ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

Download SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN. LINEAR DUA VARIABEL ... sistem persamaan linier dua variabel dan diusahakan soal tes ters...

0 downloads 602 Views 67KB Size
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN (Studi Kasus MAN Malang 2 Batu) Bunga Suci Bintari Rindyana1 Tjang Daniel Chandra2 Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Pengambilan subyek penelitian ini adalah 30 siswa kelas X MAN Malang 2 Kota Batu tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang dapat menjawab dengan benar semua soal yang telah diberikan. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa (1) sebanyak 84,4 % siswa melakukan kesalahan pada tahap membaca soal (reading) kesulitan yang dialami siswa adalah tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca dengan baik. (2) Pada tahap memahami masalah (comprehension) sebanyak 87,7 % siswa , kesalahan yang dilakukan siswa meliputi: (a) tidak menuliskan apa yang diketahui, (b) menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal, (c) menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal, (d) tidak menuliskan yang ditanyakan dalam soal, (e) tidak mengetahui maksud pertanyaan. (3) Pada tahap transformasi soal sebanyak 46,6 % siswa yang melakukan kesalahan diantaranya yaitu siswa tidak mengetahui metode yang akan digunakan. (4) Tahap ketrampilan proses sebanyak 32,2 % siswa, yaitu kesalahan dalam proses eliminasi subtitusi (5) penulisan jawaban akhir sebanyak 42,2 % siswa, yaitu (a) menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal, (b) tidak menuliskan jawaban akhir . Adapun faktor penyebabnya ialah tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan ke bentuk kalimat matamatika, tidak memahami soal yang diminta, kurang teliti, kurang dapat menangkap informasi masalah yang terkandung dalam soal, lupa, kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita yang bervariasi. Kata kunci: Kesalahan, Soal Cerita Matematika, Analisis Kesalahan Newman

Pemecahan masalah dalam matematika sekolah biasanya diwujudkan melalui soal cerita. Dalam penyelesaian soal cerita terlebih dahulu siswa harus dapat memahami isi soal cerita tersebut, setelah itu menarik kesimpulan obyekobyek yang harus diselesaikan dan memisalkannya dengan simbol-simbol matematika, sampai pada tahap akhir yaitu penyelesaian. Hingga saat ini, keterampilan berpikir dan menyelesaikan soal cerita matematika masih cukup rendah. Kesulitan yang paling banyak dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah kesulitan dalam memahami soal (Hanifah, 2009). Pada saat peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di MAN Malang 2 Batu, peneliti melihat hasil pekerjaan tes siswa mengenai materi sistem

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

persamaan linear yang sudah dikoreksi oleh Ibu guru mereka. Dan ternyata banyak dari mereka yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah, walapun soal yang diberikan cukup mudah. Oleh karena itu untuk mengetahui alasan yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami soal sistem persamaan linear terutama pada bentuk soal cerita maka perlu dilakukan analisis kesalahan siswa dalam pengerjaan soal. Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Dalam metode ini, dia menyarankan lima kegiatan yang spesifik sebagai suatu yang sangat krusial untuk membantu menemukan di mana kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswa ketika menyelesaikan suatu masalah berbentuk soal cerita. Parakitipong dan Nakamura (2006) membagi lima tahapan analisis kesalahan Newman menjadi dua kelompok kendala yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah. Kendala pertama adalah masalah dalam kelancaran linguistik dan pemahaman konseptual yang sesuai dengan tingkat membaca sederhana dan memahami makna masalah. Kendala ini dikaitkan dengan tahapan membaca (reading) dan memahami (comprehension) makna suatu permasalahan. Dan kendala kedua adalah masalah dalam pengolahan matematika yang terdiri dari transformasi (transformation), keterampilan proses (process skill), dan penulisan jawaban (encoding). METODE Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Subjek dan Lokasi Penelitian Subyek penelitian diambil dari siswa kelas X MAN Malang 2 Batu Tahun ajaran 2012/2013 sebanyak tiga puluh siswa. Lokasi Penelitian adalah MAN Malang 2 Batu yang terletak di daerah Batu. Instrumen Penelitian 1. Lembar Tes Soal tes dalam penelitian ini berbentuk soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dan diusahakan soal tes tersebut mencakup kemungkinan siswa melakukan kesalahan-kesalahan menurut tahapan analisis kesalahan Newman 2. Pedoman Wawancara Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data berupa kata-kata yang merupakan ungkapan secara lisan tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami soal cerita matematika.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada kelima tahapan Analisis Kesalahan Newman. Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa lembar jawaban siswa dan hasil wawancara. Data berupa lembar jawaban siswa digunakan untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai. Kelas nilai siswa dikategorikan ke dalam kelas rendah, sedang, dan tinggi. Siswa dikelompokkan kedalam kelas nilai rendah apabila nilai siswa kurang dari kuartil bawah nilai siswa. Siswa yang

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

nilainya lebih dari atau sama dengan kuartil bawah dan kurang dari kuartil atas dikelompokkan ke dalam kelas nilai sedang. Sedangkan siswa yang nilainya lebih dari atau sama dengan kuartil atas dikelompokkan kedalam kelas nilai tinggi (Ali, 2011). Data yang diperoleh dari hasil wawancara digunakan untuk mengidentifikasi bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menurut tahapan analisis kesalahan Newman yaitu tahap membaca, pemahaman, transformasi, keterampilan proses, dan tahap pengkodean. HASIL DAN PAPARAN DATA Data ini diperoleh setelah siswa menyelesaikan tes tertulis. Data yang diperoleh berupa lembar jawaban tertulis yang merupakan hasil pengerjaan siswa terhadap soal yang diberikan. Data ini dapat digunakan juga untuk identifikasi jenis kesalahan siswa. Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jenis Kesalahan Siswa Jenis Kesalahan Nomor Soal Soal Siswa Nomor 1 Nomor 2 1 A,B N 2 A,B,E D 3 A,B,E C 4 AB,E C 5 A,B,D A,B 6 A,B C 7 A,B,E A,B 8 A,B C 9 A,B,E N 10 A C 11 A,B N 12 A,B,D N 13 A,B,E N 14 A,B,E A,B 15 A,B,D A,B

Soal Nomor 3 N A,B,C AB,C N N A,B A,B A,B N A,B N A,B N N A,B

Nomor Siswa 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Kesalahan Soal Soal Nomor 1 Nomor 2 A,B A,B, C A,B,D A,B A A,B A,B,E C A,B,E A,B, C A,B,E N A,B,E N A,B,E A,B A,B,E C A,B A,B,C A,B,E A,B A,B D A,B C A,B C A,B,E N

Soal Nomor 3 A,B,C A,B,C A,B,C N N A,B N N N A,B,C A,B C N N N

Catatan : A : Kesalahan membaca B : Kesalahan pemahaman C : Kesalahan transformasi D : Kesalahan ketrampilan proses E : Kesalahan penulisan jawaban akhir M : Tidak ditemui kesulitan N : Soal tidak dijawab Dengan melihat tabel 1, dapat terlihat bahwa pada soal no 1 sebanyak 30 siswa kesulitan pada tahap membaca dalam hal ini siswa belum mampu memaknai kalimat yang mereka baca dengan tepat. Pada tahap pemahaman sebanyak 20 siswa tidak memahami soal no 2 dan 30 siswa tidak memahami soal no 3, mereka tidak dapat memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan baik. Sedangkan pada tahap transformasi pada soal no 1 semua siswa dapat mentransformasi dengan baik tapi pada soal no 2 dan 3 sebanyak 20 siswa

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

yang tidak mampu mentransformasi kalimat matematika dalam soal cerita tersebut. Pada tahap ketrampilan proses hanya 4 siswa yang melakukan kesalahan pada soal no 1 begitu pula pada soal no 2 dan 3 hanya 10 dan 15 siswa yang melakukan kesalahan. Sedangkan pada tahap penulisan jawaban akhir sekitar 15 siswa yang melakukan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir. Berikut disajikan tabel rekapitulasi presentase kesalahan yang dilakukan siswa. Tabel 2. Rekapitulasi Presentase Kesalahan Siswa

Kesalahan pada tahap Membaca Pemahaman Transformasi Ketrampilan proses Penulisan Jawaban akhir

Presentase 84,4% 87,7% 46,6% 32,2% 42,2%

Dari tabel 2 terlihat bahwa paling banyak kesulitan yang dialami siswa terjadi pada tahap pemahaman yaitu sebesar 87,7%. Hal ini berkaitan dengan tahap membaca yang banyak dilakukan oleh siswa karena pada tahap membaca siswa tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca dengan benar sehingga tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan benar. PEMBAHASAN Bentuk-bentuk Kesalahan Siswa pada Tahap Membaca Pada tahap membaca sebanyak 84,4 % siswa tidak dapat melalui tahap membaca dengan baik, walaupun siswa dengan lancar bisa membaca soal dengan baik dan benar tidak mengalami kesulitan yang berarti, hal ini dikarenakan bentuk soal merupakan soal cerita yang menggunakan bahasa Indonesia. Kata-kata yang digunakan di dalam soal juga tidak ada yang menggunakan istilah asing yang menyulitkan pengucapan siswa. Namun siswa ternyata tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca secara tepat. Bentuk-bentuk Kesalahan Siswa pada Tahap Pemahaman Sebanyak 87,7 % melakukan kesalahan pada tahap pemahaman. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada soal nomor 1 walaupun tidak ada kalimat yang dianggap sulit namun dalam kenyataannya siswa tidak memaknai betul kalimat yang mereka baca. Hal ini terbukti dari tidak ada satu pun siswa yang memisalkan variabel dengan benar. Mereka memisalkan buku dan pensil sebagai variabel, bukannya harga buku dan harga pensil. Sedangakan pada soal no 2 beberapa kalimat yang dianggap sulit oleh siswa diantaranya adalah kalimat lima tahun lalu, 3 kali umur A sama dengan 2 kali umur B, tiga tahun yang akan datang, 2 kali umur A sama dengan umur B ditambah 11 tahun. Hanya 11 siswa dari 30 siswa yang mampu memahami kalimat tersebut, siswa-siswa tersebut tidak memahami keterangan waktu pada kalimat tersebut. Sedangkan pada nomor 3 yaitu pada kalimat setiap sisi diperpanjang dengan 10 cm, maka luasnya menjadi 410 cm2 lebih besar, apabila lebarnya dikurangi dengan 5 cm dan panjangnya ditambah dengan 5 cm, maka luasnya berkurang 30 cm2. Tidak ada satu pun siswa yang mampu memahami kalimat tersebut sehingga sebagian besar dari siswa tidak mengerjakan soal nomor 3. Hal ini dikarenakan siswa sudah

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

merasa putus asa karena tidak dapat menemukan kata-kata kunci yang terdapat dalam kalimat-kalimat tersebut untuk melangkah ke dalam proses selanjutnya. Pada saat menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, 8 dari 30 siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal tersebut. Mereka langsung melakukan proses matematika, sebanyak 24 siswa langsung mentransformasi informasi yang mereka ketahui di dalam soal ke dalam bentuk bahasa matematika sedangkan hanya 6 siswa yang sudah dapat menyebutkan dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan menggunakan konteks masalah soal cerita. Hal ini berarti sebagian siswa belum terbiasa menyelesaikan soal cerita matematika dengan pendekatan bermakna. Bentuk-bentuk Kesalahan Siswa pada Tahap Transformasi Kesalahan pada tahap transformasi dalam analisis kesalahan Newman adalah kesalahan dalam menentukan metode penyelesaian. Pada tahap ini sebanyak 46,6 % siswa melakukakan kesalahan pada tahap transformasi. Ada beberapa siswa langsung menuliskan formula yang digunakan tetapi mereka jarang bahkan hampir tidak pernah menyertakan keterangan dari simbol-simbol pada formula tersebut. Kesalahan juga terjadi pada saat siswa mentranformasikan informasi yang mereka ketahui dalam soal ke dalam kalimat matematika yang benar. Pada soal no 2, sebanyak 28 siswa tidak dapat mentransformasi informasi yang mereka peroleh ke dalam kalimat matematika. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami arti atau maksud kalimat dalam soal tersebut. Siswa – siswa tersebut merasa kebingungan dalam mentransformasikan keterangan waktu yang diketahui dalam soal tersebut. Jika mereka memahami kunci kalimat kalau masa lalu berarti dikurangi dan masa yang akan datang ditambah maka dalam pentransformasian ke dalam kalimat matematika akan lebih mudah. Begitu pula pada soal nomor 3, tidak ada siswa yang mampu mentransformasi ke dalam kalimat matematika, walaupun mereka mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya. Namun mereka tidak dapat mentranformasi apa yang mereka ketahui ke dalam kalimat matematika yang benar.Oleh karena sudah merasa putus asa hampir separuh siswa tidak berupaya untuk menjawab soal nomor 3. Untuk soal no1, 23 siswa dapat menuliskan metode yang tepat untuk penyelesaian yaitu dengan metode eliminasi subtitusi. Berdasarkan hasil wawancara, kesalahan yang terjadi karena siswa memang belum memahami soal secara menyeluruh dan kurang teliti dalam menentukan informasi mengenai apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Pada soal no 3 misalnya, siswa yang menjawab dengan metode yang kurang tepat menuliskan informasi yang sangat minim sehingga siswa kesulitan mengubahnya kedalam istilah matematika yang berakibat fatal pada pemilihan metode, kesalahan juga terjadi pada saat siswa memasukkan informasi yang dia tulis pada soal kedalam formula berdasarkan metode yang dipilih. Kesalahan dalam menentukan metode akan mengurangi efektifitas pengerjaan soal. Bentuk-bentuk Kesalahan Siswa pada Tahap Ketrampilan Proses Pada tahap ketrampilan proses hanya 32,2 % siswa yang melakukan kesalahan dalam melakukan prosedur matematis, biasanya kesalahan itu terjadi sejak tahap pemahaman sehingga tahap ketrampilan proses ikut menghasilkan penyelesaian yang salah tetapi bukan kesalahan pada prosedur matematikanya. Pada tahap ketrampilan proses ditemukan 5 siswa melakukan kesalahan dalam

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

proses eliminasi subtitusi yaitu ketika melakukan operasi perkalian, penjumlahan dan pengurang. Bentuk-bentuk Kesalahan Siswa pada Tahap Pengkodean Pada tahap pengkodean, belum terbiasanya siswa dalam menuliskan jawaban akhir dari soal membuat kesulitan dalam menelusuri kesalahan yang terjadi pada proses terakhir ini. Sebanyak 42,2 % siswa melakukan kesalahan pada tahap ini. Siswa juga masih banyak yang menuliskan jawaban akhir secara singkat dan belum dapat merepresentasikan informasi yang ditanyakan dalam soal secara keseluruhan. Berdasarkan hasil tes dan wawacara, ditemukan beberapa kesalahan siswa dalam menuliskan jawaban akhir yaitu tidak sesuai dengan konteks dalam soal. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menuliskan jawaban akhir dapat berupa kesalahan dalam penyesuaian konteks atau kesalahan penulisan kata dan kalimat. Pada penelitian ini, kesalahan dalam penyesuaian konteks sering dilakukan siswa. Peneliti menemukan salah satu kesalahan jenis ini. Misal siswa menuliskan jawaban soal nomor tiga tanpa satuan dan tidak merujuk pada konteks permasalahan, yaitu “ jadi 5 x  2 y  10000 ”, padahal yang ditanyakan di soal adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan. Kesalahan yang dilakukan pada tahap membaca dan pemahaman menjadi penyebab terjadinya kesalahan siswa ini. Berdasarkan tabel 4.3 dominasi kesalahan siswa ada pada tahap pemahaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Hanifah (2009) yang menyatakan bahwa kesalahan yang banyak dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita adalah pada tahap pemahaman. Siswa belum dapat melampui Fase Syimbolic berdasarkan teori yang dikemukan oleh Bruner (2008) yaitu tahapan belajar dimana siswa telah dapat mereprentasikan konsep dalam bentuk simbol-simbol, seperti lambang matematika, dan notasi matematika. Untuk itu perlu peran serta guru dalam membantu siswa untuk dapat melalui tahapan ini. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Pada analisis sebelumnya telah diuraikan beberapa faktor penyebab siswa mengalami kesalahan baik membaca soal, memahami soal, transformasi soal, ketrampilan proses dan penulisan jawaban akhir dari setiap subyek pada setiap butir soal, meliputi: tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk kalimat matematika, kurang teliti, lupa, kurang latihan mengerjakan soalsoal bentuk cerita dengan variasi yang berbeda, kurang memahami soal.Dari semua faktor penyebab kesalahan siswa paling banyak kurang memahami soal yang diberikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap siswa, peneliti menyimpulkan bahwa bentuk - bentuk kesalahan siswa ditinjau dari tahapan analisis kesalahan Newman adalah sebagai berikut : a. Tahap Membaca (Reading) Siswa dapat membaca dengan lancar, hal ini dikarenakan bentuk soal merupakan soal cerita yang menggunakan bahasa Indonesia. Kata-kata yang digunakan di dalam soal juga tidak ada yang menggunakan istilah asing yang menyulitkan pengucapan siswa. Namun walaupun demikian siswa ternyata tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca secara tepat

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

b. Tahap Pemahaman (Comprehension) Pada tahap ini kesalahan yang dilakukan siswa adalah dalam mengubah konteks masalah soal cerita menjadi bahasa sendiri yang berpengaruh pada proses penyelesaian soal. Kesalahan memahami soal yang ditemukan meliputi 1. Tidak menuliskan apa yang diketahui 2. Menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal 3. Menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal 4. Tidak menuliskan yang ditanyakan dalam soal 5. Tidak mengetahui maksud pertanyaan c. Tahap Transformasi (Transformation) Pada tahap ini siswa melakukan kesalahan dalam mentransformasi informasi yang diberikan dalam soal ke dalam kalimat matematika terutama pada soal no 2 dan 3. Dan beberapa siswa tidak mengetahui metode yang akan digunakan. d. Tahap Keterampilan Proses (Skill Proces) Pada tahap ini kesalahan yang terjadi pada siswa adalah kesalahan dalam proses eliminasi subtitusi yaitu ketika melakukan operasi perkalian, penjumlahan dan pengurang memahami operasi pada bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi operasi pada bentuk aljabar. e. Tahap Pengkodean (Enkoding) Kesalahan pada tahap ini berupa kesalahan: 1. Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal. 2. Tidak menuliskan jawaban akhir. f. Faktor-faktor penyebab Beberapa faktor penyebab siswa mengalami kesalahan memahami soal, transformasi soal, ketrampilan proses dan penulisan jawaban akhir dari setiap subyek pada setiap butir soal, meliputi: tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk kalimat matematika, kurang teliti, lupa, kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan yang bervariasi, kurang memahami soal. Dari semua faktor penyebab kesalahan siswa paling banyak kurang memahami soal yang diberikan. Saran 1. Siswa diharapkan mempelajari materi persamaan linier dengan baik agar memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita yang bisa dikerjakan dengan metode yang diajarkan pada materi persamaan linier dua variabel. 2. Guru diharapkan lebih sering mengenalkan kalimat matematika supaya siswa terbiasa dengan kalimat matematika tersebut sehingga ketika menghadapi permasalahan matematika, siswa secara otomatis langsung dapat meraba permasalahan yang dimaksud pada soal cerita dan tidak menimbulkan salah tafsir. Guru membiasakan siswa untuk menjawab dengan lengkap soal-soal cerita. 3. Sebaiknya guru lebih sering memberikan latihan soal-soal cerita yang bervariasi. Mulai dari soal-soal cerita yang sederhana sampai dengan soalsoal cerita yang lebih kompleks dengan menekankan pada penggunaan langkah-langkah penyelesaian soal cerita agar siswa lebih terlatih dalam menyelesaikan soal cerita dan lebih sistematis.

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

4. Guru diharapkan dapat menampung keluhan-keluhan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dan membantu kesulitan-kasulitan siswa tersebut supaya kesalahan-kesalahan dasar yang dilakukan siswa dapat dikurangi. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad F. 2011. Analisis kesalahan penyelesaian soal cerita matematika berbahasa Inggris melalui tahapan analisis kesalahan Newman pada siswa RSBI SMP Laboratorium UM , Skripsi tidak diterbitkan. Malang : FMIPA Universitas Negeri Malang Alriavindrafunny, Rindu .2010. Dianogsis Kesalahan Pemahaman Siswa Bilingual Dalam Perilaku Pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika Berbahasa Inggris Berdasarkan Analisis Kesalahan Newman (Siswa Kelas Xi-Ipa 1 Sma Negeri 1 Sidoarjo) Skripsi tidak diterbitkan. Malang : FMIPA Universitas Negeri Malang Arifin, Zaenal. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Lamongan: Lentera Cendika. Clements, M. A.1980. Analysing Children’s Errors on Written Mathematical Tasks. Educational Studies in Mathematics, Denzin, NK. 1978. The Research Act: A Theoretical Introduction in Sociological Methods. McGraw-Hills. New York. Hanifah, Erni Hikmatul. 2009. Identifikasi Kesalahan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Berdasarkan Metode Analisis Kesalahan Newman (Studi Kasus SMP Bina Bangsa). Surabaya: IAIN. Kartawidjaja, Eddy Soewardi. 1987. Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar Bandung: Sinar Baru. Moleong, Lexy. J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moma, La. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI SD dalam Menyelesaikan Soal Pengukuran Panjang. Ambon: FMIPA Universitas Pattimura. Mujis, Daniel dan Reynold, David. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muksar, Makbul dan Hasanah Dahliatul. 2009. Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris dan Hasil Belajar Matematika Dasar 1 Mahasiswa Bilingual melalui Penerapan Metode Analisis Kesalahan Newmann .Penelitian tidak diterbitkan. Malang : FMIPA Universitas Negeri Malang

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera Newman, A.(1977). Newman Promt. Dari http://www.curriculumsupport. education. nsw.gov.au/Secondary/ mathematics/numeracy/ newman/ index.htm. Nurlaily. 2003. Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Operasi Bilangan Cacah Siswa Kelas V semester I Di SDN panggung II Sampang-Madura. Malang: skripsi tidak diterbitkan. Pape, Stephen J. .2004. Middle Scholl Children’s Problem-Solving Behavior : A Cognitive Analysis from a Reading Comprehension Perspective. Journal for Research in Mathematics Education. National Council of Teachers of Mathematics Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. cetakan kedua, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009 Polya,George. 1962. Mathematical Discovery. New York: John Wiley Pratikipong,Natcha dan Nakamura, Satoshi.2006.Analysis of Mathematics Performance of Grade Five Students in Thailand Using Newman Procedure. CICE Hiroshima University, Journal of International Cooperation in Education Rosyidi, Abdul Haris. 2005. Analisis kesalahan siswa kelas II MTS al Khoiriyah dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan SPLDV. Malang : Tesis tidak diterbitkan. Sartin. 2005. Analisis Kesalahan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Yang Memuat Pecahan Desimal. Skripsi. Malang: MIPA Subaidah, Siti. 2010. Kemampuan siswa SMP kelas VIII di Kota Malang dalam menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari tahapan analisis kesalahan Newman. Malang: Skripsi tidak diterbitkan.

1. Bunga Suci Bintari Rindyana adalah mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Malang 2. Tjang Daniel Chandra adalah dosen jurusan Matematika Universitas Negeri Malang