ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE

diwujudkan dalam bentuk laporan perhitungan struktur dan gambar-gambar detail baik ... Kontrol tegangan kayu usuk 5/7 (σ = 150 kg/m2 , untuk kayu mutu...

3 downloads 477 Views 383KB Size
Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

1

-

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya direncanakan ulang dengan menggunakan metode Daktilitas Terbatas. Dimana gedung tersebut direncanakan sedemikian rupa dengan pendetailan khusus sehingga mampu berperilaku inelastis terhadap beban siklis gempa tanpa mengalami keruntuhan getas. Dalam hal ini beban gempa rencana harus diperhitungkan dengan menggunakan faktor jenis struktur, K=2. Data umum dalam perencanaan penelitian ini sebagai berikut: Analisa struktur ini meliputi perencanaan struktur atap baja dan plat beton, perencanaan struktur primer balok dan kolom, serta perencanaan struktur sekunder plat lantai dan tangga. Untuk perencanaan struktur bangunan bawah meliputi pondasi tiang pancang, poer, dan sloof. Beban gempa pada struktur dihitung dengan metode beban statis ekivalen (BSE), sedangkan untuk analisa struktur menggunakan progran SAP 2000 versi 7.42. Output yang dihasilkan Analisa dengan Metode SAP 2000 ini diwujudkan dalam bentuk laporan perhitungan struktur dan gambar-gambar detail baik arsitektur maupun struktur yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan. Kata Kunci: atap, dimensi, daktilitas terbatas, SAP 2000

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam penelitian ini dilakukan analisa perencanaan pembangunan Gedung Universitas Muhammadiyah Surabaya yang berstruktur beton precast dengan daktilitas dua atau terbatas. Perhitungan struktur dengan daktilitas dua dirancang agar bangunan dapat berperilaku inelastis terhadap beban siklis gempa tanpa mengalami keruntuhan getas, beban geser dasar akibat gempa untuk perancangan dengan daktilitas dua harus ditentukan menurut “Standar Tatacara Perhitungan struktur beton Untuk Bangunan Gedung 1991” dengan ketentuan, bahwa nilainya harus dihitung berdasarkan nilai faktor jenis struktur sekurang-kurangnya K ≥ 2. Perumusan Masalah 1. Berapa dimensi gording, ikatan angin, kuda-kuda dan analisa sambungan kudakuda? 2. Berapa kebutuhan tulangan lentur, geser dan torsi yang diperlukan sebagai penguat struktur? Batasan Masalah Perencanaan untuk struktur bangunan atas dan bawah dengan tingkat daktilitas 2. Beban gempa dihitung dengan Beban Statik Ekivalen dan analisa struktur dengan SAP 2000. 1. Perencanaan dan Perhitungan Bangunan Atas, meliputi : a. Struktur Atap : Rangka Baja dan Pelat Beton 2. Analisa Struktur a. Menggunakan metode daktilitas 2

2

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

b. Perhitungan mekanika struktur (kecuali struktur pelat lantai) untuk mendapatkan gaya-gaya dalam bidang (bidang M, D, N) menggunakan Program Bantu SAP 2000 Non Linear. METODE PENELITIAN

Gambar 3 Diagram Alir Perencanaan Data umum bangunan :  Data umum bangunan: Nama Gedung : Gedung Akademi Keperawatan UNMUH Lokasi : Jl. Sutorejo 59 Mulyosari Surabaya Luas Bangunan : 1818 m2 Tinggi Bangunan : 12 m  Data Bahan : Mutu Beton (fc’) : 25 MPa Mutu Baja (fy) : 390 MPa (BJ 37) untuk tulangan utama 240 MPa (BJ 37) untuk tulangan geser  Data Tanah Data tanah yang digunakan adalah data tanah dari laboraturium seperti yang terlampir. PERHITUNGAN DIMENSI Data-Data Perhitungan Bahan kuda-kuda : Baja Wide Flange (WF) Shape Bahan gording : Baja Light Lip Chanels

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

3

Mutu baja Jenis bangunan Bahan penutup atap Bentang kuda-kuda Jarak kuda-kuda Jenis atap Jarak antar gording Sudut kemiringan (α) Penggantung gording

: BJ 37 (σ = 1600 kg/cm2) : Konstruksi tertutup : Genting : 18 m :8m : Pelana : 1.04 m : 30˚ : 2 buah

Gambar 4. Rencana Struktur Atap Perhitungan Gording Kontrol usuk  Pembebanan 0,5 x50 Q atap + rangka : = 0,25 kg/m 100  Perhitungan momen P = 100 kg q = 0 ,2 5 k g /m

L = 1 ,0 4 m

Gambar 5 Peninjauan Momen 1 1 1 1 .q.l2 + .p.l= .0,25.1042 + .100.104= 2938 kg cm 8 4 8 4 Kontrol tegangan kayu usuk 5/7 (σ = 150 kg/m2 , untuk kayu mutu A kelas I) harus memenuhi persyaratan control tegengan sebagai berikut σ˚ ≤ σ

M=

4

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

M M = .≤ σ W 1 / 6.b.h 2938 = 71,96 kg/cm2 < 150 kg/cm2 σ˚ = 1 / 6 .5 .7

σ˚ =

(ok)

Kontrol lendutan δ˚ = 0,02 + 0,13 = 0,15 cm < δ = 0,42 cm (ok) dimana : E = Modulus kayu kelas I (125000 kg/cm2) pada PPKI 1 .b.h3) I =Momen Inersia Kayu ( 12 Jadi dengan jarak gording 104 cm kayu usuk 5/7 bisa digunakan karena memenuhi syarat tegangan dan lendutan ijin untuk dipakai. Perencanaan Gording Direncanakan pakai gording Light Lip Channels C 150 x 75 x 20 x 4,5

150

20 4,5

75

Gambar 6: Profil Gording Berat sendiri (q) = 7,5 kg/m Momen Inersia (Ix) = 489 kg/m4 Momen Inersia (Iy) = 99,2 kg/m4 Section modulus (Wx) = 72,1 cm3 Section Modulus (Wy) = 16,8 cm3 Perhitungan Pembebanan

qs

a in

q cos a q

Gambar 7. Peninjauan Beban 1. Beban Mati Berat Total (qd total) qdx = 89,89 (sin 30˚) = 44,95 kg/m qdy = 89,89 (cos 30˚) = 77,85 kg/m 2. Beban Hidup a. Beban Terpusat Px = 100 (cos 30˚) = 86,6 kg

= 89,89 kg/m

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

b.

Beban Air Hujan q = W x jarak gording = 16 x 1,04 = 16,64 kg/m qlx = 16,64 (sin 30˚) = 8,32 kg qlx = 16,64 (cos 30˚) = 14,41 kg 3. Beban Angin qw = 40 {(0,02 x 30) – 0,4} x 1,04 = 8,32 kg/m Kombinasi Pembebanan  1+2 Mx = 359,6 + 100 = 459,6 kgm My = 69,2 + 157,73 = 126,93 kgm  1 + 3 + 4 Mx = 359,6 + 0 + 66,56 = 426,16 kgm My = 69,2 + 7,4 + 12,81 = 76,6 kgm Dari kombinasi momen di atas yang menentukan adalah ; Mx = 459,6 kgm My = 126,93 kgm Perencanaan Penggantung Gording  Pembebanan Gording  Beban Mati Berat Total (qd total) = 89,89 kg/m  Beban Hidup Beban Pekerja = 100 kg/m2 Perhitungan Penggantung Gording 1 2 3 4 5 6 7 8 9

104

10 11 12

250

Gambar 8: Penggantung Gording 1,04 β = arc tg 2,67 0 β = 21,28 Px = 50 kg qx = 44,95 kg/m a = qx.L = 44,95.1,04 = 46,75 kg ΣQx = a + Px = 46,75 + 50 = 96,75 kg n = 12

5

6

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

12.  Q x  . sin  12.96,75 = = 1,98 cm2 1600. sin 21,28

A =

4. A 4.1,98 = = 1,58 cm   Maka dipakai penggantung gording Ø 16 mm. Perhitungan Ikatan Angin Kontrol batang tarik berdasarkan PPBBI ’89 Ps. 3.4. 9,02 l  4,51 cm 2 l d 500 dimana : l = panjang ikatan angin 451 dmin =  0,9 500 jadi dipakai diameter ikatan angin 19 mm Perhitungan Kuda – Kuda Pada perencanaan atap baja ini menggunakan profil baja WF 350.175.7.11 yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : L kuda-kuda = 1039,23 cm Q = 49,6 kg/m A = 63,14 cm2 Ix = 13600 cm4 Iy = 984 cm4 Wx = 775 cm3 Wy = 112 cm3 ts = 11 mm tb = 7 mm ix = 14,7 cm iy = 3,95 cm Dari analisa struktur didapatkan data-data sebagai berikut : Momen perletakan kiri = 2028,11 Kg-m Momen perletakan kanan = 1607,17 Kg-m Momen perletakan tengah = 1590,86 Kg-m Gaya aksial (N) = 3052 Kg Kontrol Tegangan Maksimum L 1039,23 λ=   70,69 …………… ω = 1,478 ix 14,7 M .P 159086 1,478  3052 σmax =     276,71 kg/cm2 775 63,14 Wx A 2 σmax = 276,71 kg/cm < σ = 1600 kg/cm2 Maka profil WF 350.175.7.11 dapat dipakai sebagai kuda – kuda. Perhitungan Setengah Kuda – Kuda Ø =

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

7

Pada perencanaan setengah kuda - kuda ini menggunakan profil baja WF 100.100.6.8 yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : L kuda-kuda = 206 cm Q = 17,2 kg/m A = 21,9 cm2 Ix = 383 cm4 Iy = 134 cm4 Wx = 76,5 cm3 Wy = 26,7 cm3 ts = 8 mm tb = 6 mm ix = 4,18 cm iy = 2,47 cm Dari analisa struktur didapatkan data-data sebagai berikut : M = 626,54 Kg-m N = 204,83 Kg D = 354,76 Kg Kontrol Tegangan Maksimum L 206 λ=   42,9 …………… ω = 1,169 ix 4,8 M .P 62654 1,169  204,83 σmax =     829,94 kg/cm2 76,5 21,9 Wx A 2 σmax = 829,94 kg/cm < σ = 1600 kg/cm2 Maka profil WF 100.100.6.8 dapat dipakai sebagai setengah kuda – kuda. Perhitungan Kolom Pendek Kuda – Kuda Pada perencanaan kolom pendek ini menggunakan profil baja WF 350.175.7.11 yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : L kuda-kuda = 120 cm Q = 49,6 kg/m A = 63,14 cm2 Ix = 13600 cm4 Iy = 984 cm4 Wx = 775 cm3 Wy = 112 cm3 ts = 11 mm tb = 7 mm ix = 14,7 cm iy = 3,95 cm Dari analisa struktur didapatkan data-data sebagai berikut : M = 1817,77 Kg-m N = 3133,26 Kg D = 2456,28 Kg Kontrol Tegangan Maksimum

8

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

L 120   8,16 …………… ω = 1,000 ix 14,7 M .P 181777 1,000  3133,26 σmax =     284,17 kg/cm2 775 63,14 Wx A 2 σmax = 284,17 kg/cm < σ = 1600 kg/cm2 λ=

Maka profil WF 350.175.7.11 dapat dipakai sebagai kolom pendek kuda – kuda. Perhitungan Sambungan Sambungan Kuda – Kuda dan Kolom Pendek

64,15

Gambar 13. Detail Sambungan Kuda – Kuda Dan Kolom Pendek Dari analisa struktur didapat data – data sebagai berikut : M = 140157 kgcm D = 2456,28 kg N = 3086,29 kg Kontrol tegangan : N M 3086,29 140157      229,73  1600kg / cm 2 A Wx 63,14 775 Sambungan Baut Direncanakan Ø baut = 19 mm A = ¼.π.Ø2 = 2,84 cm2 Σd2 = d 12  d 22  d 32  d 42 = 12,52 + 222 + 312 + 40,52 = 3241,5 cm dmak = 40,5 cm Tegangan ideal :

   2  1,56 2  308,3 2  1,56(129,24) 2 = 348,02 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 …………………………… OK! Sambungan Las A = 2 ( b + d1 ) + 2 ( b + d2 ) = 2 ( 17,5 + 40,42 ) + 2 ( 17,5 + 12,09 ) = 175,02 cm2 d2 d2 W = b.d   b.d  3 3 40,45 2 12,09 2 = (17,5  40,42)   (17,5  12,09)  3 3 3 = 1467,55 cm

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

Kontrol tegangan  Akibat Momen M 140157   95,5kg / cm 2 W 1467,55  Akibat Geser

Gambar 14: Detail Las Pv 3670,35 v    20,97 kg / cm 2 A 175,02

 idiil   2  3( v ) 2  95,5 2  3(20,97) 2  102,17kg / cm 2  tot   2  ( H ) 2  95,5 2  20,97 2  97,78kg / cm 2 τ = 0,6×1600 = 960 kg/cm2  102,17 tc = tot   0,11 diambil 0,5 cm  960  Kaki alas tc 0,5 a=   0,71 0,707 0,707 Tebal plat penyambung tmax = amax + 0,1 = 0,71 + 0,1 = 0,81 cm ladi diambil tebal plat penyambung minimal 1 cm Kontrol : Tc ≤ 1/2.t.√2 0,5 ≤ ½×1×√2 0,5 ≤ 0,71 ……………………………………………….. OK!

9

10

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

Sambungan Overstek dan Kolom Pendek

Gambar 15: Detail Sambungan Overstek dan Kolom Dari analisa struktur didapat data – data sebagai berikut : M = 62654 kgcm D = 354,76 kg N = 204,83 kg Kontrol tegangan : N M 204,83 62654      828,36  1600kg / cm 2 A Wx 21,9 765 Sambungan Baut Direncanakan Ø baut = 19 mm Tegangan ideal :

   2  1,56 2  1092,14 2  1,56(36,06) 2 = 1093,07 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 ……………………… OK! Sambungan Las A = 2 ( b + d1 ) + 2 ( b + d2 ) = 2 ( 10 + 10,05 ) + 2 ( 10 + 11,55 ) = 83,2 cm2 d2 d2 W = b.d   b.d  3 3 2 10,5 11,55 2 = (10  10,5)   (10  11,55)  3 3 3 = 297,22 cm Kontrol tegangan  Akibat Momen M 62654   210,8kg / cm 2 W 297,22  Akibat Geser Pv 409,65 v    4,92kg / cm 2 A 83,2

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

-

Gambar 16. Detail Las

 idiil   2  3( v ) 2  210,8 2  3(4,92) 2  210,97kg / cm 2  tot   2  ( H ) 2  210,8 2  4,92 2  210,86kg / cm 2 τ = 0,6×1600 = 960 kg/cm2  210,97 tc = tot   0,22 diambil 0,5 cm  960  Kaki alas tc 0,5 a=   0,71 0,707 0,707 Tebal plat penyambung tmax = amax + 0,1 = 0,71 + 0,1 = 0,81 cm ladi diambil tebal plat penyambung minimal 1 cm Kontrol : Tc ≤ 1/2.t.√2 0,5 ≤ ½×1×√2 0,5 ≤ 1,06 ……………………………………………….. OK! Sambungan Kapstain

Gambar 17: Detail Sambungan Kapstain Dari analisa struktur didapat data – data sebagai berikut : M = 160717 kgcm D = 1271,1 kg N = 1862,51 kg

11

12

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

Kontrol tegangan : N M 1862,51 160717      236,87  1600kg / cm 2 A Wx 63,14 775 Sambungan Baut Direncanakan Ø baut = 19 mm A = ¼.π.Ø2 = 2,84 cm2 Σd2 = d 12  d 22  d 32  d 42 = 12,52 + 222 + 312 + 40,52 = 3241,5 cm dmak = 40,5 cm  Tegangan ideal :

   2  1,56 2  353,53 2  1,56(71,55) 2 = 364,65 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 …………………… OK! Sambungan Las A = 2 ( b + d1 ) + 2 ( b + d2 ) = 2 ( 17,5 + 40,42 ) + 2 ( 17,5 + 12,09 ) = 175 cm2 d2 d2 W = b.d   b.d  3 3 40,42 2 12,09 2 = (17,5  40,42)   (17,5  12,09)  3 3 = 1467,55 cm3 Kontrol tegangan:

Gambar 18. Detail Las

 idiil   2  3( v ) 2  109,512  3(11,61) 2  111,34kg / cm 2  tot   2  ( H ) 2  109,512  11,612  110,12kg / cm 2 τ = 0,6×1600 = 960 kg/cm2  110,34 tc = tot   0,11 diambil 0,5 cm  960  Kaki alas tc 0,5 a=   0,71 0,707 0,707 Tebal plat penyambung tmax = amax + 0,1 = 0,71 + 0,1

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

= 0,81 cm jadi diambil tebal plat penyambung minimal 1 cm Kontrol : Tc ≤ 1/2.t.√2 0,5 ≤ ½×1×√2 0,5 ≤ 1,06 ……………………………………………….. OK! Perencanaan Plat Landasan fc’ = 25 Mpa σ plat (Bj 37) = 160 Mpa = 1600 kg/cm2 σ ta angker (Bj 37) = 160 Mpa = 1600 kg/cm2 = 160 Mpa = 1600 kg/cm2 σ σ tb angker (Bj 37) = 0,3 x fc’ = 7,5 Mpa = 75 kg/cm2 Profil kolom WF 200.200.12.12

300 b

H

300

b a

B

a

Dari out put SAP 2000 M = 1817,77 kg.m N = 2456,28 kg D = 3133,26 kg Tegangan yang terjadi : N M σ1,2 = ± A W 2456,28 181777 =  30  30 16 30.30 2 σ1 = 2,73 + 40,395 = 43,125 kg/cm2 σ2 = 2,73 - 40,395 = - 37,665 kg/cm2

Gambar 19: Detail Perletakan Kolom Pendek Syarat dimensi plat : N 2456,28 A   32,75 cm 2 75 b Dimensi landasan : B = 30 cm dan H = 30 cm 30  17,5  6,25 cm a = 2 30  17,5 b =  6,25 cm 2 Momen pada plat : M1 = 1/6 × a × b2 × σ1 = 1/6 × 6,25 × 6,252 × 43,125 = 1754,76 kg.cm M2 = 1/6 × B × a2 × σ2 = 1/6 × 17,52  6,25  43,125 = 4913,33 kg.cm

13

14

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

M1 < M2 jadi yang menentukan adalah M2 Perencanaan tebal plat : M σo = ≤ σ = 1600 kg/cm2 W 4913,33 = ≤ σ = 1600 kg/cm2 1 30.t 2 6 t

=

6M 30.1600

6  4913,33 30.1600 = 0,78 cm → dipakai plat dengan t = 1 cm =

Perhitungan Plat Landas Dari out put SAP 2000 M = 1817,77 kg.m N = 2456,28 kg D = 3133,26 kg Direncanakan e = 3,125 cm x1 43,125  30  x1 37,665 x1 = 14 cm = 30 – 14 = 16cm x2 f = x2 – e = 16 – 3,125 = 13,875 cm M = 0 Cc’.a – M – N.f = 0 Cc’.23,75 – 181777 – 2456,28.12,875 = 0 Cc’ = 8985,33 kg V = 0 Cc’ – N – T = 0 T = 8985,33 – 2456,28 = 6529,05 kg Direncanakan pakai 4 baut per sisinya 6529,05 T =  1632,26 kg 4

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

-

M e N

N

Cc'

43,125 kg

X1

X2 37,665 kg

a

T

f Gambar 20. Perhitungan Baut T T σ =  A A  1632,26 A =  1,02 1600 4. A 4  1,02 D = = = 1,14 cm π  Dipakai D16 mm untuk tiap sisinya, A = 2,011 cm2 Kontrol akibat geser D 3133,26 k =   783,315 kg n 4 k 7   175 ,54 kg ≤ τ.0,5.σ = 928 kg/cm2 (Ok) τ = 2 1 A 4  4   1,6

Beban maksimum baut : τmaks = 6529,05 kg  6529,05 σt = maks   811,82 kg / cm 2 2 1 A 4  4   1,6 Tegangan ideal : σi

=

σ 2 + 1,56 τ 2

=

811,82 2  1,56  79,4 2





= 817,85 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2 …… ok Perhitungan Panjang angker (SKSNI T-15-1991-03 ps.3.5.2) 0,02 xAxfy Ldb = fc' 0,02 x 2,011x 240 = 25 = 193,02 mm

15

16

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

tidak boleh kurang dari : 0,06 x db x fy = 0,06 x 16 x 240 = 230,4 mm Dipakai panjang penyaluran 250 mm Perhitungan Sambungan Kolom dengan Plat landasan Dari out put SAP 2000 M = 1817,77 kg.m N = 2456,28 kg D = 3133,26 kg L1 = 2 × 30 = 60 cm L1 = 4 × 6,25 = 25 cm L1 = 2 × 15,7 = 35 cm L1 = 2 × 8.375= 33,5 cm L1 = 2 × 15,3 = 30,6 cm + L tot = 184,1 cm L1 L2

L2 L5 L3

L3

L4

L4

Gambar 21: Detail Plat Landasan Direncanakan tebal las 0,6 cm, jadi tebal efektif = 0,6× 1 2 2 = 0,424 Luasan las = 0,424 × 184,1 = 78,06 cm2 Titik berat las : 17,5 x=  8,75 cm 2 17,5 y=  8,75 cm 2  Perhitungan Inersia Las : 1 1 Ix = {2 × [( ×30 × 0,4243) + (30 × 0,424 × 9,752)]} + {4× [( × 0,424 × 12 12 1 17,53) + ( 0,424 × 17,5 × 0)]} + {4 × [( ×0,424 × 8,3753) + (0,424 × 12 1 8,375 × 4,1875)]} + {2 × [( × 0,424 × 15,33) + (0,424 × 15,3 × 0)]} 12 4 = 4200,27 cm

Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas

17

1 1 × 0,424 × 303) + ( 0,424 × 30 × 0)]} + {4 ×[( × 0,424 × 12 12 1 6,243) + (0,424 × 6,25 × 11,8752)]} + {2 × [( × 17,5 × 0,4243) + ( 17,5 12 1 × 0,424 × 8,752)]} + {4 × [( × 8,375 × 0,4243) + (8,375 × 0,424 × 12 1 × 15,3 × 0,4243) + (15,3 × 0,424 × 0)]} 7,652)]} + {2 × [( 12 = 5405,34 cm4 Ip = Ix + Iy = 4200,27 + 5405,34 = 9605,61 cm4 Kontrol tegangan  Akibat Momen M  y 181777  8,75 H    165,585 kg / cm 2 Ip 9605,61 M  x 181777  8,75 V    165,585 kg / cm 2 Ip 9605,61  Akibat geser D D 3133,26 τv =    40,14kg / cm 2 A 2.b  4.d 78,06

Iy = {2 × [(

= τ v2 + τ H2 = (165,585  40.14) 2  165,585 2 = 264,08 kg/cm2 < 960 kg/cm2…………(OK) τijin = 0,6 x σ = 0,6 x 1600 kg/m2 = 960 kg/cm2  Tot 264,08 tcperlu =   0,275 cm (dipakai 0,5 cm) 960  ijin 0,5 tc kaki las = a =   0,707 cm 0,707 0,707 a = 0,707 cm ≤ (1 cm – 0,1 cm = 0,9 cm)…………..Ok τTot

Kesimpulan 1. Dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  kayu usuk 5/7 (σ = 150 kg/m2 , untuk kayu mutu A kelas I)  profil Light Lip Channels 150 x75x20x4,5  penggantung gording Ø 16 mm.  Kuda-kuda profil baja WF 350.175.7.11  Ssetengah kuda-kuda menggunakan profil baja WF 100.100.6.8 5. Pada perencanaan kolom pendek ini menggunakan profil baja 350.175.7.11 yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : L kuda-kuda = 120 cm Q = 49,6 kg/m

WF

18

NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 1- 18

A = 63,14 cm2 Ix = 13600 cm4 Iy = 984 cm4 Wx = 775 cm3 Wy = 112 cm3 ts = 11 mm tb = 7 mm ix = 14,7 cm iy = 3,95 cm Dari analisa struktur didapatkan data-data sebagai berikut: M = 1817,77 Kg-m N = 3133,26 Kg D = 2456,28 Kg Maka profil WF 350.175.7.11 dapat dipakai sebagai kolom pendek kuda – kuda.

Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum (1983), Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan Gedung (PPIUG 1983), Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum (1971), Pedoman Beton 1971, Badan dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum (1989), Pedoman Beton 1989, Badan dan pengembangan Depertemen Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum (1991), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SKSNI T-15-1991-03), Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Departemen pekerjaan Umum (1987), Peraturan Perencanaan Ketehanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.531987), Jakarta : Yayasan Badan Penerbit PU. Kusuma, Gideon dan W.C. Vis (1997), Perencanaan Struktur Pada Daerah Rawan Gempa (CUR 3) Edisi 6, Penerbit Erlangga. L. Wahyudi dan Syahril A. Rahim (1999), Struktur Beton Bertulang, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sardjono HS (1987), Pondasi Tiang Pancang, Surabaya: Penerbit Sinar Wijaya. Wang, C.K, dan Charles G. Salmon (1990), Disain Beton Bertulang Edisi ke 4, Jakarta: Penerbit Erlangga.