ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR

Download Tinggi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA N 8 Yogyakarta 2016”. Penulisan skripsi ini diajukan ... Bapak Drs. Munjid Nur Alamsyah, MM. sela...

0 downloads 750 Views 14MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA N 8 YOGYAKARTA 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh: Hilaria Mitri 121324011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:  Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya yang senantiasa menyertai setiap waktu  Untuk kedua orang tuaku bapak Heriyanto dan ibu Milka yang selalu memotivasi, mencurahkan kasih sayang, dan dukungan serta kesbaran dalam membimbingku.  Kakakku Devi Naomi Wulandari dan adikku Resi Meri Anjani yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.  Kekasihku Nandhika Ridwan Firdaus yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi, cinta dan kasih sayang.  Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Jika orang lain bisa kenapa saya tidak

TIADA KESUKSESAN TANPA DIBARENGI USAHA DAN DOA, TIADA USAHA YANG MEMBOHONGI HASIL

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SAMA N 8 YOGYAKARTA 2016 Hilaria Mitri Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun desain RPP mata pelajaran Ekonomi yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) apakah guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3) apakah pelaksanaan penilaian kelas (assesment) telah mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan model deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 80 siswa kelas X, XI MIPA dan IS serta guru Ekonomi kelas X, XI, dan XII. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain RPP yang disusun oleh kedua guru mata pelajaran Ekonomi tidak memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) kedua guru mata pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan pembelajaran belum mengarah pada keterampilan berpikir tinggi; dan (3) pelaksanaan penilaian kelas (assesment) yang disusun oleh guru dinyatakan belum mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kata kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), keterampilan berpikir tingkat tinggi, pelaksanaan penilaian kelas (assesment).

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT THE ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS ON ECONOMIC SUBJECTS IN 8 PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL OF YOGYAKARTA 2016 Hilaria Mitri Sanata Dharma University 2016 The objectives of this study are: (1) to exame whether the teachers have arranged the learning plans in the subjects of economics includes indicators of higher order thinking skills; (2) whether the teachers already implementing learning activities that lead the students to higher order thinking skills; and (3) whether the implementation of assessments has lead to the measurement of higher order thinking skills. This research is a qualitative descriptive model. Subjects of the study were eighty students of the tenth and eleven class and all the teachers of Economics. Data were collected by using observation, interviews, documentation and questionnaires. The results of the study indicate that: (1) the Learning Plans arranged by the teacher in subjects of Economics are not contains with indicators of higher order thinking skills; (2) The performance of learning done by the teachers in subject of economics are not lead the students to higher order thinking skills; and (3) the implementation of assessments were prepared by teachers declared not lead to the measurement of higher order thinking skills.

Keywords: lesson plan (RPP), a higher order thinking skills, the implementation of assessments.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA N 8 Yogyakarta 2016”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2.

Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen yang banyak memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.

3. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. Selaku Dosen Pembimbing atas segala kebaikan yang penuh kasih dan kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd.,M.Sc. Selaku dosen Pendidikan Ekonomi yang dengan penuh kasih dan kesabaran memeberikan ilmu selama perkuliahan. 5. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ibu Christina Kristiani selaku bagian sekretariat yang telah membantu segala administrasi yang telah dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Munjid Nur Alamsyah, MM. selaku Kepala Sekolah SMA N 8 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Swinarni selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Humas yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 9. Ibu Dra. Sri Nurmeilani selaku guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI dan XII- MIPA SMA N 8 Yogyakarta atas kerjasama , bantuan, dan informasi yang baik selama penulis melakukan penelitian. 10.

Ibu Retno Handayani selaku guru mata pelajaran Ekonomi kelas X dan

XI- IIS SMA N 8 Yogyakarta atas kerjasama , bantuan, dan informasi yang baik selama penulis melakukan penelitian. 11. Siswa kelas X dan kelas XI tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia membantu dalam proses observasi dan pengisian kuesioner. 12. Kedua orang tuaku Papa Heriyanto dan Mama Milka yang selalu mendukung dalam doa, yang terus memberikan semangat, dorongan yang pnuh dngan kasih dan kesabaran selama kuliah hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. 13. Kakakku Devi Naomi Wulandari dan adikku Resi Meri Anjani yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa yang tulus selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini. 14. Kakak iparku Gregorius Pedi yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Keponakanku Petrus Christian Aprilo yang selalu memberi semangat dan keceriaan. 16. Kekasihku Nandhika Ridwan Firdaus yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, cinta dan dukungan serta motivasi selama perkuliahan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 17. Orang tua keduaku ibu Titin Suprihatin dan Bapak Delyuzar Gafar yang selalu mendoakan, memotivasi, dan memberikan kasih sayang kepada penulis. 18. Sahabatku Sarniati Dapaole, Olivia, dan Harini Triana Silalahi yang selalu memberikan dukungan, motivasi, keceriaan, semangat dan menemani penulis dalam mengurus kelengkapan penulisan skripsi ini. 19. Temanku Albertus Bima Sulistya, Vidia Natalia Kusuma Ningtyas dan Yosep Henri Wibisono yang turut membantu penulis. 20. Sahabat selama perkuliahan Sarniati Dapaole, Olivia, Harini Triana Silalahi, Hesti Ratnaningrum, dan Riwan Sigalingging serta Robertus Andronikus. 21. Seluruh teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2012, atas kerjasama, canda tawa, dan keceriaan selama proses perkuliahan. 22. Teman-temanku di asrama, Natalia Lun, Nani Julita, dan Oliyfie Bintang yang menjadi tempat curhat dan berkeluh kesah penulis.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………......

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………......

ii

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................

iv

MOTTO..............................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................

vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................................................................

vii

ABSTRAK……………………………………………………………………...

viii

ABSTRACT.........................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR………………………………………………………...

x

DAFTAR ISI………………………………………………………………......

xiv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………......

1

A. Latar Belakang……………………………………………………………....

1

B. Batasan Masalah………………………………………………………….....

7

C. Rumusan Masalah……………………………………………………….......

7

D. Tujuan Penelitian ……………………………….

8

E. Manfaat Penelitian …………………………………………………………..

8

F. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator ………………………………..

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

10

A. Berpikir Tingkat Tinggi…………………………………………………......

10

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………………………...

19

C. Kegiatan Pembelajaran……………………………………………………...

24

D. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)…………………………………..

45

E. Kerangka Berpikir..........................................................................................

52

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….....

55

A. Jenis Penelitian……………………………………………………………...

55

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………….....

55

C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………......

56

D. Sasaran Penelitian………………………………………………………......

57

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel…………………….....

57

F. Variabel dan Indikator Penelitian…………………………………………...

59

G. Data Yang Dicari…………………………………………………………...

61

H. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………....

62

I. Tekniik Pengujian Instrumen…………………………………………….....

67

J. Teknik Analisis Data…………………………………………………….....

72

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH………………...........................

76

A. Deskripsi Lokasi…………………………………………………………....

76

B. Deskripsi Responden…………………………………………………….....

79

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………….....

83

A. Analisis Data…………………………………………………………….......

83

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………………….......

83

2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi……..

87

3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)………………………………..

91

B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………......

93

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………………...

93

2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi……..

98

3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)………………………………..

102

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………......

105

A. Kesimpulan……………………………………………………………........

105

B. Keterbatasan Penelitian……………………………………………….........

108

C. Saran……………………………………………………………………......

109

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......

112

LAMPIRAN......................................................................................................

114

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Siswa……………………………….

64

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Menganalisis....................... 69 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Mengevaluasi...................... 70 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Mencipta.............................

70

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.......................................................

71

Tabel 3.6 Hasil Penilaian Persepsi Siswa.........................................................

74

Tabel 4.1 Daftar Rekapitulasi Siswa................................................................

82

Tabel 5.1 Hasil Analisis Persepsi Siswa........................................................... 86

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional………... 114 Lampiran 2 RPP Pasar dalam Perekonomian………………………………...

120

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Persepsi Siswa……………………………… 123 Lampiran 4 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas………………….

126

Lampiran 5 Instrumen Analisis RPP........................................………………

127

Lampiran 6 Instrumen Analisis Kesesuian RPP dengan Permendikbud no. 128 103 tahun 2014.............................................................................. Lampiran 7 Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)……... 130 Lampiran 8 Lembar Pertanyaan Wawancara....……………………………… 132 Lampiran 9 Lembar Soal UTS kelas XI MIPA……………………………....

138

Lampiran 10 Lembar Soal UTS kelas XI IIS ………….....………………….

144

Lampiran 11 Hasil Analisis RPP 1...................................................................

150

Lampiran 12 Hasil Analisis RPP 2.................………………………………..

151

Lampiran 13 Hasil Observasi kelas X MIPA………………………………...

152

Lampiran 14 Hasil Observasi kelas XI IIS.......................................................

153

Lampiran 15 Hasil Analisis Kegiatan Assesment kelas XI MIPA…............... 154 Lampiran 16 Hasil Analisis Kegiatan Assesment kelas XI IIS........................ 157 Lampiran 17 Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas................................. 160 Lampiran 18 Lembar Kerja Siswa…………………………………………… 168 Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian..................................................................... 174 Lampiran 20 RPP Satu Semester…………………………………………….. 175 Lampiran 21 Kelompok Kata Kerja Operasional Indikator Untuk Aspek Kognitif Pada Desain RPP..........................................................

xvii

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat

keingintahuan.

Pendapat

ini

menunjukkan

ketika

seseorang

memutuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka orang tersebut melakukan aktivitas berpikir (Heong dkk, 2011). Kegiatan berpikir dibedakan menjadi dua jenjang, yaitu berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking (HOT) dan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking (LOT). Menurut (Heong, dkk 2011) kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi yang baru. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan. Berbicara mengenai tahapan berpikir, maka taksonomi Bloom dianggap sebagai dasar bagi berpikir tingkat tinggi, pemikiran ini didasarkan bahwa

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

beberapa jenis pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih dari pada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum (Heong, dkk 2011). Berlandaskan pada taksonomi Bloom tersebut, maka terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher-order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek menganalisa (C4), aspek mengevaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6). Sedangkan tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek menerapkan (C3), masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking. Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom dari satu dimensi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan dimensi pengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kognitif merupakan hasil revisi dari taksonomi Bloom. Anderson mengklasifikasikan proses kognitif menjadi enam kategori, yaitu mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasi (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). (Krathwohl & Andrerson, 2015). Tema umum dalam pergerakan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang melibatkan kemampuan mengambil keputusan yang bernalar dalam situasi yang kompleks. Pergerakan ini menekankan pada ”knowing how” daripada ”knowing what”. Oleh karena itu, usaha membantu individu memperoleh kemampuan tersebut membutuhkan kesadaran diri sebagai bagian usaha dari pendidik untuk menggali kemampuan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

tingkat tinggi dengan memanfaatkan metode dari pada peran sederhana memorisasi dan pengajaran diktatik. Dengan melihat kenyataan yang ada saat ini, begitu banyak lembaga pendidikan dengan tenaga pendidik yang menerapkan model pembelajaran hanya menitikberatkan pada kemampuan menghafal. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan dalam berbagai aspek pengetahuan, lembaga pendidikan yang hanya menanamkan model pembelajaran pada kemampuan menghafal akan menjadikan siswa terbiasa tidak kritis dan hanya menerima materi tanpa mengkritisi materi yang diberikan. Sebagai akibatnya kebiasaan siswa yang hanya menghafal materi tanpa tahu bagaimana mengkritisinya akan terus berlajut hingga perguruan tinggi bahkan sampai saat dimana siswa tersebut memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat penting ditanamkan pada siswa mengingat tantangan peningkatan mutu dalam berbagai aspek kehidupan tidak dapat ditawar lagi. Pesatnya perkembangan iptek dan tekanan globalisasi yang menghapuskan batas antarnegara, mempersyaratkan setiap individu untuk mengerahkan pikiran dan seluruh potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perebutan pemanfaatan kesempatan dalam berbagai sisi kehidupan. Mengingat kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya peningkatan sikap kompetitif secara sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa ini harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

diarahkan pada peningkatan kemampuan berpikir agar mampu berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan di sekolah diarahkan tidak semata-mata pada kemampuan menghafal dan pemahaman konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan kemampuan dan keterampilan beripikir siswa itu sendiri, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam proses pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sebagai pihak yang memiliki peran penting, maka sekolah harus mampu mengembangkan komponen pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan menghafal guna mencapai nilai yang tinggi. Peran sekolah dalam menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi yang berupa desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment). Banyaknya lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada pencapaian nilai, sebagai akibatnya mulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran hingga pelaksanaan penilaian kelas (assesment) hanya mengacu pada kemampuan menghafal guna memperoleh nilai yang tinggi, sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi dari siswa itu sendiri tidak diasah dan dikembangkan. Sistem pendidikan yang demikian

akan membuat siswa memiliki

pandangan bahwa apa yang ia kerjakan dan ia kejar di bangku sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

semata-mata hanyalah nilai. Akibatnya banyak siswa yang melakukan kecurangan hanya untuk mendapat hasil yang lebih baik dibandingkan temantemannya. Contoh kasus yang paling terlihat adalah pada saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidaklulusanpun masih relatif tinggi. Bahkan pihak sekolah termasuk guru, hampir sebagian besar hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bisa menjadi yang terbaik dalam hal prestasi nilai-nilai akademis saja, sehingga melupakan pentingnya penanaman kemampuan berpikir tingkat tinggi, agar kelak siswa dapat bersaing di dunia kerja yang kompleks. Saat ini tidak begitu banyak sekolah yang mengedepankan proses dan kemampuan berpikir, sehingga siswa yang dihasilkan adalah siswa yang memiliki prestasi tinggi dengan kemampuan berpikir yang rendah. SMA N 8 Yogyakarta, sebagai sekolah yang meraih predikat nilai lulusan tertinggi pada mata pelajaran ekonomi tahun 2015, maka penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa nilai yang diperoleh siswa tidak hanya berdasarkan kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu berupa kemampuan mengingat,

memahami,

dan

mengaplikasikan

yang

mana

hal

ini

mengindikasikan bahwa sekolah hanya berorientasi pada pencapaian nilai. Akan tetapi predikat yang diperoleh sungguh-sungguh telah mencerminkan kemampuan berpikir tingkat tinggi setiap siswanya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan seluruh guru ekonomi dan baik siswa kelas X maupun kelas XI sebagai subyek penelitian. Selain itu penelitian akan dilakukan pada aspek desain RPP, pelaksanaan pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

dan pelaksanaan penilaian kelas atau assesment. Hal ini dilakukan guna mengetahui implementasi pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah dan bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dengan menganalisis ketiga aspek tersebut, akan terlihat pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah. Ketika ketiga aspek pembelajaran tersebut memuat dan bersifat mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa nilai UN tertinggi yang diperoleh siswa juga disertai dengan kemampuan berpikir yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia pendidikan terutama bagi para pendidik agar tidak hanya berorientasi pada strategi, model, dan metode pembelajaran yang hanya menanamkan kemampuan menghafal. Kebiasaan tenaga pendidik yang hanya menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran pada keterampilan menghafal harus diubah dan diarahkan agar mampu menerapkan pembelajaran yang mengarah pada proses kognitif yang mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir setiap siswanya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA N 8 Yogyakarta 2016”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti perlu memberikan batasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang ingin diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat banyak masalah yang ada. Peneliti memfokuskan variabel yang ingin diteliti yaitu: kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang tercermin dalam perumusan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kegiatan Pembelajaran dan Pelaksanaan Penilaian Kelas (assesment). Selain itu fokus kegiatan penelitian juga dibatasi pada tahap kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi melalui desain RPP, pelaksanaan ktivitas pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment). C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) SMA N 8 Yogyakarta memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi? 2. Apakah kegiatan pembelajaran di SMA N 8 Yogyakarta mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi? 3. Apakah pelaksanaan penilaian kelas (assesment) di SMA N 8 Yogyakarta telah mengarah pada indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

D. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis sejauh mana desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMA N 8 Yogyakarta memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2. Untuk menganalisis sejauh mana kegiatan pembelajaran di SMA N 8 Yogyakarta mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. 3. Untuk menganalisis sejauh mana pelaksanaan penilaian kelas (assesment) di SMA N 8 Yogyakarta telah menunjukkan indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi SMA N 8 Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan menambah informasi bagi guru, terutama guru mata pelajaran ekonomi agar dapat merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap siswa. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan dapat memberikan masukan atau refrensi bagi penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

3. Bagi Penulis Dengan melakukan penelitian ini penulis berharap dapat memperluas cakupan wawasan yang ada dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. F. Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. 2. Kegiatan Pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif dengan menggunakan metode model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta secara efektif dan efisien. 3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (assesment) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa yang meliputi kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Berpikir Tingkat Tinggi 1. Pengertian Kemampuan

berpikir

tingkat

tinggi

didefinisikan

sebagai

penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan

informasi

baru

atau

pengetahuan

sebelumnya

dan

memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Heong, dkk, 2011). Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita. Wardana mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill – HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah. Arifin (2010:185) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain. Kemampuan berpikir kreatif yang disarikan dari Thomas, Thorne and Small dari Center for Development and Learning menyatakan bahwa berpikir kreatif meliputi mengkreasikan, menemukan, berimajinasi, menduga,

mendesain,

mengajukan

alternatif,

menciptakan

dan

menghasilkan sesuatu. Membentuk ide yang kreatif berarti muncul dengan sesuatu yang tidak biasa, baru, atau memunculkan solusi atas suatu masalah. Kemampuan seseorang untuk berpikir kreatif dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya mampu mengusulkan ide baru, mengajukan pertanyaan, berani bereksperimen dan merencanakan strategi. Berpikir kritis dan kreatif digunakan dalam upaya memecahkan masalah (problem solving). Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dimiliki seseorang dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya mampu mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu, bekerja secara teliti dan mampu mengevaluasi keputusan. Kemampuan berpikir tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

tinggi baik itu kemampuan berpikir kritis, kreatif serta kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dimiliki secara langsung melainkan diperoleh melalui latihan. Secara lebih lanjut, (Arikunto:2014) juga menyatakan bahwa ada delapan aspek yang berasosiasi dengan berpikir tingkat tinggi, yaitu: a. Tidak ada seorangpun yang dapat berpikir sempurna atau tidak dapat berpikir sepanjang waktu; b. Mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu; c. Mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya; d. Berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar; e. Terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif dan praktis; f. Ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari; g. Keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses yang terlibat dalam berpikir; h. Metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi. Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi Berbicara mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai landasan utama. Kemampuan berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan pada tahun 1990 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl agar lebih relevan digunakan oleh dunia pendidikan abad ke-21. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikemukakan oleh Bloom menggunakan kata benda yaitu: Pengetahuan,

Pemahaman,

Terapan,

Analisis,

Sintesis,

Evaluasi.

Sedangkan dimensi kognitif setelah direvisi diubah menjadi kata kerja yakni: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta. Dalam taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta. Sedangkan tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking. Fenomena pendidikan dewasa ini yang lebih sering menekankan tujuan pendidikan pada proses kognitif „Mengingat‟ dan kurang memperhatikan proses-proses kognitif yang lebih kompleks (Anderson dan Krathwohl, 2015:98). Ada begitu banyak tujuan pendidikan, dua dari sekian banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

mentransfer (Anderson dan Krathwohl, 2015: 94). Meretensi adalah kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Sedangngkan mentransfer adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan

masalah-masalah

baru

atau

memudahkan

proses

mempelajari materi pelajaran baru yang kemudian dapat dikatakan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampan untuk mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan pendidikan yang menanaman kemampuan mentransfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan, dan diakses (Anderson, 2015:96). Tujuan pendidikan yang paling penting dirumuskan adalah menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa, sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal dan mengingat materi pembelajaran melainkan mampu memecahkan masalah dengan berpedoman pada materi pembelajaran yang telah didapatkan. 3. Kategori-Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat tiga dimensi kognitif pada taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl yang masuk sebagai indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yakni: Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta. Sedangkan ketiga proses kognitif dalam ranah yang sama yakni kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan merupakan kemampuan berpikir yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

berada pada tingkat rendah. Masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut: a. Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Tujuan dari pembelajaran dengan menanamkan kemampuan mengingat adalah untuk menumbuhkan kemampuan meretensi materi pelajaran sama seperti materi diajarkan. Kategori proses meningat ini meliputi proses-proses kognitif yang mencakup: 1) Mengenali merupakan proses menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. 2) Mengingat Kembali merupakan proses mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. b. Memahami Merupakan

proses

mengkonstruksi

makna

dari

materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Kategori proses memahami ini meliputi proses-proses kognitif yang mencakup: 1) Menafsirkan merupakan proses mengubah suatu bentuk gambaran. 2) Mencontohkan merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip. 3) Mengklafikasikan merupakan proses menentuan sesuatu dalam satu kategori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

4) Merangkum merupakan proses mengabstraksikan tema umum atau poin pokok. 5) Menyimpulkan merupakan proses membuat ksimpulan yang logis dari informasi yang diterima. 6) Membandingkan merupakan proses menentukan hubungan antara dua ide, dua objek dan semacamnya. 7) Menjelaskan merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem. c. Mengaplikasikan Merupakan kegiatan menerapkan atau mengguakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kategori proses mengaplikasi ini meliputi proses-proses kognitif yang mencakup: 1) Mengeksekusi merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier. 2) Mengimplementasikan merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak familier. d. Menganalisis Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian-bagian

dan

struktur

keseluruhannya.

Kategori

proses

menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diklafikasikan dalam menganalisis mencakup:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

1) Membedakan Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting. 2) Mengorganisasikan Menentukan cara untuk menata atau merangkai potongan-potongan informasi

penting

yang

telah

didapatkan.

Proses

mengorganisasikan terjadi ketika siswa membangun hubunganhubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi. 3) Mengatribusikan Menentukan tujuan dibalik informasi yang telah didapatkan. Proses mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi. e. Mengevaluasi Didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasar kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Masing-masing dari kriteria tersebut ditentukan oleh siswa. Standar yang digunakan bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal dan mengkritik keputusan-keputsan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

1) Memeriksa Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Proses memeriksa terjadi ketika siswa menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premispremisnya atau tidak, apakah data-data yang diperoleh mendukung atau menolak hipoteis atau apakah masing-masing materi pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan. 2) Mengkritik Mengkritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencari ciri-ciri positif atau negatif dari suatu produk dan membuat keputusan berdasarkan ciri-ciri yang telah ditemukan. Kegiatan mengkritik adalah inti dari yang kita kenal sebagai berpikir kritis. f. Mencipta Merupakan suatu kegiatan yang melibatkan proses menyususn beberapa elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan yang diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut siswa untuk membuat suatu produk baru dengan mereorganisasikan elemen atau atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk mencapai tujuan ini, banyak siswa yang menciptakan dalam artian menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat sesuatu yang baru. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

mencipta (kreatif) dapat dibagi ke dalam tiga proses kognitif sebagai berikut: 1) Merumuskan Merupakan tahap divergen dimana siswa memikirkan berbagai solusi ketika siswa berusaha memahami tugas. 2) Merencanakan Merupakan tahap dimana siswa berpikir konvergen, siswa merencanakan berbagai metode dan solusi lalu kemudian mengubahnya menjadi suatu rencana aksi. 3) Memproduksi Ketika

siswa

mulai

melaksanakan

rencana

dengan

mengkonstuksikan solusi. B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Hakikat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. RPP dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. (Permendikbud No 103, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

Menurut Anderson dan Krathwohl, hal utama yang perlu diperhatikan ketika merumuskan Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) adalah bagaimana rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level belajar yang tinggi bagi setiap siswa dan apa yang perlu dipelajari siswa di sekolah dalam waktu yang terbatas (Anderson dan Krathwohl, 2015:350:66). RPP merupakan gambaran pelaksanaan pembelajaran yang utuh, di dalam RPP memuat keseluruhan perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas. Didalamnya memuat alokasi waktu, materi pembelajaran, langkah pembelajaran hingga metode pembelajaran yang digunakan pada setiap pertemuan. Merumuskan RPP secara benar sedikit banyak menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang nantinya diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dalam praktek pendidikan, memang rumusan RPP yang baik dan benar belum tentu menjamin keberhasilan pencapaian tujuan secara utuh. Untuk mencapai tujuan diperlukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan proses pelaksanaan

penilaian

kelas

(assesment)

yang

sunguh-sungguh

mencerminkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Karakteristik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sebagaimana yang dirumuskan dalam permendikbud (Permendikbud No 103, 2014) pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

a. Interaktif dan inspiratif; b. Menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; c. Kontekstual dan kolaboratif; d. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; e. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Merumuskan RPP yang baik cukup sulit, komponen-komponen pembelajaran yang disusun sebisa mungkin dapat mencapai tujuan yang diharapkan. RPP yang baik tidak hanya mendorong kemampuan berpikir siswa pada level rendah, melainkan harus mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perumusan RPP yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi atau tidak akan terlihat pada perumusan tujuan. Dengan berlandaskan pada taksonomi Bloom, sebagaimana yang menjadi indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah ranah kognitif yang berada pada tingkatan kemampuan menganalisis, mengevalusi dan mencipta maka rumusan tujuan harus memuat proses kognitif berupa: a. Menganalisis Memuat

proses

kognitif

sebagai

mengorganisasi, mengatribusikan. b. Mengevaluasi

berikut:

membedakan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

Memuat proses kognitif sebagai berikut: memeriksa dan mengkritik. c. Mencipta Memuat proses kognitif sebagai berikut: merumuskan, merencanakan, dan memproduksi (Anderson dan Krathwohl, 2015:101-102) Dengan merumuskan tujuan pembelajaran sebagaimana yang dipaparkan tersebut, maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana yang menjadi tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 2. Desain Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik

serta

psikologis

peserta

didik.

Berdasarkan

(Permendikbud No 103 tahun 2014). Komponen dan sistematika RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu

: : : :

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4 C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **)  Mengamati  Menanya  Mengumpulkan informasi/mencoba  Menalar/mengasosiasi  Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **)  Mengamati  Menanya  Mengumpulkan informasi/mencoba  Menalar/mengasosiasi  Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

3. Pertemuan seterusnya. F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar

C. Kegiatan Pembelajaran Selain pengembangan RPP, adapun faktor lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah dalam upaya menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah komeptensi mengajar yang dimiliki oleh guru. Kompetensi mengajar guru akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran yang terlaksana. Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka sebagai “ujung tombak” guru harus mampu menerapkan baik pendekatan, strategi, model, maupun metode pembelajaran yang mengacu pada proses kognitif dari masing-masing indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi itu sendiri. Selain itu, guru harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mengarahkan siswa kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang artinya pendidik tidak hanya menanamkan kemampuan menghafal pada siswa guna memperoleh nilai yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2014:113) pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran

adalah

interaksi

guru

dan

siswa

dalam

rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari definisi tersebut diketahui bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa unsur diantaranya adalah pembelajaran sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk membelajarkan siswa di dalam kelas. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi yang bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pandangan lain yang sejalan dengan hal tersebut adalah yang dikemukakan oleh Arifin (2010:210) bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan kedua batasan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

oleh guru dengan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif dengan menggunakan strategi-strategi, pendekatan, prinsip dan metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan optimal sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan optimal pula. Efektivitas pembelajaran dapat tercapai sangat tergantung dari kemampuan guru untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat proses belajar, yaitu proses terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, informasi, kemampuan dan keterampilan yang sifatnya permanen melalui pengalaman. Selain unsur interaksi, transfer pengetahuan dan sikap, secara umum kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Jika ditinjau dari segi etimologisnya, ”belajar” berasal dari kata “ajar” yang berarti memberi pelajaran. Jadi, belajar adalah upaya untuk mendapatkan suatu perubahan. Secara khusus pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto (2003:231) yaitu: Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa belajar berarti bukan hanya sekedar pengetahaun tentang fakta-fakta, melainkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

sekaligus terjadi suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar tersebut. Selain pandangan Slameto, pandangan lain dikemukakan oleh Arikunto (2014:142), bahwa belajar adalah „berubah yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan lebih khusus adalah berubah terhadap tingkah laku. Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas individu yang berkelanjutan melalui kegiatan dan pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan pada individu, baik sikap maupun prilakunya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, kemahiran, keterampilan, kepribadian, sikap, kebiasaan yang akhirnya mampu untuk melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik. Menurut Arifin (2010:211) belajar jika ditinjau dari aspek hukum pertautan adalah “hubungan antara perangsang dan reaksi tingkah laku. Dengan demikian, maka proses belajar adalah merupakan suatu proses dimana terjadi suatu rangsangan dari seseorang yang akan ditanggapi berupa reaksi terhadap rangsangan tersebut berupa tingkah laku yang akan berubah sedemikian rupa sesuai dengan perubahan rangsangan yang diperolehnya. Jadi, proses belajar merupakan proses asosiasi atau hubungan dan pertautan antara ransangan dan respon dari seseorang kepada orang lain yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan. Dengan demikian, maka hasil dari belajar itu adalah perubahan yang terjadi dari seseorang yang telah mengikuti proses belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

2. Konsep Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah. Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang dilakukan

melalui

program

intrakurikuler,

kokurikuler,

dan

ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya tugas individu, tugas kelompok, dan pekerjaan rumah berbentuk proyek atau bentuk lainnya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya kepramukaan, palang merah remaja, festival seni, bazar, dan olahraga. Masyarakat merupakan tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

pendidikan yang jenisnya beragam dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media massa, bisnis dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. Untuk itu para tokoh masyarakat tersebut semestinya saling koordinasi dan sinkronisasi dalam memainkan perannya untuk mendukung proses pembelajaran. Singkatnya, keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus karena tripusat pendidikan tersebut sekaligus menjadi sumber belajar yang saling menunjang. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Peserta didik mengembangkan

sikap,

pengetahuan,

dan

keterampilan

serta

menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Terkait dengan hal tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benarbenar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya (Permendikbud No.103 tahun 2014). 3. Prinsip Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut (Permendigbud No.103 tahun 2014): 1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; 2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; 3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; 4. Pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Pembelajaran terpadu; 6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; 7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skills dan soft-skills; 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); 11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; 13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan 14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang. 4.

Lingkup Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat mengguna kan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based

learning,

problem-based

learning,

inquiry

learning.

Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

melakukan

kegiatan

informasi/mencoba,

mengamati,

menanya,

menalar/mengasosiasi,

dan

mengumpulkan mengomunikasikan.

Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring atau nurturant effect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap (Permendigbud No.103 tahun 2014). 5. Masalah dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Banyaknya tenaga pendidik yang menerapkan kegiatan pembelajaran yang

lebih

menekankan

pada

kemampuan

menghafal.

Metode

pembelajaran yang demikian tentu tidak dapat membentuk keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

berpikir setiap siswa. Banyaknya guru yang lebih menekankan pada kemampuan mencapai nilai yang tinggi, menjadikan penanaman keterampilan berpikir tidak terlalu diperhatikan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali inforamsi yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Dengan melihat pemamparan diatas, maka jelas perolehan nilai tinggi yang dicapai oleh seorang siswa tidak serta merta mengindikasikan bahwa siswa tersebut memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yakni penelitian pada bidang studi matematika memang telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan hasil belajar kognitif (Deh-ghani, 2011; Surachman, 2010), akan tetapi hal ini tidak dapat disetarakan dengan hasil pembelajaran pada bidang studi ekonomi yang pada dasarnya banyak mengadung teori yang notabene tidak terlalu sulit dalam proses penghafalannya. Sedangkan apabila berkaca pada pencapaian hasil belajar seorang siswa pada bidang studi matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

jelas hal tersebut sedikit banyak menunjukan sejauh mana kemampuan berpikirnya. Waktu

pelaksanaan

seringkali

menjadi

kesulitan

dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Materi yang perlu dipelajari siswa di sekolah dalam waktu yang terbatas dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dapat mendorong level belajar yang tinggi bagi setiap siswa. Dengan melihat masalah diatas, maka disadari benar bahwa waktu yang dimiliki

oleh

seorang pendidik

untuk

mentransfer

materi

pembelajaran kepada siswa tidaklah banyak, selain itu tingkat pemahaman dan daya tangkap masing-masing siswa yang berbeda-beda semakin menyulitkan pencapaian tujuan pembelajaran secara merata bagi setiap siswa. Menurut Anderson dan Krathwohl (2015:351) hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik agar dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah menyadari benar bahwa transfer dan retensi merupakan tujuan pembelajaran yang penting. Proses-proses kognitif yang lebih kompleks ditransfer dari dimana konteks itu dipelajari ke konteks lainnya. Ketika siswa telah mengembangkan proses-proses kognitif tersebut, proses-proses kognitif yang telah diterima akan disimpan dalam memori jangka panjang. Proses-proses kognitif tersebut juga dapat digunakan sebagai aktivitas untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikan berupa proses kognitif yang kurang kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

Sebagaimana halnya proses kognitif yang berbeda-beda, demikian pula halnya dengan pengetahuan yang juga berbeda-beda. Pengetahuan dan proses konitif menentukan apa yang dipelajari oleh siswa. Pemilihan proses kognitif biasanya menentukan jenis pengetahuan yang akan diajarkan demikian pula sebaliknya. Selain itu, dengan memahami masing jenis-jenis pengetahuan dan berbagai

pasangan

proses

kognitifnya,

maka

guru

akan

dapat

melaksanakan kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi perlu diajarkan oleh guru melalui pendekatan, strategi, dan model pembelajaran yang dapat merangsang cara berpikir siswa. a. Pendekatan Merupakan suatu rangkaian tindakan terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (Arikunto:2014). Yang terarah secara sistematis dengan maksut agar pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai, yang dalam hal ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, pola tindakan tersebut dibangun diatas prinsipprinsip yang telah dibuktikan kebenarannya, sehingga tindakantindakan yang diorganisisr tersebut dapat berjalan secara konsisten kearah ketercapaian tujuan yang diinginkan. b. Strategi Strategi dapat diartikan sebagai perpaduan secara keseluruhan dan pengorganisasian secara kronologis dari metode-metode dan bahan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

bahan yang dipilih untuk mencapai tujuan. strategi merupakan pola umum perbuatan guru dan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Hal itu dapat diartikan bahwa interaksi belajar mengajar berlangsung dalam suatu pola yang digunakan bersama oleh guru dan siswa (Arikunto:2014). Hasil deskripsi di atas dapat dirumuskan sebagai suatu pola umum pembelajaran dimana subjeknya adalah siswa yang belajar berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan

mengintegrasikan

struktur/urutan-urutan/langkah-langkah

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa sebagai pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan, dikenal beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran guna meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, ini artinya bahwa tidak semua strategi pembelajaran dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tingi pada siswa. Secara lebih lanjut (Arikunto:2014) mengemukakan jenis-jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

1) Strategi Ekspositori Strategi

pembelajaran

ekspositori

adalah

strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini adalah: a) Metode Ceramah Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

b) Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada siswanya. c) Metode sosiodrama Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran

guru

memberikan

penjelasan

dengan

mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa. 2) Strategi Inkuiri Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Adapun model yang digunakan pada strategi inkuiri adalah: a) metode diskusi Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

b) pemberian tugas Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif. c) Eksperimen Metode

eksperimen

adalah

suatu

cara

pengelolaan

pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami. d) metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran. 3) Contextual Teaching Learning Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

hubungan

antara

pengetahuan

yang

dimilikinya

dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun metode yang diterapkan pada strategi CTL adalah metode: a) Demonstrasi Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami. b) Sosiodrama Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa, sehingga siswa lebih paham. 4) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang dapat menggambarkan strategi ini adalah: a) Metode Problem Solving Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metodemetode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

b) Metode Diskusi Di sini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi. 5) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Strategi

pembelajaran

peningkatan

kemampuan

berpikir

merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Beberapa metode pembelajaran yang relevan dengan strategi ini adalah: a) Metode diskusi Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi. b) Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran. c) Metode eksperimen Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami. c. Model pembelajaran Merupakan suatu pola atau struktur pembelajaran yang tersusun dan didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya. Model juga dapat diartikan sebagai suatu contoh konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman kreatif dalam pemenuhan akan kebutuhan siswa di sekolah dasar, telah banyak mengembangkannya. hal itu tidak lain agar kualitas pendidikan di sekolah-sekolah seluruh negeri ini selalu dalam rangka memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat tercapai. Banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, akan tetapi dalam upaya menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, tidak semua model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

yang ada dapat diterapkan. Hanya beberapa model pembelajaran tertentu yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun model pembelajaran yang memenuhi kriteria dalam upaya menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah: 1) Model Pembelajaran Terpadu Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya

merupakan

suatu

pendekatan

pembelajaran

yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali,

dan

menemukan

model

yang

mencoba

memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Oleh sebab itu, model pembelajaran terpadu cukup sesuai diterapkan

dalam

kegiatan

pembelajaran

guna

menanamkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran terpadu adalah: a) Menentukan sebuah tema yang sesuai b) Libatkan semua siswa di kelas agar mendiskusikan kemungkinan tema yang akan diangkat dalam pembelajaran c) Menentukan fokus pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

d) Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran e) Mengembangkan

strategi-strategi

untuk

menggunakan

sumber daya yang tersedia. f) Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius. g) Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan dipelajari h) Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran personal (afektif) i) Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif. j) Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi k) Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan l) Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar mereka m) Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab untuk evaluasi mandiri. 2) Model Pembelajaran PBL ( Problem Based Learning) Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri. Dengan menerapkan model pembelajaran PBL, maka guru dapat mengarahkan siswa untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi. Kemandirian siswa dalam belajar dapat membentu guru dalam menanamkam keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran PBL adalah: a) Orientasi siswa kepada masalah otentik b) Mengorganisasi siswa untuk belajar c) Membimbing penyelidikan individual/kelompok d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. D. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) Merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Masidjo, 1995:69). Berdasarkan pasal 3 Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 dan permendikbud Nomor 53 Tahun 2015, penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi perbaikan hasil belajar peserta secara berkesinambungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

2. Memenhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian 3. Penilaian hasil belajar memiliki tujuan untuk: a. Mengetahui tingkat penguasan komptensi; b. Menetapkan ketuntasan penguasan komptensi; c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan komptensi; d. Memperbaiki proses pembelajaran. Dalam melakukan penilaian kelas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik. Mengingat melakukan penilaian terhadap hasil belajar cukup sulit dilakukan. Proses penilaian yang dilakukan harus sungguh-sungguh mencerminkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian kelas atau assesment merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian atau assesment, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampan yang dimiliki peserta didik dalam menerima materi pembelajaran, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih komptensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian atau assesment, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian atau assesment juga dapat memberikan motivasi kepadapeserta didik untuk berprestasi lebih baik. Berbagai macam teknik penilaian atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

assesment dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Satuan pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi kepada siswa, tentu pelaksanaan penilaian kelas (assesment) menjadi salah satu komponen yang sangat penting. Penilaian kelas yang baik akan tertuang pada perumusan instrument evaluasi yang digunakan. Adapun hal penting yang perlu diperhatikan dalam perumusan instrument evaluasi, masing-masing butir instrument evaluasi harus mampu mengarahkan kemampuan berpikir tingkat tinggi masing-masing siswa, rumusan

soal

yang

dibuat

harus

sungguh-sungguh

mencerminkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang memuat pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan proses kognitif kemampuan berpikir tingkat tinggi itu sendiri. Menurut (Anderson dan Krathwohl, 2015:352) ada beberapa masalah yang sering muncul dalam proses penilaian kelas masing-masing masalah tersebut adalah bagaimana guru dapat memilih dan merancang instrumen dan prosedur-prosedur penilaian yang menghasilkan informasi akurat tentang seberapa bagus hasil belajar siswa yang sungguh-sungguh mencerminkan tingkat berpikirnya. Selain itu masalah lain yang sering muncul adalah bagaimana guru dapat memastikan bahwa tujuan, aktivitas pembelajaran hingga proses penilaiannya saling bersesuaian. Dengan adanya masalah tersebut, maka seorang guru harus menyadari sungguh bahwa proses penilaian hasil belajar mempunyai beragam tujuan, dua tujuan pokok diantaranya adalah meningkatkan pembelajaran siswa atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

yang biasa dikenal dengan penilaian formatif dan menentukan nilai siswa yang mencerminkan tingkat pembelajarannya atau penilaian sumatif. Kedua hal ini penting untuk dipahami agar dapat meningkatkan istruksi dan pembelajaran. Selain itu, dengan adanya proses penilaian yang berasal dari luar sekolah yakni berupa pelaksanaan Ujian Nasional yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap aktivitas pembelajaran di kelas, maka guru harus mampu mencari cara positif dan konstruktif untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan soal-soal pada Ujian Nasional. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru ketika akan melakukan penilaian hasil belajar adalah guru harus membuat penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika proses penilaian tidak sesuai dengan tujuan, maka penilaian yang dilakukan tidak dapat memberikan bukti yang jelas tentang pembelajaran siswa yang diinginkan. Oleh karena itu guru harus memastikan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang tidak sesuai dengan penilaian, hasil dari penilaian itu sendiri akan menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. Guru mungkin saja mengajar dengan sangat baik ataupun sebaliknya siswa belajar dengan sangat baik pula, akan tetapi apabila penilaian kelas yang dilakukan tidak sesuai dengan pembelajarannya, maka penilaian yang dilakukan tidak akan dapat menunjukan efektivitas pembelajaran itu sendiri. Ketidaksesuaian antara penilaian dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan memungkinkan siswa tidak mempelajari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

materi-materi yang akan diuji sehingga menunjukan hasil belajar yang buruk begitupun sebaliknya siswa mungkin saja mempelajari materi-materi yang akan diujikan, bukan yang seharusnya dipelajari sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif. Aktivitas pembelajaran sedapat mungkin harus bersesuaian dengan tujuan, karena melalui aktivitas pembelajaran yang berlangsung di kelas tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan yang mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka format penilaian yang dilakukan harus sesuai dengan proses kognitif dari masing-masing indikator kemampuan berpikir

tingkat

tinggi

itu sendiri,

yakni

kemampuan

menganalisisi, mengevaluasi dan mencipta. Dewasa ini, yang seringkali menjadi kendala dalam proses penilaian kelas

(assesment)

adalah

banyaknya

pendidik

yang

cenderung

mencampuradukkan antara alat dan tujuan (Krathwohl dan Andeson, 2015). Tujuan menentukan hasil serta akibat-akibatperubahan yang diharapkan. Secara singkat daat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas pembelajaran, bila direncanakan dengan tepat dan dilaksanakan dengan baik, maka akan dapat mencapai tujuan yang dirumuskan. Untuk membedakan dengan tegas antara alat dengan tujuan yakni antara aktivitas pembelajaran dan tujuan pendidikan maka dirumuskan “siswa belajar” atau “siswa dapat” dalam rumusan-rumusan tujuan pendidikan. Ketika tujuan pembelajaran tidak disebutkan secara eksplisit, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

seharusnya tujuan yang dirumuskan haruslah tersirat secara implisit dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk merumuskan tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran, maka seorang pendidik harus mampu merumuskan hal-hal apa saja yang hendak dicapai ketika siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan merupakan tujuan, begitupun dengan tes atau penilaian lainnya bukan sebuah tujuan. Banyaknya pendidik yang menganggap Ujian Nasional sebagai tujuan pembelajaran, menjadikan aktivitas pembelajaran yang dilakukan hanya sekedar menerapkan kemampuan menghafal pada siswa,

sebagai

akibatnya

penanaman

keterampilan

berpikir

menadi

terabaikan. Pentingnya perubahan pola pikir pendidik, bahwa Ujian Nasional bukan merupakan tujuan akhir dari aktivitas pembelajaran selama tiga tahun. Ujian Nasional hanyalah salah satu dari instrumen tes eksternal untuk itu para pendidik harus mencari tahu pengetahuan dan proses kognitif yang seharusnya dipelajari atau dimiliki oleh siswa guna mereka dapat lulus Ujian Nasional. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penilaian kelas (assesment) berdasarkan pasal 4 Permendikbud No 104 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 adalah: 1. Penilaian hasil belajar diterapkan berdasarkan prinsip umum dan prinsip kusus. Yang dimaksut dengan prinsip umum meliputi, sahih, objektif, adil, teradu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, serta edukatif. Sedangkan yang dimaksut dengan prinsip kusus adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

mengacu

pada

karakteristik

pendekatan,

model,

instrumen

yang

digunakan. 2. Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi: a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum; b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran; c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik; d. Berbasis kinerja peserta didik; e. Memotivasi belajar peserta didik; f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik; g. Memberi kebebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya; h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan; i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen; j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran; k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus; l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata; m. Terkait dengan dunia kerja; n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen; 3. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria, acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian komptensi yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

E. Kerangka Berpikir Sebagai lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan, sekolah harus mampu menanamkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi kehidupan setiap generasi pelajar. Dalam melaksanakan program pendidikan, guru adalah individu yang memegang peran penting setiap pelaksanaannya. Sebagai “ujung tombak”, guru harus mampu menanamkan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dengan cara yang benar guna menghasilkan generasi yang baik. Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan menjadi semakin kompleks. Pesatnya perkembangan iptek dan tekanan globalisasi yang menghapuskan batas antarnegara, mempersyaratkan setiap individu untuk mengerahkan pikiran dan seluruh potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perebutan pemanfaatan kesempatan dalam berbagai sisi kehidupan. Kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka

perlu adanya peningkatan sikap kompetitif secara

sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa ini harus diarahkan pada peningkatan kemampuan berpikir agar mampu berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan di sekolah diarahkan tidak sematamata pada kemampuan menghafal dan pemahaman konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan kemampuan dan keterampilan beripikir siswa itu sendiri, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dapat dirumuskan dalam bentuk desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, dan Pelaksanaan Penilaian Kelas (assesment). Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, dan Pelaksanaan Penilaian Kelas (assesment) yang mampu menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa dapat dilakukan melalui penggunaan baik kata kerja yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada masing-masing komponen maupun dengan menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menerapkan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka lembaga pendidikan akan menghasilkan siswa yang tidak hanya mampu memperoleh nilai tinggi dengan cara menghafal maupun memahami. Kemampuan menghafal dan memahami materi pelajaran merupakan keterampilan berpikir tingkat rendah, melainkan siswa yang dihasilkan adalah siswa yang mampu meperoleh nilai tinggi dengan kemampuan berpikir yang baik yakni dengan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

Guru

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa

Pencapaian Nilai Ujian Nasional (UN) Tertinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena (Arikunto & Jabar, 2014). Dalam penelitian ini menggunakan model analisis formatif dimana analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena SMA Negeri 8 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah favorit yang mendapatkan predikat sebagai sekolah dengan nilai lulusan tertinggi pada mata pelajaran ekonomi tahun 2015, sehingga SMA N 8 menjadi tempat yang tepat untuk melakukan penelitian guna mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam berpikir. Mengingat keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan pada tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kecenderungan pendidik dalam mengajar perlu dievaluasi apakah masih menerapkan metode pengajaran yang hanya menekankan pada kemampuan menghafal ataukah telah sungguh-sungguh mengarahkan

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga nilai yang diperoleh siswa SMA N 8 sungguh-sungguh mencerminkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 2. Waktu penelitian Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada bulan April 2016. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi kelas X-IIS, X-MIPA, XI-IIS, XI-MIPA dan XII-IIS, XIIMIPA serta siswa kelas X-IIS, X-MIPA dan XI-IIS, XI-MIPA SMA Negeri 8 Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan penilaian kelas (assesment) yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi pada mata pelajaran ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

D. Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sasaran penelitian yaitu, seluruh guru Ekonomi yang mengajar di kelas X-IIS, X-MIPA, XI-IIS, XIMIPA dan XII-IIS, XII-MIPA serta siswa mulai dari kelas X-IIS, X-MIPA, dan siswa kelas XI-IIS, XI-MIPA yang secara keseluruhan berjumlah 276 siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta. E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi X-IIS, X-MIPA, XI-IIS, XI-MIPA dan XII-IIS, XII-MIPA dan siswa kelas X-IIS, X-MIPA, dan XI-IIS, XI-MIPA di SMA N 8 Yogyakarta yang masing-masing berjumlah 2 orang guru dan 100 siswa 2. Sampel Menurut Sugiyono (2008:81), Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2008:141), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan rumus Slovin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Keterangan: n

= jumlah sampel

N = jumlah populasi (d) = nilai presesi 5% atau sig 0,05 Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 2 orang guru dan 276 orang siswa, maka jumlah sampel yang digunakan adalah: a.

2 orang guru

b.

80 siswa

3. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi kelas X-IIS, X-MIPA, XI-IIS, XI-MIPA dan XII-IIS, XII-MIPA serta siswa kelas X-IIS, X-MIPA dan XI-IIS, XIMIPA. Untuk populasi guru, proses pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang relatif kecil. sedangkan untuk siswa akan digunakan teknik simple random sampling. Teknik purposive sampling, purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan teertentu yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, proses pengambilan sampel berupa siswa dilakukan dengan memilih baik siswa kelas X maupun kelas XI yang pernah diajar oleh guru yang digunakan sebagai subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

Peneliti membagikan kuesioner sesuai dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas di mana peneliti melakukan kegiatan observasi aktivitas guru dan mendapatkan 50 orang siswa sebagai sampel. Karena jumlah sampel yang diperlukan adalah 80 orang siswa maka peneliti kembali membagikan kuesioner secara acak pada masing-masing kelas yang diampu oleh kedua guru mata pelajaran Ekonomi untuk melengkapi 30 sampel yang kurang. F. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru yang dikembangkan mengacu pada silabus. RPP yang dikembangkan mencakup: (1) komptensi dasar; (2) indikator; (3) kegiatan pembelajaran, dan (4) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi harus dikembangkan berdasarkan tahapan berpikir yang dikemukakan oleh Bloom, yakni memuat proses kognitif berupa menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta yang merupakan indikator dari keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

2. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah langkah-langkah pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan tidak hanya semata-mata menerapkan strategi, model, dan metode yang hanya menanamkan keterampilan menghafal kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengarahkan keterampilan berpikir tingkat tinggi hendaknya memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri, dengan menerapkan kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa yang memuat proses kognitif berupa kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengolah pelajaran yang telah disampaikan guru. Dalam melakukan penilaian kelas (assesment), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik. Mengingat untuk melakukan penilaian kelas (assesment) cukup sulit, proses penilaian yang

dilakukan

harus

sungguh-sungguh

mencerminkan

tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Guna mencapai tujuan pembelajaran, yang penting diperhatikan adalah teknik penilaian kelas (assesment) itu sendiri. Teknik penilaian kelas (assesment) harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

dicapai. Untuk menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa maka teknik penilaian kelas (assesment) tidak hanya menumbuhkan kemampuan menghafal semata, melainkan harus berada pada ranah yang lebih tinggi yakni dengan berpedoman kepada taksonomi Bloom berupa proses kognitif yang berada pada tingkat menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. G. Data yang dicari Berdasarkan variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa: 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2010:137), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer juga merupakan data asli yang bersifat up to date. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: a. Persepsi siswa kepada guru mata pelajaran ekonomi dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. b. Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran ekonomi di kelas dengan menggunakan metode, model

dan

teknik

tertentu

dalam

rangka

mencapai

pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi.

tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

c. Penilaian

pendahuluan

terhadap

kesesuaian

atau

tingkat

kekonsistenan pernyataan guru dengan praktek pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010: 137), data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti melalui berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: a. Desain RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran ekonomi, apakah telah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. b. Pelaksanaan penilaian kelas (assesment) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa melalui penggunaan kata kerja yang digunakan dalam soal

berupa

kata

kerja

dari

masing-masing

keterampilan

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. H. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data, diperlukan beberapa teknik tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa wawancara pendahuluan, kuesioner, observasi, dan dokumentasi dengan masing-masing penjelasan sebagai berikut: 1. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari responden, dalam arti laporan tentang pribadi

yang

diketahui

dan

pertanyaan

yang

bersifat

tertulis”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

(Arikunto,2002). Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data berupa persepsi siswa kepada guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kuesioner disebarkan kepada beberapa siswa kelas X-IIS, XMIPA, dan XI-IIS, XI-MIPA untuk memperoleh data sejauh mana kemampuan guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dengan menerapkan proses kognitif menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan angket tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ini mencakup tiga proses kognitif yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pada kuesioner ini skala pengukuran menggunakan skala Likert, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, (1) selalu dengan skor 4, (2) sering dengan skor 3, (3) kadang-kadang dengan skor 2, (4) tidak pernah dengan skor Kisi-kisi kuisioner dapat dilihat pada tabel 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran yang Menanamkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi No. Indikator 1. Menganalisis 2. Mengevaluasi 3. Mencipta

Nomor Item 1,3,8,9,11,12, 15 2,5,6,7,3,16 4,10,14,17,18,19,20,21,22 Total

Jumlah 7 6 9 22

2. Observasi Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data primer berupa analisis kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk memperoleh data, peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian, yaitu saat pelaksanaan pembelajaran

sedang

berlangsung.

Analisis

dilakukan

untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam teknik observasi yang dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru mata pelajaran ekonomi yang mengajar di kelas X-IIS, X-MIPA, XI-IIS, XI-MIPA dan XII-IIS, XII-MIPA. Dengan menggunakan lembar observasi yang dapat dilihat pada lampiran 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

3. Dokumentasi Dokumentasi

merupakan

teknik

pengumpulan

data

yang

digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa desain RPP dan kegiatan assesment yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsiparsip, catatan-catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa: a. RPP

beserta

lampiran-lampirannya

berupa

(1)

penilaian,

pembelajaran remedial, dan pengayaan yang meliputi: teknik penilaian, instrumen penilaian, serta pembelajaran remedial dan pengayaan; (2) media/alat, bahan, dan sumber belajar. b. Kisi-kisi atau rubrik soal yang merupakan komponen dari teknik atau kegiatan assesment untuk mata pelajaran Ekonomi yang disusun oleh guru. Kisi-kisi desain RPP dan kegiatan assesment atau soal ujian yang dianalisis dengan melihat kata kerja yang digunakan pada masingmasing komponen yang dianalisis. Desain RPP dan kegiatan assesment yang baik adalah yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk desain RPP yang dapat dianalisis terutama pada bagian (1) kompetensi dasar; (2) indikator; (3) proses pembelajaran, dan (4) lembar kerja siswa yang dikembangkan dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Desain RPP dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

dianalisis dengan menggunakan lembar analisis seperti yang terlampir pada lampiran 5. Selain memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, desain RPP yang baik seharusnya sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud No. 103 tahun 2014, dengan menggunakan format seperti yang terlampir pada lampiran 6. Sedangkan untuk kegiatan assesment, dapat dianalisis pada bagian penggunaan kata kerja, yang dilihat pada perintah pengerjaan soal ujian. Dengan menggunakan lembar analisis seperti yang terlampir pada lampiran 7. 4. Wawancara Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog secara langsung dengan narasumber. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam terutama jika jumlah respndennya sedikit (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara guna memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh melalui kegiatan observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Peneliti akan melakukan dialog secara langsung dengan objek penelitian yakni berupa tenaga pendidik mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

ekonomi yang mengajar di kelas X dan XII-IIS, wawancara dilakukan guna mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah guru menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menggunakan lembar pertanyaan wawancara seperti yang terlampir pada lampiran 8. I. Teknik Pengujian Instrumen Dalam penelitian ini, pengujian instrumen hanya akan digunakan untuk menguji teknik pengumpulan data berupa kuesioner tentang persepsi siswa terhadap guru. Pengujian isntrumen tidak digunakan untuk menguji teknik pengumpulan data yang lainnya seperti observasi, dokumentasi, dan wawancara. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Penggunaan instrumen berupa kuesioner dalam penelitian digunakan untuk memperoleh

data

mengimplementasikan

berupa

persepsi

pembelajaran

siswa Ekonomi

terhadap yang

guru

mengarah

dalam pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu untuk mengukur validitas dan reliabilitas dilakukan uji coba instrument, adapun alat pengujian meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

1. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari kuesioner. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpul tidak menyimpang dari gambar tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji angket persepsi siswa terhadap guru pada pelaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment. rxy =

N XY   X Y 

N X   X  N Y   Y   2

2

2

2

Dimana: rxy ∑X ∑Y N ∑XY ∑X2 ∑Y2

: Koefisien korelasi item (X) dengan total (Y) : Jumlah skor item X : Jumlah skor total Y : Jumlah subyek : Jumlah perkalian antara skor item X dengan skor total Y : Jumlah skor item kuadrat X : Jumlah skor total kuadrat Y

Uji Validitas pada penelitian ini digunakan untuk setiap pernyataan pada kuesinoer persepsi siswa terhadap guru pada pelaksanaan pembelajaran ekonomi yang mengarahkan sisw pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada pengujian vaiditas ini menggunakan data sebanyak 80 siswa yang terdiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

dari 23 siswa kelas X IIS, 20 siswa kelas X MIPA-3, 17 siswa kelas XI IIS, dan 20 siswa kelas XI MIPA-5. Kesimpulan hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan rtabel untuk n : 80 sebesar 0,220 dengan taraf signifikan 5%. Keseluruhan item pernyataan pada kuesioner persepsi siswa terhadap guru pada

pelaksanaan

pembelajaran

ekonomi

yang

mengarahkan

pada

keterampilan berpikir tingat tinggi sebanyak 22 item, yang terdiri dari 7 pernyataan tentang kegiatan menganalisis, 6 pernyataan tentang kegiatan mengevaluasi, dan 9 pernyataan tentang kegiatan mencipta. Hasil uji validitas indikator kegiatan menganalisis dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Menganalisis No. Butir Instrumen

r hitung

r tabel (N=80, ά=5%)

Keterangan

1 3 8 9 11 12 15

0,342 0,273 0,545 0,388 0,618 0,525 0,612

0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: data primer diolah, 2016 Hasil

uji

validitas

indikator

kegiatan

menganalisis

dengan

menggunakan 7 item pernyataan menunjukkan bahwa seluruh item dinyatakan valid semua dengan nilai rhitung di atas r

tabel

0,220. Hasil uji

validitas indikator kegiatan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 3.3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Mengevaluasi No. Butir Instrumen

r hitung

r tabel (N=80, ά=5%)

Keterangan

2 5 6 7 13 16

0,447 0,514 0,397 0,566 0,389 0,592

0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: data primer diolah, 2016 Hasil

uji

validitas

indikator

kegiatan

mengevaluasi

dengan

menggunakan 6 item pernyataan menunjukkan bahwa seluruh item dinyatakan valid dengan nilai rhitung di atas r

tabel

0,220. Hasil uji validitas

indikator kegiatan mencipta dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kegiatan Mencipta No. Butir Instrumen

r hitung

r tabel (N=80, ά=5%)

Keterangan

4 10 14 17 18 19 20 21 22

0,392 0,531 0,503 0,494 0,677 0,622 0,603 0,400 0,620

0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: data primer diolah, 2016 Hasil uji validitas indikator pegetahuan mencipta dengan menggunakan 9 item pernyataan menunjukkan bahwa seluruh item dinyatakan valid dengan nilai rhitung di atas r tabel 0,220. Perhitungan selengkapnya terlampir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

2. Uji Reliabilitas Alat ukur yang baik di samping mempunyai validitas yang tinggi, juga harus reliabel, artinya memiliki tingkat ketetapan meskipun sudah berkali-kali diujikan. Reliabilitas sering diartikan sebagai taraf kepercayaan. Reliabilitas instrumen dianggap handal jika memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,6 (lebih besar atau sama dengan 0,6). Untuk mengetahui besarnya reliabilitas pada instrumen pada angket persepsi siswa terhadap guru pada pelaksanakan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan bepikir tingkat tinggi, dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. rii =

2  k   si  1    k  1  St 2   

Keterangan : rii = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σs i2 = Jumlah variansi butir s t2 = Variansi total Hasil uji reliabilitas masing-masing indkator dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas No.

Indikator

1. Menganalisis 2. Mengevaluasi 3. Mencipta Sumber: data primer diolah, 2016

Nilai Cronbach’s Alpha 0,673 0,756 0,729

Kriteria Reliabel Reliabel Reliabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

J. Teknik Analisis Data 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk mengetahui desain RPP yang dibuat oleh guru untuk mata pelajaran Ekonomi sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peniliti melakukan analisis desain RPP pada komponen kompetensi dasar, indikator, proses pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

adalah RPP yang pada komponen kompetensi dasar, indikator,

proses pembelajaran, dan lembar kerja siswa memuat indikator keterampilan

berpikir

tingkat

tinggi

pada

level

menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Selain menganalisis komponen RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, RPP juga dianalisis kesesuaiannya dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014. 2. Implementasi pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap aktivitas belajar yang dilaksanakan guru di kelas. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat penerapan strategi, model, dan metode yang diterapkan oleh guru ekonomi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dinilai baik ketika hasil analisis menunjukkan bahwa guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

mampu menerapkan strategi, model, dan metode yang mengarahkan kemampuan siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Untuk melihat kesesuaian hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru dengan penilaian siswa, maka peneliti juga melakukan penilaian terhadap persepsi siswa. Penilaian persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 indikator proses kognitif keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis, mengevaluasi dan mencipta . Indikator kegiatan menganalisis memiliki 7 butir pernyataan, mengevaluasi memiliki 6 butir pernyataan, dan mencipta memiliki 9 butir pernyataan, sehingga total soal seluruh indikator adalah 22 pernyataan. Setiap soal

menggunakan 4

alternatif jawaban, sehingga skor maksimal adalah 4 x 22 = 88 dan skor terendah adalah 22 x 1 = 22. Selanjutnya untuk menentukan rentang skor dengan cara menggurangkan skor tertinggi dengan skor terendah maka perhitungannya adalah Rentang Skor = 88–22 = 66. Rentang skor yang sudah didapat digunakan untuk menentukan panjang interval kelas setiap alternatif kategori penilaian, yaitu dengan cara rentang skor dibagi dengan alternative kategori penilaian yang berjumlah 3 yaitu Sangat Baik, Baik dan Tidak Baik maka perhitungannya adalah Panjang Interval = 66 / 3 = 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

Tabel 3.6 Penilaian Persepsi Siswa Penilaian Sangat Sesuai

Rumus Interval Skor Batas Bawah = Batas Atas Kelas Sebelumnya + 1 Batas Atas = (Batas Bawah + Rentang Skor) Sesuai Batas Bawah = Batas Atas Kelas Sebelumnya + 1 Batas Atas = (batas bawah + Rentang Skor) – 1 Tidak Batas Bawah = Skor Terendah Sesuai Batas Atas = (Batas Bawah + Rentang Skor) – 1 Sumber: data primer diolah, 2016

Skor 66 – 88

43 – 65

22 – 42

Dari penilaian di atas penilaian persepsi siswa pada guru dalam menerapkan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi pada implementasi pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori. a. Persepsi siswa pada guru dalam menerapkan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi pada implementasi pembelajaran dikatakan sangat baik jika mendapatkan skor 66 – 88 b. Persepsi siswa pada guru dalam menerapkan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi pada implementasi pembelajaran dikatakan baik jika mendapatkan skor 43 – 65. c. Persepsi siswa pada guru dalam menerapkan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi pada implementasi pembelajaran dikatakan tidak baik jika mendapatkan skor 22 – 42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) Untuk

mengetahui

pelaksanaan

kegiatan

penilaian

kelas

(assesment) sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis terhadap soal ujian yang dibuat oleh guru ekonomi. Soal ujian dinyatakan baik jika hasil analisis menunjukkan bahwa kata kerja yang digunakan sebagai perintah pengerjaan pada soal ujian merupakan kata kerja dari masing-masing-masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Deskripsi Lokasi SMA N 8 terletak di jalan Sidobali No. 1 Muja Muju, Yogyakarta. SMA N 8 adalah salah satu dari beberapa sekolah favorit yang ada di kota Yogyakarta, oleh karena itu begitu banyak siswa lulusan SMP yang berlomba untuk menjadi bagian dari siswa yang bersekolah dan belajar di SMA N 8. SMA N 8 Yogyakarta adalah sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dalam sistem pendidikannya. Sebagai sekolah favorit tentunya SMA N 8 berusaha untuk terus menampilkan performa yang terbaik dalam berbagai bidang, baik pada bidang akademik maupun non akademik. SMA N 8 Yogyakarta memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: 1. Visi Dengan semangat kerja keras dan dedikasi tinggi SMA Negeri 8 Yogyakarta bertekad untuk mempersiapkan dan mengantarkan anak didik mencapai cita-cita luhur. 2. Misi a.

Meningkatkan mutu pembelajaran.

b.

Memberdayakan

peserta

didik

menjadi

manusia

Indonesia

seutuhnya. c.

Meningkatkan komitmen dan profesionalisme tenaga kependidikan.

d.

Menciptakan lingkungan yang kondusif.

e.

Menciptakan budaya damai dan anti kekerasan.

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

f.

Dengan perjuangan sekuat tenaga baik kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, selangkah demi selangkah prestasi SMA 8 terus meningkat baik prestasi akademik maupun non akademik. Hal ini terlihat dari rata-rata Ujian Nasional maupun keberhasilan dalam menempuh SBNMPTN dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Prestasi yang juga membanggakan adalah SMA N 8 Yogyakarta masuk sebagai SMA dengan nilai lulusan tertinggi pada mata pelajaran IPS di seluruh kota Yogyakarta pada tahun 2015. Untuk menunjang prestasi baik pada bidang akademik maupun non akademik, SMA N 8 juga memfasilitasi siswa dengan berbagai sarana prasarana yang dapat memudahkan akses siswa, berbagai fasilitas yang ada di SMA N 8 Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Ruang Kelas Di SMA N 8 terdapat 24 buah kelas yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kelas X berjumlah 8 kelas yang terdiri dari 1 kelas untuk program ilmu sosial, enam kelas untuk program ilmu alam serta satu kelas untuk program akselerasi. Kelas XI berjumlah 8 kelas yang terdiri dari 1 kelas untuk program ilmu sosial, enam kelas untuk program ilmu alam serta satu kelas untuk program akselerasi. Kelas X berjumlah 8 kelas yang terdiri dari 1 kelas untuk program ilmu sosial dan tujuh kelas untuk program ilmu alam. Setiap ruang kelas dengan fasilitas dan deskripsi masing-masing sebagai berikut: a. Luas ruangan dengan panjang 9 m dan lebar 8 m b. Meja dan kursi ntuk siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

c. Meja dan kursi untuk guru d. Tiga buah papan tulis e. Satu buah LCD proyektor f. Satu kipas angin gantung g. Satu buah papan pengumuman h. Satu buah jam dinding i. Gambar presiden dan wakil presiden 2. Kantor Ruang kantor yang ada di SMA N 8 Yogyakarta terdiri dari: a. Kantor kepala sekolah b. Kantor wakil kepala sekolah c. Kantor guru d. Kantor tata usaha 3. Laboratorium SMA N 8 Yogyakarta memiliki 10 laboratorium untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Laboratorium yang tersedia antara lain: a. Laboratorium Fisika b. Laboratorium Kimia c. Laboratorium Biologi d. Laboratorium Komputer/TI e. Laboratorium Multimedia f. Laboratorium IPS g. Laboratorium MIPA h. Laboatorium Kesenian i. Ruang Audio Visual j. Studio Musik Adapun ruangan-ruangan lain yang disediakan oleh pihak sekolah yang dapat menunjang aktifitas belajar siswa baik secara akademik maupun non akademik antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

1. Hotspot Area 2. Gedung serba guna/aula 3. Sarana Olah Raga a. Lapangan tenis b. Lapangan basket c. Lapangan sepak bola 4. Perpustakaan 5. Ruang kesehatan/UKS Ruang unit kesehatan yang terdiri dari: a. Empat tempat tidur b. Tiga lemari obat-obatan c. Dua lemari serba guna d. Empat meja dan kursi 6. Masjid 7. Ruang OSIS 8. Garasi parkir 9. Kantin dan koperasi 10. Taman dan gazebo.

B. Deskripsi Responden 1. Guru Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa SMA N 8 Yogyakarta merupakan SMA favorit. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu sekolah, baik pada bidang akademik maupun non akadmik. Untuk mencapai mutu yang baik tersebut maka diperlukan adanya tenaga pendidik yang sungguh-sungguh kompten dalam bidang pendidikan. Secara keseluruhan terdapat kurang lebih 40 tenaga pendidik yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

SMA N 8 Yogyakarta, yang masing-masing berasal dari baik kota Yogyakarta maupun daerah Jawa Tengah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa guru memiliki hubungan yang baik dan akrab antara yang satu dengan yang lainnya. Terdapat dua orang guru pengajar pada mata pelajaran ekonomi yang mengabdi di SMA N 8 Yogyakarta dan menjadi subjek dalam penelitian. Keduanya adalah Ibu Dra. Sri Nurmeilani dan Ibu Dra. Retno Handayani. Ibu Dra. Sri Nurmeilani adalah guru yang berasal dari Purwakarta dan berdomisili di Kota Yogyakarta, saat ini Beliau berumur 57 tahun dengan pengalaman mengajar selama 34 tahun, Beliau mulai mengajar sejak tahun 1982 dan talah menjadi guru tetap di SMA N 8 Yogyakarta. Sedangkan Ibu Dra. Retno Handayani adalah guru yang lahir di kota Yogyakarta dan sampai saat ini tinggal di kota Yogyakarta. Beliau saat ini telah berumur 47 tahun dengan pengalaman mengajar selama 19 tahun, Beliau mulai mengajar sejak tahun 1997 dan menjadi guru tetap di SMA N 7 Yogyakarta. Menjadi tenaga pendidik di SMA N 8 Yogyakarta dilakukan hanya untuk memenuhi jam mengajar yang belum mencukupi batas minimal di SMA N 7 Yogyakarta. Kedua tenaga pendidik tersebut berasal dari FKIP atau memang memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang guru, oleh karena itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti keduanya memiliki komptensi yang baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

Selain memiliki latar belakang pendidikan sebagai pendidik, keduanya masing-masing memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam bidang pendidikan dan terbilang cukup lama menjadi seorang tenaga pendidik. 2. Siswa Sebagai SMA favorit, SMA N 8 Yogyakarta memiliki jumlah murid yang cukup banyak. Masing-masing siswa tersebut berasal dari daerah kota Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan rata-rata usia sebagaimana siswa SMA pada umumnya, yakni berkisar antara 15-19 tahun. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, masing-masing siswa siswa memiliki sikap yang sopan dan ramah hal ini dapat dilihat ketika siswa berinteraksi dengan guru, dengan sesama siswa maupun dengan peneliti ketika melakukan kegitan penelitian di sekolah tersebut. Siswa SMA N 8 Yogyakarta rata-rata memiliki akademik yang baik, hal ini dapat dilihat dari siswa yang aktif ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. SMA N 8 memiliki program unggulan yakni program ilmu alam. Oleh karena itu jumlah kelas dan siswa yang masuk program ilmu alam sangat kontras jika dibandingkan dengan siswa pada program ilmu sosial. Terdapat 1 kelas untuk program sosial pada setiap angkatan, sedang untuk program ilmu alam terdapat 6 sampai 7 kelas pada setiap angkatan. Jumlah keseluruhan siswa SMA N 8 Yogyakarta per April 2016 akan dipaparkan pada tabel 4.1 berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

Tabel 4.1 Daftar Rekapitulasi Siswa per bulan April 2016 Kelas

Jumlah

X-IS

26

X-MIA 1

33

X-MIA 2

33

X-MIA 3

33

X-MIA 4

33

X-MIA 5

30

X-MIA 6

33

X- Akselerasi

27

XI-IS

18

XI-MIA 1

25

XI-MIA 2

26

XI-MIA 3

25

XI-MIA 4

25

XI-MIA 5

25

XI-MIA 6

25

XI-Akselerasi

25

XII-IS

34

XII-MIA 1

32

XII-MIA 2

32

XII-MIA 3

32

XII-MIA 4

32

XII-MIA 5

32

XII-MIA 6

32

XII-MIA 7

32

TOTAL

700

Sumber: data primer diolah, 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-28 April 2016. Analisis data pembahasan penelitian ini dibagi menjadi tiga rumusan masalah, yaitu: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk mengetahui bahwa guru Ekonomi telah menyusun RPP untuk mata pelajaran Ekonomi sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran Ekonomi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang pertama dengan materi Pasar dalam Perekonomian, dan RPP kedua dengan materi Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat kesesuaiannya dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat penggunaan kata kerja pada komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Analisis RPP dinyatakan baik ketika kata kerja yang digunakan pada komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunaan kata kerja yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni berupa kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua RPP belum mencantumkan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada komponen kompetensi dasar, indikator, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari kelima indikator pada desain RPP 1 masih menggunakan kata kerja berupa mengidentifikasi. Mengidentifikasi merupakan proses kognitif dari kemampuan mengingat. Upaya menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi telah dilakukan oleh pemerintah melalui Permendigbud no.103 tahun 2014. Upaya tersebut dapat dilihat melalui kompetensi dasar yang tercantum dalam format penyusunan RPP. Pada komponen kompetensi dasar sudah digunakan beberapa kata kerja yang mengacu pada proses kognitif yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Akan tetapi yang menjadi kendala adalah ditemukannya suatu fakta bahwa guru belum paham akan apa yang dimaksud dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi itu sendiri dan mekanisme penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari cara guru menyusun indikator pembelajaran. Dalam format penyusunan RPP pada bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa diminta untuk menganalisis materi pembelajaran dengan menggunakan kata kerja mendeskripsikan. Kegiatan mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif yang berada pada level kemampuan menganalisis. Sedangkan pada komponen indikator, guru menguraikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa mengidentifikasi. Kata identifikasi sendiri berarti menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan bagaimana materi tersebut disampaikan

oleh

guru.

Dengan

demikian,

jelas

bahwa

proses

mengidentifikasi merupakan bagian proses kognitif berupa kemampuan mengingat yang artinya masih berada pada tahap kemampuan berpikir tingkat rendah. Demikian pula dengan desain RPP 2. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa guru belum mampu membuat desain RPP yang memuat indikator berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada komponen indikator, di antara ketiga belas rumusan indikator hanya terdapat satu indikator yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, yakni dengan menggunakan kata kerja mendeskripsikan. Dengan mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl (2015: 101) kata kerja berupa mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif yang berada pada kemampuan menganalisis. Akan tetapi penggunaan kata kerja berupa mendeskripsikan yang dicantumkan guru dalam desain RPP belum mengarah pada keterampilan berpikir berupa menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh Anderson dan Krathwohl. Karena dalam hal ini guru menggunakan kata kerja mendeskripsikan hanya untuk mendeskripsikan materi berupa pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis APBN sebagaimana yang tercantum dalam desain RPP. Aktivitas mendeskripsikan sebagaimana yang digambarkan oleh guru tersebut masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

berada pada keterampilan berpikir tingkat rendah yang berada pada level mengingat. Sedangkan keduabelas indikator lainnya masih berada pada level kemampuan berpikir tingkat rendah yakni berupa kemampuan mengingat, dengan menggunakan kata kerja seperti memahami, menjelaskan, dan menyebutkan. Ketiga kategori proses kognitif tersebut merupakan kemampuan yang berada pada level mengingat dan memahami. Selain itu terlihat pula bahwa kedua guru belum mampu menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, yang dimaksud dengan kata kerja operasional adalah kata kerja yang digunakan dapat diukur. Hal ini terlihat dari desain kedua RPP yang masih menggunakan kata kerja berupa memahami. Secara lebih rinci rekapitulasi penggunaan kata kerja pada KD dan Indikator dapat dilihat pada lampiran 21. Sedangkan apabila dianalisis kelengkapan RPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014, kedua RPP dapat dinyatakan cukup baik dan disiplin. Hal ini terlihat dari desain RPP yang dibuat oleh kedua guru telah menyesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014, walaupun pada beberapa bagian RPP masih ada beberapa hal yang belum sesuai, misalnya ada salah satu guru yang tidak membuat lampiran secara lengkap seperti LKS atau pada bagian kompetensi inti yang tidak dijabarkan secara lengkap. Akan tetapi secara keseluruhan desain RPP berdasarkan Permendikbud no.103 tahun 2014 dapat dikatakan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

Dari komponen langkah-langkah pembelajaran juga ditemukan bahwa desain pembelajaran yang tercantum dalam RPP masih berupa kegiatan-kegiatan yang hanya mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir tingkat rendah. Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya meminta siswa untuk mengidentifikasi materimateri yng terdapat dalam buku paket kemudian mendiskusikannya didalam kelompok. Tidak jauh berbeda dengan desain LKS yang dibuat oleh guru, LKS yang dibuat oleh guru dinilai belum mampu membentuk dan mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari soal-soal yang dicantumkan dalam LKS adalah soal-soal latihan

yang

terdapat

dalam

buku

paket,

selain

itu

proses

pengerjaannyapun tercantum dalam buku paket. Dengan demikian pengerjaan soal yang terdapat dalam LKS dapat dilakukan dengan melihat cara pengerjaan yang tercantum dalam buku paket, sehingga tidak membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS. 2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran ekonomi sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan observasi di kelas XMIPA dan XI-IIS. Observasi dilakukan menggunakan 11 pernyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

dengan mengacu pada kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai implementasi pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi pada mata pelajaran ekonomi, yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang tercermin pada strategi, model, dan metode dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi di kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua guru mata pelajaran ekonomi belum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan pembelajaran masih bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat rendah terutama pada kemampuan mengingat dan memahami materi pelajaran. Hal ini terlihat dari strategi, model dan metode yang digunakan guru di kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat bahwa kedua guru telah menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Salah satu metode yang dinilai dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran seperti diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi, penggunaan metode diskusi dan tanya jawab tidak secara langsng mengindikasikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menerapkan metode diskusi dan tanya jawab dengan membahas dan mengerjakan soal yang tercantum dalam LKS. Soal-soal yang tercantum dalam LKS bukan merupakan jenis soal yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Hal ini dikarenakan bahan diskusi yang terdapat dalam LKS jawabannya terdapat dalam buku paket. Dengan demikian siswa dapat dengan mudah mengerjakannya cukup hanya dengan berpedoman pada cara pengerjaan yang tercantum dalam buku paket. Tentunya kegiatan diskusi semacam ini tidak dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Kegiatan diskusi dan tanya jawab yang baik adalah dengan membahas dan mengerjakan soal-soal yang sifat pengerjaannya mewajibkan siswa untuk mencari jawaban secara mandiri berdasarkan pendapatnya masing-masing kemudian didiskusikan dalam kelompok. Berdasarkan analisis yang dilakukan juga terlihat bahwa kedua guru belum memahami arti dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan wawancara pendahuluan dan observasi yang telah dilakukan. Pada saat melakukan wawancara, salah satu pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti adalah sudahkah guru menerapkan pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ketika diajukan pertanyaan demikian guru terlihat bingung dan kembali mempertanyakan arti konkrit dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ketidakpahaman guru akan arti dari keterampilan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

tingkat tinggi ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan di kelas. Di kelas guru tidak menerapkan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan guru secara penuh melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman pada RPP, sedangkan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap desain RPP ditemukan bahwa desain RPP yang dibuat oleh guru tidak memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu bagaimana mungkin guru dapat menerapkan pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ketika guru tersebut tidak paham makna dari keterampilan berpikir tingkat tinggi dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh peneliti selama kegiatan observasi di kelas, maka peneliti juga mencari informasi dari siswa melalui pengisian kuesioner. Dengan melihat persepsi siswa terhadap kinerja guru selama mengajar, maka diharapkan data yang terkumpul dapat menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk

mengetahuai

persepsi

siswa

terhadap

guru

dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang dibagikan pada siswa kelas X-MIPA dan kelas XII-IIS yang secara keseluruhan berjumlah 80 siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

Pada kuesioner persepsi siswa terhadap guru dalam implementasi pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 indikator keterampilan berpikir, yaitu kegiatan menganalisis,

mengevaluasi,

dan

mencipta.

Indikator

kegiatan

menganalisis memiliki 7 butir pernyataan yang terdapat pada nomor 1, 3, 8, 9, 11, 12, dan 15; kegiatan mengevaluasi memiliki 6 butir pernyataan yang terdapat pada nomor 2, 5, 6, 7, 13, dan 16; kegiatan mencipta memiliki 9 butir pernyataan yang terdapat pada nomor 4, 10, 14, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22; sehingga total soal untuk seluruh indikator adalah 22 pernyataan. Data hasil kuesioner dianalisis dengan menghitung total skor setiap siswa dari 22 pernyataan. Berikut ini hasil dari analisis total skor dan kualifikasi dari persepsi siswa kepada guru pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa Skor

Kriteria

Kelas X

Persentase

Kelas

Persentase

dan X-

(%)

XI-IS

(%)

-

40

100 %

MIA 66-88

Sangat Baik

43-65

Baik

25

62,5%

-

-

22-42

Tidak Baik

15

37,5%

-

-

Sumber: data primer diolah, 2016

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa pada guru dalam

menerapkan

kegiatan

pembelajaran

yang

meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa melalui perhitungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

hasil kuesioner adalah untuk kelas X dan XI-MIPA dengan kriteria baik sebanyak 25 siswa dan kriteria tidak baik sebanyak 15 siswa. Untuk kelas XI-IIS skor untuk keseluruhan kriteria adalah sangat baik yakni diperoleh skor total dari 40 siswa. 3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran ekonomi telah menyusun soal Ujian Tengah Semester (UTS) yang mengarah pada indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa soal UTS mata pelajaran ekonomi dari masing-masing guru yang menjadi subjek dalam penelitian. Dari kedua soal tersebut kemudian dianalisis tingkat kesesuaiannya dengan indikator kriteria berpikir tingkat tinggi. Komponen soal dapat dikatakan memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi ketika komponen soal menggunakan kata kerja yang mengarahkan siswa pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan terhadap dua soal UTS, ditemukan bahwa penilaian hasil belajar yang dibuat oleh kedua guru mata pelajaran ekonomi belum mengarah pada indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini ditunjukkan oleh 40 butir soal pada masing-masing soal UTS hanya menggunakan kata kerja yang berada pada kemampuan berpikir tingkat rendah, yakni kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada soal 1, hanya terdapat tiga butir soal yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi yang berada pada level C4 yakni kemampuan untuk menganalisis yang terdapat pada soal no 13, 14, dan 32. Masing-masing butir soal tersebut memuat kata kerja pengerjaan soal berupa perintah untuk menganalisis makna transaksi dan menganalisis makna serta keuntungan investasi. Sedangkan pada soal 2, hanya terdapat dua butir soal yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada level C$ yakni kemampuan menganalisis yang terdapat pada soal no 42 dan 45. Masingmasing butir soal tersebut memuat kata kerja pengerjaan soal berupa perintah untuk menganalisis alasan kegagalan koperasi di Indonesia dan perintah untuk menganalisis penyebab kegagalan perusahaan negara. Sedangkan untuk butir soal lainnya, baik pada soal 1 maupun soal 2 perintah pengerjaan soal masih berada pada indikator keterampilan berpikir tingkat rendah. Masing-masing butir soal masih menggunakan kata kerja yang berada pada kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Secara lebih rinci hasil analisis soal UTS 1 dan 2 dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran ekonomi berupa RPP, pertama RPP dengan materi Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional dan RPP kedua dengan materi Pasar dalam Perdagangan. Dari kedua RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

tersebut kemudian dianalisis pengembangannya berdasarkan kriteria indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua guru mata pelajaran ekonomi belum mampu membuat desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari kata kerja yang digunakan pada komponen RPP pada bagian: a. Kompetensi dasar Pada bagian kompetensi dasar, terlihat bahwa penggunaan kata kerja yang digunakan sudah dapat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik pada desain RPP 1 maupun RPP 2. Hal ini terlihat dari kata kerja yang digunakan seperti mendeskripsikan. Kegiatan mendeskripsikan merupakan proses kognitif yang berada pada level menganalisis selain itu juga ditemukan proses kognitif berupa kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi hal ini belum mengindikasikan bahwa guru mampu merumuskan desain RPP yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan yang merumuskan komponen komptensi dasar bukan guru melainkan guru cukup mengutip yang tercantum dalam Permendikbud. b. Indikator Pada bagian indikator, kedua guru mata pelajaran ekonomi belum menggunkan kata kerja yang berada pada level keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kata kerja yang digunakan oleh kedua guru dalam

desain

RPP

masih

menggunakan

kata

kerja

seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

mengidentifikasikan,

mengkonstruksi,

memahami,

menjelaskan,

menyebutkan, mendeskripsikan, merumuskan, dan mengaplikaikan. Pada komponen indikator terdapat penggunaan kata kerja berupa mengkonstruksi yang berarti guru meminta siswa untuk membangun pengertian atau definisi dari sebuah materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa komponen RPP berupa kompetensi dasar masih berada pada level berpikir tingkat rendah yang berupa kemampuan mengingat hingga mengaplikasikan. Ketidakmampuan guru dalam mendesain RPP pada komponen indikator yang mampu membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi dikarenakan guru yang belum sepenuhnya paham akan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara kongkrit. Hal ini terlihat dari desain RPP pada bagian kompetensi dasar, pada bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa diminta untuk menganalisis materi pembelajaran dengan menggunakan kata kerja mendeskripsikan. Kegiatan mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif yang berada pada level kemampuan menganalisis. Sedangkan pada bagian indikator guru menguraikan kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa mengidentifikasi, yang artinya masih berada pada tahap kemampuan mengingat. Demikian pula dengan desain RPP 2. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa guru belum mampu membuat desain RPP yang memuat indikator berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada komponen indikator, di antara ketiga belas rumusan indikator hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

terdapat satu indikator yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi,

yakni

dengan

menggunakan

kata

kerja

berupa

mendeskripsikan. Dengan mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl (2015: 101) kata kerja berupa mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif yang berada pada kemampuan menganalisis. Akan tetapi penggunaan kata kerja berupa mendeskripsikan yang dicantumkan guru dalam desain RPP belum mengarah pada keterampilan berpikir berupa menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh Anderson dan Krathwohl. Karena dalam hal ini guru menggunakan kata kerja mendeskripsikan hanya untuk mendeskripsikan materi berupa pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis APBN sebagaimana yang tercantum dalam desain RPP. Aktifitas mendeskripsikan sebagaimana yang digambarkan oleh guru tersebut masih berada pada keterampilan berpikir tingkat rendah yang berada pada level mengingat. c. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pada bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, desain RPP dengan materi konsep dan kebijakan perdagangan internasional belum memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Rancangan kegiatan pembelajaran yang didesain hanya berpusat pada kegiatan untuk membangun kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran. Desain kegiatan pembelajaran yang dicantumkan, hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

berupa desain kegiatan dirancang untuk membangun keterampilan berpikir siswa pada kemampun untuk mengingat dan memahami. Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya meminta siswa untuk mengidentifikasi materi-materi yang terdapat dalam buku paket kemudian mendiskusikannya didalam kelompok. Sedangkan

desain

RPP

dengan

materi

pasar

dalam

perekonomian sudah memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini dapat dilihat dari desain kegiatan pembelajaran yang dicantumkan, desain kegiatan pembelajaran dirancang untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, yaitu berupa kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi. Hal ini terlihat dari penggunaan kegiatan yang akan dilaksanakan, di mana guru mencantumkan kegiatan mengevaluasi dengan meminta siswa untuk mengevaluasi dan menganalisis konsep dari materi pembelajaran. d. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja siswa merupakan suatu perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan tujuan untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Lembar kerja siswa yang baik adalah lembar kerja yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

Suatu LKS dinyatakan baik ketika soal-soal latihan yang dicantumkan

dalam

LKS

bersifat

mengarahkan

siswa

pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Soal yang dicantumkan dalam LKS akan mampu melatih keterampilan berpikir siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, bahkan hingga mencipta. Oleh karena itu soal yang dicantumkan harus bersifat melatih siswa untuk berpikir, dimana jawaban dari setiap soal tidak terdapat dalam buku paket. Sehingga siswa diarahkan untuk membuat jawaban sendiri berdasarkan analisis terhadap soal yang diberikan. Analisis yang dilakukan pada LKS, ditemukan bahwa soal yang dicantumkan guru dalam LKS merupakan soal yang dibuat berdasarkan pertanyaan yang ada pada buku paket dan pengerjaan dari masingmasing soal dapat dilakukan dengan melihat panduan yang ada pada buku paket. Sedangkan apabila dianalisis tingkat kesesuaian RPP dengan ketentuan yang tercantum pada Permendikbud no. 103 tahun 2014, terlihat bahwa guru mampu mendesain RPP secara baik sesuai dengan ketentuan pemerintah. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keempat komponen RPP secara keseluruhan yang meliputi kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan lembar kerja siswa menunjukkan bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA N 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kegiatan pembelajaran yang mengarahkan dan membangun keterampilan berpikir siswa dengan menerapkan strategi, model, dan metode yang dapat mengarahkan keterampilan berpikir siswa adalah kegiatan pembelajaran yang bersifat menumbuhkan keterampilan berpikir pada siswa, terutama keterampilan berpikir tingkat tinggi seharusnya dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat merangsang dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam berpikir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat merangsang dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam berpikir adalah dengan cara melakukan kegiatan diskusi kelompok, tanya jawab, dan eksperimen. Selain itu, guru dapat memberikan soal tertentu untuk dipecahkan bersama kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan, masukan, atau kritikan terhadap hal-hal yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa tidak hanya memiliki keterampilan untuk menghafal materi yang telah didapatkan, namun siswa

juga

mampu

untuk

mengkritik,

mengembangkan

serta

menciptakan hal-hal baru yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kedua guru yang mengajar di X-MIPA dan XI-IIS, ditemukan bahwa kedua guru mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

pelajaran

ekonomi

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran

yang

disesuaikan secara keseluruhan dengan komponen yang dicantumkan dalam RPP. Selain itu guru juga belum mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada indikator keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada bagian: a. Strategi Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, strategi yang paling tepat untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran adalah strategi inkuiri. Strategi inkuiri menekankan pada kemampuan berpikir secara kritis dan analitis. Pada strategi inkuiri metode pembelajaran yang diterapkan adalah diskusi, pemberian tugas, eksperimen, dan tanya jawab. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada kedua guru mata pelajaran ekonomi, ditemukan bahwa kedua guru belum mampu menciptakan

kegiatan

pembelajaran

yang

mengarah

pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, terlihat ditemukan bahwa kedua guru sudah menerapkan metode pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan

tetapi

hal

ini

belum

menunjukkan

bahwa

kegiatan

pembelajaran yang diterapkan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan tanya jawab dan materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja siswa yang berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam buku paket dan LKS tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kegiatan diskusi dan tanya jawab yang mampu mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah dengan membahas dan menganalisis fenomena-fenomena ekonomi kemudian memberikan jawaban-jawaban dan tanggapan kritis yang mana jawaban terebut tidak tercantum dalam buku paket. b. Model Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, model pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Melalui model PBL maka siswa mampu memecahkan masalah-masalh ekonomi melalui kasus yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa guru sudah menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi kasus yang diberikan oleh guru untuk didiskusikan oleh siswa hanya kasus-kasus sederhana yang berasal dari materi pembelajaran yang tercantum dalam buku paket. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran

yang

meliputi

strategi,

metode,

dan

model,

menunjukkan bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, analisis yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa siswa hanya mampu berpikir pada level mengingat, memahami, dan menerapkan. Sedangkan apabila dilihat dari persepsi siswa terhadap guru, siswa menilai bahwa guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini jelas berbeda dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru di kelas. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi siswa dengan hasil observasi yang dilakukan. Adapun faktor tersebuat adalah: (1) siswa menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi, sehingga pada saat mengisi kuesioner siswa menjadi sangat subjektif; (2) siswa tidak dapat menangkap maksut yang peneliti jabarkan pada kuesioner; (3) siswa mengisi kuesioner secara asal atau sembarangan tanpa membaca apa yang tertuang pada kuesioner. Dengan melihat ketiga faktor tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. 3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian terhadap soal ujian dilakukan pada kata kerja yang digunakan dalam merumuskan soal ujian. Soal ujian dinyatakan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ketika kata kerja yang digunakan berada pada level

kemampuan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Hasil analisis yang dilakukan terhadap soal UTS yang dibuat oleh kedua guru mata pelajaran ekonomi, ditemukan bahwa kedua soal ujian belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari kata kerja yang digunakan dalam soal ujian, kata kerja yang digunakan kebanyakan hanya berupa perintah yang meminta siswa untuk menyebutkan definisi dan memberikan contoh. Penggunaan kata kerja demikian hanya bersifat mengukur dan mengarahkan siswa pada keterampilan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada soal 1, hanya terdapat tiga butir soal yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi yang berada pada level C4 yakni kemampuan untuk menganalisis yang terdapat pada soal no 13, 14, dan 32. Masing-masing butir soal tersebut memuat kata kerja pengerjaan soal berupa perintah untuk menganalisis

makna

keuntungan investasi.

transaksi

dan

menganalisis

makna

serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

Sedangkan pada soal 2, hanya terdapat dua butir soal yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada level C$ yakni kemampuan menganalisis yang terdapat pada soal no 42 dan 45. Masing-masing butir soal tersebut memuat kata kerja pengerjaan soal berupa perintah untuk menganalisis alasan kegagalan koperasi di Indonesia dan perintah untuk menganalisis penyebab kegagalan perusahaan negara. Sedangkan untuk butir soal lainnya, baik pada soal 1 maupun soal 2 perintah pengerjaan soal masih berada pada indikator keterampilan berpikir tingkat rendah. Masing-masing butir soal masih menggunakan kata kerja yang berada pada kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penilaian kelas (assesment), menunjukkan bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui: 1.

Desain RPP Desain RPP

yang dibuat memang sudah sesuai dengan

Permendikbud No. 103 tahun 2014. Akan tetapi belum memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang dilihat melalui analisis pada komponen kompetensi dasar, indikator dan langkah-langkah desain pembelajaran. Pada komponen indikator, guru sudah menggunakan kata kerja yang merupakan proses kogtif dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, hanya terdapat satu indikator yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, yakni dengan menggunakan kata kerja berupa mendeskripsikan. Dengan mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl (2015,101) kata kerja berupa mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif yang berada pada kemampuan menganalisis. Akan tetapi penggunaan kata kerja berupa mendeskripsikan yang dicantumkan guru dalam desain RPP belum

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

mengarah pada keterampilan berpikir berupa menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh Anderson dan Krathwohl. Karena dalam hal ini guru menggunakan kata kerja mendeskripsikan hanya untuk mendeskripsikan materi berupa pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis APBN sebagaimana

yang

tercantum

dalam

desain

RPP.

Aktifitas

mendeskripsikan sebagaimana yang digambarkan oleh guru tersebut masih berada pada keterampilan berpikir tingkat rendah yang berada pada level mengingat. Kata kerja yang digunakan dalam komponen lain pada desain RPP yang akan dilakukan hanya merupakan kata kerja yang berada pada kemampuan berpikir tingkat rendah yakni mengingat dan memahami. 2.

Kegiatan pembelajaran Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kedua guru yang mengajar di X-MIPA dan XI-IIS, ditemukan bahwa kedua guru mata pelajaran ekonomi belum mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada indikator keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada bagian strategi, metode, dan model pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada kedua guru mata pelajaran ekonomi, ditemukan bahwa kedua guru belum mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107

ditemukan bahwa kedua guru sudah menerapkan metode pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi hal ini belum menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan tanya jawab dan materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam buku paket. Kegiatan diskusi dan tanya jawab yang mampu mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah dengan membahas dan menganalisis

fenomena-fenomena

ekonomi

kemudian

memberikan

jawaban-jawaban dan tanggapan kritis yang mana jawaban terebut tidak tercantum dalam buku paket. Hasil observasi yang dilakukan peneliti tidak sesuai dengan persepsi siswa terhadap guru, dimana siswa menilai bahwa kedua guru telah

menerapkan

kegiatan

pembelajaran

yang

mengarah

pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi siswa dengan hasil observasi yang dilakukan. Adapun faktor tersebuat adalah: (1) siswa menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi, sehingga pada saat mengisi kuesioner siswa menjadi sangat subjektif; (2) siswa tidak dapat menangkap maksut yang peneliti jabarkan pada kuesioner; (3) siswa mengisi kuesioner secara asal atau sembarangan tanpa membaca apa yang tertuang pada kuesioner. Dengan melihat ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

faktor tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. 3.

Pelaksanaan Penilaian Kelas (assessment) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap soal UTS yang dibuat oleh kedua guru mata pelajaran ekonomi, ditemukan bahwa kedua soal ujian belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari kata kerja yang digunakan dalam soal ujian, penggunaan kata kerja hanya mengukur dan mengarahkan siswa pada keterampilan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan seara keseluruhan terhadap desain RPP, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa nilai UN tertinggi yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi belum menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran ekonomi hanya menanamkan kemampuan mengingat, memahami, hingga menerapkan yang merupakan keterampilan berpikir tingkat rendah. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa meskipun siswa dapat meraih nilai tertinggi dalam UN, akan tetapi kemampuan berpikir siswa masih berada pada tahapan berpikir tingkat rendah. Nilai tinggi yang diperoleh siswa belum disertai oleh keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

B. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas pada analisis implementasi pembelajaran mata pelajaran Ekonomi yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2. Penelitian ini hanya digeneralisasikan pada guru mata pelajaran ekonomi kelas X, XI, dan XII, serta siswa kelas X-MIPA, X-IIS dan siswa kelas XIIIS, XI-MIPA SMA N 8 Yogyakarta. 3. Instrumen observasi dalam penelitian ini terbatas pada observasi tentang frekuensi dan terlaksananya kegiatan pembelajaran yang mengarahkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa yang dilakukan oleh guru, sedangkan observasi mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi tidak dilaksanakan. 4. Terbatasnya soal Ujian yang diberikan, yaitu hanya berupa soal UTS sehingga peneliti tidak dapat menganalisis keseluruhan soal yang ada. C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang merupakan instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110

dilakukan sosialisasi, pelatihan, dan praktik secara langsung mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pelatihan yang dapat dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan pemahaman guru tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan melalui praktik secara langsung. Pada saat pelatihan, oleh pembimbing guru-guru dapat diminta untuk membuat baik desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal yang memuat inikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu pembimbing harus secara langsung membimbing, memantau, dan menilai sejauh mana kemampuan guru dalam merumuskan baik desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal. Praktik dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga masingmasing guru memiliki keterampilan yang baik dan secara benar dapat membuat desain RPP, desain pembelajaran, maupun desain soal yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk desain pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya diminta untuk membuat desain pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Akan tetapi guru juga harus mempraktikkannya secara langsung di hadapan pembimbing. Setelah pelaksanaan pelatihan, guru tidak dilepas begitu saja, melainkan harus dilakukan pengecekan secara berkala ke setiap sekolah di mana guru mengajar. Untuk pengecekan desain RPP dapat dilakukan di awal semester, untuk desain dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan beberapa kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

dalam satu bulan, sedangkan untuk pembuatan soal dapat dilakukan pengecekan paling sedikit setiap sebelum dilaksanakannya ulangan, baik UTS maupun ulangan akhir semester. Pengecekan dapat dilakukan secara mendadak guna memastikan guru secara sungguh-sungguh menerapkan hal-hal yang telah dipraktikkan selama pelatihan. 2. Guru Mata Pelajaran Ekonomi Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang merupakan instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya guru mengikuti pelatihan mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri, sehingga guru dapat menerapkan dalam desain RPP, proses pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment). 3. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini dapat menambahkan masalah lain yang lebih mendalam dan dilihat dari perspektif yang berbeda sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. 2015. Kerangka Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto. 2014. Evaluasi Program Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara Ghani. 2011. Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan. Vol. 1,No. 2, Januari 2011, 125-129 Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students . International Journal of Social and humanity, Vol. 1,No. 2, July 2011, 121-125 Krathwohl, D. R.2002. A revision of Bloom‟s Taxonomy: an overview – Theory Into Practice, College of Education, The Ohio State University Pohl. 2000. Learning to think, thinking to learn: ( tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 24 Pebruari 2016) Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W.2001. A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesing; A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objective:( tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 24 Februari 2016) Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Muhubbin. Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raya Grafindo Persada Puskur Balitbang Depdiknas (2003) eprints.ums.ac.id/25287/13/ Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.Bndung: Alfabeta Surachman. 2010. Implementasi Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan Nasional. Vol. 1,No. 5, Agustus 2010, 118-121 Salinan Lampiran Permendigbud No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 2015.Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Salinan Lampiran Permendigbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113

Salinan Lampiran Permendigbud No. 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik PadaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Salinan Lampiran Permendigbud No. 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik PadaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123

Berilah tanda centang (√ ) pada kolom yang sesuai dengan opini Anda terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru ekonomi Anda dengan masingmasing pilihan berikut ini: SL untuk jawaban selalu, SR untuk jawaban sering, JR untuk jawaban Jarang dan TP untuk jawaban tidak pernah. Nama Guru Kelas Jurusan

: : :

No

Keterangan

1

Guru membimbing siswa agar dapat membandingkan pendapat seseorag dengan pendapat orang yang lain

2

Guru mengajarkan siswa dengan berbagai metode seperti diskusi kelompok, presentasi, tanya-jawab dll.

3

Guru memberikan soal untuk dipecahkan dalam diskusi kelompok, dimana jawaban dari soal yang diberikan tidak terdapat dalam buku paket. Untuk menjawab pertanyaan yang diberikan siswa harus menganalisis dengan hasil pemikiran sendiri

4

Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi lain untuk melengkapi pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran ekonomi

5

Guru memberikan soal untuk dikerjakan siswa saat melaksanakan kegiatan diskusi kelompok

6

Guru membantu menghubungkan materi ekonomi dengan perkembangan ekonomi

SL

SR

JR

TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124

saat ini 7

Guru membantu siswa membuat kesimpulan dengan kata-kata sendiri setelah pelajaran ekonomi selesai

8

Guru membantu siswa menemukan masalah-masalah ekonomi yang muncul dalam perekonomian

9

Guru meminta siswa untuk mengikuti perkembangan perekonomian Indonesia melalui media sosial (facebook, kompas.com, detik.com) atau pun media cetak (koran, majalah, buku)

10

Guru meminta siswa untuk memberikan masukan, tanggapan, dan kritik terhadap peristiwa ekonomi yang ditemukan siswa

11

Guru membimbing siswa agar mampu menguraikan materi ekonomi dengan membuat peta konsep atau mind mapping

12

Guru mengarahkan siswa untuk menemukan berbagai permasalahan ekonomi dari pengamatan yang dilakukan

13

Melalui pelajaran ekonomi guru membantu siswa menciptakan peluang usaha

14

Guru meminta siswa untuk mencari informasi dari sumber lain mengenai ekonomi agar dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis

15

Guru membimbing siswa agar dapat mengkritisi pendapat para pakar ekonomi apabila teori yang terdapat dalam buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125

tidak sesuai dengan fakta kehidupan seharihari 16

Guru membimbing siswa agar dapat merencanakan langkah-langkah ilmiah untuk memecahkan masalah ekonomi

17

Guru membimbing siswa untuk mengembangkan bagan arus dalam menjelaskan permasalahan-permasalahan ekonomi

18

Guru membimbing siswa agar dapat mengimplementasikan materi ekonomi dalam tindakan sehari-hari siswa

19

Guru mengarahkan siswa untuk menulis tulisan ilmiah meteri ekonomi secara sistematis

20

Guru meminta siswa untuk menuliskan pemikiran-pemikiran siswa dalam bidang ekonomi dalam sebuah karangan ilmiah

21

Guru mengarahkan siswa untuk dapat membangun usaha kecil dengan temanteman untuk dijual di sekolah ataupun di luar sekolah

22

Guru membantu siswa dalam membuat dugaan-dugaan (hypotesis) sebagai jawaban sementara atas permasalahanpermasalahan yang belum siswa amati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126

Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas No

Aspek yang diamati

1

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi siswa seperti diskusi dan memecahkan masalah Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswa dalam kelompok Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dibandingkan yang tertera pada RPP Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kgiatan pembelajaran Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau fenomena ekonomi kemudian memberikan tanggapan mengenai masalah atau fenomena tersebut Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien

2

3

4

5 6 7 8

9 10

11

Keterangan Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127

Instrumen Analisis RPP No

Aspek

1

Komptensi Dasar

Kriteria Penilaian Memuat

keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

2

Indikator

Memuat

keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta 3

Langkahlangkah

4

Memuat

menganalisis, mengevaluasi,

Pembelajaran

dan mencipta

Lembar Kerja

Memuat

Siswa

keterampilan

keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

Keterangan Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128

Tabel Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Ekonomi dengan Permendikbud No. 103 tahun 2014 Komponen Indentitas Mata Pelajaran

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti a. Mengamati b. Menanya

Keterangan Lengkap Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129

Komponen

Keterangan Lengkap Tidak

c. Mengumpulkan informasi d. Mengasosiasi e. Mengkomunikasikan Kegiatan Penutup

Penilaian, Remedial, dan Pengayaan

Media, Bahan, dan Sumber Belajar

Lampiran-lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130

Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment) Kriteria

Kata Kerja

Penilaian

Ya

Menggunakan

Merancang

kata kerja

Membangun

yang

memuat indikator keterampilan berpikir

Merencanakan Menciptakan

yang

berada pada level

Merancang Membuat

mencipta Menggunakan

Mengecek

kata kerja yang

Menduga

memuat indikator

Mengkritik

keterampilan berpikir

Mencoba yang

Menilai

berada pada level

Menguji

mengevaluasi

Mendeteksi Memantau

Menggunakan

Membandingkan

kata kerja yang

Mengorganisasikan

memuat indikator

Mengkonstruksi

keterampilan berpikir

Mengaitkan yang

Menguraikan

berada pada level

Menemukan

menganalisis

Keterangan

Menyusun Menghubungkan Membedakan Memberi contoh Menafsirkan

Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131

Menceritakan Menerangkan Mengartikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132

Pedoman wawancara guru Mata Pelajaran Ekonomi No

Butir Pertanyaan

Jawaban

1

Apakah guru menerapkan kegiatan Keterampilan berpikir tingkat pembelajan yang bersifat mengarahkan tinggi itu seperti apa mekanisme siswa pada keterampilan berpikir tingkat penerapannya? tinggi?

2

Apakah ada hambatan yang berasal dari Tidak ada, sejauh ini masih lancar dalam diri guru terkait metode, teknik, belum ada hambatan. dan model dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir siswa?

3

Apakah ada hambatan yang berasal dari dalam diri siswa terkait kesesuaian model, teknik, dan metode dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir siswa?

Ada, siswa yang cenderung kurang kooperatif dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran di kelas.

4

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, apakah guru tidak terlalu banyak menerapkan metode ceramah. Metode ceramah hanya digunakan ketika menjelaskan materi tertentu yang cukup sukar?

Selama pembelajaran metode yang diterapkan tidak hanya ceramah, tetapi ada penerapan metode lain juga seperti diskusi dan tanya jawab.

5

Apakah guru mampu menerapkan Sejauh ini mampu, hanya saja model, teknik dan metode pembelajaran kadang-kadang siswa kurang yang mampu menumbuhkan partisipasi kooperatif. siswa melalui kegiatan diskusi dan memecahkan masalah?

6

Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran apakah guru menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi siswa seperti presentasi dan tanya jawab, debat dan

Sejauh ini metode pembelajaran yang diterapkan hanya yang sederhana saja, karena adanya keterbatasan waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133

lain sebagainya? 7

Apakah guru selalu berjalan keliling Cukup sering, karena itu penting ruangan kelas untuk memantau aktivitas untuk memantau aktivitas belajar siswa dalam kegiatan diskusi guna siswa secara keseluruhan. memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi?

8

Ketika melaksanakan kegiatan dikusi Biasanya soal yang diberikan apakah guru selalu memberikan soal berupa lembar LKS, dikerjakan untuk dipecahkan oleh siswa dalam kemudian didiskusikan bersama. kelompok?

9

Ketika melaksanakan kegiatan Sering. pembelajaran apakah guru selalu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan?

10

Apakah guru melaksanakan kegiatan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih baik dibandingkan pembelajaran sepenuhnya yang tertera pada RPP? berpedoman pada desain RPP

11

Apakah guru Guru melaksanakan Ya, Pelaksanaan kegiatan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran sepenuhnya yang tertera pada RPP? berpedoman pada desain RPP

12

Apakah metode yang digunakan guru dalam mengajar dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kgiatan pembelajaran?

13

Apakah guru mampu merespon positif Sejauh ini guru selalu berusaha partisipasi siswa dalam kegiatan untuk merespon positif setiap pembelajaran? tanggapan maupun pendapat siswa.

14

Apakah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengamati masalah atau fenomena ekonomi kemudian memberikan tanggapan mengenai masalah atau

Sejauh ini sudah, akan tetapi terkadang hanya mampu membangkitkan partisipasi sebagian siswa saja.

Sejauh ini pernah, akan tetapi hal tersebut jarang dilakukan. Guru lebih sering melaksanakan pembelajaran sesuai kontek yang tercantum dalam buku paket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134

fenomena tersebut? 15

Apakah dalam melaksanakan kegiatan Cukup sulit, karena banyaknya pembelajaran, guru mampu mengelola materi yang perlu disampaikan waktu dengan efektif dan efisien? sedangkan alokasi waktu yang diberikan hanya sedikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150

Hasil Analisis RPP 1 Materi Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional No

Aspek

1

Komptensi Dasar

Kriteria Penilaian Memuat

keterampilan

Keterangan Ya Tidak √

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

2

Indikator

Memuat

keterampilan



menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta 3

Langkahlangkah

4

Memuat



menganalisis, mengevaluasi,

Pembelajaran

dan mencipta

Lembar Kerja

Memuat

Siswa

keterampilan

keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151

Hasil Analisis RPP 2 Hasil Evaluasi Materi Pasar dalam Perekonomian No

Aspek

1

Komptensi Dasar

Kriteria Penilaian Memuat

keterampilan

Keterangan Ya Tidak √

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

2

Indikator

Memuat



keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta 3

Langkahlangkah

4

Memuat



menganalisis, mengevaluasi,

Pembelajaran

dan mencipta

Lembar Kerja

Memuat

Siswa

keterampilan

keterampilan

-

-

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

Keterangan: tanda strip (-) menunjukkan bahwa guru tidak membuat LKS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152

Hasil Analisis Kegiatan Observsi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Materi pembelajaran Konsep dan Kebijakan Perdagangan Internasional No

Aspek yang diamati

1

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi siswa seperti diskusi dan memecahkan masalah, yang mana jawaban dari masalah yang dibawas tidak tercantum dalam buku melainkan murni hasil pemikiran siswa Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswa dalam kelompok Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dibandingkan yang tertera pada RPP Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kgiatan pembelajaran Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau fenomena ekonomi kemudian siswa menganalisis dan memberikan kritik serta tanggapan mengenai masalah atau fenomena tersebut

2

3

4

5 6 7 8

9 10

Keterangan Ya Tidak √







√ √ √ √

√ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153

11



Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien

Hasil Analisis Kegiatan Observasi Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran Materi Pasar dalam Perekonomian No

Aspek yang diamati

1

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi siswa seperti diskusi dan memecahkan masalah, yang mana jawaban dari masalah yang dibawas tidak tercantum dalam buku melainkan murni hasil pemikiran siswa Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswa dalam kelompok Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dibandingkan yang tertera pada RPP Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kgiatan pembelajaran Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau fenomena ekonomi kemudian siswa menganalisis dan memberikan kritik serta tanggapan mengenai masalah atau fenomena tersebut Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien

2

3

4

5 6 7 8

9 10

11

Keterangan Ya Tidak √ √



√ √ √ √ √ √ √



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154

Hasil Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment) Soal XI-MIPA√ No Soal

Kata Kerja/Perintah Pengerjaan Soal

Indikator/Proses Kognitif

1

Mengingat kembali Pengertian indeks harga

Mengingat



2

Mengidentifikasi harga produsen

peran

indeks

Mengingat



3

Mengidentifikasi harga

peran

indeks

Mengingat



4

Mengimplementasikan penggunaan rumus agregatif

Mengaplikasikan



5

Mengimplementasikan penggunaan rumus laspayres

Mengaplikasikan



6

Mengingat kembali pengertian inflasi

Mengingat



7

Mengidentifikasi penyebab inflasi

Mengingat



8

Menyimpulkan laju inflasi

Memahami



9

Mengklasifikasi jenis inflasi

Memahami



10

Mengidentifikasi dampak inflasi

Mengingat



11

Mengingat kembali kebijakan moneter

peran

Megingat



12

Mengidentifikasi faktor mempengaruhi (D) uang

yang

Mengingat



13

Mendeskripsikan motif spekulasi

Menganalisis



14

Mendeskripsikan motif transaksi

Menganalisis



15

Mengidentifikasi peran kebijakan moneter dan fiskal

Mengingat

Keterangan HOTS Tidak



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155

16

Mengidentifikasi peran pemerintah dalam menetapkan harga

Mengingat



17

Mengidentifikasi kebijakan moneter

Mengingat



18

Mengidentifikasi peran usaha dan perusahaan

badan

Mengingat



19

Mengklasifikasikan peran badan usaha

Memahami



20

Mengklasifikasi ciri BUMN

Memahami



21

Mengeksekusi perolehan laba

perhitungan

Mengaplikasikan



22

Mengeksekusi perolehan laba

perhitungan

Mengaplikasikan



23

Mengeksekusi perolehan SHU

perhitungan

Mengaplikasikan



24

Mengidentifikasi merger

pengertian

Mengingat



25

Mengklasifikasi manfaat pasar modal

Memahami



26

Mengidentifikasi kreditor

pengertian

Mengingat



27

Mengingat keuangan

fungsi

Mengingat



28

Mengklasifikasikan sekunder

pasar

Memahami



29

Mengingat kembali tugas wali amanat

Mengingat



30

Mengklasifikasikan karakteristik pasar uang dan pasar modal

Memahami



31

Mengklasifikasikan produk pasar uang

Memahami



32

Mendeskripsikan makna investasi

Menganalisis

instrumen

kembali ciri



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156

33

Mengklasifikasikan kelebihan dan kekurangan berinvestasi di pasar modal

Memahami



34

Mengeksekusi perhitungan capital gain

Mengaplikasikan



35

Mengeksekusi perhitungan current Yelid Obligasi

Mengaplikasikan



36

Menjelaskan penyebab inflasi

Memahami



37

Mengeksekusi perolehan laba

Mengaplikasikan



38

Mengilustrasikan capital gain dan capital loss

Memahami



39

Mengeksekusi perhitungan SHU

Mengaplikasikan



40

Mengeksekusi perhitungan current Yelid Obligasi

Mengaplikasikan



perhitungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157

Hasil Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment) Soal XI-IIS No Soal

Kata Kerja/Perintah Pengerjaan Soal

Indikator/Proses Kognitif

1

Mengingat kembali pengertian indeks harga

Mengingat



2

Mengingat kembali timbulnya inflasi

penyebab

Mengingat



3

Menidentifikasikan inflasi

penyebab

Mengingat



4

Mengidentifikasikan kurva penyebab terjadinya inflasi

Mengingat



5

Mengidentifikasi kurva penyebab terjadinya inflasi

Mengingat



6

Mengingat kembali pengertian inflasi

Mengingat



7

Memprediksi upaya pengendalian inflasi

Memahami



8

Mengidentifikasikan kebijakan penanggulangan inflasi

Mengingat



9

Mengidentifikasikan pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi

Mengingat



10

Mengelompokkan kebijakan penanggulangan inflasi

Memahami



11

Mengingat kembali pengertian kebijakan moneter

Mengingat



12

Mengidentifikasikan kebijakan moneter

tujuan

Mengingat



13

Mengingat kembali kebijakan moneter

tujuan

Mengingat



14

Mengelompokkan

kebijakan

Memahami



Keterangan HOTS Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158

penekanan laju inflasi 15

Mengelompokkan instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

Memahami



16

Mengelompokkan kebijakan perbaikan perekonomian

Memahami



17

Mengidentifikasikan lembaga sistem keuangan non moneter

Mengingat



18

Mengingat kembali pengertian kebijakan fiskal

Mengingat



19

Mengidentifikasi manfaat keuntungan anggaran surplus

Mengingat



20

Mengelompokkan jenis kebijakan fiskal

Memahami



21

Mengingat kembali pengertian dan jenis badan usaha

Mengingat



22

Mengidentifikasikan badan usaha

jenis-jenis

Mengingat



23

Mengingat kembali pengertian koperasi

Mengingat



24

Mengidentifikasikan BUMN

peran

Mengingat



25

Mengingat kembalipengertian dan jenis badan usaha

Mengingat



26

Mengidentifikasikan BUMN

kebaikan

Mengingat



27

Mengidentifikasikan BUMS

kebaikan

Mengingat



28

Mengingat kembali kelemahan BUMS

Mengingat



29

Mengingat kembali pengertian Trust

Mengingat



30

Memberi contoh BUMN

Memahami



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159

31

Mengingat kembali macammacam metode indeks harga

Mengingat



32

Mengimplementasikan upaya pengendalian perekonomian

Mengaplikasikan



33

Mengidentifikasikan kebijakan moneter

instrumen

Mengingat



34

Mengelompokkan upaya-paya untuk mengurangi inflasi

Memahami



35

Mengelompokkan kebijakan fiskal

jenis-jenis

Memahami



36

Mengidentifikasikan pengertian dari jenis-jenis BUMS

Mengingat



37

Mengidentifikasikan pengertian dari jenis-jenis badan usaha

Mengingat



38

Mengidentifikasikan pasar modal

penunjang

Mengingat



39

Mengidentifikasikan produk pasar modal

Mengingat



40

Mengingat kembali pengertian pasarmodal

Mengingat



41

Mengingat koperasi

Mengingat



42

Menganalisis penyebab kegagalan koperasi di Indonesia

Menganalisis

43

Mengingat kembali pengertian kartel

Mengingat



44

Mengingat kembali pengertian Trust

Mengingat



45

Menganalisis penyebab kegagalan perusahaan negara

Menganalisis

kembali

jenis-jenis





PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160

Rangkuman Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Evaluasi Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pembelajaran Yang Mengarahkan Siswa Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran Ekonomi r hitung

r tabel (N=80, ά=5%)

Keterangan

1

0,342

0,220

Valid

2

0,447

0,220

Valid

3

0,273

0,220

Valid

4

0,392

0,220

Valid

5

0,514

0,220

Valid

6

0,397

0,220

Valid

7

0,566

0,220

Valid

8

0,545

0,220

Valid

9

0,388

0,220

Valid

10

0,531

0,220

Valid

11

0,618

0,220

Valid

12

0,525

0,220

Valid

13

0,389

0,220

Valid

14

0,503

0,220

Valid

15

0,612

0,220

Valid

16

0,592

0,220

Valid

17

0,494

0,220

Valid

18

0,677

0,220

Valid

19

0,622

0,220

Valid

20

0,603

0,220

Valid

21

0,400

0,220

Valid

22

0,620

0,220

Valid

No Butir Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 64

98.5

1

1.5

65

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .720

23

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00025

3.64

3.798

64

VAR00026

3.67

.473

64

VAR00027

3.47

.590

64

VAR00028

3.20

.739

64

VAR00029

3.33

.619

64

VAR00030

2.84

.761

64

VAR00031

3.02

.678

64

VAR00032

2.52

.836

64

VAR00033

2.33

.927

64

VAR00034

2.08

.822

64

VAR00035

2.83

.725

64

VAR00036

2.64

.743

64

VAR00037

3.34

.623

64

VAR00038

3.31

.614

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162

VAR00039

2.27

.963

64

VAR00040

2.55

.795

64

VAR00041

2.70

.867

64

VAR00042

3.05

.628

64

VAR00043

2.08

.860

64

VAR00044

1.78

.826

64

VAR00045

2.06

.941

64

VAR00046

2.52

.854

64

61.22

10.490

64

skor

Scale Statistics Mean 122.44

Variance 440.187

Std. Deviation 20.981

N of Items 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163

Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Menganalisis

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

98.8

1

1.2

81

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

98.8

1

1.2

81

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

3.42

3.430

80

VAR00002

3.45

.593

80

VAR00003

2.48

.856

80

VAR00004

2.31

.963

80

VAR00005

2.75

.720

80

VAR00006

2.65

.731

80

VAR00007

2.14

.964

80

VAR00008

19.20

4.946

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164

Scale Statistics Mean 38.40

Variance 97.863

Std. Deviation 9.893

N of Items 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165

Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Mengevaluasi

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

98.8

1

1.2

81

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .756

7

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

3.65

.480

80

VAR00002

3.29

.640

80

VAR00003

2.85

.797

80

VAR00004

2.91

.697

80

VAR00005

3.34

.615

80

VAR00006

2.48

.842

80

VAR00007

18.51

2.643

80

Scale Statistics Mean 37.02

Variance 27.949

Std. Deviation 5.287

N of Items 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166

Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Mencipta

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

98.8

1

1.2

81

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .729

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

3.01

.834

80

VAR00002

2.05

.840

80

VAR00003

3.31

.628

80

VAR00004

2.61

.849

80

VAR00005

3.00

.656

80

VAR00006

2.00

.000

80

VAR00007

1.65

.797

80

VAR00008

2.15

.901

80

VAR00009

4.00

.000

80

VAR00010

23.79

3.426

80

Scale Statistics Mean 47.58

Variance 46.956

Std. Deviation 6.852

N of Items 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214

KELOMPOK KATA KERJA OPERASIONAL INDIKATOR UNTUK ASPEK KOGNITIF PADA DESAIN RPP NO

1

Rumusan Indikator Aspek Kognitif Kompetensi Dasar Sub Total & Persentase (%)

2

Indikator

Tingkatan Taksonomi Bloom C1

C2

C3

C4

C5

C6

0

1

1

7

1

0

0%

10%

10%

70%

10%

0%

5

9

1

2

0

0

52,94%

5,88%

11,76 %

0%

0%

10

2

9

1

0

Sub Total & Persentase 29,41% (%) Total & Persentase (%)

5