ADA

Download Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2. Surealisme membuka dunia dalam satu kesatuan sehingga menghasilkan tabrakan visual kondisi alam s...

0 downloads 623 Views 494KB Size
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

Proses Detraumatisasi terhadap Memorabilia Makan Malam Keluarga ; “Menyulam Ingatan dalam Selubung Kenangan” Claudia Clara

Nuning Damayanti, Dr., Dipl. Art

Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: [email protected]

Kata Kunci : jurnal, naskah, panduan, penulisan, template

Abstrak Memorabilia berasal dari kata latin yaitu memorabilis yang artinya memorabel (dapat diingat). Benda-benda yang berfungsi sebagai memorabilia bagi pemiliknya merupakan sebuah kejadian yang dianggap penting (momen) sehingga seringkali ‘diabadikan’. Momen makan malam merupakan salah satu momen penting dimana interaksi, diskusi dan kedekatan secara intim antara anggota keluarga terjalin secara terus menerus. Penulis pun ingin menyampaikan akan pentingnya proses mengatasi trauma melalui de-traumatisasi akan kondisi pecahnya keluarga yaitu dengan melampaui mengingat dan melupakan menghadapi trauma tersebut sehingga dapat merelakan dan memaafkan.

Abstract Memorabilia is an event that is considered important (moment) which often 'immortalized'. The dinner moment is one of the crucial moments where interaction, discussion and intimate closeness between family members are intertwined continuously. The author also wanted to convey the importance of overcoming trauma process through deraumatization of family break up by going beyond remembering and forgetting – dealing the trauma so that it can be let go and forgiven.

Artikel dapat disusun mengikuti sekuens penulisan sbb: (1)pendahuluan atau pengantar (yang berisi latar belakang/ permasalahan desain, data (fakta), tema perancangan), (2)proses studi kreatif, (3)hasil studi dan pembahasan, (4)penutup. Artikel dapat fokus pada satu tema/persoalan tertentu atau beberapa tema yang diprioritaskan dalam perancangan. Konten dianjurkan mengikuti panduan ini, tetapi dapat dimodifikasi sesuai pertimbangan mahasiswa dan disetujui dosen pembimbing. Format wajib mengikuti template ini 1.

1. Pendahuluan Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Daya ingat manusia merupakan hal yang penting karena berfungsi untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan. Tak bisa dipungkiri, mengingat merupakan suatu aktivitas tak sadar yang dilakukan oleh setiap individu setiap detik, bahkan hari, dan dibutuhkan memori untuk melakukan atau mengetahui sesuatu. Salah satu memori penting yang ada dalam kehidupan manusia yaitu memori mengenai keluarga. Oleh karena itu, memori bersama keluarga selalu mempengaruhi individu pada semua aspek kehidupannya. Memori akan masa lalu dan keluarga merupakan memori yang melekat pada satu individu dan yang mencerminkan siapa dirinya sekarang. Pada umumnya, dalam memori otobiografi ini berisi informasi terkait deskripsi diri, peristiwa-peristiwa khusus, dan sejarah kehidupan seseorang yang bersangkutan (Conway, 1996). Setiap momen yang dianggap penting pada akhirnya dibekukan oleh manusia ke dalam bentuk foto sebagai bukti otentik juga dengan menyimpan benda-benda yang memiliki kenang-kenangan. Benda-benda yang berfungsi sebagai memorabilia bagi pemiliknya membuktikan bahwa memori sebuah kejadian yang dianggap penting seringkali ‘diabadikan’ oleh setiap orang agar bisa kembali mengenangnya saat berhadapan dengan benda tersebut atau bahkan membuangnya ketika memori di dalamnya membuat perasaan terganggu akibat mengingatkan terhadap hal-hal buruk. Pada masa kecil penulis memiliki banyak sekali momen-momen bersama keluarga, terutama ketika berada di dalam satu rumah. Namun ketika mulai beranjak remaja hingga sekarang, penulis tidak lagi mengalaminya dikarenakan berbagai persoalan yang melanda keluarga. Mendapati kondisi seperti ini, penulis hanya bisa mengingat-ingat kejadian yang lalu dengan mengenangnya lewat benda memorabilia yang ada di rumah. Meja makan merupakan memorabilia untuk penulis, karena melaluinya penulis seringkali merasakan kedekatan bersama keluarga dalam kebiasaan makan malam bersama. Selain merasa bahagia dikarenakan mengingat menyenangkannya kebersamaan tersebut, penulis seringkali dihantui perasaan takut dan sedih karena tidak lagi memiliki keluarga yang utuh. Penulis selalu berusaha melarikan diri dari kenangan tersebut, namun seringkali penulis membiarkan terlena ke dalam salinan atau rekonstruksi peristiwa-peristiwa asli dalam nostalgia.

Surealisme membuka dunia dalam satu kesatuan sehingga menghasilkan tabrakan visual kondisi alam sadar dengan alam bawah sadar. Pertabrakan kedua alam berbeda ini menjadikan cerminan dari kondisi melupakan dan mengingat masa lalu. Sesuatu yang irasional, tidak berlogika, berimajinasi membuka fungsi psikis murni pikiran dengan mempercayakan kenyataan bentuk-bentuk visual alam mimpi atau bayangan. Penulis pada akhirnya mendapati surealisme dapat menggambarkan visual memori dipersenjatai dengan kejujuran batin dan imajinasi tersebut. Menurut Fransisco Budiman Hardiman yang bersumber dari katalog Trienale Seni Grafis Indonesia (2003, 153) membuat sebuah tulisan dengan tajuk “Melampaui Mengingat, dan Melupakan”. Mengingat dan melupakan di dalam trauma merupakan mekanisme psikis yang tidak pernah dilepaskan, dimana kondisi ingin melupakan tetapi justru cenderung mempertajam mengingatnya. Memori yang menyakitkan memang seringkali mudah diingat karena aktivitas neuron yang terjadi lebih cepat dan menimbulkan jejak-jejak memori lebih kuat dan dalam ketimbang terjadinya memori menyenangkan. Mengingat dan melupakan merupakan satu kesatuan ibarat dari dua sisi mata uang. Untuk itu diperlukan adanya detraumatisasi, yaitu melampaui mengingat dan melupakan sehingga dapat merelakan dan memaafkan. Memaafkan atau forgiveness menurut Paul Ricoeur merupakan proses panjang yaitu saat mengingat kesalahan, subjek mendapatkan perasaan bersalah, lalu berpikir bagaimana untuk merubah kesalahan tersebut. Karya ini akan dibuat berdasarkan pendekatan personal namun lebih luasnya, mengangkat permasalahan pecahnya satu keluarga yang memang sudah tidak asing lagi dikarenakan banyak yang mengalami kondisi serupa. Meja makan menjadi benda memorabilia makan malam keluarga, yaitu simbol keluarga itu sendiri yang kemudian dipilih dalam pembuatan fokus utama dalam pembuatan karya. Pada momen makan malam penulis merasakan kedekatan yang lebih intim bersama anggota keluarga, momen tersebut menjadikan tempat berdiskusi, bercerita, bertengkar, berdoa bersama dan masih banyak lagi. Oleh karena itu momen makan malam tersebut menjadi sangat penting bagi penulis untuk diangkat. Penulis akan memposisikan diri sebagai perekam memori tersebut dengan bantuan kamera membekukan obyek meja makan dan meminjam orang lain sebagai model di dalam obyek karya kemudian mengkomposisikan keduanya menjadi satu kesatuan dengan gaya surealis. Penulis akan membubuhkan gambar bunga-bunga bakung dengan akrilik dan dematograph putih yang merupakan simbol dari ketulusan (Mandy, 2011 : 85). Bentuknya yang seperti terompet, berwarna putih, dengan kelopak-kelopak menjuntai panjang kebawah memiliki citra kesederhanaan, kepolosan sehingga dikaitkan dengan simbol ketulusan tersebut. Bunga sudah menjadi simbol dari emosi di dalam sebuah puisi. Melalui bunga pula, individu atau kelompok sering menggunakannya untuk mewakili perasaan sedih, bahagia, pertemanan, cinta bahkan seseorang yang tidak disukai atau bahkan memperingati momen penting dalam hidupnya. Setelah itu penulis akan membuat garis-garis serat bunga dengan teknik sulam benang merah sehingga menjadi cerminan proses detraumatisasi. Berisikan penjelasan tujuan berkarya dan/atau perancangan termasuk prosedur identifikasi gagasan dan penetapan konsep. Jelaskan tujuan (hasil akhir ideal) proses berkarya dan/atau perancangan yang ingin dicapai. Satu tujuan tertentu merupakan terjemahan dari satu tema tertentu yang menjadi prioritas. Oleh karena itu jumlah dan konten tujuan yang dirumuskan seyogyanya bersesuaian dengan jumlah dan konten tema yang diprioritaskan. Dalam penjelasan dapat digunakan gambar dan/atau ilustrasi untuk memperjelas proses yang dilakukan serta luaran (output) yang didapatkannya. Tetapan konsep dan kriteria karya seni dan/atau obyek desain yang dijelaskan pada bagian ini yang merupakan standar yang digunakan untuk menilai tujuan tercapai atau tidak. Oleh karena itu deskripsikan konsep dan/atau kriteria karya seni/obyek rancangan dengan baik sehingga dapat dilihat keterkaitannya dengan hasil yang didapatkan.

2. Hasil Studi dan Pembahasan Detraumatisasi merupakan “tindak merelakan” sehingga melampaui mengingat dan melupakan adalah suatu keterbukaan terhadap peristiwa. Memori yang menyakitkan akan menjadi trauma bagi individu menjadi sulit untuk melupakannya. Apa yang dialami suatu peristiwa seakan-akan terulang terus menerus seperti mesin yang digerakkan secara mekanis. Merujuk pada katalog trienale seni grafis Indonesia 2003, Fransisco Budi Hardiman membuat sebuah tulisan dengan tajuk “Melampaui Mengingat, dan Melupakan”, mengingat dan melupakan menjadi bagian mekanisme psikis yang tidak pernah bisa dipisahkan. merujuk ke peristiwa Holocaust, genosida manusia yang dilakukan oleh sekelompok manusia lainnya. Monumen itu hadir sebagai bentuk harapan, supaya peristiwa yang sama tidak terulang lagi di masa depan. Fransisco Budiman mengatakan bahwa harapan akan suatu peristiwa buruk untuk tidak terulang, lahir dari perasaan negatif yang timbul akibat dari terjadinya peristiwa buruk tersebut., harapan itu lahir dari trauma.

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2

Claudia Clara ke-1

Seringkali ketika individu ingin melupakan peristiwa buruk, justru mengingatnya secara tajam.Mengingat dan melupakan seolah-olah bergerak dalam sistem-sistem paksaan psikis dalam korban trauma. Peristiwa merupakan basis trauma namun trauma merupakan bekas sisa-sia peristiwa. Medium untuk mengulang terus menerus itulah yang disebut dengan narasi. Di dalam narasi, trauma tersebut ditafsirkan, dan dengan cara itu pula trauma juga dapat direlakan. Detraumatisasi merupakan sebuah cara untuk keluar dari belenggu memori tersebut yaitu dengan menghadapi trauma untuk kemudian dapat pulih dari trauma.Detraumatisasi harus dimulai dengan semacam “askese duniawi”. yang ditandai oleh tiga latihan yaitu diam, ketenangan hati dan merelakan. Diam bukanlah hilangnya bunyi dan juga bukan membisu melainkan mendengarkan dalam kesunyian. Ketenangan hati identik dengan pengumpulan kembali (rekoleksi). Ketenangan hati dibiarkan terjadi melalui proses keterbukaan. Korban menarik diri dari kegaduhan, merefleksikan dan mengingat apa yang sesungguhnya terjadi sehingga menjadikannya pembelajaran pada masa sekarang dan seterusnya. Penulis mulai memakai tema masa lalu untuk kekaryaan sebelum proyek tugas akhir ini, mulai saat itu juga penulis memanfaatkan teknik drawing untuk pembuatan karya dengan medium drawing pen.

Gambar 2.1 Karya penulis saat tingkat dua (sumber : dokumentasi penulis)

Penulis mengambil tema memorabilia makan malam. Kondisi hilangnya momen keluarga merupakan satu realita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat luas dengan latar belakang tertentu yang seringkali menyebabkan gangguan psikis traumatik pada tiap individu dalam keluarga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan pendekatan personal penulis ingin menampilkan esensi dari mengingat memori bahagia dan melupakan memori buruk terhadap memori otobiografi dalam satu kesatuan karya seni. Penulis kemudian menjadikan meja makan sebagai perwakilan dari keseluruhan momen keseharian dalam satu rumah, menjadikannya sebuah momen penting keluarga. Memorabilia mengantarkan untuk memberikan kesan-kesan bagi setiap individu, tergantung pada kenangan yang dimiliki. Momen pada dasarnya dapat dipertajam dengan ingatan namun dapat menjadi pudar dengan berusaha melupakan ingatan tersebut. Pada akhirnya karya ini lagi sekedar mengingat dan kemudian melupakannya namun dilampaui dengan memaafkan oleh proses detraumatisasi. Penulis menerapkan proses detraumatisasi terhadap permasalahan korban perpecahan keluarga sebagai fokus utama karya. Penulis mencoba menyampaikan pesan akan pentingnya momen keluarga serta pemulihan terhadap trauma akibat permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis memvisualkan dengan memanfaatkan teknik drawing diatas kertas yang berjumlah 11 buah dengan dua ukuran berbeda. Penulis pertama kali melakukan proses sebagai pembeku momen melalui bantuan kamera untuk merekam visual meja makan yang nantinya akan menjadi sumber visual karya. Merekam pada sudut-sudut tertentu seperti layaknya membuka pintu alam bawah sadar, mengintip selubung-selubung masa lalu yang tersembunyi. Penulis merasa ketidaknyamanan apabila diri penulis tampil dalam karya, oleh karena itu penulis membuat setting skenario yang diperankan oleh perempuan yang mewakili menjadi obyek karya namun tetap mengandung esensi personal sebagai subyek. Mengolah alam bawah sadar dengan alam sadar, fotografi merupakan pintu yang cepat dalam mempersatukan kedua wilayah tersebut. Memindahkan visual tersebut dengan teknik pemindahan gambar, membuat hasil cetakan tersebut tidak sempurna layaknya pembentukan bayangan visual memori yang terlintas yaitu menajam dan memudar. Penulis memilih drawing pen sebagai medium untuk menggambar dikarenakan warna hitam pekat dan garis lebih konstan. Penulis sebelumnya telah melakukan eksperimen-eksperimen yang bisa dilihat dalam jejak berkarya menggunakan drawing pen sebagai medium kekaryaan. Merk drawing pen yang penulis pilih yaitu merk Snowman. Tebal tipis drawing pen pun beragam mulai dari ketebalan yang paling kecil yaitu diameter 0.2 mm sampai 0.8 mm yang penulis gunakan untuk membuat garis yang sangat tipis hingga tebal sehinga dapat mengejar bentuk beserta gelap terang yang diinginkan. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 3

Memperjelas visual dari cetakan hasil pemindahan gambar dengan drawing pen menjadikannya sebagai proses mengingat masa lalu itu sendiri yang sedikit-dikit menajam dan jelas pada sisi sisi tertentu. Akrilik putih merupakan medium yang penulis pilih untuk menggambarkan bunga bakung yang tersebar sedemikian rupa menimpa tinta hitam drawing pen. Penulis menggunakan penggambaran memakai medium ini dibuat tipis sehingga terjadinya overlap terhadap hitamnya tinta sehingga menghasilkan ilusi semu untuk menutupi pekatnya tinta. Penambahan bunga ini merupakan esensi dari proses melupakan kenangan yang telah digambarkan oleh tinta hitam tersebut. Tidak menghapus segalanya, masih tersisa mencerminkan bagaimana memori tersebut masih berbekas dan tertinggal. Kemudian menggunakan dematograph putih untuk membuat bunga-bunga yang tumpang tindih dengan akrilik sehingga memperkaya lapisan-lapisan tebal tipis bunga bakung. Gambar-gambar bunga bakung ini akan berkumpul pada sosok perempuan, sehingga sosok tersebut menjadi fokus utama dalam karya. Lebih jauh lagi, bunga-bunga tersebut akan membaurkan identitas sosok tersebut sehingga apresiator akan diajak untuk menerka-nerka dan mencermati lebih jauh sosok perempuan itu, sehingga menimbulkan kesan misterius dan penuh seluk beluk rahasia. Proses sulam kertas oleh benang merah yang dijahit di atas kertas menyerupai bentuk serat-serat corak merah bunga merupakan cerminan dari proses detraumatisasi itu sendiri. Sulam benang ini tidak semata-mata menghiasi dan mempercantik namun lebih jauhnya, sulam benang ini merupakan proses dari rasa sakit itu sendiri. Kertas yang dijahit meninggalkan lubang-lubang luka namun menjadi indah ketika menjadi serat-serat corak merah pada bunga bakung. Benang ini akan dimanfaatkan untuk mempersatukan kedua kondisi perasaan sedih dan bahagia, melupakan dan mengingat. Proses berusaha tulus inilah yang berusaha penulis terapkan kepada diri sendiri juga penulis ingin sampaikan kepada apresiator. Berawal dari berusaha untuk tulus sehingga pada akhirnya dapat memaafkan dan merelakan. Karya yang dibuat yaitu karya seri yang berjudul “Menyulam Ingatan dalam Selubung Kenangan”, berjumlah 5 karya berukuran masing-masing 120 cm x 80 cm dan 6 karya ukuran masing-masing 75 cm x 55 cm.Visual secara general menggambarkan obyek meja makan dari pengambilan sudut pandang beranekaragam dengan bagian-bagian tertentu yang diperjelas dengan diperhitam dan dikaburkan dengan ketipisan tinta dan juga penambahan cat akrilik putih. Beberapa karya dibangun dengan visual fokus terhadap satu bagian tertentu namun beberapa karya dibangun membentuk satu ruang tengah rumah secara menyeluruh. Bagian-bagian yang ditampilkan fokus kepada bagian meja makan, namun menampilkan sedikit-sedikit benda-benda rumah selain meja makan. Hanya terdapat satu sosok perempuan yang membangun narasi di setiap karya, dengan ekspresi sendunya dan gestur berbeda-beda. Warna hitam putih menjadi warna pokok dalam karya dengan penambahan warna kebiruan yang dihasilkan dari akrilik putih yang menindih warna hitam tinta, serta merah dari benang yang dijahit pada kertas membentuk serat-serat bunga bakung. Bunga bakung ini tergambar dari akrilik putih menjadikannya simbol yang kuat sebagai esensi dari pencapaian ketulusan. Kedua kondisi yang bertentangan tersebut disatukan dengan benang merah sebagai esensi dari suatu hubungan atau ikatan yang merujuk pada ikatan dan takdir keluarga.

Gambar 2.2 Dokumentasi Karya Tugas Akhir Penulis (sumber : dokumentasi penulis)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4

Claudia Clara ke-1

Gambar 2.3 Dokumentasi Karya Tugas Akhir Penulis (sumber : dokumentasi penulis)

Gambar 2.4 Dokumentasi Karya Tugas Akhir Penulis (sumber : dokumentasi penulis)

3. Penutup / Kesimpulan Hilangnya momen-momen keseharian bersama keluarga dengan latar belakang pecahnya satu keluarga merupakan sebuah fenomena yang banyak terjadi di seluruh belahan dunia. Kondisi ini membawa efek negatif yang terjadi terutama berdampak bagi psikologis para korbannya. Seorang anak yang merupakan korban utama dalam kondisi tersebut merasakan kehilangan kasih sayang, hubungan yang tidak harmonis, sakit hati, tidak percaya diri, melakukan pelarian ke hal-hal buruk bahkan efek lanjutnya dapat mengulangi kejadian yang sama saat mereka menjadi kepala keluarga nantinya. Penulis merupakan seorang anak yang merasakan kondisi tersebut selama bertahun-tahun dan mengakibatkan luka yang mendalam serta efek-efek serupa. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 5

Penulis selalu ketakutan untuk tidak dicintai keluarga penulis karena penulis sering merasa ditinggalkan dan kesepian dan penulis menjadi cenderung sulit untuk mengungkapkan kasih sayang pada orang lain terutama keluarga penulis. Penulis juga merasakan ketakutan melakukan hal yang sama apabila membayangkan suatu saat penulis harus menikah dan menjadi orang tua. Penulis pada akhirnya menyadari betapa pentingnya momen-momen kebersamanan yang telah terlewati dan penulis dengan leluasa bisa mengungkapkan kasih sayang dan kesedihan yang penulis tuangkan melalui karya seni. Melalui karya seni, penulis mempunyai kesempatan untuk menyampaikan pesan kepada seluruh anak dan orang tua lainnya yang memiliki kondisi serupa atau tidak. Penulis pada akhirnya mengekspresikan perasan dan pesan tersebut ke dalam karya dua dimensi. Proses pembuatan karya ini terdiri dari ketiga tahap yaitu fotografi, drawing dan sulam kertas yang nantinya menjadi kesatuan karya drawing. Pada karya drawing tersebut penulis berusaha wujudkan proses detraumatisasi yaitu melampaui mengingat dan melupakan menjadi memaafkan dan merelakan sehingga publik dapat menyadari akan pentingnya keutuhan keluarga serta momenmomen berharga di dalamnya. Pada akhirnya penulis membuat karya drawing dari sumber visual pemotretan meja makan dan model sebagai memorabilia keluarga dan melakukan sulam kertas dengan benang merah. Banyak hal-hal yang membuat penulis terus belajar dan penulis menyadari akan adanya banyak kekurangan dalam karya penulis. Karya ini menjadikan proses memaafkan bagi masa lalu penulis sehingga penulis dapat meninggalkan perasaan-perasaan negatif penulis dan penulis dapat menerima keadaan keluarga dengan tulus. Karya tersebut menjadikan cerminan dari proses detraumatisasi untuk mengatasi semua trauma yang penulis alami.

Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Nuning Damayanti, Dr., Dipl. Art. dan Aminudin TH Siregar, S.Sn, M.Sn.

Daftar Pustaka Buku Hardiman, Budiman. F, 2003, Trienal Seni Grafis Indonesia 2003: Bentara Budaya. Hudson, Thames. 2012. Photography __ The Whole Story. London : Quintessence. Isola, Parikh., & Torralba, and Oliva. 2011. Understanding the intrinsic memorability of images. NIPS. Needlework School. 1984. Embroiderers' Guild Practical Study Group. QED Publishers. The Jakarta Post. 1995. Drawing. Jakarta: The Jakarta Post.

E-Book Kearney, Richard. 1999. Questioning Ethics : Contemporary Debates in Philosophy. London. Kirby, Mandy. 2011. A Victorian Flower Dictionary. New York : Ballantine Books. Ricoeur, Paul. 2006. Memory, History, Forgetting. University of Chicago Press.

Pdf Conway, Martin. A, The Construction of Autobiographical Memories in the Self-Memory System, [pdf], (www.homepage.psy.utexas.edu/, diakses pada tanggal 20 September 2015).

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6

Claudia Clara ke-1

Irianto, Asmujo. J, POST MEMORY : BORN AFTERWARDS WINDI APRIANI, [pdf],(www.rohprojects.net, diakses pada tanggal 17 September 2015).

Website Parker, Emma. Stitch Therapy, (http://miss-stitch-therapy.blogspot.com/, diakses pada 27/5/2015, pukul 15:30). Salina Art Center, Image Transfer: Pictures in a Remix Culture, (http://www.salinaartcenter.org/exhibitions/view/image_transfer_pictures_in_a_remix_culture/ iakses pada 28/5/15 , 9 :36). Smart E-Book. Bunga Bakung. (http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/bunga-bakung-bunga-lily.html, diakses pada 27/5/2015 pukul 17:23 ). The Human Memory, Luke Mastin (www.human-memory.net), 24 Mei 2014, 13:37)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 7

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. diisi oleh mahasiswa

Nama Mahasiswa

Claudia Clara

NIM

17011004

Judul Artikel

Proses Detraumatisasi terhadap Memorabilia Makan Malam Keluarga ; “Menyulam Ingatan dalam Selubung Kenangan”

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Nuning Damayanti, Dr., Dipl. Art 1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

Rekomendasi Lingkari salah satu 

2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori

Bandung, 30/9/ 2015 Tanda Tangan Pembimbing : _______________________ Nama Jelas Pembimbing

: Nuning Damayanti, Dr., Dipl. Art

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 8