ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI ITERNAL TERHADAP

Download analisis regresi berganda tersebut yaitu : Y= 3.676 - 158 X1 + 242 X2 + e. 1. b0 = 3.676. Nilai tersebut merupakan konstanta atau nilai tet...

0 downloads 339 Views 288KB Size
ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI ITERNAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT CIOMAS ADISATWA MAROS Oleh : Syamsul Email : [email protected] Pembimbing I : Miah Said Email : [email protected] Pembimbing II : Rafiuddin Email : [email protected] Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT SYAMSUL, Analysis influence of internal communications to employees work productivity PT Ciomas Adisatwa Maros. Guided by mother of Dr.Miah Said,Se.,M.Si and Father of Rafiuddin.Se.,M.Si This Research aim to to know how influence of Internal Communications to Work Productivity Employees of PT Ciomas Adisatwa Maros. Model research which using in this research namely interview method, library and kuesioner which by sistimatik pursuant to target of research. Population and of sampel at this research is 70 employees people which [in] taking as research sampel by using sampling probability method, analysis method which using that is Test of F in concern, Test t ( parsial), analyse determinasi koefisiem ( R2) and doubled linear regression analysis. From result of research indicate that internal communications in vertical communications variable have influence instruct negative and [do] not signifikan to employees work productivity while communications of hariontal have positive direction and signifikan to employees work productivity and represent dominant variable influence employees work productivity [at] PT Ciomas Adisatwa Maros. -----------------Keywords : vertical komunkasi, communications of horizontal, work productivity

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

111

PENDAHULUAN Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama dengan tata cara yang di atur sedemikian rupa, terarah, terkoodinir untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar tergantung pada sumber daya organisasi yang merupakan modal dan mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting dalam organisasi. Sumber daya manusia adalah suatu yang terpenting dalam organisasi. Bagaimana suatu proses berlangsung, tidak akan terlepas dari campur tangan manusia. Dengan kata lain, berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada faktor manusianya. Faktor manusia adalah semua orang yang terlibat dalam seluru kegiatan

organisasi,

baik

yang

berkedudukan

sebagai

pemimpin

maupun

bawahannya. Kedua unsur tersebut harus mampu bekerjasama secara efektif, baik dalam bentuk komunikasi maupun kerjasama yang lain. Suatu organisasi dituntut untuk mampu mengkondisikan atau mempersiapkan sumber daya manusia yang ada secara menyeluruh, terarah, dan terpadu, yang tentunya hanya dapat di laksanakan melalui proses komunikasi yang efektif, sehingga menghasilakan koordinasi yang baik dan tenaga-tenaga yang terampil yang akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan sesuai dengan apa yang telah di tetapkan organisasi. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai melalui kerjasama dan koordinasi yang baik diantara karyawannya. Kerjasama dan koordinasi yang baik tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi dan kerjasama yang efektif, serta kesadaran dan kesedian dari semua anggota organisasi. Setiap pimpinan perlu mengkomunikasikan kepada semua pihak mengenai apa yang menjadi tujuan kerjasamanya dan harus dapat mengkoordinasikan dengan baik berbagai tugas pekerjaannya. Para personel sebagai orang yang melaksanakan tugas harus saling bekerjasama satu sama lain sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Melalui komunikasi

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

112

yang lancar dan saling memberikan informasi diantara karyawannya akan tercipta kerjasama dan pelaksaan tugas yang baik Aktivitas komunikasi pada suatu organisasi atau perusahaan senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin di capai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi internal harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan. Sisi kedua antara karyawan satu dengan karyawan lain. Sisi ketiga antara karyawan dengan atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua bela pihak harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang di harapkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi internal yang terjadi dalam suatu organisasi merupakan suatu proses yang erat kaitannya dengan keberhasilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dan pencapaian produktivitas kerja yang optimal. Hal ini disebabkan untuk mewujudkan produktivitas kerja karyawan yang tinggi dan kondisi kerja yang harmonis, di perlukan komunikasi internal yang lancar dan efektif. Komunikasi internal yang lancar dan efektif ini di tandai dengan dengan adanya kesalaraan antara pesan yang di sampaikan oleh komunikan (baik pimpinan maupun karyawan) dengan pekerjaan yang di lakukan, adanya kesepahaman dan ketercapaian pelaksanaan pekerjaan dengan baik. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan sangat menentukan adanya hubungan yang baik antara keduanya. Bila komunikasi terjalin dengan baik maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik pula. Dengan melihat uraian yang telah disampaikan, maka penulis ingin “Menganalisis Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros”.

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

113

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari fungsi manajemen. Menurut Hasibuan (2002:29) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini menjelaskan bahwa menajemen merupakan suatu ilmu dan seni dimana dalam pelaksanaanya seorang manajer perlu mencari cara dalam memberdayakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efesien guna mencapai tujuan perusahaan. Menurut Umar (2005:3) Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang menfokuskan dari pada unsure sumber daya manusia yang bertugas mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Dilihat dari ruang lingkupnya komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi atau instansi terbagi atas komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal merupakan komunikasi antar personel yang ada di dalam suatu organisasi, komunikasi harus selalu dikembangkan baik oleh pimpinan maupun bawahan atau personel lainnya. Komuniaksi di perlukan guna untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan karyawan ketujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta fikiran antara pimpinan dan bawahan. Muhammad (2005:65) mengemukakan bahwa komunikasi internal adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan,komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari orang-orang yang sama atau komunikasi harizontal

dalam

organisasi,

keterampilan

berkomunikasi

dan

berbicara,

mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program. Selanjutnya

dikemukakan

oleh

Brennan

(dalam

Effendy 2009:122)

komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrasi dan Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

114

pegawai dalam suatu organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical dalam suatu organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi manajemen) Siagian (2002:42) mengemukakan kesulitan dalam berkomunikasi adanya kesalapahaman, adanya sifat psikologis seperti egois, kurangnya keterbukaan antar pegawai. Adanya perasaan tertekan dan sebagainya, sehingga menyebabkan komunikasi tidak efektif dan pada akhirnya tujuan organisasi pun sulit untuk di capai Oemi Abdurachman,MA mengemukakan Komunikasi yang dilaksanakan oleh

pimpinan terhadap bawahan (downward communication) tidak banyak mengalami kesulitan

tetapi

sebaliknya

komunikasi

yang

berjalan

ke

atas

(upward

communication) besar kemungkinan akan mengalami hambatan, demikian pula dalam komunikasi antar kolega (horizontal communication) dapat timbul kesulitan yang dikarenakan misalnya setiap anggota merasa tugasnya lebih penting atau merasa profesinya lebih tinggi. Menurut Muhammad (2001:17) bahwa komponen-komponen dalam proses komunikasi internal adalah sebagai berikut: 1. Pengirim (communicant) adalah individu atau orang yang mengirim pesan baik berupa ide, gagasan, fakta-fakta dan sejenisnya yang ingin disampaikan kepada penerima. 2. Pesan (messange) adalah informasi yang akan di kirimkan kepada sipenerima, pesan ini berupa bisa berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal bias berupa tertulis: surat, memo, peraturan-peraturan, prosedur kerja, perintah, dan laporan sedangkan

secara lisan dapat beruapa percakapan tatap muka dan

percakapan melalui telepon. Adapun pesan secara non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi wajah dan nada suara. 3. Saluran (channel) adalah jalan yang di lalui pesan dari sipenerima kepada sipengirim.

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

115

4. Penerima

pesan

(communicant)

adalah

orang

yang menganalisis

dan

menginterpretasikan isi pesan yang di terima. Benar tidaknya interpretasi yang di berikan oleh penerima dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah sebagai berikut: a. Tingkat kejelasan pesan yang di sampaikan. b. Jenis saluran yang digunakan. c. Tingkat pengetahuan penerima terkait dengan pesan yang di sampaikan. 5. Umpan balik (feed back). Umpan balik yang datang dari penerima diperlukan untuk mengetahui bagaiamana akibat yang di timbulkan oleh pesan yang di sampaikan kepadanya. Umpan balik adalah respon terhadap pesan yang di kirimkan kepada si penerima pesan. Menurut Herimanto dan Indrojiono (2005:56) bahwa arus informasi perlu diatur supaya penyampaian informasi dapat efektif, untuk itu harus ditentukan adanya komunikasi

yang

berkaitan

dengan

bagaimana

perusahaan

menyampaikan

informasinya baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Komunikasi internal komunikasi yang terjadi di dalam suatu perusahaan, komunikasi internal dapat di bedahkan menjadi tiga, yaitu: a. Komunikasi aliran kebawah Menurut Gibson dkk (2007:241) komunikasi aliran kebawah adalah komunikasi yang mengalir dari individu dengan tingkat hirarki yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah. Seorang pimpinan yang menggunakan aliran komunikasi kebawah biasanya merupakan penyampaian informasi yang memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasi, memotivasi, pelatihan kerja, evaluasi, perintah, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level kebawah. Oleh karena

itu penyampaian informasi harus sederhana, tidak bertele-tele, dan

mudah di pahami.

b. Komunikasi aliran ke atas

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

116

Menurut Gibson dkk (2007:242) komunikasi aliran ke atas adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dalam suatu perusahaan, dalam hal ini komunikasi keatas merupakan kebalikan dari komunikasi ke bawah yaitu karyawan menyampaikan informasi kepada pimpinan. c. Komunikasi ke samping Komunikasi kesamping disebut juga komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu perusahaan. Tujuan komunikasi ke samping adalah untuk mempengaruhi dan memberikan informasi ke pada bagian depertemen yang memiliki tingkat hirarki yang sama. Menurut Mohyi (2009:116) agar komunikasi yang di lakukan dapat efektif dan efesien, maka ada beberapa hal yang harus di perhatikan, yaitu: a. Komunikasi harus dilandasi oleh rasa saling percaya/adanya pengertian. b. Komunikasi yang dilakukan harus memenuhi syarat (jelas, tegas, lengkap, singkat, dan tepat waktu). c. Dalam melaksanakan komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi. d. Apabila dianggap perlu maka melaksakan komunikasi dapat menggunakan persuasi (memasukan faktor sugesti, sehinga apa yang diinginkan dalam merubah sikap, tingkah laku, dan perbuatan dari bawahan mencapai sasaran. Ravianto dalam Edy Sutrisno (2009:100) mengemukakan bahwa produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan. Menurut Blecher dalam Wibowo, (2010:109) Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang di perlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

117

masukan. Menaikan produktivitas dapat di lakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan mengasilkan lebih banyak keluaran atau output lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu. Menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Sunyato (2012:2013) bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu: a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang di peroleh secara formal maupun nonformal yang memberikan kontribusi pada seseorang dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang karyawan diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif. b. Keterampilan (skill) Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasioanal mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih, dengan keterampilan yang dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif, keterampilan merupakan variabel yang bersifat utama dalam membentuk produktivitas. c. Kemampuan (abilities) Kemanpuan terbentuk dari sejumlah kompotensi yang di miliki oleh seorang karyawan,

pengetahuan

dan

ketermpilan

termasuk

faktor

pembentuk

kemampuan, dengan kemampuan yang memadai maka seorang dapat melaksanakan aktivitas dengan tanpa ada permasalahan teknis.

d. Sikap (attitudes) dan perilaku (beheaviors) Sangat erat hubungan antara kebiasaan atau sikap dan perilaku. Sikap merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan, jika sikap yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seorang maka akan menguntungkan. Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

118

METODOLOGI PENELITIAN Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif Merupakan metode yang mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian dan analisnya diuraikan dalam satu tulisan ilmiah yang mana analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan. 2. Analisis Regresi Berganda Metode analisis yang di gunakan dalam menganalisis data dengan menggunakan komponen pengaruh komunikasi internal dengan produktivitas karyawan adalah metode analsis regresi berganda dengan rumus, menurut Sugiyono (2011:275) Y= b0 + b1 x1 + b2 x2 + e Keterangan: Y

: Produktivitas Kerja Karyawan

x1

: Komunikasi Vertikal

x2

: Komunikasi Harizontal

b0

: Nilai konstanta

b1

:

b2

: Koefisien

e

: Error turn atau kesalahan penganggu

Koefisien regresi vertikal regresi harizontal

Data di olah dengan menggunakan system pengelolahan data SPSS versi 22

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menguraikan mengenai pengaruh komunikasi internal terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

119

Adisatwa Maros. Dalam penelitian ini, diambil sebanyak 70 karyawan sebagai sampel penelitian. TABEL 1 ANALISIS LINEAR BERGANDA DENGAN SPSS VERSI 22 Unstandardized Standardized Coefisients Model 1.

B

Coefisient

Std Error

(Constant)

3.676

.377

X1

.-158

.086

X2

.242

.046

Beta

R = .542

Fhitung = 13.952

R2 = 0,294

Sig = 0.000

t

Sg

9.738

.000

.-192

-1.841

.070

.544

5.208

.000

Sumber: Data dioleh dengan menggunakan SPSS Versi 22 Persamaan linear yang dapat digambarkan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis regresi berganda tersebut yaitu : Y= 3.676 - 158 X1 + 242 X2 + e 1. b0 = 3.676 Nilai tersebut merupakan konstanta atau nilai tetap di luar pengaruh variabel lain. Apabila variabel komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi harizontal (X2) bernilai nol (X1;X2 = 0) maka produktivitas kerja (Y) akan bernilai 3.676. Dapat disimpulkan tanpa adanya pengaruh komuanikasi vertikal (X1), dan komunikasi harizontal (X2), produktivitas kerja karyawan (Y) tetap konstan sebesar 3.676 kali. 2. b1 = -158 Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan menunjukan sebesar -158 dapat di artikan bahwa variabel komunikasi vertikal (X1) berpengaruh negatif terhadap produktivitas kerja karyawan (Y). Hal ini menunjukan bahwa ketika komunikasi vertikal meningkat sebesar satu (1) satuan, produktivitas kerja karyawan akan

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

120

menurun sebesar 158 satuan. Dengan asumsi variable komunikasi horizontal (X2) adalah konstan. 3. b2 = 242 Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap satu (1) satuan peningkatan pada variabel komunikasi harizontal (X2) maka produktivitas kerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 242 satuan dengan asumsi komunikasi vertikal (X1) adalah konstan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai komunikasi harizontal (X2) menyebabkan nilai produktivitas kerja karyawan (Y) semakin tinggi, dan sebaliknya. Kemudian korelasi antara komunikasi internal (komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal) dengan produktivitas kerja karyawan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Angka

koefisien

korelasi

(R)

sebesar

0.542

menunjukkan

bahwa

korelasi/hubungan antara komunikasi internal (komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal) dengan produktivitas kerja karyawan adalah kuat. 2. Angka koefisien R Square adalah 0.294. Hal ini berati 29.4% menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal sebesar 29.4%, sedangkan sisanya sebesar 70.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis 1. Uji F Pada uji F didapatkan hasil Fhitung sebesar 13,952 dengan taraf signifikan 0,000 karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang telah dikemukakan variabel komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan PT Ciomas Adisatwa Maros.

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

121

2) Uji T Untuk melihat sejauh mana pengaruh masing-masing variabel komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal terhadap produktivitas kerja karyawan. a. H0 adalah komunikasi internal (komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal) tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, dan b. H1 adalah komunikasi internal (komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. c. Untuk pengambilan keputusan berdasarkan

probabilitas

adalah Jika

probabilitas > 0,05 H0 diterima dan Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak. Uji signifikan terhadap variabel komunikasi internal yaitu komunikasi vertikal dan harizontal adalah sebagai berikut: 1. Uji signifikan terhadap komunikasi vertikal dengan produktivitas kerja karyawan Berdasarkan hasil olahan data regeresi dengan spss versi 22, uji signifikan terhadap komunikasi vertikal dengan produktivitas kerja karyawan diperoleh nilai pvalue sebesar 0,070 > 0,05 maka keputusan yang diambil adalah H0 diterima berarti tidak ada pengaruh signifikan antara komunikasi vertikal terhadap produktivitas kerja karyawan. 2.

Uji signifikan terhadap komunikasi harizontal dengan produktivitas kerja

karyawan Uji signifikan terhadap komunikasi harizontal dengan produktivitas kerja karyawan diperoleh nilai pvalue 0,000 < 0,05 berarti dapat dikatakan bahwa komunikasi harizontal berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui variabel manakah yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel komunikasi vertikal Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

122

Hasil pengujian untuk variabel komunikasi vertikal terhadap produktivitas kerja karyawan dengan signifikansi 0,70 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan H0 diterima dimana komunikasi internal dengan variabel komunikasi vertikal (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) dengan koefisien regresi yang memiliki arah positif. Hal ini menunjukan bahwa ketika komunikasi vertikal meningkat sebesar satu (1) satuan, produktivitas akan menurun. Maka secara teoritik kebenaran tersebut tidak benar, sebab secara teoritik komunikasi vertikal berjalan dengan baik dalam suatu relasi kerja akan menciptakan hubungan kerja yang baik, dan dapat menimbulkan gairah kerja, konsentrasi kerja, dan pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja karyawan. Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini berbanding terbalik, hal ini dapat di sebabkan beberapa hal antara lain: a. Kelebihan pesan yang di sampaikan dari atasan akan membuat bawahan merasa stress yang akan mempengaruhi produktivitas kerjanya menurun. b. Pesan yang di sampaikan selalu berulang-ulang sehingga membuat bawahan merasa bosan dan jenuh. c. Atasan yang terlalu ceroboh kepada bawahan sehingga membuat optimal kerja karyawan terganggu d. Pesan yang di sampaikan dari bawahan kepada atasan sering di abaikan, hal ini karena atasan merasa pintar dan lebih berpengalaman di banding dengan bawahan. 2. Variabel komunikasi harizontal Berdasarkan hasil analisis regresi antara komunikasi harizontal dengan produktivitas kerja karyawan, dimana nilai koefisien regresi sebesar 0,242 maka dapat dikatakan bahwa dengan tingkat komunikasi harizontal yang terjadi dalam suatu instansi/perusahaan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan sebesar 0,242%. Kemudian dalam pembuktian uji signifikan maka diperoleh nilai t hitung sebesar 5,208 > 1,667 nilai t tabel dan pvalue = 0,000 < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi harizontal berpengaruh secara signifikan Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

123

terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros sehingga dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan maka yang perlu diperhatikan adalah komunikasi harizontal berkaitan berdiskusi dengan karyawan lain untuk memecahkan suatu masalah dalam pekerjaan, memberikan dukungan kepada rekan karyawan lain, mendamaikan/menengahi perbedaan pesepsi dengan karyawan lain hal ini lebih dapat meningkatkan produktivitas kerja di banding dengan komunikasi vertikal.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan temuan dan aplikasinya, maka disimpulkan: 1. Komunikasi internal dalam hal ini komunikasi vertikal dan komunikasi harizontal secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros. 2. Secara parsial komunikasi internal (komunikasi harizontal) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Ciomas Adisatwa Maros. 3. Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan

pada PT Ciomas Adisatwa Maros adalah komunikasi harizontal karena variabel komunikasi harizontal mempunyai nilai beta yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel komunikasi vertikal.

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

124

DAFTAR PUSTAKA Adaddanuarta.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (Adad Danuarta) diakses tanggal 10.04.2017 Bambang Harimanto dan Lindrojiono, 2005. Komunikasi Bisnis. Ammara Books, Yogyakarta Danang Sunyato, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Caps Publishing, Yogyakarta Danang Sunyato dan Burhanuddin. 2015, Teori Perilaku Keorganisasian. CAPS, Yogyakarta. Drs.Daryanto dan Drs.Abdullah,MBA, 2013. Pengantar Ilmu Manajemen dan Komunikasi. PT.Prestasi Pustaka Raya, Jakarta Effendi. Onong U, 2009. Human Relations dan Public Relations. Mandar Maju, Bandung Edy Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media Group, Jakarta Ejournal.ilkom.fisip.unmul.ac.id/site/?/=689 (Yusmiaty) diakses 07.03.2017 Gibson, dkk, 2007. Organisasi Edisi kedelapan Jilid 2. Binaruapa Aksara, Jakarta Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta. http://muhammadsultonikomunikasiinternalrabu.wordpress.com/2014/04/14/sekilaskomunikasi-internal/. (Muhammad) diakses tanggal 03.03.2017 http://www.anugerahdino.com/2014/08/faktor-faktor-komunikasi.html?m=1 (diakses tanggal 19.03.2017 http://kuliahkomunikasi.blogspot.co.id/2008/03/pengaruh-komunikasi-internal.html ( Budi Herdiana) diakses tanggal 12.05.2017 Jangkrik2011.blogspt.com/2013/05/pengertian-korelasi-korelasi-sederhana.html (Muhammad Thali) diakses tanggal 08.03.2017

Vol 3, No. 004 (2017) Syamsul

125