Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Aktivitas Enzimatis Isolat Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai Kandidat Probiotik Activity Enzymatic of Isolate Lactic Acid Bacteria from the Digestive Tract of Mud Crab (Scylla spp.) as a Candidate Probiotics Pipin Suciati1*, Wahju Tjahjaningsih2, Endang Dewi Masithah2 dan Heru Pramono**2 1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya *
[email protected] **
[email protected] 2
Abstrak Probiotik dapat didefinisikan sebagai mikroba hidup yang ditambahkan dalam jumlah tertentu yang mampu bertahan hidup dalam ekosistem saluran pencernaan. Enzim yang dihasilkan oleh mikroba yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan dapat digunakan sebagai probiotik. Enzim proteolitik ekstraseluler secara alami diproduksi oleh mikroba untuk menghidrolisis polipeptida dalam media menjadi peptida dan asam amino. Bakteri asam laktat dapat menghasil enzim seperti protease, α-amilase, fitase, kitinase, lipase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari saluran pencernaan kepiting bakau (Scylla spp.) yang mempunyai aktivitas proteolitik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa aktivitas enzimatis dan karakterisasi uji biokimia isolat bakteri asam laktat dari saluran pencernaan kepiting bakau (Scylla spp.). Jumlah kepiting bakau yang digunakan adalah 10 ekor. Hasil penelitian didapatkan tiga isolat bakteri asam laktat yang memiliki aktivitas proteolitik kuat, yaitu WK 28, WK 33, dan WK 53. Hasil uji biokimia isolat WK 28 termasuk ke dalam genus Pediococcus sp., isolat WK 33 termasuk ke dalam Lactobacillus sp., dan isolat WK 53 termasuk ke dalam genus Streptococcus sp. WK 28 (Pediococcus sp.) dan WK 33 (Lactobacillus sp.) mempunyai aktivitas proteolitik dan aktivitas lipolitik. Isolat WK 53 (Streptococcus sp.) mempunyai aktivitas enzimatis yaitu aktivitas proteolitik, amilolitik, dan lipolitik. Kata kunci: Kepiting bakau, proteolitik, amilolitik, lipolitik Abstract Probiotics are defined as live microbes are added in a certain amount that is able to survive in the digestive tract ecosystem. Enzymes produced by microbes isolated from the digestive tract of fish can be used as probiotics. Extracellular proteolytic enzymes naturally produced by the microbes to hydrolyze a polypeptide in a media into peptides and amino acids. Lactic acid bacteria can produce enzymes such as proteases, α-amylase, phytase, chitinase, lipase. This study aims to get the lactic acid bacteria isolates from the gastrointestinal tract of mangrove crab (Scylla spp.) That have proteolytic activity. This research uses descriptive method such as enzymatic activity and biochemical characterization of isolates of lactic acid bacteria from the digestive tract of mangrove crab (Scylla spp.). Amount of mud crab used is 10 fish. The result showed three isolates of lactic acid bacteria that have a strong proteolytic activity, namely WK 28 WK 33 and WK 53. The results of biochemical tests WK 28 isolates belonging to the genus Pediococcus sp., Isolate WK 33 belonging to the Lactobacillus sp., And WK 53 isolates belonging to the genus Streptococcus sp. WK 28 (Pediococcus sp.) And WK 33 (Lactobacillus sp.) Have proteolytic activity and lipolytic activity. Isolates WK 53 (Streptococcus sp.) Have enzymatic activity is proteolytic activity, amylolytic, and lipolytic. Keywords: Mud crab, lactic proteolytic, amylolytic, lipolytic 94 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Pendahuluan
Lactobacillus plantarum), Bifidobacterium
Salah satu upaya untuk meningkat-
(Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium
kan fungsi fisiologis ikan, terutama kemam-
thermophilum), dan Streptococcus lactis.
puan dalam mencerna pakan adalah dengan
Menurut Chotimah (2009), Streptococcus
menambahkan probiotik dalam pakan. Pe-
thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus
nambahan probiotik dalam pakan diharap-
tergolong dalam bakteri asam laktat (BAL).
kan dapat masuk dalam saluran pencernaan
Menurut Hardiningsih dkk. (2006),
komoditas budidaya (Jusadi dkk., 2004).
bakteri asam laktat tidak bersifat patogen
Probiotik didefinisikan sebagai mikroba hi-
dan aman bagi kesehatan sehingga sering
dup yang ditambahkan dalam jumlah terten-
digunakan pada industri pengawetan maka-
tu yang mampu bertahan hidup dalam eko-
nan, minuman serta berpotensi sebagai
sistem saluran pencernaan. Mikroba probio-
produk probiotik. Seiring dengan perkem-
tik memiliki peran positif pada inang. Peran
bangan penggunaan probiotik dalam kegia-
mikroba tersebut berpengaruh terhadap ke-
tan budidaya, perlu dilakukan penelitian
sehatan dan nutrisi inang (Gismondo et al.,
mengenai aktivitas enzimatis isolat bakteri
1999). Probiotik bermanfaat dalam menga-
asam laktat dari saluran pencernaan kepiting
tur keseimbangan mikroba pada saluran pen-
bakau (Scylla spp.) dalam memproduksi
cernaan dan menghambat perkembangan
enzim yang berperan dalam pencernaan.
mikroba patogen pada saluran pencernaan (Salminen et al., 1999) serta mensekresikan
Materi dan Metode Alat dan Bahan
enzim yang membantu proses pencernaan
Bahan yang digunakan dalam pene-
makanan. Peningkatan daya cerna menun-
litian yaitu kepiting bakau (Scylla spp.)
jukkan semakin tinggi nutrisi yang tersedia
dewasa dengan ukuran 7-10 cm dan berat
untuk diserap tubuh (Jusadi dkk., 2004).
90-100 gram sebanyak 10 ekor yang dida-
Menurut Lengkey dan Soeharsono
patkan dari pedagang pengumpul kepiting
(2010), mikroba probiotik adalah bakteri
bakau di hutan bakau Wonorejo Surabaya.
Gram positif, contohnya genus Lactobacil-
Bahan yang digunakan yaitu media selektif
lus dan Bifidobacterium. Bakteri yang
de Man Rogosa Sharpe (MRS), 0,5%
digunakan sebagai probiotik antara lain ter-
CaCO3, air laut, alkohol 70%, kapas, kertas
masuk dalam spesies Lactobacillus (Lacto-
pH, skim milk, bacto agar, amilum, lugol,
bacillus acidophilus, Lactobacillus lactis, 95 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
minyak zaitun, paper disk blank, larutan
Pengambilan Sampel Saluran Pencernaan
NaCl fisiologis, akuades dan air laut. Media
Kepiting Bakau
untuk uji biokimia yaitu media MIO, media
Pengambilan sampel saluran pencer-
TSIA, media uji O/F parafin, media glukosa,
naan kepiting bakau (Scylla spp.) dewasa
zat warna Gram, paper oksidase, dan H2O2
baik jantan dan betina dari 10 ekor sebagai
3%. Peralatan yang digunakan dalam proses
sumber inokulum. Sampel saluran pencerna-
isolasi yaitu pinset, alat seksio, Petri dish,
an diambil dengan cara membuka karapas
tabung reaksi, autoklaf, pipet ukur, pipet
kepiting bakau kemudian pada saluran pen-
tetes, Beaker glass, bunsen, mikrotub,
cernaan dipotong mulai dari anterior lam-
pinset, oven, timbangan analitik, tabung
bung sampai pada posterior usus.
Erlenmeyer, Ose, dan Refraktometer. Prosedur Penelitian
Penanaman Bakteri Sampel diambil sebanyak 0,5 gram
Penelitian yang dilakukan menggu-
untuk diencerkan dengan 4,5 ml air laut
nakan metode deskriptif (Rohy dkk., 2014)
yang steril dalam tabung reaksi (10 -1). Pe-
berupa aktivitas enzimatis dan karakterisasi
ngenceran dilanjutkan hingga seri pengen-
uji biokimia isolat bakteri asam laktat dari
ceran 10-2. Metode penanaman dilakukan
saluran pencernaan kepiting bakau (Scylla
dengan metode permukaan (surface/spread
spp.).
plate) (Sumarsih dkk., 2010). Sampel diam-
Pembuatan Media
bil 1 ml dan diinokulasi pada media MRS
Media yang digunakan untuk isolasi
agar yang telah ditambah 0,5% CaCO3.
bakteri asam laktat adalah media MRS agar
Inkubasi dilakukan pada suhu 30ºC selama
yang ditambahkan 0,5% CaCO3 (Khunajarkr
satu sampai dua hari dengan posisi cawan
et al., 2008). Media MRS sebanyak 10,4
Petri terbalik (Setyadi dan Subagiyo, 2012).
gram, bacto agar sebanyak tiga gram dan
Pemurnian Isolat Bakteri
satu gram CaCO3 dilarutkan dengan air laut
Pemurnian isolat bakteri dilakukan
200 ml ke dalam Erlenmeyer. Media MRS
dengan metode streak plate pada media
agar dengan penambahan CaCO3 disterilisasi
MRS agar yang telah ditambah 0,5% CaCO3
dengan menggunakan autoklaf pada suhu
kemudian diinkubasi pada suhu 30ºC selama
121ºC, tekanan 1 atm selama 15 menit,
24 jam. Media MRS merupakan media
kemudian dituang pada Petri dish. 96 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
selektif untuk pertumbuhan bakteri asam laktat (Yelnetty et al., 2014). Seleksi Bakteri Asam Laktat Proteolitik
Uji katalase dilakukan dengan meneteskan beberapa larutan H2O2 3% pada kultur bakteri. Sifat reaksi terhadap uji katalase
Seleksi bakteri asam laktat proteoli-
ditentukan dengan terbentuk gelembung gas
tik dilakukan dengan uji aktivitas proteolitik
yang memberikan indikasi pembentukan air
pada media agar dengan menggunakan 1%
dan oksigen dari hidrogen peroksida (H2O2)
skim milk (Nespolo et al., 2010). Uji akti-
(Benson, 2001).
vitas proteolitik dilakukan dengan prosedur
Uji Morfologi dan Pewarnaan Gram
Benson (2001) yaitu kultur cair isolat yang
Pewarnaan Gram bertujuan untuk
diperoleh dari hasil isolasi diinokulasikan ke
mengamati morfologi bentuk koloni, warna
paper disc blank yang kemudian ditempat-
koloni, elevasi koloni, dan bentuk sel (bulat,
kan pada media skim milk agar (1%), diin-
bulat batang, tetrad, batang) serta menen-
kubasi pada suhu 30ºC selama 1-3 hari.
tukan kelompok bakteri yaitu bakteri Gram
Inokulasi bakteri dilakukan dengan cara
negatif dan bakteri Gram positif (Benson,
memasukkan paper disc ke dalam kultur cair
2001).
isolat bakteri menggunakan pinset. Aktivitas proteolitik tampak dari ter-
Produksi Hidrogen Sulfida
bentuk zona jernih di sekitar paper disc. Uji
Pengujian produksi hidrogen sulfida
aktivitas proteolitik pengamatan dilakukan
bertujuan untuk menentukan sifat produksi
selama tiga hari. Berdasarkan tingkat ke-
H2S dan fermentasi karbohidrat. Media yang
mampuan menghidrolisis protein yang diha-
digunakan adalah media TSIA. Produksi
silkan oleh masing-masing isolat ditunjuk-
H2S ditandai dengan terbentuk warna hitam
kan berupa zona jernih, dipilih tiga isolat
pada dasar media. Fermentasi karbohidrat
dengan kemampuan menghidrolisis tiga ter-
menyebabkan warna media berubah dari
besar (Triyanto dkk., 2009). Hasil seleksi uji
oranye kemerahan menjadi warna kuning
aktivitas proteolitik, tiga isolat bakteri asam
(Benson, 2001).
laktat selanjutnya dilakukan karakterisasi yaitu dengan uji biokimia.
Motilitas Pengujian motilitas bertujuan untuk
Uji Biokimia
mengetahui bakteri bersifat motil atau tidak.
Uji Katalase
Uji motilitas dilakukan dengan cara menu97 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
sukkan inokulasi bakteri pada media soft
Uji Glukosa
agar (MIO). Bakteri bersifat motil akan
Uji glukosa bertujuan untuk menen-
terlihat penyebaran bakteri pada media
tukan kemampuan bakteri dalam menfer-
(Benson, 2001).
mentasikan glukosa dan menghasilkan asam organik serta menghasilkan gas. Uji glukosa
Oksidase
positif apabila terjadi perubahan warna men-
Tujuan uji oksidase adalah untuk membedakan kelompok
bakteri dengan
jadi kuning pada media uji glukosa (Benson, 2001).
menggunakan paper oksidase. Pengelompokan bakteri dengan uji oksidase diketahui adanya perubahan warna yang terjadi pada paper oksidase. Reaksi uji oksidase positif apabila terjadi perubahan warna pada paper oksidase menjadi biru yang nampak dalam waktu 10-15 detik (Benson, 2001). Oksidatif / Fermentatif
Uji Aktivitas Proteolitik II Uji aktivitas proteolitik pada media agar dengan menggunakan 1% skim milk (Nespolo et al., 2010). Uji aktivitas proteolitik dilakukan dengan prosedur Benson (2001), yaitu kultur cair isolat yang diperoleh dari hasil isolasi diinokulasikan ke paper
Uji O/F medium (oksidatif/fermenta-
disc blank yang kemudian ditempatkan pada
tif) bertujuan untuk mengetahui sifat oksida-
media skim milk agar (1%), diinkubasi pada
si atau fermentasi bakteri terhadap glukosa.
suhu 30ºC selama 1-3 hari. Inokulasi bakteri
Bakteri oksidatif memanfaatkan oksigen un-
dilakukan dengan cara memasukkan paper
tuk menghasilkan karbondioksida dan air,
disc ke dalam kultur cair isolat bakteri
memanfaatkan glukosa sebagai donor elek-
menggunakan pinset. Aktivitas proteolitik
tron dan oksigen sebagai sumber elektron
tampak dari terbentuk zona jernih di sekitar
utama. Bakteri bersifat oksidatif apabila
paper disc. Uji aktivitas proteolitik II penga-
media uji O/F berwarna biru. Bakteri fer-
matan dilakukan selama tujuh hari.
mentatif memanfaatkan glukosa sebagai
Aktivitas Amilolitik
sumber energi, dengan menghasilkan produk
Uji aktivitas amilolitik dilakukan pa-
akhir karbondioksida dan air. Bakteri ber-
da media agar dengan 1% amilum atau pati
sifat fermentatif apabila media uji O/F
(Fossi et al., 2005). Uji aktivitas amilolitik
berwarna kuning (Benson, 2001).
dilakukan dengan prosedur Benson (2001), 98 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
yaitu kultur cair isolat bakteri asam laktat
menunjukkan bahwa media larut atau ter-
proteolitik diinokulasikan ke paper disc
hidrolisis.
blank yang kemudian ditempatkan pada me-
Parameter Penelitian
dia agar dengan 1% amilum, kemudian diin-
Parameter dalam penelitian ini ada-
kubasi pada suhu 30ºC selama 24-48 jam.
lah aktivitas enzimatis dan karakterisasi
Inokulasi bakteri dilakukan dengan cara me-
isolat bakteri asam laktat. Aktivitas enzi-
masukkan paper disc ke dalam kultur cair
matis tersebut meliputi aktivitas proteolitik,
isolat bakteri menggunakan pinset. Hasil ak-
amilolitik, dan lipolitik. Karakterisasi bak-
tivitas enzim amilase ekstraseluler ditunjuk-
teri asam laktat yaitu dengan uji biokimia.
kan oleh terbentuk zona jernih di sekitar
Pengamatan dilakukan secara makroskopik
koloni. Pengamatan zona jernih di sekitar
dan secara mikroskopik.
koloni dilakukan dengan penambahan lugol pada media (Fossi et al., 2005).
Analisa Data Data hasil uji aktivitasi enzimatis dan
Aktivitas Lipolitik
karakterisasi isolat bakteri asam laktat Di-
Uji aktivitas lipolitik dilakukan pada
analisis secara deskriptif. Data diperoleh da-
media MRS agar dengan penambahan 2 ml
ri hasil uji aktivitas enzimatis yaitu aktivitas
minyak zaitun dalam 100 ml media MRS
proteolitik, amilolitik, dan lipolitik serta uji
agar (Svetlitshnyl et al., 1996). Uji aktivitas
biokimia kemudian dianalisis dan dilengkapi
lipolitik dilakukan dengan cara kultur cair
dengan Tabel dan Gambar.
isolat bakteri asam laktat proteolitik diinokulasikan ke paper disc blank dari kertas saring kemudian ditempatkan pada media MRS agar dengan penambahan 2 ml minyak zaitun. Inkubasi pada suhu 30ºC selama 2448 jam (Benson, 2001). Inokulasi bakteri dilakukan dengan cara memasukkan paper disc ke dalam kultur cair isolat bakteri menggunakan pinset. Aktivitas enzim lipase bakteri asam laktat ditandai dengan terbentuk zona jernih di sekitar koloni yang
Hasil dan Pembahasan Hasil Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat Hasil isolasi 10 ekor kepiting bakau (Scylla spp.) diperoleh 96 isolat bakteri yang tumbuh pada media de Man Rogosa Sharpe (MRS) agar dengan penambahan 0,5% CaCO3. Hasil permurnian isolat diperoleh sebanyak 65 isolat bakteri asam laktat, kemudian dilanjutkan seleksi bakteri asam laktat proteolitik. 99 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Seleksi Bakteri Asam Laktat Proteolitik
coccus sp. berbentuk bulat tersusun berantai
Seleksi bakteri asam laktat proteo-
pendek atau sepasang. Isolat bakteri WK 33
litik dilakukan dengan uji aktivitas proteo-
(Lactobacillus sp.) mempunyai ciri-ciri ben-
litik dari 65 isolat bakteri asam laktat hasil
tuk koloni bulat berwarna putih susu dengan
pemurnian. Berdasarkan hasil uji aktivitas
elevasi cembung. Sel Lactobacillus sp. Ber-
proteolitik didapatkan tiga isolat bakteri
bentuk batang dan lurus tersusun berpa-
asam laktat yang mempunyai aktivitas pro-
sangan. Isolat bakteri WK 53 (Streptococcus
teolitik kuat ditandai dengan terbentuk zona
sp.) mempunyai bentuk koloni bulat beruku-
jernih. Zona jernih di sekitar koloni meru-
ran kecil berwarna putih susu dengan elevasi
pakan hasil aktivitas hidrolisis protein pada
cembung. Sel Streptococcus sp. berbentuk
media oleh enzim protease ekstraseluler, tiga
bulat tersusun berantai pendek.
isolat tersebut yaitu WK 28, WK 33, dan WK 53. Lebar diameter zona jernih isolat WK 28 adalah 12 mm, isolat WK 33 adalah 9 mm, dan isolat WK 53 adalah 10 mm. Karakterisasi Isolat Bakteri Asam Laktat
a.
b.
Proteolitik Karakterisasi bakteri asam laktat dilakukan dengan uji morfologi dan uji biokimia. Dari hasil uji morfologi koloni (Gambar 1) dan uji biokimia dibandingkan dengan
buku
Bergey’s
Determinative
Bacteriologi (Holt et al., 1994) didapatkan
c. Gambar 1. Morfologi koloni bakteri. Keterangan: a. Isolat WK 28, b. Isolat WK 33, c. Isolat WK 53
kecocokan karakteristik isolat pada jenis
Hasil uji biokimia menunjukkan iso-
bakteri Pediococcus sp., Lactobacillus sp.,
lat bakteri WK 28 (Pediococcus sp.), WK 33
dan Streptococcus sp (Tabel 1.).
(Lactobacillus sp.), dan WK 53 (Streptococ-
Ciri-ciri morfologi isolat bakteri WK
cus sp.) bersifat positif terhadap pewarnaan
28 (Pediococcus sp.) yaitu bentuk koloni
Gram, katalase negatif, oksidase negatif,
bulat dengan tepian bergerigi berwarna putih
glukosa positif, metil red (MR) negatif,
susu dengan elevasi cembung. Sel Pedio-
voges proskauer (VP) negatif, tidak meng100 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
hasilkan gas dan H2S serta bersifat fermen-
motil. Hasil pewarnaan Gram isolat bakteri
tatif pada uji O/F. Bakteri Pediococcus sp.
WK 28 (Pediococcus sp.), WK 33 (Lacto-
dan Lactobacillus sp. bersifat non motil, se-
bacillus sp.), dan WK 53 (Streptococcus sp.)
dangkan bakteri Streptococcus sp. bersifat
dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Hasil uji biokimia Isolat
TSIA
Gas
H2S
-
-
-
F
+
-
-
-
-
F
+
-
-
-
F
+
WK 28
O/F Glukosa Motilitas Oksidase
Katalase
Gram
-
-
+
-
-
-
+
+
-
-
+
(Pediococcus sp. )
WK 33 (Lactobacillus sp.)
WK 53 (Streptococcus sp.)
Kemampuan Aktivitas Proteolitik II
dalam Genus Lactobacillus sp., dan isolat
Isolat Bakteri Asam Laktat
WK 53 termasuk dalam Genus Streptococ-
Berdasarkan hasil seleksi aktivitas proteolitik
isolat
laktat
kukan uji aktivitas proteolitik II. Uji akti-
diperoleh tiga isolat bakteri asam laktat yang
vitas proteolitik II dilakukan pengamatan
mempunyai
kuat
selama tujuh hari untuk mengetahui kemam-
ditandai dengan terbentuk zona jernih, tiga
puan bakteri dalam menghasilkan enzim
isolat tersebut yaitu WK 28, WK 33, dan
protease ekstraseluler berupa zona jernih di
WK 53. Hasil uji morfologi dan uji biokimia
sekitar koloni yang merupakan hasil hidro-
isolat
proteolitik
lisis enzim protease (Gambar 3). Hasil uji
Bergey’s
aktivitas proteolitik II dapat dilihat pada
aktivitas
bakteri
dibandingkan
bakteri
asam dengan
asam
cus sp. Tiga isolat tersebut kemudian dila-
proteolitik
laktat buku
Determinative Bacteriologi (Holt et al., 1994) didapatkan kecocokan karakteristik bakteri isolat WK 28 termasuk dalam Genus
Tabel 2. Kemampuan Aktivitas Amilolitik dan Aktivitas Lipolitik
Pediococcus sp., isolat WK 33 termasuk 101 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
a.
b.
c. Gambar 2. Pewarnaan Gram isolat bakteri asam laktat Keterangan : a. Isolat bakteri WK 28 (Pediococcus sp.), b. Isolat bakteri WK 33 (Lactobacillus sp.), c. Isolat bakteri WK 53 (Streptococcus sp.).
jernih di sekitar koloni merupakan hasil Hasil uji aktivitas amilolitik isolat
aktivitas hidrolisis amilum oleh amilase eks-
WK 28 (Pediococcus sp.), WK 33 (Lacto-
traseluler. Isolat WK 28 (Pediococcus sp.)
bacillus sp.), dan WK 53 (Streptococcus sp.)
dan WK 33 (Lactobacillus sp.) tidak meng-
menunjukkan bahwa isolat WK 53 (Strepto-
hasilkan enzim amilase ekstraseluler ditan-
coccus sp.) mampu menghasilkan enzim
dai dengan tidak terbentuk zona jernih di
amilase ekstraseluler ditunjukkan dengan
sekitar koloni (Gambar 4).
terbentuk zona jernih di sekitar koloni. Zona Tabel 2. Data diameter zona jernih uji aktivitas proteolitik II No .
Diameter zona jernih (mm) Isolat
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
H-6
H-7
1.
WK 28 (Pediococcus sp.)
18
18
19
24
28
28
28
2.
WK 33 (Lactobacillus sp.)
13
14
14
18
22
26
30
3.
WK 53 (Streptococcus sp.)
11
14
14
30
30
30
32
102 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
dengan menggunakan media MRS agar WK 28
dengan penambahan 0,5% CaCO3. Koloni bakteri asam laktat yang tumbuh membentuk zona jernih di sekitar pertumbuhan koloni pada media MRS agar dengan penambahan 0,5% CaCO3. Zona jernih terbentuk
AB C Gambar 3. Uji aktivitas proteolitik
karena bakteri menghasilkan metabolit se-
Keterangan: A. Zona jernih, B. Koloni bakteri,
kunder berupa asam laktat yang berlebih
C. Media tidak terhidrolisis.
sehingga kelebihan asam laktat ditunjukkan dengan terbentuk zona jernih (Melliawati
WK 53 WK 28
dkk., 2015).
WK 33
AB
C
WK 53
WK 33
Gambar 4. Uji aktivitas amilolitik Keterangan: A. Zona jernih, B. Koloni bakteri, C. Media tidak terhidrolisis.
WK 28
Hasil uji aktivitas lipolitik menun-jukkan terbentuk zona jernih di sekitar koloni pada media MRS agar dengan penambahan 2 ml minyak zaitun (Gambar 5). Isolat WK 28 (Pediococcus sp.), WK 33 (Lactobacillus sp.), dan WK 53 (Streptococ-cus sp.) mampu
menghasilkan
enzim
lipase
ekstraseluler.
AB C D Gambar 5. Uji aktivitas lipolitik Keterangan: A. Zona jernih, B. Koloni bakteri, C. Asam lemak bebas, D. Media tidak terhidrolisis.
Hasil penelitian isolasi bakteri asam laktat dari saluran pencernaan kepiting bakau didapatkan sebanyak 65 isolat yang
Isolasi bakteri adalah memisahkan
mempunyai zona jernih dan bersifat katalase
bakteri dari lingkungan dan menumbuhkan
negatif. Menurut Hardiningsih dkk. (2006),
sebagai biakan pada media buatan (Suryani
zona jernih yang terbentuk diduga bakteri
dkk., 2010). Menurut Khunajarkr et al.
asam laktat, selanjutnya dilakukan uji kata-
(2008), isolasi bakteri asam laktat dilakukan
lase. Zona jernih yang terbentuk serta kata103 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
lase negatif merupakan karakteristik bakteri
1.0-10.0 μm. Bakteri Lactobacillus sp. Ber-
asam laktat.
sifat Gram positif, tidak membentuk spora,
Hasil pemurnian isolat yaitu seba-
dan bersifat mikroaefilik. Bakteri Lacto-
nyak 65 isolat bakteri asam laktat dilanjut-
bacillus sp. tumbuh optimum pada suhu 30-
kan pada uji aktivitas proteolitik I. Hasil uji
40ºC. Menurut Holt et. al., (1994) bakteri
aktivitas proteolitik I dipilih tiga isolat yaitu
Streptococcus sp. berbentuk bulat, diamater
isolat WK 28 dengan diameter zona jernih
sel berukuran 0.5-2.0 μm. Bakteri Strepto-
12 mm, isolat WK 33 dengan diameter zona
coccus sp. bersifat non motil, tidak mem-
jernih 9 mm, dan isolat WK 53 dengan
bentuk spora, Gram positif, fakultatif an-
diameter zona jernih 10 mm. Isolat bakteri
aerob, katalase negatif. Bakteri Strepto-
asam laktat WK 28, WK 33, dan WK 53
coccus sp. tumbuh pada kisaran suhu 25-45
selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan
ºC, optimum pada suhu 37ºC.
uji biokimia. Hasil uji biokimia pada Tabel
Uji aktivitas proteolitik II menun-
1. dibandingkan dengan Bergey’s Manual of
jukkan bahwa aktivitas proteolitik isolat WK
Determinative Bacteriology (Holt et al.,
28 (Pediococcus sp.), WK 33 (Lactobacillus
1994). Hasil uji biokimia menunjukkan
sp.), dan WK 53 (Streptococcus sp.) terus
isolat WK 28 termasuk ke dalam genus
meningkat sampai pada hari ke tujuh ber-
Pediococcus sp., isolat WK 33 termasuk ke
dasarkan diamater zona jernih yang diha-
dalam Lactobacillus sp., dan isolat WK 53
silkan. Menurut Yusmarini dkk. (2009),
termasuk ke dalam genus Streptococcus sp.
aktivitas proteolitik yang terus mengalami
Menurut Holt et. al., (1994), bakteri
peningkatan hal tersebut karena bakteri
Pediococcus sp. berbentuk bulat berantai
mampu tumbuh dan berkembangbiak. Bak-
pendek, beberapa berpasangan dan tidak
teri pada fase pertumbuhan menghasilkan
membentuk rantai. Diameter sel Pediococ-
metabolit primer berupa enzim protease eks-
cus sp. 1.0-2.0 μm. Bakteri Pediococcus sp.
traseluler, semakin besar zona jernih yang
bersifat Gram positif, tidak membentuk spo-
dihasilkan menunjukkan semakin besar ke-
ra, katalase negatif, tidak menghasilkan
mampuan isolat tersebut menghasilkan en-
nitrat. pertumbuhan optimum pada suhu
zim protease.
25º–40ºC. Menurut Holt et. al., (1994), bak-
Tujuan uji aktivitas proteolitik bak-
teri Lactobacillus sp. berbentuk batang be-
teri asam laktat adalah untuk mengetahui
rantai pendek umumnya berukuran 0.5-1.2 x
aktivitas enzim protease ekstraseluler pada 104 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
bakteri. Enzim protease ekstraseluler secara
zona jernih di sekitar koloni. Pengamatan
alami diproduksi oleh mikroba untuk meng-
zona jernih pada media agar 1% amilum
hidrolisis polipeptida dalam media menjadi
dengan diteteskan lugol sehingga terlihat
peptida dan asam amino (Wilson and
zona jernih di sekitar koloni, sedangkan
Remigio, 2012). Asam amino selanjutnya
daerah lainnya berwarna biru gelap. Hal
digunakan bakteri untuk pertumbuhan teru-
tersebut karena terjadi ikatan antara gugus
tama senyawa nitrogen yang akan masuk ke
amilum
dalam sel bakteri (Setyati dan Subagiyo,
(Frobisher, 1962).
2012).
dengan
senyawa
iodin/lugol
Isolat WK 53 (Streptococcus sp.) Senyawa nitrogen tidak dapat disin-
mampu
menghasilkan Menurut
enzim
amilase
Benson
(2001),
tesis oleh bakteri sehingga membutuhkan
ekstraseluler.
dari lingkungan hidup bakteri (Benson,
bakteri menghasilkan enzim amilase untuk
2001). Menurut Pollack
et al. (2005),
menghidrolisis amilum menjadi molekul
sumber senyawa nitrogen dipecah dari asam
maltosa, glukosa, dan dekstrin. Menurut
amino, peptida, pepton dan asam nukleat.
Frazier and Westhof (1988), glukosa sebagai
Senyawa nitrogen digunakan bakteri untuk
sumber energi untuk pertumbuhan bakteri.
memperbaiki sel yang rusak, nutrisi partum-
Isolat WK 28 (Pediococcus sp.) dan isolat
buhan bakteri, dan sintesis DNA/RNA.
WK 33 (Lactobacillus sp.) tidak meng-
Kemampuan menghidrolisis protein sebagai
hasilkan enzim amilase ektraseluler ditandai
salah satu kriteria seleksi bakteri probiotik.
dengan tidak terbentuk zona jernih di sekitar
Uji aktivitas amilolitik bertujuan
koloni pada media strach agar. Menurut
untuk mengetahui aktivitas enzim amilase
Frazier and Westhof (1988), setiap bakteri
ekstraseluler pada media agar dengan 1%
mempunyai kemampuan mensintesis enzim
amilum. Kemampuan isolat dalam mengha-
di dalam sel, tetapi hanya beberapa bakteri
silkan enzim amilase ekstraseluler ditunjuk-
yang mempunyai enzim ekstraseluler.
kan terbentuk zona jernih pada media agar
Uji aktivitas lipolitik bertujuan untuk
dengan 1% amilum (Sjofjan and Ardyati,
mengetahui aktivitas enzim lipase ekstra-
2011). Hasil uji aktivitas amilolitik menun-
seluler pada isolat bakteri asam laktat. Uji
jukkan bahwa isolat bakteri asam laktat WK
aktivitas lipolitik pada isolat bakteri asam
53 (Streptococcus sp.) yang mempunyai
laktat WK 28 (Pediococcus sp.), WK 33
aktivitas amilolitik dengan menghasilkan
(Lactobacillus sp.), dan WK 53 (Strepto105 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
coccus sp.) pada media MRS dengan pe-
Kesimpulan dan Saran
nambahan 2 ml minyak zaitun mampu
Hasil seleksi bakteri asam laktat pro-
menghasilkan zona jernih. Menurut Telussa
teolitik didapatkan tiga isolat yaitu WK 28,
(2013), enzim lipase akan menghidrolisis
WK 33 dan WK 53. Hasil uji biokimia isolat
minyak zaitun dan membentuk asam lemak.
WK 28 termasuk ke dalam genus Pedio-
Enzim lipase menghidrolisis asam palmiat
coccus sp., isolat WK 33 termasuk ke dalam
dalam minyak zaitun menjadi asam lemak
Lactobacillus sp., dan isolat WK 53 ter-
bebas berwarna kuning pada media.
masuk ke dalam genus Streptococcus sp.
Kemampuan bakteri menghidrolisis
WK 28 (Pediococcus sp.) dan WK 33
lemak dengan menghasilkan enzim lipase.
(Lactobacillus sp.) mempunyai aktivitas
Molekul lemak dihidrolisis menjadi molekul
proteolitik dan lipolitik. Isolat WK 53
gliserol dan asam lemak. Gliserol dan asam
(Streptococcus sp.) mempunyai aktivitas
lemak digunakan bakteri untuk mensintesis
enzimatis yaitu aktivitas proteolitik, amilo-
lemak pada bakteri dan komponen sel
litik, dan lipolitik. Perlu dilakukan pengujian
lainnya. Gliserol dan asam lemak teroksidasi
aktivitas antagonistik terhadap bakteri pato-
menghasilkan energi dalam kondisi aerobik
gen, pengujian ketahanan terhadap paparan
(Benson, 2001).
garam empedu dan beberapa uji lainnya un-
Isolat bakteri asam laktat WK 28 (Pediococcus sp.) dan WK 33 (Lactobacillus
tuk memenuhi kriteria sebagai bakteri kandidat probiotik.
sp.) diidentifikasi memiliki kemampuan dalam menghidrolisis protein dan lemak. Isolat WK 53 (Streptococcus sp.) diidentifikasi memiliki kemampuan dalam menghidrolisis protein, amilum, dan lemak. Sehingga dapat digolongkan sebagai kandidat probiotik. Menurut Bairagi et al. (2002), kriteria bakteri probiotik antara lain mempunyai aktivitas amilolitik, selulolitik, lipolitik dan proteolitik.
Daftar Pustaka Bairagi, A., K.S. Ghosh, S. K. Sen and A. K. Ray. 2002. Enzyme Producing Bacterial Flora Isolated from Fish Digestive Tracts. Aquaculture International, 10 : 109-121. Benson. 2001. Microbiological Applications. Laboratory Manual in General Microbiology. Eighth Edition. McGraw-Hill Science Company : New York. pp. 72-175. Chotimah, S.C. 2009. Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt. Jurnal Ilmu Peternakan. Vol. 4 (2) : 49. 106 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Fossi, B.T., F. Tavea, and R. Ndjouenkeu. 2005. Production and Partial Characterization Thermostable Amilase from Ascomycetes Yeast Strain Isolated from Starchy Soils. African Journal of Biotechnology, 4 (1) : 14-18. Frazier, W.C. and D.C. Westhoff. 1988. Food Microbiology. Fourth Edition. McGraw-Hill : USA. pp. 11-80. Frobisher, M. 1962. Fundamental of Microbiology. Seventh Edition. W.B. Saunders : USA. pp. 99-106, 172177, 248-251. Gismondo, M.R., L.Drago and A. Lombardi. 1999. Review of Probiotics Available to Modify Gastrointestinal Flora. Internasional Journal of Antimicrobial Agents, 12 : 287-292. Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas, 7 (1) : 15-17. Holt, J.G., N.R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T. Staley, and S.T. Wiliams. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Williams and Wilkins : USA. pp. 530-566. Jusadi, D., E. Gandara dan I. Mokoginta. 2004. Pengaruh Penambahan Probiotik Bacillus sp. pada Pakan Komersil terhadap Konversi Pakan dan Pertumbuhan. Jurnal Akuakultur Indonesia, 3 (1) : 15-18. Khunajakr, N., A. Wongwicham, D. Moonmangmee and S. Tantipaiboonvut. 2008. Screening and Identification of Lactic Acid Bacteria Producing Antimicrobial Compounds From Pig Gastrointestinal Tracts. KMITL Sci. Tech. J., 8 (1) : 8-17. Lenkey, H.A.W. dan Soeharsono. 2010. Probiotik sebagai Makanan Fung-
sional. Probiotik. Widya Padjadjaran: Bandung. hal. 66-106. Melliawati, R., A.C. Djohan, and Yopi. 2015. Seleksi Bakteri Asam Laktat sebagai Penghasil Enzim Protease. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1 (2) : 184-188. Nespolo, C.R. and A. Brandelli. 2010. Production of Bacteriocin-Like Substances by Lactic Acid Bacteria Isolated from Regional Ovine Cheese. Brazilian Journal of Microbiology, 41 : 1009-1018. Pollack, R.A., L. Findlay, W. Mondschein and R.R. Modesto. 2005. Laboratory Exercises in Microbiology. Second Edition. John Wiley and Sons, Inc : New Zaeland. pp. 44-45. Rohy, G.S., B.S. Rahardja dan Agustono. 2014. Jumlah Total Bakteri dalam Saluran Pencernaan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dengan Pemberian Beberapa Pakan Komersial yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 6 (1) : 2124. Salminen, S., A. Ouwehand, Y. Benno and Y.K. Lee. 1999. Probiotics. Trends in Food Science and Technology, 10 : 107-110. Setyati, W.A. dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (Proteolitik, Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Manggrove. Ilmu Kelautan, 17 (3) : 164168. Sjofjan, O. and T. Ardyati. 2011. Extracellular Amylase Activity of Amylolytic Bacteria Isolated from Quail’s (Coturnix japonica) Intestinal Tract in Corn Flour Medium. International Journal of Poultry Science, 10 (5) : 411-415. 107 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
Sumarsih, S., B. Sulistiyanto, H.S. Adi dan C.S. Utama. 2010. Pengaruh Aras Starter Lactobacillus sp. terhadap Performa Mikrobiologi Silase Ikan Dilihat dari Total Bakteri, Bakteri Asam Laktat dan Fungi. Jurnal Kesehatan, 3 (1) : 43-50. Suryani, Y., Astuti, B. Oktavia dan S. Umniyati. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Limbah Kotoran Ayam sebagai Agensi Probiotikdan Enzim Kolesterol Reduktase. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta. hal. 138-147. Svetlitshnyl, V., F. Rainey, and J. Wiegel. 1996. Thermosyntropha Lipolytica Grn. Nov., sp. Nov., a Lipolytic, Anaerobic, Alkalitolerant, Thermophilic Bacterium Utilizing Short and Long Chain Fatty Acidin Syntrophic Coculture with a Methanogenic Archaeum. International Journal of Systematic Bacteriology, 46: 1131-1137. Telussa, I. 2013. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Lipase dari Coco ButterSubtitute dan Karakterisasi Lipasenya. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura. 10 hal.
Triyanto, A. Isnansetyo, I.D. Prijambada, J. Widada dan A. Tarmiawati. 2009. Isolasi, Karakterisasi dan Uji Infeksi Bakteri Proteolitik dari Lumpur Kawasan Hutan Bakau. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci), 11 (1): 13-18. Wilson, P. and Z. Remigio. 2012. Production and Characterisation of Protease Enzyme Produced by a Novel Moderate Thermophilic Bacterium (EP1001) Isolated from an Alkaline Hot Spring, Zimbabwe. African Journal of Microbiology Research, 6 (27) : 5542-5551. Yelnetty, A., H. Purnomo, Purwadi, A. Mirah. 2014. Biochemical Characteristics of Lactic Acid Bacteria with Proteolytic Activity and Capability as Starter Culture Isolated from Spontaneous Fermented Local Goat Milk. Journal of Natural Sciences Research, 4 (10) : 137-146. Yusmarini, R. Indrati, T. Utami dan Y. Marsono. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Proteolitik dari Susu Kedelai yang Terfermentasi Spontan. Jurnal Natur Indonesia, 12 (1) : 28-33.
108 | J I P K V o l . 8 N o . 2 D iterima /sub mitted :29 ja nuari 20 16 D isetu ju i/acce pted :21 Ju ni 20 16