ABSTRAK PENINGKATAN MINAT SISWA TERHADAP MUSIK

Download JURNAL. ABSTRAK PENINGKATAN MINAT SISWA TERHADAP MUSIK. MELALUI ... pembelajaran SBK melalui kegiatan ansambel musik pada siswa kelas V S...

0 downloads 391 Views 230KB Size
JURNAL

ABSTRAK PENINGKATAN MINAT SISWA TERHADAP MUSIK MELALUI BERMAIN ANSAMBEL MUSIK DI KELAS V SDN 04 PULOGEBANG PAGI JAKARTA TIMUR Oleh: Satrio Galuh Arti Setyani, S.Pd Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran SBK melalui kegiatan ansambel musik pada siswa kelas V SDN 24 Pulogebang Pagi Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model siklus dari Kemmis dan Taggart. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahap perencanaan, pengamatan, tindakan pelaksanaan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukandengan menggunakan instrument non tes berupa instrument motivasi, keterlaksanaan penggunaan media audiovisual, catatan wawancara, dan observasi terhadap motivasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya peningkatan motivasi terhadap pembelajaran SBK di kelas V SDN 24 Pulogebang Pagi Jakarta Timur. Prosentase minat pada siklus 1 adalah 69,27%, siklus 2 mencapai 69,74%. Hal tersebut diperoleh dari keterlaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan ansambel musik siklus 1 adalah 78,48%, siklus 2 mencapai 81,14. Hubungan antara minat dengan keterlaksanaan kegiatan melalui ansambel musik adalah semakin efektif dan dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran SBK. Kata Kunci: Meningkatkan minat belajar siswa melalui bermain ansambel musik.

1

A. Latar Belakang. Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasi bagi peserta didik dalam mengikuti pendidikan formal, wajib mengajarkan seluruh mata pelajaran yang ada dalam kurikulum termasuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Mata pelajaran ini diberikan di sekolah karena keunikan yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Namun dalam pelaksanaannya kurikulum nasional di Indonesia, hanya menekankan perkembangan intelektual semata dan kurang memperhatikan perkembangan kecerdasan emosional. Selain itu, musik juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan manusia seperti dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri yang berarti menyeimbangkan aspek intelektual dan emosional.. Musik melatih seluruh otak kiri (bahasa, logika, matematika, dan akademik) memproses lirik, sementara otak kanan (irama, persamaan bunyi, gambar, emosi, dan kreativitas) memproses musik.1 Siswa kurang berminat dengan mata pelajaran musik karena kurang siapnya guru baik dalam segi keilmuan musiknya, metode mengajar, variasi dalam mengajar serta media pendukung berupa alat musik dalam kegiatan belajar mengajar. Para ahli pendidikan musik menyatakan bahwa dalam belajar musik perlu menguasai unsur-unsur musik berupa panjang nada (ritme), tinggi nada serta warna nada/suara. Sebab itu, keragaman warna nada, tinggi nada serta panjang nada yang terdapat dalam ansambel dapat mendukung upaya belajar musik bagi siswa SD. Warna nada diwakili oleh hadirnya suara alat musik tiup rekorder dan pianika, alat musik petik gitar serta alat musik perkusi seperti triangle, ringbell, castanyet, tamborin. Sementara tinggi dan panjang nada diwakili oleh melodi lagu yang digunakan dalam ansambel.

1

Lim, et.al., Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: Indeks, 2008), h.138

2

B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian minat terhadap musik. a. Hakikat dari minat Menurut Muhibbin Syah, minat (interest) merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti : pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif.2 Sedangkan menurut W.S Winkel, minat dapat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi.

Minat momentan adalah perasaan

tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari; untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian”. Namun, perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”. Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal-balik, sehingga tidak mengherankan jika siswa yang berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat, dan sebaliknya.3 Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Djaali, minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Menurut Djaali minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga 2 3

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.133 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT.Gramedia,1989), h.105

3

pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayat.4 Dari pendapat beberapa

ahli tersebut dapat dipahami bahwa indikator minat

merupakan rasa tertarik terhadap suatu objek tertentu, sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan belajar yang dikehendaki, perhatian yang besar, ada perasaan senang dan merasakan manfaat dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Berdasar pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa akan terbentuk jika di dalam belajar, ada kesenangan, kegembiraan, ketertarikan, dengan kata lain ada kesenangan ataupun ketertarikan terhadap suatu hal atau aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga anak didik merasakan kenyamanan serta termotivasi untuk mencapai tujuan yang maksimal. paling tidak, memiliki rasa suka terhadap pelajaran tersebut. mengembangkan dan

Hal ini merupakan awal bagi guru untuk dapat

menumbuhkan minat siswa dengan cara-cara mengajar yang

semakin kreatif dan inovatif. b.

Hakikat dari Musik Istilah musik berasal dari kata Mousal dari bahasa Yunani, yaitu sembilan dewi yang menguasai seni, seni murni dan seni pengetahuan. Music is an art form whose medium is sound and silence. Common elements of music are pitch (which governs melody and harmony), rhythm (and its associated concepts tempo, meter, and articulation), dynamics, and the sonic qualities of timbre and texture. The word derives from Greek (mousike; "art of the Muses"). Musik adalah bentuk seni yang mediumnya adalah suara dan keheningan. Unsur-unsur umum dari musik pitch: ketinggian nada (yang mengatur melodi dan harmoni), irama (terkait konsep tempo, meter, dan artikulasi), dinamika, dan kualitas sonik timbre dan tekstur. Kata itu berasal dari Yunani (mousike; "seni dari Muses").5

4 5

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.121-h.122 http://id.wikipedia.org/wiki/Music

4

Pendapat lain menyatakan bahwa musik adalah rangkaian nada dan ucapan serta dalam cita-cita. Musik terjadi juga karena suara manusia atau alat musik, sedangkan Parasita, memberi pengertian musik adalah salah satu budaya dari manusia yang lahir dari perasaan dan hasil ungkapan yang berbentuk ucapan. Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutip oleh Heni Nurhaeni, musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.6 Musik adalah rangkaian nada yang mengungkapkan pikiran, perasaan, dan ekspresi seseorang yang berada dalam situasi tertentu, misalnya sedih, gembira, murung, kecewa, dan sebagainya. Rangkaian nada tersebut dapat berupa suatu melodi saja atau dapat juga disertai dengan syair atau rangkaian kata-kata yang juga mengandung nilai sastra.7 Don Campbell berpendapat bahwa , musik membawa suasana positif dan santai bagi kelas, juga memungkinkan integrasi indra yang diperlukan untuk ingatan jangka panjang. Musik berfungsi pula sebagai latar belakang dalam sejumlah ruang kelas untuk meredam bunyi-bunyi, dan musik dapat digunakan secara berhasil untuk menimbulkan kegairahan, melepaskan stres sebelum ujian, dan untuk memperkuat pokok bahasan.8 Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Ia telah banyak dikaji oleh para pemikir, kaum agama, pendidik, dan teoretikus seni, selain sebagai seni ia banyak digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari tradisi, adat, hiburan, religi maupun pendidikan.9 Dengan memperhatikan syair yang terdapat dalam setiap lagu, dapat diketahui bahwa musik dapat mendidik seseorang untuk menjadi seseorang yang beriman, mencintai sesama, mencintai alam, memiliki rasa nasionalisme serta rasa persatuan, maupun menjaga dan memelihara alam.

6

Heni Nurhaeni, Tita Nurlelawati, Alat Musik Lengkap, (Surabaya: PT. Widya Duta Grafika, 2008), h.1 Tim Seni Musik SMP/MTs, Seni Budaya Musik, (Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega, 2007), h.10 8 Don Campbell, Efek Mozart, (Jakarta: Gramedia, 2001), h.220 9 http://jaligazette.wordpress.com//pengertian-musik.html 7

5

Tujuan pendidikan musik untuk anak-anak di sekolah ialah : a) Musik dapat memberi kegembiraan pada anak-anak. b) Musik dapat memberi kepuasan, karena musik dapat berperan sebagai alat untuk membebaskan emosi pada anak. c) Musik dapat menambah pengalaman pribadi anak untuk membuat kreasi sendiri. d) Musik dapat membawa anak ke arah disiplin pada suatu tujuan. e) Musik dapat memberi anak bermacam-macam pengalaman kepada anak-anak lain. f) Musik pada masa anak-anak dapat menjadi persiapan di masa yang akan datang.10 Dapat diartikan bahwa musik adalah rangkaian nada yang terjadi karena suara manusia atau alat musik untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan ekspresi seseorang yang berada dalam situasi tertentu, mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diartikan bahwa minat terhadap musik adalah kesenangan, kegembiraan, ketertarikan terhadap rangkaian nada dalam bentuk suara manusia atau alat musik untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan ekspresi seseorang. B. Acuan Teori Rancangan-Rancangan Alternatif Tindakan Yang Dipilih. 1. Hakikat Ansambel musik. Ansambel musik dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik11 Menurut Adiarto12 pengertian ansambel dalam musik adalah permainan bersama dalam kelompok kecil dengan jumlah pemain berkisar antara 2 sampai 15 orang. Menurut Basuki dan kawan-kawan13 musik ansambel adalah bentuk penyajian musik yang dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan alat-alat musik tertentu, serta 10 11

Tim Seni Musik SMP/MTS, Seni Budaya Musik, (Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega, 2007), h.92 Sugiyanto, dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Erlangga, 2004, h. 89

12

Adiarto. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Semarang: Adiswara, 1996, h.7

13

Basuki, A. Yudana. Kerajinan Tangan dan Kesenian Musik. Surakarta: Cahaya Ilmu, 1996, .h.2

6

memainkan lagu lagu sederhana. Alat-alat musik yang digunakan dalam bermain musik ansambel dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu alat musik melodis , alat musik ritmis , dan alat musik harmonis. Setianingsih dan kawan-kawan14 mengatakan musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik. Selanjutnya Juih dan kawan-kawan15 membatasi musik ansambel adalah jenis musik secara bersama-sama yang alat musiknya sejenis atau campuran. Alat musik tersebut dalam penyajiannya ada yang berfungsi sebagai pembawa melodi pokok dan ada yang berfungsi sebagai pengiring. Agar penyajian musik ansambel berhasil baik, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: pengaturan perbandingan jumlah alat-alat musik yang dipakai, setiap jenis alat musik perlu memiliki partitur tersendiri, latihan-latihan dilakukan secara rutin, teratur dan terarah. Untuk meningkatkan keterampilan serta profesionalisme para pemain, diperlukan latihan memainkan alat-alat musik yang dipakai dalam berbagai macam dasar nada atau tangga nada. Menurut Basuki

16

, hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas permainan dalam penyajian musik ansambel seoptimal mungkin. Ansambel musik sebagai konsep musik serius, dilihat permainan dari alat yang digunakan, aransamen yang digarap, penikmatan dan suasana keheningan. Bermain musik dengan menggunakan alat musik perkusi sederhana memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan minat bermusik

seseorang. Pada umumnya

mereka ingin memegang alat musik itu dan mencoba memainkannya. Bermacam-macam alat musik perkusi yang dapat digunakan adalah ringbell, castagnet, tambourine, triangle, glocken spiel, simbal, drum, rebana dan lain-lain. Walaupun cara memainkan alat musik tersebut tersebut bermacam-macam, tapi ada dasar umum dalam langkah-langkah memainkannya. Instruktur harus menunjukkan pada mereka bagaimana bunyi suatu alat,

14

Setianingsih, Dyah Purwani, dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian . Jakarta: Erlangga, 2004, .h.15

15

Jui, L Julius. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudhistira, 2000, h 31

16

Basuki, A. Yudana. Kerajinan Tangan dan Kesenian Musik, (Surakarta: Cahaya Ilmu, 1996), h.2

7

bagaimana cara membunyikannya. Dalam hal ini yang penting adalah memberikan contoh cara memainkan alat itu, bukan hanya berupa teori. Selain alat musik perkusi yang dapat digunakan untuk bermain musik ansambel, alat musik tiup rekorder jika digabungkan dengan alat musik tersebut akan menimbulkan bunyi musik ansambel campuran. Alat musik rekorder adalah salah satu jenis alat musik tiup yang dimainkan dengan cara meniup lubang dibagian pangkal alat musik tersebut. Alat musik rekorder pada umumnya dimainkan mulai dari siswa sekolah dasar, mereka menggunakan alat musik rekorder sebagai alat musik dalam pelajaran seni budaya dan keterampilan. Salah satu kelebihan alat musik rekorder adalah dapat menghasilkan suara yang amat merdu dan memikat. Selain itu, alat musik ini bentuknya kecil dan memiliki sambungan yang memungkinkan untuk dipisahkan menjadi tiga bagian, sehingga mudah dibawa kemanapun. Kelebihan lain dari alat musik ini adalah harganya terjangkau 17 Alat musik ansambel campuran dapat juga digunakan untuk mengiringi tarian sederhana, tarian daerah dan tarian kreasi modern. Berdasarkan pendapat-pendapat

tersebut dapat diartikan bahwa ansambel musik

merupakan sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik. B. Pelaksanaan Penelitian 1. Metode dan Disain Intervensi Tindakan Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Model proses yang digunakan adalah siklus (putaran/spiral) yang

mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas Stephen Kemmis, yaitu model putaran ke putaran atau siklus ke siklus yang meliputi tahapan-tahapan (a) perencanaan, (b) tindakan dan observasi, (c) refleksi. Dari terselesaikannya refleksi, lalu dilanjutkan dengan perencanaan kembali sampai siklus berikutnya agar pencapaian tujuan meningkat dari satu siklus ke siklus berikutnya. Diharapkan pemanfaatan ansambel akan meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari seni musik.

17

Thursan. Lagu-lagu Wajib Dalam Permainan Suling Recorder, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006), h. 1

8

2.Subyek Partisipan dalam Penelitian. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas V SDN 24 Pulogebang Pagi Jakarta Timur terdiri dari 30 orang siswa. Sementara itu penelitian dilakukan langsung oleh peneliti dan diamati oleh kepala sekolah serta rekan guru SBK. Sementara sebagai partisipan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru SBK disekolah tersebut yang dipercaya akan dapat bekerjasama untuk memberi masukan, kritik dan saran membangun dalam penelitian ini. 3.Tahapan Intervensi Tindakan Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua siklus, yang mengikuti tahapan berikut: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi sebagai dasar pengembangan pada siklus yang berikutnya. Sebagai catatan, jumlah siklus bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan pencapaian keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran SBK. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tahap 1: Planing (Perencanaan Tindakan). Peneliti membuat perencanaan tindakan yang meliputi perencanaan umum dan khusus. Perencanaan umum disusun untuk keseluruhan aspek berdasarkan masalah penelitian yang terkait dengan meningkatkan minat belajar seni musik melalui kegiatan bermain ansambel musik di kelas V SDN 24 Pulogebang Pagi Jarta Timur . Sementara perencanaan khusus yaitu perencanaan yang disusun dalam setiap siklus sebagai tindakan penelitian. Kedua perencanaan tersebut disusun berdasarkan hasil diskusi antara peneliti, guru SBK dan Kepala Sekolah selaku observer. Pada tahapan ini, peneliti merencanakan waktu pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, membuat instrumen minat belajar, pengumpulan data dan tes perbuatan pada akhir siklusnya. Tahap 2: Action (Pelaksanaan Tindakan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun dalam skenario pembelajaran. Guru bersama siswa mempersiapkan peralalatan ansambel musik, dan mengabsen siswa, merapikan tempat duduk siswa kemudian memberi apersepsi dilanjutkan dengan bermain ansambel musik. 9

Tahap 3: Observation (Pengamatan Tindakan) Pengamatan dilakukan meliputi pengamatan akan minat anak dalam belajar seni musik dengan adanya penggunaan ansambel musik dalam kegiatan pembelajaran SBK di kelas V SDN 24 Pulogebang Pagi Jakarta Timur. Panduan yang digunakan berupa lembar pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan meliputi pengamatan terhadap pembelajaran, perilaku/sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran serta situasi siswa dalam mengerjakan mengikuti pembelajaran serta situasi siswa dalam mengerjakan tugas bermain ansambel musik. Hasil pengamatan dibuat dalam catatan lapangan yang memuat kelebihan serta kekurangan pada pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap 4: Reflection (refleksi). Usai melaksanakan pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan guru SBK untuk membicarakan kekurangan dan kelebihan penggunaan media audiovisual dalam kegiatan bernyanyi lagu nasional. Butir-butir yang belum muncul dari hasil pengamatan dijadikan acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran bernyanyi dengan menggunakan media audiovisual, sementara butir-butir yang sudah muncul hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian 1). Data Siklus 1 Berdasarkan hasil refleksi yang mengacu pada pengamatan dalam pelaksanaan tindakan kelas melalui proses pembelajaran pertemuan 1 dan 2 maka hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai temuan-temuan pelaksanaan tindakan sebagai berikut: (1) Dalam melakukan kegiatan belajar musik, ansambel musik merupakan sarana yang penting karena dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) Perhatian siswa tertuju pada kegiatan bermain ansambel musik dan rasa iseng siswa terlupakan, (3) Sedapat mungkin pelaksanaan pembelajaran SBK ditambah dengan kegiatan bermain ansambel musik, (4) Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan ansambel musik akan lebih baik jika dilakukan dengan frekuensi yang lebih sering. Data yang diperoleh dari hasil pembelajaran SBK siklus 1 pertemuan pertama dan kedua adalah sebagai berikut:

10

Tabel 1. Prosentase Data Instrumen Minat Belajar Siklus 1 Pertemuan ke- 1

Pertemuan ke- 2

Rata-rata

67,16%

71,38%

69,27%

Tabel 2. Prosentase Keterlaksanaan Kegiatan Bermain Ansambel Musik Siklus 1 Pertemuan ke- 1

Pertemuan ke- 2

Rata-rata

69,25%

70,23%

69,74%

Berdasarkan refleksi dan analisis data pada siklus 1, hasil instrumen minat siklus 1 mencapai 69,27% sedang keterlaksanaan kegiatan bermain ansambel musik mencapai 69,74%. Pelaksanaan pembelajaran SBK yang diperoleh siswa belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 75% oleh sebab itu peneliti melanjutkan tindakan pada siklus 2. 2).Data Siklus 2 Dari pelaksanaan tindakan 2 diperoleh data berdasarkan masukan dari pengamat. Hal yang disiapkan adalah rencana perbaikan untuk hal-hal yang dianggap kurang pada saat tindakan 1. Perbaikan difokuskan pada perbaikan dalam sikap tubuh saat bermain dan kekompakan dalam bermain ansambel. Data yang diperoleh dari hasil pembelajaran SBK siklus 2 pertemuan pertama dan kedua adalah sebagi berikut: Tabel 3. Prosentase Data Instrumen Minat Belajar Siklus 2 Pertemuan ke- 1

Pertemuan ke- 2

Rata-rata

76,20%

80,76%

78,48%

Tabel 4. Prosentase Keterlaksanaan Kegiatan Bermain Ansambel Musik Siklus 2 Pertemuan ke- 1

Pertemuan ke- 2

Rata-rata

77,40%

84,87%

81,14%

11

b. Pembahasan Ansambel musik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan alat-alat musik ansambel sebagai media pembelajaran. Siswa akan mengikuti proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran SBK melalui ansambel musik ternyata dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, peningkatan tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya. Pada siklus ke- 1 ke siklus ke- 2, instrumen minat belajar meningkat dari 69,27% ke 78,48% peningkatan sebesar 9,21%, sedang keterlaksanaan kegiatan bermain ansambel musik pada siklus ke- 1 ke siklus 2 dari 69,74% ke 81,14%, peningkatan sebesar 11,4%. Merujuk pada analisis data pada penelitian baik pada instrumen minat belajar maupun keterlaksanaan kegiatan ansambel musik selama 2 siklus, maka kriteria keberhasilan telah tercapai bahkan melampaui target yang ditetapkan yaitu 75%. Rata-rata instrumen motivasi belajar pada siklus 2 adalah 78,48% sementara rata-rata keterlaksanaan kegiatan bermain ansambel musik adalah 81,14%. Dengan indikasi demikian maka penelitian ini dihentikan pada siklus 2 dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya karena penelitian dianggap berhasil. 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 24 Pulogebang Pagi Jakarta Timur, dapat disimpulkan sebagai berikut: - Kegiatan pembelajaran dengan ansambel musik dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari materi pelajaran karena pengetahuan yang diperoleh dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. - Ansambel musik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga memiliki sikap positif terhadap pelajaran SBK. - Pemanfaatan ansambel musik dalam pembelajaran SBK membuat siswa tertarik, senang dan antusias yang merupakan bukti perubahan sikap positif yang lebih baik dalam proses pembelajaran sekaligus pendidikan. - Guru sebagai ujung tombak pendidikan dapat merancang penggunaan media yang kiranya dapat mempermudah pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar SBK. Dengan demikian penilaian yang dilaksanakan dapat mencerminkan kemampuan dan pengalaman yang telah dikuasai siswa kelas IV sekolah dasar setelah proses pembelajaran SBK.

12

DAFTAR PUSTAKA. Adiarto. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Semarang: Adiswara, 1996. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 Basuki, A. Yudana. Kerajinan Tangan dan Kesenian Musik, (Surakarta: Cahaya Ilmu, 1996) Campbell, Don. Efek Mozart, Jakarta: Gramedia, 2001 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Heni Nurhaeni, Tita Nurlelawati, Alat Musik Lengkap, (Surabaya: PT. Widya Duta Grafika, 2008), http://www.docstoc.com/docs/Pembelajaran-Ansambel-Musik-Di-SMP-Negeri-14-Semarang http://jaligazette.wordpress.com//pengertian-musik.html http://id.wikipedia.org/wiki/Music Jui, L Julius. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudhistira, 2000. Lim, et.al., Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: Indeks, 2008) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2010) Napitupulu, Pirmaida, Skripsi.” upaya peningkatan kemampuan membaca notasi balok melalui bermain musik instrumen suling rekorder pada siswa kelas VI SDN Gandaria Utara 01 Pagi Jakarta Selatan, Jakarta: UNJ, 2008 Setianingsih, Dyah Purwani, dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian . Jakarta: Erlangga, 2004 Sugiyanto, dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Erlangga, 2004 Thursan. Lagu-lagu Wajib Dalam Permainan Suling Recorder, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006) Tim Seni Musik SMP/MTS, Seni Budaya Musik, (Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega, 2007) W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT.Gramedia,1989),

13