ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA ( JOB SAFETY ANALYSIS ) DAN

Download ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA ( JOB SAFETY ANALYSIS ) DAN. PENILAIAN RISIKO ( RISK ASSESSMENT ) DI UD. TEGEL KUNCI KALIAJIR. KIDUL KALITIR...

1 downloads 536 Views 118KB Size
ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA ( JOB SAFETY ANALYSIS ) DAN PENILAIAN RISIKO ( RISK ASSESSMENT ) DI UD. TEGEL KUNCI KALIAJIR KIDUL KALITIRTO BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA 1

2

Subagiyono , Novita Sekarwati Program Studi Kesehatan Lingkungan Stikes Wira Husada email. [email protected]@gmail.com

ABSTRACT Background: any workplace always containing various the potential danger that could affect the health of labor or can cause the onset of disease caused by work .Potential danger is everything that potentially causing the occurrence of a loss , damage , injured , illness , accident or even can result in death that deals with the processes and working system Common purpose: to identify the dangers and risks of accidents in UD . Tegel KunciKaliajir Kidul Kalitirto Berbah Sleman Yogyakarta . Research method: type of this study is observational diskriptif with survey non experiment .The design of this research using methods eksplanatif quantitative . The research results: risks accident occurs because of work at UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah in the category of light and medium and to opportunities the accident because of work at ud tegel kunci kaliajir kidul kalitirto berbah is rarely possible. Conclusion: the levels the dangers of the UD. Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah into the category of a low be at the level of elimination and technical control while medium category is at the level of the substitution of , administrative and control the use of a protective self ( APD) . Keyword : Job Safety Analysis, Risk Assessment

INTISARI Latar Belakang : Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja Tujuan Umum : Untuk mengidentifikasi bahaya dan factor risiko kecelakaan kerja di UD. Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah diskriptif observasional dengan melakukan survey bersifat non eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksplanatif kuantitatif. Hasil Penelitian : Risiko terjadi kecelakaan akibat kerja pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah dalam kategori ringan dan sedang dan untuk peluang terjadinya kecelakaan akibat kerja pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah adalah jarang terjadi. Kesimpulan : Tingkat Bahaya di UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah pada kategori rendah berada pada level Eliminasi dan Pengendalian Teknis sedangkan kategori sedang berada pada level Substitusi, Pengendalian Administratif dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Kata Kunci : Analisis Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko 851

A. Latar Belakang International Labour Organitation (ILO ) Tahun 2014, setiap tahun terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan kerja. Sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja dimana di perkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan tenaga kerja baru setiaptahunnya1. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan industri yang begitu pesat telah mendorong semakin meningkatnya penggunaan mesin, peralatan kerja dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi dengan disertai penerapan teknologi tersediaan dan teknologi dari berbagai tingkat di segenap sektor kegiatan. Hal ini berarti pula dapat menimbulkan risiko kecelakan akibat kerja yang lebih tinggi dan juga terjadi peningkatan jumlah intensitas sumber bahaya di tempat kerja2. Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang senantiasa terjadi tidak saja dialami oleh Negara industri tetapi juga oleh negara yang sedang berkembang, lebihlebih dalam era globalisasi dewasa ini. Setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbedabeda yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-sumber bahaya akibat dari aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal. Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumbersumber bahaya3. Penerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi4. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. UndangUndang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya5. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan. UD. Tegel Kunci merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatanTegel Kunci yang beralamat di Kaliajir Kalitirto Berbah Sleman, Yogyakarta dan hasil produksi berbagai jenis tegel dengan macam-macam motif.

852

METODA

Bahan dasardalam produksi tegel adalah pasir, tanah liat, dan semen. Proses produksi adalah persiapan campuran semen, menuang bubur semen (lapisan pertama), menutup cetakan, pengepresan pengambilan tegel dari cetakan, pengeringan pertama, perendaman air, pengeringan kedua, finishing dan siap untuk pemasangan. dan 4 orang di bagian administrasi ). Hasil survei Pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara kepada Pimpinan di UD. Tegel Kunci, bahwa perusahaan telah melakukan anjuran penggunaan APD untuk pekerja berupa masker, sarung tangan, kaca mata, pakaian pelindung dan sepatu kerja mengingat bahwa kondisi lingkungan yang merupakan faktor risiko atau bahaya yang meliputi keadaan dan alat-alat yang menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan dalam operasional mesin, ; seperti mesin pencetak dan mesin pemotong tegel serta paparan debu yang terjadi setiap hari selama operasional berlangsung.

Jenis penelitian ini adalah diskriptif observasional dengan melakukan survey bersifat non eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksplanatif kuantitatif. Pengertian metode eksplanatif kuantitatif adalah dimana penelitian tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyaknya dari populasi, periset perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) variabel yang Penelitian eksplanatif dilakukan terhadap sampel dan hasil penelitian tersebut dapatdigeneralisasikan terhadap populasinya.

HASIL Hasil identifikasi potensi bahaya ditujukan pada lingkungan kerja terdiri dari system manajemen, administrasi, standar operasional dan ketersediaan Alat Pelindung Diri serta kepatuhan pekerja didalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja.Hasil Observasi di lapangan ditunjukkan pada table-tabel hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Observasi Lapangan pada level eliminasi No.

1

2 3

4

Tahap Kerja Kritis

Kondisi jalan masuk/keluar dilingkungan perusahaan Kondisi lantai di lingkungan kerja Kondisi mesin perusahaan Loker karyawan

Bahaya Kesehatan/ Kecelakaan Kerja Terpeleset, jatuh, kejerembab lubang jalan

Meratakan jalan masuk/keluar landai (corblok)

2

2

Tingkat Bahaya RxP 4

Jatuh, terpeleset

Pengerasan lantai (jerambah) Pengadaan mesin baru sesegera setelah mesin lama tidak laik Penyediaan lemari karyawan

1

1

1

3

2

6

2

1

2

Terluka saat mesin dioperasikan tidak laik Terpapar debu dan masuknya binatang

Pengendalian Bahaya

R

P

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa Pengadaan mesin tidak menonjol karena pada level eliminasi UD Tegel Kunci Kaliajir dianggap mesin yang ada (lama) masih laik Kidul Kalitirto Berbah berada pada tingkat untuk dioperasikan. Sedangkan untuk loker 853

bahaya rendah dengan nilai rata-rata 3,2. Kondisi jalan masuk keluar pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah dalam kondisi rata dan landau sehingga risiko kecelakaan jarang terjadi. Kondisi lingkungan didalam perusahaan juga menunjukkan risiko kejadian kecelakaan sangat jarang terjadi. Hal ini karena lantai telah perkeras dengan cara dijerambah (disemen). Untuk kondisi mesin operasional baik mesin cetak, potong dan lainnya menunjukkan risiko kecelakaan tingkat sedang dan peluang kejadian jarang terjadi kecelakaan..

karyawan, UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto belum menyediakan. Pakaian bersih para pekerja masih ditempatkan oleh pekerja secara sendiri-sendiri. Meskipun demikian risiko kecelakaan berada pada tingkat ringan dan peluang kejadian jarang terjadi yaitu pakaian pekerja tidak rusak atau kemasukan binatang.

Tabel 3. Hasil Observasi Lapangan pada level Substitusi No.

Tahap Kerja Kritis

1

Atribut alat/mesin

2

Buku petunjuk

3

Bahan Kimia

4

Perbaikan

Bahaya Kesehatan/ Kecelakaan Kerja Kecelakaan akibat tidak hati-hati mengoperasikan alat/mesin Kecelakaan kerja akibat Tidak paham petunjuk kerja alat/mesin Terkontaminasi bahan kimia (pewarna) Kecelakaan kerja akibat alat/mesin rusak

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada level substitusi UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah berada pada tingkat bahaya sedang dengan nilai rata-rata 6,2. Pada atribut mesin belum ada pemasangan stiker peringatan yang memungkinkan para pekerja hati-hati dalam mengoperasikan alat/mesin. Meskipun demikian risiko kecelakaan pada pekerja pada tingkat sedang dengan peluang kejadian kecelakaan jarang terjadi. Buku petunjuk pengoperasian alat/mesin hanya dipelajari saat alat/mesin baru diadakan oleh perusahaan dan atau oleh pekerja baru. Selanjutnya pekerja mengoperasikan alat/mesin tanpa membaca buku petunjuk/cara kerja alat/mesin. Perawatan alat/mesin yang sering dilakukan adalah mengganti pisau pemotong tegel, hal ini dilakukan sifat pisau pemotong

Pengendalian Bahaya

R

P

Pemasangan stiker peringatan

3

3

Tingkat Bahaya RxP 9

Mannual Sistem/cara kerja alat/mesin

3

3

9

Pemakaian masker dan sarung tangan Perbaikan berkala alat/mesin

3

1

3

2

2

4

Penggunaan bahan kimia pada proses produksi di UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah dipergunakan sebagai bahan pencampur warna pada tegel yang dihasilkan. Selama proses pewarnaan dalam pencetakan, masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD terutama masker dan sarung tangan, akan tetapi risiko kecelakaan berada pada tingkat sedang dan peluang terjadinya kontaminasi paparan zat kimia pada pewarna sangat jarang terjadi. Pada tingkat perbaikan alat/mesin, UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah melakukan secara berkala sehingga pengadaan alat/mesin bisa dikendalikan.

854

yang gampang tumpul jika penggunaan pada tingkat intensitas sering. Untuk risiko kecelakaan selama mengoperasikan alat/mesin berada pada tingkat sedang dan peluang terjadinya jarang.

Tabel 4. Hasil Observasi Lapangan pada level Pengendalian Teknis N o. 1

Tahap Kerja Kritis Pengoperasian alat/mesin

Bahaya Kesehatan/ Kecelakaan Kerja Kebisingan alat/mesin

2

Keahlian

Kecelakaan akibat penggunaan mesin

Pengendalian Bahaya

R

P

1. perbaikan dan pembersihan berkala ; 2. penambahan peralatan ; 3. pemasangan peralatan pengaman (peredam) Pelatihan/Sertifikat

3

1

Tingkat Bahaya RxP 3

3

3

9

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa pada level Pengendalian Teknis UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah berada pada tingkat bahaya rendah dengan nilai rata-rata 3. Pada tahap pengoperasian alat/mesin risiko kejadian kecelakaan kerja berada pada tingkat sedang dengan peluang kejadian sangat jarang terjadi. Pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah keberadaan alat/mesin baik alat pemotong atau mesin pencetak menjadi utama. Pengecekan berkala terhadap alat/mesin sering dilakukan apakah alat/mesin perlu dilakukan perbaikan, perlu pengadaan alat baru dengan spesifikasi yang lebih baik/canggih. Pada tingkat keahlian pekerja, UD Tegel Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah lebih mengutamakan rekrutmen tenaga kerja

bagi pekerja yang telah berpengalaman. memiliki risiko kecelakaan sedang dengan peluang kejadian kecelakaan mungkin terjadi. Tidak ada pelatihan khusus dalam menunjang keahlian pekerja akan tetapi hanya berdasar pada pengalaman yang telah dimiliki pekerja, sehingga pada factor keahlian pekerja Saran terhadap para pekerja selama bekerja termasuk didalamnya penggunaan APD terkait misalnya : kebisingan, benda tajam dan lain-lain telah dilakukan perusahaan. Untuk pengendalian belum dilakukan seperti halnya kebisingan, dimana perusahaan belum mempersiapkan tempat dengan tingkat kebisingan rendah yaitu dengan mensetting tempat bekerja dengan alat peredam.

Tabel 5. Hasil Observasi Lapangan pada level Pengendalian Administratif 855

No.

Tahap Kerja Kritis

1 2

Jam Kerja SOP

3 4

Rotasi Aturan

Bahaya Kesehatan/ Kecelakaan Kerja Kelelahan Kecelakaan saat bekerja Kelelahan Kecelakaan akibat tidak disiplin

Pengendalian Bahaya

R

P

3 2

2 2

Tingkat Bahaya RxP 6 4

3 3

2 3

6 9

Pengaturan jam kerja (durasi) Membuat lembar alur kerja ditempel tempat operasional Shift kerja Aturan kerja melalui selebaran yang ditempel di area kerja

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa pada level Pengendalian Administratif UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah berada pada tingkat bahaya sedang dengan nilai rata-rata 6,2. Pada tahap jam kerja UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah menerapkan jam kerja bagi pekerjanya selama 8 jam sehari mulai dari pukul 08.00 – 16.00 wib dengan waktu istirahat 1 jam antara pukul 12.00 – 13.00 wib. Berdasarkan hal tersebut risiko kelelahan pada pekerja berada pada tingkat sedang dengan peluang terjadinya kecelakaan jarang terjadi. Standar Operasional Prosedur (SOP) diterapkan tidak secara tertulis, akan tetapi berdasarkan standar hasil pencetakan tegel yang dihasilkan. Tidak ada alur yang secara tertulis ditempel di lingkungan kerja, tahapan proses pembuatan tegel kunci telah pekerja kuasai sesuai instruksi langsung dari atasan yang dalam hal ini disebut mandor.

Pada tahap ini risiko kecelakaan berada pada level ringan denga peluang kejadian jarang terjadi. Tahap rotasi pekerja (shift kerja) pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah menunjukkan risiko kecelakaan kerja pada tingkat sedang dengan peluang kejadian jarang terjadi. Pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah tidak ada shift kerja, sesuai dengan jam kerja diatas pekerja hanya bekerja selama 8 jam setiap hari. Aturan bagi pekerja di UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah diberlakukan secara internal perusahaan dengan pekerja, sehingga tidak terikat dengan aturan-aturan resmi. Aturan dibuat oleh perusahaan dan dipatuhi oleh pekerja dengan pertimbangan saling menguntungkan.

Tabel 6. Hasil Observasi Lapangan pada level Penggunaan APD No.

Tahap Kerja Kritis

1

Pembuatan Mal pencetak Tahap mencetak

2 3 4

Tahap pemotongan Tahap penataan

Bahaya Kesehatan/ Kecelakaan Kerja

Paparan bahan pewarna kimia Paparan debu Tergores Tertimpa tegel Tergores

Pengendalian Bahaya

Pemakaian masker dan sarung tangan Pemakaian masker dan sarung tangan Pemakaian pelindung kaki dan sarung tangan

R

P

-

-

Tingkat Bahaya RxP -

3

1

3

4

3

12

3

4

12

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa pada Pada tahap penataan sebagai akhir level Penggunaan APD UD Tegel Kunci kegiatan proses produksi (setelah tegel kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah berada pada jadi) risiko kecelakaan berada pada tingkat 856

tingkat bahaya sedang dengan nilai rata-rata 6,7. Pada tahap mencetak risiko kecelakaan berada pada tingkat sedang dengan peluang kejadian sangat jarang terjadi. Pada tahap ini pekerja mencetak tegel dengan mal yang telah disediakan oleh perusahaan sesuai dengan kondisi pesanan oleh konsumen. Selama proses mencetak, ada beberapa pekerja yang memakai APD dan ada pula yang tidak memakai. Hal ini kemungkinan dikarenakan karena factor kebiasaan pekerja selama bekerja di perusahaan. Demikian pula dengan tahap pemotongan tegel, ada pekerja yang tidak memakai APD terutama masker dan sarung tangan. Pada tahap ini risiko kecelakaan berada pada tingkat berat dengan peluang kejadian mungkin terjadi. Meskipun demikian sampai penelitian ini dilakukan belum ada kejadian dimana pekerja mengalami kejadian kecelakaan ; tergores, terpotong dan lain-lain atau kejadian kesakitan akibat paparan debu.

sedang dengan peluang kejadian sering terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan sering terjadinya kecelakaan ringan seperti terjepit diantara tegel saat menata tumpukan tegel pada tempatnya. Tergores saat penataan tegel sudah sering terjadi dan tergolong ringan. Biasanya kejadian pada tahap penataan tegel sering terjadi menimpa pekerja yang tidak menggunakan APD ; sarung tangan, sedangakn untuk pekerja yang menggunakan sarung tangan kejadian kecelakaan sangat jarang terjadi. Dari hasil penelitian diatas, UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah dapat dikelompokan ke dalam tingkat bahaya pada setiap tingkatan yang disajikan dalam tabel 7 6 dibawah ini :

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Bahaya UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah Tingkat Bahaya

Eliminasi

Substitusi Pengendalian Pengendalian Teknis Administratif

Penggunaan APD Tinggi

12 - 25 6,2

5 - 10 1-4

3,2

Tingkat Bahaya Rendah

6,2 3

Score

6,7

Sedang rendah

Keterangan

1-4 Masih dapat ditoleransi

Sedang

5-10 Dikendalikan sampai batas toleransi

Tinggi

12-25 Pemantauan intensif & Pengendalian

PEMBAHASAN jenis kecelakaan yang sering terjadi yaitu terjepit, tergores, tertimpa benda tumpul. Dari jenis-jenis kecelakaan kerja yang

1. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi potensi bahaya dilakukan 857

terhadap lingkungan kerja, alat atau mesin, bahan, dan tenaga kerja untuk menemukan bahaya-bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja dan segera dilakukan pengendalian sehingga tidak mengakibatkan kecelakaan kerja yang pada akhirnya akan mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap perusahaan serta adanya gangguan atau kejadian kesakitan pekerja, hal ini berarti sesuai dengan PP No 50 tahun 2012 tentang SMK3. Identifikasi merupakan suatu proses untuk mendeteksi ancaman bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja7. Potensi bahaya disini yang paling tinggi mengakibatkan kecelakaan kerja berasal dari alat atau mesin, penggunaan Alat Pelindung Diri, namun hal ini karena faktor perilaku tenaga kerja yang tidak aman dalam bekerja karena sering lalai atau tidak disiplin dalam menggunakan APD sehingga kecelakaan kerja dapat terjadi. Berdasarkan hasil analisis data terdapat 7 orang (33,4%) dari 17 responden yang mengakui bahwa kecelakaan kerja terjadi akibat perilaku yang tidak aman. Dari hasil wawancara dengan beberapa pekerja, mereka menyatakan bahwa sebenarnya mereka telah diberi pengarahan mengenai penggunaan alat/mesin sesuai dengan standar, juga tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Namun, memang dari perilaku pekerja sendiri yang masih belum terlalu menyadari betapa pentingnya safety pada saat pekerja,sehingga sebagian besar pekerja masih belum mematuhi peraturan dalam penggunaan APD, selain itu perilaku tidak aman (unsafe action) dari pekerja sendiri dan juga kurangnya ketelitian mereka pada saat bekerja yang mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan kerja. Dari data laporan kecelakaan kerja yang didapat dari UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah,

terjadi dapat dilihat bahwa penyebab dasarnya berasal dari perilaku pekerjanya sendiri yang kurang berhati-hati dan kurang teliti dalam bekerja, juga dalam bekerja mereka kadang masih tidak menggunakan APD. 2. Penilaian Risiko Penilaian risiko merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari PP No. 50 tahun 2012 tentang SMK3. Namun, belum semua perusahaan yang melaksanakan penilaian risiko potensi bahaya di tempat kerja. Penilaian risiko yang telah peneliti lakukan, adalah yang terdapat di bagian Electrick Maintenance, Mechanic Maintenance, General Affairs, Utility, dan Environment dimana risiko kecelakaan/bahaya padaUD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Berbah termasuk kategori risiko sedang dan rendah. Beberapa potensi bahaya yang masuk dalam kategori sedang dan rendah dapat dilihat dibawah ini: a. Kategori risiko Dalam kelima level dalam hirarki pengendalian risiko kecelakaan/bahaya yang dijadikan objek penelitian peneliti, tidak didapat hasil identifikasi potensi bahaya yang masuk pada kategori risiko tinggi. b. Risiko Kecelakaan/Bahaya pada Level Eliminasi dalam kategori rendah 1) Pada tahap pekerja masuk area/lokasi perusahaan a. Jalan yang sudah diperkeras dengan corblok b. Kondisi lantai dilingkungan pekerjaan sudah disemen jerambah 2) Kondisi Mesin a. Pengecekan alat/mesin b. Kondisi alat mesin yang telah siap dan laik untuk dioperasikan Pada level pengendalian administrative, tingkat kelelahan pekerja sangat diperhatikan oleh perusahaan. Hal

3) Locker Pekerja Penyediaan lemari khusus untuk 858

pekerja belum tersedia

tersebut diperjelas dengan diberlakukannya jam kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan dimana seorang pekerja maksimal bekerja selama 8 jam per hari, diberikan waktu istirahat (makan siang dan sholat). Aturan secara resmi hanya diberlakukan secara intern perusahaan dan tidak menyalahi aturan dengan prinsip saling menguntungkan. Perusahaan dapat memperhatikanpemahaman pemakaian alat keselamatan kerjayang benar, pendidikan dan pelatihankeselamatan, pemberian pengendalianadministrasi dan personil, jaminan keselamatandan kelengkapan alat perlindungan diri8..

c. Risiko Kecelakaan/Bahaya pada Level Substitusi dalam kategori Sedang Berdasarkan hasil observasi peneliti, risiko kecelakaan dalam kategori sedang, hal didasarkan pada kenyataan bahwa untuk keberadaan atribut-atribut pada alat/mesin secara khusus memang tidak ada. Penguasaan pengoperasian alat/mesin telah dipelajari para pekerja setelah yang bersangkutan (pekerja) mulai bekerja pada perusahaan. Selanjutnya bagi perusahaan mjempekerjakan tenaga-tenaga yang pengalaman sehingga diharapkan penguasaan alat/mesin bisa dikuasai secara baik. Demikian juga dengan keberadaan buku petunjuk operasional alat/mesin hanya dipelajari sesaat setelah alat/mesin tersebut diadakan.

f. Risiko Kecelakaan/Bahaya pada Level Penggunaan APD dalam kategori Sedang Pada level penggunaan APD, himbauan UD. Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kaliajir Kalitirto Berbah telah disampaikan. Hal ini berkenaan dengan risiko yang sewaktu-waktu bisa terjadi pada pekerja. Dengan pertimbangan tersebut perusahaan menganjurkan untuk menggunakan APD (masker, sarung tangan dan sepatu boot), hal ini sebagai antisipasi. Pihak manajemen berharap dengan kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD, risiko terkadinya kecelakaan akibat kerja bisa dihindari dan secara tidak langsung sangat menguntungkan secara produksi. Sesuai dengan PP No 50 2012 tentang SMK3 pasal 7 tentang “penetapan kebijakan K3” dan pasal 9 tentang “perencanaan K3” yang menjelaskan bahwa pengusaha dalam menetapkan kebijakan K3 dan merencanakan K3 harus melakukan peninjauan awal dan mempertimbangkan dari beberapa hal yaitu identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko.

d.Risiko Kecelakaan/Bahaya pada Level Pengendalian Teknis dalam kategori Rendah Pada level pengendalian teknis, upaya yang sudah dilakukan adalah dengan pemeliharaan alat dan mesin yang dianggap masih layak untuk dipakai selama operasional pekerjaan. Pemeliharaan dilakukan secara teratur berkala dengan hitungan hari harus dicek kelaikan alat/mesin. Hal ini sebagai antisipasi kerusakan alat/mesin saatdioperasikan dan menimbulkan kecelakaan bagi pekerja. Meskipun pelatihan bagi pekerja tidak diberikan secara khusus, akan tetapi kehatihatian pekerja dalam mengoperasikan alat/mesin sangat diperlukan.

e. Risiko Kecelakaan/Bahaya pada Level Pengendalian Administratif dalam kategori Sedang

Komitmen diwujudkan dalam bentuk SARAN kebijakanyang tertulis, jelas, mudah 859

dimengerti, dandiketahuioleh seluruh pekerja. Namun, komitmen tidak hanyadalam bentuk kebijakan tertulis saja, butuh dukungandan upaya nyata dari pihak manajemen ataupimpinan untuk membuktikan bahwa perusahaanbenar-benar berkomitmen terhadap keselamatan kerja9.

1. Pemilik benar-benar menerapkan system SMK3 dalam mengelola perusahaan dengan menerapkan Standart Operasional Prosedur dengan tidak bosan-bosan menegur pekerja yang tidak disiplin dalam bekerja.

2. Mengembangkan potensi para pekerja Meskipun UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul dengan mengikuti pelatihan-pelatihan Kalitirto Berbah telah melakukan antisipasi didalam meningkatkan ketrampilan risiko serta melakukan pengendalian risiko, pekerjanya. namun masih saja terjadi kecelakaan kerja meskipun masih dalam kategori ringan . Hal DAFTAR PUSTAKA ini disebabkan karena kesadaran dari pekerja tentang pentingnya safety pada saat bekerja 1. ILO. 1990. Pedoman Pencegahan masih kurang, sedangkan tenaga kerja kecelakaan. Jakarta. mendapatkan training tentang pengoperasian 2. Suma’mur 2009. Ergonomi untuk mesin pada saat menjadi tenaga kerja baru. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Budayakeselamatan dan kesehatan Press. kerja (K3)dikarakteristikkan dengan 3. Budiono, A. M. 2003. Bunga Rampai komunikasiyang didasarkan atas saling Hiperkes dan KK. Semarang: Badan percaya(mutual trust) melalui Penerbit Undip. kesamaanperspektif mengenai 4. Departemen Tenaga Kerja RI. 1998. pentingnyakeselamatan dan kesehatan kerja Pembinaan Operasianal P2K3, Modul 3 melaluikeyakinan terhadap kemampuan UU No I th 1970, tentang Keselamatan daritindakan pencegahan, Kerja, Direktorat Pengawasan Norma sehinggadiharapkan dapat mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. perilakuindividu untuk meminimalisasi Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI. tindakantidak aman dan penciptaan kondisi 5. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tidak aman10. tentang Keselamatan Kerja, Jakarta. 6. OHSAS 18001, 2007, Identifikasi Bahaya KESIMPULAN dan Penilaian risiko, Sucofindo, Jakarta 7. PP No 50 tahun 2012,Sistem Manajemen 1. Risiko terjadi kecelakaan akibat kerja pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto (SMK3). Berbah dalam kategori ringan dan sedang. 8. Catarina CPP, 2012, Pengaruh 2. Peluang terjadinya kecelakaan akibat kerja Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada UD Tegel Kunci Kaliajir Kidul Kalitirto Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Berbah adalah jarang terjadi. Pt. Pln (Persero) Apj Semarang, 3. Tingkat Bahaya di UD Tegel Kunci Kaliajir Administrasi Bisnis FISIP Universitas Kidul Kalitirto Berbah pada kategori rendah Diponegoro, Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012 berada pada level Eliminasi dan Pengendalian Teknis sedangkan kategori 11. Karina ZS, Erwin DN, 2013 Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya sedang berada pada level Substitusi, Keselamatan Kerja Dengan Safety Pengendalian Administratif dan Behavior Di PT Dok Dan Perkapalan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Surabaya Unit Hull Construction, Departemen Kesehatan dan Keselamatan 9. Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. The Indonesian 860

Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 1 Jan-Jun 2013: 67–74

10. Wieke YC dkk, 2012, Pengaruh Budaya

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Jurnal Rekayasa Sipil / Volume 6, No. 1 – 2012 ISSN 1978 – 5658

861