ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN

Download 31 Ags 2016 ... ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL ...... Akuntan Publik (KAP), pengertian fee audit, pengertian te...

0 downloads 641 Views 4MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi NIM: 122114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi NIM: 122114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dunia ini adalah dunia yang aneh Dunia yang hijau tapi lucu Dunia yang kotor tapi indah Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya Semua dengan kesadaran Setelah itu hati rasanya menjadi lega. Dunia itu seluas langkah kaki Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya. -Soe Hok Gie-

Ku persembahkan untuk: Ayahku I Ketut Suartawan dan Ibuku Ni Nengah Sartini Adikku Cinsya dan Icha Keluarga besar di Pulau Dewata Keluarga besar Mapasadha Yogyakarta Serta sahabat-sahabat terbaikku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 26 Juli 2016 Yang membuat penyataan,

(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama

: Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi

Nomor Mahasiswa

: 122114048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Agustus 2016 Yang menyatakan

(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. YFM. Gien Agustinawan, M.M., Akt selaku Pembimbing I yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Akuntan Publik di Yogyakarta, yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang telah dibagikan penulis. 6. Bapak dan Ibu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 7. Adikku Cinsya dan Icha yang selalu mendoakan dan memberikanku semangat. 8. Keluarga Besar di Pulau Bali yang selalu memberikan dukungan. 9. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 10. Keluarga Besar Mapasadha, yang telah membuat saya merasa memiliki keluarga baru di Yogyakarta dan telah memberi saya banyak hal yang tak ternilai harganya.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Sahabat-sahabat yang mendorong dan memberikan semangat penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. 12. Teman-teman kelas MPAT atas kerjasama dan masukannya kepada penulis dalam menyelesiakan skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 Juli 2016

(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv ABSTRACT ...........................................................................................................xv BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................1 A. Latar Belakang Permasalahan .........................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................5 C. Batasan Masalah ..............................................................................5 D. Tujuan Penelitian .............................................................................5 E. Manfaat Penelitian ...........................................................................5 F. Sistematika Penulisan.......................................................................7

BAB II

LANDASAN TEORI ...........................................................................8 A. Tinjauan Umum Audit .....................................................................8 B. Fee Audit .......................................................................................18 C. Tenure Audit ..................................................................................19 D. Skeptisme Profesinoal Auditor ......................................................20 E. Kualitas Audit ................................................................................21 F. Tinjauan Penelitian Terdahulu .......................................................26 G. Kerangka Pemikiran ......................................................................31

BAB III

METODE PENELITIAN ...................................................................35

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Jenis Penelitian ..............................................................................35 B. Subjek Dan Objek Penelitian .........................................................35 C. Tempat Dan Waktu Penelitian

...............................................35

D. Metode Penelitian ..........................................................................36 E. Populasi Dan Sampel .....................................................................36 F. Data ................................................................................................36 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................37 H. Definisi Operasional Variabel .......................................................37 I. Teknik Analisis Data .......................................................................72 BAB IV

GAMBARAN UMUM KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA................................................77 A. KAP Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and Partners.........77 B. KAP Drs. Bismar, Muntalib & Yunus ...........................................78 C. KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, Mm ..........................................78 D. KAP Drs. Hadiono .........................................................................79 E. KAP Indarto Waluyo .....................................................................79

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................80 A. Paparan Data ..................................................................................80 B. Deskripsi Responden .....................................................................81 C. Hasil Uji Instrumen Penelitian.......................................................84 1. Hasil Uji Validitas......................................................................84 2. Hasil Uji Reabilitas ....................................................................87 D. Hasil Uji Hubungan Antar Variabel (Korelasi Spearman) ......................................................................88 E. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................90

BAB VI

PENUTUP ..........................................................................................95 A. Kesimpulan ....................................................................................95 B. Keterbatasan Penelitian..................................................................95 C. Saran ..............................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................97 LAMPIRAN .........................................................................................................101

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1

Diskripsi Penyebaran Kuesioner ...............................................80

Tabel 5.2

Sampel dan Tingkat Pengembalian ...........................................81

Tabel 5.3

Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden ....................81

Tabel 5.4

Data Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja di Bidang Audit ...............................................................82

Tabel 5.5

Data Responden Berdasarkan Keahlian Khusus .......................82

Tabel 5.6

Data Responden Berdasarkan Lama Menekuni Keahlian Khusus ......................................................83

Tabel 5.7

Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal.....................................................................83

Tabel 5.8

Data Responden Berdasarkan Sertifikat/ Gelar Profesi ..............................................................................84

Tabel 5.9

Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit .....................................85

Tabel 5.10

Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit ................................86

Tabel 5.11

Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor ...................................................................86

Tabel 5.12

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ..............................87

Tabel 5.13

Hasil Uji Reabilitas....................................................................88

Tabel 5.14

Hasil Uji Korelasi Spearman .....................................................89

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I.

Hirarki Kantor Akuntan Publik .................................................17

Gambar II.

Kerangka Pemikiran ..................................................................34

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1

Kuesioner .....................................................................................101

Lampiran 2

Surat Keterangan Penelitian .........................................................108

Lampiran 3

Hasil Tabulasi Data Isian Instrumen ............................................113

Lampiran 4a Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit ........................................118 Lampiran 4b Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit ..................................119 Lampiran 4c Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Audit .............................120 Lampiran 4d Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ................................121 Lampiran 5a Hasil Uji Reabilitas Fee Audit .....................................................124 Lampiran 5b Hasil Uji Reabilitas Tenure Audit................................................125 Lampiran 5c Hasil Uji Reabilitas Skeptisme Audit ..........................................126 Lampiran 5d Hasil Uji Reabilitas Kualitas Audit..............................................127 Lampiran 6

Hasil Uji Korelasi Spearman .......................................................128

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta

Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi NIM : 122114048 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) hubungan fee audit dengan kualitas audit, (2) hubungan tenure audit dengan kualitas audit, dan (3) hubungan skeptisme professional auditor dengan kualitas audit. Tempat penelitian ini di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Yogyakarta. Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Model analisis data yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit dengan nilai koefisien korelasi 0,495>0,306 (rtabel) dan sig. (2-tailed) sebesar 0,005<0,025, adanya hubungan yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,461>0,306 dan sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,025, dan adanya hubungan yang signifikan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,697>0,306 dan sig. (2-tailed) sebesar 0,000<0,025.

Kata kunci: Fee Audit, Tenure Audit, Skeptisme Profesional Auditor dan Kualitas Audit.

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT ANALISYS OF AUDIT FEE, AUDIT TENURE AND AUDITOR PROFESSIONAL SKEPTICISM IN RELATIONSHIP WITH AUDIT QUALITY A Case Study at Public Accountant Firm in Yogyakarta Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi Student Number: 122114048 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 The aim of this research was: (1) to determine relationship between auditor fee with audit quality, (2) to determine relationship between audit tenure with audit quality, (3) to determine relationship between auditor professional skepticism with audit quality. The location of this research was at Public Accountant Firm in Yogyakarta. The reseach was case study. The data was collected using questionnaire. The data was analysed using Spearman correlation test. Based on the result, it shows that there is significant relationship between audit fee and audit quality with correlation coefficient 0,495 and sig. (2-tailed) 0,005. There is significant correlation between audit tenure and audit quality with value of correlation coefficient 0,461 and sig. (2-tailed) 0,010. There is significant correlation between auditor professional skepticism and audit quality with value of correlation coefficient 0,697 and sig. (2-tailed) 0,000.

Keyword: Audit Fee, Audit Tenure, auditor professional skepticism and audit quality.

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Profesi akuntan menjadi salah satu profesi yang berhubungan erat dengan etika dan praktik bisnis. Profesi akuntan seharusnya dapat menjadi suatu profesi yang terhormat yang berdiri tegak di atas landasan karakter profesionalnya. Seorang akuntan yang profesional harus berani menolak suatu yang bertentangan dengan profesionalisme akuntan dan melakukan hal yang sejalan dengan moralitasnya sebagai seorang akuntan. Banyaknya kasus-kasus skandal akuntansi yang terjadi sering dikaitkan dengan kegagalan auditor dalam pengauditan laporan keuangan klien. Hal ini akan mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan. Situasi ini juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas laporan keuangan dan hasil auditnya. Kualitas laporan keuangan sangat penting bagi pengguna laporan keuangan karena akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan sebuah keputusan bisnis. Para pengguna laporan keuangan mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sudah bebas dari salah saji material sehingga dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan. Seorang akuntan publik harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

standar pelaporan. Standar ini harus dilakukan oleh setiap auditor karena jika standar tesebut dijalankan maka kualitas dari hasil audit akan dapat terlihat. Standar umum mengharuskan seorang auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam menjalankan prosedur audit. Standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan yang diauditnya secara keseluruhan. Selain harus menjalankan ketiga standar tersebut seorang auditor pun harus menaati kode etik profesi yang mengatur prilaku akuntan publik dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor. Kode etik ini mengatur tentang tanggung

jawab

profesi,

kompetensi

dan

kehati-hatian

profesional,

kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Salah satu yang diatur dalam standar umum adalah besaran fee audit yang akan diterima oleh auditor tersebut dalam melakukan tugasnya. Fee audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada kliennya. Besaran fee inilah yang kadang membuat seorang auditor berada di dalam posisi dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang. Posisi unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya. Pada tahun 2015 muncul lagi skandal akuntansi yaitu pada perusahaan Toshiba yang menggegerkan dunia profesi akuntansi. Perusahaan yang telah berusia 140 tahun itu tiba-tiba kehabisan akal untuk mempertahankan kinerja keuangannya. Penggelembungan laba sebesar 151,8 miliar yen atau 1,22 miliar

dolar

AS

ini

yang

awalnya

ingin

menciptakan investor’s

confidence ternyata telah mencoreng nama besar Toshiba selama ini. Profesi akuntan dan auditor lagi–lagi dipertanyakan. Ternyata tidak cukup setelah kasus Enron tahun 2001 yang juga telah membohongi publik dengan menutupi kerugian sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat dengan menyatakan laba sebesar 600 juta dolar Amerika Serikat. Mungkin masih terngiang di telinga para akuntan dan auditor tentang kasus Enron yang dianggap sebagai the biggest audit failure in the century, yang malangnya melibatkan Arthur Anderson salah satu the big five accounting firms saat itu. Akademisi dan profesi berdebat tentang apakah auditor harus diganti setelah beberapa lama memberikan jasa audit kepada satu klien karena kasus Enron diduga terjadi karena lama hubungannya dengan klien. Setahun setelah itu dunia akuntansi dan audit dipaksa patuh kepada Sarbanes-Oxley Act/Sarbox/SOX yang memperketat lagi peraturan laporan keuangan bagi perusahaan publik maupun non-publik (Mukhlisin, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

Namun setelah muncul peraturan itu, mengapa masih ada lagi fraud di mana–mana? Termasuk di perusahaan Toshiba yang terkenal dipandu oleh prinsip-prinsip Komitmen Dasar Grup Toshiba "Berkomitmen untuk orangorang, Komitmen untuk Masa Depan", Toshiba mempromosikan operasi global dengan mengamankan "Pertumbuhan Melalui Kreativitas dan Inovasi", dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian dunia di mana orang-orang hidup dalam masyarakat aman, tenang dan nyaman. Ternyata pada tahun 2015 masyarakat tidak aman, tenang, dan nyaman hanya karena Toshiba telah gagal menjalankan prinsip kebenaran dan tanggung jawab (Mukhlisin, 2015). Masa perikatan auditor (tenure audit) yang panjang dapat menyebabkan auditor dapat mengembangkan hubungan yang lebih nyaman serta kesetiaan yang kuat atau hubungan emosional dengan klien mereka, yang dapat mencapai tahap dimana independensi auditor terancam. Lamanya masa perikatan juga bisa membuat seorang auditor lebih mementingkan kepentingan kliennya dibandingkan dengan dengan kepentingan profesinya. Kartika juga berpendapat bahwa masa perikatan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Apabila masa perikatan auditor bertambah lama maka kualitas audit menjadi buruk. Atas dasar latar belakang di atas, maka penulis akan memfokuskan penelitian pada “Analisis Fee Audit, Tenure Audit dan Skeptisme Profesional Auditor dalam Hubungan dengan Kualitas Audit”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1. Apakah fee audit berhubungan dengan kualitas audit? 2. Apakah tenure audit berhubungan dengan kualitas audit? 3. Apakah skeptisme profesional auditor berhubungan dengan kualitas audit?

C. Batasan Masalah Penelitian ini terbatas pada persepsi auditor terhadap fee audit, tenure audit, skeptisme profesional auditor dalam hubungan dengan kualitas audit. Objek penelitian juga terbatas pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian sehingga dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan untuk variabel dan objek penelitian yang berbeda.

D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara fee audit dengan kualitas audit. 2. Hubungan antara tenure audit dengan kualitas audit. 3. Hubungan antara skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

E. Manfaat Penelitian Tujuan lain dari dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

1. Bagi Auditor Independen Membantu auditor independen atau auditor eksternal dalam membuat laporan audit atas laporan keuangan klien dengan pemahaman skeptisme profesional. Auditor eksternal dapat memiliki kualitas jasa audit yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para pemakai jasa audit dan meningkatkan nilai profesi akuntan di dunia bisnis. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan pemikiran yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam melakukan penelitian. 2. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat berharga dalam menganalisis persoalan-persoalan penerapan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan praktik di dunia nyata. 3. Bagi Akademisi Membantu orang-orang yang ingin mengetahui dan memperdalam tentang audit dan dapat digunakan sebagai pengetahuan serta bahan pertimbangan untuk peneliti berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

4.

Bagi Masyarakat Adanya referensi bagi masyarakat atau pihak yang membutuhkan agar penelitian ini dapat digunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Bagi Penulis Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan guna pengembangan penelitian lebih lanjut dengan model analisis yang berbeda.

F. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas enam bab, masingmasing urutan yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut. Bab I

Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II

Landasan Teori Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah penelitian, yanng meliputi teori dasar yang digunakan, pengertian audit, tujuan audit, tipe audit, tipe auditor, pengertian akuntan publik, pengertian Kantor Akuntan Publik (KAP), pengertian fee audit, pengertian tenure

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

audit, pengertian skeptisme profesional, pengertian kualitas audit, tinjauan peneliti terdahulu, dan kerangka pemikiran. Bab III

Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

Bab IV

Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta Pada bab ini menguraikan gambaran umum KAP di Yogyakarta yang menjadi responden penelitian, seperti alamat, nomor telepon/fax, emai/website, nomor register akuntan publik dan daftar akuntan publik yang terdaftar.

Bab V

Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini menguraikan hasil-hasil pengolahan data penelitian sekaligus pembahasannya.

Bab V

Penutup Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data, keterbatasan dalam penelitian, dan saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa mendatang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Audit 1. Pengertian Audit ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concept) dalam Halim (2008: 1) mendefinisikan auditing sebagai: Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Soekrisno (2012:4), “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembuktian dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Jadi Auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen untuk membuktikan bahwa laporan

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

keuangan yang telah disajikan secara wajar (bebas dari salah saji yang material). 2. Tujuan Audit Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) (2011, 110: 1), tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

3. Tipe Audit Menurut Mulyadi (2002: 30-32), auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan: audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. a. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan (financial statement audit) adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit dan dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemengang saham, kreditor dan Kantor Pelayanan Pajak. b. Audit Kepatuhan Audit kepatuhan (compliance audit) adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan. c. Audit Operasional Audit operasional (operational audit) merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagiandaripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

peningkatan, membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut. 4. Tipe Auditor Menurut

Halim

(2008:

11-12),

pada

umumnya

auditor

diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu Auditor Internal, Auditor Pemerintah, dan Auditor Independen. a. Auditor Internal Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit kepatuhan. b. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang bekerja di BPKP, BPK dan audior pemerintah yang bekerja di Direktorat Jenderal Pajak. c. Auditor Independen (Akuntan Publik) Auditor independen (independen auditor) adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

auditing profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang beerorientasi jasa, organisasi nirlaba, badan-badan pemerintah, maupun individu perseorangan. 5. Pengertian Akuntan Publik Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik ini diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Izin menjadi akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Untuk mengajukan permohonan menjadi akuntan publik, akuntan mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p Kepala pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki nomor register Negara untuk Akuntan. b. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang sah yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) atau perguruan tinggi yang terakreditasi IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik. c. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir. d. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP. e. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku. f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). g. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik. h. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. i. Menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia. j. Tidak berada dalam pengampuan. k. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

6. Pengertian Kantor Akuntan Publik Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah bada usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Badan usaha KAP dapat berbentuk: a. Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan. b. Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan (Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. c. Untuk mendirikan KAP, seseorang harus mendaftar pada Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal 5 Undang-undang No. 5 tahun 2011 tentang Perizinan Akuntan Publik. Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Memiliki izin akuntan publik. 2) Menjadi anggota IAPI. 3) Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register negara untuk akuntan. 4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi SPAP dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu. 5) Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP. 6) Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain. 7) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratanpersyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki NPWP KAP. b. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris. c. Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik. d. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik. e. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

f. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP. KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada penambahan kata “& Rekan” di belakangnya apabila jumlah akuntan publik pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang menggunakan singkatan atau penggalan nama. KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP dapat mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf nama KAP.

Partner

Manajer

Akuntan Senior Akuntan Yunior

Gambar I. Hirarki Kantor Akuntan Publik Sumber: Halim (2008: 17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan sebagai berikut: a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit. b. Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. c. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya. d. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan.

B. Fee Audit Menurut Soekrisno (2012: 46) dan Halim (2008: 36), besarnya fee yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya tergantung antara lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Menurut Soekrisno (2012: 47) dan Halim (2008: 37), komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak

lain.

Anggota

KAP

tidak

diperkenankan

untuk

memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi. Menurut SPAP Seksi 240.1 (2011), dalam hal melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan. Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku. Jadi fee audit adalah biaya yang dikeluarkan oleh klien atau imbalan jasa yang diterima oleh audior independen setelah melakukan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

C. Tenure Audit Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit-unit usaha/perusahaan atau instansi (Wijiastuti,2012). Di Indonesia masa pemberian jasa audit diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nmor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik Pasal 3 Ayat 1 membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Menurut Kartika, masa perikatan audit (tenure audit) adalah jangka waktu seorang auditor secara berturut turut dalam melaksanakan tugasnya mengaudit laporan keuangan kliennya. Jadi dapat disimpukan bahwa jangka waktu seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien disebut tenure audit dan di Indonesia ketentuannya telah dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan.

D. Skeptisme Profesional Auditor 1. Pengertian Skeptisme Profesional Auditor Skeptisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau ragu-ragu. Menurut Tuanakota (2013:321) skeptisme profesional adalah kewajiban auditor untuk menggunakan dan mempertahankan skeptisme profesional, sepanjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

periode penugasan. Terutama kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya kecurangan. Menurut Tuanakota (2013:321) ada beberapa petunjuk ringkas mengenai kewaspadaan profesional dalam menghadapi kemungkinan kecurangan yaitu: a. Sadari, manajemen selalu bisa membuat kecurangan 1) Manajemen

berada

dalam

posisi

meniadakan

(override)

pengendalian intern yang baik. 2) Anggota tim audit harus mengesampingkan keyakinan/kepercayaan mereka bahwa manajemen dan those charged with governance (TCWG) jujur dan punya integritas, sekalipun pengalaman dalam audit yang lalu menunjukan mereka jujur dan punya integritas. b. Sikap berfikir yang senantiasa mempertanyakan Buat penilaian kritis (critical assesment) tentang sah atau validnya bukti audit yang diperoleh. c. Waspada 1) Apakah bukti audit bertentangan dengan atau mempertanyakan keandalan? 2) Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor? 3) Semua informasi lain yang diperoleh dari manajemen? d. Terapkan kehati-hatian Jangan: 1) Abaikan/sepelekan situasi aneh/luar biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

2) Menggeneralisasi kesimpulan mengenai mengamatan audit. 3) Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelakanaan dan luasnya prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil atau temuannya. 4) Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan atau kepercayaan manajemen jujur dan punya integritas. 5) Terima representasi dari manajemen sebagai substitusi/pengganti dari bukti audi yang cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.

E. Kualitas Audit Menurut Soekrisno (2008: 43), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Ada 8 (delapan) prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia yang harus dipatuhi yaitu: 1. Tanggung Jawab Profesi Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

3. Integritas Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas setinggi mungkin. 4. Objektivitas Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5. Kompetensi dan Kehati-Hatian Profesional. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mrngungkapkannya. 7. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Auditing dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAPI. Menurut SPAP Seksi 150.1 (2011). Standar auditing terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. a. Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam

semua

hal

yang

berhubungan

dengan

perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) unsur-unsur kualitas laporan adalah sebagai berikut: a) Tepat waktu

c) Akurat

b) Lengkap

d) Objektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

e) Meyakinkan

g) Ringkas

f) Jelas Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dalam mengaudit dan melaporkan laporan keuangan dengan sebaik mungkin dan bertanggung jawab pada kepercayaan masyarakat. Kualitas ini sangat penting dalam hasil audit karena hasil dari audit akan mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Hamid (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Tenure KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian studi kasus pada perusahaan manufaktur di BEI. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan masa perikatan 3 (tiga) tahun tidak lebih berkualitas daripada KAP dengan masa perikatan kurang dari 3 tahun. KAP Big Four atau Internasional lebih berkualitas daripada KAP non Big Four atau non Internasional. 2. Indah (2014), dengan judul penelitian ”Pengaruh Integritas dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih ada beberapa auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

yang tidak selalu bersikap jujur dan berani, agar auditor harus selalu berani dan jujur, sebaiknya dilakukan pengawasan agar setiap auditor yang melaksanakan audit bisa menjaga kejujuran, keberanian dan tetap patuh pada aturan yang ada, sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik. Ada beberapa auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) yang belum memiliki sikap skeptisme, auditor harus lebih kritis, teliti, dan lebih peka terhadap kecurangan yang dilakukan manajemen agar dapat menemukan bukti-bukti yang akurat dan menghasilkan kualitas audit yang baik. Selain itu seorang auditor diharuskan sering mengikuti pelatihan dan melakukan evaluasi agar dapat menumbuhkan sikap skeptisme

profesionalnya

dalam

mendeteksi

kecurangan

dan

pelanggaran dalam laporan keuangan klien. Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik karena masih adanya beberapa auditor yang belum memiliki integritas dan skeptisme profesional auditor yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Maka auditor perlu meningkatkan sikap kritis,teliti, jujur, tidak memihak, selalu objektif dan berani dalam bertindak agar disetiap pelaksanaan audit tidak terjadi kecurangan dan kesalahan yang menyebabkan kualitas audit dipertanyakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

3. Wijiastuti (2012), dengan judul penelitian “Analisis Persepsi Auditor atas Pengalaman Auditor dan Tenure Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Yogyakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman auditor, tenure audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, serta pengelaman auditor dan tenure audit secara bersama-sama juga berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 4. Nugraheni dan Suzan (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian studi kasus di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit akuntan publik di Kota Bandung, sedangkan Audit fee berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada kualitas audit akuntan publik di Kota Bandung. 5. Purba (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Fee Audit dan Pengalaman Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Wilayah Bandung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh terhadap Kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung, dimana fee audit yang diterima tinggi maka akan membuat kualitas audit yang dihasilkan menjadi baik. KAP yang menerima fee yang tinggi akan cenderung melakukan audit dengan seksama dan benar sehingga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

menghasilkan kualitas audit yang baik. Sementara dengan pengalaman auditor eksternal yang banyak dalam melakukan audit maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Fee Audit dan Pengalaman Auditor Eksternal secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Fee Audit yang sesuai serta Pengalaman Auditor Eksternal yang banyak akan membuat kualitas audit yang dihasilkan baik dan memuaskan. Namaun kurangnya kesadaran atas resiko audit dan masih kurangnya pengalaman bidang audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung akan membuat kualitas audit yang dihasilkan kurang baik. 6. Anugerah dan Akbar (2011), dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di Inspektorat Se-Provinsi Riau. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan skeptisme professional auditor Inspektorat berpengaruh terhadap kualitas auditnya, sementara kompleksitas tugas para auditor Inspektorat tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas audit mereka. 7. Adnyani, Atmaja dan Herawati (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh

Skeptisme

Profesional

Auditor,

Independensi,

dan

Pengalaman Auditor Terhadap Tanggungjawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan” yang melakukan penelitiann studi kasus pada Kantor Akuntan Publik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

Wilayah Bali. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa skeptisme professional, independensi dan pengalaman auditor berpengaruh signifikan

terhadap

tanggungjawab

auditor

dalam

mendeteksi

kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. 8. Anwar (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh Fee Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Audit terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di IAPI. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti kompleksitas tugas yang dihadapi dan motivasi auditor. Terdapat hubungan kuat antara fee audit dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila fee audit yang diterima oleh auditor meningkat, maka kualitas auditnya pun akan meningkat. Fee audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di IAPI berada dalam kategori yang cukup tinggi. Tekanan anggaran waktu audit memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pengalaman auditor dan kompetensi auditor. Terdapat hubungan yang sedang antara tekanan anggaran waktu audit dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila tekanan anggaran waktu audit meningkat maka kualitas auditnya akan menurun. Tekanan anggaran waktu audit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

dikategorikan tinggi pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di IAPI. 9. Rusyanti (2010), dengan judul penelitian “Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme Auditor, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Wilayah Jakarta Utara menyatakan bahwa skeptisme profesional seorang auditor, profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditnya. 10. Saputri (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Yogyakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel skeptisme profesional, pengalaman, fee audit terhadap kualitas audit, baik secara parsial maupun simultan. 11. Taringan (2013),

dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi,

Etika dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Wilayah Jakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara kompetensi dan kualitas audit, etika profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dan fee audit juga berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa fee audit tidak selalu berpengaruh terhadap kualitas audit, namun tenure audit dan skeptisme profesional auditor cenderung berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

terhadap kualitas audit sehingga semakin lama tenure audit KAP maka kualitas auditnya semakin buruk dan sikap skeptisme audior pun bisa berkurang.

G. Kerangka Pemikiran 1. Hubungan Fee Audit dengan Kualitas Audit Menurut Soekrisno (2012: 46) menyatakan bahwa besarnya fee yang diterima oleh akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit yang dinyatakan dalam kalimat berikut. “Anggota

Kantor

Akuntan

Publik

tidak

diperkenankan

mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi”. Menurut Kartika (2013) yang melakukan penelitian Survey di Kantor Akuntan Publik wilayah Bandung menyatakan bahwa fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Menurut Hartadi (2009) dalam penelitiannya dengan judul penelitian Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa

bahwa Fee audit

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 2. Hubungan Tenure Audit dengan Kualitas Audit Khususnya di Indonesia, masalah audit tenure atau lamanya hubungan dengan klien telah diatur oleh Menteri Keuangan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan Menteri Keuangan membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Pembatasan ini dimaksudkan agar hubungan klien dengan auditor tidak terlalu dekat sehingga dapat mencegah terjadinya kasus kecurangan akuntansi. Namun ada beberapa perbedaan penjelasan dalam hasil penelitian terdahulu yang dinyatakan sebagai berikut. Menurut Kartika (2013) yang melakukan penelitian Survey di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Bandung menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 3. Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dengan Kualitas Audit Menurut Tuanakota (2013:321) skeptisme profesional adalah kewajiban

auditor

untuk

menggunakan

dan

mempertahankan

skeptisme profesional, sepanjang periode penugasan. Terutama kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya kecurangan. Tuanakota (2011:94) menyatakan sikap skeptisme profesional auditor akan mempengaruhi perilaku sikap skeptismenya dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas audit. Indah (2014) dengan judul ”Pengaruh Integritas dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit” di Kantor Akuntan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) menunjukkan bahwa skeptisme professional auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Ketika seorang auditor kehilangan skeptisme profesionalnya maka hasil dari auditnya dapat dipertanyakan. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut.

Fee Audit (X1)

Tenure Audit (X2)

Kualitas Audit (Y)

Skeptisme Auditor (X3)

Gambar II. Kerangka Pemikiran Sumber: Halim (1995), Soekrisno (2012), Wijiastuti (2012), Noviyanti (2008), Rusyanti (2010), IAPI (2011), Tuanakotta (2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu menggunakan data yang diperoleh langsung dari auditor yang menjadi responden. Hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk mewakili seluruh auditor yang ada di Indonesia karena penelitian ini menggunakan sampel auditor di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mengenai fee audit, tenure (masa perikatan) audit, skeptisme profesional auditor dan kualitas audit.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2016.

D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dimana model analisisnya menggunakan analisis statistik.

E. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode convinience sampling (pengambilan sampel secara nyaman) yaitu dengan cara memilih auditor–auditor secara bebas sekehendak peneliti berdasarkan data yang diperoleh.

F. Data Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari jawaban atas instrumen yang penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada responden yang akan menjadi sampel penelitian. Data sekunder juga meliputi dokumendokumen Kantor Akuntan Publik seperti alamat dan nomor telepon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket (kuesioner) yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh auditor di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari sejumlah pertanyaan yang bersifat umum atau yang berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan fee audit, tenure audit, skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan dan pernyataan.

H. Definisi Operasional Variabel Operasional Variabel adalah bagaimana menemukan

dan mengukur

variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Jawaban yang didapat akan dibuat skor tertinggi 5 (lima) dan terendah 1 (satu). Untuk jawabannya yaitu sangat tidak setuju (STS) = skor 1, tidak setuju (TS) = skor 2, ragu-ragu (R) = skor 3, setuju (S) = skor 4 dan sangat setuju (SS) = skor 5. Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel independen (bebas) dan variabel depeden (terikat). Definisi operasional masing-masing variabel sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

1. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel bebas dan mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah fee audit (X1), tenure audit (X2) dan skeptisme profesional auditor (X3). a. Fee Audit (X1) Biaya jasa audit menentukan kualitas audit yang dilakukan oleh KAP (Rosnidah, 2010). Ada 4 (empat) faktor dominan yang `menentukan fee audit yaitu keuangan, lingkungan, karakteristik operasi dan kegiatan auditor eksternal (Halim, 1995). Untuk mengetahui hubungan fee audit dengan kualitas audit digunakan indikator berikut: (a) keuangan (struktur biaya KAP yang bersangkutan), (b) lingkungan, (c) karakteristik operasi, (d) kegiatan auditor eksternal, (e) risiko penugasan, (f) kompleksitas jasa yang diberikan. (g) Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa audit. Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan skala likert 5 poin (Halim, 1995 dan Soekrisno, 2012). Adapun penjelasan dari masing-masing indikator dan instrumen penelitian sebagai berikut. 1) Keuangan (struktur biaya KAP yang bersangkutan) Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Struktur keuangan

KAP

tempat

saya

bekerja

menjadi

auditor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

mempengaruhi fee yang saya terima. Kriteria Gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit sama sekali tidak mempengaruhi fee yang responden diterima. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit tidak mempengaruhi fee yang responden terima. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden terkadang struktur keuangan KAP yang mengaudit mempengaruhi fee yang responden terima dan terkadang tidak mempengaruhi fee yang responden terima. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit mempengaruhi fee yang responden terima. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit sangat mempengaruhi fee yang responden terima. 2) Lingkungan Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Klien selalu menyanggupi pembayaran fee yang saya tawarkan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika klien tidak pernah menyanggupi pembayaran fee sesuai yang responden tawarkan. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika klien tidak selalu menyanggupi pembayaran fee sesuai yang responden tawarkan. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika klien terkadang menyanggupi pembayaran fee sesuai yang responden tawarkan namun terkadang tidak. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika klien terkadang pernah menyanggupi pembayaran fee sesuai yang responden tawarkan. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika selalu menyanggupi pembayaran fee sesuai yang responden tawarkan namun terkadang tidak. 3) Kegiatan auditor eksternal Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Saya melakukan audit sesuai dengan fee yang saya terima. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika responden selalu melakukan audit sesuai dengan standar yang berlaku bukan berdasarkan fee yang diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika responden melakukan audit sesuai dengan standar yang berlaku bukan berdasarkan fee yang diterima. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika responden terkadang melakukan audit sesuai dengan standar yang berlaku bukan berdasarkan fee yang diterima namun pernah juga berdasarkan fee yang diterima. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika responden melakukan audit berdasarkan fee yang diterima. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika responden selalu melakukan audit berdasarkan fee yang diterima. 4) Risiko penugasan Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Semakin besar risiko penugasan yang saya hadapi, maka semakin tinggi fee yang saya peroleh. Kriteria Gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan yang dihadapi sama sekali tidak mempengaruhi fee yang diperoleh responden. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

yang dihadapi tidak mempengaruhi fee yang diperoleh responden. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden terkadang semakin besarnya risiko penugasan yang dihadapi mempengaruhi fee yang responden terima dan terkadang tidak mempengaruhi fee yang responden terima. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan yang dihadapi mempengaruhi fee yang responden terima. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan yang dihadapi sangat mempengaruhi fee yang responden terima. 5) Kompleksitas jasa yang diberikan dan karakteristik operasi Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Sebagai auditor, semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien saya maka saya akan menawarkan fee yang lebih tinggi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien, auditor sama sekali tidak pernah menawarkan fee yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien, auditor tidak menawarkan fee yang lebih tinggi. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien maka auditor menawarkan fee yang lebih tinggi namun pernah tidak menawarkan fee yang lebih tinggi. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien maka auditor juga menawarkan fee yang lebih tinggi. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien maka auditor selalu menawarkan fee yang lebih tinggi. 6) Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa audit. Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Biasanya fee yang saya dapatkan sesuai dengan tingkat keahlian yang saya gunakan dalam mengaudit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden fee yang didapatkan sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

sekali tidak dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden fee yang didapatkan tidak dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden terkadang fee yang didapatkan dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit terkadang tidak. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden fee yang didapatkan biasanya dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden fee yang didapatkan selalu dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit. b. Tenure Audit (X2) Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit-unit usaha/perusahaan atau instansi (Wijiastuti, 2012). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik Pasal 3 Ayat 1 membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Tujuan dari adanya pembatasan ini agar akuntan publik tidak memiliki hubungan terlalu dekat dengan klien dan mencegah terjadinya kecurangan akuntansi. Untuk mengetahui lama hubungan auditor dengan klien digunakan indikator berikut: (1) Lama bekerja sebagai auditor; (2) Lama auditor berhubungan dengan klien, (3) Lamanya mengaudit klien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 7 (tujuh) item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan skala likert 5 poin (Wijiastuti,2012). Adapun penjelasan dari masingmasing indikator dan instrumen penelitian sebagai berikut. 1) Lama bekerja sebagai auditor Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu: a) Semakin banyak jumlah klien yang saya audit, menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit tidak pernah menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

diaudit tidak menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit terkadang menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit selalu menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. b) Lama bekerja sebagai auditor, membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor tidak pernah membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor pernah membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor terkadang membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor selalu membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. 2) Lama auditor berhubungan dengan klien Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu: a) Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien tersebut. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika responden sama sekali tidak pernah berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika responden terkadang berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika responden pernah bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien. Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika selalu bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien. b) Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan, saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika responden tidak pernah melaporkan semua kesalahan klien yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien. Skor 2: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika responden tidak melaporkan

semua kesalahan klien yang

ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien. Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika responden terkadang melaporkan semua kesalahan klien yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

Skor 4: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika responden pernah melaporkan semua kesalahan klien yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien. Skor 5: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika responden selalu melaporkan kesalahan klien yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien. c) Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika responden selalu memiliki hubungan dengan klien lebih dari 3 tahun. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika responden memiliki hubungan dengan klien lebih dari 3 tahun. Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika responden pernah memiliki hubungan dengan klien lebih dari 3 tahun namun pernah juga memiliki hubungan dengan klien paling lama 3 tahun. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika responden pernah memiliki hubungan dengan klien paling lama 3 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika responden selalu memiliki hubungan dengan klien paling lama 3 tahun. 3) Lamanya mengaudit klien Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu: a) Sebagai auditor, saya mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden dia tidak pernah mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden dia tidak mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit. Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden dia terkadang mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit namun pernah juga tidak mampu. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden dia mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden dia selalu mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit. b) Menurut pendapat saya selaku auditor, lamanya mengaudit klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden lamanya mengaudit klien sama sekali tidak tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit. Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden lamanya mengaudit klien tidak tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit. Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden lamanya mengaudit klien tidak tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit namun terkadang bisa tergantung dari kesiapan klien memberikan data. Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden lamanya mengaudit klien tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden lamanya mengaudit klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit. c. Skeptisme Profesional Auditor (X3) Skeptisme profesional auditor merupakan indikator dalam hal kualitas audit seorang auditor dalam mengevaluasi bukti audit secara terus menerus dan auditor tersebut mampu menemukan pelanggaranpelanggaran yang ada pada laporan keuangan (Rusyanti, 2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan skala likert 5 poin (Rusyanti, 2010). 1) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptisme terhadap proses audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika responden tidak pernah mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika responden tidak mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika responden terkadang pernah mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika responden mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika responden selalu mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit. 2) Sikap skeptisme berpengaruh dalam menemukan pelanggaranpelanggaran dalam laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden sikap skeptisme tidak pernah berpengaruh

dalam

menemukan

pelanggaran-pelanggaran

dalam laporan keuangan. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden sikap skeptisme tidak berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden sikap skeptisme terkadang berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi

responden

sikap

skeptisme

dalam

pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan.

menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden sikap skeptisme selalu berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan 3) Auditor dalam mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit tidak selalu harus menggunakan sikap skeptisme. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit tidak harus menggunakan sikap skeptisme. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit terkadang harus menggunakan sikap skeptisme. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptisme. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit selalu harus menggunakan sikap skeptisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

4) Tuntutan

profesional

seorang

auditor

dalam

mengaudit

mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor

dalam

mengaudit

tidak

pernah

mengakibatkan

tumbuhnya sikap skeptisme. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit tidak mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit

terkadang

mengakibatkan

tumbuhnya

sikap

skeptisme. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit selalu mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

5) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak selalu diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu diharapkan mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. 6) Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit sama sekali bukan merupakan faktor sikap skeptisme. b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit bukan merupakan faktor sikap skeptisme. c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit terkadang merupakan faktor sikap skeptisme. d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptisme. e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor bersikap cermat dan seksama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

dalam melaksanakan tugas audit selalu menjadi faktor sikap skeptisme. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang terikat atau yang dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa profesi bertanggungjawab kepada klien, masyarakat umum dan aturan – aturan. Kualitas audit seorang auditor diharapkan dapat menemukan salah saji material dalam laporan keuangan klien dan laporan keuangan bisa diterima oleh pihak eksternal perusahaan atau para pemakai laporan keuangan yang berkepentingan (Rusyanti,2010). Kualitas audit adalah segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Irawati, 2011). Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 11 (sebelas) item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan skala likert 5 poin (Rusyanti, 2010). a. Pendidikan

yang

berhubungan

dengan

profesi

auditor

dapat

meningkatkan kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor tidak pernah dapat meningkatkan kualitas audit 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor tidak dapat meningkatkan kualitas audit 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor terkadang dapat meningkatkan kualitas audit 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor dapat meningkatkan kualitas audit. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor selalu dapat meningkatkan kualitas audit. b. Pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden pengalaman tidak pernah menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden pengalaman bukan pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden pengalaman terkadang menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden pengalaman selalu menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. c. Auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit d. Auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. e. Auditor dituntut independen dalam proses audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut independen dalam proses audit. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut independen dalam proses audit. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut independen dalam proses audit. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut independen dalam proses audit. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor dituntut independen dalam proses audit. f. Auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. g. Auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. h. Auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak penah dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut objektif dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. i. Auditor

selalu

mendahulukan

kepentingan

publik

daripada

kepentingan pribadi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban

STS

jika

bagi

responden

auditor

tidak

selalu

mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. j. Auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. k. Auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut. 1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. 2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS jika bagi responden auditor tidak dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. 3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika bagi responden auditor terkadang dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. 4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi responden auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. 5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS jika bagi responden auditor selalu dituntut mempunyai rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun ringkasan dari definisi operasionel variabel sebagai berikut. 1. Variabel Independen (X) terdiri dari tiga variabel yaitu: a. Fee Audit (X1) Instrumen yang digunakan untuk mengukur fee audit terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan sebagai berikut. 1) Struktur keuangan KAP yang saya audit mempengaruhi fee yang saya terima. 2) Semakin besar risiko penugasan yang saya hadapi, maka semakin tinggi fee yang saya peroleh. 3) Sebagai auditor, semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien saya

maka saya akan menawarkan fee yang lebih

tinggi. 4) Biasanya Fee yang saya dapatkan sesuai dengan tingkat keahlian yang saya gunakan dalam mengaudit. 5) Saya melakukan audit sesuai dengan fee yang saya terima. 6) Klien selalu menyanggupi pembayaran fee yang saya tawarkan. Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner nomor 1-6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

b. Tenure Audit (X2) Instrumen yang digunakan untuk mengukur tenure audit terdiri dari 7 (tujuh) item pertanyaan sebagai berikut. 1) Sebagai auditor, saya mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit. 2) Menurut pendapat saya selaku auditor, lamanya mengaudit klien

sangat

tergantung

dari

kesiapan

klien

dalam

memberikan data untuk keperluan audit. 3) Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien tersebut. 4) Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan, saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. 5) Auditor sebaiknya memilki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. 6) Semakin banyak jumlah klien yang saya audit, menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. 7) Lama bekerja sebagai auditor, membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit. Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner nomor 7-13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

c. Skeptisme Profesional Auditor (X3) Instrumen yang digunakan untuk mengukur skeptisme profesional auditor terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan sebagai berikut. 1) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptisme terhadap proses audit. 2) Sikap

skeptisme

berpengaruh

dalam

menemukan

pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan. 3) Auditor

dalam

mengevaluasi

temuan

audit

harus

menggunakan sikap skeptisme. 4) Tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme. 5) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan. 6) Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptisme. Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner nomor 14-19. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen penelitian ini adalah kualitas audit. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas audit terdiri dari 11 (sebelas) item pertanyaan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

1) Pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor dapat meningkatkan kualitas audit. 2) Pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit. 3) Auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit. 4) Auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit. 5) Auditor dituntut independen dalam proses audit. 6) Auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material. 7) Auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. 8) Auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan. 9) Auditor selalu mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi. 10) Auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut. 11) Auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner nomor 20-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrumen Penelitian Setelah instrumen selesai disusun, selanjutnya harus diyakinkan bahwa instrumen tersebut memang benar-benar dapat mengukur senyatanya (actually) dan seakuratnya (accurately) terhadap konsep yang diukur. Pengukuran konsep senyatanya berhubungan dengan validitas, dan pengukuran seakuratnya berhubungan dengan reliabilitas (Wiyono, 2011: 111). Pengujian validitas dan reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistic 23. a. Uji Validitas Instrumen yang valid artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Konsep mengenai validitas dikenal dengan adanya validitas eksternal dan validitas internal. Pengukuran validitas eksternal berhubungan dengan hasil penelitian, sedangkan validitas internal meliputi: validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk (Wiyono, 2011: 111). Validitas dapat dihitung dengan rumus berikut.

Keterangan: Rxy

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N

= jumlah subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

= jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah perkalian x dan y = kuadrat dari x = kuadrat dari y Hasil perhitungan rxy akan diuji validitasnya dengan taraf kesalahan 0,05 atau 5%, jika rxy lebih besar dari rtabel maka item soal tersebut valid (Wiyono, 2011: 119). b. Uji Realibilitas Uji reabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas koesioner jika digunakan sari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reabilitas instrumen penelitian diuji menggukanan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Data akan diuji reabilitasnya dengan taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dinyatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. (Wiyono, 2011: 124). Adapun rumus yang digunakan adalah:

Keterangan: = Cronbach’s Coefficient Alpha reliabilitas instrumen K

= Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

= Total dari varian masing-masing pecahan = Varian dari total skor (Wiyono, 2011: 116).

2.

Uji Hubungan Antar Variabel Setelah diuji validitas dan reabilitas, maka untuk menguji hubungan antar variabel digunakan uji korelasi spearman Korelasi spearman

.

bisa digunakan untuk pengukuran korelasi

pada statistik non-parametrik (data bisa ordinal) (Santoso, 2012: 329). Korelasi ini juga digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2009: 356). Menurut Sanusi (2011: 151) untuk menyatakan kuat-tidaknya hubungan antar peringkat, dapat digunakan aturan guilfford (guilfford’s empirical rule) sebagai berikut. Koefisien Korelasi 0  < 0,2

Kekuatan Hubungan dapat diabaikan

≥ 0,2  < 0,4

lemah

≥ 0,4  < 0,7

sedang

≥ 0,7  < 0,9

kuat

≥ 0,9  < 1,0

sangat kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

Adapun cara pengujian menggunakan korelasi spearman sebagai berikut. 1. Pembuatan hipotesis. Menurut Kinney, Jr (1986) dalam buku Jogiyanto (2013) hipotesis adalah prediksi tentang fenomena. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut. : Tidak terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit. : Terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit. : Tidak terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit. : Terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit. : Tidak terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. : Terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. 2. Menentukan kriteria pengujian. 1) Koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai rtabel (korelasi tabel). a) Apabila koefisien korelasi > rtabel, maka ada korelasi yang signifikan (Ha diterima). a. Apabila koefisien korelasi < rtabel, maka tidak ada korelasi yang signifikan (Ho diterima) (Samian, 2008). b. Melihat Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) (Wiyono, 2011: 394).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

a) Apabila Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) < 0,025 maka ada korelasi yang signifikan (Ho ditolak). b) Apabila Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) < 0,025 maka tidak ada korelasi yang signifikan (Ho diterima) Koefisien korelasi peringkat spearman bernilai -1 < rs < 1. Nilai 1 menunjukkan korelasi positif sempurna antar peringkat dengan arah yang sama, sedangkan nilai -1 menunjukkan korelasi negatif sempurna antarperingkat dengan arah berlawanan. Adapun nilai koefisien korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan antar peringkat. 3. Melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 23. 4. Membuat kesimpulan. Pengambilan keputusan statistiknya dapat digunakan 2 cara yaitu dengan melihat koefisien korelasi dan Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) (Wiyono, 2011: 394).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA Penelitian ini dilakukan di lima (5) Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 31 Januari 2015 karena dari delapan (8) KAP yang ada tiga (3) KAP menolak izin untuk dijadikan tempat penelitian. Adapun daftar KAP yang menjadi responden sebagai berikut.

A. Kantor Akuntan Publik Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and Partners (KKSP & PARTNERS) Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and Partners (KKSP & PARTNERS) adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berdiri di Yogyakarta pada tahun 2015. KAP baru ini ada setelah merger antara KAP Kumalahadi, KAP Kuncara dan KAP Sugeng Pramudji. Sugeng Pramudji telah beroperasi sejak pertama kali di legalisasi oleh Kementerian Keuangan (KEMENKEU) tahun 1985, Kumalahadi mendapatkan lisensi pada tahun 1990 dan Kuncara telah berpengalaman bekerja di Delloite lebih dari lima (lima) tahun di bidang Auditing dan juga di KAP yang berada di Jakarta dan Yogyakarta. Adapun pelayanan yang diberikan oleh KAP seperti Financial Statement Audit, Special Audit, Due Diligence, Financial Accounting, System dan Process Assurance. Partner

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

dari KAP ini yaitu Kumalahadi, Kuncara, Soegeng Pramudji dan Tjoepit Samiadji. KAP ini berkedudukan di Jalan Kranji No.90 Serang Baru, Mudal, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Email: [email protected], [email protected], dan [email protected], website: kksppartners.com. Land line: (0274) 446-3648, mobile: 0812-2796-796, Pusat informasi: Jalan Godean Km.5 No.104 Godean Yogyakarta 55292, land

line:

(0274)

530-5200

/

0813-2775-8927,

email:

[email protected].

B.

Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar, Muntalib & Yunus Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Bismar, Muntalib & Yunus berkedudukan di Jalan Soka No. 24, Baciro, Yogyakarta 55225. Telepon: (0274) 551-813, fax: (0274) 589-079. Jumlah akuntan publik yang terdaftar sebanyak satu orang yaitu Drs. Abdul Munthalib, Ak dengan nomor register akuntan publik D-2355.

C.

Kantor Akuntan Publik Drs. Soeroso Donosapoetro, MM Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Soeroso Donosapoetro didirikan pada tanggal 25 Juni 2004 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-254/KM.6/2004 tanggal 25 Juni 2004. Kantor berkedudukan di Jalan Beo No. 49 Demangan Baru Yogyakarta

55281.

Telepon/fax:

(0274)

589-283,

email:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

[email protected]. Tujuan didirikannya KAP ini adalah memberikan jasa atestasi maupun non-atestasi. Jumlah akuntan publik yang terdaftar sebanyak satu orang yaitu Drs. Soeroso Donosapoetro, Ak dengan nomor register akuntan publik D-788.

D.

Kantor Akuntan Publik Drs. Hadiono Kantor berkedudukan di Jalan Kusbini No. 27 Yogyakarta. Telepon: (0274) 555-100, fax: (0274) 555-101. Jumlah akuntan publik yang terdaftar sebanyak satu orang yaitu Drs. Hadiono dengan nomor register akuntan publik D-6355.

E.

Kantor Akuntan Publik Indarto Waluyo Kantor berkedudukan di Jalan Ring Road Timur No. 33, Wonocatur, Yogyakarta. Telepon: (0274) 927-6429, fax: (0274) 830-6123. Jumlah akuntan publik yang terdaftar sebanyak satu orang yaitu Indarto Waluyo. M.Acc.,Akt.,CPA dengan nomor register akuntan publik D-16292.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Sampel

diambil

dengan

metode

convenience

sampling

dengan

mempertimbangkan waktu dan kemudahan memperoleh data. Penulis menyebarkan 50 kuesioner ke 8 KAP di wilayah Yogyakarta. Namun izin penelitian hanya diterima oleh 5 KAP. Data penyebaran kuesioner, dideskripsikan pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner No.

Nama KAP

Wilayah

1. Kuncara (KKSP dan Rekan) 2. Soeroso Donosapoetro 3. Drs. Hadiono 4. BMY 5. Indarto Waluyo 6. Drs. Henry dan Sugeng 7. Kumalahadi 8. Doli, Bambang & Rekan Total Sumber: Data yang diolah, 2016

Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta

Jumlah Kuesioner 5 5 10 5 5 8 7 5 50

Semua kuesioner yang disebar sebanyak 50 buah sedangkan yang ditolak sebanyak 20 buah atau 40%. Kuesioner yang kembali dengan lengkap dan dapat diolah yaitu sebanyak 30 buah atau 60%. Gambaran mengenai data sampel dan tingkat pengembaliannya dapat dilihat pada tabel 5.2.

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

Tabel 5.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Keterangan Penyebaran Kuesioner Kuesioner yang kembali dan dapat diolah Kuesioner yang ditolak Sumber: Data yang diolah, 2016

Jumlah 50 30 20

Persentase 100% 60% 40%

B. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP wilayah Yogyakarta. Berikut ini deskripsi profil responden terdiri dari jabatan, lama pengalaman kerja di bidang audit, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus, tingkat pendidikan formal dan sertifikat/gelar profesi. 1. Deskripsi responden berdasarkan jabatan Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden Jabatan Jumlah Partner 1 orang Auditor Senior 11 orang Auditor Junior 17 orang Lain-lain (IT) 1 orang Total 30 orang Sumber: Data yang diolah, 2016

Persentase 3% 37% 57% 3% 100%

Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa mayoritas jabatan responden adalah auditor junior sebanyak 17 orang atau 57% dan auditor senior sebanyak 11 orang atau 37%. Responden yang menduduki jabatan partner sebanyak 1 orang atau 3% dan yang menduduki jabatan lain-lain (IT) sebanyak 1 orang atau 3%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

2. Deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman kerja di bidang audit Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja di Bidang Audit Lama Pengalaman Kerja di Bidang Audit < 1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun >4 tahun Total Sumber: Data yang diolah, 2016

Jumlah

Persentase

13 orang 5 orang 3 orang 6 orang 3 orang 30 orang

43% 17% 10% 20% 10% 100%

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa lama pengalaman kerja responden di bidang audit mayoritas < 1 tahun sebanyak 13 orang atau 43%. Responden yang memiliki lama pengalaman kerja di bidang audit 1-2 tahun sebanyak 5 orang atau 17%, yang memiliki lama pengalaman kerja di bidang audit 2-3 tahun sama dengan yang memiliki lama pengalaman kerja > 4 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 10%. Sisanya sebanyak 6 orang responden memiliki pengalaman kerja di bidang audit selama 3-4 tahun. 3. Deskripsi responden berdasarkan keahlian khusus Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Keahlian Khusus Keahlian Khusus Analisis Sistem Konsultan Pajak Konsultan Manajemen Tidak Memiliki Keahlian Khusus Total Sumber: Data yang diolah, 2016

Jumlah 12 5 1 15

Persentase 36% 15% 3% 45%

33

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa ada responden yang memiliki lebih dari satu keahlian khusus. Namun mayoritas responden yang tidak memiliki keahlian khusus sebanyak 15 atau 45%. Responden yang memiliki keahlian analisis sistem sebanyak 12 atau 36%, konsultan pajak sebanyak 5 atau 15% dan konsultan manajemen sebanyak 1 orang atau 3%. 4. Deskripsi responden berdasarkan lama menekuni keahlian khusus Tabel 5.6 Data Responden Berdasarkan Lama Menekuni Keahlian Khusus Lama Menekuni Jumlah Keahlian Khusus < 1 tahun 8 orang 1-2 tahun 12 orang >3 tahun 0 orang Total 20 orang Sumber: Data yang diolah, 2016

Persentase 40% 60% 0% 100%

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menekuni keahlian khusus selama 1-2 tahun sebanyak 12 orang atau 60% sedangkan yang menekuni keahlian khusus <1 tahun sebanyak 8 orang atau 40%. 5. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal Tabel 5.7 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Lama Menekuni Keahlian Khusus D3 S1 S2 S3 Total Sumber: Data diolah, 2016

Jumlah 0 orang 30 orang 0 orang 0 orang 30 orang

Persentase 0% 100% 0% 0% 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

Berdasarkan tabel 5.7 di atas diperoleh informasi bahwa semua responden memiliki tingkat pendidikan formal Strata Satu (S1) sebanyak 30 orang atau 100% dan mayoritas bergelar Sarjana Ekonomi (SE). 6. Deskripsi responden berdasarkan sertifikat/gelar profesi Tabel 5.8 Data Responden Berdasarkan Responden Berdasarkan Sertifikat/Gelar Profesi Sertifikat/Gelar Profesi CA Akt CPA MAFIS Tidak Memiliki Gelar Profesi Total Sumber: Data diolah, 2016

Jumlah 2 orang 8 orang 20 orang

Persentase 7% 27% 0% 0% 67%

30 orang

100%

Berdasarkan tabel 5.8 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar dari responden tidak memiliki gelar profesi sebanyak 20 orang atau 67%. Responden yang memiliki gelar Akt sebanyak 8 orang atau 27% dan Chartered Accountant (CA) 2 orang atau 7%. Sedangkan tidak ada responden yang memiliki gelar Certified Public Accountant (CPA) dan Master of Accoutancy and Financial Information Systems (MAFIS).

C. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item pertanyaan dengan skor totalnya. Adapun ketentuannya jika rhitung>rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid (Wiyono, 2011: 119).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

Tabel-tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: fee audit, tenure audit, skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Pada tabel 5.9 berikut disajikan hasil uji validitas data hasil statistik variabel fee audit. Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit Butir Pertanyaan rhitung rtabel 0.818 0.361 Item1 0.903 0.361 Item2 0.686 0.361 Item3 0.794 0.361 Item4 0.895 0.361 Item5 0.922 0.361 Item6 Sumber: Data yang diolah, 2016

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa variabel fee audit terdiri atas 6 butir pertanyaan yang keseluruhannya adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya. Pada tabel 5.10 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji statistik variabel tenure audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

Tabel 5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit Butir Pertanyaan Rhitung Item7 0,752 0,541 Item8 Item9 0,545 0,043 Item10 Item11 0,193 0,597 Item12 Item13 0,809 Sumber: Data yang diolah, 2016

rtabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Keterangan Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa variabel tenure audit terdiri atas 7 butir pertanyaan. Item 10 dan item 11 tidak valid karena memiliki rhitungrtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa lima butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya sedangkan yang lain tidak. Pada tabel 5.11 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji statistik variabel skeptisme profesional auditor. Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor Butir Pertanyaan Rhitung Item14 0.704 0.877 Item15 Item16 0.877 0.878 Item17 Item18 0.913 0.755 Item19 Sumber: Data yang diolah, 2016

Rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa variabel skeptisme profesional auditor terdiri atas 6 butir pertanyaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

keseluruhannya adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya. Pada tabel 5.12 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji statistik variabel kualitas audit. Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit Butir Pertanyaan rhitung 0.843 Item20 0.784 Item21 0.750 Item22 0.817 Item23 0.813 Item24 0.913 Item25 0.765 Item26 0.754 Item27 0.741 Item28 0.568 Item29 0.702 Item30 Sumber: Data yang diolah, 2016

Rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.12 menjelaskan bahwa variabel kualitas audit terdiri atas 11 butir pertanyaan yang keseluruhannya adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya.

2. Hasil Uji Reabilitas Pengujian reabilitas menggunakan rumus Alpha. Adapun ketentuan pengujian Cronbach’s Alpha, bahwa suatu instrumen dinyatakan reliabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

jika nilai alpha > r kritis product moment. Jadi, jika nilai alpha > rtabel berarti instrumen reliabel dan jika nilai alpha < rtabel berarti instrumen tidak reliabel (Wiyono, 2011: 126).

Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Jumlah Butir Pertanyaan 6 6

Fee Audit (X1) Tenure Audit (X2) Skeptisme Profesional 6 Auditor (X2) Kualitas Audit (Y) 11 Sumber: Data yang diolah, 2016

Cronbach’s Alpha 0,911 0,801

rtabel

Keterangan

0,361 0,361

Reliabel Reliabel

0,910

0,361

Reliabel

0,921

0,361

Reliabel

Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung > rtabel. Pada variabel fee audit memiliki α hitung 0,911 > 0,361. Variabel tenure audit memiliki α hitung 0,652 > 0,361. Variabel skeptisme profesional auditor memiliki α hitung 0,910 > 0,361 dan variabel kualitas audit memiliki α hitung 0,921 > 0,361. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa instrumen penelitian ini akan menghasilkan data yang sama jika digunakan untuk mengukur objek yang sama.

D. Hasil Uji Hubungan Antar Variabel (Korelasi Spearman) Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel. Berikut tabel hasil uji korelasi spearman menggunakan software spss 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

Tabel 5.14 Hasil Uji Korelasi Spearman Correlations Fee_Audit Tenure_Audit Spear Fee_Au Correlation 1.000 .161 man's dit Coefficient rho Sig. (2. .394 tailed) N 30 30 Tenure Correlation .161 1.000 _Audit Coefficient Sig. (2.394 . tailed) N 30 30 Skeptis Correlation .583** .640** me_Au Coefficient ditor Sig. (2.001 .000 tailed) N 30 30 Kualita Correlation .495** .461* s_Audit Coefficient Sig. (2.005 .010 tailed) N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data yang diolah, 2016

Skeptisme Kualitas _Auditor _Audit .583**

.495**

.001

.005

30

30

.640**

.461*

.000

.010

30

30

1.000

.697**

.

.000

30

30

.697**

1.000

.000

.

30

30

Pada tabel 5.14 di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi fee audit dengan kualitas audit sebesar 0,495>0,306(rtabel spearman) maka ada korelasi yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit, nilai koefisien korelasi tenure audit dengan kualitas audit sebesar 0,461>0,306 maka ada korelasi yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit, dan nilai koefisien korelasi skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit sebesar 0,697>0,306 maka ada korelasi yang signifikan antara skeptisme profesional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

auditor dan kualitas audit. Jika melihat sig. (2-tailed) antara fee audit dan kualitas audit sebesar 0,005<0,025 maka ada korelasi yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit, sig. (2-tailed) antara tenure audit dan kualitas audit sebesar 0,010<0,025 maka ada korelasi yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit, dan sig. (2-tailed) antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit sebesar 0,000<0,025 maka ada korelasi yang signifikan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Semua koefisien korelasi di atas memiliki tanda positif (+) hal ini menunjukkan korelasi antar variabel memiliki arah yang sama.

E. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah menganalisis hubungan fee audit, tenure audit, skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit, maka penulis akan membahas hasil dari pengujiannya. 1. Hubungan fee audit dengan kualitas audit Dari hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk variabel fee audit dengan kualitas audit menunjukkan angka 0,495 lebih besar dari 0,306 (rtabel spearman). Hal ini berarti kekuatan hubungan antar variabel sedang, untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak maka perlu dilakukan uji signifikansi. Pada hasil pengujian sig. (2tailed) menunjukkan 0,005. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga keputusan pengujiannya Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara fee audit dan kualitas audit. Seorang auditor disini dapat mengusulkan jumlah fee

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

atas jasanya kepada klien sesuai dengan tingkat kerumitan dan pengeluaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik ketika melakukan audit agar tidak terjadi kerugiatan. Hasil ini membuktikan teori dari SPAP. Menurut SPAP Seksi 240.1 (2011) dinyatakan sebagai berikut. “Dalam hal melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan. Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehatihatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku”. Hasil di atas sejalan dengan Soekrisno (2012: 46) yang menyatakan anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Taringan (2013), Hartadi (2009) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

mengatakan bahwa fee audit berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. 2. Hubungan tenure audit dengan kualitas audit Dari hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk variabel tenure audit dengan kualitas audit menunjukkan angka 0,461 lebih besar dari rtabel (0,306). Hasil ini menunjukkan hubungan antar kedua variabel sedang. Dilihat dari hasil uji sig. (2-tailed) menunjukkan 0,010. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga keputusan pengujiannya Ho ditolak artinya ada hubungan antara tenure audit dan kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit terbukti dan diterima kebenarannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijiastuti (2012) menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, Kartika yang melakukan penelitian Survey di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Bandung juga menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013) tidak sejalan dengan hasil dalam penelitian ini, dalam penelitiannya menyatakan bahwa tenure KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. KAP dengan masa perikatan 3 (tiga) tahun tidak lebih berkualitas daripada KAP dengan masa perikatan kurang dari 3 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

Namun lamanya hubungan auditor dengan klien di Indonesia telah diatur oleh Menteri Keuangan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Dalam peraturan tersebut membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama enam (6) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama tiga (3) tahun buku berturut-turut. Pembatasan ini dimaksudkan agar hubungan klien dengan auditor tidak terlalu dekat sehingga dapat mencegah terjadinya kasus kecurangan akuntansi. 3. Hubungan skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit Hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk variabel skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit menunjukkan angka 0,697 lebih besar dari 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar variabel sedang. Dilihat dari hasil uji sig. (2-tailed) menunjukkan 0,000. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga keputusan pengujiannya Ho ditolak artinya ada hubungan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Tuanakota (2011) yang menyatakan, sikap skeptisme profesional auditor akan mempengaruhi perilaku sikap skeptismenya dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas audit. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adnyani, Atmaja dan Herawati (2014) yang menyatakan bahwa skeptisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

professional berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, Rusyanti (2010) yang menyatakan bahwa skeptisme profesional seorang auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditnya, Saputri (2013) menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel skeptisme profesional terhadap kualitas audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan

hasil analisis data dan

pembahasan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,005<0,025. Hubungan antara fee audit dengan kualitas audit ini merupakan hubungan positif yang signifikan yang ditunjukkan dengan angka korelasi spearman sebesar 0,495. 2. Ada hubungan yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,025. Hubungan antara tenure audit dengan kualitas audit ini merupakan hubungan positif yang signifikan yang ditunjukkan dengan angka korelasi spearman sebesar 0,461. 3. Ada hubungan yang signifikan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Ada hubungan yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000<0,025. Hubungan antara tenure audit dengan kualitas audit ini merupakan hubungan positif yang signifikan yang ditunjukkan dengan angka korelasi spearman sebesar 0,697.

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu lamanya penulis mengumpukan data karena pada saat pengumpulan data adalah bulan-bulan sibuknya KAP untuk menyelesaikan laporannya. Hal ini menyebabkan auditor kurang fokus untuk mengisi kuesoner dan bagian administrasi KAP juga sibuk menyiapkan berbagai kebutuhan lain selain izin penelitian.

C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, penulis memberi saran antara lain. 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengumpulan data sekitar bulan Juni-Oktober karena bukan bulan sibuk Kantor Akuntan Publik untuk membuat laporan audit. 2. Penelitian

selanjutnya

diharapkan

dapat

menambah

pengalaman atau kompetensi auditor terhadap kualitas audit.

variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA Anugerah dan Akbar. 2014. “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi. Vol. 2 (April). No. 2 : 139-148. ISSN 2337-4314. Anwar, Ahmad Nugraha Syaifupl.“Pengaruh Fee Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Audit terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Boynton, William C., Johnson, Raymond N., Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing. Edisi Ketujuh. Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hamid, Abdul. 2013. “Pengaruh Tenure KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Padang. Halim, Abdul. 1995. Auditing 1 (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi Pertama. AMP YKPN, Yogyakarta. Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi Keempat. Jilid 1. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta. Hartadi, Bambang. 2009. ““Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009, ISSN 1411-0393. Herawati dkk. 2014. “Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Independensi, dan Pengalaman Auditor Terhadap Tanggungjawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan”. Jurnal Akuntansi Program S1. Volume 2 No. 1. e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha. Hoitash, Markelevich, Barragato. 2007. “Autitor Fees and Audit Quality”. Managerial Auditing Journal. Volume 22 No. 8, pp. 761-786. Emerald Group Publishing Limited, 0268-6902. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta. Ifsan

L.H. 2015. Skandal Terungkap, CEO Toshiba Mundur. http://bisnis.liputan6.com/read/2277114/skandal-terungkap-ceo-toshibamundur. Diakses tanggal 23 November 2015.

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

Indah, Herliandini Trirahayu. ”Pengaruh Integritas Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia. Irawati, ST Nur. 2011. “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Makassar”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Hasanuddin, Makasar. Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE, Yogyakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Arti Kata Skeptisme. http://kbbi.web.id/. Diakses tanggal 8 Desember 2015. Kartika, Eka. “Pengaruh Fee Audit dan Masa Perikatan Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Surat Keputusan Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Mukhlisin, Murniati. 2015. Skandal Akuntansi Toshiba dan Tantangan Bisnis Syariah (1). http://www.republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/15/07/23/nrx7kl-skandal-akuntansi-toshiba-dan-tantanganbisnis-lembaga-syariah-1. Diakses tanggal 23 November 2015. Nordiansyah, Eko. 2015. Terlibat Skandal Akuntansi, CEO Thosiba Mundur.http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/07/21/149344/terlibatskandal-akuntansi-ceo-toshiba-mundur. Diakses Tanggal 23 November 2015. Noviyanti, Suzy. 2008.”Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 5 (Juni). Nomor 1: 102-125. Purba, Fitriani Kartika. “Pengaruh Fee Audit dan Pengalaman Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia. Pramono, Emanuel Dian. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

Raharjo, Sahid. 2014. “Cara Uji Korelasi Berganda dengan SPSS”. http://www.konsistensi.com/2014/06/cara-uji-korelasi-berganda-denganspss.html. Diakses tanggal 06 Juni 2016. Rusyanti, Rina. 2010. “Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme Auditor, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta. Samian. 2008. “SPSS Korelasi dan Regresi”. https://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf. Diakses tanggal 06 Juni 2016. Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Saputri, Noviani. 2013. “Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Imu Ekonomi, Sosial dan Humaniora. Volume 6 (Oktober). , Nomor 2: ISSN 1829-7935 Simatauw, Nidya F. 2011. “Hubungan Antara Pengalaman Audit dan Batasan Waktu dengan Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Soekrisno, Agoes. 2012.Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Sukmana, Yoga. 2015. Bos Thosiba Dilaporkan Terlibat Skandal Akuntansi. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos.Toshib a.Dilaporkan.Terlibat.Skandal.Penyimpangan.Akuntansi. Diakses tanggal 23 November 2015. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Suzan dan Nugraheni. “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Telkom. Taringan, Malem Ukur. 2013. “Pengaruh Kompetensi, Etika dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi. Volume 13 (April). Nomor 1: 803-832. Trihendradi C.2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Andi Ofset, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

Tuanakota, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Salemba Empat, Jakarta. Tuanakota, Theodorus M. 2011. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Wijiastuti, Dian Patrisia. 2012. “Analisis Persepsi Auditor atas Pengalaman Auditor dan Tenure Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wiyono, Gendro. (2011). 3 In One: Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Edisi 1. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

Lampiran 1: Kuesioner SURAT PENGANTAR KUESIONER

Yogyakarta, 21 Maret 2016

Kepada Yth. Bpk/Ibu/Sdr/i Responden Di tempat

Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi yang sedang menyusun skripsi dalam bidang kualitas audit dengan judul “Analisis Fee Audit, Tenure Audit dan Skeptisme Profesional Auditor dalam Hubungan dengan Kualitas Audit”. Dalam penyusunan skripsi untuk meraih gelar sarjana ini, saya membutuhkan kerja sama dari Bpk/Ibu/Sdr/i Responden untuk memberikan jawaban atas daftar pertanyaan yang telah disusun guna melengkapi data yang saya perlukan. Mengingat data yang diperoleh semata-mata hanya akan digunakan untuk keperluan ilmiah maka saya akan sangat berterima kasih bila Bpk/Ibu/Sdr/i Responden bersedia mengisi dengan sejujur-jujurnya. Saya berjanji tidak akan menyalahgunakan keterangan yang telah diberikan untuk hal-hal di luar penelitian. Atas bantuan dan kerja sama Bpk/Ibu/Sdr/i Responden, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya,

Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda (X) pada jawaban yang Bpk/Ibu/Sdr/i Responden pilih. 1. Nama Kantor Akuntan Publik: ………………………………………………. 2. Jabatan/posisi Anda pada KAP saat ini: a. Partner b. Auditor Senior c. Auditor Junior d. Lain-lain (sebutkan) 3. Lama pengalaman kerja di bidang audit sampai saat ini: …….tahun…..bulan. 4. Keahlian khusus yang Anda miliki saat ini disamping audit: a. Analisis Sistem b. Konsultan Pajak c. Konsultan Manajemen d. Lain-lain (sebutkan) 5. Lama Anda menekuni keahlian tersebut (pertanyaan no. 4): .......... tahun ......... bulan. 6. Tingkat pendidikan formal Anda a. Pendidikan Pra Sarjana (setingkat D3 jika ada) Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll) b. Pendidikan Sarjana (S1), gelar (missal : Drs, SE, dll) Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll) c. Pendidikan Strata (S2), gelar (missal : MSi, MM, dll) Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll) d. Pendidikan Strata (S3) Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll) 7. Apakah Anda mempunyai sertifikat/gelar profesional lain yang menunjang bidang keahlian Anda (selain akuntan publik) a. Ya, sebutkan .......... b. Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

PERTANYAAN PENELITIAN

Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu/Sdr/i tidak ada jawaban yang tepat, maka skor jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 2: Tidak Setuju (TS) Skor 3: Ragu-ragu (R) Skor 4: Setuju (S) Skor 5: Sangat Setuju (SS)

1.

No. 1

2

3

4

5 6

Variabel Fee Audit

Pertanyaan/Pernyataan

STS

TS

R

S

SS

Struktur keuangan KAP tempat saya bekerja mempengaruhi fee yang saya terima Semakin besar risiko penugasan yang saya hadapi, maka semakin tinggi fee yang saya peroleh Sebagai auditor, semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien saya maka saya akan menawarkan fee yang lebih tinggi Biasanya Fee yang saya dapatkan sesuai dengan tingkat keahlian yang saya gunakan dalam mengaudit Saya melakukan audit sesuai dengan fee yang saya terima Klien selalu menyanggupi pembayaran fee yang saya tawarkan Sumber: Halim (1995), Soekrisno (2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105

2. Variabel Tenure Audit

No.

Pertanyaan/Pernyataan

7

Sebagai auditor, saya mampu mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit.

8

Menurut pendapat saya selaku auditor, lamanya mengaudit klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit.

9

Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien tersebut.

10

Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan, saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut.

11

Auditor sebaiknya memilki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun.

12

Semakin banyak jumlah klien yang saya audit, menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik.

13

Lama bekerja sebagai auditor, membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit.

STS

TS

R

S

SS

Sumber: Wijiastuti (2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

3.

Variabel Skeptisme Profesional Auditor

No. Pertanyaan/Pernyataan 14

Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptisme terhadap proses audit.

15

Sikap skeptisme berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan.

16

Auditor dalam mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptisme.

17

Tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme.

18

Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan keuangan.

19

Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptisme.

STS

TS

R

S

SS

Sumber: Noviyanti (2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107

4.

Variabel Kualitas Audit

No. Pertanyaan/Pernyataan

STS

20

Pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor dapat meningkatkan kualitas audit.

21

Pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit.

22

Auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit.

23

Auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit.

24

Auditor dituntut independen dalam proses audit.

25

Auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material.

26

Auditor dituntut melakukan dengan cermat dan seksama.

27

Auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan.

28

Auditor selalu mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi.

29

Auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut.

30

Auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.

TS

R

S

audit

Sumber: IAPI (2011), Rusyanti (2010)

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

Lampiran 2: Surat Keterangan Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113

Lampiran 3: Hasil Tabulasi Data Isian Instrumen Fee Audit Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Item1 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4

Item2 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 4 5 4

Item3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 5 4 5 4 4 4 5 4

Item4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

Item5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 4

Item6 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 5 3 5 4 4 4 5 4

Total 24 24 24 30 30 30 24 24 30 30 23 19 19 19 20 24 15 18 24 24 23 14 26 17 26 24 24 24 30 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

Tenure Audit Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Item7 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4

Item8 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4

Item9 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4

Item10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4

Item11 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4

Item12 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4

Item13 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4

Total 28 28 28 34 28 33 27 28 32 28 28 30 28 27 28 30 29 28 28 33 30 30 29 30 29 28 30 29 33 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

Skeptisme Profesional Auditor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Item14 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4

Item15 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4

Item16 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4

Item17 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 5 4

Item18 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4

Item19 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

Total 28 27 24 30 27 30 24 24 30 27 22 29 24 24 24 25 24 21 24 30 24 28 25 23 25 24 29 24 30 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kualitas Audit

Responden Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Total 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 45 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 11 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 47 12 5 4 5 5 5 4 5 4 4 2 5 48 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 16 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 46 17 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 45 18 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 48 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4

5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4

5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4

5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4

5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4

5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4

5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4

5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4

5 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4

5 4 3 4 5 4 4 2 4 5 4

5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4

55 46 48 48 54 48 44 48 48 55 44

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118

Lampiran 4a: Hasil Uji Validitas Fee Audit Correlations Item1 Item Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed) N Item Pearson 2 Correlation Sig. (2-tailed) N Item Pearson 3 Correlation Sig. (2-tailed) N Item Pearson 4 Correlation Sig. (2-tailed) N Item Pearson 5 Correlation Sig. (2-tailed) N Item Pearson 6 Correlation Sig. (2-tailed) N Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Item2

Item3

Item4

Item5

Item6

Total

1

.720**

.236

.662**

.681**

.774**

.818**

30

.000 30

.210 30

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

.720**

1

.646**

.670**

.722**

.761**

.903**

.000 30

30

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

.236

.646**

1

.447*

.600**

.566**

.686**

.210 30

.000 30

30

.013 30

.000 30

.001 30

.000 30

.662**

.670**

.447*

1

.670**

.687**

.794**

.000 30

.000 30

.013 30

30

.000 30

.000 30

.000 30

.681**

.722**

.600**

.670**

1

.794**

.895**

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.000 30

.774**

.761**

.566**

.687**

.794**

1

.922**

.000 30

.000 30

.001 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.818**

.903**

.686**

.794**

.895**

.922**

1

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

.000 30

30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119

Lampiran 4b: Hasil Uji Validitas Tenure Audit Correlations Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Total Item7 Pearson .792* 1 .323 .419* .050 .045 .525** .606** * Correlation Sig. (2.082 .021 .795 .813 .003 .000 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 Item8 Pearson .596* .323 1 .408* -.286 .032 .189 .600** * Correlation Sig. (2.082 .025 .126 .865 .317 .000 .001 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 Item9 Pearson .707* .419* .408* 1 .175 -.159 .463** .505** * Correlation Sig. (2.021 .025 .355 .402 .010 .004 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 Item1 Pearson .050 -.286 .175 1 -.454* .189 -.327 .043 0 Correlation Sig. (2.795 .126 .355 .012 .317 .077 .823 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 Item1 Pearson .045 .032 -.159 -.454* 1 -.240 .099 .193 1 Correlation Sig. (2.813 .865 .402 .012 .201 .603 .306 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 * Item1 Pearson .463 .639* .525** .189 .189 -.240 1 .433* * * 2 Correlation Sig. (2.003 .317 .010 .317 .201 .017 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 * * Item1 Pearson .600 .505 .774* .606** -.327 .099 .433* 1 * * * 3 Correlation Sig. (2.000 .000 .004 .077 .603 .017 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 * * Total Pearson .596 .707 .792** .043 .193 .639** .774** 1 * * Correlation Sig. (2.000 .001 .000 .823 .306 .000 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

Lampiran 4c: Validitas Skeptisme Profesional Auditor Correlations Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item1 Pearson 4 Correlation Sig. (2-tailed) N Item1 Pearson 5 Correlation Sig. (2-tailed) N Item1 Pearson 6 Correlation Sig. (2-tailed) N Item1 Pearson 7 Correlation Sig. (2-tailed) N Item1 Pearson 8 Correlation Sig. (2-tailed) N Item1 Pearson 9 Correlation Sig. (2-tailed) N Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

Total

1

.674**

.674**

.400*

.522**

.333

.704**

30

.000 30

.000 30

.029 30

.003 30

.072 30

.000 30

.674**

1 1.000**

.642**

.714**

.412*

.877**

.000 30

30

.000 30

.000 30

.000 30

.024 30

.000 30

.674** 1.000**

1

.642**

.714**

.412*

.877**

.000 30

.024 30

.000 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.400*

.642**

.642**

1

.836**

.793**

.878**

.029 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.000 30

.000 30

.522**

.714**

.714**

.836**

1

.771**

.913**

.003 30

.000 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.000 30

.333

.412*

.412*

.793**

.771**

1

.755**

.072 30

.024 30

.024 30

.000 30

.000 30

30

.000 30

.704**

.877**

.877**

.878**

.913**

.755**

1

.000

.000

.000

.000

.000

.000

N 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

30

30

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

.875**

.002 30

.548**

.010 30

.464**

30

1

Item20

.000 30

.607**

.000 30

.818**

30

1

.010 30

.464**

Item21

.000 30

.665**

30

1

.000 30

.818**

.002 30

.548**

Item22

30

1

.000 30

.665**

.000 30

.607**

.000 30

.875**

.000 30

.802**

.000 30

.740**

.000 30

.668**

.000 30

.668**

.001 30

.573**

.000 30

.665**

.000 30

.675**

.000 30

.675**

Correlations Item23 Item24 Item25

.000 30

.935**

.001 30

.593**

.002 30

.548**

.000 30

.818**

Item26

.028 30

.401*

.000 30

.740**

.000 30

.802**

.028 30

.401*

Item27

.015 30

.438*

.102 30

.305

.117 30

.292

.000 30

.605**

Item28

.423 30

.152

.474 30

.136

.003 30

.523**

.149 30

.270

Item29

.000 30

.676**

.034 30

.389*

.121 30

.290

.000 30

.893**

Item30

.000 30

.817**

.000 30

.750**

.000 30

.784**

.000 30

.843**

Total

121

.000 30

Lampiran 4d: Hasil Uji Validitas Kualitas Audit

Item2 Pearson 0 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 2 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 3 Correlation Sig. (2-tailed) N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Item2 Pearson 4 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 5 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 6 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 7 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 8 Correlation Sig. (2-tailed) N Item2 Pearson 9 Correlation .000 30

.605**

.028 30

.401*

.000 30

.818**

.000 30

.675**

.000 30

.668**

.523**

.117 30

.292

.000 30

.802**

.002 30

.548**

.000 30

.675**

.000 30

.668**

.136

.102 30

.305

.000 30

.740**

.001 30

.593**

.000 30

.665**

.000 30

.740**

.152

.015 30

.438*

.028 30

.401*

.000 30

.935**

.001 30

.573**

.000 30

.802**

.168

.001 30

.573**

.000 30

.600**

.000 30

.740**

.000 30

.623**

30

1

.682**

.000 30

.832**

.000 30

.761**

.003 30

.526**

30

1

.000 30

.623**

.136

.025 30

.410*

.069 30

.336

30

1

.003 30

.526**

.000 30

.740**

.505**

.009 30

.469**

30

1

.069 30

.336

.000 30

.761**

.000 30

.600**

.605**

30

1

.009 30

.469**

.025 30

.410*

.000 30

.832**

.001 30

.573**

1

.000 30

.605**

.004 30

.505**

.474 30

.136

.000 30

.682**

.374 30

.168

.198

.004 30

.508**

.050 30

.361*

.000 30

.632**

.001 30

.575**

.007 30

.482**

.568**

.000 30

.741**

.000 30

.754**

.000 30

.765**

.000 30

.913**

.000 30

.813**

122

.270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sig. (2-tailed) N Item3 Pearson 0 Correlation Sig. (2-tailed) N Total Pearson Correlation .893**

.149 30

.121 30

.290

.003 30

.034 30

.389*

.474 30

.000 30

.676**

.423 30

.007 30

.482**

.374 30

.001 30

.575**

.000 30

.000 30

.632**

.474 30

.050 30

.361*

.004 30

.004 30

.508**

.000 30

.295 30

.198

30

.702**

30

1

.295 30

1

.000 30

.702**

.001 30

123

.000 30

.568**

30

.741**

.000 30

.754**

.001 30

.765**

.000 30

.913**

.000 30

.813**

.000 30

.817**

.000 30

.750**

.000 30

.784**

.000 30

.843**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124

Lampiran 5a: Hasil Uji Reabilitas Fee Audit Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 a Excluded 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .911 6

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6

Scale Mean if Item Deleted 19.67 19.77 19.37 19.47 19.77 19.80

Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Correlation Deleted 14.230 .734 .897 12.875 .845 .881 15.826 .579 .917 16.326 .742 .906 12.944 .833 .882 12.234 .869 .877

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125

Lampiran 5b: Hasil Uji Reabilitas Tenure Audit Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .801 5

Item7 Item8 Item9 Item12 Item13

Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected if Item Variance if Item-Total Cronbach's Alpha Deleted Item Deleted Correlation if Item Deleted 17.50 2.190 .617 .753 17.13 2.464 .482 .795 17.30 2.424 .584 .764 17.27 2.478 .518 .783 17.20 2.166 .734 .715

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126

Lampiran 5c: Hasil Uji Reabilitas Skeptisme Profesional Auditor Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 a Excluded 0 .0 Total 30 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

100.0

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .910 6

Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19

Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 21.37 5.551 .588 .915 21.57 5.082 .820 .884 21.57 5.082 .820 .884 21.57 4.461 .794 .891 21.40 5.007 .872 .877 21.53 5.361 .650 .907

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127

Lampiran 5d: Hasil Uji Reabilitas Kualitas Audit Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 a Excluded 0 .0 Total 30 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

100.0

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .921 11

Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted Item20 44.40 17.352 Item21 44.40 17.628 Item22 44.30 17.803 Item23 44.33 17.471 Item24 44.37 17.482 Item25 44.50 17.155 Item26 44.30 17.734 Item27 44.37 17.757 Item28 44.57 17.013 Item29 44.67 17.471 Item30 44.47 17.706

Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted .806 .908 .735 .911 .696 .913 .775 .910 .770 .910 .892 .905 .713 .912 .700 .913 .666 .915 .430 .934 .631 .916

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6: Hasil Uji Korelasi Spearman Nonparametric Correlations

.495**

.001 30

.583**

.394 30

.161

. 30

1.000

.010 30

.461*

.000 30

.640**

. 30

1.000

.394 30

.161

.000 30

.697**

. 30

1.000

.000 30

.640**

.001 30

.583**

Tenure_Audi Skeptisme_A t uditor

. 30

1.000

.000 30

.697**

.010 30

.461*

.005 30

.495**

Kualitas_Audit

Fee_Audit

.005 30

Correlations

Spearman's rho Fee_Audit Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Tenure_Audit Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Skeptisme_Audito Correlation r Coefficient Sig. (2-tailed) N Kualitas_Audit Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

128