85 PENGARUH MANAJEMEN SEKOLAH

Download Fokus kajian penelitian ini adalah kepemimpinan sekolah yang handal, manajemen yang transparan, kebijakan-kebijakan program pendidikan yang...

0 downloads 497 Views 411KB Size
PENGARUH MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA SEMARANG Yuni Nurkuntari Universitas Muhammadiyah Semarang [email protected] ABSTRAK Fokus kajian penelitian ini adalah kepemimpinan sekolah yang handal, manajemen yang transparan, kebijakan-kebijakan program pendidikan yang unggul, iklim kerja sama antar komunitas sekolah dan mutu pendidikan yang berkualitas. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh kepemimpinan yang dilakukan (kepala sekolah, guru, dan anggota komite) dan kebijakan sekolah melalui program-program pendidikannya yang dijadikan sarana untuk mencapai standar mutu pendidikan yang diinginkan masyarakat. Penelitian dilaksanakan pada sekolah-sekolah menengah atas (SMA), baik negeri maupun swasta, yang berjumlah empat belas dan di wilayah Dinas Pendidikan Kota Semarang. Tipe penelitian menggunakan explanatory research yang menyoroti ketiga pengaruh variabel penelitian. Jumlah populasi penelitian sebesar 822 orang dan sampel diambil 15% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh 119 responden yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner untuk semua variabel. Instrumen kuesioner telah diujicobakan dan dianalisis validitasreliabilitasnya sangat baik. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan uji pengaruh variabel yang menggunakan analisis regresi linier dan uji hipotesis (uji t dan uji F). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan dan kebijakan sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap mutu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) kota Semarang dan variabel kebijakan sekolah memiliki pengaruh paling besar terhadap mutu pendidikan SMA kota Semarang. Faktor kepemimpinan dan kebijakan sekolah di SMA-SMA kota Semarang yang menjadi kajian penelitian ini menunjukkan kategori sangat baik, dan mutu pendidikan berkualitas dapat dicapai dengan baik melalui prestasi akademik siswa, guru, dan pelayanan pendidikan yang efektif / efisisen. Walau demikian dari hasil kategori baik pada faktor kepemimpinan, namun dalam proses manajerialnya kadang lemah pada proses koordinasi dan pengambilan keputusannya. Sedangkan penentuan kebijakan sekolah perlu adanya keterbukaan manajemen pada pengelolaan sumber daya-sumber daya sekolah. Ketercapaian mutu pendidikan yang baik lebih difokuskan pada pelayanan pendidikan bagi siswa didik yang ekonominya kurang mampu tetapi berprestasi dibidangnya. Kata kunci: kepemimpinan, kebijakan sekolah dan mutu pendidikan

I. PENDAHULUAN

85

Pendidikan

merupakan

kegiatan

Beberapa

faktor yang menjadi

yang universal dalam kehidupan manusia.

penyebab mengapa mutu pendidikan masih

Bagaimanapun

peradaban

rendah, Pertama, jumlah dan kualitas guru

suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau

belum memadai serta penyebaran materi

berlangsung

pendidikan

sederhananya

suatu

proses

pendidikan.

yang

belum merata.

Masih

Pendidikan telah ada sepanjang peradaban

banyak

manusia.

hakikatnya

mengalami kekurangan guru dan masih

manusia

melestarikan

banyak juga guru yang saat ini kualifikasi

kehidupan

masyarakat

Pendidikan

merupakan hidupnya.

usaha Tiada

pada

pendidikannya

tanpa adanya kegiatan pendidikan. Undang-Undang

belum

memenuhi

syarat.

Pada tahun 2012 secara nasional masih Tahun

terdapat

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

228.848

hal itu merupakan produk hukum yang

pendidikan masih banyak guru yang tidak

bermaksud

kehidupan

layak mengajar sesuai bidang studi pada

di lingkungan

jenjang SD (44,3 %), SMP (35,9 %), dan

yang

No.

sekolah di daerah-daerah yang

mengatur

disebut

masyarakat

aspek

pendidikan atau

20

bangsa

dan

negara

secara

latarbelakangi masyarakat

lebih juga

atau

mendasar oleh

ini

Dilihat

sebanyak

dari kualifikasi

Kedua, kondisi sarana prasarana

di

seperti

kehendak

bangsa

orang.

guru

SMA (32,9 %).

Indonesia. Lahirnya UU No.20 tahun 2003 tersebut

kekurangan

gedung,

laboratorium,

untuk

pelajaran,

ruang

perpustakaan, jumlahnya

belajar, dan

belum

buku

memadai

mewujudkan UUD 1945 sebagai hukum

khususnya untuk gedung, selain jumlahnya

dasar,

belum memadai,

diantara gedung yang

sudah

sebagaimana

yang

mengamanatkan

bahwa

bertujuan

untuk

kemerdekaan mencerdaskan menjamin

kehidupan

seluruh

berpendidikan.

bangsa

masyarakat

Amanat

itu

dan

ada,

kondisinya

untuk

Jumlah

sudah buku

menyentuh

memenuhi rasio

langsung tanggung jawab pemerintah agar

siswa/ persiswa.

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

gedung

mengalami kerusakan. pelajaran

belum

bisa

satu buku untuk satu

Ketiga, anggaran pendidikan yang

nasional yang diatur

jumlahnya

dengan undang-undang.

sebagian

Rendahnya Mutu Pendidikan

86

sangat besar

terbatas

sehingga

sekolah dan perguruan

tinggi

biaya

operasionalnya

di

bawah

Keempat,

standar.

harapan Keempat,

proses

pembelajaran

mutu masukan yang bersifat dan

kebutuhan,

seperti

visi,

motivasi, ketekunan dan cita-cita.

yang belum efektif karena kurikulum yang

Yang

menjadi

naskah

banyak. Hal ini mengakibatkan guru dan

permasalahan antara teori kepemimpinan

siswa menjadi kurang mampu bertindak

yang

secara

anggota

melalui

pendekatan

adanya

penulisan

terlalu terstuktur dengan beban yang terlalu

kreatif

ini,

kajian

dilakukan

permasalahan-

(kepala

komite

sekolah,

sekolah),

guru,

kebijakan-

pembelajaran yang inovatif (Kilas Balik

kebijakan

pendidikan dan realitas yang

Pendidikan Nasional, Depdiknas 2007:35).

ada

Kemandirian Sekolah

Hal ini merupakan komponen-komponen

dalam penyelenggaraan

pendidikan.

Fokus kemandirian sekolah adalah

sekolah yang berpengaruh terhadap proses

pada peningkatan kualitas sekolah dalam

belajar mengajar yang juga mempengaruhi

mencapai

mutu pendidikan, adanya jumlah guru yang

mutu

pendidikan

yang

lebih

baik. Hal tersebut sesuai dengan arahan

memadai,

Sudarwan

yang mendukung, adanya sarana prasarana

Danim

(2006:

53)

dalam

anggaran

pendidikan

meningkatkan pendidikan sekolah sebagai

sekolah

pengertian mutu mengacu pada masukan

laboratorium dan sebagainya yang menjadi

proses, keluaran dan dampaknya. Mutu

komponen-komponen

masukan dapat dilihat dari beberapa sisi.

standar mutu sekolah.

Pertama, masukan

kondisi

baik

atau

tidaknya

seperti

:

sekolah

perpustakaan,

untuk

Faktor-faktor

sumber daya manusia seperti

mempengaruhi

mencapai

lain

tingkat

mutu

yang pendidikan

kepala sekolah, guru, laboran, staf tata

dalam mencapai standar mutu pendidikan

usaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau

yang

tidaknya kriteria masukan material berupa

pendidikan

alat

pengembangan

peraga,

buku-buku,

kurikulum,

diharapkan, yang

adalah

kebijakan

mendukung

kelembagaan.

proses

Pada

era

prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain.

desentralisasi, otonomi dan keterbukaan ini

Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria

semua pihak sepakat bahwa akuntabilitas

masukan yang berupa perangkat lunak,

publik

itu

seperti

intitusi

pendidikan

peraturan,

struktur

organisasi,

deskripsi kerja dan struktur organisasi.

87

penting.

Dengan dan

demikian,

lembaga

yang

terkait

dengan

pelayanan

publik

juga

pemimpin

dan

kepemimpinan itu

dituntut untuk memiliki akuntabilitas.

hanya dapat dirasakan dan nampak

Konsep Kepemimpinan Sekolah

apabila terdapat sekelompok orang-

S. Pamudji ( 1993 : 1 – 2 )

orang

berpendapat bahwa :

melakukan

usaha

bersama atau dengan perkatan lain

“Pemimpin

dan

mempunyai

sifat

kepemimpinan universal

terdapat suatu kehidupan sosial.”

dan

Kepemimpinan

sekolah

dapat merupakan gejala kelompok

mempunyai sifat universal dan gejala sosial.

atau

Artinya pemimpin dan kepemimpinan di

gejala

universal

sosial.

oleh

Dikatakan selalu

sekolah dapat diterima dan terjadi dalam

ditemukan dan diperlukan dalam

setiap kegiatan bersama asalkan memenuhi

setiap kegiatan / usaha bersama.

unsur-unsur,

Artinya setiap kegiatan atau usaha

dipengaruhi,

bersama

karena

mempengaruhi,

selalu

memerlukan

seperti adanya orang yang adanya

orang

dan

mengarahkan-

mengarahkan

kegiatan atau usaha-usaha tersebut

tujuan. Hal ini tentunya sangat berkaitan

melibatkan

dengan

2,

3

orang maupun

pada

yang

pemimpin dan kepemimpinan, baik

pelaksanaan

tercapainya

sesuatu

manajemen

sekolah

melibatkan 10, 100 bahkan 1000

sebagai suatu proses dalam mencapai mutu

orang,

pendidikan

baik

tersebut

kegiatan

bercorak

maupun bercorak luar

biasa

merupakan gejala M A N A J E M E N

yang

sosial.

usaha

sederhana

Sesuai dengan uraian James A.F.

kompleks dan

Stoner (1982 : 8-13), manajemen sekolah

besarnya gejala

/

dikatakan

kelompok Oleh

/

sebagai

suatu

melalui

Gambar

proses 1

dapat sebagai

dilukiskan berikut

karena  

Merencanakan Mengorganisasikan

   

Memimpin Mengendalikan

Gambar 1

88

Program Sumber daya manusia Sarana Dana Informasi Suasana

Tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya

:

Dari

gambar

tersebut

pemahaman sekolah

dapat

bahwa,

adalah

kemampuan

manajerial

pengawasan,

estetika,

(merencanakan,

pengelolaan pengambilan

yang

keimanan

memimpin,

mengorganisir,

melaksanakan),

Afektif

kepemimpinan

kemampuan

mengkoordinasi,

diperoleh

tercermin

dan

kualitas

etika

dan

mulia dan budi

pekerti luhur ;

dan

Kognitif yang

anggaran,

pikir

keputusan

menggali

dan

intelektualitas

untuk

pengetahuan

dan

ilmu

Kebijakan Sekolah

teknologi ; Undang-

tercemin pada kapasitas

daya

mengembangkan

Pembukaan

ketakwaan,

serta akhlak

dalam pengembangan institusi.

Dalam

pada

Psikomotorik

serta

yang

menguasai

tercemin

pada

Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa

kemampuan

salah

keterampilan teknis dan kecakapan praktis.

satu

tujuan

negara

adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh

mengembangkan

Kualitas Pengelolaan Pembelajaran

karena itu setiap warga negara Republik

Guru sebagai penanggung jawab

Indonesia berhak memperoleh pendidikan

pembelajaran.

yang merata dan bermutu sesuai dengan

pengelolaan

minat dan bakat yang dimilikinya tanpa

dapat dikaji dari aspek guru, karena guru

memandang status sosial, etnis dan gender

adalah

sehingga

anggota

masyarakat

akan

jawab penuh dalam kegiatan pembelajaran.

memiliki

afeksi,

kecerdasan

dan

Sukses atau gagalnya pembelajaran yang

ketrampilan.

Kajian

tentang

pembelajaran

subyek

yang

secara

kualitas umum

memiliki tanggung

ada di suatu sekolah akan lebih terkonotasi

Pembangunan

pendidikan nasional

pada kualitas gurunya.

ke depan didasarkan kepada paradigma pembangunan

manusia

Pengertian guru dapat dilihat dalam

Indonesia

UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa

seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek

“Tenaga

yang

untuk

pendidikan yang khusus diangkat dengan

dimensi

tugas utama mengajar, yang pada jenjang

Dimensi

pendidikan tinggi disebut dosen”.

memiliki

mengaktualisasikan kemanusiaan

kapasitas potensi

secara

dan

optimal.

kemanusiaan itu mencakup tiga hal penting elementer, yaitu :

89

pengajar

merupakan

tenaga

Menurut Drs. Rustopo (1993 : 114)

yang

berlaku,

guru

akan menjalani

dalam buku SBM I yang mengungkap

kesulitan dan kurang terarah dalam

pendapat James Bown disebutkan bahwa :

menyampaikan materi pelajaran kepada

“Tugas

siswa.

dan

menguasai

peranan

dan

pelajaran

guru

antara lain

mengembangkan merencanakan

mempersiapkan

pelajaran

yang

berhasil

dalam

materi

pengajaran dan mampu mengantarkan

dan

siswa mencapai tujuan yang ditetapkan

sehari-hari,

dalam kurikulum adalah

mengevakuasi dan mengkontrol kegiatan

guru yang

berprestasi.  Menguasai Materi Pelajaran

siswa”. Sebagai tenaga dalam

Guru

pengajar

melaksanakan

mengajar

maka

agar

berhasil

proses

belajar

harus

Guru harus menguasai dan mendalami materi

memiliki

pelajaran

tanggung

yang

jawabnya.

menjadi

Guru

adalah

kemampuan dasar. Kemampuan dasar yang

tempat menimba ilmu bagi siswanya.

harus dimiliki guru :

Sebagai pengajar guru harus membantu

 Kemampuan menguasai kurikulum dan

perkembangan

perangkat penjabarannya. Kurikulum

merupakan

sebagai

pendidikan

secara

kedudukan

yang

utuh,

anak dan

didiknya

untuk

menguasai

non

program

pengetahuan tanpa menguasai materi

mempunyai

pelajaran guru tidak tahu apa yang

penting

dalam

harus disampaikan kepada anak didik.  Menguasai

keseluruhan program pendidikan dan

Metode

dan

Teknik

kegiatan

belajar

pengajaran guru harus menguasai benar

Penilaian

kurikulum / baris-baris besar program

Dalam

penjajaran yang merupakan pedoman

mengajar,

dalam

dan

berbagai metode mengajar. Dan guru

kegiatan belajar mengajar. Guru harus

harus mampu memilih metode yang

tahu batas-batas materi, yang harus

tepat dengan materi pelajaran tingkat

disajikan

dalam

mengajar

baik

merencanakan

konsep

maupun

sesuai

yang

program

rangka

kegiatan

belajar

kecerdasan

penguasaan

materi,

lingkungan

tingkat

kesulitannya

digariskan

guru

siswa siswa.

harus

maupun Dengan

menguasai

kondisi demikian

siswa dapat terlibat secara aktif dalam

dalam

interaksi belajar mengajar. Selajutnya

kurikulum tanpa menguasai kurikulum

90

guru harus dapat mengevakuasi hasil

tetapi mengandung cara penerapan yang

pekerjaan siswa.

berbeda.

Efisiensi Penyelenggaraan pendidikan Pengelolaan

dan

Cara

penerapannya

dalam

menganalisis pendidikan bergantung pada

penyelenggaraan

bagaimana suatu program pendidikan itu

pendidikan yang efisien merupakan salah

dikaji dan diuji.

satu strategi pokok kebijakan pendidikan.

Mutu Pendidikan

Keberhasilan dalam mencapai strategi ini

Proses

transformasi dalam dunia

sangat ditentukan oleh kemampuan aparat

pendidikan

dalam

berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang

pengambilan

keputusan,

perencanaan dan pengelolaan pendidikan. Efisiensi

proses

lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses yang disebut input,

menggambarkan

sedang sesuatu yang lain dari hasil proses

hubungan antara masukan dan keluaran.

disebut output. Dalam pendidikan berskala

Efisiensi ditunjukkan

mikro (di sekolah), proses adalah aktivitas

digunakan

hasil

yang

dengan

untuk

suatu

diartikan

istilah

yang

merupakan

dapat

dengan pencapaian

setinggi-tingginya

menggunakan

tingkat

yang

serendah-rendahnya,

demikian

dasar

adalah

pencapaian

dihubungkan

(effective)

yang

masukan

keputusan,

dengan

dengan

proses

pengambilan

pengelolaan

kelembagaan,

pengelolaan program, proses pembelajaran,

dari konsepsi efisiensi sasaran

mencakup

monitoring,

yang

evaluasi.

Dengan

catatan

proses pembangunan memiliki kepentingan

pendayagunaan

yang

paling

tinggi dibandingkan semua

terbaik sumber-sumber daya yang tersedia.

proses

Efisiensi teknis menunjuk pada pencapaian

pendidikan

tingkat atau kualitas tertentu atau keluaran

apabila pengorganisasian dan penyerasian

fisik sebagai produk dari kombinasi semua

semua

jenis dan tingkat masukan yang berbeda,

peralatan,

kurikulum,

sedangkan

dilakukan

secara

efisiensi

ekonomis

menunjuk

yang

lainnya.

proses

input

Dalam

dikatakan

sekolah

bermutu

(guru, dan

dunia

siswa,

seterusnya)

harmonis,

sehingga

pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan

mampu menciptakan suasana pembelajaran

dan

yang konduktif. Kondisi ini akan mampu

atau

digunakan

harga dan

pada keluaran

masukan yang

yang

dicapai.

memberdayakan

Kedua jenis efisiensi di atas menunjuk

peserta

Rustana, 2000 : 14).

pada pengertian konseptual yang sama,

91

didik

(Cecep

Mengacu penjelasan di atas, maka

mereka

lebih

pengertian mutu pendidikan sekolah dapat

membantu

dikaji

pendidikan.

dari

konsep

Selanjutnya

dua

diintegrasikan kualitas

kinerja konsep

dalam

kinerja,

penelitian

suatu

yang

ini

(sekolah).

variabel

prioritas pemerintah harus pula dilakukan

kaitan

oleh sekolah. Dalam MPMBS, sekolah

sebagai

dituntut

lembaga

Untuk

mengontrol pengelolaan

Kebijakan nasional yang menjadi

dalam

pendidikan

serta

pendidikan,

tersebut

diartikan

keberhasilan pendidikan

sekolah.

memahami

memiliki

(pertanggung

membantu

accountability

jawaban)

baik

kepada

masyarakat ataupun pemerintah.

proses pemahaman bahasan dimulai dari

MPMBS sekolah

sering menyamakan istilah kinerja dengan

yang lebih baik memadai bagi para siswa.

kerja.

Adanya

konseptual,

sebetulnya

kedua

secara

kata

tersebut

otonomi

merupakan meningkatkan

karena

menawarkan

lebih

berarti

tampilan

dalam

kinerja

kelompok-kelompok

teknis organisasi.

meningkatkan

berbasis

sekolah

alternatif

dalam

peningkatan merupakan

para

yang

staf, langsung

terkait,

pemahaman

dan

masyarakat

terhadap pendidikan, otonomi sekolah juga

bentuk

berperan

dalam

menampung

konsensus

desentralisasi

umum bahwa sedapat mungkin, keputusan

bidang pendidikan, yang ditandai dengan

ini dibuat oleh mereka yang bertanggung

adanya otonomi luas ditingkat sekolah.

jawab terhadap pelaksanaan kebijakan dan

Partisipasi masyarakat dalam

program

mutu

pengelolaan

partisipasi

(performance), bukan semata-mata kedua

Manajemen

pendidikan

potensi bagi sekolah untuk

mengandung pengertian yang tidak sama, kinerja

menyediakan

kepada

konsep kinerja. Secara umum orang awam

Namun

untuk

menawarkan

kerangka

yang

tinggi dan

mereka yang terkena akibat-akibat dari

kebijakan

pendidikan

kebijakan tersebut.

nasional. Otonomi diberikan agar sekolah dapat

daya

Lembaga-lembaga pendidikan yang

dengan

menjadi kajian penelitian ini berada di

prioritas kebutuhan dan agar sekolah lebih

wilayah Dinas Pendidikan Kota Semarang.

tanggap

Secara letak geografisnya keempat belas

dengan

leluasa

mengelola

mengalokasikan

terhadap

Masyarakat

dituntut

sumber

II. PEMBAHASAN DAN HASIL

sesuai

kebutuhan

setempat.

partisipasinya

agar

(14) SMA yang diteliti tersebar dalam lima

92

wilayah

kecamatan

di kota Semarang.

Dari

tabel

diatas

bahwa

dan SMA Sint Louis terletak di kecamatan

nilai aplha diatas 0,600 yang berarti dapat

Candisari, SMA Teuku Umar dan SMA

dikatakan

Ibu Kartini terletak di kecamatan Gajah

keseluruhan variabel adalah reliabel, maka

Mungkur, SMA N 1, SMA N 11, SMA

data

Sultan Agung 1 dan SMA Muhammadiyah

mengambil data penelitian.

1 terletak di kecamatan Semarang Selatan,

2.) Uji persamaam regresi linear

bawa

tersebut

Dari

variabel

dilihat

Diantaranya adalah SMA Sedes Sapientiae

SMA N 6, SMA N 7, dan SMA Kesatrian

masing-masing

dapat

data

yang

layak

hasil

SMA N 3, SMA N 5, dan SMA Theresiana

diperoleh hasil sebagai berikut :

1 terletak di kecamatan Semarang Tengah.

Rekapitulasi

1.) Uji Reliabilitas

bergada digunakan

untuk

program

hasil

Variabel

pertanyaan yang telah valid, dan dilakukan menggunakan

alpha

analisa

13.00

regresi

T test

regresi

menguji reliable atau tidaknya pada suatu

dengan

dengan

SPSS

Koefisien

cronbach

dengan bantuan program SPSS 13.0 jika nilai koefisien aplhanya diatas 0,600 maka

dari

untuk

analisa

menggunakan

reliabilitas

ada

dipakai

1 terletak di kecamatan Semarang Barat,

Uji

memiliki

Probabi litas

Konstanta

2.854

1.261

0.210

Kepemimpinan

0.292

3.927

0.000

Kebijakan sekolah

0.524

5.942

0.000

R2

0.747

F

171.013

0.000

Sumber : Data primer penelitian

data yang ada dapat dikatakan reliable.

Analisis

Hasil Uji Reliabilitas

regresi

bertujuan

untuk

mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan

oleh

Variabel

Koefisien alpha

Keterangan

X1

0.954

Reliabel

X2

0.935

Reliabel

dinyatakan

Y

0.945

Reliabel

sebagai berikut :

bebas

Sumber : data primer penelitian

masing-masing

terhadap dalam

variabel bentuk

variabel

terikat

yang

persamaan

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Dari

hasil

perhitungan

dengan

X1

: Kepemimpinan

menggunakan bantuan program SPSS 13.0

X2

: Kebijakan Sekolah

didapat persamaan sebagai berikut :

Y

: Mutu Pendidikan

Y = 2,854 + 0,292 + 0,524

93

Konstanta sebesar 2,854 hal ini

sebesar 171.013 dan F tabel 3,09 jadi nilai

dapat dijelaskan bahwa Mutu Pendidikan

F hitung > F tabel dan nilai signifikansi

sebesar

variabel

dari F hitung didapat 0,0 yang jauh lebih

Sekolah

kecil dari angka 5 %. Artinya terdapat

2,854

Kepemimpinan

apabila

dan

Kebijakan

adalah tetap.

pengaruh positif yang secara bersama-sama

Koefisien

regresi

Kepemimpinan

antara

variabel

kepemimpinan

dan

adalah sebesar 0.292, dapat dijelaskan

kebijakan

sekolah

bahwa

memiliki

pendidikan.

Ketercapaian

pengaruh sebesar 0.292, dengan kata lain

pendidikan

apabila variabel Kepemimpinan meningkat

penelitian ini meliputi : standar kelulusan

maka akan meningkatkan Mutu Pendidikan

yang sangat baik, daya serap ke perguruan

dengan asumsi skor Kebijakan Sekolah

tinggi

tetap.

frekuensi perata-rata lebih dominan ke

variabel

kepemimpinan

Koefisien Sekolah dijelaskan

regresi

adalah

sebesar

bahwa

Kebijakan 0,524

variabel

yang

(PT)

terhadap

mutu

standar

mutu

dimaksud

yang

dalam

kompleks

dengan

perguruan tinggi dan memenuhi pasar kerja

dapat

bagi siswa didik yang tidak melanjutkan ke

Kebijakan

perguruan

tinggi.

Kemudian

secara

Sekolah memiliki pengaruh sebesar 0,524

kualitatif dicapai Brand Image sekolah

dengan

variabel

terangkat dan diminati masyarakat serta

Kebijakan Sekolah meningkat maka akan

performance sekolah (tampilan) sekolah

meningkatkan

meyakinkan,

kata

lain

Mutu

apabila

Pendidikan

dengan

asumsi skor Kepemimpinan tetap. 3.)

Hasil Pengujian

Kepemimpinan

dan

bermutu

pendidikannya.

Hipotesis Variabel Kebijakan

berkualitas,

Selanjutnya yang menjadi outcome

Sekolah

dari ketercapaian standar mutu pendidikan

Terhadap Mutu Pendidikan

adalah

Sebagai keluaran (out put) dari factor

menjadi berkelanjutan (sustainable) secara

kepemimpinan

terus-menerus mengalami peningkatan dari

sekolah

dan

menghasilkan

kebijakan-kebijakan secara

kuantitatif

tingkat

pertumbuhan

sekolah

waktu sebelumnya serta dukungan publik

mencapai standar mutu pendidikan yang

sangat

diharapkan hal ini dapat diketahui dari

bermutu pendidikan baik.

hasil uji simultan (Uji F) untuk ketiga

positif

terhadap

sekolah

yang

Sedangkan dari hasil penelitian di

variabel penelitian diperoleh nilai F hitung

lingkungan

94

SMA

Kota

Semarang

khususnya di wilayah Dinas Pendidikan

pelaksanaan

Kota yang di relevansikan berdasarkan

pendidikannya.

peroleh data dari instrumen dan olah data

program-program

Pengembangan

lembaga

dari

primer diperoleh umpan balik penelitian

masing-masing sekolah di Kota Semarang

sebagai berikut :

yang

Faktor

kepemimpinan

/

peran

menjadi

kajian

penelitian

didukung dengan kebijakan program yang

leader yang dilakukan kepala sekolah, para

dirumuskan

guru, baik yang duduk dalam struktur

dengan visi dan misi sekolah.

kelembagaan

sekolah

maupun

ini

anggota

sebelumnya

Secara

umum

serta

sesuai

diperoleh

jumlah

guru lainnya serta dari anggota komite

siswa pada tiap tahunnya cukup tinggi

sekolah menunjukkan kinerja yang sangat

daya serapnya di lingkungan SMA Kota

baik dan efisien.

Semarang.

Tingkat ketercapaian standar mutu

Kondisi

pengembangan

kelembagaan yang efektif dan efisien dari

pendidikan di sekolah didukung dengan

masing- masing komponen sekolah

adanya sarana / prasarana sekolah dalam Gambar 2 Pengujian hipotesis antara variabel bebas (Kepemimpinan, Kebijakan Sekolah) terhadap Mutu Pendidikan

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

0

3,09

SPSS 13,0, diperoleh nilai R2 sebesar

Koefisien Determinasi : Koefisien

determinasi

mengetahui

berapa

independen

(bebas)

variabel

terikat

perhitungan

digunakan persen

untuk

0,747 atau sebesar 74,7 %. Artinya bahwa

variabel

variabel terikat mutu pendidikan dapat

dapat menerangkan

(dependen).

dengan

171.013

bantuan

diterangkan

Dari hasil

(kepemimpinan

program

oleh

variabel

bebas

dan

kebijakan

sekolah)

sebesar 74,7 %, sedangkan sisanya, yakni

95

sebesar

25,33

%

oleh variabel mutu

Perbedaan pendapat diantara personil

pendidikan.

organisasi/lembaga sekolah merupakan

III.

hal

PENUTUP

A. Kesimpulan

primer

perlu

kemajuan sekolah.

Dari hasil analisa dan perhitungan data

yang

penelitian

,di

proses

lingkungan

dilakukan

demi

Mengingat dalam

manajerial

dalam

kinerja

lembaga harus selalu terkoordinir baik

Sekolah Menengah Atas Kota Semarang

dalam

yang menjadi kajian dalam penelitian ini

kelembagaan antara pimpinan dengan

(yakni SMA Sedes Sapientiae, SMA Sint

para anggota organisasi

Louis,

SMA Teuku Umar, SMA Ibu

Sikap

Kartini, SMA N 1, SMA N 11, SMA

cakap

Sultan Agung I, SMA Muhamadiyah 1,

dalam

SMA N 6, SMA N 7, SMA Kesatrian 2,

keputusannya

SMA N 3, SMA N 5, dan SMA Theresiana

mempertimbangkan

masukan

1) dapat disimpulkan sebagai berikut :

bawahan,

dalam

1. Faktor kepemimpinan

kadang

yang dilakukan

melaksanakan

tugas-tugas

/sekolah .

pimpinan yang dirasa kurang dalam

memimpin,

proses

cenderung pengambilan kurang

sehingga

dari hal

menimbulkan

ini

proses

kepala sekolah, para guru dan anggota

komunikasi bersifat top down . Proses

komite di SMA Kota Semarang yang

komunikasi yang kurang baik antara

menjadi kajian

pimpinan

dengan

menyebabkan

komunikasi

proses

penelitian

pengembangan

ini dalam

lembaga

di

bawahan yang

ada

bidang pendidikan yang bermutu dan

,langsung maupun tidak langsung yang

berkualitas

menunjukkan

berhubungan

sangat baik

(90,80 %). Dan indikasi

menjadi kurang jelas. Selama proses

kurang baik (2,50 %) dari pendapat

penelitian, penulis kadang menemukan

responden

kurangnya

yang

menyatakan

indikasi

kurang

dengan

pekerjaan

kesesuaian

dalam

setuju terhadap proses kepemimpinan

pelaksanaan anggaran sekolah dengan

yang dilakukan para anggota lembaga

kebutuhan

sekolah

pendidikan. Hal ini dapat diamati dari

kurangnya

dimungkinkan kesesuaian

karena

paham antara

program-program

besarnya

pembiayaan

pimpinan (kepala sekolah) dengan para

membangun

sarana/prasarana

guru maupun anggota komite sekolah.

ditampilkan sekolah, tetapi mengalami

96

untuk yang

ketrbatasan

anggaran,sehingga

sering

kemampuan mengajar guru ditunjang

dalam proses

dengan latar belakang pendidikan yang

pelaksanaan kegiatan-kegiatan program

sesuai dengan bidang pengajarannya.

pendidikannya.

Terkondusifnya

menimbulkan

2. Dari

kendala

hasil

analisa

data

tentang

pelaksanaan

sistem

administrasi sekolah sangat berarti bagi

kebijakan sekolah di lingkungan SMA

kemudahan

Kota Semarang yang menjadi kajian

pencapaian standar mutu sekolah yang

penelitian

berkualitas.

ini,

secara

garis

besar

dan

berhasilnya

Sistem

proses

administrasi

menunjukkan kategori baik (83,20 %).

sekolah yang baik sangat menunjang

Dan

proses belajar mengajar (KBM) aktif di

pada

kebijakan

hakekatnya

sekolah

ditentukan

dirumuskan

sekolah

dengan

baik.

langsung

terhadap

kebijakan dan

sekolah. Pengelolaan sumberdaya yang

masing-masing

Dari

merupakan

pengamatan

119

komponen

terpenting

di

sekolah dan peranan komite sekolah

responden

dalam

proses

pengembangan

memberikan respon cukup tinggi pada

pendidikan

sekolah

sangatlah

variabel kebijakan sekolah. Kebijakan-

mempengaruhi

terhadap

keberhasilan

kebijakan

sekolah yang bermutu. Hal ini sebagai

sekolah

yang

diwujudkan

program-program pendidikan unggulan

bukti

menjadi ciri utama

bahwa

proses

tersebut

dan

dipercaya

oleh

sekolah tidak bisa lepas dari peran aktif

sebagai

pengguna

jasa

(sumbangsih) masyarakat sekitar yang

maju

masyarakat

sekolah

pendidikan.

Kualitas

pembelajaran

pada

bermutu

sangatlah berpengaruh

baik

pengelolaan sekolah

bahwa

dalam

pengembangan

yang

3. Mutu pendidikan dapat dideskripsikan dari aspek-aspek : a Ketercapaian tujuan sekolah dalam

/ kualitas belajar siswa di sekolah.

pengelolaan

Disamping itu karakteristik guru yang

pendidikan,

dipandang mampu mendukung proses

pendidikan,

belajar

program-program

tujuan

untuk

pendidikan

menunjukkan

indikasi

mencapai berkualitas baik

pendidikan

peduli dan kreatif.

positif dalam pencapaian standar mutu

mengajar

melaksanakan

unggulannya

dan

program-program perencanaan dan

program pendanaan pendidikan

secara

umum

menunjukkan kategori yang sangat

97

baik (96,84 %) dan sesuai dengan

sekolah

harapan

masyarakat

sangat baik (94,12 %).

memenuhi

standar

dalam pendidikan

dari

aspek

fokus

pelayanan

Tingkat efektifitas penyelenggaraan

pendidkan sekolahnya yang dapat

kegiatan

memberikan

pendidikan

meliputi

yang

ekstrakurikuler,

intrakurikuler,

dan

menunjukkan

c.

kategori

d. Mutu Pendidikan dapat dikaji pula

berkualitas. b.

menunjukkan

terbaik

serta dapat memberikan tanggung

kokurikuler

kategori

pelayanan

jawab penuh kepada masyarakat

baik

adalah

sekolah

yang

(76,39 %) dan seimbang sesuai

memenuhi

kondisi sekolah. Hal ini dapat

masyarakat

diamati dari prestasi yang diraih

.Adapun

siswa

asing,

yang dikaji dalam penelitian ini

pertukaran pelajar antar negara,

datanya tentang fokus pelayanan

kesenian dan lain sebagainya.

pendidikan menunjukkan indikasi

dibidang

bahasa

Kriteria lain mutu pendidikan

target

telah

kebutuhan

dibidang pendidikan

keempat

belas SMA

sangat baik.

sekolah dapat diamati dari adanya

B. Saran dan Rekomendasi

kesesuaian

1. Dengan adanya faktor kepemimpinan

proses

sikap

guru

pembelajaran

dalam melalui

yang

menunjukkan

namun

komponen

mendalam dalam proses kemampuan

menentukan

sangat keberhasilan

dievaluasi

baik,

prestasi yang dicapai guru, karena yang

perlu

kategori

manajerialnya

secara

dari

proses

Dimana

perbedaan

pembelajaran dikelas adalah guru.

kepemimpinan.

Pada umumnya responden dari

pendapat itu kadang menjadi hambatan

keempat belas (14) SMA Kota

dalam

Semarng

pengambilan

yang

dikaji

dalam

proses

koordinasi

keputusan,

tetapi perlu

penelitian ini menyatakan setuju

untuk

dengan

tinggi serta penyesuaian faham antara

yang

efektifitas dilakukan

Prestasi guru

pembelajaran guru

dikelas.

ditingkatkan

dan

rasa

solidaritas

pimpinan dan bawahan terutama dalam

dalam KBM di

melaksanakan sekolah.

98

tugas-tugas

Sehingga

tercipta

pendidikan suasana

yang

kondusif

dan

menyenangkan

baik

dapat

menjadi

panutan

bagi

antara kepala sekolah, para guru dan

sekolah-sekolah yang belum bermutu

anggota komite sekolah. Disamping itu

baik di Lingkungan Dinas Pendidikan

perlu ditingkatkan pula monitoring dan

Kota Semarang. Dan diharapkan penuh

pengawasan terhadap program-program

sekolah

pendidikan sekolah yang diunggulkan

dapat menampung peserta didik dari

dengan

semua

kurikulum

pendidikan

yang

ditentukan dari Dinas Pendidikan Kota

pendidikan

kalangan

yang

maju

berkategori

mampu maupun tidak mampu.

Semarang.

3. Hasil penelitian pada mutu pendidikan

2. Dari hasil perhitungan analisis Regresi penelitian sekolah

bermutu

ini

variabel

adalah

walau telah dicapai sangat baik, masih

kebijakan

variabel

ada

yang

kendala

pendidikan

pada

tingkat

fokus

yang dilakukan lembaga.

berpengaruh paling besar dari kedua

Adanya

variabel

(0,524)

mampu dan cukup berprestasi baik

kebijakan sekolah yang menunjukkan

kadang kurang mendapatkan perhatian

hasil yang baik ini, perlu juga adanya

khusus dari sekolah yang bermutu /

keterbukaan

terhadap

berkualitas. Keterbatasan bea masuk

pengelolaan sumberdaya-sumber daya

sekolah menjadi kendala utama mereka

sekolah (para guru termasuk kondisi

untuk

siswa-siswanya yang berprestasi tetapi

sekolah-sekolah

mempunyai keterbatasan dana untuk

yang berkualitas baik. Tidak dipungkiri

melanjutkan studi di sekolah tersebut.

kadang sekolah justru memperhatikan

Bagi

kondisi keuangan siswa yang berlatar

bebas

lainnya

manajemen

para

menuntaskan

guru

yang

sertifikasi

belum gurunya

siswa-siswa

yang

kurang

bisa menjadi siswa didik di

belakang

bermutu

orang

pendidikan

tuanya

mampu

dianjurkan dapat meningkatkan prestasi

ketimbang dari prestasi siswa yang

mengajarnya untuk memenuhi kriteria

kemampuan

guru berprestasi. Karena sekolah yang

akademiknya lebih menonjol dari siswa

bermutu

lain.

dan

berkualitas

sangat

ditunjang dengan adanya SDM yang kuat dan kreatif. Kiranya sekolah – sekolah yang bermutu dan berkualitas

99

/

pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung, Remaja Rosda Karya.

A.F. James Stoner, 1978, Management, Prentice Hall International Inc., London.

Nana Sudjana, 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo. Bandung

Anonim, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku I Konsep dan Pelaksanaan. Direktorat SLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Jakarta. Cecep

____________. 2000. Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung. ____________. 1996. Metode Statistik, edisi ke 6, Tarsito. Bandung.

Rustana, Rintisan Progam MPMBS, Depdiknas, Jakarta tahun 2000.

Nurkolis, 2003. Manajemen Sekolah. Grasindo Jakarta

Berbasis

Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, tahun 2006.

Patton, Sawicki. 1986. Kebijakan Dalam Manajemen. Grasindo : Jakarta

Depdiknas, (2001). Manajemen Peningkatan Multi Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP.

Paul Hersey and Kenneth H.Blanchard, 1977, Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources, third Edition, Prentice Hall Inc.,Englewood Cliffs, New Jersey.

Hadari Nawawi, 1994. Kepemimpinan Yang Efektif. UGM Pres. Yogyakarta.

R. Jiyono, dkk. (1999). Scholl-based Management di Tingkat Dasar. Jakarta : BPPN Bekerjasama dengan Bank Dunia.

Imam Gozali, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate. Undip : Semarang. Kilas

Balik Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, tahun 2006

Masri

Singarimbun, 2004. Metode Penelitian dan Analisis Data. LP3ES : Jakarta.

___________.(1999). Menuju Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Dasar. Jakarta : BPPN Bekerjasama dengan Bank Dunia. Rustopo, 1993. Sistem Belajar Mengajar I. LP3ES, Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1985. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta. Miftah Toha, 1994. Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Muhammad Hamid, Panduan Evakuasi dan Monitoring MPMBS, Depdiknas, Jakarta tahun 2000

100