ANALISIS KARAKTERISTIK INTENSITAS CURAH HUJAN DI KOTA

Download Abstrak: Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran siklus bulanan dan tahunan curah hujan maksimum dan mengetahui bentuk karakteristik...

0 downloads 612 Views 165KB Size
Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu Arif Ismul Hadi, Suwarsono dan Herliana

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran siklus bulanan dan tahunan curah hujan maksimum dan mengetahui bentuk karakteristik intensitas curah hujan di Kota Bengkulu selama 30 tahun (1977-2006). Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Software Microsoft Excel. Hasil analisis menunjukkan bahwa curah hujan normal Kota Bengkulu yaitu 3413,5 mm/tahun. Intensitas curah hujan tertinggi paling banyak terjadi pada bulan November dan Desember sedangkan intensitas curah hujan terendah paling banyak terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Selama 30 tahun (1977-2006) rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Musim Barat, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada Musim Timur. Tipe curah hujan di Kota Bengkulu termasuk tipe curah hujan jenis A dengan sifat sangat basah. Kata Kunci: intensitas curah hujan, Musim Barat, Musim Timur, dan tipe curah hujan jenis A

PENDAHULUAN Pulau

cuaca/iklim (siklus hydrometeorologi)

Sumatera

merupakan

yang dapat menimbulkan bencana

salah satu wilayah pertemuan antara

banjir, longsor, cuaca buruk, angin

tiupan angin dari Asia dengan angin

puting beliung, kekeringan, dan lain-

dari Australia yang dikenal dengan

lain.

ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone),

dan

merupakan

Iklim Kota Bengkulu sangat

daerah

dipengaruhi oleh Samudera Hindia,

dengan kejadian curah hujan tinggi

jika

atau lebat bahkan sepanjang tahun

Samudera

maka

Kota

seperti halnya Provinsi Bengkulu

Bengkulu akan mengalami

hujan

(Sudradjat, 2007). Provinsi Bengkulu

yang lebat, bahkan bisa disertai

di bagian barat berbatasan langsung

dengan petir dan badai (Akbar,

dengan

Indonesia

2005). Curah hujan tinggi seperti

sepanjang

yang

dengan

Samudera garis

pantai

terjadi

tekanan Hindia,

terjadi

pada

rendah

tanggal

di

21

 525 km dengan dataran yang

Agustus 2005 yang lalu mencapai

relatif

tersebut

143 mm, dan berdasarkan catatan

Provinsi

stasiun

sempit.

menjadikan

Kondisi wilayah

Klimatologi

Pulau

Baai

Bengkulu merupakan daerah rawan

Bengkulu sepuluh tahun yang lalu,

bencana alam yang diakibatkan oleh

tepatnya tanggal 28 Agustus 1996,

Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Bengkulu Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu Telp. (0736)-20919 Email: [email protected]

119

120

Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

juga

terjadi

curah

hujan

tinggi,

bahkan mencapai 151 mm.

rata-rata dalam t jam (It) dinyatakan (Suyono & Takeda, 1980):

Banyaknya hujan sebagai hasil

It 

pengukuran dengan alat penakar hujan (tahun)

Rt ....................... t

(1)

selama

beberapa

waktu

dengan Rt = curah hujan selama t

dapat

digunakan

untuk

jam.

menentukan

sifat

(karakteristik)

Besarnya

intensitas

curah

curah hujan di suatu tempat. Apabila

hujan

itu

berbeda-beda

yang

diambil nilai rata-rata curah hujan

disebabkan

oleh lamanya

curah

selama 30 tahun, maka nilai rata-

hujan atau frekuensi kejadiannya.

rata curah hujan itu disebut curah

Beberapa rumus intensitas curah

hujan normal. Angka ini digunakan

hujan yang dihubungkan dengan hal

sebagai

ini,

patokan

untuk

telah

disusun

sebagai

per-

mengevaluasi apakah curah hujan

samaan-persamaan eksperimental.

suatu waktu berada di atas normal

Salah satu diantaranya yang sering

(AN) atau di bawah normal (BN)

digunakan di Jepang adalah sebagai

(Hanafi, 1988).

berikut:

Intensitas

hujan

adalah

a' t b

I

banyaknya curah hujan yang jatuh

.................... (2)

per satuan waktu, dinyatakan dalam

Persamaan (2) dikemukakan

mm/jam. Intensitas hujan menunjuk-

oleh Talbot, disebut jenis Talbot dan

kan lebat tidaknya hujan. Intensitas

banyak digunakan karena mudah

hujan yang besar, berarti air yang

diterapkan dimana tetapan-tetapan a

dicurahkan jumlahnya banyak dalam

dan b ditentukan dengan nilai-nilai

waktu singkat, butiran airnya besar,

yang diukur.

dan akan menyebabkan erosi lebih besar

lagi,

karena

I

limpasan

a .......................... (3) tn

Persamaan (3) dikemukakan

permukaan yang besar, sementara resapan air akan terhambat (Hanafi,

oleh

1988). Curah hujan jangka pendek

Sherman.

dinyatakan dalam intensitas per jam

untuk jangka waktu curah hujan

yang disebut intensitas curah hujan

yang lamanya lebih dari dua jam.

(mm/jam). Intensitas curah hujan

Sherman,

I

disebut

Persamaan

a t b

(3)

jenis cocok

................... (4)

Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas ..............

Persamaan (4) dikemukakan

dalam Hanafi

121

(1988) didasarkan

oleh Ishiguro. Persamaan (2), (3),

kepada perbandingan antara Bulan

dan

persamaan-

Kering (BK) dan Bulan Basah (BB).

persamaan intensitas curah hujan

BK: bulan dengan curah hujan lebih

untuk curah hujan jangka pendek.

kecil dari 60 mm, BB: bulan dengan

(4)

adalah

curah hujan lebih besar dari 100

m

R  24  I  24   ............ 24  t 

(5)

mm, dan Bulan Lembab: bulan

dengan

dengan curah hujan antara 60-100

I = Intensitas curah hujan (mm/jam).

mm. Adapun persamaan penentuan

t = lamanya curah hujan (menit),

tipe curah hujan (rainfall type) yang dinyatakan dalam nilai Q (quatient

untuk pers (5) dalam (jam).

Q) adalah sebagai berikut:

a, b, n, m = tetapan

R24 = curah hujan maksimum dalam Q

24 jam (mm).

rata  rata jumlah Bulan Kering  100% rata  rata jumlah Bulan Basah

.... ..... .. ..

(6)

Persamaan (5) disebut rumus Mononobe dan merupakan sebuah variasi

Besarnya

dari persamaan (3) dan

digunakan

untuk

nilai

Q

dapat

ditentukan tipe curah hujan suatu

menghitung

tempat atau daerah. Kisaran nilai Q

intensitas curah hujan setiap waktu

untuk menentukan tipe curah hujan

berdasarkan

dapat dilihat dalam tabel Schmidt-

data

curah

hujan

harian.

Ferguson seperti ditunjukkan pada

Klasifikasi iklim di Indonesia

Tabel 1.

menurut Schmidt-Ferguson (1951) Tabel 1. Tipe curah hujan menurut Schmidt-Ferguson. Nilai Q (%) 0 ≤ Q < 14,3 14,3 ≤ Q < 33,3 33,3 ≤ Q < 60 60 ≤ Q < 100 100 ≤ Q <1 67 167 ≤ Q < 300 300 ≤ Q < 700 700 ≤ Q Sumber: Hanafi, 1988.

Tipe curah hujan

Sifat

A B C D E F G H

Sangat basah Basah Agak basah Sedang Agak kering Kering Sangat kering Luar biasa kering

122

Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

METODE PENELITIAN

Grafik hasil pengolahan data

Dalam penelitian ini

data

curah hujan, kemudian dianalisis

curah hujan yang digunakan berasal

secara deskriptif. Grafik hubungan

dari

Stasiun

antara waktu (tahun) dengan jumlah

Kemiling,

curah hujan tiap tahun dianalisis

Bengkulu. Data curah hujan ini

dengan teknik overlay dengan grafik

merupakan

curah hujan

data

curah

Meteorologi

hujan

Padang data

curah

hujan

normal

selama

30

bulanan selama kurun waktu 30

tahun. Berdasarkan overlay kedua

tahun (1977 s.d. 2006). Data curah

grafik

hujan

dengan

tahun-tahun yang memiliki jumlah

Microsoft

curah hujan di atas normal atau di

Excel, sehingga diperoleh nilai rata-

bawah normal, dan juga diperoleh

rata curah hujan selama 30 tahun

pola curah hujan dalam periode

yang kemudian disebut curah hujan

tahun, sehingga dapat diprediksi

normal daerah Kota Bengkulu dan

tahun-tahun

juga diperoleh intensitas curah hujan

mengalami

rata-rata bulanan tiap tahun. Per-

normal

samaan intensitas curah hujan yang

Selanjutnya membandingkan grafik

digunakan

hubungan antara bulan terhadap

kemudian

menggunakan

diolah

Software

adalah

menggunakan

tersebut,

intensitas

besarnya

intensitas

curah

hujan

bulanan

rata-rata

bulanan

tiap

tahun,

diketahui

diketahui

mendatang

yang

curah hujan di atas

atau

persamaan (1). Setelah diperoleh

dapat

di

curah tiap

bawah

hujan

normal.

rata-rata

tahun,

sehingga

karakteristik

intensitas

kemudian diplot ke dalam grafik

curah hujan bulanan. Berdasarkan

berupa: (a) hubungan jumlah curah

data siklus bulanan yang di peroleh,

hujan tiap tahun (mm) fungsi waktu

dibuat grafik siklus tahunan dengan

(tahun),

mengambil nilai intensitas tertinggi

(b)

hubungan

intensitas

curah hujan rata-rata bulanan setiap

dari

tahun selama 30 tahun (1977-2006)

diperoleh

(mm/jam)

curah hujan di Kota Bengkulu.

(bulan), curah

fungsi (c)

hujan

(mm/jam)

periode

hubungan

tahun,

sehingga

karakteristik

intensitas

intensitas

rata-rata

fungsi

waktu

tiap-tiap

periode

tahunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

waktu

Berdasarkan hasil penelitian,

(tahun), dan (d) hubungan jumlah

nilai rata-rata curah hujan tertinggi

curah hujan (mm) fungsi musim.

terjadi

pada

Musim

Barat,

Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas ..............

123

sedangkan rata-rata curah hujan

besar dari 115 % berarti berada di

terendah terjadi pada Musim Timur.

atas normal sedangkan jika lebih

Hal ini disebabkan karena pada

kecil dari 85 % termasuk kategori

Musim Barat bertiup angin barat

berada

(West

(www.rimbawan.com).

Monsoon)

yang

banyak

di

bawah

normal

Sifat

hujan

membawa uap air, sebaliknya pada

normal artinya bahwa akumulasi

Musim

curah hujan yang terjadi di suatu

Timur

(kemarau)

bertiup

angin timur (East Monsoon) yang

daerah

tidak

air

berada di sekitar nilai rata-ratanya

karena berasal dari tengah-tengah

selama 30 tahun. Menurut Hanafi

kontinen

sifat

(1988), apabila curah hujan suatu

daerahnya kering. Jumlah rata-rata

periode tertentu jauh lebih kecil dari

Bulan Basah selama 30 tahun di

curah hujan normal periode yang

Kota Bengkulu yaitu 10,867 mm

sama,

sedangkan jumlah rata-rata Bulan

dikategorikan

Kering di Kota Bengkulu selama 30

nomal berarti lebih kering. Kalau

tahun yaitu 0,5 mm. Nilai Q yang

curah hujannya jauh melewati curah

diperoleh berdasarkan persamaan

hujan normal maka disebut di atas

(6) yaitu 4,6% sehingga tipe curah

normal berarti lebih basah.

hujan

cukup

di

membawa

Australia

Kota

diketahui.

uap

yang

Bengkulu

Berdasarkan

dapat

prakiraan

maka

Gambar

musim

periode sebagai

1

hujan

tersebut di

bawah

menunjukkan

tabel

bahwa nilai curah hujan Normal di

Kota Bengkulu

Kota Bengkulu selama 30 tahun

termasuk tipe curah hujan jenis A

(1977-2006) yaitu 3413,5 mm/tahun.

dengan sifat sangat basah karena

Pada tahun 1978, 1979, 1986, 1993,

curah hujan tahunannya tinggi, rata-

1995, dan 1998 curah hujan Kota

rata lebih besar dari 70 cm/tahun

Bengkulu termasuk di atas normal

(www.dikmenum.go.id) dan intensi-

karena nilai rata-rata curah hujannya

tas

kota

di atas 3925,5 mm atau di atas

meningkat

115% terhadap rata-ratanya, berarti

Schmidt-Ferguson

curah

Bengkulu

hujan

rata-rata

cenderung

setiap tahun. Rata-rata curah hujan di Kota

lebih basah sehingga berpotensi terjadinya

banjir sedangkan pada

Bengkulu berada di sekitar 85%-

tahun 1982, 1991, 1994, dan 1997

115% disebut dalam batas normal

curah hujan Kota Bengkulu termasuk

(Gambar 1), sedangkan bila lebih

di

bawah

normal

karena

curah

124

Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

hujannya kurang dari 2901,475 mm

1981, 1983, 1984, 1985, 1987,

atau

hujannya

1988, 1989, 1990, 1992, 1996,

kurang dari 85% terhadap rata-

1999, 2000, 2001, 2002, 2003,

ratanya,

curah

2004, 2005, dan 2006 curah hujan di

normal

menyebabkan

rata-rata

curah hujan

di

bawah

ancaman

Kota

Bengkulu termasuk normal

banjir berkurang karena sifatnya

dengan jumlah curah hujan antara

lebih kering. Pada tahun 1977, 1980,

2901,475 mm – 3925,5 mm.

5000 4500 4000 3500 3000 Jumlah curah hujan (mm) Curah hujan rata-rata (mm)

2500 2000 1500 1000 500 0 19 77 19 79 19 81 19 83 19 85 19 87 19 89 19 91 19 93 19 95 19 97 19 99 20 01 20 03 20 05

Jumlah Curah Hujan Per Tahun (mm)

Grafik Curah Hujan Normal (1977-2006)

Tahun

Gambar 1. Grafik curah hujan normal (1977-2006) di Kota Bengkulu.

Jatuhnya

terjadi

hujan yang tersedia umumnya tidak

menurut suatu pola dan suatu siklus

cukup panjang untuk menyatakan

tertentu (Subarkah 1980). Hanya

fluktuasi-fluktuasi

kadang-kadang terjadi penyimpang-

sedang

an-penyimpangan

itu

pendek tidak begitu teratur sehingga

tetapi biasanya kembali lagi kepada

bisa didapatkan banyak sekali siklus.

pola yang teratur. Di dalam suatu

Nilai intensitas curah hujan

seri

hujan

pada

pola

data curah hujan, terdapat

fluktuasi-fluktuasi

yang fase

amplitudonya

tidak

Walaupun

demikian,

data

jangka

variasi-variasi

panjang jangka

tertinggi rata-rata selama 30 tahun

dan

paling banyak terjadi pada bulan

teratur.

November dan Desember, karena

curah

pada saat mulainya turun hujan

Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas ..............

125

terjadi pergeseran dari pantai barat

termasuk ke dalam musim barat dan

ke pantai timur. Umumnya pantai

peralihan 2 yang sifatnya basah,

barat

sehingga menyebabkan terjadinya

memperoleh

jumlah

curah

hujan selalu lebih banyak dari pantai

musim hujan.

timur yang mengakibatkan pantai

terendah rata-rata paling banyak

barat

sampai

terjadi pada bulan Juli dan Agustus,

Bengkulu mendapat hujan terbanyak

karena termasuk ke dalam musim

pada bulan-bulan tersebut. Hal ini

Timur yang sifatnya kering meng-

disebabkan juga karena pada bulan

akibatkan pada bulan-bulan tersebut

November

terjadi musim kemarau (Tabel 2).

Pulau

Sumatera

dan

Desember

juga

Adapun

intensitas

Tabel 2. Frekuensi intensitas curah hujan (1977-2006) di Kota Bengkulu. No

Bulan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Frekuensi intensitas curah hujan selama 30 tahun (19772006) Tertinggi (kali) Terendah (kali) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Berdasarkan Tabel 2 terlihat

hujan rata-rata ini tidak menunjukkan

bahwa bulan Januari dan Februari

bahwa jumlah curah hujan yang

yang termasuk ke dalam musim

terjadi pada tiap musim itu adalah

barat serta bulan Oktober yang

sama, karena menurut Hanafi (1988)

termasuk ke dalam musim peralihan

intensitas curah hujan menunjukkan

2, memiliki frekuensi intensitas curah

lebat

hujan

3 kali

hujan yang besar, berarti air yang

selama 30 tahun, begitu juga bulan

dicurahkan jumlahnya banyak dalam

Mei (musim peralihan 1) dan bulan

waktu yang singkat. Oleh karena itu,

Juli

Persamaan

pada saat terjadinya bulan kering

frekuensi tingginya intensitas curah

(musim timur dan peralihan 1) yang

tertinggi

(musim

sebanyak

timur).

tidaknya

hujan.

Intensitas

126

Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

memiliki jumlah curah hujan rendah

tahun berikutnya. Dari nilai intensitas

juga pernah mengalami intensitas

curah hujan ini, kemudian diambil

curah hujan tertinggi dalam satu

nilai intensitas curah hujan tertinggi

tahun.

untuk setiap tahun seperti disajikan Pola intensitas curah hujan

pada

Gambar

3.

Berdasarkan

rata-rata Kota Bengkulu selama 30

Gambar 3, intensitas curah hujan

tahun disajikan dalam Gambar 2.

tertinggi Kota Bengkulu dari tahun ke

Berdasarkan Gambar 2, intensitas

tahun

curah hujan rata-rata Kota Bengkulu

disebabkan oleh perubahan kondisi

mengalami

secara

lingkungan

polinomial dengan persamaan y =

mengalami

0,0069x

serapan air yaitu hutan dan semakin

peningkatan

+ 0,5095

dengan

nilai

cenderung

naik.

yang

Hal

telah

degradasi

ini

banyak daerah

koefisien determinasi R2 = 0,2236.

luasnya

Persamaan

digunakan

pemanasan global yang mencairkan

untuk memperkirakan nilai intensitas

lapisan-lapisan es di kutub, sehingga

curah hujan rata-rata pada tahun-

menaikkan permukaan laut.

ini

dapat

sumber

air

akibat

Grafik Intensitas Curah Hujan Rata-Rata y = 0,0069x + 0,5095 2

1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 197 7 197 8 1 97 9 198 0 198 1 19 8 2 198 3 198 4 198 5 198 6 198 7 1 98 8 198 9 199 0 199 1 199 2 199 3 199 4 199 5 1 99 6 199 7 199 8 199 9 200 0 200 1 2 00 2 200 3 200 4 200 5 200 6

I n t e n s it a s c u r a h h u j a n r a t a r a t a ( m m /j a m )

R = 0,2236

Tahun

Intensitas curah hujan ratarata Linear (Intensitas curah hujan rata-rata)

Gambar 2. Intensitas curah hujan rata-rata (1977-2006) di Kota Bengkulu.

Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas ..............

127

2,5 2 1,5 1 0,5

Tahun

20 05

20 03

20 01

19 99

19 97

19 95

19 93

19 91

19 89

19 87

19 85

19 83

19 81

19 79

0 19 77

Intensitas curah hujan tertinggi (m m /jam )

Grafik Intensitas Curah Hujan Tertinggi (1977-2006)

Intensitas curah hujan tertinggi (mm/jam)

Gambar 3. Intensitas curah hujan tertinggi untuk setiap tahun di Kota Bengkulu. Hujan-hujan

singkat

yang

Data curah hujan selama 30

berintensitas tinggi dapat dihasilkan

tahun

bila

cukup

berdasarkan musim (Gambar 4).

lembab. Menurut Benyamin (1994),

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa

curah

dengan

rata-rata curah hujan tertinggi yang

ketinggian tempat (sebagai akibat

terjadi selama 30 tahun terjadi pada

dari pengaruh torografi), dengan

Musim Barat di tahun 2002 dengan

dekatnya sumber-sumber kelembab-

jumlah curah hujan sebesar 523,33

an pada arah angin (terutama arus-

mm,

arus

udara

yang

hujan

hangat

bervariasi

samudera

dikelompokkan

sedangkan

rata-rata

juga

curah

yang

hangat),

hujan terendah selama 30 tahun

relatif

terhadap

terjadi pada Musim Timur di tahun

pegunungan, dan dengan suhu-suhu

1997 dengan curah hujan 18,30 mm.

relatif pada daratan dan samudera

Jumlah curah hujan pada musim

yang berbatasan. Intensitas curah

Peralihan 2 lebih tinggi daripada

hujan lebih besar untuk kawasan-

musim Peralihan 1, pada musim

kawasan

dan

Peralihan 2 curah hujan tertinggi

periode-periode waktu yang lebih

terjadi pada tahun 1986 dengan

singkat.

jumlah curah hujan sebesar 510,33

dengan

posisi

yang

lebih

kecil

128 mm

Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

sedangkan

pada

musim

peralihan antara musim Barat ke

tertinggi

musim Timur, dengan kondisi angin

terjadi pada tahun 1993 dengan

sangat berubah-ubah. Sedangkan

jumlah curah hujan sebesar 451,67

pada musim Barat jumlah curahnya

mm. Pada musim Peralihan 1 jumlah

tidak jauh berbeda dengan musim

curah hujannya tidak jauh berbeda

Peralihan 2 (September-November),

dengan

ini

karena sebelum kembali ke musim

dikarenakan pada bulan Maret-Mei

Barat terjadi musim peralihan dari

(peralihan

Timur ke Barat.

Peralihan 1 curah hujan

musim

merupakan

hal

musim

0

200 Hujan (mm) 400 Jumlah Curah

600

1)

Timur

Musim 1977 1987 1997

Barat 1978 1988 1998

1979 1989 1999

Peralihan 1 1980 1981 1990 1991 2000 2001

Musim timur 1982 1983 1984 1992 1993 1994 2002 2003 2004

Peralihan 2 1985 1986 1995 1996 2005 2006

Gambar 4. Grafik curah hujan berdasarkan musim untuk setiap tahun di Kota Bengkulu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis

3413,5

mm/tahun,

(2)

intensitas

curah hujan rata-rata Kota Bengkulu

data yang telah disajikan dapat

selama

30

tahun

mengalami

disimpulkan bahwa: (1) nilai curah

peningkatan

secara

polinomial

hujan normal di Kota Bengkulu

dengan persamaan y = 0,0069x +

selama 30 tahun (1977-2006) yaitu

0,5095

dengan

nilai

koefisien

Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas ..............

determinasi R2 = 0,2236, (3) ratarata

curah

hujan

tertinggi

yang

terjadi selama 30 tahun terjadi pada Musim Barat (Desember, Januari dan Februari) di tahun 2002 dengan jumlah curah hujan sebesar 523,33 mm,

sedangkan

rata-rata

curah

hujan terendah terjadi pada Musim Timur (Juni, Juli dan Agustus) di tahun 1977 dengan curah hujan 18,30 mm dan (4) tipe curah hujan di Kota Bengkulu termasuk tipe curah hujan jenis A dengan sifat sangat

129

Benyamin, L. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung. Subarkah, I. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma, Bandung. Sudrajat, A. 2007. Bengkulu Sebagai Daerah Rawan Bencana. Badan Meteorologi dan Geofisika, Bengkulu. Suyono, S dan Takeda. 1980. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

basah.

www.dikmenum.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2007.

DAFTAR PUSTAKA

www.rimbawan.com. Diakses tanggal 15 Maret 2007.

Akbar, A. 2005. Banjir di Bengkulu Akibat Kerusakan Lingkungan. www.walhi.or.id. Diakses tanggal 15 Maret 2007.