ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, HARGA SAHAM

Download LEVERAGE, HARGA SAHAM DAN PAJAK TERHADAP. TINDAKAN INCOME ... berpengaruh terhadap tindakan income smoothing. Dan variabel Return on ...

0 downloads 410 Views 161KB Size
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, HARGA SAHAM DAN PAJAK TERHADAP TINDAKAN INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Ridwan Rifai Dr. Widyatmini Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi-Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok-16424 [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui bukti empiris beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi tindakan income smoothing. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, Harga Saham dan Pajak. Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2011. Dan sampel penelitian yang digunakan adalah 17 perusahaan yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan periode pengamatan dari 2007-2011. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk menguji apakah keseluruhan faktor-faktor dalam penelitian ini berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada tahun pengamatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa secara parsial Pajak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing. Dan variabel Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage dan Harga Saham tidak terbukti berpengaruh terhadap tindakan income smoothing. Sementara itu hasil penelitian secara simultan diperoleh bahwa Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, Harga Saham dan Pajak secara serentak tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing. Kata kunci: income smoothing, perataan laba, return on asset, net profit margin, financial leverage, harga saham, pajak.

Pendahuluan Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut (Apriyono, 2008). Laporan keuangan juga dapat dijadikan skala untuk mengukur kinerja manajemen suatu perusahaan. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi pemilik (Baridwan, 1992). Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba, tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba mendorong manajer melakukan manajemen laba (earnings management). Salah satu tindakan manajemen atas laba yang dapat dilakukan oleh manajemen adalah tindakan perataan laba (income smoothing) (Silviana, 2010). Koch (1981) menyatakan tindakan income smoothing dapat di definisikan sebagai suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi varibialitas urut-urutan pelaporan laba relatif terhadap beberapa urut-urutan target yang terlihat karena adanya manipulasi variabel-variabel akuntansi atau riil. Income smoothing didefinisikan sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu (Rivard, 2003). Income smoothing mempunyai dua tipe yaitu income smoothing yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan income smoothing yang terjadi secara alami. Income smoothing secara alami terjadi sebagai akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara income smoothing yang disengaja dapat terjadi akibat teknik income smoothing riil atau teknik income smoothing artifisial. Income smoothing riil adalah income smoothing yang terjadi apabila manajemen mengambil tindakan untuk menyusun kejadian-kejadian ekonomi sehingga menghasilkan aliran laba yang rata. Income smoothing artifisial adalah income smoothing yang terjadi apabila manajemen memanipulasi saat pencatatan akuntansi untuk menghasilkan aliran laba yang rata (Atmini, 2000).

Landasan Teori Pengertian Income Smoothing Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (1996) dalam kamus istilah akuntansi menyatakan bahwa income smoothing merupakan bentuk manajemen pendapatan yang mencerminkan hasil ekonomi yang diinginkan manajemen. Hasil dari hal tersebut sifatnya lebih rendah dari keuntungan karena laba tidak menunjukkan kinerja ekonomi pada saat itu. Income smoothing tidak melakukan pemalsuan atau penyimpangan tetapi dengan cara menggunakan alternatif prinsip akuntansi yang lainnya. Tujuan dari income smoothing adalah mengurangi fluktuasi laba dengan cara mengalihkan pendapatan dari tahun yang baik ke tahun yang lebih buruk. Jenis Income Smoothing Ada dua jenis income smoothing, yaitu (Riahi-Belkaoui, 2007) : 1. Intentional atau designed smoothing Intentional atau designed smoothing ialah keputusan atau pilihan yang dibuat untuk mengatur fluktuasi earnings pada level yang diinginkan. 2. Natural smoothing Natural smoothing adalah income generating process yang natural, bukan hasil dari tindakan yang diambil oleh manajemen. Sasaran Income Smoothing Belkoui (2007) menyatakan laporan keuangan yang seringkali dijadikan sasaran untuk melakukan income smoothing adalah: 1. Unsur penjualan a. Saat pembuatan faktur. Sebagai contoh penjualan yang sebenarnya untuk periode yang akan datang pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini. b. Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif c. Downgrading (penurunan produk). Sebagai contoh dengan cara mengklasifikasikan produk yang belum rusak ke dalam kelompok produk rusak dan selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga yang lebih rendah dari harga yang sebenarnya. 2. Unsur biaya a. Memecah faktur, misalnya faktur untuk sebuah pembelian atau pesanan dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan selanjutnya dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi.

b. Mencatat prepayment (biaya dibayar dimuka) sebagai biaya. Misalnya melaporkan biaya advertansi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai advertensi tahun ini. Alasan dilakukan Income Smoothing Beberapa penelitian yang telah dilakukan menjelaskan alasan-alasan yang mendorong manajer untuk melakukan tindakan income smoothing. Menurut Mohamad Yusuf dan Soraya (2004) bahwa tindakan perataan laba merupakan tindakan yang logis dan rasional bagi manajer untuk meratakan laba dengan cara atau metode akuntansi tertentu. Beberapa alasan seorang manajer melakukan tindakan income smoothing adalah sebagai berikut: a. Aliran laba yang merata dapat meningkatkan keyakinan para investor karena laba yang stabil akan mendukung kebijaksanaan deviden yang stabil pula sebagaimana yang diinginkan para investor. b. Penyusunan pos pendapatan dan biaya secara bijaksana yang melalui periode beberapa metode tertentu, manajemen dapat mengurangi kewajiban perusahaan secara keseluruhan. c. Perataan laba dapat meningkatkan hubungan antara manajemen dan pekerja karena kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat manimbulkan permintaan upah yang lebih tinggi bagi para karyawan. Aliran laba yang merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada ekonomi dalam hal kenaikan atau penurunan dapat dihindarkan serta rasa optimis dan pesimis dapat dikurangi. Teknik Income Smoothing Menurut Harahap (2011:249) income smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 1. mengatur waktu kejadian transaksi 2. memilih prinsip atau metode alokasi 3. mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari operasi normal. Faktor Pendorong Income Smoothing Tidak semua negara melarang dilakukannya income smoothing (Harahap, 2011). Seperti Swedia misalnya, di negara ini perataan laba diperbolehkan, asalkan income smoothing ini dilakukan dengan transparan. Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan income smoothing adalah (Sugiarto, 2003): 1. Kompensasi bonus Pada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan. Selain itu, menurut

Harahap (2005), pentingnya laporan keuangan mengundang manajemen untuk meratakan laba demi mendapatkan bonus yang tinggi. 2. Kontrak utang Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan model Jones, mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi target laba. Mereka menemukan bahwa perusahaan yang melanggar perjanjian utang telah merekayasa labanya, satu periode sebelum perjanjian utang itu dibuat. 3. Faktor politik Jones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi oleh International Trade Commision (ITC). Ia menemukan bukti bahwa produsen domestik cenderung menurunkan laba dengan teknik discretionary accrual untuk mempengaruhi keputusan regulasi impor. Naim dan Hartono (1996) meneliti perusahaan yang diduga melakukan monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust. 4. Pengurangan pajak Perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005). 5. Perubahan CEO Pourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan dengan meningkatkan unexpected accruals pada periode satu tahun sebelum penggantian eksekutif tak rutin. 6. Penawaran saham perdana Clarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumuman earnings forecast yang ada di prospektus dengan tingkat penjualan saham, karena publik hanya melihat laporan keuangan yang dilaporkan pada regulator. Banyak perusahaan yang melakukan perataan laba demi mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing 1. Return on asset yang diukur dari rasio antara laba sebelum pajak sebelum pajak dan total aktiva. Rumus : EBIT T.Aktiva

2. Net profit margin yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total pendapatan. Rumus :

EAT T.Pendapatan

3. Financial Leverage yang diproksikan dengan rasio debt to total asset yaitu rasio antara total kewajiban dan total aktiva perusahaan. Rumus :

T. Kewajiban T.Aktiva

4. Harga saham yang diambil dari harga per lembar saham. 5. Pajak yang diukur dari laba sebelum pajak dikurangi dengan laba setelah pajak. Rumus :

EBIT - EAT

Metodologi Penelitian Populasi dan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 - 2011. Dipilihnya sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan bursa pertama di Indonesia yang dianggap memiliki data yang lebih lengkap dan telah terorganisasi dengan baik. Pemilihan dan teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive judgement sampling yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 - 2011 dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007 - 2011. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2007 - 2011. 3. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi atau merger selama periode pengamatan. Bila perusahaan melakukan kegiatan akuisisi atau merger selama periode pengamatan akan mengakibatkan variabel-variabel dalam penelitian mengalami perubahan yang tidak sebanding dengan periode sebelumnya. Sedangkan bila suatu perusahaan dilikuidasi maka hasil penelitian tidak akan berguna karena perusahaan tersebut tidak lagi beroperasi di masa yang akan datang. 4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian secara berturut- turut selama periode pengamatan.

Berdasarkan karakteristik pemilihan sampel di atas, diperoleh perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan. Metode Klasifikasi Sampel Jumlah sampel yang telah diseleksi diklasifikasikan ke dalam kelompok perata dan bukan perata menggunakan income smoothing index. Berdasarkan income smoothing index, perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan perata laba jika memperoleh income smoothing index lebih dari satu. Berdasarkan indeks Eckel (1981) suatu perusahaan diklasifikasikan kedalam kelompok perataan laba apabila : CV sales > CV earnings Adapun untuk menghitung income smoothing index dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: CV Sales

: Koefisien variasi perubahan penjualan yang diperoleh dari hasil perbandingan antara standar deviasi penjualan dengan rata-rata penjualan.

CV Earning

: Koefisien variasi perubahan laba yang diperoleh dari hasil perbandingan antara standar deviasi laba dengan rata-rata laba.

Rumus untuk menghitung CV :

Rumus untuk menghitung standar deviasi :

Keterangan : IS CV sales CV earnings X

: income smoothing : Koefisien variasi perubahan penjualan : Koefisien variasi perubahan laba : Perubahan laba atau penjualan

: Rata-rata perubahan laba atau penjualan antara tahun n-1 : Banyaknya tahun yang diamati. : Rata-rata dari income atau penjualan

N Nilai yang diharapkan

Perusahaan dikatakan melakukan praktik perataan laba apabila memiliki nilai coefficient of variations of sales yang lebih besar dari coefficient of variations of earning nya (CV Sales > CV Earning) (Jatiningrum, 2000).

Pembahasan Dari 17 sampel perusahaan dengan waktu pengamatan 5 tahun, didapatkan hasil sebagai berikut: Descriptive Statistics Minimum Maximum

N ROA NPM FL HS P Valid N (listwise)

85 85 85 85 85 85

.039915 .340394 .943998 10500 4602936

Std. Deviation

.01841861 .12736467 .89103927 2031.55 708226.06

.009437963 .067320037 .035388868 2424.190 1114805.579

Iteration Historya,b,c -2 Log Coefficients likelihood Constant

Iteration

Step 0

.000644 -.001346 .789569 50 4818

Mean

1

104.714

-.776

2

104.680

-.819

3

104.680

-.819

Iteration Historya,b,c,d Iteratio n

Step 1

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

ROA

NPM

FL

PS

T

1

98.306

1.915

22.818

-4.879

-2.692 .000165

-.000001

2

96.969

1.610

30.765

-5.922

-2.403 .000253

-.000001

3

96.854

1.405

33.155

-6.119

-2.193 .000284

-.000001

4

96.853

1.392

33.394

-6.142

-2.179 .000287

-.000001

5

96.853

1.392

33.397

-6.142

-2.179 .000287

-.000001

6

96.853

1.392

33.397

-6.142

-2.179 .000287

-.000001

Adanya penurunan nilai -2log likehood awal menjadi nilai -2log likehood akhir menunjukkan bawah model yang dihipotesiskan pada penelitian ini fit dengan data, artinya dengan adanya variabel-variabel independen yaitu Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, harga saham dan pajak ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini. Classification Tablea Observed

Predicted IS

Step 1

Bukan Perata

IS

Bukan Perata 56

Perata

Percentage Correct

Perata

24

3

94.9

2

7.7

Overall Percentage

68.2

Hasil tabel di atas menunjukkan bawah pada kolom, prediksi perusahaan yang melakukan tindakan income smoothing sebanyak 2 dari observasi sebanyak 26 perusahaan atau memiliki ketepatan sebesar 7,7%. Sedangkan kekuatan prediksi untuk perusahaan yang tidak melakukan tindakan income smoothing sebesar 94,9% dari 59 perusahaan yang tidak melakukan tindakan income smoothing dengan prediksi 3 perusahaan diantaranya melakukan tindakan income smoothing dan 56 perusahaan yang tidak melakukan tindakan income smoothing. Dengan demikian hasil ketepatan prediksi secara keseluruhan dihasilkan sebesar 68,2%. Analisis Regresi Logistik dengan Metode Enter Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1

3.708

7

.813

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan menunjukkan angka 0,813 nilai sigfinikan yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak ada beda antara model dengan nilai observasi berarti model mampu memprediksi nilai observasi.

B

Step 1a

Variables in the Equation S.E. Wald df

Sig.

Exp(B)

ROA

33.397

60.232

.307

1

.579

3.193E+14

NPM

-6.142

8.335

.543

1

.461

.002

FL

-2.179

7.151

.093

1

.761

.113

HS

.000287

.000236

1.488

1

.223

1.000

-.000001

.000001

3.370

1

.066

1.000

1.392

6.574

.045

1

.832

4.024

P Constant

Hasil pengujian logistic regression dengan metode enter pada tabel dapat dilihat bahwa variabel Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, harga saham dan pajak memperoleh nilai p-value lebih besar dari 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan income smoothing Analisis Regresi Logistik dengan Metode Backward Hosmer and Lemeshow Test tahap kedua Step Chi-square df Sig. 1

4.356

7

.738

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan menunjukkan angka 0,738 yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, Ho diterima yang artinya model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diteliti dan model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya. Variables in the Equation tahap kedua B S.E. Wald df

Step 1a

Sig.

Exp(B)

ROA

38.137

58.098

.431

1

.512

3.653E+16

NPM

-6.242

8.314

.564

1

.453

.002

.000284

.000235

1.460

1

.227

1.000

-.000001

.000001

3.541

1

.060

1.000

-.603

.625

.928

1

.335

.547

HS P Constant

Hasil pengujian backward tahap kedua variabel Return on Asset, Net Profit Margin, harga saham dan pajak menghasilkan p-value lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Hosmer and Lemeshow Test tahap ketiga Step Chi-square df Sig. 1

6.428

7

.491

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan menunjukkan angka 0,491 yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, Ho diterima yang artinya model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diteliti dan model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya. Variables in the Equation tahap ketiga B S.E. Wald df Sig.

Step 1a

NPM HS P

Exp(B)

-2.397 .000326

5.733 .000226

.175 2.080

1 1

.676 .149

.091 1.000

-.000001

.000001

3.539

1

.060

1.000

-.469

.584

.646

1

.422

.626

Constant

Hasil pengujian backward tahap ketiga variabel Net Profit Margin, harga saham dan pajak menghasilkan p-value lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hosmer and Lemeshow Test tahap keempat Step Chi-square df Sig. 1

9.000

7

.253

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan menunjukkan angka 0,253 yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, Ho diterima yang artinya model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diteliti dan model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya.

Variables in the Equation tahap keempat B S.E. Wald df Sig.

Step 1a

Exp(B)

HS

.000302

.000219

1.903

1

.168

1.000

P

.000001

.000001

4.148

1

.042

1.000

-.676

.313

4.678

1

.031

.508

Constant

Hasil pengujian backward tahap keempat variabel harga saham menghasilkan p-value lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan variabel pajak menghasilkan p-value lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hosmer and Lemeshow Test tahap kelima Step Chi-square df Sig. 1

7.872

7

.344

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan menunjukkan angka 0,344 yang diperoleh tersebut lebih besar dari 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, Ho diterima yang artinya model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diteliti dan model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya. Variables in the Equation tahap kelima B S.E. Wald df Sig.

Step 1a

P Constant

.0000003 .000001 -.480

.275

Exp(B)

3.624

1

.046

1.000

3.049

1

.081

.619

Hasil pengujian backward tahap kelima variabel pajak menghasilkan pvalue lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Pengujian secara serentak Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 7.828 5 .166 Step 1

Block

7.828

5

.166

Model

7.828

5

.166

Hasil pengujian overall model fit, didapat nilai Chi-Square sebesar 7,828 dengan nilai tingkat signifikansi 0,166 lebih besar dari 0,05 Ho diterima. Artinya, variabel independen (Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, harga saham dan pajak) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba (Income Smoothing). Step 1

Model Summary -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square 96.853a

.088

.124

Besarnya pengaruh kelima variabel tersebut terhadap perataan lama sebesar 0,124 atau 12,4% yang ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Berdasarkan pengujian regresi logistic dibentuk persamaan regresi dan didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Ln

P 1– P

= 1,392 + 33,397(ROA) – 6,412(NPM) – 2,719(FL) + 0,000287(HS) -0,000001(P)

Dari persamaan logistic regression diatas dapat dilihat bahwa log of odds perusahaan perata secara positif berhubungan dengan variabel return on asset dan harga saham. Secara negatif berhubungan dengan variabel net profit margin, financial leverage dan pajak. Setiap kenaikan pada variabel return on asset dan harga saham akan meningkatkan log of odds perusahaan menjadi perata sebesar 33,397 dan 0,000287. Setiap kenaikan pada variabel net profit margin, financial leverage dan pajak akan menurunkan atau mengurangi log of odds perusahaan perata masingmasing sebesar 6,412, 2,719 dan 0,000001. Hubungan antara odds dan variabel bebas dapat dijelaskan sebagai berikut : jika rasio return on asset dianggap konstan, maka odds perusahaan akan

melakukan perataan laba naik dengan faktor 3,192 (e33,397) untuk setiap kenaikan return on asset. Jadi jika return on asset dianggap konstan, maka odds perusahaan melakukan perataan laba adalah 3,192 kali lebih tinggi untuk setiap kenaikan pada rasio return on asset. . Jika variabel net profit margin dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba akan turun dengan faktor 1,641 (e-6,412) untuk setiap kenaikan rasio net profit margin. Jadi jika rasio net profit margin dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba adalah 1,641 kali lebih rendah untuk setiap kenaikan pada rasio net profit margin. Jika variabel financial leverage dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan melakukan perataan laba akan turun dengan faktor 0,065 (e-2,719) untuk setiap kenaikan rasio financial leverage. Jadi jika rasio financial leverage dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba adalah 0,065 kali lebih rendah untuk setiap kenaikan pada rasio financial leverage. Jika variabel harga saham dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan melakukan perataan laba akan naik dengan faktor 1 (e0,000287) untuk setiap kenaikan harga saham Jadi jika harga saham dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba adalah 1 kali lebih tinggi untuk setiap kenaikan pada harga saham. Begitu juga dengan variabel pajak, jika variabel pajak dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba akan turun dengan faktor 0,999 (e-0,000001) untuk setiap kenaikan pajak. Jadi jika pajak dianggap konstan, maka odds perusahaan akan melakukan perataan laba adalah 0,999 kali lebih rendah untuk setiap kenaikan pada pajak.

Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan pengujian regresi logistik dengan waktu pengamatan 5 tahun dan 17 perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa. • Terdapat 26 perusahaan di sektor perbankan yang melakukan tindakan income smoothing pada tahun 2007-2011. • Variabel Return on Assets tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. • Variabel Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.

• Variabel Financial Leverage tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. • Variabel harga saham tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. • Variabel pajak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. • Variabel Return on Assets, Net Profit Margin, Financial Leverage, harga saham dan pajakyang dilakukan dengan pengujian regresi logistik secara serentak tidak berpengaruh terhadap tindakan income smoothing. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Pengaruh Indeks Eckel (1981) yang kurang sensitif untuk menentukan status perataan laba dan bukan perata. Apabila jumlah sampel memungkinkan penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode berbeda seperti metode Michelson (1995). 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel selain variabel Return on Asset, Net Profit Margin, Financial Leverage, harga saham dan pajak. 3. Memperpanjang periode pengamatan dan jumlah sampel. 4. Menggunakan objek penelitian selain sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

DAFTAR PUSTAKA Assih, Prihat. 2000. “Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi atas Laba Perusahaan yang terdaftar di BEJ,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Atmini, Sari. 2000. “Standar Akuntansi Yang Memberi Peluang Bagi Manajemen. Untuk Melakukan Perataan Laba.” Kajian Bisnis, No 18 (Jan) Hal: 43-59. Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting, Edisi 7, BPFE, Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi Kelima, Jakarta: Salemba Empat. Biedleman, (1973), “Income Smoothing The Role of Management,” Accounting Review. Bitner, Larry, Robert Dolan. 1998, “ Does Smoothing Earning Add Value?,” Management Accounting, Oktober. Budhijono, Fongnawati. 1996. “Evaluasi Perataan Laba pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ,” Akuntabilitas, hal 70-79.

Budiasih, Igan, 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba,” Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1: 1 – 14. Dahlan, Siamat. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Daniel, 2011. “Pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Destaria, Ersita. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Perataan Laba (Income Smoothing) pada Sektor Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI),” Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Dewi, 2010. “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Dwiatmini, S. dan Nurkholis. 2001. “Analisis Reaksi Pasar terhadap Informasi Laba: Kasus Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta,” Tema, Vol 2. Eckel, N. 1981. “The Income Smoothing Hypothesis Revisited,” Abacus. Etty dan Tobia Parulian. 2006. “Pengaruh Faktor-faktor Internal Perusahaan Terhadap Income Smoothing,” Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol:6 Hal 51-74. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan ke 11, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hendriksen, 1992. Accounting Theory, 5th Ed. Irwin, MC Graw Hill. Hepworth, S. R. 1953. “Smoothing Periodic Income,” Accounting Review. Idroes, Ferry dan Sugiarto. 2006. Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta : Graha Ilmu Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Imhoff. 1981. “A Market Based Analysis of Income Smoothing,” Jurnal of Business Finance & Accounting, December. Jatiningrum, 2000. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perataan Penghasilan atau Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2: 145 – 155. Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Juniarti dan Corolina, 2005. “Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2: 148 – 162. Koch, B.S Juli. 1981. “Income Smoothing: An Experiment,” The Accounting Review, LVI(3): 574-586 Kusumawati, Harini. 2002. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan Non Go Publik di Indonesia,” Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Linda, Deni dan Sovi Ismawati. 2008. “Analisis Perataan Laba (Income Smoothing) dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi pada Sektor Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia),” Dikta Ekonomi, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008. Masodah, 2007. “Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya,” Proceeding PESAT, Vol. 2: A16 – A23. Munawir. 1995. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada Investor di BEJ,” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15 – 16 September. Nufus, Nurhayatun. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Keuangan (Finance) yang Terdaftar di Bei Periode 2004-2008,” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Putra, Nanda Ismana. 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage dan Dividend Payout Ratio Terhadap Tindakan Income Smoothing Pada Perusahaan sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Ramadhan, Novita. 2011. “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Rindjin, Ketut. 2000. Pengantar Perbankan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Rivard, Richard. J., Eugene B dan Gay B.H Morris. 2003. Income Smoothing Behaviour of V.S Banks Under Revised International. Rizky, Febby. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan Property And Real Estate Di BEI,” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS, Yogyakarta: ANDI. Santoso, Singgih. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Santoso, Yosika Tri. 2010. “Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size, Financial Leverage Dan DER Terhadap Praktek Perataan Laba pada Perusahaan Property Dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Scott William R. 2000. Financial Accounting Theory, Prentice-Hall. Septoaji, Arwinto. 2002. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta,” Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Siegel, Joel G dan Jae K. Shim. 1996. Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta : PT. Elex Media Computindo Silviana, 2010, “Analisis Perataan Laba (Income Smoothing): Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2005 – 2009),” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnawati dan Algifari. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jogjakarta : STIE YKPN Sugiri, S. 1998, Earning Management Theory, Model dan Bukti Empiris, Telaah 1-15 Sugiarto, Sopa. 2003. “Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur Yang Tedaftar di Bursa Efek Jakarta,” SNA VI Surabaya, Oktober. Surifah. (Mei-September 1999), “Informasi Asimetri dan Pengaruh Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan dalam Perspektif Agency Theory,” Kajian Bisnis, hal 71-81. Sutojo, Siswanto. 1997. Manajemen Terapan Bank, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan oleh Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta,” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15 – 16 September. Syahriana, Nani. 2006. ”Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (2000 – 2004),” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Winahyu dan Dr. Widyatmini. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA, Net Profit Margin dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI,” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. Yuliana. 2007. “Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba) Terhadap Earning Response (Reaksi Pasar) Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ),” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang. Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Sumber Internet : www.idx.ac.id