperti
dapat dilihat dari berbagai segi (Zein,
kesehatan,
1983; Suwignyo, 1985; Sarmato,
koperasi, keluaga berencana dan
1985; Arkanudin,1995), yaitu: (1)
transmigrasi
Pembangunan desa sebagai suatu
Pembangunan
“Proses”,
yaitu merupakan suatu
suatu “Gerakan”, yaitu tekanannya
perubahan dari cara hidup tradisional
lebih diarahkan untuk menunjukkan
masyarakat pedesaan menuju cara
masyarakat secara terkoordinir dan
hidup yang lebih maju. Dalam hal ini
terarah
pembangunan desa lebih di tekankan
nasional kita, yaitu terwujudnya
pada aspek perubahan yang terjadi
“masyarakat Pancasila” yang kita
dalam kehidupan masyarakat, baik
inginkan bersama. Jadi penekanan
yang menyangkut segi-segi sosial,
pembangunan desa di sini adalah
ekonomi maupun psikologis; (2)
dalam
Pembangunan desa sebagai suatu
mendasar yang mengarahkan proses,
“Metode”, yaitu mengusahakan agar
metoda dan program pembangunan
masyarakat berkemampuan dalam
desa.
membangun sesuai
diri
dengan
mereka
di
dari
dan
industri,
lain-lain; desa
sesuai
(4)
sebagai
dengan
kerangka
sendiri
kemampuan
pertanian,
cita-cita
ideologis
yang
Pembangunan yang terjadi saat
ini
mulai
bergeser
pada
sumber-sumber yang mereka miliki.
pembanguan
Jadi pembangunan desa di sini lebih
pemukiman.
ditekan
pembangunan pada pemukiman yaitu
pada
cara-cara
untuk
pembaharuan Salah
satu
mencapai atau mewujudkan tujuan-
banyak
tujuan
perumahan
yang
Pembangunan desa sebagai suatu “
langsung
dapat
Program”,
keberadaan kampung, tetapi juga
pembangunan;
meningkatkan
(3)
yaitu taraf
untuk hidup
dan
dibangunnya
contoh
membangkitkan
perumahansecara
rasa
menggeser
iri
bagi
kesejahteraan masyarakat, lahir dan
masyarakat
bathin. Pembangunan desa di sini
merupakan
lebih
masyarakat kelas menengah ke atas,
ditekankan
kepada
bidang
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
sekitar.
tidak
Perumahan
representasi
dari
Damanhuri, dkk
192
sedangkan
kampung
merupakan
Kampung Pancasila juga menjadi
representasi masyarakat kelas bawah.
bagian
penting
Pola komunikasi antara masyarakat
kebhinekaan.
dalam
menjaga
di perumahan dengan masayarakat
Salah satu latar belakang
kampung sudah jauh berbeda. Kalau
dari dibentuknya Kampung Pancasila
di perumahan, semua jenis keamanan
karena dasar negara tersebut belum
sudah
sepenuhnya
terjamin
karena
rata-rata
menjiwai
kehidupan
menggunakan jasa keamanan. Pola
berbangsa dari tingkat elit hingga
komunikasi
masyarakat
pun
cendrung
umum
termasuk
di
individualistik, tidak mengenal satu
dalamnya generasi muda. Berbagai
dengan
bentuk pengamalan Pancasila yang
tetangga
Sementara
di
yang
lainnya.
perkampungan,
setidaknya
harus
dimiliki
tanggung jawab keamanan ada di
masyarakat, diantaranya adalah pada
setiap penghuni kampung. Ronda
semangat
malam merupakan bagian dari cara
kehidupan,
masyarakat berkomunikasi dengan
kebersihan,
warga lainnya, khususnya dalam
menghidupkan
menjaga keamanan dan ketertiban di
budaya. Di samping itu, kampung
wilayah perkampungannya masing-
Pancasila
bisa
masing. Keadaan seperti ini, tidak
terdepan
dalam
bisa dibiarkan begitu saja. Butuh
globalisasi.
solusi yang pas untuk mengatasinya.
Pancasila,
Sebelum
semuanya
"musnah",
untuk bisa menangkal budaya luar.
alangkah
baiknya
mengambil
Yang baik diterima yang jelek
tindakan antisipatif. Mendorong lahir
ditolak. Kampung pancasila juga bisa
dan terbentuknya kampung Pancasila
merubah pola kehidupan msayarakat
bisa menjadi salah satu alternatif
modern
dalam
individualistik.
menjembatani
keadaan
gotong
royong
misalnya
dalam
menyangkut keamanan,
potensi
adat
menjadi menangkal
Lewat masyarakat
ala
dan
garda arus
kampung disadarkan
perumahan
yang
Karena
dalam
tersebut. Lewat kehadiran "kampung
kampung
Pancasila" kita disadarkan untuk
mekanisme diatur. Seperti setiap
mengenang
warganya
betapa
pentingnya
menjaga persatuan dan kesatuan.
Pancasila
wajib
melafal
semua
sila
Pancasila, memahami arti dan simbol
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
193
dalam Pancasila. Lebih dari itu setiap
semua
waktu perlu digalakan lomba antar
kehadiran
"kampung
Pancasila",
menjadi penangkal melawan nilai-
menanamkan
nilai-nilai
guna Pancaila
nilai
sepakat
kampung
asing dan
Pancasila,
nilai-nilai
Di
harapkan
Pancasilia
kedepannya
primordialistik.
Perlombaan
kampung
Pancasila
lewat
juga
kepada anak-anak sejak dari kecil. kampung
tentunya
bertujuan sebagai media komunikasi
menjadi produk kebudayaan baru
antar masyarakat. Lewat berbagai
dalam masyarakat, sehingga bisa
lomba tersebut, masyarakat bisa
menjadi "role model" masyarakat
mengenal
bisa
Indonesia
toleransi,
Merauke.
satu
sama
menumbuhkan
rasa
menumbuhkan rasa tenggang
lain,
rasa
kebersamaan,
dan
menghargai
dari
Sabang
sampai
Problem yang berhubungan dengan
desa
Pancasila
adalah
perbedaan satu dengan yang lainnya.
penerapan esensi Pancasila pada
Untuk
tingkat desa. Alasannya, masyarakat
itu,
penguatan
perangkat
pemerintahan perlu disiapkan. RT,
desa
RW,
kebiasaan
Dukuh,
Lurah,
merupakan
sudah
terkena orang
garda terdepan dalam mengapresiasi
individualis.
pembentukan
kampung
pancasila
kebiasaan
tersebut.
Para
perangkat
pembangunan
pemerintahan
tersebut,
perlu
kebiasaankota
yaitu
Perubahan-perubahan itu
terjadi bersifat
karena
sentralistik
(dari pusat tanpa melibatkan orang
penguatan dalam memahami nilai-
daerah).
nilai Pancasila. Kalau perangkat
kebiasaan pada orang desa yaitu
pemerintahan tersebut sudah siap,
terlihat pada perubahan alat pemuas
maka langkah selanjutnya adalah
kebutuhan yang bersifat material.
sosialisasi kepada masyarakat umum.
Kebutuhan
Dalam sosialisasi kepada masyarakat
dirangsang dengan motif material,
perlu
sehingga
melibatkan
banyak
pihak
Contoh
sosial
terjadi
dan
erosi
perubahan
spiritual
nilai-nilai
seperti karang taruna, remaja masjid,
spritiual dan sosial. Hal ini adalah
pemuda gereja, tokoh agama, tokoh
ancaman bagi penerapan sila-sila
masyarakat, serta stakeholders, yang
Pancasila dalam kehidupan sehari-
ada di tengah masyarakat. Kita
hari. Contohnya, di desa muncul
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
194
persaingan, eksploitasi bahan-bahan
individual, materialistis, pragmatis
alam,
kepentingan.
semakin kuat, lebih-lebih dengan
Seharusnya pembangunan di desa
perkembangan pariwisata yang pesat
diikuti
dan
dan
konflik
dengan
pemberdayaan
masyarakat
untuk
menerapkan
Pancasila
dalam
kehidupan
gelombang
bebas.
hegemoni
Adapun
pasar
hambatan-
hambatannya antara lain sebagai
bermasyarakat. Penerapannya yaitu:
berikut:
1. Sila pertama, ini adalah sila
1.
Masih banyak masyarakat yang
pengutamaan spiritualisme bukan
belum ikut berpartisipasi aktif
materialisme.
dalam kegiatan yang dilakukan
2. Sila kedua, pemberdayaan akan menghilangkan
dehumanisasi
di perkampungan pancasila 2.
Nilai-nilai
yang
terkandung
dan mencegah eksploitasi sumber
dalam
pancasila
belum
daya alam.
terealisasi dengan baik, contoh:
3. Sila ketiga, pemberdayaan akan
a. Pada sila pertama (Ketuhanan
memperkuat azas kekeluargaan
Yang Maha Esa): kegiatan
dan gotong royong.
penanaman keagamaan yang
4. Sila
keempat,
masyarakat
pemberdayaan
akan
selalu
mencegah
dilakukan
perkampungan
konflik.
di
pancasila
masih belum ada partisipasi
5. Sila kelima, kekeayaan bangsa
aktif dari masyarakat sebagai
akan tetap tersalur untuk semua
contoh
penduduk desa melalui koperasi.
dan acara-acara keagamaan
Dalam implementasi nilai-
kegiatan
kurang
pengajian
dilaksanakan
nilai Pancasila tidak selalu berjalan
masyarakat
mulus. Banyak sekali hambatan-
berbenturan
hambatan yang terjadi. Disebutkan
pekerjaan
bahwa hambatan itu terjadi karena
besar mata pencahariannya
proses globalisasi yang begitu cepat,
sebagai petani
membawa
masyarakat
Indonesia
b. Pada
karena
oleh selalu dengan
yang
sila
sebagian
kedua
cenderung berorientasi pada nilai
(Kemanusiaan yang adil dan
yang
beradab): konflik social di
datang
dari
luar.
Nilai
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
195
perkampungan
mengutamakan
kepentingan
merupakan hal yang tidak
sendiri
memikirkan
bisa dihindari, seperti contoh
nasib yang lain.
masih
ada
konflik
masyarakat keputusan
pancasila
antar
e. Pada sila kelima (Keadilan
setiap
sosial bagi seluruh Rakyat
dilakukan
Indonesia). Status social yang
dalam yang
tanpa
oleh aparat desa. Hal itu
terjadi
bertentangan dengan prinsip
pancasila terkadang menjadi
kemanusiaan
masalah
yang
di
perkampungan
yang
bisa
mengedepankan kasih sayang
memecahbelah
sesama manusia dan rasa
diperkampungan pancasila.
saling
Solusi atau cara yang efektif
menghormati
antar
manusia.
dalam
c. Pada sila ketiga (Persatuan Indonesia):
kegiatan
perkampungan
di
menerapkan
Pancasila
nilai-nilai
sebagai
upaya
pembangunan karakter bangsa di perkampungan
Pancasila
yaitu kegiatan gotong royong
Tanjung
Pabuaran
dengan cara membersihkan
Banten
setiap
a. Menumbuhkan
jalan,
pancasila
masyarakat
tapi
dalam
Sari
Desa Serang
kesadaran
implementasinya masyarakat
masyarakat desa dalam dalam ber
masih banyak yang kurang
bangsa dan ber negara serta
berpartisipasi dan belum ada
kesadaran bela negara melalui
kesadaran
semangat gotong royong dan
akan
tanggung
jawab terhadap kepemilikan perkampungan pancasila. d. Pada
sila
keeempat
(Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan
Perwakilan):
dalam
mengambil kalangan
keputusan, atas
masih
Wawasan Kebangsaan b. Menanamkan
semangat
nasionalisme NKRI adalah harga mati c. Penyuluhan tentang pentingnya menerapkan/mengamalkan Pancasila d. Penyuluhan tentang Keamanan dan ketertiban masyarakat
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
196
e. Memperkenalkan
nilai-nilai
KESIMPULAN
Pancasila melalui media massa. f. warga dari anak-anak dan orang tua
diharuskan
menghafal
pancasila g. Penyuluhan
Pertimbangan yang melatar belakangi penentuan lokasi untuk pembentukan
Kampung
Pancasila di desa Tanjungsari Kec. tentang
Bahaya
Pabuaran,
Kab.
Serang
adalah
Narkoba bagi Pemuda/Pemudi
didasarkan dari beberapa faktor yang
h. Penyuluhan tentang Kenakalan
dititikberatkan pada aspek sejarah,
Remaja
aspek
i. Penyuluhan tentang Bahaya latin Komunis j. Penyuluhan tentang
antisipasi
adanya Teroris k. Penyuluhan
kesejahteraan
dan
aspek
pertahanan. nilai-nilai Pancasila di perkampungan
Pancasila
tanjung
sebagai
sari
desa upaya
pembengunan karakter bangsa sudah Tentang
potensi
masuknya aliran sesat l. Membiasakan
berjalan
cukup
baik,
dikarenakan
hal
ini
perkampungan
pengambilan
Pancasila sudah dapat menerapkan
keputusan melalui musyawarah
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
untuk mencapai mufakat
sehari-hari,
hal
ini
diharapkan
m. Gerakan Terima kasih Pancasila
penanaman nilai nilai pancasila dapat
kegiatannya, berupa : Sholat
menumbuhkan nilai karakter pada
subuh
masyarakat
berjamaah dan
n. Dialog interaktif oleh
Tokoh
(gotong-royong,
silaturahmi,
kekeluargaan dll) p. menjunjung
Hambatan yang terjadi dalam perkampungan
o. Menanamkan budaya Paguyuban
tinggi
kehidupan antar umat beragama
pancasila
yaitu
sebagian masyarakat masih belum berpartisipasi penerapan
toleransi
perkampungan
pancasila.
masyarakat, Tokoh daerah dan Mahasiswa.
di
maksimal nilai-nilai
dalam Pancasila
karena masih banyak masyarakat yang
kurang
mendukung
serta
menumbuhkan kesadarannya akan pentingnya pengamalan
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
penanaman nilai-nilai
dan pancasila
Damanhuri, dkk
197
dalam
penguatan
karakter
diharuskan
menghafal
pancasila,
masyarakat. sikap apatis tersebut
Penyuluhan tentang Bahaya Narkoba
dipengaruhi
bagi Pemuda/Pemudi, Penyuluhan
oleh
pengaruh
globalisasi
yang
dibawa
oleh
masyarakat
yang pulang setelah
tentang Kenakalan Remaja.
berkerja di luar kota. Pengaruh inilah
DAFTAR PUSTAKA
yang
Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
menjadikan
individualistis,
masyarakat kecenderungan
kurang rasa tanggung jawab dan tidak mengindahkan aturan yang ada di perkampungan pancasila. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai
pancasila
demi
terwujudnya
masyarakat
yang
Eri Hendro Kusuma. Implementasi pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler di sman 02 kota batu. Universitas Negeri Malang. Tanggal 1 desember 2013. (artikel)
berkarakter perlu ada solusi untuk meminimalisir tantangan
hambatan
yang
atau
dihadapi
di
perkampungan pancasila diantaranya yaitu,
Menumbuhkan
kesadaran
masyarakat desa dalam dalam ber bangsa
dan
ber
kesadaran
bela
semangat
gotong
negara negara
serta melalui
royong
dan
Wawasan Kebangsaan, Menanamkan
Kementrian Pendidikan Nasional (2011). Hibah penyusunan buku model pendidikan karakter di perguruan tinggi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta : Badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum
semangat nasionalisme NKRI adalah harga
mati,
Penyuluhan
tentang
pentingnya menerapkan/ mengamal kan Pancasila, Penyuluhan tentang Keamanan
dan
ketertiban
masyarakat, Memperkenalkan nilainilai Pancasila melalui media massa,
Marinasari Fithry Hasibuan, S.Ag ,M.Pd (2013). Efektivitas pengelolaan kelas dalam membentuk karakter bangsa pada peserta didik. Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan. Dalam http://sumut.kemenag.go.id/ tanggal 02/09/2013
warga dari anak-anak dan orang tua
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk
198
Miles, M.B dan Huberman, A.B. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Moleong,LJ. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Retno Mumpuni dkk. Efektivitas pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah kelas xi ips sman 10 pekanbaru. Tanggal 2 desember 2013 Samsuri. Mengapa (Perlu) Pendidikan Karakter?. Kaji Ulang Pengalaman di FISE Universitas Negeri Yogyakarta(Bahan Sosialisasi Mata Kuliah Pendidikan Karakter di FISE UNY di Wonosobo, 14 Januari 2011) (artikel) Sri
Wahyuni Tanzil, M.Pd. Pembangunan kemandirian warga negara melalui pendidikan kewarganegaraan pada lingkungan pondok pesantren (Studi Kasus Pada Lingkungan Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya). (Tesis)
Usmi Karyani. Pendidikan karakter di sekolah: Apakah menjadikan anak-anak lebih baik?. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tanggal 21 April 2012 Yulita Muspitasari (2012). Implementasi pendidikan karakterpada sekolah berasrama (boarding school)di madrasah aliyah negeri 1 surakarta. (Karya tulis)
Borba, Michele (2008). Membangun kecerdasan moral. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Creswell. Jhon. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan mixed. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Maleong, J. Lexy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Miles, M.B dan Huberman, A.B. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Wahab,
Abdul Azis. (2001). Implementasi dan Arahan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia. Bandung : Civicus Jurnal Ilmu Politik, Hukum dan PKn Edisi I
Wintaputra, Udin S dan Budimansyah, Dasim. (2007). Civic Education. Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Wuryan dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (civics). Bandung : Laboratorium PKn
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 ISSN : 2541-6693
Damanhuri, dkk