ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP

Download 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK. ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN. BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA. BERSIH PA...

1 downloads 587 Views 535KB Size
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

37

ANALISIS PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH PADA PT MAYORA INDAH TBK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Kasus Pada PT Bursa Efek Indonesia) NURIPA OKTAPIA RIZAL R. MANULLANG HARIYANI Accounting Program STIE–IBEK Bangka Belitung Pangkalpinang, Indonesia [email protected] Abstrack-This study aims to determine the effect of Production Costs and Operating Costs on Net Income PT. Mayora Indah Tbk. This research uses quantitative data and uses Multiple Linear Regression Analysis with t test, f test and coefficient of determination (R2). The result showed that production cost have negative and significant effect to net income where tcount> ttable with absolute value (-4,631> 3,18245) and significant 0,044 <0,05. While operational cost have significant effect to net income where tcount> ttable (6,845> 3,18245) with significant 0,021 <0,05. Simultaneously production cost and operational cost have positive and significant impact to net income where Fcount> Ftable (23,433> 19.00) with sign 0,041 <0,05. For R2 test obtained R square 0,959 mean 95,9% net income influenced by both variable. While the remaining 4.1% influenced by other variables not included in this study. Keyword: Production Costs, Operating Costs and Net Income

I. PENDAHULUAN Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk menghasilkan laba bagi pemiliknya. Untuk dapat menghasilkan laba, suatu perusahaan harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat. Produk tersebut dapat berupa produk-produk nonfisik, bahan mentah, atau barang jadi yang siap di konsumsi. Untuk bisa menghasilkan suatu produk tertentu, setiap perusahaan harus memiliki berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut. Sumber daya tersebut dapat mencakup: tanah, mesin, tenaga kerja, modal, bahan baku, dan lain-lain. Tanpa memiliki sumber daya dan produk, maka suatu organisasi tidak dapat disebut perusahaan, karena perusahaan adalah organisasi dimana sumber daya seperti bahan baku dan tenaga kerja

diproses untuk menghasilkan barang atau jasa bagi pelanggan (Rudianto, 2009). Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Untuk menghasilkan laba usaha, setiap perusahaan harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat. Produk perusahaan adalah segala sesuatu yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. Produk tersebut dapat berupa barang berwujud atau jasa. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan (Rudianto, 2009). Laba merupakan tujuan umum keberadaan setiap perusahaan, maka laba usaha adalah elemen penting yang menggerakkan seluruh aktivitas produktif di dalam suatu perusahaan. Kebutuhan untuk menghasilkan laba usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama seluruh aktivitas ekonomi yang dilakukan perusahaan mulai dari menentukan produk yang akan dihasilkan perusahaan, mencari dan mengumpulkan sumber daya yang diperlukan sehingga menggerakkan dan mengarahkan setiap sumber daya yang dimiliki tersebut untuk mencapai tujuan umum perusahaan (Rudianto, 2009). Salah satu unsur yang mempengaruhi laba adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat proses produksi baik biaya produksi maupun biaya operasional. Biaya produksi (cost of production) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang atau jasa. Biaya produksi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (Hanggana, 2009). Biaya bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi sedangkan untuk biaya overhead merupakan biaya-biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga dibutuhkan dalam proses produksi yang termasuk biaya overhead

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

yaitu biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja penolong dan biaya pabrikase lain (Rudianto, 2009). Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba usaha. Produk yang telah dihasilkan perusahaan melalui proses produksi yang panjang harus disampaikan kepada konsumen melalui serangkaian kegiatan yang saling menunjang. Biaya operasional terbagi menjadi dua, yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Biaya pemasaran dimulai pada saat produksi selesai, yaitu pada saat proses produksi selesai dan barang-barang sudah siap untuk dijual. Biaya pemasaran mencakup biaya penjualan dan biaya pemenuhan pesanan. Sedangkan biaya administrasi dan umum adalah keseluruhan aktivitas umum perusahaan diluar aktivitas produksi dan pemasaran (Rudianto, 2009). Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba atau profit, baik profit jangka pendek maupun profit jangka panjang. Manajemen dituntut untuk meningkatkan imbal hasil (Return) bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan karyawan. Profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan (Heri, 2016). Laba bersih sangat penting bagi perusahaan karena laba bersih menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari modal-modal yang digunakan untuk operasi perusahaan. Agar perusahaan tetap menguntungkan maka perusahaan harus bisa mengoftimalkan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan baik menyangkut biaya produksi maupun biaya operasional perusahaan. Penggunaan biaya operasi yang tinggi sangat mempengaruhi tingkat laba bersih perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk membuktikan pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk, periode 2011-2015. 2. Untuk membuktikan pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk, periode 2011-2015. 3. Untuk membuktikan pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk, periode 2011-2015.

38

production) adalah Biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang atau jasa yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik”. Sedangkan Harahap (2004) menyatakan bahwa: “Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan pada saat proses produksi dan merupakan biaya yang sangat mempengaruhi pencapaian laba bersih, semakin meningkatnya biaya produksi, maka semakin kecil laba bersih yang diraih atau dicapai suatu perusahaan”. Unsur-unsur Biaya Produksi meliputi: 1. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. 2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. 3. Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga dibutuhkan dalam proses produksi.

Biaya Operasional Setelah keseluruhan proses yang berkaitan dengan upaya menghasilkan produk untuk perusahaan selesai, maka produk tersebut perlu disimpan, dijual dan didistribusikan kepada pelanggan perusahaan. Biaya Operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan didalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha. Rudianto (2009) mendefinisikan pengertian dari Biaya Operasional, yaitu: “Komponen biaya perusahaan diluar biaya produksi yaitu biaya untuk memasarkan produk perusahaan hingga sampai ke tangan konsumen beserta keseluruhan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan proses administratif yang dilakukan perusahaan” Sedangkan Bustami dan Nurlela (2013) menyatakan bahwa: “Biaya Operasional adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi tetapi hanya mencakup biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum” Rudianto (2009) menyatakan bahwa: “Biaya Operasional terdiri dari dua bagian, yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. 1. Biaya pemasaran adalah biaya yang digunakan pada saat memasarkan produk. Biaya pemasaran dimulai pada saat biaya produksi selesai, yaitu pada saat proses produksi selesai dan barang-barang sudah siap II. LANDASAN TEORI untuk dijual. Biaya pemasaran mencakup biaya penjualan dan biaya pemenuhan pesanan. a. Biaya penjualan adalah keseluruhan aktivitas yang Biaya Produksi berkaitan dengan upaya untuk mencari dan Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam memperoleh penjualan produk perusahaan. Biaya mentransformasi atau merubah input (masukan) menjadi ini mencakup biaya iklan, pemberian contoh output (keluaran). Input berupa faktor-faktor ekonomi produk, komisi wiranaga, biaya demo dan lain seperti modal, bahan, tenaga kerja dan teknologi. sebagainya. Sedangkan output berupa produk fisik dan jasa yang b. Biaya pemenuhan pesanan dihasilkan dalam proses produk. Biaya pemenuhan pesanan adalah keseluruhan Pengertian Biaya Produksi menurut (Mulyadi: 2007; biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan upaya Hanggana: 2009; Suadi: 2013; Bustami dan Nurlela: untuk memenuhi pesanan sesuai keinginan 2013) menyatakan bahwa: “Biaya Produksi (cost of www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

konsumen, yang mencakup biaya pemenuhan pesanan, yaitu pergudangan, pengepakan dan pengiriman, pemberian kredit dan penagihan serta administrasi pemasaran. 2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang jumlahnya relatif tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas perusahaan. Biaya ini tergolong biaya yang tidak berubah dari waktu ke waktu, kecuali memang direncanakan untuk berubah. Biaya administrasi dan umum cendrung memilki sifat tetap, sehingga relatif tidak dipengaruhi secara langsung oleh tingkat aktivitas tetentu dan cenderung dialokasikan dalam jumlah yang sama dari bulan ke bulan, kecuali terdapat rencana kerja yang khusus pada bulan tertentu

39

dari semua transaksi, kejadian dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yng berasal dari pendapatan atau entitas pemilik. 4. Kerugian (loss) Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yng berasal dari pendapatan atau entitas pemilik. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan latar belakang masalah, maka kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut:

Laba Bersih GAMBAR 1 Laba Bersih atau keuntungan merupakan salah satu Konsep Kerangka Pemikiran tujuan utama didirikan suatu perusahaan. Terjadinya peningkatan manfaat ekonomi selama periode Akuntansi Biaya Produksi dalam bentuk kas masuk atau peningkatan aset atau (X1) Laba Bersih penurunan kewajiban (utang) yang menghasilkan (Y) peningkatan ekuitas. Laba Bersih diperoleh setelah Biaya Operasional pendapatan dikurangi beban-beban termasuk pajak (X2) perusahaan. Kasmir (2012) menyatakan bahwa: “Laba Bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biayabiaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu Sumber: diolah penulis periode tertentu termasuk pajak”. Harahap (2008) menyatakan bahwa: “Laba adalah Hipotesis naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dan bukan kegiatan utama equity dan dari transaksi atau hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: kegiatan lainnya yang mempengaruhi entity selama satu a) Hipotesis Pertama periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh investasi dari pemilik. Biaya Produksi terhadap Laba Bersih Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK, H1: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya 2007) mendefinisikan bahwa: “Laba bersih adalah Produksi terhadap Laba Bersih. sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran b) Hipotesis kedua yang lain imbal hasil investasi (return on investmen) atau H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh laba per saham (earnings per share)” Biaya Operasional terhadap Laba Bersih. Stice et al (2009) mendefinisikan Laba terdiri dari H2: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya empat unsur utama, yaitu; a) pendapatan (revenue), b) Operasional terhadap Laba Bersih. beban (expense), c) keuntungan (gain), dan d) kerugian c) Hipotesis ketiga (loss). H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh 1. Pendapatan (revenue) Biaya Produksi dan Biaya Operasional secara Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lain bersama-sama terhadap Laba Bersih. dari aktiva suatu entitas atau pekunasan kewajiban H3: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau Produksi dan Biaya Operasional secara bersamaproduksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas sama terhadap Laba Bersih. lain yang meupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tesebut. 2. Beban (expense) III. METODOLOGI PENELITIAN Beban adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi Tempat dan Waktu Penelitian keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu Penelitian ini mengambil objek penelitian pada PT barang, pemberin jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain Mayora Indah Tbk, yang terdaftar di Bursa Efek yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama Indonesia (BEI). PT Mayora Indah Tbk, merupakan yang sedang dilakukan entitas tersebut. perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi 3. Keuntungan (gain) makanan dan minuman. Waktu yang digunakan dalam Keuntungan adalah peningkatan dalam ekuitas penelitian mulai dari penyusunan data hingga pengolahan (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau data sejak bulan Januari sampai bulan Juli 2017. transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti, data tersebut berupa data Biaya Produksi dan Biaya Operasional dan Laporan Laba Rugi perusahaan selama lima tahun, yaitu dari tahun 20112015. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). A. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi keberadaan variabel Y. Dalam penelitian ini variabel bebas yang akan diteliti adalah variabel X1 yaitu Biaya Produksi dan X2 Biaya Operasional. 1. Biaya Produksi (X1) Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan pada saat proses produksi, yaitu pada saat mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya Produksi terdiri dari tiga unsur, yaitu; a) Biaya bahan baku, b) biaya tenaga kerja langsung dan c) biaya overhead pabrik. TABEL 1. Jenis Biaya Produksi No Jenis Biaya Keterangan a) Biaya bahan baku Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. b) Biaya tenaga Biaya yang dikeluarkan kerja langsung untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. c) Biaya overkead Biaya-biaya selain biaya pabrik bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga dibutuhkan dalam proses produksi. Sumber: Diolah oleh penulis 2. Biaya Operasional (X2) Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diluar dari proses produksi, yaitu biaya pada saat memasarkan produk dan biaya administrasi dan umum perusahaan. Biaya operasional terdiri dari dua unsur, yaitu: a) Biaya pemasaran dan b) Biaya administrasi dan umum.

40

TABEL 2. Jenis Biaya Operasional No Jenis biaya Keterangan a) Biaya pemasaran Semua biaya yang dikeluarkan perusahan pada saat memasarkan produk. b) Biaya Semua biaya administrasi dan administrasi dan umum umum yang terjadi dalam perusahaan. Sumber: Diolah oleh penulis B. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah suatu variabel yang dalam hubungannya dengan variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Laba Bersih. Laba Bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk Laporan Laba Rugi. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data Laporan Laba Rugi, data Biaya Produksi dan data Biaya Operasional perusahaan tahun 2011-2015. Informasi data Laporan Laba Rugi, data Biaya Produksi dan data Biaya Operasional diperoleh melalui Galery Investasi Bursa Efek Indonesia di Kampus STIE - IBEK Bangka Belitung. IV. PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif digunakan untuk menguraikan perkembangan data Biaya Produksi, data Biaya Operasional dan Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk, periode tahun 2011-2015. Perkembangan Biaya Produksi tahun 2011-2015 Data perkembangan biaya produksi berfluktuatif dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Perkembangan biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar 6,4%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

TABEL 3 Data Perkembangan Biaya Produksi PT Mayora Indah Tbk tahun 2011-2015

41

Perkembangan Biaya Operasional tahun 2011-2015 TABEL 4 Data Perkembangan Biaya Operasional PT Mayora Indah Tbk Tahun 2011-2015

Sumber: Hasil olah data Jika data tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram, maka dapat digambarkan seperti diagram dibawah ini: GAMBAR 2 Diagram Perkembangan Biaya Produksi PT Mayora Indah Tbk Tahun 2011-2015

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017 Jika data tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram, maka dapat digambarkan seperti diagram dibawah ini. GAMBAR 3 Diagram Perkembangan Biaya Operasional PT Mayora Indah Tbk Tahun 2011-2015

Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2017

Kenaikan biaya produksi yang tertinggi terjadi pada tahun 2014, yaitu sebesar 29%, hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan harga bahan baku yang cukup tinggi pada tahun 2014. Sedangkan penurunan biaya produksi yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar -13 %, hal ini terjadi karena menurunnya harga bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2011 biaya produksi adalah sebesar Rp 7.873.082.117.846-, menjadi Rp 8.441.497.580.006-, atau mengalami peningkatan sebesar 7% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2013 biaya produksi kembali mengalami peningkatan sebesar Rp 9.187.367.488.423-, atau sebesar 9%, kemudian pada tahun 2014 biaya produksi kembali mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp 11.874.768.762.165-, atau sekitar 29%, walaupun tahun 2014 biaya produksi mengalami peningkatan yang sangat tinggi, namun pada tahun 2015 biaya produksi mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 10.351.768.108.483-, atau sekitar -13%.

Data diatas menunjukkan bahwa perkembangan biaya operasional dari tahun 2011-2015 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Perkembangan biaya operasional rata-rata dikeluarkan perusahaan sebesar 22%. Kenaikan biaya operasional yang tertinggi terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar 42%, hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan biaya pemasaran produk yang cukup tinggi pada tahun 2015. Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2011 biaya operasional adalah sebesar Rp 900.534.048.506 menjadi Rp 1.189.056.302.000 pada tahun 2012 atau mengalami peningkatan sebesar 32%, pada tahun 2013 biaya operasional kembali mengalami peningkatan sebesar Rp 1.616.856.544.095 atau sebesar 35%, kemudian pada tahun 2014 biaya operasional hanya mengalami peningkatan sedikit yaitu sebesar Rp 1.644.361.774.767 atau hanya meningkat 1% dari tahun sebelumnya, namun pada tahun 2015 biaya operasional kembali mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp 2.335.715.287.020 atau sekitar 42%. Perkembangan Laba Bersih tahun 2011-2015 Laba bersih merupakan pendapatan bersih perusahaan setelah dikurangi biaya produksi dan biaya operasional serta pajak perusahaan. Semakin tinggi

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

pendapatan laba bersih perusahaan, maka semakin baik pula perusahaan tersebut, sebaliknya semakin menurunnya laba bersih suatu perusahaan, maka semakin buruk juga kondisi perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat (Syamsuddin, 2011) yang menyatakan bahwa semakin besar gross profit margin, maka semakin baik operasi perusahaan, sebaliknya semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan tersebut. Perkembangan laba bersih dari tahun 2011-2015 mengalami kenaikan maupun penurunan setiap tahunnya. Perkembangan laba bersih rata-rata mengalami peningkatan sebesar 47% setiap tahunnya. Selengkpnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 5 Data Perkembangan Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk Tahun 2011-2015

42

mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu 53%, kemudian pada tahun 2013 laba bersih kembali mengalami kenaikan Rp 1.013.558.238.779 atau sebesar 36%, namun pada tahun 2014 laba bersih mengalami penurunan hampir 60% dari tahun sebelummya, salah satu penyebab turunnya laba bersih pada tahun 2014 adalah meningkatnya biaya produksi pada tahun itu. Tetapi pada tahun 2015 laba bersih kembali mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga melebihi 200% atau sekitar 235%. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan signifikan antara variabel independen (Biaya Produksi dan Biaya Operasional) terhadap variabel dependen (Laba Bersih). Deskriptif Statistik Deskriptif statistik dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran atau mendeskripsikan terhadap objek yang akan diteliti. Untuk mengetahui deskripsi gambaran terhadap objek dalam penelitian ini, maka dapat dilihat pada tabel 4 dibawah. TABEL 6

Sumber: Hasil olah data Jika data tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram, maka dapat digambarkan seperti diagram dibawah ini. GAMBAR 4 Diagram Perkembangan Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk Untuk tahun 2011-2015

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017 Pencapaian laba bersih yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar 205%, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan penjualan dan adanya penurunan biaya produksi pada tahun tersebut. Sedangkan penurunan tingkat laba bersih yang terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar -59%, hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yaitu terjadinya peningkatan harga bahan baku pada saat itu, meskipun Perseroan meningkatkan penjualan bersih pada tahun 2014 tersebut. Tahun 2011 perolehan laba bersih sebesar Rp 483.486.152.677 menjadi Rp 744.428.404.309 atau

Sumber: Data olahan SPSS Versi 22 Berdasarkan output tersebut dapat dilihat rata-rata nilai Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk dari 5 buah data adalah Rp 780.264.922.761,80 dengan standar deviasi Rp 354.272.638.807,447. Rata-rata nilai Biaya Produksi PT Mayora Indah Tbk dari 5 buah data adalah Rp 9.545.700.411.384,60 dengan standar deviasi Rp 1.598.409.511.518,892. Sedangkan untuk rata-rata Biaya Operasional PT Mayora Indah Tbk dari 5 buah data adalah Rp 1.537.304.791.277,60 dengan standar deviasi Rp 543.599.804.069,092. Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan Biaya Produksi (X1) dan Biaya Operasional (X2) dan Laba bersih (Y), maka dilakukan analisis koefisien korelasi dengan SPSS Versi 22, maka dapat dilihat pada tabel dibawah.

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

TABEL 7. Tingkat Hubungan Biaya Produksi, Biaya Operasional dan Laba Bersih

Sumber: Data olahan SPSS Versi 22 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat hasil analisis r-hitung akan dibandingkan dengan r-tabel dari nilai kritis dk = n-2 untuk r Pearson Product Moment pada  (0.05) dengan derajat bebas pada penyebut 3 pada  (0.05) adalah sebesar (0,805). Hasil faktor analisis adalah: 1. Hubungan antara Biaya Produksi (X1) dengan Laba Bersih (Y) adalah (r-hitung -0,014 < r-tabel 0,805) hal ini menunjukkan hubungan yang sangat lemah (negatif) yang berarti korelasi keeratannya lemah. Sedangkan nilai signifikan 0,491 > 0,05, maka tidak terdapat korelasi yang signifikan. 2. Hubungan antara Biaya Operasional (X2) dengan Laba Bersih (Y) adalah (r-hitung 0,721 < r-tabel 0,805) yang berarti korelasi keeratannya juga lemah. Sedangkan nilai sign 0,085 > 0,05, maka tidak terdapat korelasi yang signifikan. 3. Hubungan antara Biaya Produksi (X1) dan Biaya Operasional (X2) adalah (r-hitung 0,666 < r-tabel 0,805) yang berarti korelasi keeratannya lemah. Sedangkan nilai sign 0,110 > 0,05, maka tidak terdapat korelasi yang signifikan.

Angka-angka yang terdapat didalam kurung adalah merupakan besarnya nilai signifikan dari masing-masing variabel bebas dimana koefisien regresi < α (0,05) hal ini berarti variabel Biaya Produksi (X1) dan Variabel Biaya Operasional (X2) berpengaruh signifikan karena nilainya positif, artinya hubungan tersebut dengan Laba Bersih (Y) adalah searah, sehingga apabila variabel bebas mengalami kenaikan, maka nilai variabel terikat juga akan mengalami kenaikan atau sebaliknya. Sedangkan nilai intersip koefisien dari masingmsing variabel diantaranya Biaya Produksi (X1), Biaya Operasional (X2) dan Laba Bersih (Y) dalam persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 1.344.027.628.665,266 menyatakan jika tidak ada Biaya Produksi dan Biaya Operasional dalam menunjang Laba Bersih, maka Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk adalah 1.344.027.628.665,266. 2. Koefisien regresi Biaya Produksi (X1) sebesar (-0,197) bernilai negatif. Artinya pada saat Biaya Produksi mengalami kenaikan (+1) satuan, maka akan menurunkan Laba Bersih sebesar (-0,197). Hal ini dapat diidentifikasikan bahwa pada saat Biaya Produksi naik, maka jumlah pencapaian Laba Bersih akan mengalami penurunan. Begitu juga pada saat Biaya Produksi mengalami penurunan, maka jumlah Laba Bersih akan naik. 3. Koefisien regresi Biaya Operasional X2 sebesar 0,855 bernilai positif. Artinya pada saat Biaya Operasional mengalami kenaikan (+1), maka akan meningkatkan Laba Bersih sebesar 0,855. Hal ini dapat diidentifikasikan bahwa pada saat Biaya Operasional mengalami kenaikan, maka jumlah pencapaian Laba Bersih akan mengalami kenaikan. Begitu juga pada saat Biaya Operasional mengalami penurunan, maka jumlah Laba Bersih akan turun. Analisis Determinasi (R2) TABEL 9. Tabel Biaya Produksi dan Biaya Operasonal Terhadap Laba Bersih

Analisis Regresi Linier Berganda TABEL 8. Hasil Regresi Biaya Produksi danBiaya Operasional terhadap Laba Bersih

Sumber: data olahan SPSS Versi 22 Berdasarkan Tabel 6 hasil analisis regresi linier berganda mengenai Biaya Produksi dan Biaya Operasional berpengaruh terhadap Laba Bersih, maka dapat disajikan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 1.344.027.628.665,266 + (-0,197) X1 + 0,855 X2 (0,051) (0,044) (0,021)

43

a.

Predictors: (Constant), Biaya Operasional, Biaya Produksi b. Dependent Variable: Laba Bersih Sumber: data olahan SPSS Versi 22 Berdasarkan tabel 7 diperoleh koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,959, yaitu hasil kuadrat dari koefesien korelasi (0,979 x 0,979 = 0,959). Hal ini dapat didefinisikan bahwa 95,9% variabel laba bersih PT Mayora Indah Tbk dapat dijelaskan oleh variabel biaya produksi dan variabel biaya operasional, artinya variabel laba bersih dipengaruhi oleh variabel biaya produksi dan biaya operasional adalah sebesar 95,9%, sedangkan nilai sisanya 4,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial dan simultan terhadap masing-masing hipotesis dengan urutan langkah-langkah sebagai berikut: Uji t untuk b1 (Parsial) Uji t untuk b1 dilakukan untuk menguji hipotesis pertama yaitu variabel biaya produksi (X1) terhadap variabel Laba Bersih (Y). H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih. H1: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih. TABEL 10 t-hitung Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih

a. Dependent Variable: Laba Bersih Sumber: Data olahan SPSS Versi 22 Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan SPSS Versi 22, maka diperoleh nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,197 sedangkan t-hitung sebesar -4,631 sedangkan untuk t-tabel dengan derajat bebas 3 (df = n-k-1 atau df = 51-1=3) pada α (0,05) sebesar (3,18245) dan nilai signifikan sebesar 0,044 pada tingkat signifikan 0,05. Dengan demikian t-hitung -4,631 > t-tabel 3,18245 (diambil nilai mutlak, tanda (+) atau (-) sekedar dipakai untuk menandai jawaban yang berbeda, sesuai dengan Sugiyono, 2011). Sehingga jelas H0 ditolak H1 diterima atau jika melihat nilai signifikan 0,044 dibawah 0,05. Dengan demikian keputusannya jelas H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya Produksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat Biaya Produksi yang dikeluarkan perusahaan, maka akan semakin kecil pencapaian laba bersih yang akan dicapai perusahaan tersebut. Uji t untuk b2 Uji t untuk b2 dilakukan untuk menguji hipotesis kedua yaitu variabel Biaya Operasional (X2) terhadap variabel Laba Bersih (Y). H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba Bersih. H2: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba Bersih.

44

TABEL 11 t-hitung Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih

a. Dependent Variable: Laba Bersih Sumber: Data olahan SPSS Versi 22 Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan SPSS Versi 22, maka diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,855 dan t-hitung sebesar 6,845 sedangkan t-tabel dengan derajat bebas 3 (df = n-k-1 atau df = 5-1-1=3) pada α (0,05) sebesar 3,18245 dan nilai signifikan sebesar 0,021 pada tingkat signifikan 0,05. Dengan demikian t-hitung (6,845) > t-tabel (3,18245), sehingga jelas H0 ditolak H2 diterima atau jika melihat nilai signifikan 0,021 dibawah 0,05. Dengan demikian keputusannya jelas H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Biaya Operasional berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk. Uji F (Simultan) Uji f dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga secara bersama-sama variabel bebas (Biaya Produksi X1 dan Biaya Operasional X 2) terhadap variabel terikat (Laba Bersih Y), yaitu sebagai berikut: H0: Penulis menduga bahwa tidak terdapat pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional secara bersama-sama terhadap Laba Bersih. H3: Penulis menduga bahwa terdapat pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional secara bersamasama terhadap Laba Bersih. Jika F-hitung > F-tabel maka keputusannya H0 ditolak dan H3 diterima atau dengan menguji nilai sign, jika nilai sign < 0,05, maka H0 ditolak ditolak dan H3 diterima. TABEL 12 F-hitung variabel Biaya Produksi (X1) Dan Biaya Operasional (X2) Secara Bersama-sama Terhadap Laba Bersih (Y)

a. Dependent Variable: Laba Bersih b. Predictors: (Constant), Biaya Operasional, Biaya Produksi Sumber: Data olahan SPSS Versi 22 Setelah dilakukan perhitungan dengan SPSS Versi 22 diperoleh nilai F-hitung 23,433 seperti terlihat pada tabel 10. Sedangkan harga kritis nilai F-tabel dengan derajat

www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JIPAK), Volume 11, Nomor 2, November 2017 ISSN 2355-9047

bebas pembilang 2 dan penyebut 2 pada α (0,05) sebesar 19.00 atau nilai sign 0,041. Dengan demikian F-hitung (23,433) > F-tabel (19.00) dan nilai sign 0,041 < 0,05, maka jelas H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersamasama variabel Biaya Produksi dan Biaya Operasional berpengaruh signifikan terhadap variabel Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk. V. PENUTUP Kesimpulan Sebagai hasil dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka untuk memperjelas penelitian agar mudah dimengeti dan dipahami. Berikut penulis sajikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Biaya Produksi PT Mayora Indah Tbk mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk. b. Biaya Operasional PT Mayora Indah Tbk mempunyai pengaruh signifikan terhadap Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk. c. Secara bersama-sama variabel Biaya Produksi dan Biaya Operasional berpengaruh signifikan terhadap variabel Laba Bersih PT Mayora Indah Tbk.

6] 7] 8] 9] 10] 11]

13] 14]

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba Empat. Jakarta: 2007. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2012. Mulyadi, Akuntansi Biaya. Edisi ke 3. STIE YKPN. Yogyakarta: 2007. Rudianto, Penganggaran. Erlangga. Jakarta: 2009. Suadi, Arief, Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta: 2013. Stice et al, Akuntansi Keuangan. Buku 1. Edisi 16. Penerjemah Safrida R. Parulian dan Ahmad Maulana. Salemba Empat. Jakarta: 2009 Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2011 Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan. Cetakan ke tiga belas. Alfabeta. Bandung: 2011. Website: http://junaidichaniago.wordpress.com

Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyarankan bahwa: Sebaiknya Perseroan PT Mayora Indah Tbk mampu mengendalikan Biaya Produksi, sebab Biaya Produksi sangat mempengaruhi pencapaian Laba Bersih perusahaan. Dengan dilakukannya pengendalian biaya agar supaya pencapaian Laba Bersih lebih optimal. a. Besarnya Biaya Produksi dan Biaya Operasional sangat mempengaruhi tingkat pencapaian laba bersih, sebaiknya Perseroan harus terus berupaya untuk meminimalkan Biaya Produksi dan Biaya Operasional seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan pencapaian laba bersih yang maksimal, karena laba merupakan hal pokok bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahan di tengah persaingan seperti sekarang ini. b. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi laba DAFTAR PUSTAKA 1] 2] 3] 4]

5]

45

Bursa Efek Indonesia, 2017 Bustami, Bastian dan Nurlela, Akuntansi Biaya. Edisi 4. Mitra Wacana Media. Jakarta: 2013. Hery, Analisis Laporan Keuangan. PT. Grasindo. Jakarta: 2016. Hanggana, Sri, Akuntansi Biaya. Edisi 1. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). Surakarta, Jawa Tengah: 2009. Harahap, Sofyan Safri, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2008. www.stie-ibek.ac.id © 2017, Jurnal Progresif Akuntansi dan Keuangan STIE-IBEK