Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk.
ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (MODEL PENGUKURAN RISIKO PENCEMARAN UDARA TERHADAP KESEHATAN)
Syahrul Basri*, Emmi Bujawati**, Munawir Amansyah***, Habibi****, Samsiana***** *,*** Bagian Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar **,****,***** Bagian Epidemiologi Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar Abstrak Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Bahaya (hazard) terdiri dari senyawa biologi, kimia atau fisik yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Sedangkan risiko (risk) merupakan fungsi peluang terjadinya gangguan kesehatan dan keparahan (severity) gangguan kesehatan oleh karena suatu bahaya. Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati maupun sosial-ekonomi-budaya. Salah satu bahaya yang berpotensi menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia dan lingkungan yakni bahaya kimia yang berupa keberadaan polutan di udara. Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih belum banyak dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan terhadap kesehatan. Padahal, di beberapa negara Uni Eropa, Amerika dan Australia ARKL telah menjadi proses central idea legislasi dan regulasi pengendalian dampak lingkungan. Karenanya, merupakan hal penting untuk mengenalkan metode ARKL dalam pengukuran risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan karena faktor lingkungan khususnya pencemaran udara. Kata Kunci : Analisis Risiko, Pencemaran Udara ini mengancam mutu udara yang dihirup di
PENDAHULUAN
P
olusi udara pada masa lalu lebih
seluruh dunia. Hal ini memicu dilakukann-
banyak disebabkan oleh kejadian
ya upaya untuk menurunkan tingkat kon-
alam seperti debu dan pasir, ke-
sentrasinya dalam udara ambien. Antara
bakaran hutan, letusan gunung berapi, dan
tahun 1970-1999, Amerika serikat berhasil
gas yang keluar dari dalam bumi atau yang
mengurangi beberapa konsentrasi polutan
dilepas oleh materi organik yang mem-
standar dari udara ambien, salah satunya
busuk. Bentuk polusi ini masih ada sampai
sulfur dioksida 40% namun meningkatkan
sekarang dan sesekali dapat menyebabkan
konsentrasi nitrogen oksida sebesar 17%
ancaman serius. Namun, selain polutan ala-
(Mckenzie, Pinger dan Kotecki 2007).
mi ini, sekarang terdapat produk limbah
Beberapa penelitian telah banyak
yang dihasilkan oleh peradaban industriali-
mengungkapkan tentang kondisi pencema-
sasi modern. Produk masyarakat modern
ran udara dunia baik di luar maupun dalam 427
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
ruangan. Di Indonesia sendiri penelitian
Pondok Gede dan Jasa Marga. Sementara
terkait pencemaran udara telah menjadi
untuk konsentrasi NO2 di titik pengukuran
perhatian beberapa tahun terakhir meng-
Jasa Marga menunjukkan telah melebihi
ingat dampak yang ditimbulkannya.
rata-rata tahunan standar nasional yang
Penelitian terhadap gas SO2 dan NO2
berlaku di Indonesia yaitu 48 ppb (Daud,
pernah dilakukan di Indonesia pada suatu
2010).
Industri. Selama tahun 1988-1992 kadar
Menurut penelitian Jakarta Urban
gas SO2 melampaui nilai baku mutu udara
Development Project, konsentrasi timbal
ambien dimana kadar tertinggi pada tahun
di beberapa kota besar mencapai 1,7-
1991 yaitu 0.1 ppm dengan kadar rata-rata
3,5mikrogram/meter kubik (µg/m3), hidro-
adalah 0.11 ppm. Sementara untuk NO2
karbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu
pada udara ambien selama kurun waktu
pp41/1999 : 0,24 ppm), NOx mencapai
tersebut melampaui nilai baku mutu udara
0,076 ppm (baku mutu 0,05 ppm) dan de-
ambien dimana tertinggi pada tahun 1989
bu mencapai 172 mg/m3 ( baku mutu : 150
sebesar 0.32 ppm. Kadar rata-rata gas NO2
mg/m3). Hasil laporan kementerian Nega-
selama kurun waktu tersebut sebesar 0.14
ra lingkungan hidup menunjukkan penga-
ppm (Mukono, 2008). Terdapat pula
matan kualitas udara pada parameter SO2
penelitian di daerah industri pengecoran
di 30 kota di Indonesia menunjukkan Kota
logam ceper dengan kadar SO2 terendah
Makassar termasuk kota yang mengalami
berada di Dusun Ndoyo (1.4 µg/m3) dan
kenaikan konsentrasi SO2 dalam pemerik-
tertinggi di PT. Batur Jaya (9.3 µg/m3)
saan 3 tahun berturut-turut yaitu 23,10μg/
(Wiharja, 2002). Di kawasan utara kota
m3 (2006), 29,52 μg/m3 (2007), 45,29μg/
Semarang besarnya emisi NO2 adalah
m3 (2008).
0,001445
ton/tahun. Hasil
konsentrasi
Pada penelitian yang dilakukan Agus
NO2 ambien tertinggi terdapat di daerah
dan Budi (2007), penelitian yang diara-
Tambakrejo yaitu 300 µg/m3 , nilai terse-
hkan untuk mengukur partikel udara ambi-
but tidak aman untuk ditinggali karena
en TSP, PM10 dan PM2,5 di sekitar calon
konsentrasi diatas batas standar baku mutu
lokasi PLTN Semenanjung Lemahabang.
µg/m3 (Hadiwidodo,
Hasilnya ditemukan bahwa konsentrasi
2006). Sementara di Jakarta pada bulan
TSP, PM10 dan PM2,5 per 24 jam di se-
april 2003 – februari 2004 KLH memantau
luruh lokasi melebihi baku mutu udara am-
konsentrasi SO2 dan NO2. Hasil untuk gas
bien nasional yang ditetapkan Pemerintah.
yaitu sebesar 150
SO2 dengan konsentrasi tertinggi berada di
Penelitian Suhariyono (2002) ter-
daerah timur dan utara, yaitu di Clincing,
hadap pencemaran udara di pabrik semen 428
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. Citeureup Bogor menunjukkan bahwa kon-
PEMBAHASAN
sentrasi partikel debu PM10 dan PM2,5 di
Di
Indonesia
Analisis
Risiko
rumah-rumah sekitar pabrik semen 0,4
Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih
sampai 0,7 µm; di dalam pabrik semen 0,4
belum banyak dikenal dan digunakan se-
sampai 2,1 µm dan di pinggir jalan 5,8
bagai metoda kajian dampak lingkungan
sampai 9 µm melebihi baku mutu udara
terhadap kesehatan. Padahal, di beberapa
ambien nasional yang ditetapkan oleh PP
negara Uni Eropa, Amerika dan Australia
No.41/1999.
ARKL telah menjadi proses central idea
Penelitian
oleh
legislasi dan regulasi pengendalian dampak
Junaidi (2002) terhadap kadar debu jatuh
lingkungan. Dalam konteks AMDAL, efek
di kota Banda Aceh pada daerah yang
lingkungan terhadap kesehatan umumnya
terkena tsunami dan daerah yang tidak
masih dikaji secara epidemiologis.
terkena
yang
tsunami.
dilakukan
Ditemukan
bahwa
Analisis risiko adalah padanan istilah
pengaruh sangat nyata dari kadar debu pa-
untuk risk assessment, yaitu karakterisasi
da titik 3 minggu pertama yakni 0,5873 g/
efek-efek
3
yang
potensial
merugikan
m /hari yaitu melebihi ambang batas dae-
kesehatan manusia oleh pajanan bahaya
rah pemukiman sebesar 0,333 g/m3/hari.
lingkungan (Aldrich dan Griffith 1993).
Sedangkan kadar Pb tidak melebih ambang
Analisis
batas yang telah ditetapkan yakni sebesar
pengelolaan risiko, proses penilaian bersa-
0,06 µg/m3.
ma para ilmuwan dan birokrat untuk mem-
Telah
banyak
penelitian
risiko
merupakan
suatu
alat
yang
prakirakan peningkatan risiko kesehatan
mengemukakan tentang parameter pence-
pada manusia yang terpajan (NRC 1983).
mar udara lainnya yang berlokasi di daerah
WHO (2004) mendefinisikan analisis
lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kuali-
risiko sebagai proses yang dimaksudkan
tas udara menjadi perhatian khusus. Kare-
untuk menghitung atau memprakirakan
na itu, penting kiranya bagi peneliti,
risko pada suatu organisme sasaran, sistem
pemerintah, mahasiswa dan para stake-
atau sub populasi, termasuk identifikasi
holder yang berkecimpung dalam dunia
ketidakpastian-ketidakpastian yang me-
kesehatan dan lingkungan untuk menge-
nyertainya, setelah terpajan oleh agent ter-
tahui beberapa model pengukuran risiko
tentu, dengan memerhatikan karakteristik
kesehatan, salah satunya adalah Analisis
yang melekat pada penyebab (agent) yang
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
menjadi perhatian dan karakteristik sistem sasaran yang spesifik. Ri-siko itu sendiri didefiniskan 429
sebagai
kebolehjadian
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
(probabilitas) suatu efek merugikan pada
Syarat-syarat dimaksud adalah toksisitas
suatu organisme, sistem atau (sub)populasi
risk agent yang bersangkutan dan pola-
yang disebabkan oleh pemajanan suatu
pola
agent dalam keadaan tertentu. Definisi lain
sekalipun toksik, tidak akan berisiko bagi
menyebutkan risiko kesehatan manusia se-
kesehatan jika tidak memajani dengan do-
bagai kebolehjadian kerusakan kesehatan
sis dan waktu tertentu.
seseorang yang disebabkan oleh pema-
Paradigma risk analysis
janan atau serangkaian pemajanan bahaya
pajanannya.
Paradigma
lingkungan (WHO 2004).
kesehatan
Suatu
risk
risk
agent,
analysis
masyarakat
untuk
pertama
kali
Saat ini analisis risiko digunakan un-
dikemukakan tahun 1983 oleh US Nation-
tuk menilai atau menaksir risko kesehatan
al Academic of Science untuk menilai
manusia yang disebabkan oleh pajanan ba-
risiko kanker oleh bahan kimia di dalam
haya lingkungan. Bahaya adalah sifat yang
makanan (NRC 1983). Menurut paradig-
melekat pada suatu risk agent atau situasi
ma ini, risk analysis terbagi dalam tiga
yang memiliki potensi menimbulkan efek
langkah utama yaitu penelitian (research),
merugikan jika su-atu organisme, sistem
analisis risiko (risk assessment) dan mana-
atau sub populasi terpajan oleh risk agent
jemen risiko.
tersebut (WHO 2004). Bahaya lingkungan
Analisis risiko terbagi menjadi empat
terdiri atas tiga risk agent yaitu chemical
langkah yaitu (1) identifikasi bahaya (hazard
agents (bahan-bahan ki-mia), physical
iden-tification), (2) analisis dosis-respon
agents (energi radiasi dan gelombang el-
(dose-respone assessment), (3) analisis
ektromagnetik berbahaya) dan bi-ological
pemajanan (exposure assessment) dan (4)
agents (makhluk hidup atau organisme). An-
karakterisasi risiko (risk characterization)
alisis risiko bisa dilakukan untuk pe-ma-
(Mukono
majanan yang telah lampau (past expo-
menggunakan sains, tek-nik, probabilitas
sure), dengan efek yang merugikan sudah
dan statistik untuk memprakirakan dan
atau be-lum terjadi, bisa juga untuk studi
menilai besaran dan kemungkinan risko
prediksi risiko pemajanan yang akan da-
kesehatan dan lingkungan yang akan terjadi
tang (future ex-posure). Studi-studi Amdal
sehingga semua pihak yang peduli menge-
masuk dalam kategori yang kedua.
tahui cara mengendalikan dan mengurangi
Jelas bahwa bahaya tidak sama
2002).
Risk
analysis
risko tersebut (NRC 1983).
dengan risiko. Bahaya adalah suatu po-
Pengelolaan risiko terdiri dari tiga un-
tensi risiko, dan risiko tidak akan terjadi
sur yaitu evaluasi risiko, pengendalian emisi
kecuali syarat-syarat tertentu terpenuhi.
dan pemajanan dan pemantauan risiko. Ini 430
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. berarti, analisis risiko me-rupakan bagian
bahwa langkah-langkah analisis risiko
risk analysis sedangkan manajemen risiko
dan manajemen risiko tidaklah lurus dan
bukan bagian analisis risiko tetapi kelanju-
satu arah melainkan merupakan proses si-
tan dari analisis risiko. Supaya tujuan
klus interaktif dan bahkan interative
pengelolaan risiko tercapai dengan baik
(berulang-ulang).
maka pilihan-pilihan manajemen risiko itu
Manajemen risiko berinteraksi dan
harus dikomunikasikan kepada pihak--
beriteratif dengan analisis risiko, terutama
pihak yang berkepentingan. Langkah ini
di dalam perumusan masalah. Secara
dikenal sebagai komunikasi risiko. Mana-
umum dapat dirumuskan bahwa analisis
jemen dan komunikasi risiko bersifat spe-
risiko formal didahului oleh analisis risiko
sifik yang bergantung pada karakteristik
pendahuluan
risk agent, pola pemajanan, individu atau
subyektif dan informal. Pada tahap awal ini
populasi yang terpajan, sosio-demografi
masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya
dan kelembagaan masyarakat dan pemerin-
masyarakat lingkungan dan kesehatan bi-
tah setempat.
asanya lebih peka daripada badan-badan
Penelaahan
International
yang
biasanya
bersifat
Pro-
otoritas negara. Namun, seringkali ke-
gramme on Chemical Safety (IPCS) lebih
banyakan masalah didasarkan pada persepsi
mendalam mengenai metoda analisis risi-
dan opini yang tidak dapat dirumuskan
ko dan manajemen risiko menyimpulkan
secara ilmiah. Misalnya, bau yang berasal
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Sumber
Analisis Pemajanan
Analisis Dosis-Respons
Karakteristik Risiko
Manajemen Risiko Komunikasi Risiko
Gambar 1.
Analisis Risiko; Ruang lingkup langkah-langkah risk analysis. Risk assessment hanya pada bagian kotak garis titik-titik sedangkan risk management dan risk communication berada di luar lingkup risk assessment (Louvar dan Louvar 1998). 431
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
dari emisi suatu industri bisa dirasakan
kritis analisis risiko dengan manajemen risi-
oleh semua orang yang secara obyektif te-
ko. Proses ini disebut sebagai perumusan
lah mengganggu kenyamanan. Namun, risk
masalah (WHO 2004).
agent apa yang menyebabkan bau itu, hanya
Analisis
Risiko
Kesehatan
Ling-
bisa dikenali oleh mereka yang terlatih, ber-
kungan
pengalaman dalam teknik-teknik analisis
kajian
pencemaran udara dan mengetahui proses-
kesehatan ma-syarakat. Kebanyakan ana-
proses industrinya (WHO 2004).
lisis dilakukan secara konservatif dengan
Dalam
perkembangan
masih jarang digunakan dalam dampak
lingkungan
terhadap
selanjutnya
studi epidemiologi. Memang, selama be-
disadari bahwa interaksi tidak hanya perlu
rabad-abad studi epidemiologi telah men-
dilakukan antara risk assessor dan risk
jadi metoda investigasi pe-nyakit infeksi di
manager tetapi harus melibatkan semua
masyarakat (NRC 1983). Boleh jadi seba-
pihak yang tertarik atau yang berkepent-
gian akademisi dan praktisi kesehatan
ingan. Masalah risiko, faktor-faktor yang
masyarakat berpendapat bahwa epidemi-
berhubungan dengan risiko dan persepsi
ologi merupakan satu-satunya metoda
tentang
kajian
risiko
perlu
dikomunikasikan
dampak
lingkungan
terhadap
secara transparan. Proses ini dikenal se-
kesehatan. Oleh karena itu bisa difahami
bagai komunikasi risiko. Komunikasi risi-
jika masih banyak salah persepsi dan pemer-
ko berperan untuk menjelaskan secara
tukaran studi Epidemiologi Kesehatan Ling-
transparan dan bertanggungjawab tentang
kungan (EKL) dengan ARKL. Sekurang-
proses dan hasil karakterisasi risiko ser-ta
kurangnya ada enam ciri yang mem-
pilihan-pilihan manajemen risikonya kepa-
bedakan EKL dan ARKL, yaitu (Rahman
da pihak-pihak yang relevan (WHO 2004).
2007):
Berdasarkan paradigma risk analysis
1. Dalam ARKL, pajanan risk agent yang
tersebut, WHO, 2004 kemudian merumus-
diterima setiap individu dinyatakan se-
kan atur-an umum bahwa analisis risiko
bagai intake atau asupan. Studi epidemi-
perlu diawali dengan analisis risiko penda-
ologi umumnya tidak perlu memper-
huluan yang bersifat subyektif dan infor-
hitungkan asupan individual ini;
mal. Langkah ini dilakukan untuk memas-
2. Dalam
ARKL,
perhitungan
asupan
tikan apakah suatu kasus memerlukan ana-
membutuhkan konsentrasi risk agent di
lisis risiko secara formal atau tidak. Ana-
da-lam
lisis risiko pendahuluan merupakan transisi
karakteristik antropometri (seperti berat
menuju analisis risiko formal, suatu proses
badan dan laju inhalasi atau pola kon-
iteratif yang memudahkan persinggungan
sumsi) dan pola aktivitas waktu kontak 432
media
lingkungan
tertentu,
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk.
ANALISIS RISIKO
PENELITIAN
Pemeriksaan :
MANAJEMEN
Identifikasi bahaya:
Laboratorium Lapangan Klinik Epidemiologi
Pengembangan peraturan perundangundangan
agen kimia, fisika, biologi yang berbahaya
Mekanisme toksisitas:
Analsisi dosis-respons :
Karakterisasi risiko:
pengembangan metode dan validasi
Bagaimana dosis tersebut menimbulkan efek
Efek apa yang mungkin akan terjadi pada populasi yang terpapar
spesies dan dosis extrapolasi
Pengukuran dan observasi lapangan
Analisis pemajanan :
Nasib bahan pencemar di lingkungan dan transport model
Siapa yang terpapar atau akan terpapar dengan apa, kapan, dimana, dan untuk
Pertimbangan ekonomi, sosial, politik dan teknis
Tujuan, Pengambilan keputusan dan Tindakan
Gambar 2. Paradigma Analisis Risiko (NRC 1983) dengan risk agent. Dalam EKL konsen-
kungan terhadap kesehatan (kejadian
trasi dibutuhkan tetapi karakteristik an-
penyakit yang berbasis lingkungan)
tropomet-ri dan pola aktivitas individu
melainkan
bukan
menaksir risiko yang telah, sedang dan
determinan
utama
dalam
menetapkan besaran risiko;
untuk
menghitung
atau
akan terjadi. Efek tersebut, yang dinya-
3. Dalam ARKL, risiko kesehatan oleh
takan sebagai nilai kuantitatif dosis-
pajanan setiap risk agent dibedakan atas
respon, harus sudah ditegakkan lebih
efek karsinogenik dan nonkarsinogenik
dahulu, yang didapat dari luar sumber-
dengan perhitungan yang berbeda. Da-
sumber populasi yang dipelajari, bahkan
lam EKL, teknik analisis efek kanker
dari studi-studi toksisitas uji hayati
dan nonkanker pada dasarnya sama;
(bioassay) atau studi keaktifan biologis
4. Dalam EKL, efek kesehatan (kanker dan
risk agent.
nonkanker) yang ditentukan dengan
5. Dalam
ARKL,
besaran
risiko
berbagai pernyataan risiko (seperti odd
(dinyatakan sebagai RQ untuk non-
ratio, relative risk atau standardized
karsinogenik dan ECR untuk karsino-
mortality ratio) didapat dari populasi
genik)
yang dipelajari. ARKL tidak dimaksud-
bandingan lurus (direct-ly proportional)
kan untuk mencari indikasi atau menguji
melainkan sebagai probalitias. Dalam
hubungan atau pengaruh dampak ling-
EKL pernyataan risiko seperti OR, RR
433
tidak
dibaca
sebagai
per-
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Kategori 1a : Kategori 1 : Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan terdokumentasi Tipe, media, konsentrasi risk agents (polutan) Jalur pajanan Populasi berisiko
Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan belum cukup terdokumentasi
atau
ARKL
Kategori 1b : Dosis-respon risk agent belum tersedia
Kategori 2 :
Gambar 3.
Dosis-respon risk agent telah tersedia
EKL
Penyelidikan efek biologis kesehatan yang masuk akal Penyelidikan pajanan (sumber yang lalu dan sekarang, produksi dan pelepasan)
Ilustrasi logika pengambilan keputusan untuk menentukan tipe studi yang dapat dilakukan dalam mempelajari efek lingkungan terhadap kesehatan manusia (Rahman, 2007)
SMR
dibaca
sebagai
per-
penyakit (disease oriented) atau kondisi
bandingan lurus. Jadi misalnya, RQ =
lingkungan yang spesifik (agent orient-
2 tidak dibaca sama dengan OR = 2.
ed),
sedangkan
Analisis
Risiko
6. Kuantitas risiko nonkarsinogenik dan
Kesehatan Lingkungan bersifat agent
karsinogenik digunakan untuk merumus-
specific dan site specific. Analisis risiko
kan pengelolaan dan komunikasi risiko
kesehatan lingkungan adalah proses
secara lebih spesifik. ARKL menawar-
perhitungan atau perkiraan risiko pada
kan pengelolaan risiko secara kuanti-
suatu organisme sasaran, sistem atau
tatif seperti penetapan baku mutu dan
(sub)populasi,
reduksi konsentrasi. Pengelolaan dan
ketidakpastian-ketidakpastian yang me-
komunikasi risiko bukan bagian integral
nyertainya, setelah terpajan oleh agent
studi EKL dan, jika ada, hanya relevan
tertentu, dengan memerhatikan karak-
untuk populasi yang dipelajari.
terisktik yang melekat pada agent itu
termasuk
identifikasi
7. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
dan karakterisktik system sasaran yang
umumnya dilakukan atas dasar kejadian
spesifik. Metode, teknik dan prosedur 434
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. analisis risiko kesehatan lingkungan saat
kasi bahaya, Analisis pemajanan, Analisis
ini dikembangkan dari Risk Analysis
dosis-respon,
Paradigm yang terbagan pada Gambar 1
(NRC 1983).
(NRC 1983) tersebut
Karakterisasi risiko
Langkah – langkah ini tidak harus
8. Dalam Public Health Assessment kedua studi
dan
dapat
dilakukan secara berurutan, kecuali karak-
digabungkan
terisasi risiko sebagai tahap terakhir.
dengan tidak menghilangkan cirinya
Karakterisasi risiko kesehatan pada popu-
masing-masing.
risiko
lasi berisiko dinyatakan secara kuantitatif
kesehatan lingkungan mampu meramal-
dengan menggabungkan analisis dosis-
kan besaran tingkat risiko secara kuanti-
respon dengan analisis pemajanan. Nilai
tatif sedangkan epidemiologi kesehatan
numerik estimasi risiko kesehatan kemudi-
lingkungan dapat membuktikan apakah
an digunakan untuk merumuskan pilihan-
prediksi itu sudah terbukti atau belum.
pilihan manajemen risiko untuk mengen-
Public Health Assessment tidak saja
dalikan risiko tersebut. Selanjutnya opsi-
memberikan estimasi numerik risiko
opsi manajemen risiko itu dikomunikasi-
kesehatan melainkan juga perspektif
kan kepada pihak-pihak yang berkepent-
kesehatan masyarakat dengan memadu-
ingan agar risiko potensial dapat diketahui,
kan analisis mengenai kondisi-kondisi
diminimalkan atau dicegah (NRC 1983).
pemajanan setempat, data efek-efek
Metode, Teknik dan Prosedur ARKL
Analisis
kesehatan dan kepedulian masyarakat
Kajian ARKL dimulai dengan me-
(NRC 1983).
meriksa secara cermat apakah data dan
Prinsip dasar ARKL
informasi berikut sudah tersedia (ATSDR
AKRL berjalan dengan proses yang
2005):
dibagankan dalam alur pengambilan kepu-
1.
Jenis spesi kimia risk agent.
tusan seperti pada Gambar 2. Decision log-
2.
Dosis referensi untuk setiap jenis
ic ini menentukan komponen studi mana
spesi kimia risk agent
yang dapat dilakukan berdasarkan data dan
3.
informasi awal yang tersedia. Decision
Media lingkungan tempat risk agent berada (udara, air, tanah, pangan).
logic ini dijelaskan dalam Guidance for
4.
ASTDR Health Studies (ATSDR 2005).
Konsentrasi risk agent dalam media lingkungan yang bersangkutan.
Secara garis besarnya analisis risiko
5.
Jalur-jalur pemajanan risk agent
kesehatan lingkungan (ARKL) menurut
(sesuai dengan media lingkungann-
National Research Council (NRC) terdiri
ya).
dari empat tahap kajian, yaitu : Identifi-
6. 435
Populasi dan sub-sub populasi yang
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
berisiko. 7.
formasi tentang jalur pemajanan dan
Gangguan kesehatan (gejala-gejala penyakit
atau
populasi berisiko.
penyakit-penyakit)
Berikut
adalah
langkah-langkah
yang berindikasikan sebagai efek pa-
ARKL, baik ARKL Meja maupun ARKL
janan
Lengkap.
risk agent yang merugikan
kesehatan pada semua segmen popu-
Identifikasi Bahaya
lasi berisiko.
Identifikasi bahaya atau hazard
Jika sekurang-kurangnya data dan
identification adalah tahap awal analisis
informasi 1 s/d 4 sudah tersedia, ARKL
risiko
sudah bisa dikerjakan. Ada dua kemung-
mengenali risiko. Tahap ini adalah suatu
kinan kajian ARKL yang dapat dilakukan,
proses untuk menentukan bahan kimia
yaitu (NRC 1983) :
yang berpengaruh terhadap kesehatan
1. Evaluasi di atas meja (Desktop Evalua-
manusia, misalnya kanker dan cacat lahir
tion), selanjutnya disebut ARKL Meja.
kesehatan
lingkungan
untuk
(Mukono 2002).
Analisis risiko kesehatan lingkungan
Data identifikasi bahaya risk agent
(ARKL) meja dilakukan untuk menghi-
dari berbagai sumber pencemaran dapat
tung estimasi risiko dengan segera
dirangkum dalam suatu tabel. Bila data
tanpa harus mengumpulkan data dan
awal tidak tersedia, harus dilakukan pen-
informasi baru dari lapangan. Evaluasi
gukuran pendahuluan dengan sedikitnya 2
di atas meja hanya membutuhkan kon-
sampel yang mewakili konsentrasi risk
sentrasi risk agent dalam media ling-
agent paling tinggi dan paling rendah. Se-
kungan bermasalah, dosis referensi risk
lanjutnya dihitung Risk Quotient (RQ) un-
agent dan nilai default faktor-faktor an-
tuk asupan konsentrasi risk agent. Bila
tropometri pemajanan untuk menghi-
ternyata RQ > 1 berarti ada risiko potensial
tung asupan menurut Persamaan (1).
dan perlu untuk dikendalikan. Sedangkan
2. Kajian lapangan (Field Study), selanjut-
bila RQ ≤ 1 untuk sementara pencemaran
nya disebut ARKL Lengkap. ARKL
dinyatakan masih aman dan belum perlu
Lengkap pada dasarnya sama dengan
dikendalikan (Rahman 2007).
evaluasi di atas meja namun didasar-
Analisis Pemajanan
kan pada data lingkungan dan faktorfaktor
pemajanan
Analisis pemajanan atau exposure
antropometri
assessment yang disebut juga penilaian
sebenarnya yang didapat dari lapangan,
kontak, bertujuan untuk mengenali jalur-
bukan dengan asumsi atau simulasi.
jalur pajanan risk agent agar jumlah
Kajian ini membutuhkan data dan in-
asupan yang diterima individu dalam pop436
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. ulasi berisiko bisa dihitung. Data dan infor-
durasi pajanan (Dt), harus diketahui berapa
masi yang dibutuhkan untuk menghitung
lama sesungguhnya (real time) responden
asupan adalah semua variabel yang ter-
berada di tempat mukim sampai saat sur-
dapat dalam Persamaan berikut (ATSDR
vey dilakukan dalam hitungan tahun.
2005).
Selain durasi pajanan lifetime, durasi pajanan real time penting untuk dikonfirmasi dengan studi epidemiologi kesehatan lingkungan (EKL) apakah estimasi risiko kesehatan sudah terindikasikan (ATSDR
Keterangan : I
:
Asupan (intake), mg/kg/hari
C
:
R
:
tE
:
konsentrasi risk agent, mg/M3 untuk medium udara, mg/L untuk air minum, mg/kg untuk makanan atau pangan laju asupan atau konsumsi, M3/jam untuk inhalasi, L/hari untuk air minum, g/hari untuk makanan waktu pajanan
fE
:
frekwensi pajanan
Dt
:
W b ta vg
:
durasi pajanan, tahun (real time atau proyeksi, 30 tahun untuk nilai default residensial) Berat badan, kg
:
2005). Konsentrasi risk agent dalam media lingkungan diperlakukan menurut karakteristik statistiknya. Jika distribusi konsentrasi
risk agent normal, bisa digunakan
nilai
arithmetik
meannya. Jika distri-
businya tidak normal, harus digunakan log normal atau mediannya. Normal tidaknya distribusi konsentrasi
risk agent bisa
ditentukan dengan menghitung coefficience of variance (CoV), yaitu SD dibagi
Periode waktu rata-rata (Dt x 365 hari/tahun untuk zat nonkarsinogen, 70 tahun x 365 hari/tahun untuk zat karsinogen)
mean. Jika CoV ≤ 20% distribusi dianggap normal dan karena itu dapat digunakan nilai mean (NRC 1983).
Sebelum nilai
Waktu pajanan (tE) harus digali
default nasional tersedia berdasarkan hasil
dengan cara menanyakan berapa lama ke-
survey maka tE, fE dan Wb dapat dipakai
biasaan responden sehari-hari berada di
sebagai nilai numerik faktor antropometri
luar rumah seperti ke pasar, mengantar dan
pemajanan (Rahman 2007).
menjemput anak sekolah dalam hitungan
Analisis Dosis-Respon
jam. Demikian juga untuk frekuensi pa-
Analisis dosis-respon, disebut juga
janan (fE), kebiasaan apa yang dilakukan
dose-response assessment atau toxicity as-
setiap tahun meninggalkan tempat mukim
sessment, menetapkan nilai-nilai kuanti-
seperti pulang kampung, mengajak anak
tatif toksisitas risk agent untuk setiap ben-
berlibur ke rumah orang tua, rekreasi dan
tuk spesi kimianya. Toksisitas dinyatakan
sebagainya dalam hitungan hari. Untuk
sebagai dosis referensi (reference dose, 437
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
RfD) untuk efek-efek nonkarsinogenik dan
gikan pada hewan uji atau pada manusia
Cancer Slope Factor (CSF) atau Cancer
sedangkan LOAEL berarti dosis terendah
Unit Risk (CCR) untuk efek-efek karsino-
yang (masih) menimbulkan efek. Secara
genik. Analisis dosis-respon merupakan
numerik NOAEL selalu lebih rendah da-
tahap yang paling menentukan karena
ripada LOAEL. RfD atau RfC diturunkan
ARKL hanya bisa dilakukan untuk risk
dari NOAEL atau LOAEL menurut persa-
agent yang sudah ada dosis-responnya (US
maan berikut ini (ATSDR 2005) :
EPA 1997).
UF adalah uncertainty factor (faktor
Menurut IPCS, Reference dose ada-
ketidakpastian) dengan nilai UF1 = 10 un-
lah toksisitas kuantitatif nonkarsinogenik,
tuk variasi sensitivitas dalam populasi
menyatakan estimasi dosis pajanan harian
manusia (10H, human), UF2 = 10 untuk
yang diprakirakan tidak menimbulkan efek
ekstrapolasi dari hewan ke manusia (10A,
merugikan kesehatan meskipun pajanan
animal), UF3 = 10 jika NOAEL diturunk-
berlanjut sepanjang hayat (Rahman 2007).
an dari uji subkronik, bukan kronik, UF4 =
Dosis referensi dibedakan untuk pa-
10 bila menggunakan LOAEL bukan NO-
janan oral atau tertelan (ingesi, untuk ma-
AEL. MF adalah modifying factor bernilai
kanan dan minuman) yang disebut RfD
1 s/d 10 untuk mengakomodasi keku-
(saja) dan untuk pajanan inhalasi (udara)
rangan atau kelemahan studi yang tidak
yang disebut
reference concentration
tertampung UF. Penentuan nilai UF dan
(RfC). Dalam analisis dosis-respon, dosis
MF tidak lepas dari subyektivitas. Untuk
dinyatakan sebagai risk agent yang terhir-
menghindari subyektivitas, tahun 2004 te-
up (inhaled), tertelan (ingested) atau
lah
terserap melalui kulit (absorbed) per kg
dengan memecah UF menjadi ADUF (=
berat badan per hari (mg/kg/hari) (US EPA
100,4 atau 2,5), AKUF (= 100,6 atau 4,0),
1997).
HDUF (=100,5
Dosis
yang
digunakan
untuk
diajukan model dosis-respon baru
atau 3,2) dan HKUF
(=100,5 atau 3,2)8 (ATSDR 2005).
menetapkan RfD adalah yang menyebab-
Karakteristik Risiko
kan efek paling rendah yang disebut NO-
Karakteristik risiko kesehatan dinya-
AEL (No Observed Adverse Effect Level)
takan sebagai Risk Quotient (RQ, tingkat
atau LOAEL (Lowest Observed Adverse
risiko) untuk efek-efek nonkarsinogenik
Effect Level). NOAEL adalah dosis terting-
dan Excess Cancer Risk (ECR) untuk efek-
gi suatu zat pada studi toksisitas kronik
efek karsinogenik . RQ dihitung dengan
atau subkronik yang secara statistik atau
membagi asupan nonkarsinogenik (Ink)
biologis tidak menunjukkan efek meru-
risk agent dengan RfD atau RfC-nya 438
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. menurut persamaan (3) (ATSDR 2005).
dapat dirumuskan pilihan-pilihan manajemen risiko untuk meminimalkan RQ dan
Ink RQ RfD atau RfC
ECR
dengan memanipulasi (mengubah)
nilai
faktor-faktor
pemajanan
yang
Baik Ink maupun RfD atau RfC ha-
tercakup dalam Persamaan (1) sedemikian
rus spesifik untuk bentuk spesi kimia risk
rupa sehingga asupan lebih kecil atau sama
agent
Risiko
dengan dosis referensi toksisitasnya. Pada
perlu
dasarnya hanya ada dua cara untuk
dikendalikan jika RQ > 1. Jika RQ ≤ 1, risi-
menyamakan Ink dengan RfD atau RfC
ko tidak perlu dikendalikan tetapi perlu
atau mengubah Ink sedemikian rupa se-
dipertahankan agar nilai numerik RQ tidak
hingga ECR tidak melebihi E-4, yaitu
melebihi 1 (Rahman 2007).
menurunkan konsentrasi risk agent atau
dan
kesehatan
jalur
pajanannya.
dinyatakan
ada
dan
ECR dihitung dengan mengalikan
mengurangi waktu kontak. Ini berarti han-
CSF dengan asupan karsinogenik risk
ya variabel-variabel Persamaan (1) tertentu
agent (Ink) menurut persamaan. Harap di-
saja
perhatikan, asupan karsinogenik dan non-
(Rahman 2007). Berikut, penjelasan cara-
karsinogenik tidak sama karena perbedaan
cara manajemen risiko secara lengkap.
bobot waktu rata-ratanya (tavg) seperti di-
1. Menurunkan konsentrasi risk agent bila
jelaskan dalam keterangan rumus asupan
pola dan waktu konsumsi tidak dapat di
(ATSDR 2005).
ubah. Cara ini menggunakan prinsip
yang bisa diubah-ubah nilainya
RFC= Ink, maka persamaan yang ECR = CSF× Ink
digunakan adalah : RFC
Baik CSF maupun Ink harus spe-
C R f Dt mg/m3 Wb tavg
sifik untuk bentuk spesi kimia risk agent dan jalur pajanannya. Karena secara teori-
2. Mengurangi pola (laju) asupan bila kon-
tis karsinogenisitas tidak mempunyai am-
sentrasi risk agent dan waktu konsumsi
bang non threshold, maka risiko dinya-
tidak dapat diubah. Persamaan yang
takan tidak bisa diterima (unacceptable)
digunakan dalam manajemen risiko cara
bila E-6
ini adalah :
E-4 dipungut dari nilai default karsinogeR
nistas US-EPA (US EPA 1997). Manajemen Risiko Berdasarkan karakterisasi risiko, 439
RfC WB t avg C f E Dt
m 3 /hari
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
3. Mengurangi waktu kontak bila konsen-
Jadi asupan (intake) SO2 per hari un-
trasi risk agent dan pola konsumsi tidak
tuk responden tersebut adalah 0,0949 mg/
dapat di ubah. Cara ini sering juga
Kg/Hari.
digunakan dalam strategi studi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Persa-
Sedangkan asupan (intake) untuk
maan yang digunakan disini adalah : Dt
RfD WB tavg C R fE
NO2 adalah:
tahun
0,00283 mg/m3 x 0,63 m3/jam x 16 jam/hr x 350 hr/thn x 35 thn 47kg x 10950 hari
( = 0,000679 mg/kg/hari Perhitungan besarnya intake untuk masing-masing individu adalah sebagai
Jadi asupan (intake) NO2 per hari
berikut :
untuk responden tersebut adalah 0,000679
Hasil penelitian diketahui bahwa sa-
mg/kg/hari.
lah seorang responden bernama Hrd yang
Dari contoh perhitungan tersebut
menetap di lokasi penelitian dengan waktu
maka dapat diartikan bahwa, gas berupa
aktifitas di lokasi penelitian (t) rata-rata 16
SO2 yang terhirup menunjukkan massa
jam/hari, berat badan (Wb) = 47 kg. Re-
sebesar 0,0949 mg untuk tiap kilogram
sponden tersebut telah menetap (Dt) = 35
berat badan responden per hari. Hal terse-
tahun dengan frekuensi paparan setahun (f)
but berlaku pula pada contoh perhitungan
= 350 hari/tahun,nilai (tavg) untuk zat non-
untuk paparan NO2 yang menunjukkan
karsinogen adalah = 10950 hari dan bila
bahwa massa NO2 sebesar 0,000679 mg
berada di lokasi maka, responden setiap
untuk tiap kilogram berat badan per hari.
hari menghirup udara ambien Sulfur Di-
Besar risiko (RQ) = Intake (mg/kg/hari)
oksida (SO2) dengan konsentrasi (C) =
RfC (mg/kg/hari)
0,39575 mg/m3 dan Nitrogen Dioksida
RfC merupakan dosis acuan yang
(NO2) dengan konsentrasi (C) = 0,00283 3
diperoleh dari kepustakaan (US EPA,
3
mg/m serta laju asupan (R) = 0,63 m /jam,
2003). RfC untuk SO2 adalah 30 µg/m3
sehingga besarnya Intake (I) SO2 adalah: 0,39575 mg/m3 x 0,63 m3/jam x 16 jam/hr x 350 hr/thn x 35 thn 47kg x 10950 hari
= 0,0949 mg/Kg/Hari
440
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Syahrul Basri dkk. atau 0,03 mg/m3 dan RfC untuk NO2 ada-
pencemaran lingkungan yang memberikan
lah 60 µg/m3 atau 0,06 mg/m3. Dari contoh
paparan kepada manusia.
perhitungan asupan diatas, maka nilai RQ SO2 untuk responden tersebut adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Besar risiko (RQ) = 0,0949 mg/kg/hari
Agus, and Budi. Pengukuran Partikel Udara (TSP, PM10, dan PM2,5) di sekitar Calon Lokasi PLTN Semenanjung Lemahabang. AMDAL Report, Jakarta: Pusat teknologi Limbah radioaktif-BATAN, 2006. Aldrich, Tim E., and Jack Griffith. Environmental Epidemiologi and Risk Assessment. New York: Van Nostrand Reinhold, 1993. ATSDR. "Public Health Assessment Guidance Manual." http:// www.atsdr.cdc.gov/hac/PHSManual/ toc.html. 2005. (accessed Desember 16, 2011). Bustan, M.N. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. JUDP. Kualitas Udara Ambien Indonesia. Report, Jakarta: Jakarta Urban Development Project, 2009. Junaidi. Analisis Kadar Debu Jatuh (Dust Fall) di Kota Banda Aceh Tahun 2008. Tesis, Medan: Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2009. Louvar, J.F., and B.D. Louvar. Health and Environmental Risk Analysis : Fundamental with Application. New Jersey: Prentice Hall, 1998. Mukono. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press, 2002. Mckenzie, James F., Robert R. Pinger, and Jerome E. Kotecki. Kesehatan Masyarakat (Suatu Pengantar). Translated by Indah S. Hippy, Iin Nurlinawaty Atik Utami. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.
0,03 mg/kg/hari = 3,16 Jadi Besar risiko (RQ) untuk SO2 pada responden tersebut adalah 3,68. Sedangkan RQ untuk NO2 adalah: Besar risiko (RQ) = 0.000679 mg/kg/hari 0,06 mg/kg/hari = 0,01 Jadi Besar Risiko (RQ) untuk NO2 pada responden tersebut adalah 0,01. PENUTUP Kesimpulan Risiko adalah kemungkinan yang mungkin dapat atau tidak terjadi. Pencemaran udara yang terjadi dewasa ini dapat menimbulkan risiko terhadap keehatan sehingga untuk mengetahui besaran risikonya, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan
(ARKL).
ARKL
dapat
memungkinkan para penentu kebijakan dalam menentukan langkah yang diambil dalam
meminimalkan
menghilangkan
risiko
kesehatan
bahkan yang
dapat terjadi akibat pencemaran udara. ARKL merupakan model matematis yang telah digunakan di sebagian Negara maju untuk menentukan besaran risiko akibat 441
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Mukono. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press, 2008. NRC. "Risk Assessment in The Federal Government : Managing The Process." http://www.nap.edu/ catalog/366.html. 1983. (accessed Desember 16, 2011).
US EPA. Exposure factors Handbook. Environmental Protection Agency, 1997. WHO. Environmental Health Criteria XXX : Principles for Modelling, Dose Response for The Risk Assessment of Chemicals. Jenewa: IPCS, 2004.
442