APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN

Download APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN, Pemanfaatan radiasi dan radioisotop merupakan bagian dari kegiatan dibidang  ...

0 downloads 500 Views 159KB Size
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176

APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN Ferry Suyatno PRPN-BATAN Kawasan Puspitek Serpong

Abstrak APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN, Pemanfaatan radiasi dan radioisotop merupakan bagian dari kegiatan dibidang kedokteran khususnya kedokteran nuklir dan bidang radiologi Tahap penggunaan radioisotop dan iradiasi adalah tahap dimana teknologi kedokteran nuklir dan radiologi yang dikembangkan dengan penelitian serta secara langsung di terapkan diberbagai bidang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dihasilkan partisipasi kedokteran nuklir maupun Radiologi secara luas untuk kesejahteraan manusia. Teknik nuklir dibidang kedokteran digunakan untuk kepentingan diagnose dan terapi. Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnose dan terapi disebut kedokteran nuklir. Bidang kedokteran lain yang menggunakan radiasi untuk diagnose dan terapi adalah bidang radiologi. Pemeriksaan diagnose pada kedokteran nuklir dengan cara in vivo dan in vitro. Untuk keperluan terapi digunakan pesawat Cobalt 60. Di bidang radiologi pemeriksaan diagnosis dilakukan dengan pesawat sinar-X, CT-scan dan terapi dengan pesawat LINAC (Linier Acselerator). Kedokteran nuklir termasuk teknik baru yang dapat membantu bidang kedokteran yang sebelumnya banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan, dengan demikian kedokteran nuklir maupun radiologi dapat membantu untuk mempercepat penelitian dalam pencapaian tujuan demi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kata kunci : Radiasi, Radioisotop,Diagnose, Terapi

Abstract APPLICATION OF RADIATION IN THE FIELD OF MEDICINE AND RADIOISOTOPES, Use of radiation and radioisotopes are part of the activities in the field of medicine especially the field of nuclear medicine and radiology use of radioisotopes and irradiation stage is the stage where nuclear medicine and radiology technology developed by research and applied directly in the various fields in society . Thus it can be produced by the participation of nuclear medicine and radiology widely for human welfare. Nuclear techniques in the field of medicine used for diagnosis and therapy. The medical field that use isotopes for diagnosis and therapy is called nuclear medicine. Other medical field that uses radiation for diagnosis and therapy is the field of radiology. Inspection diagnosis in nuclear medicine in a way in vivo and in vitro. For the purposes of therapy used in aircraft Cobalt 60. In the field of diagnostic radiology examination is done by plane X-ray, CT scan and therapy with the plane LINAC (Linear Acselerator). Nuclear medicine, including new techniques that can help the medical field that previously many of the problems that can not be solved, thus nuclear medicine and radiology can help to accelerate research in achieving the objectives for the health and human welfare. Key words: Radiation, Radioisotopes, Diagnose, Therapy

Ferry Suyatno

507

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 PENDAHULUAN Radiasi dan radioisotop telah lama dikenal manusia, yaitu sejak ditemukanya teknik perunut oleh Hevesy pada tahun 1923, sehingga menambah kemajuan teknik nuklir untuk di gunakan dibidang kedokteran dan industri. Ada beberapa sumber radiasi dilingkungan kita, antara lain televesi, lampu penerangan, komputer. Selain itu ada sumbersumber radiasi yang bersifat unsur alamiah yaitu berada di air, udara dan lapisan bumi. Sumber radiasi dari unsur alamiah adalah thorium dan uranium berada di lapisan bumi, sedangkan karbon dan radon berada di udara. Sumber radiasi yang berada di air adalah tritium dan deuterium. Jika di tinjau jenisnya radiasi terdiri dari alpha (α), beta (β), gamma (γ), sinar-X dan neutron (n). Selain sumber radiasi alami terdapat juga sumber radiasi buatan manusia. Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non pengion. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan efek ionesasi apabila berinteraksi dengan sel-sel hidup. Jenis radiasi pengion adalah alpha, beta, gamma, neutron dan sinar-X. Radiasi nonpengion adalah jenis radiasi yang tidak menyebabkan ionesasi apabila berinteraksi dengan ion-ion hidup. Jenis radiasinya meliputi gelombang radio, televisi, gelombang radar dan lain-lainya. Suatu unsur dikatakan radioisotop atau isotop radioaktip ialah apabila unsur tersebut dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radioisotop digunakan untuk berbagai keperluan seperti dalam bidang kedokteran dan industri. Radioisotop yang digunakan tersebut tidak terdapat di alam, disebabkan waktu paruh dan beberapa faktor lainnya yang kurang memenuhi persyaratan. Untuk beberapa tujuan radioisotop harus dikombinasikan dengan senyawa tertentu melalui bebarapa cara reaksi kimia. Dengan demikan tujuan utama produksi radioisotop ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai penggunaanya. Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnosis maupun terapi dikenal dengan bidang kedokteran nuklir. Bidang kedokteran lain yang memanfaatkan radiasi untuk keperluan diagnosis dan terapi adalah bidang radiologi. Perbedaan antara kedua bidang tersebut terletak pada jenis sumber radiasi yang digunakan. Bidang radilogi menggunakan sumber radiasi terturup, sedangkan bidang kedokteran nuklir menggunakan sumber radiasi terbuka. Ditinjau dari sisi keselamatan penggunaan sumber radiasi tertutup lebih mudah penangananya, karena tidak mengakibatkan terjadinya kontaminasi internal. Contoh sumber radiasi tertutup yaitu pesawat sinarSTTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

508

X, jarum radium, Cobalt unit dan akselerator linier. Sumber radiasi terbuka sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi internal. Sedang dalam penggunanya justru sebagian besar sengaja memasukkan sumber radiasi terbuka ke dalam tubuh. Namun demikian penggunaan sumber radiasi terbuka dalam bidang kedokteran telah diperhitungkan seteliti mungkin hingga tidak membahayakan pasien. Sumber radiasi yang digunakan untuk diagnose maupun terapi dalam kedokteran nuklir disebut radiofarmaka. Radiofarmaka yang digunakan berupa senyawa garam sederhana atau berupa senyawa organik bertanda. Contoh Na – I – 131 berupa garam sederhana, yang digunakan untuk uji kelenjar gondok (thyroid), Hippuran – I – 131 senyawa organik bertanda, untuk pemeriksaan fungsi ginjal. Rancangan radiofarmaka pada umumnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain : 1) Untuk diagnostik - Waktu paruh pendek - Aktivitas serendah mungkin - Pemancar gamma - Suntikan harus steril - Energi yang dipancarkan 30- 600 KeV. 2) Untuk Terapi - Waktu paruh panjang - Aktivitas disesuaikan dengan perhitungan yang diperlukan - Pemancaran beta murni - Terlokalisir ditempat yang diobati - Energi yang dipancarkan antara 500 – 1000 KeV. TEORI Radiasi adalah pancaran energi dari suatu materi dalam bentuk panas, partikel dan gelombang elektromagnetik (foton) dari sumber radiasi. Radiasi bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai massa terukur. Contoh : radiasi alpha dengan simbol 2 α 4 . Dimana angka 4 menunjukkan jumlah massa dari radiasi yaitu 4 satuan massa atom (sma) dan angka 2 menunjukkan jumlah muatan radiasi positip 2. Radiasi -1β0, neutron 1n0 Elektron Proton

Neutron

Gambar 1. Jenis Radiasi bentuk partikel Radiasi Bentuk Gelombang elektromagnetik atau disebut dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak

Ferry Suyatno

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 mempunyai massa dan muatan listrik. Contoh : radiasi gamma (γ) dan sinar-X, serta sinar lampu, sinar matahari, radar dan hand phone.

METODE Di dalam penulisan makalah diperlukan peralatan dan bahan antara lain , peralatan berupa seperangkat komputer dan modul internet. Bahan berupa buku referensi, sistem informasi dan media.

Partike l alpha Elektron Partikel beta

Metode penulisan

Radiasi gamma Gambar 2. Jenis radiasi yg dipancarkan dari sumber radiasi Radioisotop atau isotop radioaktip adalah apabila suatu unsur tersebut dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radioisotop yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dibidang pertanian, kedokteran dan industri tidak terdapat di alam. Oleh karena itu radioisotop yang diperlukan harus dibuat lebih dahulu melalui suatu reaksi inti yang sesuai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama produksi radioisotop ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktip tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai dengan maksud penggunaanya. Contoh : reaksi inti dalam pembentukan radioisotop. Reaksi ( n,γ ) 59

27 CO

+ 10 n

60

27

15% gamma

CO + γ

509

Natural 16% internal 33% radon

13% Cosmic

Pada reaksi ini inti lain yang dihasilkan mempunyai kelebihan berat 1 unit massa dari pada sasaran semula dan melepaskan sinar gamma selama proses reaksi tersebut. Sifat-sifat radioaktip 1. Sebagai Sumber Pemancar Radiasi. Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang dapat memancarkan sinar radioaktif ( α , γ, β ). Waktu paruh dan energi sinar yang dipancarkan dapat digunakan sebagai alat pengenal suatu radioisotop. 2. Radioisotop bersifat selektif Radioisotop mempunyai identitas yang tetap tidak berubah walaupun telah mengalami proses fisika maupun kimia. 3. Sinar radioaktip yang dipancarkan isotop tersebut mempunyai kemampuan menembus benda padat. 4. Sinar radioaktif dapat mengubah sifat-sifat bahan yang terkena radiasi.

Ferry Suyatno

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah study literatur dan pengujian pesawat sinar-X diagnostik. Pancaran Radiasi : Dari hasil literatur menunjukkan bahwa manusia terkena radiasi sudah semenjak dahulu. Seperti radiasi pengion alami, sinar kosmik, zat radioaktif di dalam batuan bumi dan di dalam air. Selain itu dengan kemajuan teknologi di bidang medis yang banyak menggunakan zat radioaktif yang dibuat oleh manusia sendiri, seperti sinar-X dan zat radioaktif yang untuk kepentingan industri. Dari hasil penelitian di Inggris menunjukkan bahwa radiasi yang terbesar mengenanai manusia adalah dari sumber radiasi alami sekitar 70 %, penggunaan radiasi untuk kepentingan medis 30 % dan dari tenaga nuklir 0,1 % terhadap dosis total.

20,7 medical

0,4% fallout 0,4% miscellaneous 0,4% occupational 1% dischanges from nuklear facilities Gambar 3. Dosis berbagai Radiasi Rata-rata per tahun yang diterima penduduk Inggris Pemakaian Radioisotop

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Radioisotop digunakan dibidang kedokteran nuklir untuk keperluan diagnosis maupun terapi. Penggunaan radioisotop di bidang kedokteran nuklir sebagian besar sengaja memasukkan sumber radiasi ke dalam tubuh, aliran darah maupun organ organ yang di inginkan. Walaupun demikian, penggunaan radiasi telah diperhitungkan seteliti mungkin, sehingga tidak membahayakan pada pasien. Kriteria radioisotop yang akan digunakan sebagai diagnose adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan dosis radiasi yang kecil 2. Penggunaan radioisotop dengan umur paruh pendek 3. Sistem pembuangan/limbah yang memadai 4. Sistem proteksi radiasi yang memadai Sumber radiasi yang digunakan untuk diagnosis maupun terapi disebut Radiofarmaka. Radiofarmaka harus memiliki karakteristik dalam penggunaanya, baik untuk diagnostik, terapi maupun penelitian. Perbedaan Teknik diagnostik / terapi dalam kedoteran nuklir dan penggunaan sinar-X adalah :

endemik. Hal ini disebabkan kerana kurangnya kandungan Iodium pada makanan atau minuman penderita. Jika kandungan iodium dalam makanan atau minuman sangat rendah, kebutuhan iodium dalam tubuh tidak terpenuhi. Akibatnya bila diberi Na-I-131 atau pertechnetate Tc-99m, sebagian besar akan diserap oleh kelenjar gondok. Hasil pemeriksaan selanjutnya dibandingkan dengan harga normal, dan akan nampak adanya daerah yang menunjukkan aktifitas tinggi.(hot nodule), aktivitas rendah (cold nodule) atau adanya kelainan anatomis disekitar kelenjar gondok. 2.

Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Senyawa Hippuran – I – 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi pada daerah ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan ditampilkan dalam bentuk kurve dan penilaian terhadap fungsi ginjal di dasarkan pada kecepatan setiap fase dan bentuk kurve.

A. Kedokteran Nuklir 3. 1. 2. 3.

Menggunakan sinar beta atau gamma yang berasal dari peluruhan inti. Menggunakan sumber sinar terbuka Dosis radiasi yang diterima pasien lebih kecil dibanding dengan sinar-X.

Pemeriksaan IN VIVO Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan secara in vivo (dalam tubuh) atau in vitro (diluar tubuh). Secara in vivo pasien diberi radioisotop baik secara oral (melalui mulut), suntikan atau inhalasi (pernafasan), kemudian dideteksi aktivitasnya dari luar tubuh. Pada pemeriksaan in vivo senyawa yang dipilih adalah senyawa yang mempunyai mekanisme pengangkutan maupun metabolisme dalam tubuh yang sesuai dengan organ yang diperiksa. Misalnya : pemeriksaan tulang, dipakai phos phate-Tc-99m, pemeriksaan kelenjar gondok di gunakan Na-I-131. Radioisotop yang digunakan untuk keperluan in vivo, pada umumnya pemancar gamma, karena radiasi gamma mempunyai daya tembus yang besar dan dapat menembua keluar dari tubuh serta dapat dideteksi. Cara Pemeriksaan IN VIVO 1.

Pemeriksaan Fungsi Kelenjar Gondok

Untuk pemeriksaan kelenjar gondok digunakan NaI-131 atau Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk diagnosa penyakit gondok STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

510

Pemeriksaan Funsi Hati

Radiisotop yang digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au-98, I-131, NaI-131 yang dimasukkan dalam tubuh dan dengan bantuan scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran yang dapat memberikan informasi antara lain : a. Ukuran hati b. Adanya kelainan disekitar jaringan hati. c. Respon jaringan hati terhadap hasil pengobatan penyakit hati d. Adanya kelainan bawaan hati Pemeriksaan IN VITRO Cara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel dari pasien (misal darah). Selanjutnya dianalisis dengan metoda yang menggunakan radioisotop (dengan RIA = Radio Immuno Assay). Teknik RIA berfungsi untuk mengukur kandungan hormon tertentu dalam darah. Dasar teknik RIA adalah reaksi spesifik antigen-antibodi. Contoh : pemeriksaan hormon insulin dalam darah. Untuk itu digunakan antibodi terhadap insulin (AB) dan antigen insulin yang diberi tanda radioisotop (Ag)+, sehingga insulin dalam darah bertindak sebagai antigen yang tidak bertanda (Ag). Apabila Ag, Ag+ dan Ab dicampur akan terjadi komposisi anatara Ag dan Ag+ untuk berikatan dengan Ab. Akhirnya akan diperoleh ikatan sebagai berikut : Ab Ab

Ag + Ag Ferry Suyatno

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Ag bebas dan Ag+ bebas Jika Ab – Ag dan Ab – Ag+ dipisahkan dari campuran dan di cacah maka diperoleh informasi cacah Ag + yang membentuk ikatan Ab – Ag+ . Kebolehjadian di dapatkanya Ag dibanding Ag+ di dalam ikatan sesuai dengan perbandingan antara Ag total dan Ag+ total. Dalam kit RIA biasanya disediakan beberapa Ag standart yang telah diketahui standartnya, sehingga akan diperoleh informasi tentang kadar Ag yang dikehendaki. Peralatan kedokteran nuklir yang di gunakan adalah a. Scanner b. Renograf c. Thyroid Uptake d. RIA B. Penggunaan Sinar-X 1) Menggunakan generator sinar-X 2) Menggunakan sumber terttutup (sealed source) 3) Lebih bersifat untuk mengetahui kelainan secara anatomis. Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-X yang hampa udara, dimana didalamnya terdapat dua elemen yaitu anoda dan katoda. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi tinggi, sehingga dapat menembus zat padat yang dilaluinya. Sinar-X di bangkitkan dengan jalan menembaki target logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vacum. Elektron di hasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi sebagai katoda. Pada saat arus listrik dari sumber dihidupkan, filamen akan mengalami pemanasan sehingga kelihatan menyala. Dalam kondisi tersebut filamen akan mengeluarkan elektron. Selanjutnya antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang tinggi dengan orde kilo Volt, sehingga mempunyai kecepatan dan energi kinetik yang tinggi bergerak dengan capat menuju ke anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dan anoda. Pada peristiwa tumbukan tersebut terjadilah pancaran sinar-X dari permukaan anoda. Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-X Pesawat sinar-X (pesawat Rontgen) dapat digunakan sebagai alat diagnose. Sebagai alat untuk pemeriksa pasien pesawat sinar-X perlu dapat diatur dalam menghasilkan sinar-X. Untuk itu ada tiga parameter yang harus diatur yaitu tegangan tinggi (kV), Arus (mA) dan waktu expose (S). Pada saat melakukan pencitraan pada pasien tiga parameter tersebut harus diatur, karena dalam pencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anakanak beda dengan orang dewasa. Pencitraan orang kurus beda dengan orang gemuk. Pengaturan pencitraan ini bertujuan supaya hasil gambar yang dihasilkan pada film baik dan memenuhi kriteria Ferry Suyatno

511

kedokteran. Untuk meningkatkan kualitas gambar dalam radiodiagnostik digunakan media kontras dengan cara memasukkan subtansi yang bisa menyerap sinar-X lebih banyak kedalam tubuh yang sedang di diagnosis. Bahan yang biasa digunakan media kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I). Faktor-faktor yang mempengaruhi gambar pada pencitraan antara lain : 1) Pengaruh Arus (mA) Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X, sehingga semua intensitas sinar-X atau derajat terang (brightness) akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-X. Oleh sebab itu derajat terang dapat di atur dengan mengubah mA. 2) Pengaruh jarak Jarak tabung sinar-X dengan obyek juga akan berpengaruh pada intensitas sinar-X. 3) Pengaruh waktu (S) Waktu juga akan berpengaruh pada kualitas gambar, karena jika waktunya panjang maka radiasi yang di terima obyek semakin banyak dan sebaliknya. 4) Pengaruh kiloVolt (kV) Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Perubahan kV menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar-X dan juga total intensitas berkas sinar-X akan berubah. Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama setelah ditemukanya image prosesing (proses bayangan pencitraan) dengan komputer, maka memungkinkan proses pembentukan gambar pada film di ubah dengan cara merekontruksi gambar dengan komputer. Dengan teknik ini gambar dapat diperoleh dengan segera. Teknik image prossing mampu membedakan antara jaringan yang satu dengan lainnya, misal jaringan yang sangat mirip dalam otak manusia, yaitu antara substansia grisea dengan substansia alba. Perangkat yang mampu mengolah gambar ini disebut Computed tomography scanner (CT-Scan). Perangkat radiologi yang melengkapi dalam kedokteran nuklir adalah : a. Pesawat sinar-X b. Pesawat Cobalt c. Akselerator linier (Linac) d. CT- Scan

HASIL DAN PEMBAHASAN

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Radiasi mempunyai salah satu sifat merusak. Ini terjadi akibat interaksi radiasi dengan materi yang secara langsung atau langsung menimbulkan pengionan. Dari hasil penelitian para pakar nuklir menunjukkan bahwa radiasi disamping mempunyai sifat negatif tetapi tidak sedikit pula segi positifnya. Dari hasil penelitian para pakar nuklir tersebut diketahui ada dua sumber radiasi yang utama yaitu sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan, seperti terlihat pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Sumber Radiasi Alam Sumber Radiasi Lokal gamma Bumi Rumah kayu Rumah batu Sinar kosmik Permukaan laut Pada ketinggian 20.000 ft 40 K dalam tubuh Sumber lain 226 Ra dalam air Jumlah

% 45 45

30

Aktivitas 60 mr / tahun 60 mr / tahun 10 mr / tahun 40 mr / tahun 50 mr / tahun 560 mr / tahun 20 mr / tahun

20 5 100

% -

Radiofarmaka Potasium bromida Br-82 Cyanocobalamin Co-57 Iodinated I -131 serum albumin Sodium iodide I -131 Sodium rose bengal I -131 Serum albumin Tc-99m Gold Au – 198 Ferrous Citrate Fe-59 Xenon Xe – 133

6 mr / tahun 186 mr / tahun

Radiofarmaka Sodium iodide I -131 Chromic phosphate P-32 Gold Au-198

Aktivitas 1-15 mr / tahun Bervariasi Bervariasi 100 mr / tahun 5000 mr / tahun 5000 mr / tahun 5 mr / tahun

Cobalt-60

50 mr / tahun

Radiofarmaka harus memiliki karakteristik dalam penggunaan, baik diagnostik,terapi dan penelitian. Karakteristik tersebut mencangkup tranlokasinya, depositnya dan metabolisme dalam tubuh. Tertera pada tabel 3 radiofarmaka untuk diagnostik maupun terapi dalam bidang kedokteran. Bidang Radiologi merupakan bagian dari kedokteran yang menggunakan radiasi untuk keperluan diagnosis dan terapi. Radiasi yang di manfaatkan di bidang radiologi pada umumnya radiasi pengion (buatan). misalnya radiasi sinar-X Mesin pembangkit sinar-X disebut pesawat sinar-X atau pesawat rontgen. Pesawat ini biasanya digunakan sebagai alat diagnosis. Pada tabel 5. terlihat hasil pencitraan pesawat sinar-X pada pasien.

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

Penggunaan Measurement of extra cellular water Anemia

Dosis 25-50 uCi

0.25-1 uCi

Blood volume

20-50 uCi

Thyroid uptake

2 – 20 uCi

Liver function

10 - 50 uCi

Cardiac blood pool scanning Liver scanning Iron metabolisme Pulmonary function

1-3 mCi 100-200 uCi

10-20 uCi 3-5 mCi

Tabel 4. Farmaka untuk Terapi

Tabel 2. Sumber Radiasi Buatan Sumber Radiasi Fallout (3% radiasi alam) Ahli radiologi Pekerja radiasi Alat kedokteran Foto sinar-X Sinar-X untuk gigi Sinar-X untuk gonad Alat Lain Jarum Jam

Tabel 3. Farmaka Untuk Diagnostik

512

Sodium Phosphate Iridium Ir-192 TantulumTa182

Penggunaan Hyperthyroidism

Dosis 2-10 mCi

Treatment of peritoneal effusions Treatment of peritoneal effusion Interstitial implantation into tumors Polycythemia vera

9-12 mCi

Interstitial tumor Irradiation Blandder tumors

50-150 mCi

Variable

3-8 mCi Variable Variable

Tabel 5. Hasil Photo Thorax No 1. 2. 3.

kV 55 55 75

mA 100 150 150

S 0,15 0,22 0,5

4.

60

50

0,25

Obyek Lutut Thorax Thorax /lateral Thorax

FFD 80 cm 150 cm 150 cm 150 cm

Ferry Suyatno

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176

KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa radiasi mempunyai dua sifat yaitu sifat merusak dan sifat yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahtaraan masyarakat. 2. Sumber radiasi secara garis besarnya ada dua yaitu sumber radiasi alam, dan sumber radiasi buatan. 3. Radiofarmaka mempunyai karakteristik tertentu apabila di gunakan dibidang kesehatan, yaitu tranlokasinya, depositnya dan metabolisme. 4. Kedokteran nuklir apabila melakukan diagnosis atau terapi menggunakan radioisotop sebagai sumber radiasinya, sedangkan radiologi menggunakan pesawat sinar-X sebagai pembangkt radiasinya. DAFTAR PUSTAKA 1.

2. 3. 4. 5.

ARIF JAUHARI, Barkas Sinar-X dan Pembentukan Gambar, Puskaradim, Jakarta, 2008 MUKHLIS AKHADI, Napak Tilas 106 Tahun Perjalanan Sinar-X, Jakarta, 2001 SRI ASMINAH, Aplikasi Radioisotop dalam kedokteran, Karunika UT, Jakarta, 1986 SUTOMO JATIMAN, Pengetahuan Nuklir, Karunika UT, Jakarta, 1986 SASSUNG.J, Pengenalan Radioisotop, Karunika UT, Jakarta, 1986

TANYA – JAWAB 1. Tanya : apasaja fungsi radioisotope di kedokteran. (juliyani) Jawab : radioisotope dalam kesehatan digunakan untuk diagnosis penyakit. 2. Tanya : radioisotope termasuk sumber radiasi apa dan Sumber radioisotope yang banyak digunakan. (sujarwono) Jawab : radioisotope termasuk sumber radiasi buatan dan sumber yang banyak digunakan I131, Tc-99

Ferry Suyatno

513

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

514

Ferry Suyatno