Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA KEUANGAN PADA PT.PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR Rita Istriana, Tri Lestari, Cholifah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK Dalam menunjang persaingan – persaingan pada perusahaan maka diperlukan suatu sistem pencatatan dalam mengelola keuangan perusahaan, agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola keuangannya. Dari laporan keuangan tersebut disini bisa melihat tingkat kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio. Masalah yang diambil adalah bagaimana tingkat kinerja keuangan PT.PLN yang di ukur menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio leverage. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Kesimpulan adalah rasio leverage (debt to equity ratio) karena dalam rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu meminimalkan tingkat resiko yang ditanggung, yaitu perusahaan mampu mempertahankan jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang, sehingga semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan. Kata kunci : Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio leverage, kinerja keuangan. ABSTRACT In support of competition - competition in the company, we need a system to manage the company's financial records, in order to determine the extent of the company's success in managing its finances. From those statements here could see the level of financial performance using ratio analysis. The problem is how to level taken PT.PLN financial performance is measured using liquidity ratios, solvency ratios, leverage ratios. The method used in this study is a qualitative method. The conclusion is the leverage ratio (debt to equity ratio) because in this ratio indicates that the company has been able to minimize the level of risk borne, the company is able to maintain the number of dollars of their own capital as collateral for the loans, so the greater this ratio will be more profitable company. Keywords: liquidity ratio, solvency ratio, leverage ratio, financial performance. PENDAHULUAN Di era globalisasi yang semakin pesat menimbulkan banyaknya persaingan – persaingan pada perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, dagang, jasa dan sebagainya. Dalam menunjang persaingan tersebut maka diperlukan adanya suatu sistem pencatatan dalam mengelola keuangan perusahaan. Informasi keuangan bagi perusahaan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di sampingitu informasi tersebut juga berguna 136
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya, agar dapat diketahui tingkat kinerja keuangan pada perusahaan. Sehingga informasi keuangan dapat memberikan bantuan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi dengan benar agar perusahaan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan yaitu pencapaian laba yang optimal. Di sini PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR yang bergerak dalam bidang jasa pembangkit dan pendistribusian
tenaga
listrik
perlu
menyadari
sepenuhnya
akan
pentingnya
pemanfaatan yang optimal atas setiap peluang bisnis yang ada. Sehingga merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk mengelola keuangan dengan tingkat efisien dan efektifitas yang seoptimal mungkin. Jadi Analisis Rasio Keuangan adalah langkah yang sangat efisien untuk menentukan tingkat kinerja keuangan pada PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR agar dapat mengetahui kondisi perusahaan saat ini. Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Tingkat Kinerja Keuangan Pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur”. Rencana Penelitian Bagaimana kinerja keuangan PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR yang di ukur dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio leverage? Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan di PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMURyang di ukur dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio leverage. Landasan Teori Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan tersebut dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Pihak – pihak tersebut sebelum mengambil keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tentu ingin mengetahui keadaan perusahaan, mengetahui hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Jadi, untuk mengetahui keadaan perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
137
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
Menurut Munawir (2002:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan aktivitas suatu perusahaan yang bersangkutan. Menurut Rahardjo (2005:1), laporan keuangan laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang di percayakan kepada pihak – pihak yang punya kepentingan (stakeholder) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, dan lainnya. Menurut Jumingan (2006:2), laporan keuangan adalah laporan keuangan yang pada dasarnya hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Menurut Harahap (2007:301), yang disebut likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 1) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban – kewajiban lancar. Aktiva Lancar Current Ratio =
X 100%..................(1) Hutang Lancar
2) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini mengukur kemampuan aktiva yang sangat likuid (kas dan ekuivalen kas) untuk memenuhi hutang tepat pada waktunya. Kas Cash Ratio= Hutang Lancar 3) Rasio Cepat (Quick Ratio)
X 100%......................(2)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio=
X 100%..............(3) Hutang Lancar
138
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
a. Rasio Solvabilitas (Solvability) Menurut Rahardjo (2005:122),
yang disebut solvabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. 1) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Menurut Munawir (2003:82), rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund), dan margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur. Modal Sendiri Rasio modal sendiri dengan total aktiva =
X100%..(4) Total aktiva
2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Menurut Munawir (2002:84), rasio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini ditentukan atau di hitung dengan cara membagi total hak pemilik – pemilik perusahaan (owner’s equity) dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Kalau rasio ini lebih dari 100% berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar (modal kerja) juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap
Modal Sendiri =
X100%...............................................(5) Aktiva Tetap
3) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Menurut Munawir (2002:84), rasio ini diperoleh dengan membagi total aktiva tetap dengan total hutang jangka panjang, suatu rasio ini merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur, apalagi kalau hutang jangka panjang itu dinyatakan secara khusus untuk dijamin dengan aktiva tetap tertentu (fixed assets coverag).
139
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang Aktiva Tetap =
X 100%................................(6)
Hutang Jangka panjang b. Rasio Leverage Menurut Rahardjo (2005:28) Leverage berkaitan dengan penggunaan biaya tetapuntuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan perusahaan
yang
melibatkan pembiayaan aset dengan dana pinjaman dari kreditor maupun pemegang saham preferen yang memiliki tingkat penghasilan atau imbalan yang tetap sehingga merupakan kewajiban bagi perusahaan, semakin tinggi proporsi hutang relatif terhadap ekuitas semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan danmempengaruhi kemampuan perusahaan membagi keuntungan dengan pemegangsaham. Sumber leverage dapat berasal dari hutang jangka panjang seperti obligasidan kewajiban jangka pendek berupa saham preferen. 1) Debt to Total Asset Membandingkan total kewajiban dengan total aset sehingga memperlihatkan tingkat leverage keuangan perusahaan yang mana jika semakin rendah semakin baik. Total Hutang Debt to Total Asset =
X 100%.........................(7) Total Asset
2) Times Interest Earned Membandingkan EBIT dengan beban bunga menunjukkan kemampuan laba sebelum pajak dan bunga terhadap beban tetap bunga, semakin tinggi semakin baik. Times Interest Earned Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) =
X 100%.................(8) Beban Bunga
3) Debt to Equity Ratio Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang, semakin besar rasio ini
140
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar resiko yang ditanggung.
Total Hutang Debt to Equity Ratio =
X 100%.................(9) Total Modal Sendiri
KAJIAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan gambaran tentang penelitian – penelitian yang sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. a. Studi dilakukan oleh Maharani (2007) dengan judul “ Analisis Laporan Keuangan pada PT Cipta Mebelindo Lestari, Tbk “. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT.Cipta Mebelindo Lestari, Tbk yang diukur dengan menggunakan rasio likuiditas dan solvabilitas. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan secara keseluruhan tergolong cukup baik ditinjau dari rasio tersebut nilainya cukup tinggi sehingga perusahaan dapat segera membayar seluruh hutang – hutang jangka pendeknya, Tingkat Solvabilitas perusahaan cukup baik karena perusahaan memiliki modal yang cukup besar, yang dapat menjamin hutang aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan dari prosentasenya menunjukkan bahwa perusahaan belum melakukan efisiensi secara maksimal. b. Studi dilakukan oleh Wahyu Kurnia (2007) dengan judul “ Analisis Laporan Keuangan Sebagai Sarana Dalam Menilai Kinerja Manajerial Perusahaan PT Gudang Garam, Tbk “. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja manajerial perusahaan PT.Gudang Garam, Tbk yang diukur dengan rasio likuiditas dan solvabilitas. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rasio likuiditas dan solvabilitas menunjukkan bahwa PT Gudang Garam, Tbk dapat melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan perhitungan rasio profitabilitas pada tahun terakhir menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
141
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
METODE PENELITIAN Landasan teori a.Munawir, Pengertian Laporan Keuangan (2002:2)/ b.Prastowo dan Juliati, Pengertian Analisa Laporan Keuangan (2005:56). c.Muslich, Pengertian Analisa Rasio Keuangan (2003:44).
Penelitian Terdahulu a.Maharani, Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Cipta mebelindo lestari, Tbk, Universitas Bhayangkara Surabaya (2007). b.Wahyu Kurnia, Analisis Laporan Keuangan Sebagai Sarana Dalam Menilai Kinerja Manajerial Perusahaan PT Gudang garam, Tbk (2007). c.Aditya Riezkan Wandine, Analisis Likuiditas dan Rentabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT.Kedawung Setia Industrial, Tbk (2007).
Bagaimana kinerja keuangan PT. PLN (Persero Distribusi Jawa Timur) apabila diukur dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio leverage?
Rasio Likuiditas : a.Rasio Lancar b.Rasio Kas c.Rasio Cepat
Rasio Solvabilitas : a.Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva b.Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap c.Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Rasio Leverage : a.Debt to Total Asset b.Times Interest Earned c.Debt to Equity Ratio
Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Tingkat KinerjaKeuangan pada PT. PLN (Persero Tabel 1 Kerangka Berpikir Ditribusi Jawa Timur)
Gambar 1 Kerangka Berpikir Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisa data yang telah dikumpulkan adalah dengan metode kualitatif, yaitu suatu metode analisa yang memberikan uraian – uraian sesuai dengan kenyataan yang ada sesuai dengan obyek penelitian.
142
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
HASIL ANALISA DAN INTERPRETASI No
1.
2.
Analisa Rasio
Tahun
Tahun
Tingkat
2012
2013
Kinerja
a. Rasio Lancar (current ratio)
103,6%
96,1%
Kurang baik
b. Rasio Kas (cash ratio)
30,3%
28,9%
Kurang baik
c. Rasio Cepat (quick ratio)
81,2%
83,2%
Baik
28,9%
22,4%
Kurang baik
34,5%
27,3%
Kurang baik
c. Rasio aktiva tetap dengan hutang 146,5%
130,4%
Kurang baik
Likuiditas (liquidity)
Solvabilitas (solvability) a. Rasio modal sendiri dengan total aktiva b. Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap
jangka panjang 3.
Rasio Leverage a. Debt to Total Asset
71%
77%
Kurang baik
b. Times Interest Earned
0,2%
-6,6%
Kurang baik
244,9%
347,2%
Sangat baik
c. Debt to Equity Ratio
Tabel 2 Hasil Analisa dan Interpretasi KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan a. Dalam rasio likuiditas pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
kalau
diukur dengan current ratio, cash ratio, quick ratio, yang paling baik adalah tahun 2012, karena mempunyai tingkat likuiditas atau menjamin hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang lebih baik, adapun kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar dengan aktiva yang cukup likuid pun cukup kuat. b. Dalam rasio solvabilitas dari PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur kalau diukur dari rasio modal sendiri dengan total aktiva dan rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap menggambarkan kondisi perusahaan kurang baik,
143
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
karena pada perusahaan tersebut tidak ada tambahan modal dan total aktiva yang ada pada perusahaan lebih tinggi sehingga antara modal sendiri dan total aktiva tidak seimbang. Sedangkan kalau diukur dengan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang mengalami kebaikan dibandingkan dengan menggunakan rasio modal sendiri dengan total aktiva dan rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap, tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan, hal ini di sebabkan karena hutang yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dan tidak cukupnya modal untuk menutupi hutang – hutang tersebut. c. Dalam rasio leverage pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur kalau diukur dengan rasio debt to total asset dan times interest earned menggambarkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Sedangkan kalau diukur dengan rasio debt to equity menunjukkan kondisi perusahaan yang baik, karena besarnya jumlah rupiah modal sendiri mampu untuk dijaminkan atas hutang. Sehingga besarnya rasio ini semakin menguntungkan perusahaan untuk bisa meminimalkan resiko. Saran PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur hendaknya menganalisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio – rasio dengan lengkap dan hendaknya menghitung kebutuhan modal kerja setiap tahunnya yang dilakukan oleh karyawan bagian keuangan sehingga dapat mengoptimalkan laba. a. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur harus dapat meningkatkan penjulan listrik sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal salah satunya engan cara menambah penyambungan listrik dengan daya Watt tidak terbatas sesuai dengan permintaan konsumen. b. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur harus dapat meminimalkan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam operasi perusahaan sehingga dapat memperbesar laba, salah satunya biaya perjalanan dinas.
144
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN : 2460-7762
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta: BPPE Harahap, Sofyan Safri. 2002. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, Sofyan Safri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Pedoman Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Bumi Aksara. Munawir, S.2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty Munawir, S.2003. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta : Liberty Muslich, Muhammad. 2003. Analisis Perencanaan dan Kebijakan. Jakarta : Bumi Aksara Raharjo, Budi. 2001. Akuntansi dan Keuangan. Yogyakarta : Andi
145