ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MELALUI PENDEKATAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BANK MEGA SYARIAH INDONESIA
Hodijah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK Perhitungan rasio sangat penting bagi pihak luar yang ingin menilai laporan keuangan suatu perusahaan. Karena itu dilakukan penelitian untuk mengukur kinerja bank syariah melalui pendekatan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas terhadap Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing bank dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara rata-rata dari rasio-rasio yang diuji pada perbankan syariah yang menjadi objek penelitian. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS versi 17, analisis data dilakukan dengan menggunakan One Way ANOVA. Pengolahan data dari hasil pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada ketiga bank syariah tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan. Kata Kunci: Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas.
Counting of ratio is very important for human in outside who want to evaluation the finance report company. Beside of that clarification explanation to measure job of management bank syariah using likuidity ratio, solvability ratio and rentability ratio about Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia. This research have a goal to know how about finance condition at bank syariah. The sample is take using purposive sampling methode. Then the data will be process using SPSS version 17, analyse of data with One Way Anova. Processing of data from the measure job of finance with using likuidity ratio, solvability ratio and rentability ratio at three bank syariah is not same Keyword: Likuidity, Solvability, Rentability.
Jurnal
1
Pendahuluan Perbankan Islam adalah bentuk layanan keuangan beretika yang prinsip dasarnya bersumber dari syariah. Elemen penting dari syariah adalah larangan terhadap bunga (riba), baik nominal, sederhana atau bunga berbunga, berbunga tetap maupun berbunga mengambang. Elemen lainnya mencakup penekanan pada kontrak yang adil, keterkaitan antara keuangan dengan produktivitas, keinginan untuk membagi keuntungan dan larangan terhadap judi serta berbagai ketidakpastian lainnya. Walau Indonesia sebagai sebuah negara dengan pemeluk agama Islam terbesar, produk keuangan berprinsip syariah baru dikenal beberapa tahun yang lalu dan masih sangat terbatas. Dimulai dari sektor perbankan, dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada November 1991. Prinsip syariah tidak hanya terbatas pada konteks perbankan, melainkan juga meliputi berbagai kegiatan ekonomi dan investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tak lepas dari pengelolaan pihak manajemennya. Masing-masing bank memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengembangkan usahanya sehingga prestasi atau kinerjanya pun berlainan. Penilaian kinerja berasal dari penentuan secara periodik tentang aktivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan perusahaan yang bersangkutan berdasarkan sasaran, standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui kinerja keuangan, manajer dapat menentukan struktur keuangan dengan lebih baik dan dapat menentukan besarnya hadiah (reward) bagi karyawan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan analisis keuangan. Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan. Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya. Perhitungan rasio sangat penting bagi pihak luar yang ingin menilai laporan keuangan suatu perusahaan. Penilaian dititikberatkan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau likuiditas, salvobilitas, rentabilitas, dan prospek perusahaan di masa depan. Analisa rasio ini berguna juga bagi pihak perusahaan untuk membantu manajer dalam membuat evaluasi mengenai hasil operasi, memperbaiki kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan atas rencana yang telah disusun dan menghindari hal-hal lain yang bersifat merugikan perusahaan. PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL A. Akad dan Aspek Legalitas Pada bank syariah, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan maupun deposito berdasarkan perjanjian titipan, namun prinsip titipan ini tidak sesuai dengan aturan syariah, misalnya wadi’ah, karena dalam produk giro, tabungan maupun deposito menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang disetor. B. Sistem Imbalan Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan di muka kepada nasabah
Jurnal
vi
penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus dibayar oleh bank. Sedangkan bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan, yaitu untuk bank dan untuk nasabah berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan di muka. C. Lembaga Penyelesai Sengketa Jika pada perbankan syariah terdapat perselisihan atau perbedaan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga tersebut dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. D. Struktur Organisasi Bank syariah memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang sangat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. E. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Para penabung di bank konvensional tidak sadar uang yang ditabung dipinjamkan untuk berbagai bisnis, tanpa memandang halal-haram bisnis tersebut. Sedangkan di bank syariah, bisnis dan usaha yang dijalankan tidak terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan seperti, perjudian, minuman yang diharamkan, pornografi dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah. F. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Cara berpakaian dan tingkah laku karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula saat menghadapi nasabah DATA DAN ANALISIS DATA Berdasarkan kriteria ketersediaan laporan keuangan selama periode 2004-2008, ada tiga bank yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Sedangkan untuk Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin tidak tersedia karena baru berdiri pada Oktober 2008. Tabel 3.1 Perbankan Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Ketersediaan No. Perbankan Syariah Tahun Berdiri Laporan Keuangan 1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) 1991 Ya 2. Bank Syariah Mandiri (BSM) 1999 Ya 3. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) 2004 Ya 4. Bank BRI Syariah 2008 Tidak 5. Bank Syariah Bukopin 2008 Tidak Sumber: Bank Indonesia, 2004-2008 (data diolah)
Jurnal
2
QUICK RATIO Perkembangan QR dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Quick Ratio 250
Rasio
200 BMI
150
BSM 100
BSMI
50 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2004
2005
2006
2007
2008
Laporan Triwulan
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Levene Test Quick Ratio Levene Statistic df1 df2 3,662
2
12
Sig. ,057
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0,057 lebih besar dari 0,05 (0,057 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA. Tabel 4.10 Uji ANOVA Quick Ratio Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups Total
957,900 6551,044 7508,944
2 12 14
478,950 545,920
F ,877
Sig. ,441
Nilai F hitung variable Quick Ratio sebesar 0,877 dan nilai F tabel sebesar 3,885. dengan demikian variabel Quick Ratio memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Quick Ratio pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
3
LOAN TO DEPOSIT RATIO Perkembangan LDR dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Rasio
Loan to Deposit Ratio 140 120 100 80 60 40 20 0
BMI BSM BSMI
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2004
2005
2006
2007
2008
Laporan Triwulan
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.12 Levene Test Loan to Deposit Ratio Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,199
2
15
,145
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0.145 lebih besar dari 0.05 (0.145 > 0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA. Tabel 4.13 Uji ANOVA Loan to Deposit Ratio Sum of Squares df Mean Square F Between Groups Within Groups Total
30,466 1176,175 1206,641
2 15 17
15,233 78,412
,194
Sig. ,825
Nilai F hitung variable Loan to Deposit Ratio sebesar 0,194 dan nilai F tabel sebesar 3,682. dengan demikian variabel Loan to Deposite Ratio memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Quick Ratio pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
4
PRIMARY RATIO Perkembangan PR dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Primary Ratio 20
Rasio
15
BMI
10
BSM BSMI
5 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2004
2005
2006
2007
2008
Laporan Keuangan
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.18 Levene Test Primary Ratio Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,704
2
12
,107
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0.107 lebih besar dari 0.05 (0.107 > 0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA. Tabel 4.19 Uji ANOVA Primary Ratio Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups Total
13,559 65,966 79,525
2 12 14
6,780 5,497
F 1,233
Sig. ,326
Nilai F hitung variabel Primary Ratio sebesar 1,233 dan nilai F tabel sebesar 3,885. Dengan demikian variable Primary Ratio memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Primary Ratio pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
5
CAPITAL ADEQUACY RATIO Perkembangan CAR dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Capital Adequacy Ratio 25
Rasio
20 BMI
15
BSM
10
BSMI
g
5 0
I II III IV I II III IV I III III IV I II III IV I II III IV 2004
2005
2006
2007
2008
Laporan Triwulan
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.15 Levene Test Capital Adequacy Ratio Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,252
2
12
,148
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0.148 lebih besar dari 0.05 (0.148 > 0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA. Tabel 4.16 Uji ANOVA Capital Adequacy Ratio Sum of Squares df Mean Square F Between Groups Within Groups Total
3,996 121,973 125,969
2 12 14
1,998 10,164
,197
Sig. ,824
Nilai F hitung variable Capital Adequacy Ratio sebesar 0,197 dan nilai F tabel sebesar 3,885. Dengan demikian variabel Capital Adequacy Ratio memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
6
RETURN ON ASSETS Perkembangan ROA dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Rasio
Return on Assets 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2
BMI BSM BSMI I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2004
2005 2006 2007 Laporan Triwulan
2008
Hasil Analisinya adalah sebagai berikut. Tabel 4.24 Levene Test Return on Assets Levene Statistic df1 df2 Sig. 3,397
2
12
,068
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0,068 lebih besar dari 0,05 (0,068 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA Tabel 4.25 Uji Anova Return on Assets Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups Total
3,139 9,692 12,831
2 12 14
1,569 ,808
F 1,943
Sig. ,186
Nilai F hitung variable Return on Assets sebesar 1,943 dan nilai F tabel sebesar 3,885. Dengan demikian variable Return on Assets memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata ROE pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
7
RETURN ON EQUITY Perkembangan ROE dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Return on Equity 120 100 Rasio
80
BMI
60
BSM
40
BSMI
20 0 -20
I II III IV I II III IV I III III IV I II III IV I II III IV 2004
2005 2006 2007 Laporan Triwulan
2008
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.24 Levene Test Return on Equity Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,395
2
12
,133
Berdasarkan hasil uji Levene test terhadap data di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji ini adalah sebesar 0,133 lebih besar dari 0,05 (0,133 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga varian (varian kelompok BMI, BSM dan BSMI) adalah sama. Data telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji One Way ANOVA Tabel 4.25 Uji ANOVA Return on Equity Sum of Squares df Mean Square F Between Groups Within Groups Total
178,283 3057,552 3235,836
2 12 14
89,142 254,796
,350
Sig. ,712
Nilai F hitung variable Return on Equity sebesar 0,350 dan nilai F tabel sebesar 3,885. Dengan demikian variable Return on Equity memiliki F hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata ROE pada BMI, BSM dan BSMI.
Jurnal
8
KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab yang lalu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil analisis pada rasio likuiditas memperlihatkan bahwa Quick Ratio dari ketiga bank syariah mengalami pergerakan naik turun dengan hasil akhir peningkatan rasio pada Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri, hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya membaik, sedangkan pada Bank Syariah Mega Indonesia rasio ini menurun sehingga kinerja keuangannya belum baik. Sedangkan hasil analisis Loan to Deposit Ratio pada ketiga bank syariah masih berada di bawah standar yang ditoleransi oleh Bank Indonesia, sehingga dapat dikatakan ketiga bank syariah tersebut cukup likuid. 2. Hasil analisis rasio solvabilitas menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio dari ketiga bank syariah berada diatas standar minimum dari Bank Indonesia, hal ini menunjukkan permodalan dari ketiga bank dapat dikatakan baik. Sedangkan secara umum hasil analisis menggunakan Primary Ratio lebih banyak mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan pengelolaan dan pemilikan modal dari ketiga bank masih belum baik. 3. Hasil analisis rasio rentabilitas menunjukkan Return On Asset yang baik pada Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri karena rasionya berada di atas rasio minimum yang ditetapkan Bank Indonesia, sedangkan untuk Bank Mega Syariah Indonesia di akhir periode penelitian memiliki rasio di bawah standar Bank Indonesia. Sama halnya dengan Return On Assets, penilaian kinerja berdasarkan Return On Equity pada Bank Syariah Mega Indonesia pun tidak baik karena mengalami penurunan diakhir periode. Sedangkan untuk Bank Muamalat dan Bank Mandiri Syariah berada di atas standar rasio minimum yang ditetapkan Bank Indonesia. 4. Berdasarkan uji ANOVA yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh informasi bahwa pada keenam rasio yang diuji ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai keenam rasio tersebut terhadap Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah Indonesia.
Jurnal
9
DAFTAR PUSTAKA Hakim, R. 2006. “Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Metode EVA, ROA dan Pengaruhnya Terhadap Retun Saham Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Hanafi, M dan Halim, A. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Edisi kedua. AMP YKPN. Yogyakarta Harahap, S. S. 2004. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo. Jakarta. http://www.asrulsani.tk Membangun negeri bisa dimulai hanya dari yang terkecil sekalipun. 2008. Krisis Keuangan Global 2008 Beda Dengan Krisis Keuangan 1997. 27 Maret 2009. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B182E3E7-D2AE-47B8-8B04. 2005. IFSB Tetapkan Standar CAR dan Risk Management Bagi Perbankan Syariah. 30 September 2009. http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/. Sekilas Perbankan Syariah di Indonesia. 28 Juli 2009. http://www.hsbc.co.id/1/2/amanah/about-syariah-banking. Bank Syariah. 28 Juli 2009 http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2004/0326/eur1.html. Dasar Produk Perbankan Syariah. 28 Juli 2009
2003.
Prinsip
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Indrayani, E. 2000. “Pengaruh Rasio Profitabilitas Perusahaan Go Publik Terhadap Harga Saham.” Jurnal Ekonomi & Bisnis. No.1, jilid 5. Universitas Gunadarma. Depok. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Martono, C. 2002. “Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi. Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Salemba Empat. Jakarta. Perwataatmadja, K. dan Tanjung, H. 2007. Bank Syariah. Teori, Praktik dan Peranannya. Celestial Publishing. Jakarta. Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Mediakom. Yogyakarta.
Jurnal
10
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Sari, F. M. 2006. “Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Return On Asset (ROA) dan Economic Value Added (EVA).” Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Skripsi. Universitas Widyatama. Bandung. Sitorus, M. 2005. “Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Dalam Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur.” Jurnal Akuntansi. Sucipto. 2003. “Penilaian Kinerja Keuangan.” Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatra Utara. Medan. Sudarsono, H. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia. Yogyakarta. Sunarto. 2001. “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ.” Jurnal Akuntansi. STIE Stikubang. Semarang. Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan.Teori, Konsep, dan Aplikasi: Edisi Revisi. Ekonisia. Yogyakarta. Syafi’I, A. 2001. Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Jurnal
11