ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)
JURNAL
OLEH :
MUHAMMAD RIDHO TURSINA 120304060 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)
JURNAL
OLEH :
MUHAMMAD RIDHO TURSINA 120304060 AGRIBISNIS
Jurnal diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing Ketua
(Ir. Yusak Maryunianta, M.Si) NIP 1962 0624 1986 031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
MUHAMMAD RIDHO TURSINA 120304060 AGRIBISNIS
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) INCOME ANALYSIS OF RICE FIELD FARMING WITH RICE-FISH SYSTEM AND RICE NON FISH SYSTEM (A Case in Marubun Jaya Village, Tanah Jawa Subdistrict, Simalungun District)
Komisi Pembimbing Ketua
(Ir. Yusak Maryunianta, M.Si) NIP 1962 0624 1986 031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
MUHAMMAD RIDHO TURSINA 120304060 AGRIBISNIS
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) INCOME ANALYSIS OF RICE FIELD FARMING WITH RICE-FISH SYSTEM AND RICE NON FISH SYSTEM (A Case in Marubun Jaya Village, Tanah Jawa Subdistrict, Simalungun District)
Disetujui Oleh: Editor
( Dr. Ir. Salmiah, MS ) NIP: 195702171986032001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
MUHAMMAD RIDHO TURSINA 120304060 AGRIBISNIS
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) INCOME ANALYSIS OF RICE FIELD FARMING WITH RICE-FISH SYSTEM AND RICE NON FISH SYSTEM (A Case in Marubun Jaya Village, Tanah Jawa Subdistrict, Simalungun District)
Disetujui Oleh: Ketua Editor
(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si) NIP. 196309281998031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM MINA PADI DAN SISTEM NON MINA PADI (Kasus : Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) Muhammad Ridho Tursina*), Ir. Yusak Maryunianta, M.Si **), Prof. Dr. Ir.Kelin Tarigan. MS ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Hp. E-mail:
[email protected] **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ***) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Ir.Kelin Tarigan. MS selaku Anggota Komisi Pembimbing. Daerah penelitian yaitu Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi yang menggunakan sistem mina padi, mengetahui pendapatan usahatani padi yang menggunakan sistem non mina padi dan menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi yang menggunakan sistem mina padi dan sistem non mina padi di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja). Metode analisis data menggunakan analisis pendapatan dan metode uji beda rata-rata tidak berpasangan (unpaired sample t-test). Hasil penelitian pertama adalah pendapatan usahatani padi dengan sistem mina padi sebesar Rp. 14.228.908/Ha dan pendapatan usahatani padi dengan sistem non mina padi sebesar Rp 12.977.167/Ha. Kedua, ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani padi sistem mina padi dan sistem non mina padi. Dari hasil uji beda rata-rata tidak berpasangan (unpaired sample t-test) dengan tingkat kepercayaan 90% diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,061 yakni lebih kecil dari 0,1. Kata kunci : Pendapatan petani, mina padi, usahatani padi
ABSTRACT This research was guided by Mr. Ir. Yusak Maryunianta, M.Si as Chairman of the Advisory Committee and Prof. Dr. Ir.Kelin Tarin. MS as members of the Advisory Committee. The research area namely Marubun Jaya Village, Tanah Jawa Subdistrict, Simalungun Regency, North Sumatra Province. This research was conducted in 2016 and aimed to know the farm income of rice-fish system and knowing the farm income of rice non fish system and to analyze the difference of
farm income of rice-fish system and rice non fish system. The research location determined purposively. Data was analyzed using unpired sample T-test. The result showed that farm income of rice-fish system was Rp. 14.228.908/Ha and farm income of rice non fish system was Rp. 12.977.167/Ha. There was significant difference between the farm income of rice-fish system and rice non fish system in 90% confidence level. Keywords: Farmer's income, Rice-fish, Rice farming PENDAHULUAN Peningkatan pendapatan yang berasal dari hasil produksi petani dapat dilakukan dengan cara diversifikasi produk pada lahan pertanian yaitu dengan mengusahakan lebih dari satu komoditas pertanian dalam satu lahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan program mina padi (budidaya ikan bersama padi). Dengan mina padi, diharapkan petani memperoleh pendapatan tambahan dari hasil pemanenan ikan. Menurut Supriadiputra dan Setiawan (2009) lahan sawah dimanfaatkan sebagai
tempat memelihara ikan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.
Dengan adanya pemeliharaan ikan di sawah, maka banyak hal positif yang terkandung di dalamnya dan mengikutinya. Misalnya, peningkatan pendapatan petani. Dalam hal ini selain mendapatkan padi, para petani juga akan memperoleh keuntungan lainnya, yaitu mendapatkan ikan, hama penyakit padi menjadi berkurang, dan kesuburan tanah meningkat . Sistem mina padi akan menghasilkan produk utama berupa beras dan produk sampingan berupa ikan yang berarti akan meningkatkan nilai penerimaan bagi petani. Namun peningkatan penerimaan belum tentu meningkatkan pendapatan petani karena sistem mina padi mengakibatkan penambahan biaya berupa biaya benih, pakan, dan tenaga kerja untuk melakukan budidaya ikan di sawah. Identifikasi Masalah 1. Berapakah pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem mina padi ? 2. Berapakah pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem non mina padi ? 3. Bagaimana perbedaan pendapatan antara usahatani dengan sistem mina padi dan usahatani sistem non mina padi ? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pendapatan usahatani padi sawa dengan sistem mina padi.
2. Mengetahui pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem non mina padi. 3. Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem mina padi dan non mina padi. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomi Tanaman Padi Menurut Utama (2015), di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang dikenal oleh umat manusia, namun tidak semuanya mempunyai nilai ekonomis. Spesies yang dibudiayakan oleh petani umunya adalah spesies Oryza sativa L. Tanaman padi termasuk dalam : Divisi
: Spermathopyta
Kelas
: Monokotiledon
Ordo
: Glumeflorae
Famili
: Gramineae
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza sativa L
Usahatani Padi Usahatani
menurut
Soekartawi
(1995)
adalah
organisasi
yang
pelaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial baik yang terikat geneologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya. Menurut Soeharjo dan Patong (1973) usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan ataupun sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain di samping motif mencari keuntungan.
Budidaya Sistem Mina padi Sistem mina padi ialah sistem pemeliharaan ikan yang dilakukan bersama padi di sawah (Afrianto dan Liviawaty, 1998). Usaha semacam ini lebih populer dengan sebutan “Inmindi” atau Intensifikasi Mina Padi. Umumnya
sistem
ini hanya digunakan untuk memelihara
(fingerling)
ikan yang berukuran kecil
atau menumbuhkan benih ikan yang akan dijual sebagai ikan
konsumsi. Ikan mas dan jenis karper merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap panas matahari (Suharti, 2003). Manfaat Budidaya Mina Padi Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, seperti berikut ini (Supriadiputra dan Setiawan, 2009) yaitu meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi tanaman padi, meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan, tanaman padi lebih terkontrol karena petani menjadi lebih sering pergi ke sawah dan memenuhi kebutuhan protein hewani. Landasan Teori Biaya Menurut Soekartawi (1995), biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : (a) biaya tetap (fixed cost) dan (b) biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarjan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak bergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya variabel/ variable cost (VC) didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi, jika menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya. 𝑛
𝑉𝐶 = ∑ Xi . Pxi 𝑖=0
VC
= biaya variabel
Xi
= jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel
Pxi
= harga input
n
= macam input
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. TC
TC
= total biaya
FC
= biaya tetap
VC
= biaya variabel
= FC + VC
Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani (Soekartawi, 1995) adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : TR = Y . Py
TR
= total penerimaan
Y
= produksi yang dihasilkan
Py
= harga jual produk y
Analisis Pendapatan Soeharjo dan Patong (1977) juga menyebutkan bahwa analisis pendapatan usahatani mempunyai kegunaan bagi pemilik faktor produksi dimana ada dua tujuan
utama
dari
analisis
pendapatan,
yaitu
keadaan sekarang dari suatu kegiatan usahatani,
(1)
menggambarkan
dan (2) menggambarkan
keadaan yang akan datang dari suatu kegiatan usahatani. Analisis pendapatan usahatani sendiri sangat bermanfaat bagi petani untuk mengukur tingkat keberhasilan dari usahataninya. Π
Π
= pendapatan
TR
= total penerimaan
TC
= total biaya
= TR-TC
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja yaitu Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa , Kabupaten Simalungun.
Metode Penentuan Sampel Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel petani. Hal ini sesuai dengan metode Krejcie dan Morgan yang menyatakan bahwa untuk jenis penelitian kausal-komparatif ukuran sampel minimal adalah 30 sampel per kelompok (Supriana, 2016). Metode penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling) yaitu sampel diambil secara acak dengan sistem undi sehingga setiap petani dalam tiap populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian dua tahap. Tahap pertama yaitu dalam pencarian data sekunder serta literatur dan tahap kedua yaitu pengambilan data primer yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap responden (petani mina padi dan petani non mina padi) yang telah dipilih sebelumnya dengan menggunakan kuesioner. Metode Analisis Data Untuk menjawab identifikasi masalah 1 dan 2 yaitu dengan menghitung tingkat pendapatan petani padi sistem mina padi dan non mina padi dianalisis dengan menggunakan perhitungan pendapatan sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis besarnya penerimaan dari usahatani padi sistem mina padi dan non mina padi dihitung dengan rumus : TR =
Y . Py
2. Untuk menghitung besarnya biaya produksi padi sistem mina padi dan non mina padi dihitung dengan rumus : TC =
FC + VC
3. Untuk menghitung besarnya pendapatan dari usahatani padi sistem mina padi dan non mina padi dihitung dengan rumus : Π
Keterangan
:
TR
= Total Penerimaan (Rp)
Y
= Jumlah Produksi (Kg)
P
= Harga Jual (Rp)
TC
= Biaya Total (Rp)
=
TR – TC
FC
= Biaya Tetap (Rp)
VC
= Biaya Variabel (Rp)
Π
= Pendapatan (Rp) Untuk menjawab identifikasi masalah 3 dan menganalisis hipotesis 1 yaitu
melihat
perbedaan
pendapatan
sawah non mina padi
petani
sawah
digunakan metode
mina
uji
padi
dan
beda rata-rata
petani sebagai
berikut (Kusmantoroadji, 1994) : 𝑥1 − 𝑥2 2 (𝑛1 −1) 𝑆2 1 +( 𝑛2 −1 ) 𝑆2 ] [ 1 + 1 ] 𝑛1 + 𝑛2 −2 𝑛1 𝑛2
th = √ [
Keterangan : th
= Nilai dari uji beda rata – rata
𝑥1
= Rata – rata pendapatan petani sawah mina padi
𝑥2
= Rata – rata pendapatan petani sawah non mina padi
S1
= Simpangan baku variabel petani sawah mina padi
S2
= Simpangan baku variabel petani sawah non mina padi
n1
= Jumlah sampel petani sawah mina padi
n2
= Jumlah sampel petani sawah non mina padi
Kriteria uji : thit ≤ ttabel,
H0 diterima, H1 ditolak
thit > ttabel,
H0 ditolak, H1 diterima
Hipotesis : H0 = Tidak ada perbedaan pendapatan petani sawah mina padi dengan petani sawah non mina padi. H1 = Ada perbedaan pendapatan petani sawah mina padi dengan petani sawah non mina padi. Data juga dianalisis dengan menggunakan metode analisis uji beda ratarata tidak berpasangan (Independent/unpaired sample T-test) yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok sampel. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 5% dan α = 10%, artinya kesalahan yang dapat ditolerir untuk menolak hipotesis yang benar paling banyak 5% atau 10% atau signifikansi sebesar 0,05 atau 0,1. Pengujian dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17, jika nilai signifikansi < α maka ada perbedaan pendapatan antara petani sawah mina padi dengan petani sawah non mina padi. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > α maka tidak ada perbedaan pendapatan antara petani sawah mina padi dengan petani sawah non mina padi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Mina Padi Hasil analisis usahatani padi sawah dengan sistem mina padi disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Total Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Mina Padi No. Uraian Jumlah Rata-rata/petani Rata-rata/Ha 1 Luas lahan (Ha) 11,4 0,38 2 Produksi (Kg) 54.468 1.816 4.778 3 Harga jual (Rp) 4.127 4 Biaya tetap (Rp) 24.914.679 830.489 2.185.498 - Biaya PBB dan 22.828.750 760.958 2.002.522 sewa lahan (Rp) - Penyusutan (Rp) 2.085.929 69.531 182.976 Biaya variabel (Rp) 130.309.475 4.343.649 11.430.656 - Sewa Traktor (Rp) 13.945.000 464.833 1.223.246 - Benih padi (Rp) 3.305.250 110.175 289.934 - Pupuk (Rp) 16.196.300 539.877 1.420.728 - Pestisida (Rp) 1.255.000 41.833 110.088 - Tenaga kerja (Rp) 14.250.000 475.000 1.250.000 - Bibit ikan (Rp) 35.967.725 1.198.924 3.155.064 - Pakan ikan (Rp) 17.574.500 585.817 1.541.623 - Panen (Rp) 27.815.700 927.190 2.439.974 Jumlah biaya (Rp) 155.224.154 5.174.138 13.616.154 5 Penerimaan padi (Rp) 224.653.300 7.488.443 19.706.430 6 Penerimaan ikan (Rp) 92.780.400 3.092.680 8.138.632 7 Penerimaan mina padi (Rp) 317.433.700 10.581.123 27.845.061 8 Pendapatan (Rp) 162.209.546 5.406.985 14.228.908 Sumber : Analisis Data Lampiran 5,22, dan 24 Dari Tabel 1, diperoleh total produksi padi sawah dengan sistem mina padi di Desa Marubun Jaya berjumlah 54.468 Kg, dengan total luas lahan 11,4 Ha dan dengan harga jual berkisar antara Rp 4.000/Kg-Rp 4.300/Kg dengan rata-rata harga sebesar Rp 4.127 /petani/MT. Total produksi bibit ikan dengan sistem mina padi adalah berjumlah 68.270 ekor bibit yang terdiri dari 7.980 ekor bibit ikan mas ukuran 2-3 inci, 36.570 ekor bibit ikan ukuran 3-4 inci, dan 23.720 ekor bibit
ikan mas ukuran 4-5 inci. Harga jual rata-rata bibit ikan ukuran 2-3 inci adalah Rp 597/ekor, ukuran 3-4 inci dengan harga Rp 1.012/ekor dan ukuran 4-5 dengan harga Rp 2.138/ekor. Biaya usahatani dalam hal ini dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam dan per petani per musim tanam (MT). Satu MT dihitung dalam satuan 6 bulan. Dari Tabel 1, biaya tetap usahatani padi sawah dengan sistem mina padi di Desa Merubun Jaya adalah sebesar Rp 830.489/petani/MT dan Rp 2.185.498/Ha/MT,
sedangkan
biaya
variabel
usahataninya
sebesar
Rp
4.343.649/petani/MT dan Rp 11.430.656/Ha/MT. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani responden adalah biaya pembelian bibit ikan yaitu sebesar Rp 1.198.924/petani/MT dan Rp 3.155.064/Ha/MT. Satu MT dihitung dalam satuan 6 bulan.
Dari Tabel 1, pendapatan
usahatani padi sawah dengan sistem mina padi di Desa Marubun Jaya adalah sebesar Rp 5.406.985/petani/MT dan Rp 14.228.908 /Ha/MT. Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Non Mina Padi Hasil analisis usahatani padi sawah dengan sistem non mina padi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 . Total Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Non Mina Padi No. Uraian Jumlah Rata-rata/petani Rata-rata/Ha 1 Luas lahan (ha) 13,08 0,436 2 Produksi (Kg) 68.090 2.270 5.206 3 Harga jual (Rp) 4.107 4 Biaya tetap (Rp) 18.988.808 632.960 1.451.744 - Biaya PBB dan 17.689.500 589.650 1.352.408 sewa (Rp) - Penyusutan (Rp) 1.299.308 43.310 99.335 Biaya variabel (Rp) 90.205.850 3.006.862 6.896.472 - Sewa Traktor (Rp) 16.070.000 535.667 1.228.593 - Benih (Rp) 3.654.450 121.815 279.392 - Pupuk (Rp) 20.567.100 685.570 1.572.408 - Pestisida (Rp) 1.738.000 57.933 132.875 - Tenaga kerja (Rp) 16.350.000 545.000 1.250.000 - Panen (Rp) 31.826.300 1.060.877 2.433.203 Jumlah biaya (Rp) 109.194.658 3.639.822 8.348.215 5 Penerimaan (Rp) 278.936.000 9.297.867 21.325.382 6 Pendapatan (Rp) 169.741.342 5.658.045 12.977.167 Sumber : Analisis Data Lampiran 6,23, dan 25
Dari Tabel 2, diperoleh total produksi padi sawah dengan sistem non mina padi di Desa Marubun Jaya berjumlah 68.090 Kg, dengan total luas lahan 13,08 Ha dan harga jual berkisar antara Rp 4.000/Kg-Rp 4.300/Kg dengan rata-rata harga jual gabah sebesar Rp 4.107/petani/MT. Dari Tabel 2, biaya tetap usahatani padi sawah dengan sistem non mina padi di Desa Marubun Jaya adalah sebesar Rp 632.960/petani/MT dan Rp 1.451.744/Ha/MT,
sedangkan
biaya
variabel
usahataninya
sebesar
Rp
3.006.862/petani/MT dan Rp 6.896.472/Ha/MT. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani responden adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp 685.570 /petani/MT dan Rp 1.572.408 /Ha/MT. Dari tabel 2, pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem non mina padi di Desa Marubun Jaya adalah sebesar Rp 5.658.045/petani/MT dan sebesar Rp 12.977.167/Ha/MT. Perbedaan Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi Selisih pendapatan usahatani dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Rp/Ha) Selisih Sistem Mina Padi Sistem Non Mina Padi 1.251.741 14.228.908 12.977.167 Sumber : Lampiran 22 dan 23 Dari Tabel 3, dapat dilihat pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem mina padi lebih tinggi daripada pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem non mina padidengan selisih pendapatan Rp 1.251.741/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem mina padi dan non mina padi. Namun, untuk melihat signifikansi perbedaan pendapatan antar sistem mina padi dan non mina padi ini, maka dilakukan uji independent sampel t-test. Sebelum melakukan uji beda, dilakukan uji normalitas terhadap data. Untuk melihat normalitas data, maka data diuji dengan menggunakan metode Shapiro-Wilk dengan hasil pengujian pada tabel 4.
Tabel 4. Uji Normalitas Data Metode Shapiro-Wilk
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig. * pendapatan non mina .106 30 .200 .981 30 .863 * mina .091 30 .200 .979 30 .810 Sumber : Lampiran 26 Dari Tabel 4 dapat dilihat nilai signifikansi dari metode Shapiro-Wilk bahwa nilai signifikansi kelompok data pendapatan/Ha mina padi adalah 0,810 > 0,1 sehingga diketahui bahwa sebaran data normal. Nilai signifikansi kelompok data pendapatan/Ha non mina padi adalah 0,863 > 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,061. Dengan demikian signifikansi 0,061 > 0,05 maka pada standar error 5% H0 diterima dan H1 ditolak. Namun pada standar error 10% nilai Sig. (2-tailed) 0,061 < 0,1 (sig < α). Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan pendapatan yang nyata antara usahatani padi sawah dengan sistem mina padi dan non mina padi. Tabel 5. Hasil Uji Independent Sampel T-test Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F pendapatan Equal variances assumed
.296
Equal variances not assumed
Sig.
90% Confidence Interval of the Difference
t-test for Equality of Means
t
.588 -1.912
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
58
.061 -1.26612E6 6.62366E5 -2.37329E6 -1.58936E5
-1.912 56.502
.061 -1.26612E6 6.62366E5 -2.37377E6 -1.58459E5
Sumber :Lampiran 26 Kriteria Uji : Jika nilai signifikansi > 0,1 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,1 maka H1 diterima
Dengan menggunakan rumus uji t sampel bebas (independent sampel t test) hasil analisis, yaitu : th =
14.132.815 − 12.865.728 (30−1) 5,419,𝐸+15+( 30−1 )4,357,𝐸+15 1 1 ][ + ] 30+ 30−2 30 30
= 58.805.928
√[
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 58.806.812
,
sedangkan nilai t tabel dengan tingkat probabilitas 10% pada dk = 58 adalah 1,672. Nilai t hitung > t tabel (58.805.928 > 1,672) maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pendapatan antara usahatani padi dengan sistem mina padi dan sistem non mina padi. Perbedaan pendapatan yang nyata dipengaruhi oleh perbedaan jumlah penerimaan dikarenakan pada usahatani padi sawah dengan sistem mina padi menghasilkan gabah dan juga bibit ikan mas yang meningkatkan pendapatan petani mina padi yang dihasilkan per satuan luas lahan. Tingkat produksi padi dengan sistem mina padi adalah 4.778 Kg/Ha ditambah dengan rata-rata produksi bibit ikan mas ukuran 2-3 inci sebanyak 700 ekor/Ha, ukuran 3-4 inci sebanyak 3.208 ekor/Ha,dan ukuran 4-5 inci sebanyak 2.081 ekor/Ha. Sedangkan produksi padi dengan sistem non mina padi menghasilkan rata-rata 5.206 Kg/Ha. Pada sistem mina padi tingkat harga jual gabah Rp 4.127/Kg dan harga jual rata-rata bibit ikan ukuran 2-3 inci adalah Rp 597/ekor, ukuran 3-4 inci dengan harga Rp 1.012/ekor dan ukuran 4-5 inci dengan harga Rp 2.138/ekor. Sedangkan harga gabah pada sistem non mina padi Rp 4.107/Kg. Maka, diperoleh penerimaan usahatani padi sawah dengan sistem mina padi dari hasil penjualan gabah serta bibit ikan adalah sebesar Rp 27.845.061 /Ha sedangkan penerimaan dari penjualan gabah pada sistem non mina padi adalah Rp 21.325.382/Ha. Jumlah penerimaan dikurangi dengan jumlah biaya usahatani yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
usahatani.
Besar
biaya
pada
sistem
mina
padi
adalah
Rp 13.616.154/Ha sedangkan sistem non mina padi Rp 8.348.215/Ha. Maka pendapatan yang diperoleh dengan sistem mina padi adalah Rp 14.228.908/Ha, sedangkan sistem non mina padi adalah Rp 12.977.167/Ha. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perbedaan Pendapatan Usahatani Padi sawah dengan Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi
Uraian Sistem Mina Padi Sistem Non Mina Padi Produktifitas 4.778 Kg/Ha 5.206 Kg/Ha Harga jual Rp 4.127/Kg Rp4.107/Kg Penerimaan padi Rp 19.706.430/Ha Rp21.325.382 Penerimaan ikan Rp 8.138.632/Ha Rp 0 Biaya Rp 13.616.154 /Ha Rp8.348.215 /Ha Pendapatan Rp 14.228.908 /Ha Rp12.977.167 /Ha Sumber : Analisis Data Lampiran 5, 6, 22, 23, 24 dan 25 Maka, hipotesis 1 mengenai adanya perbedaan pendapatan usahatani padi sawah antara sistem mina padi dengan sistem non mina padi dapat diterima kebenarannya dan terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi sawah yang nyata antara pendapatan usahatani padi dengan sistem mina padi dan sistem non mina padi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rata-rata pendapatan usahatani padi mina padi adalah Rp 14.228.908/Ha. 2. Rata-rata pendapatan usahatani padi non mina padi adalah Rp 12.977.167/Ha. 3. Ada perbedaan yang nyata antara pendapatan/Ha usahatani padi sawah sistem mina padi dan non mina padi, yang berarti bahwa usahatani padi dengan sistem mina padi lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani padi non mina padi dengan selisih pendapatan rata-rata usahatani padi mina padi dan non mina padi adalah sebesar Rp 1.251.741/Ha. Saran 1. Untuk petani di daerah penelitian agar dapat menggunakan sistem mina padi yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani padi sistem non mina padi 2. Untuk pemerintah, diharapkan adanya pendampingan untuk para petani dalam melakukan usahatani padi dengan menggunakan sistem mina padi agar produksi padi sistem mina padi tidak berkurang bahkan dapat meningkat. Diharapkan pula pendampingan agar sistem mina padi dapat menggunakan jumlah air dengan efisien berdasarkan jumlah ikan yang dipelihara dalam satuan luas tanam, agar petani mampu menggunakan air dengan efisien guna memastikan ketersediaan air di masa depan.
3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat meneliti kegiatan peningkatan pendapatan usahatani padi dengan cara diversifikasi lainnya seperti padi dengan kacang-kacangan. DAFTAR PUSTAKA Afrianto dan Liviantu. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kanisius. Soeharjo, A dan D Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI-Press. Suharti,
Desti.
2003.
Kebiasaan
Makanan,
Pertumbuhan
dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Budi Daya Sistem Mina Padi Program
Studi
di
Cisaat,
Sukabumi.
Skripsi.
Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Supriadiputra, Sudirman dan Ade Iwan Setiawan. 2009. Mina padi : Budidaya Ikan Bersama Padi. Jakarta: Penebar Swadaya. Utama, Zulma Harja. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal. Yogyakarta: Penerbit Andi.