ANALISIS PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN BERDASARKAN GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI KOTA PEKANBARU Julina FakultasEkonomidanIlmuSosialUIN Suska Riau Email:
[email protected] Abstract:This study attempted to investigate whether there are differences in knowledge about the environment and eco-friendly purchasing behavior based on gender and education. Data were collected using questionnaire containing questions about environmental knowledge and eco-friendly behavior based on previous research. Collected data were analyzed using descriptive and quantitative techniques. Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) was used to determine the influence of gender and education level of knowledge and eco-friendly behavior. Results of univariate model testing found that in terms of gender, the gender differences found significant influence on both purchase decisions of environmentally friendly and environmental knowledge. While the the education level influence on of environmental knowledge, but it does not affect the environmentally friendly purchasing decisions. Based on these findings, it is expected that integrate relevant aspects of environmental conservation in all levels of education, and so is strengthening the role of each gender to support the creation of an enabling environment both for current and future generations. Keywords:Environmental Knowledge, Environmental Product Purchase Decision, Level of Education, Gender.
PENDAHULUAN
kerusakan
Kerusakan lingkungan merupakan isu yang akhir-akhir ini mendapat perhatian dari semua kalangan. Berdasarkan sistem-sistem nilai yang mendalam, pengetahuan dan sikap merupakan hal yang penting karena potensi dampak yang ditimbulkannya pada perilaku. Namun beberapa peneliti menyatakan bahwa meskipun
perilaku
ramah
tersebut tidak menjamin rendahnya dampak dari perilaku tersebut terhadap lingkungan. Pengetahuan lingkungan dan sikap ramah lingkungan
sangat
memperkuat informasi
terkait
terutama
tentang
dan
dalam
isu-isu
saling
pencarian lingkungan.
Masyarakat yang tidak mengetahui bahwa perilakunya
dapat
berkontribusi
pada
akan
terus
berperilaku seperti itu. Oleh karena itu, sosialiasi untuk meningkatkan pengetahuan penting untuk dilakukan. Meningkatnya pengetahuan, diharapkan akan berdampak pada sikap terhadap lingkungan sehingga keharmonisan antara manusia dan alam tetap terjaga. Seiring
lingkungan
memiliki dampak yang positif, terkadang hal
lingkungan,
dengan
perkembangan
teknologi, isu penting saat ini adalah apakah masyarakat dapat mengandalkan sematamata pada perkembangan teknologi dan peningkatan eco efisiensi untuk mencapai keberlanjutan lingkungan atau apakah solusi terstruktur yang melibatkan pengurangan konsumsi pribadi dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Namun demikian, terlepas dari
adanya
kemajuan
teknologi,
232
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
pengetahuan yang ramah lingkungan dan
lingkungan,
perilaku
bertindak
yang
merupakan
ramah
unsur
lingkungan
yang
tetap
penting
untuk
dilakukan.
nilai-nilai, dan
kesediaan
perilaku
aktual
untuk yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk elemen niat dan situasi.1
Berdasarkan
pada
literatur
Selanjutnya
Tan
(2011)
menyatakan
sebelumnya, terdapat kemungkinan bahwa
pengetahuan adalah jumlah informasi yang
tingkat
ada
pendidikan
dan
gender
akan
di
memori
seseorang
yang
mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
mempengaruhi cara di mana konsumen
ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini
menafsirkan
adalah untuk mengetahui apakah tingkat
tersedia. Secara konseptual, pengetahuan
pendidikan
konsumen
dan
gender
juga
akan
dan
menilai
dapat
pilihan
yang
dibagi
menjadi
dua
pengetahuan
obyektif
dan
mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
komponen:
ramah
pengetahuan subjektif. Pengetahuan obyektif
lingkungan
di
Kota
Pekanbaru.
Perilaku ramah lingkungan dapat berupa
mengacu
aktivitas memisahkan sampah organik dan
pengetahuan (pengetahuan faktual) yang
anorganik, melakukan daur ulang, aktif
disimpan dalam memori seseorang. Hal ini
bergabung dengan organisasi lingkungan,
mengacu pada apa yang seorang individu
dan keputusan membeli produk ramah
benar-benar
lingkungan.
produk/masalah/objek.
Produk
ramah
lingkungan
pada
isi
tahu
dan
organisasi
tentang
Sedangkan
adalah produk yang dampaknya terhadap
pengetahuan
kerusakan
sedikit
persepsiatau penilaian individu tentang apa
dibandingkan produk yang telah ada atau
yang mereka tahu dan berapa banyak mereka
yang
tahu tentang produk/masalah/objek.2
lingkungan
biasa
Penelitian
lebih
dikonsumsi
memfokuskan
masyarakat. pada
subjektif
jenis
mengacu
pada
perilaku
Schahn and Holzer (1990) menyatakan
ramah lingkungan yang berupa keputusan
terdapat dua jenis pengetahuan lingkungan
membeli produk ramah lingkungan.
yaitu pengetahuan abstrak (pengetahuan yang terkait dengan isu-isu lingkungan,
Pengetahuan Lingkungan
masalah,
Menurut Zsoka et al (2013) pengetahuan lingkungan
bermakna
pengetahuan
dan
penyebab,
dan
solusi)
dan
pengetahuan konkrit (seperti pengetahuan faktual).
3
Menurut
Noor
et
al
(2012)
kesadaran tentang permasalahan lingkungan
pengetahuan dikenali dalam riset konsumen
dan solusinya. Pada umumnya dimensi
sebagai karakteristik yang mempengaruhi
paling penting dari kesadaran lingkungan
semua tahap dalam pengambilan keputusan.4
setiap
individu
adalah
pengetahuan
233
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
Pengetahuan dan Pendidikan Lingkungan
di Finlandia dan Jerman yang berusia 13-15
Pendidikan lingkungan diasumsikan mempunyai
dampak
yang
signifikan
tahun. Hasil penelitian menemukan bahwa jumlah
sumber
untuk
mendapatkan
terhadap kesadaran lingkungan, gaya hidup
informasi
sehari-hari, dan perilaku pelajar. Beberapa
meningkat sesuai dengan kelas siswa.
institusi pendidikan yang lebih tinggi telah
Selanjutnya
mengakui pentingnya mengintegrasikan isu-
membandingkan perilaku ramah lingkungan
isu sustainability kedalam pendidikan untuk
dan berkelanjutan antara orang dewasa dan
membuat dampaknya menjadi fokus dan
siswa yang berumur 10-18 tahun. Bagi orang
eksplisit. Hasil penelitian Zsoka et al., (2013)
dewasa memiliki sikap ramah lingkungan
menemukan adanya korelasi yang kuat
dan
antara intensitas pendidikan lingkungan dan
perilaku
pengetahuan lingkungan siswa. Hal ini
dibandingkan dengan pengetahuan. Akan
sebagian
tetapi, bagi siswa SMA pentingnya sikap dan
dikarenakan
lingkungan
sendiri
pendidikan
dan
sebagian
lagi
disebabkan oleh motivasi intrinsik yang lebih
berpartisipasi
pendidikan
sukarela
lingkungan,
dalam
khususnya
di
lingkungan
Michalos
berkelanjutan yang
et
al
adalah jauh
semakin 6
(2009)
determinan
lebih
penting
pengetahuan sebagai pendorong perilaku ramah lingkungan sama-sama penting.7
tinggi dari siswa-siswa yang berkomitmen yang
tentang
Selain
faktor-faktor
internal
yang
dicerminkan dalam pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai, beberapa faktor-faktor eksternal
tingkat universitas. Fokus pada pendidikan
juga
lingkungan penting dalam membentuk sikap
ramah lingkungan. Menurut Fliegenshcnee
konsumsi
(sustainable
dan Schelakovsky (1998) hal ini meliputi 80%
isu-isu
dari kesadaran lingkungan individu. Faktor-
pendidikan
faktor penting tersebut adalah norma-norma,
lingkungan sangat meningkatkan kesadaran
tekanan, dan tradisi yang ditransmisikan
pada kebutuhan perubahan konsumsi yang
oleh
terkait
terbukti
berkelanjutan
consumption).
Membahas
konsumerisme
gaya
dalam
hidup.
Asumsi
utama
diketahui
lingkungan sangat
mempengaruhi
perilaku
sosial.
Perilaku
siswa
kuat
didorong
oleh
dibelakang penelitian ini adalah intensitas
lingkungan
keterlibatan dalam pendidikan lingkungan
teman, tetangga, dan pendidikan. Kagawa
adalah
(2007)
faktor
membentuk
yang
perilaku
signifikan dan
opini
dalam siswa
mengenai isu-isu lingkungan.5 Terkait dengan pengetahuan lingkungan siswa, Asunta (2004) mengobservasi pelajar
terdekat
termasuk
menemukan
bahwa
keluarga,
siswa
kemungkinan melakukan aktivitas-aktivitas ramah lingkungan (seperti mendaur ulang, hemat
air
dan
energi,
menggunakan
transportasi publik, dan membeli produk-
234
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
produk organik, sehat, dan diperdagangkan
makalah
dengan adil) yang mensyaratkan perubahan
ketertarikan pada topik-topik lingkungan
kecil dalam gaya hidup.8
dan komitmen pada lingkungan penting
Boyes et al (2008) membandingkan
dalam
ini
juga
menemukan
menentukan
hubungan
bahwa
antara
manfaat yang dipersepsikan dengan aktvitas
pengetahuan lingkungan dan perilaku ramah
tertentu yang dilakukan untuk mengurangi
lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa
perubahan
tantangan baru bagi pendidikan lingkungan
iklim.
Hasil
penelitiannya
menemukan
bahwa
kerelaan
untuk
adalah bagaimana melakukan sesuatu yang
melakukan
perilaku
tertentu
sering
lebih
melampaui
manfaat
terhadap
perubahan
dipersepsikan. yang
perilaku
tersebut
iklim
yang
Aktivitas-aktivitas
tertentu
membutuhkan
hanya
sekedar
melakukan transfer pengetahuan. Sebagai konsekuensi dari pembahasan sebelumnya,
tantangan
terbesar
bagi
pendidikan lingkungan adalah bagaimana
ketidaknyamanan
mendorong gaya hidup ramah lingkungan
(seperti mematikan peralatan yang tidak
dan mengungari gaya hidup yang tidak
dipakai, melakukan daur ulang) adalah
ramah lingkungan dengan menyediakan
aktivitas yang paling sering dilakukan.
sarana-sarana yang cukup efektif untuk
Namun, pada umumnya siswa tidak bersedia
membuat dampak sosial yang lebih luas.
untuk merubah kebiasaan bepergian dengan
Penekanan
mobil
meskipun aktivitas ini dipandang
antara area kognitif dan afektif secara
sangat berpengaruh terhadap pencegahan
strategis pada pendidikan lingkungan. hal ini
perubahan
juga didukung oleh Alvarez Suarez dan Vega
sedikit
iklim.
mengekspresikan
usaha
daripada
dan
menimbulkan
sedikit
jauh
Responden ketidakrelaan
juga untuk
Marcote
kebutuhan
(2010)
yang
menghubungkan
menguji
dengan
memilih solusi politik seperti meningkatkan
eksperimen model didaktif pada siswa,
pajak
mengetatkan
menyimpulkan bahwa metode pengajaran
peraturan lingkungan, meskipun perubahan
yang berfokus pada sikap dapat lebih sukses
ini dipersepsikan efektif. 9
dalam mendorong perubahan perilaku siswa
lingkungan
dan
Jelasnya, pendidikan lingkungan akan
dibandingkan penggunaan alat-alat yang
berdampak pada perilaku ramah lingkungan
semata-mata
siswa dalam beberapa cara, termasuk transfer
pengetahuan.10
hanya
berorientasi
pada
pengetahuan dan nilai-nilai, juga melalui
Sejalan dengan Leeming dan Porter
penyediaan contoh-contoh dan membentuk
(1997), Kagawa (2007) menyatakan bahwa
sekolah sebagai setting sosial. Temuan-
dalam dunia yang berubah sangat cepat dan
temuan
tidak pasti, pendidikan yang lebih tinggi
penelitian
yang
disitasi
dalam
235
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
perlu memainkan peran penting dalam
seperti sekolah Adiwiyata namun dalam
membantu siswa menjadi masyarakat yang
bentuk
aktif
memperhatikan lingkungan.
dan
bertanggungjawab.
pendidikan
lingkungan
Agar
ranking
bagi
universitas
yang
memperkuat
Menurut Zsoka et al (2013) Universitas
tanggung jawab merupakan hal yang penting
memiliki tantangan yang sulit: integrasi
baik pada siswa maupun mahasiswa dimana
perspektif yang berbeda dan konsep-konsep
pendekatan-pendekatan
sustainability
yang
inovatif
secara
efektif
holistik dan sistemik dan membutuhkan
mempersiapkan siswa berhadapan dengan
praktik-praktik pembelajaran inovatif yang
isu-isu lingkungan dan keberlanjutannya.11
radikal. Pentingnya memahami sikap dan
diperlukan
untuk
Menurut Zsoka et al (2013), belakangan
membuat
pemikiran
yang
perilaku siswa terhadap lingkungan dan
ini, pendidikan tinggi untuk pengembangan
menemukan
cara
yang
efektif
berkelanjutan (Higher Education for Sustainable
mempengaruhi
Development atau disingkat HESD) telah
pendidikan merupakan suatu perdebatan.
perilaku
untuk
ini
melalui
muncul sebagai bidang ilmu yang berusaha memahami bagaimana keberlanjutan dapat
Pengetahuan Lingkungan dan Gender
ditingkatkan dalam kurikulum dan aktivitas operasional di institusi pendidikan tinggi.
Pengetahuan yang dimiliki laki-laki dan
Satu tujuan utama dari HESD adalah untuk
perempuan menunjukkan adanya perbedaan
memainkan peran tradisional melakukan
dalam keahlian yang dimiliki. Beberapa
transformasi
peneliti
masyarakat
dan
melayani
menganggap
laki-laki
memiliki
barang-barang publik yang lebih banyak.
keahlian numerik sementara perempuan
Sementara
memiliki
itu,
menurut
Zilahyi
dan
keahlian
verbal.
Dalam
Huisingh (2009) universitas bergerak lebih
lingkungan,
jauh dari model-model ilmiah terdahulu dan
terdahulu, bukti-bukti empiris menunjukkan
menyadari bahwa peran mereka dalam
bahwa
masyarakat lebih luas dibandingkan norma-
lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan
norma awal.12
perempuan.
Di
Indonesia,
internalisasi
nilai-nilai
berdasarkan
topik
laki-laki
memiliki
Arcury
(1990)
penelitian
pengetahuan
menyatakan
bahwa gender seseorang dapat menjadi
peduli lingkungan saat ini gencar dilakukan
faktor
melalui Program Adiwiyata. Program ini
pengetahuan lingkungan yang dimilikinya.
diterapkan pada setiap tingkat pendidikan
13Gendall
dasar dan menengah. Sementara di tingkat
pengetahuan lingkungan pada enam negara.
universitas,
Dari
tidak
ada
program
khusus
yang
membedakan
jumlah
dan Smith (1995) membandingkan
keenam
negara
tersebut,
laki-laki
236
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
cenderung memiliki tingkat pengetahuan
orientasi ramah lingkungan, akan tetapi juga
yang lebih tinggi dibanding perempuan. 14
dipengaruhi
Tikka et al. (2000) menemukan bahwa
18
pengetahuan tentang alam dan lingkungan
Unipan, dan Oskamp (1997:190) menyatakan
sepertinya bergantung pada gender karena
konsumerisme lingkungan (pembelian ramah
rata-rata nilai pengetahuan yang dimiliki
lingkungan) adalah kegiatan membeli dan
oleh
daripada
mengkonsumsi produk yang ramah terhadap
Penelitian yang dilakukan
lingkungan. Definisi ini selanjutnya juga
Mesir oleh Briggs et al. (2003) menemukan
digunakan oleh beberapa peneliti lain seperti
bahwa pengetahuan lingkungan perempuan
Gupta dan Ogden (2006:199); Tan (2011:15);
terbatas
dan Saleki, Saleki, danRahimi(2012:279).19
laki-laki
perempuan.
15
lebih
tinggi
dibandingkan
pengetahuan
menemukan
perbedaan
antara
laki-laki
dan
(2007) yang
juga
signifikan
perempuan
lainnya.
Barnett, Valdero,
Pada tahun yang sama, Robert dan
Serupa dengan hasil-hasil penelitian Mostafa
variabel
Selanjutnya Mainieri,
lingkungan yang dimiliki laki-laki.16
sebelumnya,
oleh
terkait
Bacon (1997) mendefinisikan konsumen yang sadar
ekologis
sebagai
seseorang
yang
membeli (atau menghindari) produk dan jasa yang dianggap memiliki dampak positi (atau
dengan pengetahuan lingkungan. skor rata-
negatif) terhadap lingkungan.
rata
laki-laki
Soonthonsmai (2001) mengutip pendapat
sebesar 20.428 dan perempuan sebesar 17.080
dari Anderson dan Cunningham (1972)
diuji menggunaka Anova. Hasilnya nya
mendefinisikan konsumen ramah lingkungan
dengan nilai signifikan < 0.001 menyatakan
sebagai
terdapat perbedaan yang signifikan antara
konsumsinya secara sadar diusahakan untuk
laki-laki dan perempuan dalam pengetahuan
memiliki efek yang positif ataupun netral
lingkungan yang dipersepsikan. 17
terhadap bumi, lingkungan, dan masyarakat.
pengetahuan
lingkungan
seseorang
20 Selanjutnya,
yang
perilaku
Kedua definisi ini menggambarkan hal yang Perilaku Ramah Lingkungan
sama dimana konsumen mempertimbangkan efek
Shrum, McCarty, dan Lowrey (1995:72) menyatakan
konsumen
yang
dari
pola
konsumsinya
terhadap
lingkungan.21
ramah
lingkungan adalah siapa saja yang perilaku
Perilaku
pembeliannya dipengaruhi oleh perhatian
Pendidikan
Ramah
lingkungan
dan
Tingkat
terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini, perilaku
pembelian
ramah
lingkungan
konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh
Upaya-upaya
untuk
membentuk
perilaku ramah lingkungan telah dilakukan
237
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
oleh berbagai pihak. Direktorat Jenderal
lingkungan hidup. Sedangkan tahun 1998 –
Pendidikan
2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC
Dasar
dan
Menengah
Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen
(Vocational
Education
Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa
Malang
mengembangkan
penyampaian
tentang
Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah
kependudukan dan lingkungan hidup secara
Kejuruan melalui 6 PPPG lingkup Kejuruan
integratif
kurikulum
dengan melakukan pengembangan materi
tahun 1984 dengan memasukkan materi
ajar PLH dan berbagai pelatihan lingkungan
kependudukan
hidup
hidup bagi guru-guru Sekolah Menengah
kedalam semua mata pelajaran pada tingkat
Kejuruan termasuk guru SD, SMP, dan SMA.
menengah umum dan kejuruan. Tahun
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama
mata
dituangkan
dan
ajar
dalam
lingkungan
1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen
pertamaantara
Depdiknas,
Nasional
melalui
Kependudukan
dan
Proyek
Pendidikan
Lingkungan
Development
Pendidikan
Departemen
dan
Center)
Pendidikan
Kementerian
Negara
Hidup
Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada
(PKLH) melaksanakan program Pendidikan
tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak
Kependudukan
lanjut
dan Lingkungan
Hidup;
dari
kesepakatan
tahun
2005,
sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan
padatahun 2006 Kementerian Lingkungan
(SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003
Hidup
di 120 sekolah. Sampai dengan berakhirnya
pendidikan lingkungan hidup pada jenjang
tahun 2007, proyek PKLH telah berhasil
pendidikan dasar dan menengah melalui
mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4
program
Lembaga Penjamin Mutu (LPMP) dan 2
dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa
Pusat
sebagai sekolah model dengan melibatkan
Pengembangan
Penataran
Guru
(PPPG).
mengembangkan
Adiwiyata.
program
Program
ini
perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di
Prakarsa Pengembangan Lingkungan
bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
Hidup juga dilakukan oleh LSM. Pada tahun
Tidak hanya pada level dikdasmen,
1996/1997 terbentuk Jaringan Pendidikan
konsep
Lingkungan yang beranggotakan LSM yang
mendapatkan perhatian pula dari berbagai
berminat dan menaruh perhatian terhadap
pihak, termasuk para akademisi. Gerakan
Pendidikan
kampus hijau muncul pada awal tahun 1990-
Lingkungan
Hidup.
Hingga
lingkungan
an.
Pendidikan Lingkungan (JPL, perorangan
berbagai ide seperti menggagas visi dan
dan
dalam
mengartikulasikan kebutuhan kampus untuk
pengembangan dan pelaksanaan pendidikan
menggabungkan semua jenis inovasi untuk
yang
bergerak
kemunculanya,
telah
tahun 2010, tercatat 150 anggota Jaringan
lembaga)
Sejak
ramah
bermunculan
238
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
mengurangi
keseluruhan
dampak
gedung ramah lingkungan, adaptasi dan
lingkungan. Melalui gerakan ini, diharapkan
mitigasi perubahan iklim, dan kebijakan
kampus penuh dengan bangunan ramah
pengurangan emisi gas rumah kaca. Kriteria
lingkungan,
terbarukan,
pengolahan sampah mensyaratkan kampus
makanan lokal organik, lanseka porganik,
memiliki program daur ulang, pengolahan
diperkaya dengan keanekaragaman hayati
sampah
asli, sistem transportasi rendah polusi, jalur
kebijakan untuk mengurangi kertas dan
sepeda, tangki
plastik
sistem
energi
air hujan
penyimpanan,
organik
dalam
dan
anorganik,
aktivitas
dan
sehari-hari
di
sistem pengolahan air abu-abu dan hitam,
kampus. Pengelolaan air
terdiri dari dua
investasi wakaf sosial, praktekkimia hijau,
kriteria yaitu program konservasi air dan
laboratorium nol limbah padat, produk
penggunaan air pipa. Dari sisi transportasi,
pembersih hijau, dan rumah kaca yang
beberapa ukuran kampus ramah lingkungan
rendah gas (GHG), dan ide-ide lainnya
adalah jumlah kendaraan yang dimiliki
(Sharp, 2009).22
kampus (bus dan mobil), jumlah mobil yang
Di Indonesia, penilaian atas green
masuk kampus, jumlah sepeda yang dimiliki,
campus diinisasi oleh Universitas Indonesia
kebijakan transportasi yang dirancang untuk
melalui sebuah pengukuran green metric yang
membatasi
menggunakan beberapa kriteria. Kriteria
digunakan dalam area kampus, kebijakan
yang digunakan untuk mengukur tingkat
membatasi area parkir, penyediaan bus
ramah lingkungan suatu kampus antara lain
kampus, dan kebijakan area sepeda dan
dari berdasarkan setting dan infrastruktur,
pejalan kaki dalam lingkungan kampus.
energi dan perubahan iklim, pengelolaan
untuk kriteria pendidikan, aspek-aspek yang
sampah, pengelolaan air, transportasi, dan
diukur antara lain jumlah mata kuliah yang
pendidikan. Setting dan infrastruktur secara
berkenaan dengan lingkungan, jumlah dana
spesifik mengukur lokasi kampus, iklim, luas
riset terkait lingkungan, jumlah publikasi
kampus, luas bangunan, jumlah mahasiswa,
tentang lingkungan, dan jumlah organisasi
jumlah karyawan (staf dan dosen), luas area
mahasiswa.
bangunan, luas hutan, luas area yang dapat
Di
jumlah
tahun
kendaraan
2014,
yang
sebanyak
301
menyerap air, dan persentase biaya untuk
universitasdari 61 negara mengambil bagian,
pemeliharaan lingkungan. Energi dan dan
jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
perubahan
lalu
iklim antara
lain
mengukur
(215
universitas
dari
49
negara.
efisiensi energi yang digunakan, kebijakan
University of Nottingham (UK) menduduki
penggunaan energi terbarukan, biaya listrik
ranking pertama dengan nilai 7.521, diikuti
per
oleh
tahun,
program
konservasi
energi,
University
College
Cork
National
239
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
University of Ireland (Ireland) dengan nilai
dan mereka mendapatkan kepuasan ketika
7,328, dan Northeastern University (USA)
hasil karya mereka keputusan universitas.
pada posisi ketiga dengan nilai 7.170. Nilai ini diperoleh dari informasi yang disediakan
mempengaruhi
Perilaku Ramah lingkungan dan Gender
oleh universitas secara online yang meliputi 6
Tikkaet al. (2000) telah membuktikan
kategori. Kategori tersebut masing-masing
bahwa pada sampel masyarakat di barat,
diberi bobot dengan pembagian sebagai
perempuan mengekspresikan sikap yang
berikut: Setting dan Infrastuktur (15%),
lebih
Energidan
perubahan
dibandingkan laki-laki.Zeleznyet al. (2000)
managemen
limbah
air(10%),
iklim
(18%),
transportation
(21%),
penggunaan (18%),
dan
pendidikan (18%).
positif
memberikan
terhadap
bukti
lingkungan
tambahan
bahwa
perempuan memiliki sikap lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki di 14
Menurut Rappaport (2008), terdapat
negara (Argentina, Canada, Columbia, Costa
beberapa alasan kampus menerapkan konsep
Rica, the DominicanRepublic, Ecuador, El
“Green Campus”, antara lain:
Salvador, Mexico, Panama, Paraguay,Peru,
1. Mahasiswa dimasa mendatang tertarik
Spain, the United States and Venezuela).23
pada isu lingkungan
Mohai
2. Melakukan sesuatu yang benar baik secara
(1992)
menemukan
dan
bahwa
perempuan
lebih
perhatian
agend aksi sosial kampus.
dibandingkan laki-laki dan bahwa terdapat
berjalan
dan
menggunakan
sepeda akan meningkatkan kesehatan
4. Melestarikan air menghasilkan berbagai
laki dan perempuan terkait lingkungan. Berdasarkan
review
Davidson
pembuangan,
menyimpulkan
menurunkan
biaya
energi.
5. Kampus dengan program lingkungan menggunakan
kampus
pembelajaran,
lingkungan
perbedaan kepercayaan dan nilai antara laki-
penghematan: biaya air, biaya saluran dan
isu-isu
(1992)
lokal maupun global konsisten dengan
3. Banyak
pada
Stern
dan
yang
mendalam,
Freudenberg
bahwa
tertentu,
perempuan
perhatian
lingkungan
pada
lingkungan
mengekspresikan yang
lebih
labor
dibanding
laki-laki.
menghubungkan
dilakukan
RiecharddanPeterson
sebagai
(1996)
Penelitian
besar yang (1998)
mahasiswa dengan alam, mendiskusikan
menggunakan 231 siswa menemukan bahwa
nilai-nilai lingkungan.
siswa perempuan memiliki persepsi risiko
6. Contoh-contoh perilaku ramah lingkungan memperkaya pembahasan materi dikampus, misalnya mahasiswa ekonomi belajar analisis biaya manfaat dengan menilai pilihan alternatif lantai
lingkungan yang lebih tinggi dibanding siswa laki-laki. Penjelasan teoritis untuk perbedaan gender melibatkan peningkatan
240
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
pengetahuan
dan
toleransi
kemajuan
data sekunder berasal dari berbagai macam
teknologi, dukungan untuk pertumbuhan
dokumentasi yang diperoleh dari berbagai
ekonomi, dan persepsi risiko lingkungan
sumber.
yang lebih rendah bagi laki-laki (Blocker and
menggunakan
Eckberg, 1997). Misalnya, kepercayaan pada
Sebanyak 88 orang berpartisipasi dalam
ilmu dan teknologi menyatakan bahwa
penelitian ini. Data yang telah terkumpul
perempuan
kemudian dianalisis menggunakan teknik
kemungkinan
mempunyai
Teknik
pengambilan aksidental
sampel sampling.
kekurangan dalam ilmu dan teknologi,
deskriptif
dan
kuantitatif.
Manova
sehingga lebih perhatian pada permasalahan
digunakan
untuk
mengetahui
pengaruh
lingkungan dan lebih sedikit kemungkinan
gender dan tingkat pendidikan terhadap
untuk
pengetahuan
mendukung
kesesuaian
teknologi
(Davidson and Freudenburg, 1996). Beberapa
dan
perilaku
ramah
lingkungan.
tulisan dari kelompok ekofeminisme juga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menyatakan bahwa perempuan berpotensi lebih
perhatian
dibandingkan
terhadap
laki-laki
Pembahasan hasil penelitian dimulai
lingkungan
karena
dengan membahas identitas responden dan
orientasi
tabulasi silang antara berbagai variabel yang
biospheric (Merchant, 1979).24
dipilih dalam penelitian ini. Berdasarkan METODE
data pada Tabel 1, responden laki-laki dalam
Penelitian ini berlokasi di Kota Pekanbaru.
penelitian
ini
berjumlah
lebih
sedikit
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner
dibandingkan
yang memodifikasi instrumen dari penelitian
pendidikan terakhir mayoritas SMA atau
sebelumnya. Sumber data terdiri dari data
sederajat.
primer dan sekunder. Data primer diperoleh
mayoritas pendidikan tertinggi juga SMA.
Untuk
perempuan.
responden
Tingkat
perempuan,
dari hasil penyebaran kuesioner, sementara
Tabel 1 Data Responden Berdasarkan Pendidikan dan Gender
Pendidikan Universitas
SMA
Total
Jenis
Laki-laki
10
18
28
Kelamin
Perempuan
29
31
60
39
49
88
Total
241
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
Tabel 2 selanjutnya menampilkan skor rata-rata
untuk
variabel
dibandingkan perempuan. Namun selisih
pengetahuan
skor diantara keduanya tidak terlalu tinggi.
lingkungan subyektif bagi perempuan dan
Selanjutnya
laki-laki. Variabel ini diukur menggunakan
produk yang dapat mengurangi sampah
lima pernyataan dimana setiap jawaban
responden laki-laki juga memiliki skor rata-
sangat setuju diberi skor lima dan sangat
rata yang lebih tinggi. Pernyataan ketiga
tidak
untuk
merupakan pernyataan negatif mengenai
pernyataan-pernyataan yang bersifat positif.
kesulitan dalam mencari informasi tentang
Untuk pernyataan yang bersifat negatif,
produk
pemberian skor merupakan kebalikannya
perhitungan skor rata-rata perempuan lebih
dimana jawaban sangat setuju memperoleh
tinggi dari laki-laki yang berarti perempuan
skor satu sementara jawaban sangat tindak
merasa sulit mencari informasi tentang
setuju memperoleh skor lima.
lingkungan. pernyataan selanjutnya tentang
setuju
diberi
Pernyataan mengetahui
skor
satu
mengenai
istilah
dan
responden
simbol
untuk
pernyataan
ramah
mengenai
lingkungan.
Hasil
isu-isu lingkungan juga menunjukkan laki-
ramah
laki
memiliki
skor
yang
lebih
tinggi
lingkungan memperoleh nilai rata-rata 3.62
dibanding perempuan. Pernyataan terakhir
bagi responden perempuan dan 3.68 untuk
yaitu mengenai bagaimana mendaur ulang
responden laki-laki. Hal ini berarti, laki-laki
juga diperoleh skor rata-rata laki-laki yang
secara subyektif merasa lebih mengetahui
lebih tinggi dari perempuan.
istilah
dan
simbol
ramah
lingkungan
Tabel 2 Skor Rata-rata Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Gender
No
PL1
Indikator/item pertanyaan
Mengetahuiistilahdansimbolpr odukramahlingkungan
PL2
Mengetahuimemilihproduk yang mengurangisampah
PL3
Mencaritahuprodukramahling kungansangatmembingungkan
PL4
Mengetahuiisu-isulingkungan
PL5
Mengetahuibagaimanamendau rulang
Jenis Kelamin
Perempuan
Alternatif Jawaban Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
6
31
18
4
SangatTi dakSetuj u 1
Ratarata 3,62
Laki-laki
3
16
6
3
0
3,68
Perempuan
10
25
18
7
0
3,63
Laki-laki
5
15
6
2
0
3,82
Perempuan
2
23
25
9
1
2,73
Laki-laki
3
13
7
4
1
2,54
Perempuan
7
27
23
3
0
3,63
Laki-laki
8
15
5
0
0
4,11
Perempuan
5
13
31
10
1
3,18
Laki-laki
4
15
5
4
0
3,68
242
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
Selanjutnya Tabel 3 menampilkan skor rata-rata
pengetahuan
mengurangi sampah
responden
tamatan
lingkungan
universitas juga memiliki skor rata-rata yang
berdasarkan pendidikan terakhir. Dalam
lebih tinggi. Pernyataan ketiga merupakan
penelitian
pernyataan
ini, tingkat pendidikan
yang
negatif
mengenai
kesulitan
diteliti dikelompokkan pada dua kategori
dalam mencari informasi tentang produk
saja. Kategori pertama yaitu responden yang
ramah lingkungan. Hasil perhitungan skor
telah mencapai gelar sarjana, baik strata satu,
rata-rata
dua mapun tiga. Kategori kedua yaitu
menyelesaikan program sarjana lebih tinggi
responden
dari responden dengan pendidikan terakhir
yang
menempuh
pendidikan
paling tingg SMA atau sederajat. Pernyataan mengetahui
mengenai
istilah
yang
SMA. Hal ini berarti responden
simbol
telah
meskipun tingka
pendidikan lebih tinggi, responden tetap
ramah
merasa sulit mencari informasi tentang
lingkungan memperoleh nilai rata-rata 3.77
lingkungan. Pernyataan selanjutnya tentang
bagi responden dengan pendidikan terakhir
isu-isu
S1 atau diatasnya, dan 3.53 untuk responden
responden dengan tingkat pendidikan yang
dengan
lebih tinggi memiliki skor yang lebih tinggi
pendidikan
dan
responden
terakhir
SMA
atau
lingkungan
menunjukkan
dibawahnya. Hal ini berarti, responden yang
pula
telah menyelesaikan program sarjana secara
pendidikan
subyektif merasa lebih mengetahui istilah
terakhir yaitu mengenai bagaimana mendaur
dan simbol ramah lingkungan dibandingkan
ulang juga diperoleh skor rata-rata lebih
responden dengan pendidikan maksimal
tinggi
SMA
pendidikan sarjana dibandingkan responden
atau
sederajat. Selanjutnya
untuk
pernyataan mengenai produk yang dapat
dibanding
juga
responden
terakhir
bagi
dengan
SMA.
responden
Pernyataan
dengan
tingkat
dengan pendidikan terakhir SMA.
Tabel 3 Skor Rata-rata Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Alternatif Jawaban No
Indikator/item pertanyaan
Pendidikan Terakhir
Sangat Setuju
Setuju
CukupS etuju
Tidak Setuju
PL1
Mengetahuiistilahdansimbolpr odukramahlingkungan
Universitas
6
21
10
SMA
3
26
PL2
Mengetahuimemilihprodukda nkemasan yang mengurangisampah Mencaritahuprodukramahling kungansangatmembingungkan
Universitas
9
17
SMA
6
Universitas
Mengetahuiisu-isulingkungan
SMA
PL3
PL4
Rata-rata
1
SangatTi dakSetuj u 1
14
6
0
3,53
11
2
0
3,85
23
13
7
0
3,57
1
15
15
6
2
2,82
SMA
4
21
17
7
0
2,55
Universitas
9
18
11
1
0
3,90
6
24
17
2
0
3,69
3,77
243
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan... PL5
Mengetahuibagaimanamendau rulang
Universitas
5
13
16
5
0
3,46
SMA
4
15
20
9
1
3,24
Selain variabel pengetahuan lingkungan,
memiliki skor rata-rata lebih tinggi untuk
penelitian ini juga mengukur perilaku ramah
pernyataan
memperhatikan
lingkungan berdasarkan gender dan tingkat
kadaluwarsa. Selain itu, skor rata-rata laki-
pendidikan. Tabel 4 menggambarkan data
laki
deskriptif responden berdasarkan gender.
pernyataan terkait dengan perilaku ramah
Terlihat bahwa responden perempuan hanya
lingkungan.
selalu
lebih
tinggi
tanggal
untuk
semua
Tabel 4 Skor Rata-rata Perilaku Ramah Lingkungan Berdasarkan Gender
No
Indikator/item pertanyaan
1
Memperhatikansimbolsimbolprodukramahlingkunga n Memperhatikankandungandal ammakananatauminuman Memperhatikantanggalkadalu awarsa MembeliProdukdengankemasa ndapat di daurulang Membeliprodukhematenergim eskipunmahal Tidakmembeliprodukdariperu sahaanbermasalahlingkungan
2 3 4 5 6
Jenis Kelamin
Sangat Setuju
Setuju
CukupS etuju
TidakS etuju
Perempuan
7
34
12
Laki-laki
8
13
5
Perempuan Laki-laki
19 13
28 11
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
39 19 5 4 4 5 6 11
21 8 19 9 23 8 31 10
Selanjutnya Tabel 5 menampilkan skor rata-rata
perilaku
ramah
Alternatif Jawaban
lingkungan
Rata-rata
6
SangatT idakSet uju 1
1
1
3,93
11 4
2 0
0 0
4,07 4,32
0 1 22 12 20 12 17 6
0 0 14 3 11 3 6 1
0 0 0 0 2 0 0 0
4,65 1,36 3,25 3,50 3,27 3,54 3,62 4,11
lingkungan,
kandungan
3,67
makanan
atau
minuman, tanggal kadaluwarsa, kemasan
berdasarkan pendidikan terakhir.
dapat di daur ulang, membeli produk hemat
Berdasarkan data pada Tabel 5 skor rata-rata
energi meskipun mahal, dan tidak membeli
responden
dari perusahaan yang bermasalah dengan
dengan
tingkat
pendidikan
sarjana lebih tinggi untuk semua pernyataan
lingkungan.
yaitu memperhatikan simbol-simbol ramah Tabel 5 Skor Rata-rata Perilaku Ramah Lingkungan Berdasarkan Pendidikan Terakhir N o
Indikator/item pertanyaan
1
Memperhatikansimbolsimbolprodukramahlingkungan
2
Memperhatikankandungandalammakananata
Pendidi kan Terakhir Universi tas SMA Universi
Alternatif Jawaban SangatSet uju
Setu ju
CukupSet uju
TidakSet uju
SangatTidakS etuju
Rat arata
4
27
5
2
1
3,79
11 15
20 18
12 6
5 0
1 0
3,71 4,23
244
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
uminuman 3
Memperhatikantanggalkadaluawarsa
4
MembeliProdukdengankemasandapat di daurulang
5
Membeliprodukhematenergimeskipunmahal
6
tas SMA Universi tas SMA Universi tas SMA Universi tas SMA
Tidakmembeliprodukdariperusahaanbermasa lahlingkungan
Sebelum
melakukan
uji
Universi tas SMA
17 27
21 12
9 0
2 0
0 0
4,08 4,69
31 5
17 13
1 15
0 6
0 0
4,61 3,44
4 6
15 18
19 10
11 4
0 1
3,24 3,62
3
13
22
10
1
6
21
12
0
0
3,1 4 3,85
11
20
11
7
0
3,71
statistik
seharusnya diukur. Sementara uji reliabilitas
kuantitatif terlebih dahulu dilakukan uji
bertujuan mengukur apakah alat yang sudah
validitas dan
Uji
valid tadi dapat bekerja dengan baik ataupun
validitas dimaksudkan agar instrumen yang
tidak. Adapun hasil pengujian validitas dan
hendak digunakan mengukur apa yang
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 6.
reliabilitas instrumen.
Tabel 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen No
Pernyataan
Cronbach’s Alpha
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5
Memperhatikan simbol-simbol produk ramah lingkungan Memperhatikan kandungan makanan atau minuman Memperhatikan tanggal kadaluarsa Membeli produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang Membeli produk hemat energi meskipun lebih mahal Tidak membeli produk dari perusahaan bermasalah lingkungan Mengetahui istilah dan simbol produk ramah lingkungan Mengetahui produk yang mengurangi volume sampah Mencari tahu tentang lingkungan sangat membingungkan Memahami isu-isu terkait kerusakan lingkungan saat ini Mengetahui bagaimana mendaur ulang sampah dengan tepat
0.743
0.762
Korelasi Pearson 0.768 0.750 0.471 0.735 0.626 0.604 0.784 0.828 0.617 0.771 0.309
Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat
(PL1-PL5). Pengujian validitas dilakukan
bahwa semua item
lolos uji
menggunakan Korelasi Pearson. Terlihat
Pernyataan-
bahwa semua item mempunyai nilai > 0.3.
validitas
dan
reliabilitas.
pernyataan
untuk
pembelian
produk
diwakili sedangkan
pertanyaan
enam untuk
mengukur
variabel
Pengujian
reliabilitas
dilakukan
ramah
lingkungan
menggunakan Cronbach’s Alpha dimana
pernyataan
(KP1-KP6),
ketentuan yang berlaku umum nilainya
pengetahuan
ramah
lingkungan diwakili oleh lima pernyataan
harus
diatas
0.6.
Selanjutnya,
untuk
mengetahui pengaruh gender dan tingkat
245
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
pendidikan
dilakukan
dengan
uji
lingkungan (tingkat signifikansi 0.044). Hal
Multivariate Analysis of Variance (Manova).
inidilihatdaritarafsignifikansi yang bernilai<
Berdasarkan pengolahan data secara multivariat,
perbedaan
memberikan
pengaruh
gender yang
0,05.Sementara
tidak
pendidikan
signifikan
keputusan
itu,
tidak
perbedaan
berpengaruh
membeli
terhadap
signifikansi
terhadap pengetahuan ramah lingkungan
0.171)
dan pembelian produk ramah lingkungan
pengetahuan lingkungan (tingkat signifikansi
(0,079 > 0.05). Selain itu tingkat pendidikan
0.017). Peningkatan pengetahuan
juga tidak memberikan
masalah lingkungan akan meningkatkan
signifikan
terhadap
pengaruh yang
namun
(tingkat
tingkat
berpengaruh
ramah
perhatian
pembelian
ramah
Namun kadangkala hal tersebut tidak secara
lingkungan (0.058 > 0.05). Begitu pula untuk
langsung berdampak terhadap perubahan
interaksi antara jenis kelamin dan tingkat
perilaku. Sikap (terkait dengan objek dan
pendidikan tidak memberikan perbedaan
situasi kongkrit, baik positif maupun negatif
rata-rata pengetahuan ramah lingkungan dan
dengan relevansi dan intensitas tertentu)
perilaku
dinilai dalam kaitan dengan pendidikan
dan
pembelian
ramah
lingkungan
kesadaran
tentang
pengetahuan
lingkungan
dan
terhadap
(0.172> 0.05). Sedikit terdapat perbedaan
lingkungan,
dengan hasil perhitungan secara univariat.
kebiasaan konsumsi dan solusi yang berbeda
Test of Between Subject Effect pada Tabel 7
untuk
menggambarkan pengujian model secara
dalam sikap dan nilai adalah pendorong
univariat. memberikan terhadap
masalah
hidup
sadar
lingkungan.
sosial,
Perubahan
Perbedaan
jenis
kelamin
yang diperlukan untuk tindakan, tetapi tidak
pengaruh
yang
signifikan
cukup untuk merubah perilaku kearah yang
keputusan
signifikansi
gaya
masyarakat.
0.043)
pembelian dan
(tingkat
diharapkan.
pengetahuan
Tabel 7 Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum Source Corrected Model
Dependent Variable
Jenis Kelamin
Pendidikan
df
Mean Square
F
Sig.
a
3
28,969
2,833
,043
b
3
21,366
2,878
,041
Keputusan Pembelian
39140,369
1
39140,369
3827,051
,000
Pengetahuan Lingkungan
21972,467
1
21972,467
2960,083
,000
Keputusan Pembelian
43,228
1
43,228
4,227
,043
Pengetahuan Lingkungan
30,942
1
30,942
4,168
,044
Keputusan Pembelian
19,476
1
19,476
1,904
,171
Pengetahuan Lingkungan
44,134
1
44,134
5,946
,017
Keputusan Pembelian Pengetahuan Lingkungan
Intercept
of Squares 86,908 64,099
246
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
Jenis Kelamin *
Keputusan Pembelian
7,125
1
7,125
,697
,406
Pendidikan
Pengetahuan Lingkungan
6,019
1
6,019
,811
,370
Error
Keputusan Pembelian
859,092
84
10,227
Pengetahuan Lingkungan
623,526
84
7,423
Keputusan Pembelian
47498,000
88
Pengetahuan Lingkungan
26495,000
88
Keputusan Pembelian
946,000
87
Pengetahuan Lingkungan
687,625
87
Total
Corrected Total
a. R Squared = ,092 (Adjusted R Squared = ,059) b. R Squared = ,093 (Adjusted R Squared = ,061)
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh baik
terhadap
maupun
pengetahuan
keputusan
lingkungan
pembelian
ramah
Zelezny
et
al.
(2000)
mengaitkan
perbedaan gender dalam tanggung jawab lingkungan
yang
dipersepsikan
kepada
lingkungan.
Hasil penelitian Lee (2009)
orientasi relasional dan ekosentrik yang kuat
menemukan
bahwa
perempuan
yang disosialisasikan kepada perempuan
memiliki skor yang lebih tinggi dalam
sejak mereka kecil. 27 Konsumen perempuan,
perilaku
dikarenakan orientasi tanggung jawab dan
pembelian
remaja
ramah
lingkungan.
Variabel lain yang diteliti dalam penelitian
relasional
ini
masyarakat
juga
menemukan
bahwa
remaja
mereka,
merupakan
yang
kekuatan
potensial
untuk
perempuan memiliki skor lebih tinggi pada
meningkatkan budaya lingkungan dalam
sikap terhadap lingkungan, perhatian pada
jaringan
lingkungan,
Mereka juga memainkan peran penting
keseriusan
permasalahan
sosial
lingkungan yang dipersepsikan, tanggung-
sebagai
jawab lingkungan yang dipersepsikan, dan
mempengaruhi
pengaruh rekan sebaya. Sebaliknya, remaja
perlindungan
laki-laki memiliki skor rata-rata yang lebih
personal.
tinggi
pada
identitas
perlindungan lingkungan.
diri
dalam
barat sebagai mana dilaporkan oleh Mainieri
keputusan
et al (1997) perempuan
lebih
masyarakat.
opini
pasangan
dan
pengujian
tingkat
dalam
interaksi
pengaruh
pendidikan
membeli
untuk
mereka
lingkungan
Berdasarkan perbedaan
juga
di
pemimpin
Literatur dari
25
mereka
produk
terhadap ramah
membuktikan
bahwa
lingkungan, ditemukan bahwa perbedaan
berpartisipasi
dalam
tingkat
pendidikan
tidak
berpengaruh
perilaku yang ramah lingkungan secara
terhadap keputusan membeli. Barangkali hal
umum dan konsumsi ramah lingkungan
ini lebih didorong oleh faktor-faktor lain
yang spesifik dibandingkan laki-laki.26
seperti kesediaan membayar lebih mahal. Pada umumnya produk ramah lingkungan
247
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
seperti sayur dan buah organik, atau lampu
sangat mempercayai bahwa pengembangan
LED memang menetapkan harga yang lebih
teknologi
mahal. Jika pada sayuran dan buah organik
permasalahan
harga yang lebih dianggap sepadan dengan
mendatang
manfaat kesehatan yang akan diperoleh,
dibatasi oleh batasan finansial. Sebaliknya,
sementara untuk produk lampu LED, harga
kurang dari 20% siswa di Australia yang
yang lebih mahal dianggap sepadan dengan
diteliti oleh Worsley dan Skrzypiec (1998)
manfaat penghematan sumber daya listrik
memegang pandangan optimis yang sama
yang
akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa
digunakan.
Faktor
lain
yang
akan
mampu
menghadapi
lingkungan
dan
konsumsi
masa
hanya
akan
mempengaruhi perilaku pembelian produk
mereka
ramah
ketersediaan
mereka. Boyes et al (2008) menemukan
produk tersebut di pasar yang mudah
bahwa bukan hanya masalah kesediaan
dijangkau masyarakat.
remaja untuk mengurangi konsumsi, akan
lingkungan
Hasil
temuan
adalah
selanjutnya
bersedia
di
mengurangi
konsumsi
dalam
tetapi kesadaran mereka terhadap manfaat
penelitian ini adalah perbedaan tingkat
pengorbanan yang dilakukan juga masih
pendidikan
rendah. Dalam penelitian Kagawa (2007),
berpengaruh
terhadap
pengetahuan lingkungan.Kesimpulan yang
mahasiswa
diambil oleh Boyes et al (2008) menyatakan
pernyataan-pernyataan radikal tentang isu-
bahwa pendidikan lingkungan mempunyai
isu
potensi
membuat
perubahan
kehidupan
pribadi
tertinggi
perubahan
untuk
perilaku
dengan
mendorong aktivitas-
cenderung
lingkungan
setuju
tetapi
atau
dengan
menolak
untuk
radikal
dalam
pada
tingkat
aktivitas seperti makan daging lebih sedikit
komunitas dan sosial. Kebutuhan untuk
atau membayar lebih mahal untuk listrik
mempertahankan
dengan energi terbarukan dimana siswa
sebagai tujuan tidak ditanyakan.Penelitian
sebenarnya mempunyai
selanjutnya
kesediaan yang
pertumbuhan
oleh
Zsoka
et
ekonomi
al.,
(2013)
rendah untuk melakukannya, akan tetapi
menemukan adanya korelasi yang kuat
perlahan-lahan
antara intensitas pendidikan lingkungan dan
dapat
meningkat
seiring
dengan manfaat yang dipersepsikan akan diperoleh
dari
aktivitas-aktivitas
pengetahuan lingkungan siswa. Kegagalan
untuk
membuat
koneksi
tersebut. 28 Berdasarkan peta pemikiran yang
antara konsumerisme dan permasalahan
digambarkan oleh siswa (berumur antara 12-
lingkungan
19
kelemahan dan ketidaktepatan pendidikan
tahun)
untuk
merepresentasikan
sering
disebabkan
mengindikasikan
oleh
konsumsi saat ini dan dimasa yang akan
lingkungan,
akan
datang, Ben (2004) menemukan bahwa siswa
kebutuhan untuk merubah fokus pendidikan
248
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
lingkungan agar dapat menciptakan solusi-
membeli produk ramah lingkungan namun
solusi efektif pada isu-isu terkait perhatian
berpengaruh
pada lingkungan.
lingkungan. Meskipun banyak penelitian terdahulu
KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh
terhadap
banyak tingkat
pengetahuan
menemukan pendidikan
bukti
terhadap
perilaku ramah lingkungan, namun terkait
ramah
dengan sikap spesifik dari perilaku ramah
lingkungan telah banyak dilakukan. Artikel
lingkungan yaitu perilaku pembelian ramah
ini mencoba mengkaji pengetahuan dan
lingkungan tidak terbukti dalam penelitian
perilaku
berdasarkan
ini. Hal ini dapat dipahami karena jika hanya
gender dan tingkat pendidikan. Pengetahuan
sekedar sikap, hal tersebut masih berada
dianggap sebagai variabel penting yang ada
dalam
dalam setiap tahap pengambilan keputusan.
Sementara perilaku pembelian produk ramah
Oleh karena itu penting untuk meneliti
lingkungan sudah mencapai tataran konatif
variabel tersebut sebagai faktor penting yang
dimana untuk merealisasikan sikap positif
mempengaruhi perilaku ramah lingkungan.
menjadi perilaku aktual membeli banyak
Pengetahuan dapat diperoleh baik melalui
faktor
institusi formal mulai dari tingkat sekolah
Bahkan dalam beberapa penelitian dicoba
dasar sampai dengan universitas, dan dapat
untuk mencari variabel moderasi yang dapat
pula
melalui
memperkuat atau memperlemah hubungan
keluarga, lingkungan, dan berbagai sumber
antara sikap dan perilaku seiring dengan
informasi yang saat ini cenderung mudah
munculnya fenomena green gap yaitu tidak
untuk diakses. Selain dari tingkat pendidikan,
sinkronnya antara sikap positif terhadap
terdapat
lingkungan dengan perilaku aktual yang
Penelitian
mengenai
ramah
diperoleh
sebelumnya
perilaku
lingkungan
secara
bukti-bukti
informal
dari
mengenai
penelitian
perbedaan
gender
dalam pengetahuan lingkungan dan perilaku
tataran
lain
kognitif
yang
turut
atau
afektif.
mempengaruhi.
ramah lingkungan. Pendidikan
lingkungan
hendaknya
dimulai sedini mungkin. Secara informal,
ramah lingkungan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perbedaan
jenis
kelamin
pengaruh
yang
keputusan
pembelian
memberikan
pendidikan lingkungan
lingkungan keluarga,
dimulai
sementara
dari secara
terhadap
formal dilakukan sejak sekolah. Siswa saat ini
ramah
akan mempunyai pengaruh penting pada
lingkungan dan pengetahuan lingkungan.
kondisi lingkungan di masa yang akan
Sementara itu, perbedaan tingkat pendidikan
datang yang akan membuat penggabungan
tidak
berpengaruh
signifikan produk
terhadap
keputusan
249
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
dan institusionalisasi isu-isu sustainability ke dalam pendidikan sangat relevan. Baik
dilevel
nasional
maupun
lokal,
program sekolah Adiwiyata telah digulirkan untuk memberikan tidak hanya pengetahuan tentang
lingkungan,
akan
tetapi
juga
2
bagaimana berperilaku ramah lingkungan. Program ini akan semakin efektif dengan dukungan dari lingkungan terdekat yaitu
3
keluarga agar sinkron dengan program yang digulirkan pihak sekolah. Dalam keluarga peran perempuan menjadi amat penting
4
dimana sebagai istri dapat mempengaruhi perilaku pasangannya maupun sebagai Ibu yang memberikan pendidikan pada anakanaknya. Adanya fakta bahwa laki-laki memiliki pengetahuan lingkungan yang lebih tinggi
dibandingkan
menjadi
sarana
perempuan
semakin
dapat
5 6
meningkatkan
pengetahuan lingkungan melalui sharing pengetahuan
lingkungan
dengan
para
perempuan disekitarnya, baik dilingkungan dirumah, masyarakat maupun lingkungan kerja. Selain itu, yang perlu mendapat
7
perhatian adalah pada jenjang universitas, dimana gema program seperti Adiwiyata yang secara nasional tidak ada, namun sebenarnya dapat pula didorong melalui
8
keikut sertaan kampus pada penilaian green campuss yang penyelenggarannya sudah pada taraf internasional. 9
Endnotes : 1
Zsoka, A., Szerenyi, Z. M., Szechy, A., & Kocsis, T. 2013. Greening due to
environmental education? Environmental knowledge,attitudes, consumer behavior and everyday pro-environmentalactivities of Hungarian high school and university students, Journal of Cleaner Production, 48, 125-138 Tan, Booi-Chen, 2011.The Roles of Knowledge, Threat, and PCE on Green Purchase Behaviour, International Journal of Business and Management, Vol. 6 No. 12. Pp. 14-27 Schahn, J., &Holzer, E. (1990). Studies of Individual Environmental Concern: The Role of Knowledge, Gender,and Background variables. Environment and Behaviour, 22(6), 767-786. Noor, N.A.M., Muhammad, A., Kassim, A., Jamil, C.Z.M., Mat, N., Mat, N., dan Salleh, H.S. 2012. Creating Green Consumers: How Environmental Knowledge and Environmental Attitude Lead to Green Purchase Behaviour?, International Journal of Arts & Sciences, Vol. 5 No.1. Pp 55-71. Zsoka et al (2013) opcit Asunta, T., 2004. Knowledge sources, attitudes and self-reported behavior ofsecondary-level science students concerning environmental topics. In: Laine, A.,Lavonen, J., Meisalo, V. (Eds.), Current Research on Mathematics and ScienceEducation. University of Helsinki.Research Report 253. Michalos, A.C., Creech, H., McDonald, C., Hatch Kahlke, P.M., 2009. MeasuringKnowledge, Attitudes and Behaviours towards Sustainable Development: twoExploratory Studies.International Institutefor Sustainable Development,Winnipeg. Kagawa, F., 2007.Dissonance in students’ perceptions of sustainable development andsustainability.International Journal ofSustainability inHigherEducation, 8,317338. Boyes, E., Skamp, K., Stanisstreet, M., 2008. Australian secondary students’ viewsabout global warming: beliefs about actions, and willingness to act. Research inScience Education 39, 661-680.
250
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
ÁlvarezSuárez, P., Vega Marcote, P., 2010. Developing sustainable environmentalbehavior in secondary education students (12-16), Analysis of a didacticstrategy.Procedia Social and Behavioral Sciences 2, 3568e3574. 11 Kagawa, 2007, Opcit 12 Zsoka, et al. 2013. Opcit 13 Arcury, T. (1990) Environmental attitudes and environmental knowledge.Human Organization, 49, , 300–304. 14 Gendall, P. & Smith, T. (1995) Knowledge of scientific and environmentalfacts: a comparison of six countries.Marketing Bulletin, 6, 65–73. 15 Tikka, P., Kuitunen, M. &Tynys, S. (2000) Effects of educational backgroundon students’ attitudes, activity levels, and knowledge concerningthe environment. Journal of Environmental Education, 31, 12– 19 16 Briggs, J., Sharp, J., Hamed, N. &Yacoub, H. (2003) Changing women’sroles, changing environmental knowledge: evidence from Upper Egypt.The Geographical Journal, 169, 313–325 17 Mostafa, M.M. 2007. Gender differences in Egyptian consumers’ green purchasebehaviour: the effects of environmental knowledge, concernand attitude, International Journal of Consumer Studies, 31, 220-229 18 Shrum L. J., John A. McCarty, dan Tina M. Lowrey. 1995. Buyer Characteristic of Green Consumer and Their Implication for Advertising Strategy,Journal of Advertising, Vol. XXIV No. 2. Pp 71-82. 19Maineri, T., Barnett, E., Valdero, T., Unipan, J. and Oskamp,S. (1997), “Green buying: the influence of environmentalconcern on consumer buying”, Journal of Social Psychology,Vol. 137 No. 2, pp. 189-204. 20 Robert, J.A., & Bacon, D.R. 1997. Exploring Subtle Relationship between Environmental Concern and Ecologically Conscious Consumer Behavior, Journal of Business Research, 40, Pp. 79-89. 21Soonthonsmai, V. 2001. Predicting Intention and Behavior To Purchase Environmentally Sound or GreenProducts 10
among Thai consumers: An Application ofthe Theory of Reasoned Action, Dissertation Doctor of Business Administration, The Wayne Huizenga Graduate School of Business and EntrepreneurshipNova Southeastern University. 22 Sharp, L. 2009. Higher education: the quest for the sustainable campus, Sustainability: Science, Practice, & Policy, Vol. 5 Issue 1, pp. 1-8. 23 Zelezny, L., Chua, P. and Alrich, C. (2000), “Elaborating ongender differences in environmentalism”, Journal of SocialIssues, Vol. 56 No. 3, pp. 443-57. 24 Mostafa, M.M. 2007. Gender differences in Egyptian consumers’ green purchasebehaviour: the effects of environmental knowledge, concernand attitude, International Journal of Consumer Studies, 31, 220-229. 25 Lee, K. 2009. Gender Differences in Hong Kong Adolescent Consumers’ Green Purchasing Behavior, Journal of Consumer Marketing, 26/2, 87-96. 26 Maineri, et al. (1997) Opcit 27Zelezny, L., Chua, P. and Alrich, C. (2000), “Elaborating ongender differences in environmentalism”, Journal of SocialIssues, Vol. 56 No. 3, pp. 443-57. DAFTAR PUSTAKA ÁlvarezSuárez, P., Vega Marcote, P., 2010. Developing sustainable environmentalbehavior in secondary education students (12-16), Analysis of a didacticstrategy.Procedia Social and Behavioral Sciences 2, 3568e3574. Arcury, T. (1990) Environmental attitudes and environmental knowledge.Human Organization, 49, , 300–304. Boyes, E., Skamp, K., Stanisstreet, M., 2008. Australian secondary students’ viewsabout global warming: beliefs about actions, and willingness to act.
251
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
Research inScience Education 39, 661680. Briggs, J., Sharp, J., Hamed, N. &Yacoub, H. (2003) Changing women’sroles, changing environmental knowledge: evidence from Upper Egypt.The Geographical Journal, 169, 313–325. Gendall, P. & Smith, T. (1995) Knowledge of scientific and environmentalfacts: a comparison of six countries.Marketing Bulletin, 6, 65–73. Kagawa, F., 2007.Dissonance in students’ perceptions of sustainable development andsustainability.International Journal ofSustainability inHigherEducation, 8,317338. Lee, K. 2009. Gender Differences in Hong Kong Adolescent Consumers’ Green Purchasing Behavior, Journal of Consumer Marketing, 26/2, 87-96.
Michalos, A.C., Creech, H., McDonald, C., Hatch Kahlke, P.M., 2009. MeasuringKnowledge, Attitudes and Behaviours towards Sustainable Development: twoExploratory Studies.International Institutefor Sustainable Development,Winnipeg. Mostafa, M.M. 2007. Gender differences in Egyptian consumers’ green purchasebehaviour: the effects of environmental knowledge, concernand attitude, International Journal of Consumer Studies, 31, 220-229 Noor, N.A.M., Muhammad, A., Kassim, A., Jamil, C.Z.M., Mat, N., Mat, N., dan Salleh, H.S. 2012. Creating Green Consumers: How Environmental Knowledge and Environmental AttitudeLead to Green Purchase Behaviour?, International Journal of Arts & Sciences, Vol. 5 No.1. Pp 55-71.
Robert, J.A., & Bacon, D.R. 1997. Exploring Subtle Relationship between Environmental Concern and Ecologically Conscious Consumer Behavior, Journal of Business Research, 40, Pp. 79-89. Schahn, J., &Holzer, E. (1990). Studies of Individual Environmental Concern: The Role of Knowledge, Gender,and Background variables. Environment and Behaviour, 22(6), 767-786. Sharp, L. 2009. Higher education: the quest for the sustainable campus, Sustainability: Science, Practice, & Policy, Vol. 5 Issue 1, pp. 1-8. Shrum L. J., John A. McCarty, dan Tina M. Lowrey. 1995. Buyer Characteristic of Green Consumer and Their Implication for Advertising Strategy,Journal of Advertising, Vol. XXIV No. 2. Pp 71-82. Soonthonsmai, V. 2001. Predicting Intention and Behavior To Purchase Environmentally Sound or GreenProducts among Thai consumers: An Application ofthe Theory of Reasoned Action, Dissertation Doctor of Business Administration, The Wayne Huizenga Graduate School of Business and EntrepreneurshipNova Southeastern University. Tan,
Booi-Chen, 2011.The Roles of Knowledge, Threat, and PCE on Green Purchase Behaviour, International Journal of Business and Management, Vol. 6 No. 12. Pp. 14-27 Tikka, P., Kuitunen, M. &Tynys, S. (2000) Effects of educational backgroundon studentsattitudes, activity levels, and knowledge concerningthe environment. Journal of Environmental Education, 31, 12–19. Zelezny, L., Chua, P. and Alrich, C. (2000), “Elaborating ongender differences in
252
marwah,Vol. XV No.2 Desember Th. 2016
environmentalism”, Journal of SocialIssues, Vol. 56 No. 3, pp. 443-57. Zsoka, A., Szerenyi, Z. M., Szechy, A., & Kocsis, T. 2013. Greening due to environmental education? Environmental knowledge,attitudes, consumer behavior and everyday proenvironmentalactivities of Hungarian high school and university students, Journal of Cleaner Production, 48, 125-138
253