ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERMINTAAN KPR

Download ... nasabah dalam membeli produk biaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Syariah Cabang Kab. .... nasabah dalam pemilihan KPR syariah :s...

0 downloads 335 Views 207KB Size
Gustina Hidayat, Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi ... 129

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERMINTAAN KPR PADA BANK SYARIAH DI KABUPATEN SUMEDANG Gustina Hidayat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 11 April [email protected] ABSTRAK Rumah merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi. Pemerintah bekerjasama dengan pihak Bank dalam penyediaan dana pembelian rumah dengan menyelenggarakan program KPR bagi masyarakat. Saat ini terdapat dua macam pembiayaan KPR yang diperkenalkan, yaitu KPR syariah dan KPR konvensional. Produk KPR syariah dimaknai sebagai kepemilikan perumahan rakyat yang mekanismenya didasarkan pada akad jual-beli. Sedangkan produk KPR konvensional dipahami sebagai kredit KPR yang didasarkan pada prinsip pinjam-meminjam dengan memanfaatkan bunga sebagai variabelnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam membeli produk biaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Syariah Cabang Kab. Sumedang. Variabel independen yang diteliti yaitu : Religius, ekonomi, pelayanan Bank, Pemasaran dari pihak developer dengan variabel dependen keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan KPR. Jika koefisien regresi variabel ekonomi 0.0139 dan variabel pemasaran 0.156, maka ada hubungan yang searah antara ekonomi dan pemasaran dengan keputusan nasabah dalam pengajuan KPR pada Bank Syariah. Semakin tinggi perekonomian masyarakat maka semakin meningkat pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah. Sebaliknya, dalam keadaan ekonomi menurun yang diakibatkan bahan baku meningkat, ataupun suku bunga BI yang tinggi, maka pengajuan permohonan KPR Bank Syariah akan mengalami penurunan. Kata Kunci : Kredit Kepemilikan Rumah, KPR Bank Syariah, keputusan nasabah.

ABSTRACT Mortgage is one of the primary human needs that must be fulfilled. The Government work with the Bank in providing funds for purchasing it by organizing a mortgage loan program (KPR) for the community. Currently there are two types of mortgage loan program, namely sharia mortgages and conventional mortgages. Sharia mortgage is an ownership of public housing whose mechanism is based on contract of sale. While the conventional one is understood as a mortgage loan based on the principle of borrowing-lending by utilizing interest as its variable. This study aims to determine the factors that affect customers in using the mortgage loan program in Sharia Bank at District Sumedang. The independent variables are: Religious, Economy, Banking, and Marketing aspects from the developer with the dependent variable of customer decision in choosing the mortgage loan. If the regression coefficient of economic variable is 0.0139 and the value of marketing variables is 0.156, then there is a empiric relationship between the economic and marketing with a customer decisions in the filing of mortgages in Sharia Banks. The higher the economic rate grow in the community, the higher the application for mortgages can get at Sharia Bank. On the contrary, in case of economic downturn caused by rising raw materials, or caused by high BI interest rates, the application for mortgages loan at Sharia Bank will decrease. Keywords: mortgage loan program, sharia bank mortgage loan, customer's decision.

130

Coopetition Vol VIII, Nomor 2, November 2017, 129 - 137

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kawasan Kabupaten Sumedang sedang ada pembangunan jalan tol Cisundawu, dan bendungan Jatigede. Giatnya pembangunan yang dilakukan pemerintah mulai dirasakan dampaknya, setidaknya saat ini dilihat dari meningkatnya permintaan hunian akan tempat tinggal, ada masyarakat yang rumahnya berada di posisi pembangunan secara tidak langsung mereka kehilangan akan tempat tinggal dan harus berpindah. Meskipun masyarakat mendapatkan uang ganti rugi dari pemerintah, tidak semua masyarakat mampu memperoleh tempat tinggal dengan pembelian cash, dilihat dari segi harga rumah yang semakin tahun semakin tinggi. Dan masyarakat yang mengalami dampak pembangunan berada pada posisi berpenghasilan rendah. Saat ini pembelian rumah tidak hanya dilakukan secara tunai tetapi bisa dilakukan dengan cara kredit, dalam hal ini pemerintah menyediakan program kredit kepemilikan rumah bagi rakyat atau biasa disebut dengan KPR yang bekerjasama dengan beberapa bank. Jadi biaya pembelian rumah akan difasilitasi oleh pihak perbankan diluar DP (down payment) yang menjadi tanggungan nasabah, keuntungan membeli rumah melalui KPR adalah tidak harus menyediakan dana secara tunai, karena kredit (angsuran) yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan penghasilan. KPR sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu KPR bersubsidi dan KPR nonsubsidi, KPR subsidi yang diperuntukan untuk masyarakat yang kemampuan ekonominya lemah atau tergolong dalam MBR, sedangkan KPR nonsubsidi diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Menurut Direktur Pembiayaan Perumahan pada tahun 2017 terdapat 29 bank yang menyalurkan KPR bersubsidi yaitu 7 bank umum dan 22 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bank umum yang menjadi penerbit KPR bersubsidi adalah Bank BRI (konvensional dan syariah), Bank Mandiri konvensional, Bank BNI, Bank Artha Graha, Bank BTPN dan Bank Mayora (www.detikfinance.com) . Produk ini pada awalnya dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi suku bunga dari bank konvensional yang berfluktuatif serta tidak pasti terkadang membuat sebagian orang merasa

ragu, dan dalam penyerahan resiko usaha dibebankan pada satu pihak yaitu nasabah. Sedangkan dalam sistem perbankan syariah biasa dikenal konsep berbasis bagi hasil dan juga perdagangan. KPR syariah merupakan produk perbankan di bagian pinjaman untuk membantu masyarakat dalam membeli tempat tinggal, ataupun untuk renovasi rumah dengan menganut prinsip yang pertama: jual beli (murabahah) dimana pembayaran menggunakan sistem angsuran dengan jumlah yang telah ditetapkan sejak awal, Karena margin telah ditetapkan sejak awal maka besar cicilannya akan tetap dari awal sampai lunas. Kedua: IMBT (ijarah muntahia Bittamlik) dengan konsep sewa beli dimana nasabah dianggap menyewa rumah pada bank dan pada masa akhir cicilan memiliki pilihan untuk membeli rumah tersebut, jika pada akhirnya nasabah tidak jadi membeli rumah maka uang muka dikembalikan pada bank dan rumah tetap menjadi milik bank. Ketiga : kepemilikan bertahap (Musyarakah Mutanaqisah/MMQ) yaitu KPR dengan konsep kepemilikan bertahap, jadi bank dan nasabah sama-sama membeli rumah lalu porsi kepemilikan bank akan berkurang secara bertahap seiring dengan pembayaran cicilan oleh nasabah pada bank. KPR syariah menjadi salah satu alternative bagi masyarakat untuk mendapat kredit, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa saja yang menjadikan perbedaan dan keuntungan antara KPR syariah dengan KPR konvesional. Di sumedang terdapat bank syariah yang beroprasi, diantaranya : Bank BJB Syariah yang beralamatkan di jalan Mayor Abdul rahman no. 99, Bank Mandiri Syariah di jalan Pangeran Geusan Ulun no. 115, Bank BRI Syariah Jalan Raya Tanjungsari No.227. Bahkan bank-bank tersebut ada yang sudah bekerjasama dengan developer-developer perumahan di Kab. Sumedang. Penelitian mengenai KPR cukup banyak dilakukan oleh para akademisi dan peneliti. Dalam penelitian Kharisama Faudria Amri (2012) Analisis Faktor yang mempengaruhi nasabah dalam pemilihan KPR syariah :studi kasus Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Hasil penelitian menunjukkanyang mempengaruhi adalah kesadaran akan bunga itu haram, pertimbangan prinsip syariah, tidak adanya penalty yang dilakukan oleh bank syariah,

Gustina Hidayat, Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi ... 131

denda keterlambatan rendah. Dan penelitian yang dilakukan oleh Darna dan Dita (2013) Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pengambilan produk pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X syariah cabang Harmoni-Jakarta. Hasilnya menyatakan bahwa promosi penjualan dan publisitas yang memiliki pengaruh paling besar. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis akan melakukan penelitian mengenai KPR syariah di Kab. Sumedang. Jadi untuk itu penulis mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Permintaan KPR pada Bank Syariah di Kab. Sumedang.” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan KPR pada Bank Syariah di Kab. Sumedang ? 2. Apakah faktor bauran pemasaran dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan nasabah dalam pengajuan KPR di Bank Syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mencari dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang berhubungan dengan keputusan pengambilan KPR pada Bank Syariah. Serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam pengajuan KPR pada Bank Syariah di Kab. Sumedang, serta menganalisis pengaruh bauran pemasaran dalam pengajuan KPR Bank Syariah di Cabang Sumedang. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kredit Menurut Undang-Undang perbankan No.10 tahun 1998, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sementara menurut Tjoekam (2000:3) kredit sebagai penundaan pembayaran, yang dimaksud adalah pengambilan atas penerimaan uang dan atau suatu barang tidak dilakukan bersama

pada saat menerima akan tetapi pengambilannya dilakukan pada masa yang akan datang. Maka dapat disimpulkan kredit dapat terjadi ketika adanya kesepakatan antara kreditur (dalam hal ini Bank) dengan debitur (nasabah), dengan memahami konsekuensi mencakup perjanjian kewajiban angsuran, jangka waktu pengembalian, pembayaran bunga, imbalan atau bagi hasil bagi bank dan peminjam. Terdapat prinsip dalam perkreditan, yang mana bank melakukan tindakan analisis dan evaluasi dalam setiap kegiatan prekreditannya. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:250) sering disebut 5C, yaitu : 1. Character (analisis watak), dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemauan membayar dari pemohon, mencakup perilaku pemohon sebelum dan selama permohonan kredit. 2. Capacity (analisis kemampuan), bertujuan mengukur tingkat kemampuan mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai, mencakup aspek manajemen (kemampuan mengelola perusahaan), aspek produksi (kemampuan berproduksi secara berkesinambungan), aspek pemasaran (kemampuan memasarkan hasil produksi), aspek personalia (kemampuan tenaga kerja dalam mendukung aktifitas perusahaan), aspek finansial (kemampuan menghasilkan laba). 3. Capital (analisis modal), bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri dan komposisi modal, perkembangan laba usaha selama tiga periode sebelumnya, angka rasio perbandingan antara hutang dan modal sendiri. 4. Condition (analisis kondisi atau prospek usaha), dengan tujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis mulai dari bahan baku, pengolahan, dan pemasaran. 5. Collateral (analisis agunan atau jaminan), dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai alat pengaman lapis kedua bagi bank dalam setiap pemberian kredit. 2.2 Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang berasaskan pada asas kemitraan, keadilan, transparansi

132

Coopetition Vol VIII, Nomor 2, November 2017, 129 - 137

dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syari’ah. Kegiatan bank syari’ah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik, antara lain: pelarangan riba dalam berbagai bentuknya, tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money), konsep uang sebagai alat tukar bukan komoditas, tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang, dan tidak adanya dua transaksi dalam satu akad. Akad dalam bank syariah ada 6 yaitu : 1. Bagi hasil (mudharabah), kerjasama antara pengelola dana dalam hal ini bank syariah, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari, keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan yang telah di spakati sebelumnya serta kerugian menjadi beban pemilik dana. 2. Syarikah (musyarakah),merupakan bentuk pengongsian yang paling banyak diterapkan dalam dunia bisnis. Hal ini dikarenakan keluasan ruang lingkupnya dan fleksibilitas syarat-syaratnya. 3. Jual-beli (al-murabahah), dimana Pembayaran menggunakan sistem angsuran dengan jumlah yang telah ditetapkan sejak awal, maka besar cicilannya akan tetap dari awal sampai lunas. 4. Simpan atau titipan (al-wadiah), penerima harta atau titipan tidak lagi meng-idlekan asset tersebut, tetapi mempergunakannya dalam aktivitas tertentu, dengan kata lain tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan. 5. Sewa (ijarah) dimana nasabah dianggap menyewa rumah pada bank dan pada masa akhir cicilan memiliki pilihan untuk membeli rumah tersebut, jika pada akhirnya nasabah tidak jadi membeli rumah maka uang muka dikembalikan pada bank dan rumah tetap menjadi milik bank. 6. Dan Aqad Qardh adalah permodalan bagi usaha mikro dikenal dengan istilahtidak memberikan keuntungan financial bagi pihak yang meminjamkan. 2.3 Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2012:92) Marketing mix is good marketing tool is a set of products, pricing, promotion, distribution, combined to produce the desired response of

the target market – Bauran pemasaran adalah perangkat pemasaran yang baik yang meliputi produk, penentuan harga, promosi, distribusi, digabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dengan marketing mix 4P, yaitu product (produk), price (harga), place(tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan marketing mix 7P. Ketujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi di dalam bauran pemasaran terdapat variable-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk, yang merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Pelayanan pendukung tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar persaingan global. Adapun ketujuh unsur marketing mix tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. 2. Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan. 3. Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa

Gustina Hidayat, Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi ... 133

dan juga melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik. 4. Promosi (promotion), adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. 5. Orang (People), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. 6. Sarana fisik (Physical Evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya. 7. Proses (Process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. Berdasarkan pengertian marketing mix 4P dan 7P menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian baik produk barang maupun jasa. 2.4. Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2012), Prilaku konsumen secara umum dipengaruhi oleh faktor-faktor utama kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan

sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah : 1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah dan kebutuhan konsumen. 2. Pencarian informasi seorang konsumen yang telah mengetahui kebutuhannya dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut jika dorongan keinginan kuat, jika tidak kuat maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi ingatan belaka. Konsumen mungkin melakukan pencarian lebih banyak atau segera aktif mencari informasi yang mendasari kebutuhan. 3. Penilaian alternative setelah melakukan pencariaan informasi sebanyak mungkin, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam satu susunan pilihan. 4. Keputusan pembelian jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar-benar membeli produk. 5. Perilaku setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan, ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya, dan lain sebagainya. Keputusan pembeli merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang di tawarkan oleh penjual. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, menurut Malhotr (1999), non-probability sampling mengandalkan pertimbangan dari peneliti dalam kesempatan untuk memilih elemen sampel. Maka sampel yang di pilih adalah seluruh nasabah Bank syariah Cabang Sumedang yang mengajukan KPR. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif guna menjelaskan hubungan antara faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah dalam pengambilan KPR.

134

Coopetition Vol VIII, Nomor 2, November 2017, 129 - 137

3.2. Pengumpulan Data Menurut Aaker (2006) data sekunder dilakukan dengan data yang telah di kumpulkan oleh orang-orang atau agen-agen untuk beberapa tujuan selain untuk memecahkan permasalahan sekarang. Dalam penelitian ini melakukan cara studi pustaka dengan melakukan literature melihat jurnal-jurnal, bukubuku, artikel, berita online, dan penelitian yang telah ada sebelumnya yang bersumber baik dari literatur cetak maupun elektronik yang berhubungan dengan topik penelitian. Penelitian ini selain menggunakan data sekunder, data primer dikumpulkan terutama untuk menentukan tujuan penelitian secara spesifik (Aaker, 2006), pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan koesioner kepada nasabah KPR beserta wawancara pada pegawai bank terutama bagian briguna yang menangani tentang perkreditan. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner secara langsung, dilakukan uji keakuratan dan konsistensi dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan uji reliabilitas terlebih dahulu. 3.3 Metode Analisis Dalam penelitian ini banyak metode analisis yang digunakan, analisis diawali pada instrumen penelitian yaitu kuesioner dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, yaitu dengan uji validitas, realibilitas, uji normalitas, analisis korelasi dan regresi. Validitas merupakan ukuran yang benarbenar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjukkan kepada ketepatan test dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Apabila diperoleh hasil korelasi positif dengan nilai lebih besar dari 0,30 ke atas maka faktor tersebut memiliki validitas yang baik. 4. PEMBAHASAN Penelitian awal dilakukan melalui survey dengan cara menyebar kuesioner kepada responden. Sebagai langkah awal, dilakukan uji coba pada sepuluh responden yang mengetahui program KPR di Bank Syariah.

Dalam uji coba ini responden didampingi oleh peneliti saat mengisi kuesioner. Setelah melakukan uji reliabilitas dilakukan pengurangan atau penambahan pertanyaan yang di anggap reliabel dengan lapangan, kemudian peneliti menyebarkan 100 kuesioner ke nasabah, baik secara online maupun langsung dengan cara wawancara. Untuk mempermudah dalam menganalisis data. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 23 dan Ms Office Excel 2010. 4.1 Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal p-plot, uji chi square, skewness dan kolmogorv smirnov. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah p-plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan di bandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Gambar 1 Uji Normalitas Pada gambar diatas terlihat bahwa garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dengan demikian data yang digunakan bersifat normal,

Gustina Hidayat, Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi ... 135

hal ini mengindikasikan bahwa jawaban responden terhadap koesioner yang di isi sesuai dengan persepsi responden. 4.2 Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, untuk menunjukkan hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan depenpeden apakah berhubungan positif atau negative dan untuk memprediksikan nilai variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Dimana : Y = variabel dependen, dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah. X1 = Variabel religi, X2 = Variabel ekonomi, X3 = Variabel pelayanan, X4 = Variabel pemasaran. a = Konstanta dari nilai keputusan nasabah b = Koefisiensi regresi Adapun hasil regresi dari data primer yang diolah peneliti dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients

Model

1

(Constant) religi ekonomi pelayanan pemasaran

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B

Std. Error

2.388

0.488

0.004

0.066

0.139

0.087

-0.01

0.112

0.156

0.067

0.232

Correlations t

Sig.

Beta

Zeroorder

Partial

Part

-0.007

-0.007

4.889

0

-0.068

0.946

0.015

0.169

1.605

0.112

0.167

0.162

0.158

-0.009

-0.085

0.932

0.077

-0.009

-0.008

2.332

0.022

0.232

0.233

0.229

-0.007

Berdasarkan table diatas dapat di peroleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Y = 2.388 + (-0,004) X1 + 0.139 X2 + (-0.010) X3 + 0.156 X4 Konstanta 2.388, artinya apabila varibael religi, ekonomi, pelayanan, dan pemasaran tidak ada atau nilainya 0. Maka, keputusan nasabah dalam memilih KPR Syariah nilainya sebesar 2.3888. Koefisiensi regresi variabel religi (X1) sebesar -0.004 dan variabel pelayanan -0.010. karma nilainya negatif maka tidak ada hubungan yang searah antara religi atau kepercayaan agama dan pelayanan bank dengan keputusan nasabah dalam pengajuan KPR Bank Syariah. Variabel ekonomi koefisiensi regresinya 0.0139, artinya apabila ekonomi di tingkatkan 1 satuan, maka keputusan konsumen dalam

pengambilan KPR Bank Syariah mengalami kenaikkan yang cukup berarti sebesar 0.0139x. Semakin tinggi perekonomian masyarakat maka akan semakin meningkat pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah, akan tetapi dalam keadaan ekonomi menurun yang diakibatkan bahan baku meningkat, ataupun suku bunga BI yang tinggi maka, pengajuan permohonan KPR Bank Syariah akan mengalami penurunan. Koefisiensi regresi variabel pemasaran atau promosi sebesar 0.156, artinya apabila promosi ditingkatkan satu kali maka keputusan nasabah dalam pengambilan KPR Syariah akan mengalami kenaikkan sebesar 0.156x. koefisiensi bernilai positif artinya terjadi hubungan yang searah antara pemasaran dengan keputusan nasabah. Semakin sering promosi dilakukan maka akan semakin meningkat permohonan pengajuan KPR pada Bank Syariah cabang Kab. Sumedang. Begitu juga sebaliknya, jika

136

Coopetition Vol VIII, Nomor 2, November 2017, 129 - 137

promosi berkurang akan berpengaruh terhadap penurunan permohonan pengajuan KPR pada Bank Syariah. 4.3. Uji Koefisiensi Secara Simultan ( Uji F ) Uji F di gunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen. Hasil uji pengaruh variabel religius, ekonomi, pelayanan, dan pemasaran terhadap keputusan nasabah dalam pemilihan pengajuan permohonan KPR Bank Syariah, dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 2. Uji koefisiensi Uji F ANOVAa

Model

1

a. b.

Regression Residual Total

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1.455

4

0.364

2.106

.086b

16.404

95

0.173

17.859

99

Dependent Variable: Keputusan Konsumen Predictors: (Constant), pemasaran, ekonomi, religi, pelanyanan

Tahap – tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan Hipotesis Ho : Religius, ekonomi, pelanyanan, dan pemasaran tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah Cabang Kab. Sumedang. H1 : Religius, ekonomi, pelanyanan, dan pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah Cabang Kab. Sumedang. 2. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat siginifikansi menggunakan α = 5%. Signifikansi 5% adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian. 3. Menentukan F hitung Dari hasil pengelolaan data melalui perhitungan SPSS di peroleh nilai F hitung sebesar 2,106. 4. Menentukan F tabel

Dengan menggunakan tingkat signifikansi 95%, df 1 = k – 1, atau dapat dilihat dalam tabel anova kolom residual. Maka nilai df 1 = 99 dan df2 = 95. Hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 1,3991. 5. Menentukan nilai signifikansi Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai signifikansi 0,086. 6. Kriteria Pengujian H1 di terima apabila Fhitung> Ftabel pada α = 5%. Berdasarkan tabel anova di peroleh nilai F hitung sebesar 2.106 > Ftabel 1.3991. Maka variabel religius, ekonomi, pelanyanan, dan pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah Cabang Kab. Sumedang. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah serta hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti mengenai religious, ekonomi, pelanyanan dan pemasaran terhadap keputusan nasabah dalam pengajuan KPR pada Bank Syariah cabang Kab. Sumedang, dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan KPR pada Bank Syariah di Kab. Sumedang, pertimbangan prinsip syariah, pemahaman bahwa sistem bunga adalah haram, tenor (jangka waktu) yang ditawarkan oleh bank syariah lebih leluasa, saat ini banyak developer yang sudah membuka kerjasama dengan pihak bank Syariah. 2. Berdasarkan tabel anova di peroleh nilai Fhitung sebesar 2.106 > Ftabel 1.3991 . dengan ketentuan H1 di terima apabila Fhitung> Ftabel pada α = 5%. Maka variabel religius, ekonomi, pelayanan, dan pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam pengajuan permohonan KPR pada Bank Syariah Cabang Kab. Sumedang. 5.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran, sebagai berikut :

Gustina Hidayat, Analisis Faktor-faktor yang Mepengaruhi ... 137

1. Diharapkan pihak bank lebih memperhatikan kemampuan masyarakat dalam melakukan peminjaman kredit KPR, dan pihak bank selalu berupaya untuk memberikan kemudahan dalam proses KPR sehingga masyarakat dapat terbantu atas fasilitas kredit yang ditawarkan. Pemberian kemudahan ini dapat dilakukan didalam program pemasaran produk KPR dengan cara memberi fasilitas estimasi perhitungan KPR di bank tersebut tanpa melalui costumer servis. 2. Bank Syariah hendaknya dapat meningkatkan keunggulan dari produk yang dihasilkan sehingga memberikan penilaian lebih dan menciptakan brand image pada masyarakat Kab. Sumedang, sehingga produk yang dihasilkan dapat menjadi pertimbangan bagi calon nasabah dalam memilih Bank Syariah untuk memenuhi program kepemilikan rumah. DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A. 2006. Managing Brand Equity: Capitalizing on The Value of a Brand Name. United States of America: The Free Press.

Darna, Dita. 2013. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah Cabang Harmoni – Jakarta. Jurnal ekonomi dan bisnis, vol 12, No 1 Juni Kharisma. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Pemilihan KPR Syariah : Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Skripsi-Universitas Indonesia. Buku Kotler, Philip. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I, Alih Bahasa : Damos Sihombing, Edisi 8. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE Malhotra, Naresh K. 1999. Marketing Research: An Applied Orientation. Thrid Edition, Prentice Hall International inc, New Jersey. Tjoekam, 2000, Dasar-Dasar Perkreditan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Internet Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 10 ayat 11.