AGAMA, POLITIK, DAN IDEOLOGI MEDIA (ANALISIS WACANA KRITIS

(ANALISIS WACANA KRITIS BERITA KORUPSI PETINGGI PARTAI POLITIK) ... Ishaaq (PKS), Ratu Atut Choisyah (Golkar), ... kasus korupsi impor...

8 downloads 502 Views 215KB Size
AGAMA, POLITIK, DAN IDEOLOGI MEDIA (ANALISIS WACANA KRITIS BERITA KORUPSI PETINGGI PARTAI POLITIK) Iswandi Syahputra, Alip Kunandar, Fajar Iqbal Prodi Ilmu Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstract: There are three sides of the media business today, such as media content providers, audiences as consumers of content, and advertisers as ‘consumers’ other media users. All three are complementary and influence each other, although in many ways, most audiences are often sacrificed in terms of interest. When an issue arises, the media are often considered a factor called ‘news value’ that will attract audiences to consume and then attract advertisers to enter. At other times, the ideology of media also often affect how the news was created, directed, and then deployed. In the case of reported of corruption cases involving officials of political parties in Indonesia of 2014 election, which is affecting Luthfi Hasan Ishaaq (PKS), Ratu Atut Choisyah (Golkar), and Anas Urbaningrum (Demokrat), two major media in Indonesia, Kompas and Republika presented the news in a different way. It is strongly associated with the ideology of each medium. Media ideology are then distinguish the discourse developed Kompas and Republika in reporting cases of the party officials. Results of analysis using Foucault discourse analysis showed that both the national media show a particular discourse in accordance with ideology, and on the other hand also do marginalization of certain discourses are supposed to be there. For example, the discourse of corruption as an extraordinary crime, it is not displayed, enclosed by political discourse and religious identity of each alleged case of corruption. Keywords: Discourse, Religion Identity, Politics, Media Ideology

PENDAHULUAN Menjelang tahun 2014, arah politik mengerucut pada dua peristwa politik besar, yakni pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden. Hajatan politik lima tahunan ini, tentu saja disambut partai politik (parpol) dengan gempita. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambutnya, baik oleh parpol yang sudah lama berdiri (dan sudah pernah mengikuti pemilu sebelumnya), maupun oleh parpol baru yang akan mengikuti pemilu untuk pertama kalinya.

Akan tetapi, dinamika politik tak pernah berhenti di negeri ini. Selalu ada bahan untuk diberitakan, dan selalu ada kejutan. Perpindahan politisi dari satu partai ke partai lainnya banyak terjadi dan bahkan dianggap sebagai sesuatu yang biasa, meski pelakunya seringkali dilabeli sebagai ‘politisi kutu loncat’ berpindah untuk mendapatkan kesempatan dan kedudukan yang lebih baik dan lebih menguntungkan, meski dengan alasan kesamaan platform perjuangan sekalipun.

Beberapa politisi yang tetap setia

Jika tidak, KPK akan terus dianggap sebagai

dengan partainya sekalipun tak lepas

lembaga penegak hukum yang pandang

dari sorotan. Berbagai kasus dialamatkan

bulu dan tebang pilih. Tetapi, sejauh itu,

kepada mereka. Dan, sepanjang tahun

KPK telah membuktikan, tak ada satupun

2013, berita dari para petinggi parpol terus

orang di negeri ini yang kebal hukum,

berdatangan menghiasi kolom-kolom

bahkan para petinggi parpol sekalipun

berita utama media nasional. Parpol-parpol

yang sangat dekat dengan kekuasaan.

dengan perolehan suara besar pada Pemilu

Banyak kasus korupsi yang melibatkan

2014 dihadapkan pada kenyataan, adanya

para petinggi parpol selama tahun 2013,

petinggi-petinggi mereka yang tersandung

termasuk ‘warisan’ kasus-kasus di tahun

berbagai kasus besar. Kasus ‘besar’ bagi

sebelumnya yang belum tuntas. Di antara

petinggi partai biasanya terkait dengan

sekian banyak kasus yang terjadi, ada

kasus korupsi, karena korupsi bukan

tiga kasus korupsi yang melibatkan tiga

hanya dianggap sebagai ‘aib’ bagi partai,

petinggi partai besar yang menjadi sorotan

tetapi juga bisa mengancam perolehan

publik selama tahun 2013, yakni; (1)

suara mereka pada pemilu yang sudah

Kasus korupsi proyek pembangunan

menunggu. Di sinilah gonjang-ganjing itu

sarana olahraga di Hambalang, Bogor

dimulai, partai berusaha untuk melepaskan

(dikenal sebagai kasus Hambalang) yang

diri dari aib yang dialamatkan kepadanya,

melibatkan Anas Urbaningrum, petinggi

entah dengan berusaha melindungi

Partai Demokrat, (2), kasus korupsi impor

kadernya yang teribat, atau sebaliknya,

daging sapi yang melibatkan Luthfi Hasan

berusaha melepaskan diri agar terkesan

Ishaaq, petinggi Partai Keadilan Sejahtera

‘pro pemberantasan korupsi.’Di sisi lain,

(PKS), dan (3), kasus suap Pilkada Lebak

sorotan media terus meningkat.

dan kasus penyediaan sarana kesehatan

Sepanjang kurun waktu tahun 2013,

yang melibatkan Ratu Atut Choisyah,

kasus-kasus korupsi yang melibatkan

Gubernur Banten yang juga petinggi Partai

para petinggi parpol besar seolah tak

Golkar.

pernah terputus. Satu kasus belum selesai,

Kasus korupsi yang melibatkan kader

sudah muncul kasus yang lainnya. Komisi

dan petinggi parpol bukan hanya tiga

Pemberantasan Korupsi (KPK) harus

kasus di atas, akan tetapi, tiga kasus di atas

bekerja keras untuk menyelesaikan kasus-

menyedot perhatian yang cukup besar dari

kasus yang memiliki daya sorot tinggi itu.

masyarakat, terutama juga ditunjukkan

20

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

dari besarnya sorotan media terhadap

sumber penghasilan utama media yang

ketiga kasus tersebut, setidaknya dalam

dikelola oleh swasta, yakni penghasilan

kurun waktu awal hingga akhir tahun

dari langganan (penjualan langsung media

2013.Ini adalah kurun waktu kritis, karena

kepada khalayak), dan pendapatan dari

kasus-kasus ini muncul menjelang Pemilu

iklan. Sementara media yang dimiliki

2014 atau yang disebut sebagai ‘tahun

oleh institusi negara bisa mendapatkan

politik.’ Momentum ini, mau tidak mau,

pemasukan lain berupa subsidi.

membuat kasus-kasus yang seharusnya

Dalam hal media yang dikelola

berada di ranah individu para pelakunya,

swasta yang tidak mendapatkan subsidi,

terseret ke dalam pusaran politik. Identitas

seringkali pendapatan dari penjualan

politik para pelaku dibawa dan disebutkan

langsung media atau berlangganan, tidak

dengan jelas dalam setiap pemberitaan.

bisa menutupi biaya operasional secara

Selain identitas politik para pelaku,

keseluruhan. Pada umumnya, media tidak

identitas keagamaan masing-masing

membebankan seluruh biaya operasional

pelaku juga ikut terseret ke dalamnya.

ke dalam produk media yang harus dibayar

Media seolah-olah menganggap bahwa,

pelanggan, karena harga jual atau harga

identitas politik dan keagamaan pelaku,

berlangganannya menjadi lebih tinggi.

memiliki kaitan erat dengan kasus korupsi

Oleh karena itu, media modern kemudian

yang dituduhkan kepada mereka. Luthfi

sangat mengandalkan penghasilan dari

Hasan Ishaaq misalnya, identitasnya selalu

pemasukan iklan. Pemasukan dari iklan

dikaitkan dengan PKS yang notabene

inilah yang kemudian digunakan untuk

adalah partai berbasis agama Islam. Ratu

menutupi biaya operasional, memberi

Atut Choisyah dan Anas Urbaningrum

subsidi kepada pelanggan agar produk

yang dari partai nasionalis (Golkar dan

media lebih terjangkau khalayak, dan tentu

Demokrat) juga tak dilepaskan dari

saja untuk mencari keuntungan.

identitas keagamaan mereka.

Dengan demikian, ada tiga pihak yang

Sebagai sebuah institusi bisnis, media

terlibat dalam lingkaran bisnis media, yakni

dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus

media sebagai penyedia konten, khalayak

bisa menghidupi dirinya, yakni membayar

sebagai konsumen konten, dan pengiklan.

berbagai jenis pengeluaran (biaya

James Curran (2006) menyebut hubungan

operasional, termasuk gaji karyawan), dan

ini sebagai ‘segitiga bisnis media’ di mana

tentu saja mencari keuntungan. Ada dua

masing-masing pihak mempengaruhi

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

21

pihak lainnya. Media bekerja menyediakan

adalah segala sesuatu yang terjadi di tengah

konten untuk khalayak, khalayak yang

masyarakat. Dalam hal pemuatan sebuah

berkumpul menjadi pasar bagi pengiklan,

realitas oleh media massa, tidak semua

dan pengiklan menyediakan dana untuk

realitas sosial dapat dicakup. Media massa

menutupi biaya operasional media.

mempunyai keterbatasan waktu dan ruang.

Semakin baik konten media, akan semakin

Selebar apa pun surat kabar, tetap tidak

banyak khalayaknya, dan semakin banyak

mungkin dapat memuat semua peristiwa

pula iklan yang masuk.

yang terjadi. Realitas media adalah semua

Meski tata kerja ketiga pihak tersebut

hal yang dimuat oleh media massa. Untuk

saling melengkapi, semua tetap berasal

pemuatannya, kita fahami beberapa kondisi

dari upaya yang dilakukan media itu

yang telah dijelaskan sebelumnya di atas,

sendiri. Untuk membuat segitiga itu

ada filter-filternya (termasuk melakukan

bekerja, medialah yang pertama kali harus

framing). Apa yang dimuat oleh media

bekerja untuk menyediakan konten yang

massa hanya lah sebagian yang ada di

akan menarik minat khalayak. Dalam

tengah masyarakat.

upaya menyajikan konten ini, media

Walter Lippmann mengatakan,

harus memperhatikan konten yang bisa

pemuitan media itu seperti apa yang

‘dijual’ kepada khalayak. Dalam konteks

dicakup oleh sorotan lampu senter

konten media yang berupa berita media

(flashlight). Bisa saja sorotan lampu sen-

sudah lama mengenal apa yang disebut

ter tersebut berpridah-pindah tapi tetap

sebagai news value (nilai berita). News value

tidak mungkin dapat menyoroti seluruh

adalah penggolongan jenis-jenis berita

permukan masyarakat pada waktu yang

berdasarkan daya tarik dari berita itu

sama. Kejadian atau apa pun yang ada di

sendiri. Semakin tinggi daya tarik beritanya,

tengah masyarakat mempunyai bangunan

maka semakin tinggi minat khalayak untuk

atau konstruksi sendiri. Bangunan pertama

membacanya. Dan menurut Curran, hal

itu disebut realitas asli atau realitas pertama.

ini jelas sangat terkait dengan upaya

Apa yang dimuat oleh media adalah realitas

media untuk menghimpun khalayak

tiruan atau rekonstruksi atau realitas media

sebanyak-banyaknya yang pada akhirnya

atau realitas kedua. Rekonstruksinya sudah

mendapatkan pengiklan.

menggunakan tatanan tersendiri secara

Ada dua macam realitas, yaitu realitas sosial dan realitas media. Realitas sosial 22

teknis yang tidak mungkin sama tepatnya dengan apa yang terjadi (realitas asli).

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

Dengan demikian, meski menurut

sebuah realitas, hal ini akan lebih kuat jika

kaidah jurnalisme dan nilai berita sudah

didukung oleh kurangnya pengalaman

memenuhi syarat, namun bila bahan berita

pribadi individu pada masalah yang

itu tidak sesuai dengan kebijaksanaan pem-

disajikan (Hartman dan Husband, 1974

beritaan atau politik pemberitaan, maka

dalam McQuail 2011B: 287).

tidak bisa ditindaklanjuti. Walau bahan

Meskipun media seringkali bertindak

sudah menjadi berita, tinggal dicetak, bisa

tanpa bias yang disengaja, kecenderungan

dibatalkan atau ditunda. Apa boleh buat,

mereka yang diketahui mungkin dapat

ketentuan teknis jurnalisme dapat secara

digunakan untuk tujuan manajemen

prak tis dikalahkan oleh kepentingan

berita. Kemudian, meski sebagian berita

perusahaan. Di sini, teknis pemberitaan

merupakan ‘bias yang tidak disadari’

dapat dikalahkan oleh kepentingan bisnis.

dalam media, tetapi potensinya untuk

Saringan Teknis Pertama dan

mendefinisikan realitas seringkali dieks-

Kedua, sering dikatakan sebagai Politik

ploiasi secara sengaja.Istilah ‘peristiwa

Pemberitaan. Kedua saringan itu bersifat

semu’ (pseudo event) telah digunakan untuk

universal, secara teoritis berlaku di

merujuk pa da kategori peristiwa yang

mana saja tapi dikalahkan oleh Politik

kurang lebih dibuat untuk mendapatan

Pemberitaan yang hanya berlaku intern

perhatian atau menciptakan kesan tertentu

di media masing-masing. Keberadaan

(Boorstin, 1961; McGinnis, 1969, dalam

Politik Pemberitaan secara praktis adalah

McQuail, 2011B: 287). Teknik penyajian

sah. Ini adalah bagian yang disebut secara

peristiwa semu ini sekarang merupakan

umum sebagai “kepentingan media” atau

taktik yang akrab dalam banyak kampanye

“ideologi media” dengan segala alasannya.

pemilihan (dan kampanye lainnya), tetapi

Dengan tanpa mengesampingkan bias

yang lebih signifikan adalah kemungkinan

teknis seperti yang sudah dijelaskan di atas,

bahwa persentase yang tinggi dari peliputan

Lang dan Lang (1953, dalam McQuail 2011B:

media mengenai ‘sifat aktual’ yang benar-

286) bahwa media membentuk realitas

benar membentuk peristiwa yang terencana

dengan cara yang seringkali dibentuk

yang ditujukan untuk membentuk kesan

oleh kebutuhan dan kepentingan mereka

mendukung satu pihak ketimbang yang

sendiri. Definisi-definisi yang dibentuk

lain. Mereka yang mampu memanipulasi

oleh media dominan, seringkali digunakan

peliputan yang se sung guhnya adalah

oleh khalayak untuk mendefinisikan

mereka yang paling berkuasa; sehingga

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

23

bias, jika ada, dapat tidak disadari oleh

dalamnya linguistik, pendidikan, sosiologi,

media, tetapi tentunya tidak demikian bagi

antropologi, psikologi kognitif, psikologi

mereka yang mencoba membentuk ‘citra’

sosial, studi kawasan, kajian budaya,

mereka sendiri (Molotch dan Lester, 1974,

hubungan internasional, komunikasi, dan

dalam McQuail, 2011B:288).

lain sebagainya. Masing-masing disiplin ilmu ini mengembangkan asumsi, dimensi

METODE PENELITIAN

analisis, dan juga metodenya masing-

Penelitian ini menggunakan analisis

masing. Topik-topik analisis wacana

wacana yang dikembangkan oleh Michel

sendiri meliputi: 1) berbagai tingkatan atau

Foucault (Foucauldian Discorse Analysis).

dimensi wacana, seperti suara (intonasi dan

Analisis wacana adalah istilah yang

lain-lain), gerak tubuh, sitaksis, leksikon,

digunakan untuk pendekatan dalam

gaya, retorika, makna, tindak tutur, gerak,

analisis teks tertulis, vokal, penggunaan

strategi, putaran, dan lain-lain yang terkait

tanda bahasa, atau peristiwa semiotik

dengan aspek interaksi; 2) genre wacana

lain yang signifikan. Objek-objek analisis

(berbagai jenis wacana politik, media,

wacana –wacana, teks tertulis, percakapan,

pendidikan, ilmu pengetahuan, bisnis,

peristiwa komunikasi—didefinisikan

dan lain-lain; 3) Hubungan antara wacana

secara berbeda mengenai urutan kalimat

dan munculnya struktur sintaksis; 4)

yang koheren, proposisi, pidato, atau

hubungan antara teks (wacana) dengan

percakapan. Berbeda dengan banyak kajian

konteks; 5) hubungan antara wacana dan

linguistik tradisional, analisis wacana tidak

dan kekuasaan; 6) hubungan antara wacana

hanya mempelajari penggunaan bahasa

dan koginisi-memori

‘di balik batasan kalimat,’ tetapi juga

Fokus analisis wacana adalah pada

lebih memilih untuk menganalisis ‘tujuan

bahasa. Akan tetapi, dalam memperlakukan

alami’ penggunaan bahasa. Perbedaan

bahasa, terdapat tiga cara pandang yang

penting antara analisis wacana dan teks

berbeda, yakni pandangan positivis,

linguistik adalah dalam hal tujuannya

pandangan konstruktivis, dan pandangan

untuk mengungkapkan karakteristik sosio-

kritis. Pandangan positivis melihat bahasa

psikologis seseorang atau sekelompok

sebagai jembatan dunia dengan objek di

orang, daripada struktur teksnya.

luar dirinya. Pengalaman-pengalaman

Analisis wacana telah digunakan dalam

manusia dianggap dapat secara langsung

berbagai disiplin ilmu sosial, termasuk di

diekspresikan melalui penggunaan bahasa

24

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh ia

Sejak tahun 1970-an, karya Foucault

dinyatakan dengan memakai pernyataan

memberi dampak pada peningkatan

yang logis, sintaksis, dan memiliki

penggunaan analisis wacana dalam ilmu

hubungan dengan pengalaman empiris.

sosial.Dengan demikian, dalam ilmu sosial

Pandangan konstruktivis, memandang bahasa

modern di Eropa, kita dapat menemukan

tidak sekadar alat untuk memahami realitas

berbagai macam pendekatan yang berbeda

objektif belaka dan yang dipisahkan dari

dengan menggunakan definisi wacana dari

subjek sebagai penyampai pernyataan.

Foucault dan konsep teoritisnya.

Pandangan ini justru melihat bahwa subjek

Dalam bukunya ini, Foucault

sebagai faktor sentral dalam kegiatan

menyatakan bahwa, sistem pemikiran

wacana serta hubungan-hubungan

dan pengetahuan (epistemes atau discursive

sosialnya. Dalam pandangan ini, bahasa

formations) dijalankan oleh aturan-aturan

dianggap diatur dan dihidupkan oleh

(di luar tata bahasa dan logika) yang

pernyataan-pernyataan yang bertujuan.

beroperasi di bawah kesadaran individu

Sedangkan pandangan kritis memperkuat

yang menjadi subjek, dan menetapkan

pandangan konstruktivis dengan membawa

kemungkinan konseputal yang menentukan

wacana pada proses yang lebih jauh, yakni

batas-batas pemikiran dan penggunaan

pada proses produksi dan reproduksi

bahasa dalam domain dan jangka waktu

makna yang terjadi secara historis maupun

tertentu. Foucault berpendapat bahwa,

institusional (Hikam dalam Eriyanto: 4-6).

studi kontemporer sejarah mengenai ide-

Di Eropa, Michel Foucault yang

ide, meskipun targetnya waktu transisi

mempelajari pekerjaan Leo Spitzer

antara pandangan sejarah, akhirnya

kemudian mengembangkan analisis

bergantung pada kontinuitas yang

wacana ke arah yang berbeda. Dalam

dipecahkan melalui pengamatan yang

karyanya, The Archaelogy of Knowledge

mendalam. Sejarah mengenai ide-ide

(L’archeologie du Savoir) (1969), Foucault

menandai titik-titik diskontinuitas antara

tidak lagi mengarahkan wacana pada

model pengetahuan telah didefinisikan

aspek linguistik formal, tetapi menyoroti

secara luas, tetapi asumsi mengenai model

pola institusionalisasi pengetahuan

yang sudah ada itu secara keseluruhan

yang menjadi manifest dalam struktur

gagal untuk meluruskan kopleksitas dari

disiplinnya, dan dikerjakan oleh hubungan

wacana. Foucault berpendapat bahwa

antara pengetahuan dengan kekuasaan.

‘wacana’ muncul dan berubah, bukan

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

25

berdasarkan serangkaian pengembangan

bahwa diskontinuitas sejarah adalah salah

pengartikulasian, cara pandang umum,

satu kontinuitas juga.

tetapi menurut satu set yang luas dan

Penekanan Foucault tentang

kompleks dari hubungan diskursif

diskontinuitas juga merupakan sebuah

dan kelembagaan, yang didefinisikan

fungsi dari pembatasan definisinya sendiri

sebanyak-banyaknya melalui pemutusan

tentang apa wacana itu dan usahanya

dan pemecahan dengan tema yang terpadu;

yang tak kenal lelah untuk menjelaskan

pada kenyataannya, diskontinuitas

wacana secara jelas, penjelasan mengenai

merupakan komponen integral dari formasi

detailnya, tanpa ada interpretasi. Metode

diskursif yang disatukan.

arkeologi yang dikembangkannya

Diskontinuitas dalam wacana dapat

bertujuan untuk menggambarkan wacana

berbentuk kontradiksi internal, dan di

hanya dalam keberadaan aktifnya di dunia,

sini juga Fauicault mengambil sejarah ide-

dan menjauhkannya dari hal lain di luar

ide karena gagal memeriksa asusmsinya

pernyataan itu sendiri, dan hubungannya

sendiri. Sejarah ide-ide sangat tergantung

dengan pernyataan lain yang dijelaskan.

pada pandangan kontradiksi diskursif

Ini berarti, arkeologi harus mengasumsikan

sebagai hambatan yang akan dijelaskan

apa-apa tentang kesatuan yang tersembunyi

dalam analisis sejarah. Paradoksnya,

dan diam-diam mengikat bersama-sama

bagaimanapun, hal ini juga menjadikan

dengan apa yang dikatakan oleh orang-

kontradiksi semakin mendalam, prinsip

orang, bahwa setiap kesatuan diskursif

yang hampir metafisik pada hal apa wacana

harus dijelaskan lagi dalam istilahnya itu

terkait (tanpa kontradiksi, apa lagi yang

sendiri.

harus diperbincangkan?). Foucault melihat

Analisis wacana yang dikembangkan

kedua pengertian ini kontradiktif karena

oleh Foucault, belakangan dikenal

menggambarkan adanya upaya-upaya

dengan Foucauldian Discourse Analysis

‘pelanggaran’ karena menggambarkan

memberi penekanan pada hubungan

sebuah wacana dengan cara mereka sendiri.

kekuasaan di dalam masyarakat yang

Baginya, kontradiksi adalah bentul lain dari

diungkapkan melalui praktik dan bahasa.

pelabelan dari serangkaian proses diskursif

Metode ini biasanya digunakan untuk

yang sangat beragam. Kritik Foucault

menganalisis bagaimana dunia sosial, yang

tidak hanya disaumsikan sebagai bentuk

dinyatakan melalui bahasa, dipengaruhi

kontinuitas sejarah, tetapi juga asumsi

oleh berbagai sumber kekuasaan. Dengan

26

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

demikian, pendekatan ini dekat dengan

pernyataan hanya dalam kondisi tertentu

konstruktivisme sosial, sebagaimana

dari kemunculan dan tranformasinya

para peneliti berusaha untuk memahami

yang kadang diskursif dan kadang juga

bagaimana masyarakat kita sedang

terlembagakan. Dengan demikian, wacana

dibentuk atau dibangun, melalui bahasa,

tidak hanya satu set proposisi yang

yang pada gilirannya mencerminkan

diartikulasikan, juga bukan jejak psikologi

hubungan kekuasaan yang ada (Given,

yang dinyatakan secara tersembunyi,

2008:249).

semangatnya, atau diarahkan pada sejarah

Bagi Foucault, wacana adalah ide

dari gagasannya saja; tetapi hal itu adalah

teoritis paling luas dalam arkeologi. Istilah

himpunan dari hubungan-hubungan di

ini memiliki sejarah sebagai objek studi

mana semua faktor membentuk sebuah

dari setiap jenis baru dari sejarah, yakni

‘rasa’ (dengan kondisi-kondisinya yang

sejarah dari ide-ide atau gagasan. Dengan

memungkinkan).

demikian, metode penelitian wacana harus

Analisis wacana Foucault mencoba

pada ‘apa yang dikatakan sesuatu’ dalam

untuk memahami bagaimana individu

kemunculan dan transformasinya, tanpa

melihat dunia, dan mempelajari

spekulasi tentang keseluruhan dari makna

kategorisasi, hubungan pribadi dan

kolektif pernyataan itu. Dengan demikian,

institusional, ideologi, dan politik.

arkeologi bukan untuk menjelaskan sejarah

Foucauldian Discourse Analysis terinspirasi

melalui wacana, tetapi menggambarkan

oleh karya kedua Foucault dan Jacques

sejarah dari sebuah wacana.

Derrida, juga oleh pendekatan psikoanalisis

Foucault menurunkan wacana ke

dan teori kritis. Seperti umumnya teori

dalam unit paling kecil dari ‘apa yang

kritis, biasanya banyak digunakan untuk

dikatakan sesuatu’ tadi, yakni dalam

studi yang berorientasi politik. Hal ini

bentuk pernyataan. Sama seperti wacana

banyak digunakan oleh para peneliti

yang tidak pernah diambil sebagai bagian

yang mengkritisi bentuk-bentuk analisis

tanda dari kebenaran sejarah yang lebih

wacana tradisional yang dianggap gagal

besar yang sebagian tersembunyi, sehingga

memperhitungkan implikasi politis dari

pernyataan individu tidak pernah dianggap

sebuah wacana (Wooffit, 2005: 147).

sebagai ekspresi psikologi, atau bahkan

Secara praktis, Analisis Wacana

sebagai kendaraan bagi makna referensial

Foucault, bisa digunakan untuk melihat

dan proposisi. Foucault menempatkan

bagaimana tokoh-tokoh yang memiliki

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

27

otoritas menggunakan bahasa untuk

materi diskursif dan praktis pada saat yang

mengekspresikan dominasi mereka,

bersamaan (Kendall & Wickham, 1999: 27).

dan bagaimana mereka mengarahkan

Eriyanto (2001), mengadopsi cara Sara

khalayak untuk mentaati atau mengikuti

Mills untuk memahami cara kerja Analisis

apa yang mereka harapkan. Dalam

Wacana Foucault, menyodorkan dua

praktik propaganda misalnya, kita bisa

fokus utama dalam memahami sebuah

menggunakannya untuk melihat bagaiman

wacana, yakni (1) bagaimana wacana itu

propagandis menggunakan sumber

diproduksi, dan (2) melihat kemungkinan

daya mereka untuk mengembangkan

adanya wacana yang ter atau dipinggirkan.

wacana dominan mereka kepada khalayak, termasuk upaya-upaya untuk mendapatkan penerimaan, dukungan, dan kepatuhan dari khalayak pada wacana yang mereka kembangkan. Sebaliknya, analisis ini juga bisa digunakan untuk melihat upaya perlawanan terhadap wacana dominan tersebut, misalnya dalam praktik yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni counterpropaganda.

Untuk memahami bagaimana wacana itu diproduksi, kita harus memahami adanya struktur diskursif dalam wacana. Untuk itu, kita harus melihat adanya keterkaitan antara wacana dengan realitas. Realitas dipahami sebagai seperangkat konstruk yang dibentuk melalui wacana. Struktur diskursif ini membuat objek atau wacana terlihat nyata oleh kita. Persepsi kita tentang suatu objek, dibatasi

Gavin Kendall & Gary Wickham

oleh pandangan yang mendefinisikan

(1999) menggarisbawahi lima langkah

sesuatu bahwa yang ini benar dan yang

penting dalam menggunakan Analisis

itu adalah salah, dengan kata lain, wacana

Wacana Foucault. Langkah pertama adalah

itu merupakan sebuah wilayah dimana

pengenalan sederhana bahwa wacana

khalayak berpikir dengan jalan tertentu,

adalah sekumpulan pernyataan yang

bukan dengan yang lain.

diorganisir secara teratur dan sistematis, kedua, bagaimana pernyataan-pernyataan itu dibuat, ketiga apa yang bisa dikatakan (tertulis) dan apa yang tidak (tersembunyi), keempat adakah ruang yang diciptakan untuk menghasilkan pernyataanpernyataan baru, dan kelima pembuatan 28

Melalui wacana, realitas yang disebarkan kepada individu bukan hanya didefinisikan, tetapi juga dibentuk, dikontrol, dan didisplinkan. Sebagai contoh, pembagian kerja dalam rumah tangga (terutama di Indonesia) selalu menempatkan laki-laki sebagai orang

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

yang harus bekerja di luar rumah untuk

Selain wacana yang diproduksi

menghidupi keluarganya, sedangkan

melalui struktur diskursif tadi (sehingga

perempuan berada di rumah untuk

melahirkan wacana dominan), hal lain yang

mengurusi anak-anak dan rumahtangganya.

harus diperhatikan adalah adanya wacana

Strukur diskursif ini membuat orang

yang terpinggirkan (marginalized) dan

kemudian berpikir tentang benar dan salah,

wacana yang terpendam (submerged). Ada

benar jika lelaki bekerja di luar dan salah

dua konsekuensi dari wacana dominan.

jika ia yang justru mengurusi rumah tangga

Pertama, wacana dominan memberikan

sementara istrinya yang bekerja.

arahan bagaimana suatu objek harus dibaca

Struktur diskursif ini, lebur dan terkait

dan dipahami. Pandangan yang lebih luas

dengan banyak konteks besar yang akhirnya

menjadi terhalang, karena ia memberikan

melahirkan narasi kebudayaan. Dalam

pilihan yang tersedia dan siap pakai.

prosesnya, individu mengkategorisasikan

Pandangan dibatasi hanya dalam batas-

dan menafsirkan pengalaman dan peristiwa

batas struktur diskursif tersebut, tidak

mengikuti struktur diskursif ini. Jika ini

dengan yang lain. Kedua, struktur diskursif

sudah terbentuk, individu atau khayak

yang tercipta atas suatu objek tidaklah

akan sulit keluar dari struktur diskursif

berarti kebenaran. Batas-batas yang

yang terbentuk ini. Struktur ini menjadi

tercipta tersebut bukan hanya membatasai

besar dan secara sistematis batasan-

pandangan, tetapi juga menyebabkan

batasan itu membentuk sebuah episteme,

wacana lain yang tidak dominan menjadi

yakni perangkat dari struktur diskursif

terpinggirkan. Setiap kekuasaan pada

sebagai suatu keseluruhan melalui mana

dasarnya berusaha untuk membentuk

kebudayaan berpikir. Melalui episteme itu

pengetahuannya sendiri, menciptakan

individu mengerti dan memahami suatu

rezim kebenaran sendiri. Kekuasaan

objek dengan pernyataan dan pandangan

selalu datang dengan memproduksi suatu

tertentu, bukan pandangan yang lain.

ekonomi politik kebenaran, melalui mana

Unit-unit diskursif ini mengasumsikan

kekuasaan dengan begitu dimapankan,

koherensi dan kohesivitas sebagai suatu

disusun, diwujudkan, dan dilestarikan.

ide. Dari sinilah biasanya individu

Oleh karena itu, dalam analisis wacana kita

bisa menggolongkan sesuatu sebagai

harus melihat bagaimana produksi wacana

‘pandangan modern’ atau ‘pandangan

atas suatu hal diproduksi dan bagaimana

kuno.’

reproduksi itu dibuat oleh kelompok atau

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

29

elemen di dalam masyarakat (Eriyanto,

sampel berita yang diambil dari masing-

2001: 65-84).

masing media adalah pemberitaan ketiga

Proses terpinggirkannya (atau

kasus korupsi petinggi parpol seminggu

dipinggirkan) suatu wacana, membawa

sebelum penetapan status tersangka, dan

beberapa implikasi. Pertama, khalayak tidak

seminggu sesudahnya. Dengan demikian,

diberi kesempatan untuk mendapatkan

diperoleh sampel berita dalam rentang

informasi yang beragam dari berbagai

waktu sebagai berikut: 1) berita kasus

sudut mengenai suatu peristiwa atau

Luthfi Hasan Ishaaq, tanggal 24 Januari

gagasan. Di sini tidak harus dikatakan

- 7 Februari 2013; 2) berita kasus Anas

bahwa wacana yang terpinggirkan adalah

Urbaningrum, tanggal 15 Februari – 1

wacana yang benar, tetapi karena tidak

Maret 2013; dan 3) berita kasus Ratu Atut

banyak ragam perspektif dari suatu wacana,

Chosiyah, tanggal 10-24 Desember 2013.

maka dimensinya menjadi tidak lengkap. Kedua, bisa jadi peminggiran wacana menunjukkan praktik ideologi. Seringkali

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Bagaimana Wacana Diproduksi

seseorang, suatu kekompok, suatu gagasan, tindakan, atau kegiatan, terpinggirkan dan menjadi marjinal lewat penciptaan wacanawacana tertentu (Rigins dalam Eriyanto, 2001: 84).

a. Kompas Berita Kompas mengenai Luthfi Hasan Ishaaq sepanjang 23 Januari sampai 7 Februari 2013, terfokus pada bagaimana gerakan dan perkembangan

Dalam penelitian ini, penetapan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pasca

populasi dan sampel dilakukan dengan

penetapan Luthfi Hasan Ishaaq sebagai

metode purposive sampling. Pemberitaan

tersangka kasus suap impor daging

mengenai kasus korupsi petinggi parpol

sapi. Kompas memuat berbagai gonjang-

diambil dari tiga media cetak yang terbit

ganjing yang terjadi di internal partai itu,

secara nasional, yakni Kompas dan Republika.

serta berbagai tekanan yang menjurus

Pemilihan kedua media ini dilandaskan

ke PKS berkaitan dengan ditetapkannya

pada asumsi bahwa media-media tersebut

presiden PKS sebagai tersangka.

diedarkan secara nasional, tidak memiliki

Kompas nampaknya tidak

afiliasi dengan partai politik tertentu, dan

terlalu tertarik untuk memberitakan

dianggap media yang telah menjalankan

perkembangan hukum Luthfi. Kompas

proses jurnalistik yang baik. Sedangkan

hanya memberitakan kabar-kabar

30

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

yang keluar sepanjang proses hukum

Atut ke dalam kasus-kasusnya. Kompas

tersebut, seperti dugaan Luhfi memiliki

juga sempat menyinggung reaksi

kedekatan dengan Menteri Pertanian

Partai Golkar atas penetapan Atut

Suswono, sementara fokus berita masih

sebagai tersangka. Namun sepanjang

cenderung membahas dampak yang

ini tidak nampak adanya penyudutan

dirasakan internal PKS.

pada posisi Golkar dalam kasus Atut.

Berita-berita yang diturunkan

Sepanjang satu pekan sebelum dan

Kompas mengenai PKS tersebut

sesudah ditetapkannya Atut menjadi

diantaranya adalah, membedah

tersangka, Kompas tidak tercatat

internal partai dan kemelut yang

menaikkan frekwensi berita tentang

terjadi di dalamnya pascapenetapan

Atut. Pemberitaan Atut dimuat dalam

tersangka Luthfi; gerakan-gerakan PKS

intensitas yang cukup wajar, yakni

dalam menangani masalah internal

rata-rata antara satu hingga tiga berita

tersebut; langkah-langkah yang diambil

perhari. Dalam beberapa hari kompas

PKS untuk mempertahankan kader-

juga tercatat tidak menayangkan berita

kader partainya, dan; pembelaan PKS

mengenai Atut samasekali.

terhadap Luthfi, serta beberapa berita lain tentang PKS.

Dalam harian Kompas, pemberitaan kasus Hambalang yang melibatkan

Sementara dalam pemberitaan

ketua Partai Demokrat Anas

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah

Urbaningrum sepekan sebelum dan

yang ditetapkan KPK sebagi tersangka

setelah ditetapkannya Anas sebagai

dalam kasus suap Pilkada Lebak

tersangka, yakni dari tanggal 15 Februari

tanggal 17 Desember 2013, Kompas lebih

2013 hingga 1 Maret 2013, tercatat

sering menaikkan berita yang terlihat

tidak menerbitkan berita Anas dengan

cukup netral. Namun demikian, dalam

frekuensi yang berlebih. Porsi berita

beberapa berita yang dimuat Kompas

mengenai Anas dan kasus Hambalang

nampak pula beberapa berita yang

masih dalam batas frekwensi yang

benada profokatif dan menyudutkan

cukup seimbang. Sepanjang periode ini

posisi Atut. Sebagaimana berita tanggal

Kompas menurunkan satu sampai tiga

21 dengan judul Dinasti Atut Benar-

berita perhari.

benar Runtuh, memuat berita yang

Sepekan sebelum Anas ditetapkan

menyangkutkan beberapa orang dekat

sebagai tersangka pada tanggal

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

31

22 Februari 2013, Kompas memuat

Tahu (3/02/13). Selebihnya, Republika

beberapa berita terkait Hambalang,

banyak mengangkat berita yang lebih

namun sepanjang periode itu Kompas

terfokus pada berbagai gerakan PKS

belum menyebut-nyebut nama Anas

dalam menangani kasus ini.

secara langsung. Berita-berita Kompas

Republika cenderung menerbitkan

yang turun periode 15-21 Februari

berita yang cukup menguntungkan

terkait Hambalang hanya tercatat satu

pihak Luthfi dan PKS. Republika tidak

kali menyebut nama Anas dalam judul

nampak membeberkan kasus Luthfi

beritanya, yakni pada berita berjudul

sebagai borok PKS, namun lebih pada

KPK Belum Putus Anas (19/02/13).

bagaimana mengungkap fakta tentang

Dari segi isi, Kompas cenderung

Luthfi terutama langkah maju yang

membeberkan bagaimana kronologi

dilakukan PKS dalam menanggapi

kasus tersebut terjadi, disertai beberapa

kasus itu.

perkembangan proses hukum Anas. Tidak ditemukan berita-berita yang menyudutkan Anas. Namun demikian, dalam beberapa berita disinggung pula gejolak yang terjadi dalam tubuh Partai Demokrat pasca ditetapkannya Anas sebagai tersangka. b. Republika Dalam pemberitaan kasus suap impor daging sapi dengan tersangka presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, sebelum penetapan Luthfi sebagai tersangka pada 31 Januari 2013, Republika belum menurunkan berita yang menyinggung Luthfi. Berita yang dimuat Republika pada tanggal 3 Februari 2013 justru memuat pembelaan Luthfi pada kasus suap daging impor dengan berita yang berjudul Luthfi Mengaku Tak 32

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

T e r l i h a t , s e j a k k a s u s L u h fi mengemuka Republika tidak sertamerta memuat pemberitaan tentang penetapan Lutfi sebagai tersangka oleh KPK. Akan tetapi Republika justru banyak menaikkan berita tentang berbagai pembelaan oleh PKS seperti berita dengan judul PKS Investigasi Kasus Luthfi (5/02/13) yang dimuat tanggal 4 Februari 2013. Selain itu, republika beberapa kali dalam beritanya juga mempertanyakan kinerja KPK dalam kasus Luhfi. Beberapa berita seperti berita lain yang dimuat tanggal 4 Februari 2013 dengan judul KPK Bermain Petak Umpet (4/02/13), menunjukkan keraguan terhadap badan hukum yang memegang kuasa atas kasus Luthfi tersebut.

Berita Republika terkait kasus

pemerintahannya. Hanya saja,

korupsi alat kesehatan Provinsi

pada pemberitaan Republika posisi

Banten yang menyeret gubernur

penyudutan terhadap Atut dan

Banten Ratu Atut Chosiyah, juga

Golkar khususnya tidak dinyatakan

memiliki kecenderungan yang hampir

secara nyata. Berita dan judul yanng

sama dengan koran lain, dimana

dimuat Republika cenderung samar,

sebelum ditetapkannya Atut sebagai

seperti berita berjudul Dana Atut Bisa

tersangka pada 17 Desember 2013,

ke Parpol (19/12/13), menunjukkan

tidak ditemukan berita mengenai

adanya hubugan antara partai dimana

Atut. Republika mulai banyak memuat

Atut bernaung (Golkar) serta kemana

berita Atut sejak sehari setelah Atut

uang Atut bermuara. Dalam berita ini

ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK

tidak dikatakan secara jelas apakah

terkait kasus alat kesehatan dan suap

ada dana dari Atut yang mengalir ke

kepada ketua Mahkamah Konstitusi

Partai Golkar. Dan hari berikutya, 20

(MK) Akil Mochtar.

Desember 2013, Golkar kemudian juga

Sepanjang periode 10-16 Desember

disebut-sebut dalam kasus Atut pada

2013, tidak ditemukan pemberitaan

berita yang memuat judul Kasus Atut

Atut di harian Republika. Namun pada

Pengaruhi Golkar. Berita lain sepanjang

tanggal 18 Desember 2013, sehari setelah

periode ini mengenai Atut, adalah

Atut ditetapkan menjadi tersangka,

status Atut dan wakilnya Rano Karno.

Republika memuat sedikitnya lima

Dalam pemberitaan Republika terkait

berita terkait. Lima berita tersebut

kasus Hambalang yang menyeret Ketua

diantaranya berjudul Atut Akan Ditahan;

Partai Demokrat Anas Urbaningrum,

Korupsi di Banten Sudah Merajalela; Fee

Republika dapat dikatakan berada

dan Instruksi yang Menjerat Atut; Citra

posisi yang cukup netral. Hal ini dapat

Kepala Daerah Makin Negatif, dan; Ibu

dilihat dari beberapa hal, dintaranya

tak Terlibat Korupsi Apapun.

intenitas berita Republika yang masih

Republika banyak memberitakan

wajar. Tercatat sepanjang tanggal

beberapa gambaran Banten yang

15-21 Februari Republika tidak setiap

disebut-sebut telah menjadi wilayah

hari memuat berita terkait Anas, dan

yang cukup korup, dimana korupsi

terhitung hanya menurunkan beberapa

merajalela di kalangan pejabat

berita terkait.

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

33

Selain itu, porsi pemberitaan

sebuah berita dan dimuat tanggal 28

kasus Hambalang dan Anas, dalam

Februari 2013. Selebihnya, Republika

beberapa berita, dinilai cenderung

memberitakan Anas dan Hambalang

menguntungkan posisi Anas. Sebagai

pada jarak yang cukup netral, tanpa

misal berita yang diturunkan Republika

adanya penyangkutan Partai Demokat

tanggal 25 Februari 2013 yang beerjudul

dan lembaga-lebaga lain yang pernah

Menunggu Anas Keluarkan Kartu Truf

disinggahi Anas.

(25/02/13), nampak menempatkan Anas sebagai sosok yang memiliki nilai

2. Wacana Terpinggirkan

tawar pada kasus ini. Pada berita-berita yang dimuat sebelumnya, Republika

Sabtu 2 Februari 2013, Kompas

nampak menampilkan beberapa

menurunkan berita berjudul “PKS 2014

komentar beberapa orang yang

Tergantung Proses Hukum Luthfi” yang

bernada dukungan pada Anas. Seperti

membahas alasan pengunduran diri

narasumber Saiful Umam dalam berita

Luthfi dari jabatannya sebagai Presiden

berjudul Anas Teken Pakta (15/02/13)

PKS. Berita ini, mengaitkan kasus

yang menyebut-nyebut Anas sebagai

Luthfi dengan persoalan politik, yakni

politisi yang memiliki nilai tawar

persoalan PKS yang notabene adalah

lebih dibanding dengan politisi Partai

partai berbasis agama yang disebut

Demokrat lainnya. Selain itu, berita

dalam berita itu antikorupsi, sebuah

lain berjudul Anas Tersangka, Masa

terminologi akhlak partai berdasarkan

HMI Demo (27/02/13), menunjukkan

ajaran agama Islam.

adanya kelompok loyalis yang cukup mengakar di belakang Anas.

34

a. Kompas

Kompas banyak memberitakan kasus Luthfi setelah penetapannya

Dari keseluruhan berita yang terbit

sebagai tersangka. Sebelum

di koran Republika, memang hampir

ditetapkannya Luthfi sebagai tersangka

tidak ada nada yang menyudutkan posisi

pada 31 Januari 2013, kolom berita

Anas dalam kasus Hambalang, kecuali

Kompas masih belum ditemukan

sebuah pernyataan dari narasumber

menyinggung-nyinggung kasus suap

Ulil Absar Abdala yang menyebut Anas

impor daging sapi. Kompas tercatat

sebagai “Bayi yang tidak diinginkan”,

menaikkan berita Luthfi yang dengan

yang kemudian diangkat sebagai judul

langsung menyinggung PKS pada

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

tanggal 2 Februari 2013 dengan judul

kedekatan dengan Menteri Pertanian

yang cenderung menyudutkan Partai

Suswono, dan menyinggung sedikit

Keadilan Sejahtera yang dipresideni

isu lain seputar orang dekat Luthfi.

L u h t fi d e n g a n j u d u l P K S 2 0 1 4

Sementara fokus berita masih cenderung

Tergantung Proses Hukum Luthfi. Berita

membahas dampak yang dirasakan

ini, menjelaskan kronologis bagaimana

internal PKS.

kronologis kasus hingga proses hukum

Hal ini terlihat dari berita-berita

terbaru yang dikenakan pada Luthfi,

yang diturunkan Kompas mengenai

serta banyak menyinggung nasib PKS

PKS yang diaantaranya membedah

terutama pada agenda politik 2014

internal partai dan kemelut yang terjadi

PKS yang dinilai akan gagal dengan

di dalamnya pasca penetapan tersangka

ditangkapnya Luthfi oleh KPK.

Luthfi; gerakan-gerakan PKS dalam

Secara umum, berita Kompas

menangani masaalah internal tersebut;

sepanjang 23 Januari sampai 7 Februari

langkah-langkah yang diabil PKS untuk

2013, sepekan sebelum dan sesudah

mempertahankan kader-kader partainya,

Luthfi ditetapkan menjadi tersangka,

dan; pembelaan PKS terhadap Luthfi,

lebih terfokus pada bagaimana gerakan

serta beberapa berita lain tentang PKS.

dan perkembangan Partai Keadilan

Namun demikian nada berita

Sejahtera (PKS) terutama pasca

yang dimuat di Kompas, tidak secara

penetapan Luthfi sebagai tersangka

langsung mengadili kasus yang terjadi

kasus suap impor daging sapi. Kompas

terhadap presiden PKS itu. Tidak

memuat berbagai gonjang-ganjing

banyak ditemukan diksi-diksi negatif

yang terjadi di internal partai itu, serta

yang memberatkan pihak Luthfi dan

berbagai tekanan yang menjurus ke

PKS. Berita yang banyak dimuat adalah

PKS berkaitan dengan ditetapkannya

beberapa agenda konsolidasi dan

presiden PKS sebagai tersangka.

terkait program PKS di 2014 yang pasti

Kompas cenderung tidak terlalu tertarik untuk memberitakan

terganggu, serta beberapa pembelaan dari pihak PKS.

perkembangan hukum Luthfi. Kompas

Dalam pemberitaan mengenai

hanya memberitakan kabar-kabar

Ratu Atut Chosiyah, Harian Kompas,

yang keluar sepanjang proses hukum

dalam pemberitaan Gubernur Banten

tersebut, seperti dugaan Luhfi memiliki

Ratu Atut Chosiyah yang ditetapkan

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

35

KPK sebagi tersangka dalam kasus

Kompas juga sempat menyinggung

alat kesehatan dan suap tanggal 17

reaksi Partai Golkar atas penetapan

Desember 2013, tercatat mengalami

Atut sebagai tersangka. Penyangkutan

pergantian model, dimana sepekan

Golkar pada kasus Atut, antara lain

sebelum ditetapkannya Atut sebagai

dapat dilihat pada berita Kompas

tersangka, berita-berita Kompas terkait

edisi 23 Desember 2013 yang berjudul

Atut cukup sedikit. Berita Kompas

Golkar Sesalkan Penahanan Atut. Namun

sebelum penetapan Atut, lebih banyak

sepanjang ini, tidak nampak adanya

memuat berita tentang Akil Mochtar,

penyudutan yang signifikan pada

dan sedikit mulai merembet kepada

posisi Golkar dalam kasus Atut.

nama Ratu Atut Chosiyah.

36

Sepanjang satu pekan sebelum dan

Frekwensi Kompas dalam

sesudah ditetapkannya Atut menjadi

menurunkan berita Atut mulai naik

tersangka, Kompas kemudian juga

sejak penetapan Atut menjadi tersangka.

tidak tercatat menaikkan frekwensi

Tercatat periode 18-24 Desember 2013,

berita tentang Atut. Pemberitaan Atut

berita Atut di Kompas meningkat

dimuat dalam intensitas yang cukup

menjadi satu sampai tiga berita perhari.

wajar, yakni rata-rata antara satu

Sepajang ini, Kompas tercatat lebih

hingga tiga berita perhari. Dalam

sering menaikkan berita yang cukup

beberapa hari Kompas juga tercatat

netral. Namun demikian, dalam

tidak menayangkan berita tentang Atut

beberapa berita yang dimuat Kompas

sama sekali.

nampak pula beberapa berita yang

Dalam harian Kompas, pemberitaan

benada profokatif dan menyudutkan

kasus Hambalang yang melibatkan

posisi Atut. Sebagaimana berita tanggal

ketua Partai Demokrat Anas

21 dengan judul Dinasti Atut Benar-

Urbaningrum sepekan sebelum dan

benar Runtuh, memuat berita yang

setelah ditetapkannya Anas sebagai

menyangkutkan beberapa orang dekat

tersangka, yakni dari tanggal 15 Februari

dan keluarga Atut ke dalam kasus-

2013 hingga 1 Maret 2013, tercatat

kasusnya. Pada tanggal yang sama,

tidak menerbitkan berita Anas dengan

Kompas juga menempatkan foto Atut

frekuensi yang berlebih. Porsi berita

di halaman utama dengan judul besar

mengenai Anas dan kasus Hambalang

Atut Menangis Tersedu-sedu.

masih dalam batas frekwensi yang

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

cukup seimbang. Sepanjang periode ini

perkembangan proses hukum Anas.

Kompas menurunkan satu sampai tiga

Tidak ditemukan berita-berita yang

berita perhari.

menyudutkan Anas. Namun demikian,

Sepekan sebelum Anas ditetapkan

dalam beberapa berita disinggung pula

sebagai tersangka pada tanggal 22

gejolak yang terjadi dalam tubuh Partai

Februari 2013, Kompas dmemuat

Demokrat pasca ditetapkannya Anas

beberapa berita terkait Hambalang,

sebagai tersangka.

namun sepanjang periode itu Kompas

b. Republika

belum menyebut-nyebut nama Anas secara langsung, kendati di beberapa media lain seperti Tempo telah dengan sangat terbuka menyebut Anas seakanakan telah benar-benar menjadi tersangka. Berita-berita Kompas yang turun periode 15-21 Februari terkait Hambalang hanya tercatat satu kali menyebut nama Anas dalam judul beritanya, yakni pada berita berjudul KPK Belum Putus Anas (19/02/13). Akan tetapi dalam berita ini Anas cenderung diuntungkan. Berita ini memuat dua komentar dari Johan Budi, dan pengacara Anas sendiri, Patra M. Dalam komentarnya Johan cenderung netral, sementara pengacara Anas memberikan komentar positif, sehingga posisi Anas mendapat keuntungan pada berita ini. Dari segi isi, Kompas cenderung membeberkan bagaimana kronologi kasus tersebut terjadi, disertai beberapa

Dalam pemberitaan Republika terkait kasus Hambalang yang menyeret ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Republika dapat dikatakan berada posisi yang cukup netral. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal, dintaranya intenitas berita Republika yang masih wajar. Tercatat sepanjang tanggal 15-21 Februari Republika tidak setiap hari memuat berita terkait Anas, dan terhitung hanya menurunkan beberapa berita terkait. Selain itu, porsi pemberitaan kasus Hambalang dan Anas, dalam beberapa berita, cenderung menguntungkan posisi Anas. Sebagai misal berita yang diturunkan Republika tanggal 25 Februari 2013 yang beerjudul Menunggu Anas Keluarkan Kartu Truf (25/02/13), nampak menempatkan Anas sebagai sosok yang memiliki nilai tawar pada kasus ini. Pada berita-berita yang dimuat sebelumnya, Republika

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

37

nampak menampilkan beberapa

yang hampir sama dengan koran lain,

komentar beberapa orang yang

dimana sebelum ditetapkannya Atut

bernada dukungan pada Anas. Seperti

sebagai tersangka pada 17 Desember

narasumber Saiful Umam dalam berita

2013, tidak ditemukan berita mengenai

berjudul Anas Teken Pakta (15/02/13)

Atut. Republika mulai banyak memuat

yang menyebut-nyebut Anas sebagai

berita Atut sejak sehari setelah Atut

politisi yang memiliki nilai tawar

ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK

lebih dibanding dengan politisi Partai

terkait kasus alat kesehatan dan suap

Demokrat lainnya.Selain itu, berita

kepada ketua Mahkamah Konstitusi

lain berjudul Anas Tersangka, Masa

(MK) Akil Mochtar.

HMI Demo (27/02/13), menunjukkan

Selama periode 10-16 Desember

adanya kelompok loyalis yang cukup

2013, tidak ditemukan pemberitaan

mengakar di belakang Anas.

Atut di harian Republika. Namun pada

Dari keseluruhan berita yang terbit

tanggal 18 Desember 2013, sehari setelah

di koran Republika, memang hampir

Atut ditetapkan menjadi tersangka,

tidak ada nada yang menyudutkan

Republika memuat sedikitnya lima

posisi Anas dalam kasus Hambalang,

berita terkait. Lima berita tersebut

kecuali sebuah pernyataan dari

diantaranya berjudul Atut Akan Ditahan;

narasumber Ulil Absar abdala yang

Korupsi di Banten Sudah Merajalela; Fee

menyebut anas sebaga “Bayi yang tidak

dan Instruksi yang Menjerat Atut; Citra

diinginkan”, yang kemudian diangkat

Kepala Daerah Makin Negatif, dan; Ibu

sebagai judul sebuah berita dan dimuat

tak Terlibat Korupsi Apapun.

tanggal 28 Februari 2013. Selebihnya,

Dalam semua berita yang

Republika memberitakan anas dan

dimuat Republika tersebut, memiliki

Hambalang pada jarak yang cukup

kecenderungan yang sedikit

netral, tanpa adanya penyangkutan

menyudutkan posisi Atut sebagai

Partai Demokat dan lembaga-lebaga

tersangka. Dilihat dari pemberitaan yang

lain yang pernah disinggahi Anas.

dimuat di Republika, banyak mengait-

Berita Republika terkait kasus korupsi alat kesehatan Provinsi Banten yang

38

ngaitkan antara kasus Atut, termasuk hubungannya dengan Partai Golkar.

menyeret gubernur Banten Ratu Atut

Republika banyak memberitakan

Chosiyah, juga memiliki kecenderungan

beberapa gambaran Banten yang

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

disebut-sebut telah menjadi wilayah

tanggal 3 Februari 2013 justru memuat

yang cukup korup, dimana korupsi

pembelaan Luthfi pada kasus suap

merajalela di kalangan pejabat

daging impor dengan berita yang

pemerintahannya. Hanya saja,

berjudul Luthfi Mengaku Tak Tahu

pada pemberitaan Republika posisi

(3/02/13). Selebihnya, Republika banyak

penyudutan terhadap Atut dan Golkar

mengangkat berita yang lebih terfokus

khususnya tidak dinyatakan secara

pada berbagai gerakan PKS dalam

nyata. Berita dan judul yanng dimuat

menangani kasus ini.

Republika cenderung samar, seperti

Republika cenderung menerbitkan

berita berjudul Dana Atut Bisa ke Parpol

berita yang cukup menguntungkan

(19/12/13), menunjukkan adanya

pihak Luthfi dan PKS. Republika tidak

hubungan antara partai dimana Atut

nampak membeberkan kasus Luthfi

bernaung (Golkar) serta kemana uang

sebagai borok PKS, namun lebih pada

Atut bermuara. Dalam berita ini tidak

bagaimana mengungkap fakta tentang

dikatakan secara jelas apakah ada

Luthfi terutama langkah maju yang

dana dari Atut yang mengalir ke

dilakukan PKS dalam menanggapi

Partai Golkar. Dan hari berikutya, 20

kasus itu.

Desember 2013, Golkar kemudian juga disebut-sebut dalam kasus Atut pada berita yang memuat judul Kasus Atut Pengaruhi Golkar. Berita lain sepanjang periode ini mengenai Atut, adalah status Atut dan wakilnya Rano Karno.

T e r l i h a t , s e j a k k a s u s L u h fi mengemuka Republika tidak serta-merta memuat peberitaan tentang penetapan Lutfi sebagai tersangka oleh KPK. Akan tetapi Republika justru banyak menaikkan berita tentang berbagai

Republika pada pemberitaan kasus

pembelaan oleh PKS seperti berita

suap impor daging sapi dengan

dengan judul PKS Investigasi Kasus

tersangka presiden PKS Luthfi Hasan

Luthfi (5/02/13) yang dimuat tanggal

Ishaaq, sama seperti Tempo dan

4 Februari 2013. Selain itu, republika

Kompas, sebelum penetapan Luthfi

beberapa kali dalam beritanya juga

sebagai tersangka pada 31 Januari

mempertanyakan kinerja KPK dalam

2013, tidak ditemukan menerbitkan

kasus Luhfi. Beberapa berita seperti

berita yang menyinggung Luthfi.

berita lain yang dimuat tanggal 4

Berita yang dimuat Republika pada

Februari 2013 dengan judul KPK Bermain

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

39

Petak Umpet (4/02/13), menunjukkan

tersangka (Luthfi, Anas, dan Atut) terkait

keraguan terhadap badan hukum yang

erat dengan identitas keagamaan mereka,

memegang kuasa atas kasus Luthfi

dan hal ini terlihat menjadi sangat kontras.

tersebut.

Kompas justru terlihat menyembunyikan

KESIMPULAN

sebuah wacana besar, bahwa perilaku korup bukanlah milik sebuah golongan

Dalam pemberitaan kasus korupsi yang

atau penganut agama tertentu, dan itu

melibatkan petinggi partai politik seperti

sangat ditentukan oleh pribadi masing-

Luthfi Hasan Ishaaq, Ratut Atut Choisyah,

masing, bukan oleh agama yang dianutnya.

dan Anas Urbaningrum, menjelang pemilu

Sementara Republika, surat kabar yang

2014 yang diturunkan oleh Kompas dan

didirikan atas inisiatif Ikatan Cendekiawan

Republika memiliki perbedaan yang cukup

Muslim Indonesia (ICMI) mengembangkan

mendasar. Dalam konteks kerja jurnalistik,

wacana sebaliknya. Republika tidak

kedua media nasional ini memang

mengangkat wacana agama dalam

cenderung netral dan telah melakukan

pemberitaan kasus-kasus itu, melainkan

kerja jurnalistik sesuai dengan kaidah-

menggiringnya murni ke persoalan

kaidahnya. Akan tetapi, jika dilihat secara

pribadi yang dikaitkan dengan urusan

kritis dengan menggunakan metode analisis

politik. Sebaliknya, Republika tampak

wacana Foucault, terdapat perbedaan besar

menghindarkan diri dari pemberitaan yang

di antara keduanya. Perbedaan itu terlihat

mengaitkan kasus-kasus tersebut dengan

dari cara membangun wacana dan juga

identitas keagamaan yang melekat pada

adanya wacana yang dipinggirkan.

para tersangka.

Kompas, sebagai suratkabar besar yang

Ideologi media terlihat memainkan

dilahirkan dari dua pendiri beragama

peranannya di sini, sehingga antara Kompas

Katholik dan belakangan dikenal sebagai

dan Republika terlihat berbeda arah. Akan

suratkabar yang ‘nasionalis’ dan cenderung

tetapi, keduanya memiliki kesamaan dalam

selalu berada dalam posisi aman terhadap

mengangkat wacana kasus korupsi ini

kekuasaan, menyodorkan wacana politik

sebagai kasus yang berkaitan erat dengan

yang berkaitan dengan identitas keagamaan

persoalan politik. Kedua media besar ini

para tersangka, dalam hal ini Islam. Kompas

justru terlihat ‘lupa’ untuk membahas satu

seolah ingin menunjukkan bahwa, kasus

wacana besar tentang korupsi, yakni bahwa

korupsi yang dituduhkan kepada para

korupsi adalah personal kriminalitas

40

Jurnal el-Hekam, Vol. I, No. 1, Januari-Juli 2016

atau bahkan lebih dari itu, extra ordinary

Given, Lisa M. (2008). The Sage Encyclopedia of

crime. Tampak jelas bagi kedua media

Qualitative Research Methods. Thousand

ini, membahas kasus korupsi dari sisi

Oaks, CA: Sage Publications.

kriminal tak memiliki ‘nilai jual’ (news value), sehingga memerlukan wacana pendamping yang lebih ‘menjual’ yakni soal politik dan identitas keagamaan, karena di situ terdapat intrik dan juga kontras yang tentu saja menarik buat para pembaca.

Kendall, Gavin & Wickhamm Gary (1999) Using Foucault’s Methods. Thousand Oaks, California: Sage Publication. Liliweri, Alo (2011), Komunikasi, Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana. McQuail, Denis (2011), Teori Komunikasi

KEPUSTAKAAN ACUAN Curran, James. (2002). Media and Power. London. Routledge. Eagleton, Terry. (1991) Ideology, an Introduction. London: Verso Ecip, S. Sinansari (2007), Jurnalistik Mutakhir, Panduan dari Atas Meja, Jakarta. Penerbit Republika. Eriyanto, (2001), Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta, LKiS.

Massa McQuail,Edisi 6 buku 1 & 2, Jakarta, Penerbit Salemba Humanika Miller, Katherine (2005), Communications Theory: Perspectives, Processes, and Contexts, Boston, McGraw-Hill Wimmer and Dominick (2006).Mass Media Research, ThomsonWadsworth, USA Wooffitt, Robin (2005). Conversation Analysis and Discourse Analysis: A Comparative and Critical Introduction. Thousand Oaks, California: Sage Publication.

Agama, Politik, dan Ideologi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Korupsi...

41