ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA AREA CIPUTAT
DERISTYA HANDOKO
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI, SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016
Deristya Handoko NIM H24120121
ABSTRAK DERISTYA HANDOKO. Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Dibimbing oleh H MUSA HUBEIS. Tingginya kebutuhan listrik mengakibatkan timbulnya berbagai gangguan dan ketidakpastian yang sering dihadapi seiring terbatasnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan listrik, sehingga memicu terjadinya pemadaman. Dalam melayani konsumen, perusahaan diharapkan mampu mencapai keandalan melalui penanganan terhadap risiko gangguan dan ketidakpastian. Tujuan penelitian menganalisis nilai keandalan dan menganalisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Analisis data yang digunakan adalah analisis keandalan dengan indeks System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) dan System Average Interruption Duration Index (SAIDI), diagram sebab akibat dan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan nilai SAIFI 2.891 kali gangguan/pelanggan/tahun dan SAIDI 3.963 jam/pelanggan/tahun, maka sistem distribusi listrik di Area Ciputat tidak andal. Alternatif strategi untuk mencapai keandalan adalah pemeliharaan prediktif, investasi mutu SDM, penggantian dan perbaikan alat dan material, mempercepat pemulihan gangguan dan koordinasi operasi. Kata kunci: analisis keandalan, PLN, sistem distribusi, tenaga listrik
ABSTRACT DERISTYA HANDOKO. Reliability Analysis of Electrical Distribution System at PT PLN (Persero) Jakarta Raya Distribution at Ciputat Area. Supervised by H MUSA HUBEIS. The high demand of electricity causing various disorders and uncertainty that have frequently afflicted with limited in distribute electricity and trigger blackout. In serving customers, the company is expected to reach the reliability by handling of disorder and uncertainty risks. The purpose of this research are to analyze the reliability value and analyze alternative strategies for reliability of electrical distribution system appropriate to PT PLN (Persero) Jakarta Raya Distribution at Ciputat Area. Data analyzed by using reliability analyze with System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) and System Average Interruption Duration Index (SAIDI), cause and effect diagram and Analytic Hierarchy Process (AHP). The result idicates that the SAIFI value is 2.891 failure/customers/year and SAIDI value is 3.963 hour/customers/year. It can be concluded that the power distribution system in Ciputat Area is not reliable. The right alternative strategy to achive power sytem distribution’s reliability are by predictive maintenance, invest in quality of human resource, replacing and repairing machine and material, accelerate recovery disorder and operational coordination. Keywords: distribution system, electricity power, PLN, reliability analysis
ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA AREA CIPUTAT
DERISTYA HANDOKO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya, sehingga skripsi yang menjadi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016 adalah manajemen operasi dengan judul Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para karyawan dan pimpinan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat yang telah membantu selama pengumpulan data dan informasi selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga, serta teman-teman Manajemen angkatan 49 atas semangat dan dukungannya selama penulis menempuh pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2016 Deristya Handoko
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Operasi Sistem Distribusi Tenaga Listrik Prinsip Keandalan Penelitian Terdahulu METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT PLN (Persero) Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Analisis Sebab Akibat Risiko Gangguan Pemadaman listrik Analisis AHP Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi vi vi 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 6 6 7 8 8 8 9 11 14 17 17 17 17 18 20
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Data jumlah pengguna listrik di Indonesia Data jumlah gangguan distribusi pada tahun 2014 Klasifikasi jumlah pelanggan listrik Area Ciputat tahun 2015 Nilai SAIFI dan SAIDI Area Ciputat tahun 2015 Hasil SAIFI dan SAIDI Tahun 2015 di sub area Ciputat Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Pamulang Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Cinere Bobot setiap faktor terhadap tujuan utama Bobot setiap aktor terhadap faktor Bobot setiap tujuan terhadap aktor Bobot setiap strategi terhadap tujuan
1 2 9 10 20 20 21 22 22 22 22
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5
Grafik jumlah gangguan jaringan tegangan rendah di Area Ciputat Kerangka pemikiran penelitian Histogram nilai SAIFI dan SAIDI tiga sub area di Area Ciputat tahun 2015 Diagram sebab akibat risiko gangguan pemadaman listrik Area Ciputat Struktur hierarki strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat
2 6 10 13 14
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2.
Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI Perhitungan AHP
20 22
PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini jumlah pengguna listrik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut disebabkan karena listrik telah menjadi kebutuhan pokok konsumen, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perkembangan teknologi. Pada Tabel 1 disajikan data jumlah pengguna listrik di Indonesia. Tabel 1. Data jumlah pengguna listrik di Indonesia Tahun 2014 2013 2012 2011 2010
Jumlah Pengguna Listrik (pelanggan) 57 493 234 53 996 208 49 795 249 45 895 145 42 435 387
Sumber: PT PLN (Persero), 2014
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi kenaikan jumlah pelanggan listrik yang digunakan oleh pelanggan. Hal tersebut menggambarkan kebutuhan masyarakat untuk menggunakan listrik semakin meningkat. Pertumbuhan permintaan listrik ini akan berpengaruh pada kapasitas daya listrik. Dalam memperbesar kapasitas daya listrik perlu mempertimbangkan ketersediaan energi primer yang mayoritas merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Selain itu pembangunan infrastruktur produksi dan pendistribusian listrik memerlukan biaya dan waktu yang sangat besar. Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Dalam melayani pelanggan, perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja jaringan listrik. Namun perusahaan menghadapi tantangan cukup berat berupa terbatasnya pasokan sumber energi pada beberapa pembangkit, belum terealisasinya beberapa jaringan instalasi pendukung utama dan melonjaknya permintaan pasokan listrik di beberapa daerah. Perusahaan secara kontinu terus melakukan berbagai upaya menjaga mutu layanan, diantaranya pengurangan frekuensi gangguan pemadaman dan lama pemadaman, kestabilan tegangan dan pengembangan kapasitas pembangkit untuk memenuhi kecukupan pasokan listrik. Upaya tersebut harus dilakukan sebagai tanggungjawab perusahaan terhadap konsumen. Saat ini PT PLN (Persero) memiliki enam unit bisnis distribusi yang hanya mengurus pendistribusian listrik. Empat di antaranya berada di Pulau Jawa, sedangkan sisanya berada di Bali dan Lampung. Dalam mendistribusikan listrik kepada pelanggan tidak lepas dari adanya risiko gangguan dan ketidakpastian seperti tingginya beban listrik yang digunakan pelanggan dan tegangan yang tidak stabil. Pada Tabel 2 disajikan data jumlah gangguan distribusi pada unit bisnis distribusi listrik pada Tahun 2014.
2 Tabel 2. Data jumlah gangguan distribusi pada tahun 2014 Jumlah Gangguan (kali/100kms) 49.38 49.04 15.54 9.82 9.46 0.03
Unit Distribusi Listrik Lampung Jakarta Raya Jawa Barat dan Banten Jawa Tengah dan Yogyakarta Bali Jawa Timur Sumber: PT PLN (Persero), 2014
Berdasarkan data statistik tersebut, unit distribusi yang memiliki jumlah gangguan terbesar adalah unit Lampung dengan jumlah gangguan terhadap panjang jaringan tertinggi sebesar 49.38 kali gangguan per 100 kilometer sirkuit (kms), disusul unit Jakarta Raya dengan 49.04 kali gangguan per kms. Banyaknya jumlah gangguan yang terjadi pada suatu area akan menyebabkan terganggunya penyediaan tenaga listrik, yang salah satunya memicu terjadinya pemadaman. Salah satu unit distribusi listrik di Jakarta Raya adalah area Ciputat. Di dalam area ini meliputi tiga sub area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere. Pada Gambar 1 disajikan jumlah ganguan pada jaringan tegangan rendah di Area Ciputat Tahun 2015. Jumlah Gangguan JTR Area Ciputat Tahun 2015 Jumlah Gangguan (Kali/100kms)
6 4 2 0 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Bulan
Gambar 1. Grafik jumlah gangguan jaringan tegangan rendah di Area Ciputat Gambar 1 menunjukkan jumlah gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di area Ciputat bersifat fluktuatif setiap bulannya, dengan jumlah gangguan tertingi berada pada bulan Juni tahun 2015 sebesar 5.61 kali gangguan per 100 kms. Jaringan tegangan rendah merupakan salah satu jaringan distribusi listrik pada pelanggan yang menggunakan listrik dengan tegangan rendah, salah satunya pelanggan rumah tangga. Jumlah gangguan pada suatu jaringan secara fluktuatif akan berpengaruh pada nilai keandalannya. Tingkat keandalan sistem distribusi listrik diukur berdasarkan durasi dan frekuensi gangguan yang terjadi. Oleh karena itu perusahaan diharapkan mampu mencapai keandalan melalui penanganan terhadap risiko gangguan dan ketidakpastian yang dihadapi dalam melayani pelanggan. Oleh karena itu perlu dianalisis tingkat keandalan sistem distribusi listrik dengan menghitung durasi dan frekuensi gangguan yang terjadi dan selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor penyebab pemadaman listrik, sehingga dapat mendasari perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat dalam mencapai tingkat keandalan sistem distribusi listrik yang ingin dicapai.
3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah: (1) Berapa nilai keandalan sistem distribusi listrik pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat? dan (2) Bagaimana strategi keandalan sistem distribusi listrik yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat? Tujuan Penelitian Tujuan pada penelitian adalah: (1) Menganalisis nilai keandalan sistem distribusi listrik pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat dan (2) Menganalisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat dapat membuat kebijakan dan strategi dalam penanganan risiko gangguan dan ketidakpastian untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan sistem distribusi listrik; (2) Bagi Masyarakat Ilmiah dapat menjadikan penelitian ini sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya dan referensi dalam menganalisis indeks dan strategi keandalan sistem distribusi listrik dan (3) Bagi peneliti berguna sebagai bahan pembelajaran dan aplikasi dari perkuliahan yang diterima selama perkuliahan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian terfokus pada keandalan sistem distribusi listrik berdasarkan frekuensi dan durasi pemadaman listrik yang dialami pelanggan dengan indeks SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat pada Tahun 2015 ppada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya di area Ciputat yang terdiri atas tiga sub area pelayanan distribusi listrik, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere.
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2005), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Manajemen operasi sangat penting dalam organisasi karena: (1) merupakan salah satu dari tiga fungsi utama sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan bisnis pemasaran dan keuangan perusahaan, (2) terdapat fungsi produksi sebagai bagian dari masyarakat yang menciptakan produk/jasa yang digunakan masyarakat dan (3) merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi.
4 Menurut Handoko (2008), manajemen operasi merupakan usaha usaha pegelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan mentah), dan tenaga kerja untuk menjadikan berbagai produk/jasa. Para manajer mengarahkan berbagai input agar dapat memproduksi berbagai output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai permintaan konsumen. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Menurut Zuhal (1993), sistem distribusi tenaga listrik memiliki fungsi untuk membagikan tenaga listrik kepada pengguna melalui saluran tegangan rendah. Proses distribusi dimulai pada gardu induk (GI) yang akan menurunkan tegangan tegangan melalui trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Kemudian listrik disebar ke berbagai pusat beban. Tegangan distribusi primer tersebut diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V. Menurut Patrick dan Fardo (2009), sistem distribusi tenaga listrik memiliki peran untuk mentransfer daya listrik dari sumber ke tempat dimana listrik digunakan. Prinsip Keandalan Menurut Nasution (2005), keandalan (reliability) menggambarkan suatu peluang fasilitas atau sistem memiliki kinerja menurut yang ditetapkan dalam kurun waktu dan kondisi operasi tertentu. Heizer dan Render (2005) keandalan adalah peluang suatu komponen mesin atau produk berfungsi secara benar pada waktu dan kondisi tertentu. Bila salah satu komponen gagal dilaksanakan karena alasan tertentu, maka akan menyebabkan kegagalan pada keseluruhan sistem. Menurut Cadick et al. (2012), keandalan dinyatakan sebagai frekuensi dan durasi gangguan yang diharapkan pada jangka waktu tertentu dalam sistem operasi. Reliabilitas digunakan untuk memastikan sistem operasi berjalan baik secara kontinu. Penelitian Terdahulu Penelitian menggunakan metode analisis keandalan dengan menghitung indeks SAIFI dan SAIDI diantaranya telah dilakukan oleh Saodah (2008) pada PT PLN (Persero) APJ Cimahi-UPJ Prima, Pirade (2009) pada PT PLN (Persero) Wilayah VII Palu, Wicaksono et al. (2012) pada penyulang listrik dan Franklin (2014) pada Sistem Distribusi Listrik di Jaringan Ekpoma, Wilayah Edo, Nigeria. Penelitian menggunakan metode AHP dilakukan Citrawati (2014) pada salon muslimah, Gumilang (2015) pada komoditas air minum, Hidayat (2015) pada perusahaan otomotif dan Satriaputri (2015) pada operasional jalan tol Jagorawi. Penelitian yang dilakukan oleh Thayib (2011) berjudul “Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Tenaga Listrik Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan” dengan analisis keandalan menggunakan indeks SAIFI dan SAIDI menyatakan bahwa nilai indeks SAIFI untuk sistem Sumatera Bagian Selatan adalah 3.0716 gangguan/pelanggan/tahun dan nilai indeks SAIDI 34.6482 jam/pelanggan/tahun. Kedua indeks itu masih lebih tinggi dan belum mencapai target yang ingin dicapai PT PLN (Persero).
5 Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, penelitian mengenai analisis keandalan listrik telah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai penerapan strategi paling tepat mencapai keandalan belum banyak dikembangkan. Atas dasar itu dilakukan penelitian mengenai analisis keandalan dan strategi penanganannya dengan indeks SAIFI dan SAIDI, serta AHP yang dapat dijadikan literatur pada bidang manajemen produksi dan operasi (MPO).
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian PT PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam memberikan pelayanan bermutu, perusahaan dihadapkan oleh risiko gangguan dan ketidakpastian yang memicu terjadinya pemadaman. Frekuensi pemadaman yang tinggi akan memengaruhi nilai keandalan sistem distribusi listrik. Oleh karena itu, diidentifikasi nilai keandalan sistem distribusi listrik untuk mengetahui tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke konsumen. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung frekuensi gangguan dengan indeks SAIFI dan durasi gangguan dengan indeks SAIDI. Apabila berdasarkan hasil analisis keandalan menyatakan bahwa sistem distribusi listrik di Area Ciputat tidak andal, maka diperlukan analisis faktor-faktor penyebab pemadaman listrik. Data tersebut diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan pakar yang kemudian dipetakan dengan diagram sebab akibat. Faktor-faktor penyebab pemadaman listrik di Area Ciputat menjadi dasar dalam analisis strategi keandalan sistem distribusi listrik dengan metode AHP untuk menentukan strategi yang tepat sebagai upaya penanganan risiko gangguan pemadaman. Setelah melakukan tahapan analisis tersebut, peneliti memberikan rekomendasi terkait strategi alternatif penanganan risiko ganguan dan ketidakpastian yang tepat sehingga menimbulkan peningkatan mutu pelayanan distribusi listrik, seperti yang telah dimuat pada Gambar 2 sebagai kerangka pemikiran penelitian.
6 PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat
Risiko Gangguan Pemadaman Listrik
Keandalan Sistem Distribusi Listrik
Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik (Indeks Keandalan SAIFI dan SAIDI) Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Pemadaman Listrik (Diagram Sebab Akibat) Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Pemadaman Listrik (Diagram Sebab Akibat)
Analisis Strategi Keandalan Sistem Distribusi Listrik (AHP)
Rekomendasi
Peningkatan Mutu Pelayanan Distribusi Listrik
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat yang berlokasi Jalan RE Martadinata Km. 27, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Mei 2016. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan hasilnya dievaluasi sebagai rekomendasi bagi perusahaan. Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Bungin (2011), teknik purposive sampling digunakan pada penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dakam menentukan contoh penelitian. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakar. Menurut Marimin (2002), terdapat empat kelompok kriteria menentukan pakar, yaitu: (1) pakar yang mendapat pendidikan formal S2/S3 pada bidang yang dikaji, (2) pakar yang berpengalaman pada bidang yang dikaji, tetapi memiliki pendidikan formal di bidang lain, (3) pakar yang berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang dikaji, dan (4) pakar yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari. Pakar yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah Manajer, Asman Distribusi dan Supervisor.
7 Data primer didapatkan dengan melakukan observasi langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner oleh para pakar di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Data primer digunakan untuk mencari penyebab pemadaman listrik dengan analisis sebab akibat, kemudian dianalisis dengan metode AHP melalui bobot relatif dari strategi alternatif yang diberikan. Data sekunder diperoleh dari informasi dan pencatatan historis perusahaan yang dibutuhkan selama penelitian, yaitu data gangguan listrik, data pemadaman listrik dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk menganalisis keandalan sistem distribusi listrik dengan menghitung indeks SAIFI dan SAIDI. Bahan pustaka lainnya adalah buku, jurnal ilmiah, dan laporan penelitian terdahulu yang relevan. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan: Diagram Sebab Akibat Menurut Gasperz (2005), Diagram Sebab Akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan analisis lebih rinci dalam menemukan penyebab suatu masalah-masalah ketidaksesuaian yang ada. Menurut Herjanto (2007) tahapan menyusun diagram sebab akibat adalah: 1. Penentuan masalah/akibat yang akan dicari penyebabnya dan ditulis pada ujung garis horizontal. 2. Penentuan kelompok faktor-faktor penyebab utama yang mungkin menjadi penyebab masalah dan ditulis pada kotak yang berada pada cabang. 3. Penentuan faktor-faktor penyebab yang lebih rinci pada setiap cabang yang menjadi faktor penyebab masalah yang dianalisis. 4. Analisis membandingkan data/keadaan dengan persyaratan untuk setiap faktor penyebab berhubungan dengan akibat. Analisis Keandalan Analisis keandalan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap keandalan dan sebagai perbandingan kinerja distribusi listrik bagi perusahaan (IEEE, 2004). Indeks yang digunakan dalam menganalisis keandalan sistem distribusi listrik adalah SAIFI dan SAIDI. SAIFI Indeks SAIFI menunjukkan seberapa sering rataan pelanggan yang mengalami gangguan berkelanjutan dalam periode tertentu (IEEE, 2004). Nilai SAIFI dihitung berdasarkan persamaan (1). 𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼 =
∑(𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
..................................... (1)
SAIDI Indeks SAIDI menunjukkan total durasi gangguan untuk rataan pelanggan selama periode waktu ditetapkan. Hal ini umumnya diukur dalam satuan menit atau jam gangguan per pelanggan. Secara matematis, perhitungan ini diberikan oleh persamaan (2).
8
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 =
∑(𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
....................... (2)
AHP Metode ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam suatu kerangka pemikiran terorganisir yang dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan efektif. Terdapat tiga prinsip pemecahan masalah, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis (Saaty, 1991). Penyusunan hirarki dimulai dari penetapan goal, lalu kriteria level pertama, sub-kriteria dan alternatif. Tahap berikutnya memberikan nilai bobot relatif dengan perbandingan berpasangan judgement dari pengambil keputusan, yaitu ahli dalam bidang yang sedang dianalisis, yaitu keandalan sistem distribusi. Skala perbandingan yang digunakan adalah skala 1-9 yang merupakan skala terbaik dalam mengkualifikasikan pendapat (Marimin, 2008). Skala tersebut kemudian diolah untuk menentukan peringkat prioritas dari seluruh alternatif, setelah nilai perbandingan berpasangan diperoleh selanjutnya dilakukan uji konsistensi logis untuk mengambil keputusan akurat dengan nilai rasio konsistensi yang baik adalah lebih kecil atau sama dengan 10 persen, dimana bila nilai melebihi, maka peniaian tersebut masih acak dan perlu diperbaiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 1972. Tugas utama PT PLN adalah menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PT PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan (PKUK) dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga saat ini. Visi PT PLN (Persero) adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Dalam mencapai visi diperlukan suatu misi, yaitu (1) Menjalankan bidang kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham; (2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat; (3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan (4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya merupakan salah satu dari enam unit distribusi listrik yang melayani pelanggan di wilayah DKI Jakarta serta sebagian wilayah Bodetabek. Total luas wilayah operasi PLN Disjaya adalah
9 2 067 km2. Tugas pokok perusahaan meliputi distribusi, penjualan dan pelayanan tenaga listrik kepada pelanggan. Kegiatan operasional perusahaan dikendalikan melalui 20 area pelayanan yang tersebar di Jabodetabek. Salah satu unit pelayanan PLN Disjaya adalah Area Pelayanan Jaringan (APJ) Ciputat. APJ Ciputat merupakan area distribusi listrik yang mencakup tiga sub area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere dengan luas wilayah 97.27 km2. Berdasarkan data perusahaan, jumlah pelanggan listrik di area Ciputat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi jumlah pelanggan listrik Area Ciputat tahun 2015 Jenis Pelanggan
Jumlah Pelanggan (pelanggan)
Rumah Tangga Sosial Bisnis Industri Publik TOTAL
296 489 2 881 17 895 60 571 317 977
Sumber: PT PLN (Persero) Area Ciputat, 2015
Berdasarkan Tabel 3, jumlah pelanggan listrik di Area Ciputat didominasi oleh pelanggan rumah tangga dengan 296 489 pelanggan. Tingginya jumlah pelanggan akan berpengaruh pada jumlah pasokan listrik yang harus dipenuhi. Selain itu terdapat risiko gangguan dan ketidakpastian yang memengaruhi kinerja perusahaan dalam mendistribusikan listrik kepada pelanggan. Berdasarkan pemaparan pada (Gambar 1) terkait gangguan listrik pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang fluktuatif tiap bulannya berpengaruh pada keandalan sistem distribusi listrik di area Ciputat. Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Setelah diketahui beberapa penyebab umum risiko gangguan dan ketidakpastian yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik di Area Ciputat maka perlu dilakukan pengukuran keandalan sistem distribusi listrik. Melalui analisis keandalan sistem distribusi listrik dapat diketahui mutu pelayanan listrik dari perusahaan kepada masyarakat dilihat dari beberapa macam sumber gangguan pemadaman. Pencatatan gangguan pemadaman oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat memiliki sepuluh kelompok, yaitu: (1) Gangguan Sambungan Rumah dan Alat Pembatas dan Pengukur (APP), (2) Gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR), (3) Gangguan transformasi gardu distribusi, (4) Gangguan tiang listrik tegangan rendah dan menengah, (5) Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), (6) Gangguan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM), (7) Gangguan transmisi dan gardu induk, (8) Gangguan padamnya sumber tegangan, (9) Gangguan bencana alam dan (10) Pemadaman terencana. Analisis keandalan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan indeks keandalan SAIFI dan SAIDI. Indeks SAIFI digunakan untuk mengetahui tingkat frekuensi pemadaman tiap pelanggan selama satu tahun dan indeks SAIDI digunakan untuk mengetahui durasi pemadaman yang dialami pelanggan.
10 Perhitungan indeks keandalan di Area Ciputat dilakukan masing-masing di tiga sub area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere, sehingga untuk mengetahui nilai keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat digunakan nilai rataan SAIFI dan SAIDI dari setiap sub area. Data yang digunakan pada analisis ini adalah data jumlah pelanggan padam, durasi padam dan jumlah pelanggan pada tahun 2015. Pada Lampiran 2 (Tabel 5-7) secara berturut-turut disajikan nilai keandalan SAIFI dan SAIDI tahun 2015 pada sub area Ciputat, Pamulang dan Cinere. Pada Gambar 3 disajikan histogram nilai SAIFI dan SAIDI pada ketiga sub area di Area Ciputat. 5.000 4.000
4.376
4.150 3.126
3.000
3.364 2.840
SAIFI SAIDI
2.586
2.000 1.000 0
Ciputat
Pamulang
Cinere
Gambar 3. Histogram nilai SAIFI dan SAIDI tiga sub area di Area Ciputat tahun 2015 Sumber: Data diolah (2016)
Pada Gambar 3 menjelaskan bahwa nilai SAIFI tertinggi di Area Ciputat adalah sub area Ciputat dengan nilai 3.126 kali gangguan/pelanggan yang berarti dalam satu tahun, peluang terjadi gangguan pada pelanggan sekitar tiga kali. Sedangkan nilai SAIDI tertinggi pada sub area Pamulang dengan nilai 4.376 jam/pelanggan yang berarti bahwa dalam satu tahun, peluang terjadinya pemadaman pada pelanggan sekitar empat jam. Penyebab wilayah Pamulang mengalami durasi pemadaman tinggi karena tingginya pemakaian listrik oleh pelanggan dan terdapat proyek pelebaran Jalan Raya Siliwangi di daerah tersebut. Langkah selanjutnya menentukan nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat berdasarkan rataan nilai SAIFI dan SAIDI pada ketiga sub area. Pada Tabel 4 disajikan hasil akhir nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat tahun 2015. Tabel 4. Nilai SAIFI dan SAIDI Area Ciputat tahun 2015 Sub Area Ciputat Pamulang Cinere Area Ciputat
SAIFI (kali/pelanggan) 3.126 2.840 2.586 2.851
SAIDI (jam/pelanggan) 4.150 4.376 3.364 3.963
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai SAIFI 2.851 kali gangguan/pelanggan, berarti dalam satu tahun, peluang terjadi gangguan pada pelanggan tiga kali (hasil pembulatan). Nilai SAIDI di Area Ciputat sebesar 3.963 jam/pelanggan. Bila dikonversi menjadi satuan menit/pelanggan, maka nilai SAIDI menjadi 237.794 menit/pelanggan, berarti bahwa dalam satu tahun, peluang terjadinya pemadaman pada pelanggan 237.794 menit atau sekitar empat jam. Sesuai visi perusahaan untuk menjadi perusahaan berkelas dunia, salah satu perspektif capaian pada aspek produk dan layanan adalah keandalan (SAIFI dan
11 SAIDI) berada pada level yang baik. Perusahaan telah menetapkan nilai SAIFI 2.6 kali/pelanggan/tahun dan nilai SAIDI 129 menit/pelanggan/tahun. Apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan, maka dapat dikatakan bahwa nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat pada tahun 2015 belum mencapai keandalan. Hal tersebut dikarenakan nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat masih lebih tinggi daripada nilai SAIFI dan SAIDI yang menjadi target perusahaan, sehingga diperlukan analisis strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat di masa depan. Analisis Sebab Akibat Risiko Gangguan Pemadaman listrik Sebelum ke tahap perumusan strategi alternatif pencapaian keandalan diperlukan analisis sebab akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemadaman listrik di Area Ciputat. Gasperz (2005) menjelaskan bahwa dalam mengkategorikan penyebab dalam analisis sebab akibat dapat menggunakan kategori Men, Method, Machine & Tools, Material, Measure dan Environment yang dicetuskan oleh Kaoru Ishikawa. Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi lapang disajikan diagram sebab akibat terkait risiko gangguan pemadaman listrik di Area Ciputat pada Gambar 4. Gangguan penyebab terjadinya pemadaman listrik dibagi menjadi lima kategori, yaitu Men, Method, Material, Machine & Tools dan Environment. Pada kategori Men menjelaskan tentang gangguan yang disebabkan oleh aspek sumber daya manusia (SDM) di perusahaan. Terdapat dua penyebab terjadinya risiko gangguan pemadaman listrik, yaitu human error dan kinerja pengawasan yang rendah. Umumnya para pekerja masih mengabaikan Standard Operational Procedur (SOP) dalam aktivitas pekerjaannya dan kurang kompeten dalam menangani temuan gangguan baru di lapangan. Hal tersebut menyebabkan kesalahan dalam penanganan gangguan dan timbulnya kerusakan pada alat atau material. Masalah lainnya adalah kinerja pengawasan rendah yang diakibatkan oleh kurangnya tenaga pengawas dan hambatan komunikasi dengan pihak lain. Pada kategori Method dijelaskan tentang penyebab gangguan yang disebabkan kesalahan dalam prosedur yang telah ditetapkan. Penyebab utama terjadinya risiko pemadaman listrik adalah pemasangan alat atau material tidak sesuai SOP. Hal tersebut terjadi karena alat dan mesin yang tidak berfungsi, kesalahan teknisi dan kualitas alat dan mesin yang buruk. Pada kategori Machine & Tools dijelaskan tentang gangguan yang disebabkan oleh peralatan dalam mendistribusikan listrik Penyebab terjadinya pemadaman listrik pada kategori ini adalah kerusakan mesin dan masalah arus listrik. Umumnya penyebab kerusakan mesin memiliki kesamaan dengan kerusakan material. Lalu masalah arus listrik disebabkan oleh konsumsi listrik yang berlebihan namun kapasitas aliran listrik untuk memenuhi jumlah konsumsi tidak mencukupi. Kejadian ini umumnya terjadi pada malam hari, dimana konsumsi listrik mengalami peningkatan dibanding siang hari. Apabila terdapat indikasi jumlah tegangan yang dikonsumsi tinggi dan hampir mendekati kapasitas maksimum, maka harus segera dilakukan upaya manuver. Manuver adalah modifikasi penyaluran listrik bila terdapat indikasi gangguan untuk menjaga keadaan normal dengan mengalirkan atau menutup peralatan penghubung aliran
12 listrik. Jumlah tegangan yang tinggi akan mempengaruhi kinerja mesin dan akan menyebabkan pemadaman. Pada kategori Material menjelaskan terkait gangguan yang disebabkan oleh material yang pada topik ini merupakan komponen dari suatu alat. Penyebab utama terjadinya peamdaman listrik adalah adanya kerusakan material. Kerusakan tersebut disebabkan karena pemasangan yang tidak sesuai dengan standar, inspeksi tidak optimal dan penanganan terlambat. Kegiatan pemeliharaan memiliki target untuk memeriksa semua alat dan material pendistribusian listrik setiap akhir semester. Apabila terdapat indikasi kerusakan pada alat dan material maka perlu dilakukan pengecekan dan perbaikan. Namun kenyataannya kegiatan ini terhambat karena banyaknya alat dan material yang harus diperiksa namun terbatas pada kurangnya tenaga pekerja. Pada kategori environment dijelaskan tentang faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja distribusi listrik. Lingkungan sebagai salah satu faktor penyebab pemadaman listrik yang harus diantisipasi oleh perusahaan yang terjadi tanpa indikasi gangguan terlebih dahulu. Terdapat empat penyebab pemadaman listrik pada kategori ini, yaitu perilaku alamiah, ulah masyarakat, cuaca ekstrim dan kegiatan proyek pembangunan. Binatang seperti tikus, burung dan tupai, serta pohon seringkali menyebabkan kerusakan pada kabel saluran udara maupun kabel bawah tanah. Selain itu, ulah masyarakat seperti pemasangan bendera dekat dengan kabel dan layangan yang tersangkut akan menyebabkan gangguan sama. Cuaca ekstrim seperti hujan dan angin kencang umumnya menyebabkan kerusakan pada alat dan material, seperti kabel menjadi basah dan material terpisah. Sedangkan petir umumnya akan mempengaruhi peningkatan tegangan listrik yang dapat menyebabkan pemadaman. Proyek pembangunan juga dapat menyebabkan pemadaman yang umumnya pada saluran listrik kabel bawah tanah. Proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan di Area Ciputat yaitu proyek Mass Rapid Transportation (MRT), proyek tol Depok – Antasari dan proyek Pemerintah Daerah (PEMDA) seperti pembangunan instalasi air. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan para pakar, dapat disimpulkan penyebab utama gangguan pemadaman listrik di Area Ciputat adalah kategori Machine & Tools, Materials dan Environment. Ketiga kategori tersebut merupakan penyebab utama karena masalah-masalah tersebut sering ditemui dalam pendistribusian listrik. Beberapa kerusakan alat dan material yang sering yaitu kubikel, konektor, kabel dan trafo. Kerusakan alat dan material tersebut umumnya karena faktor lingkungan yang mayoritas kejadiannya tidak dapat diprediksi, seperti cuaca ekstrim dan perilaku hewan. Sedangkan penyebab tambahan gangguan pemadaman listrik di Area Ciputat adalah kategori Men dan Method. Hal tersebut karena masalah yang diakibatkan pada kategori tersebut jarang terjadi dan pemadaman yang diakibatkan bersifat sementara karena dapat langsung diantisipasi oleh pekerja lain yang lebih kompeten.
Gambar 4. Diagram sebab akibat risiko gangguan pemadaman listrik Area Ciputat
13
14 Analisis AHP Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Setelah mengetahui nilai keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat bahwa belum dapat dikatakan andal karena nilai SAIFI dan SAIDI yang melebihi target, maka diperlukan analisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di area tersebut. Analisis dengan metode AHP menunjukkan lima hal yang perlu dievaluasi, seperti tujuan utama adalah keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat, faktor yang memengaruhi keandalan, aktor yang berperan dalam pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat, tujuan berupa target yang ingin dicapai perusahaan dalam menerapkan strategi, serta strategi atau langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan utama. Pada Gambar 5 disajikan struktur hirarki yang tersusun atas tujuan utama, faktor, aktor, tujuan dan strategi. Keandalan Sistem Distribusi Listrik di Area Ciputat
Faktor
Aktor
Tujuan
Strategi
Alat (F1) 0.152
Anggaran dana (F2) 0.135
Material (F4) 0.098
Asman Distribusi (A2) 0.256
Manajer (A1) 0.564
Mengurangi frekuensi pemadaman listrik
(T1) 0.319
Investasi mutu SDM (S1) 0.221
Lingkungan eksternal (F3) 0.140
Koordinasi operasi (S2) 0.177
Supervisor (A3) 0.180
Meningkatkan kepuasan pelanggan (T2) 0.369
Pemeliharaan prediktif (S3) 0.244
Teknologi (F6) 0.182
SDM (F5) 0.293
Menjamin mutu dan kontinuitas pelayanan (T3) 0.312
Perbaikan dan penggantian alat dan material (S4) 0.180
Percepatan pemulihan gangguan (S5) 0.178
Gambar 5. Struktur hirarki strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat
15 Analisis Faktor Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Faktor-faktor yang memengaruhi penyusunan strategi alternatif pencapaian keandalan berdasarkan hasil wawancara dengan pakar terkait keandalan sistem distribusi listrik dan observasi lapang yaitu: (1) alat, (2) anggaran dana, (3) lingkungan eksternal, (4) material, (5) SDM dan (6) teknologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi keandalan sistem distribusi adalah sumber daya manusia (SDM) dengan nilai 0.293 (Gambar 5). Faktor tersebut menjadi prioritas utama, karena dianggap paling memiliki peran dalam keandalan sistem distribusi listrik. Di posisi kedua adalah teknologi dengan nilai 0.182. Di era modern saat ini diperlukan penerapan teknologi dalam proses bisnis, agar dapat mempercepat proses pelayanan listrik dan memelihara mutu alat dan material secara lebih lama dari gangguan. Di posisi ketiga adalah alat dengan nilai 0.152. Peralatan merupakan faktor penting dalam proses pendistribusian listrik hingga dapat dikonsumsi oleh pelanggan. Di posisi keempat adalah lingkungan eksternal dengan nilai dengan nilai 0.140. Faktor tersebut perlu diantisipasi agar tidak terjadinya pemadaman listrik. Di posisi kelima adalah anggaran dana dengan nilai 0.135. Anggaran dana berperan penting dalam aktivitas suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Di posisi keenam adalah material dengan nilai 0.098. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 (Tabel 8). Aktor dalam Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Aktor adalah jabatan/posisi penting dalam pengambilan keputusan strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik. Aktor internal pada penelitian ini adalah Manajer, Asisten Manajer Bidang Distribusi dan Supervisor. Manajer bertugas untuk berkoordinasi dengan seluruh manajer bidang terkait pemasaran, keuangan dan operasional perusahaan. Asman Distribusi bertugas untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi listrik. Di dalam bidang distribusi terdapat penanggungjawab, yaitu Supervisor yang bertugas untuk memantau dan memelihara komponen dalam sistem distribusi listrik, serta memberikan penanganan gangguan. Hasil analisis menunjukkan aktor paling berpengaruh dalam penentuan strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat adalah Manajer dengan nilai 0.564 (Gambar 5) dengan perhitungan pada Lampiran 3. Manajer berperan penting dalam pencapaian keandalan, karena memiliki wewenang untuk memberikan keputusan terkait operasional perusahaan, termasuk didalamnya terkait pendistribusian listrik. Di posisi kedua adalah Asman Distribusi dengan nilai 0.256 yang bertanggungjawab atas proses distribusi listrik di Area Ciputat. Di posisi ketiga adalah Supervisor dengan nilai 0.180 yang bertanggungjawab atas proses penanganan gangguan, pengawasan dan pemeliharaan komponen dalam pendistribusian listrik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 (Tabel 9).
16 Tujuan dalam Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Dalam mencapai keandalan sistem distribusi listrik melalui nilai SAIFI dan SAIDI yang lebih rendah dari target perusahaan, terdapat beberapa tujuan lain yang memengaruhi pencapaian keandalan. Tujuan yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengurangi frekuensi pemadaman listrik, meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjamin mutu dan kontinuitas pelayanan. Berdasarkan hasil analisis tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan berada pada posisi pertama dengan nilai 0.369. Mencapai kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama perusahaan dalam proses bisnisnya. Posisi kedua adalah mengurangi frekuensi pemadaman listrik berada pada posisi pertama dengan nilai 0.319. Tujuan ini dianggapp penting, karena kinerja bidang distribusi dinilai didasarkan pada pencapaian tujuan ini. Di posisi ketiga adalah menjamin mutu dan kontinuitas pelayanan dengan nilai 0.312. Tujuan tersebut penting, karena listrik merupakan salah satu unsur penting dalam hidup yang harus dipertahankan mutunya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan perhitungan terlampir pada Lampiran 3 (Tabel 10). Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat Strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik diperoleh melalui studi literatur yang tercantum pada jurnal yang ditulis oleh Suhadi (2009). Strategi tesebut menjadi bahan pertimbangan para pakar untuk tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap gangguan pemadaman listrik yang dapat memengaruhi keandalan. Strategi tersebut, diantaranya investasi mutu SDM, koordinasi operasi, pemeliharaan prediktif, penggantian dan perbaikan alat dan material dan percepatan pemulihan gangguan. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa strategi yang dianggap paling penting diterapkan di unit distribusi Area Ciputat adalah pemeliharaan prediktif dengan nilai 0.244. Perhitungan tersebut disajikan pada Lampiran 3 (Tabel 11). Menurut Ungureanu (2015), pemeliharaan prediktif adalah suatu bentuk kegiatan pemeliharaan dengan menggunakan teknologi untuk memprediksi kondisi sistem, sehingga diketahui kapan alat dan material harus diperbaiki atau diganti bila terdapat indikasi menuju rusak. Hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pencegahan terjadinya gangguan pada alat dan material listrik dan mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh pekerja. Di posisi kedua adalah investasi mutu SDM dengan nilai 0.221. Tindakan ini perlu dilakukan untuk mendukung proses penanganan gangguan secara cepat dan mencegah terjadinya kerugian yang tidak diinginkan. Di posisi ketiga adalah adalah penggantian dan perbaikan alat dan material dengan nilai 0.180. Tindakan ini perlu diterapkan pada jangka waktu rendah untuk mengurangi pemadaman listrik dalam jangka waktu panjang. Di posisi keempat adalah percepatan pemulihan gangguan dengan nilai 0.178. Tindakan ini diperlukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan listrik. Di posisi terakhir adalah koordinasi operasi dengan nilai 0.177. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 (Tabel 11).
17 Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat diberikan adalah perusahaan menerapkan pemeliharaan prediktif. Sebagai salah satu bentuk pemeliharaan preventif yang telah dilakukan perusahaan, pemeliharaan prediktif dalam penerapannya membutuhkan teknologi dan sumber daya kompeten dalam penerapannya. Kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan adalah pemeriksaan sistem distribusi listrik dengan kamera infra merah untuk mendeteksi hal-hal yang tidak terlihat secara kasat mata, seperti tingkat kelonggaran material dan suhu peralatan. Dalam mempertahankan kondisi alat dan material terhadap lingkungan diperlukan upaya perbaikan dan penggantian dengan kondisi lebih bermutu. Selain itu, perusahaan perlu mulai menerapkan pemeliharaan secara online, contohnya dengan pemakaian sensor di dalam alat untuk mendeteksi gangguan yang langsung terhubung dengan komputer. Dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan sistem distribusi listrik diperlukan peningkatan kompetensi pekerja teknis seperti training dan pembuatan SOP, agar proses distribusi listrik berjalan kontinu. Selain itu, perbaikan dan penggantian alat dan material secara berkala perlu dilakukan secara rutin. Berdasarkan analisis keandalan, penanganan gangguan harus fokus pada gangguan saluran kabel tanah tegangan menengah. Dengan tindakan pemeliharaan yang telah dijelaskan, maka diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemadaman listrik dan menjaga kontinuitas aliran listrik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian mengenai analisis keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat dapat disimpulkan berikut: 1. Nilai keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat tahun 2015 berdasarkan aspek frekuensi pemadaman yang diukur dengan indeks SAIFI dan durasi pemadaman listrik dengan indeks SAIDI masing-masing 2.851 kali per pelanggan dan 3.963 jam per pelanggan. Hasil tersebut belum mencapai keandalan, karena masih lebih tinggi dibanding target nilai SAIFI dan SAIDI yang diterapkan perusahaan 2.6 kali/pelanggan/tahun dan nilai SAIDI 129 menit/pelanggan/tahun. 2. Strategi prioritas pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat secara berturut-turut adalah pemeliharaan prediktif, investasi mutu SDM, penggantian dan perbaikan alat dan material, percepatan pemulihan gangguan dan koordinasi operasi. Meningkatkan kinerja pemeliharaan dianggap sebagai strategi utama sebagai kunci keberhasilan bagi strategi lainnya. Saran Sebaiknya perusahaan menerapkan pemeliharaan prediktif untuk menjamin kontinuitas aliran listrik, mengurangi frekuensi pemadaman dan mencegah timbulnya risiko yang memicu kerugian. Selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai strategi pencapaian keandalan lebih spesifik terkait peralatan pendistribusian listrik untuk menganalisis prioritas penanganan dan analisis
18 mengenai risiko operasional dalam penanganan gangguan sistem distribusi listrik untuk mengurangi kerugian yang tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA Bungin B. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana Cadick J, Capelli M, Neitzel DK, Winffield A. 2012. Electrical Safety Handbook. New York (USA): McGraw-Hill, Inc. Citrawati Y. 2014. Penerapan analytic hierarchy process dalam pemilihan bauran pemasaran pada salon muslimah (studi kasus house of khadijah, bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Franklin O. 2014. Reliability analysis of power distribution system in Nigeria: A case study of Ekpoma Network, Edo State. International Journal of Electronics and Electrical Engineering. 2(3): 1-8 Gasperz V. 2005. Total Quality Management. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Gumilang I. 2015. Analisis strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Handoko TH. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta (ID): BPFE. Heizer J, Render B. 2005. Manajemen Operasi Edisi VII. Setyoningsih D, Almahdy I, penerjemah. Kusmastuti R, editor. Terjemahan dari: Operations Management: 7th Edition. Jakarta (ID): Salemba Empat. Herjanto E. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta (ID): PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hidayat MF. 2015. Analisis strategi promosi perusahaan PT Hadji Kalla Toyota Cabang Urip Sumoharjo Makassar [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [IEEE] The Institute of Electrical and Electronics Engineers. 2004. IEEE Guide for Electric Power Distribution Reliability Indices. New York (USA): IEEE. Marimin. 2002. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor (ID): IPB Press. Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): PT Gramedia. Nasution AH. 2005. Manajemen Industri.Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Patrick DR, Fardo SW. 2009. Electrical Distribution Systems Second Edition. Lilburn (USA): The Fairmont Press, Inc. Pirade YS. 2009. Studi keandalan kelistrikan Kota Palu 2007 berdasarkan system average interruption duration index (SAIFI) dan system average interruption frequency index (SAIFI). Jurnal Media Litbang Sulteng. 2(1). 29-33. [PLN] PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Data Statistik 2014. Jakarta (ID): PLN. [PLN] PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Laporan Tahunan 2014 Menuju Level Kinerja Baru. Jakarta (ID): PLN.
19 Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Liana S, penerjemah. Kirti P, editor. Terjemahan dari: Decision Making for Leaders, The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World. Jakarta (ID): Pustaka Binama Pressindo. Saodah S. 2008. Evaluasi keandalan sistem distribusi tenaga listrik berdasarkan SAIFI dan SAIDI. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi [internet]. Yogyakarta (ID): IST AKPRIND. hlm 1-7; [diunduh 2016 Mar 7]. Tersedia pada http://repository.akprind.ac.id/repo/conference-paper. Satriaputri D. 2015. Analisis risiko operasional jalan tol Jagorawi PT Jasa Marga (Persero) Tbk [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suhadi. 2009. Menekan angka SAIDI melalui pola koordinasi yang efektif dan meningkatkan kinerja SAIFI dengan pemeliharaan prediktif. Seminar Nasional Electrical, Informatics and it’s Educations [internet]. Malang (ID): Universitas Negeri Malang. hlm 1-5; [diunduh 2016 Mar 13]. Tersedia pada http://repository.um.ac.id. Thayib R. 2011. Perhitungan indeks keandalan sistem tenaga listrik interkoneksi sumatera bagian selatan. Seminar Nasional AVoER ke-3 [internet]. Palembang (ID): Universitas Sriwijaya. hlm 1-8; [diunduh 2016 Mar 13]. Tersedia pada http://eprints.unsri.ac.id/153. Ungureanu N, Ungureanu M. 2015. System of Predictive Maintenance. Scientific Bulletin. 29(1): 1-5. Wicaksono HP, Hernanda I, Penangsang O. 2012. Analisis keandalan sistem distribusi listrik menggunakan program analisis kelistrikan transien dan metode section technique. Jurnal Teknik ITS. 1(1). 1-6 Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta (ID): PT Gramedia.
20
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI Tabel 5. Hasil SAIFI dan SAIDI Tahun 2015 di sub area Ciputat No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga listrik dan APP Gangguan jaringan tegangan rendah Gangguan transformasi gardu distribusi Gangguan tiang listrik tegangan rendah dan menengah Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Gangguan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) Gangguan transmisi dan gardu induk Gangguan padamnya sumber tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1 2 3 4 5 6 7
TOTAL
Jumlah Pelanggan Padam A (Jiwa)
Durasi Padam B (Jam)
Jam Pelanggan Padam C (A*B)
Jumlah Pelanggan (Jiwa) D
SAIFI (A/D)
SAIDI (C/D)
14 458
0.830
11 997.384
100 220
0.144
0.120
7 428
0.618
4 590.243
100 220
0.074
0.046
47 644
0.978
46 606.550
100 220
0.475
0.465
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
84 815
1.472
12 488.783
100 220
0.846
1.245
98 713
1.173
115 825.117
100 220
0.985
1.156
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
10
0.433
4.333
100 220
0.000
0.000
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
60 192
1.862
112 065.250
100 220
0.601
1.118
3.126
4.150
SAIDI (C/D)
313 260
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 6. Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Pamulang No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga listrik dan APP Gangguan jaringan tegangan rendah Gangguan transformasi gardu distribusi Gangguan tiang listrik tegangan rendah dan menengah Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Gangguan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) Gangguan transmisi dan gardu induk Gangguan padamnya sumber tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1 2 3 4 5 6 7
TOTAL
Sumber: Data diolah (2016)
Jumlah Pelanggan Padam A (Jiwa)
Durasi Padam B (Jam)
Jam Pelanggan Padam C (A*B)
Jumlah Pelanggan (Jiwa) D
SAIFI (A/D)
1 342
0.634
851.433
120 555
0.011
0.007
4 798
0.677
3 248.800
120 555
0.040
0.027
14 048
1.760
24 726.800
120 555
0.117
0.205
100
1.400
140.000
120 555
0.001
0.001
44 708
1.701
76 046.500
120 555
0.371
0.631
183 740
1.419
260 789.167
120 555
1.524
2.163
0
0.000
0.000
120 555
0.000
0.000
10
0.317
3.167
120 555
0.000
0.000
0
0.000
0.000
120 555
0.000
0.000
93 638
1.727
161 703.550
120 555
0.777
1.341
2.840
4.376
342 384
21 Lanjutan Lampiran 1 Tabel 7. Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Cinere No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga listrik dan APP Gangguan jaringan tegangan rendah Gangguan transformasi gardu distribusi Gangguan tiang listrik tegangan rendah dan menengah Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Gangguan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) Gangguan transmisi dan gardu induk Gangguan padamnya sumber tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1 2 3
4 5 6 7
TOTAL
Sumber: Data diolah (2016)
Jumlah Pelanggan Padam A (Jiwa)
Durasi Padam B (Jam)
Jam Pelanggan Padam C (A*B)
Jumlah Pelanggan (Jiwa) D
SAIFI (A/D)
SAIDI (C/D)
3 252
7.742
25 177.550
86 720
0.038
0.290
5 646
0.715
4 039.050
86 720
0.065
0.047
45 107
1.050
47 378.583
86 720
0.520
0.546
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
20 275
0.813
16 482.633
86 720
0.234
0.190
112 932
1.229
138 740.033
86 720
1.302
1.600
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
37 024
1.618
59 911.850
86 720
0.427
0.691
2.586
3.364
224 236
22 Lampiran 2. Perhitungan AHP Tabel 8. Bobot setiap faktor terhadap tujuan utama Faktor
Bobot
Prioritas
F5
Sumber Daya Manusia
0.293
1
F6
Teknologi
0.182
2
F1
Alat
0.152
3
F3
Lingkungan Eksternal
0.140
4
F2
Anggaran Dana
0.135
5
F4
Material
0.098
6
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 9. Bobot setiap aktor terhadap faktor Aktor
Bobot
Prioritas
A1
Manajer
0.564
1
A2
Asman Distribusi
0.256
2
A3
Supervisor
0.180
3
Bobot
Prioritas
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 10. Bobot setiap tujuan terhadap aktor Tujuan T2
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
0.369
1
T1
Mengurangi Frekuensi Pemadaman Listrik
0.319
2
T3
Menjamin Mutu dan Kontinuitas Pelayanan
0.312
3
Bobot
Prioritas
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 11. Bobot setiap strategi terhadap tujuan Strategi
S3
Pemeliharaan Prediktif
0.244
1
S1
Investasi Mutu SDM
0.221
2
S4
Penggantian dan Perbaikan Alat dan Material
0.180
3
S5
Percepatan Pemulihan Gangguan
0.178
4
S2
Koordinasi Operasi
0.177
5
Sumber: Data diolah (2016)
23
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Deristya Handoko dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember 1994 dari pasangan Hartono dan Karmintening Tyas. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Serdang 011 pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 79 Jakarta dan lulus pada tahun 2009. Jenjang pendidikan berikutnya ditempuh pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jakarta hingga tahun 2012. Selepas SMA diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Talenta Mandiri (UTM). Selama masa studi di Departemen Manajemen, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. Penulis menjadi staf divisi Human Resources periode 2013-2014 dan di tahun berikutnya menjadi staf Dewan Komisaris pada Himpunan Profesi Centre of Management (COM@) IPB hingga tahun 2015. Penulis pernah mengajar mata kuliah Akuntansi Biaya dan Manajemen Produksi dan Operasi di salah satu program kerja COM@ pada tahun 2015. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan pada acara-acara yang diselenggarakan IPB.