ASKEP PASIEN DENGAN PENYAKIT ADDISON

ASKEP PASIEN DENGAN PENYAKIT ADDISON ... Kaji klien dan keluarga tentang awitan sakitnya atau ... Elston DM, Brough A, Travers R,...

188 downloads 1075 Views 491KB Size
ASKEP PASIEN DENGAN PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)/ADRENAL ISUFISIENSI PRIMER

BY : ANITA DWI ARIYANI, Ns., M.Kep

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN  Sistem Endokrin adalah sistem yg bekerja dg perantara zat2 kimia (hormon) yg dihasilkan oleh kelenjar endokrin (Syaifudin, 2010).  Kelenjar Endokrin adalah kelenjar2 yang tdk mempunyai saluran keluar (kelenjar buntu) dimn hasil sekresinya bermuara dlm pemb.darah & limfe (Irianto, 2012).  Sekresi dari kelenjar endokrin disebut dg “Hormon”

HORMON  Hormon adalah substansi kimia yg dihasilkan oleh sel khusus dlm jumlah tertentu, dilepaskan ke sistem sirkulasi untuk ditransport ke target organ di mana substansi kimia tersebut menimbulkan efek fisiologis spesifik.  Hormon yg bekerja pada organ atau jaringan yang terdapat di sekitar hormon tersebut dihasilkan disebut fungsi parakrin  hormon yg bekerja pada organ atau jaringan di mana ia dihasilkan disebut fungsi autokrin.

KELENJAR2 ENDOKRIN  Kelenjar hipofise atau pituitary (hypophysis or pituitar y gland), terletak didasar tengkorak didlm fossa pititaria os sfenoid.  Kelenjar Pineal, di atas kel. hipofise  Kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok, terletak di leher bagian depan (melekat pd dinding laring).  Kelenjar paratiroid (parathyroid gland), dekat kelenjar tiroid  Kelenjar suprarenal/ adrenal (suprarenal/ adrenal gland), terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan  Pulau langerhans (pancreas gland), di dalam jaringan pancreas  Kelenjar kelamin (gonad) laki-laki di testis dan perempuan di indung telur (ovarium).  Kelenjar Timus, di dalam mediastinum di belakang os sternum

KELENJAR ENDOKRIN

KELENJAR SUPRARENALIS (ADRENAL)

KELENJAR SUPRARENALIS (ADRENAL) Terletak pd bagian atas dari ginjal. Terdiri dari 2 bagian : Bagian luar : korteks adrenal. Bagian dalam : medula adrenal.

HORMON YG DIHASILKAN KORTEKS ADRENAL 1 . Hormon Kortisol (Glukokortikoid)

Fungsi hormon kortisol :  Mengatur metabolisme KH, lemak & protein.  Meningkatkan proses glikogenesis didlm sel hati.  Meningkatkan katabolisme protein terutama diotot & tulang.  Meningkatkan sekresi ion K diginjal  Meningkatkan lipolisis jaringan perifer.

HORMON YG DIHASILKAN KORTEKS ADRENAL 2. Hormon Aldosteron (Mineralokortikoid) Fungsi hormon aldosteron :  Meningkatkan retensi Na didalam tubulus ginjal.  Meningkatkan eksresi ion K di ginjal (tubulus distal & tubulus koligens).

3. Hormon Adrogen & Hormon Estrogen  Pd keadaan fisiologis hormon adrogen tdk memiliki efek maskulinisasi >> meningkatkan anabolisme protein & merangsang pertumbuhan.  Pd keadaan fisiologis tdk memiliki efek feminisasi.

HORMON YG DIHASILKAN MEDULA ADRENAL  Hormon yg dihasilkan adalah hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin).  Sekresi hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) dikendalikan oleh sistem saraf simpatis.  Sekresi bertambah dlm keadaan emosi (marah & takut), asfiksia maupun starfasi (kelaparan).

 Fungsi hormon norepinefrin (noradrenalin) :  Fungsi sistem cardiovascular : vasokontriksi p.darah shg menyebabkan peningkatan TD.

HORMON YG DIHASILKAN MEDULA ADRENAL Fungsi hormon epinefrin (adrenalin) : Sistem cardiovascular : meningkatkan frek & kontraksi otot jantung, meningkatkan curah jantung. Sistem otot polos & visera : relaksasi otot polos gaster, usus, vesika urinaria & bronkus. Efek metabolik : mestimulasi pemecahan glikogen didlm hepar & otot, meningkatkan efek lipolisis dlm jar.lemak, menghambat pelepasan insulin dlm pankreas.

PENYAKIT ADDISON’S

DEFINISI  Penyakit Addison (Addison’s disease) adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari kelenjar korteks adrenal yang menyebabkan terganggunya produksi hormon yg diproduksi oleh kelenjar korteks adrenal yaitu kortisol dan aldosteron (Liotta EA et al, 2010)  Addison disease, or primary adrenal insufficiency, is a chronic disorder of the adrenal cortex resulting in inadequate production of glucocorticoid and mineralocorticoid (Chakira & Vaidya, 2010)

DEFINISI  Hipofungsi atau insufisiensi adrenal primer (penyakit addison) berasal dari dalam kelenjar adrenal dan ditandai oleh penurunan sekresi hormon-hormon mineralokortikoid (aldosteron), glukokortikoid (kostisol) serta androgen (Kowalak et al, 2011).

EPIDEMOLOGI  Addison’s disease occurs in 39-144 people per million people in the Western world (Ross & Levitt, 2011).  Addison’s disease is rare endocrinal disorder 1 in 100.000 people. It is seen in all age groups and affects male and female equally (Sarkar et al, 2012).  Addison disease is a potentially lethal condition if left untreated, yet its diagnosis is often missed or delayed (Chakera & Vaidya, 2010)

ETIOLOGI  Kerusakan lebih dari 90% pada kedua kelenjar adrenal dan biasanya disebabkan oleh proses autoimun (ketika antibodi dalam darah bereaksi secara khusus thdp jaringan adrenal).  Tuberkulosis (20% kasus)  Pengangkatan kedua kelenjar adrenal  Tumor pada kelenjar adrenal  Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis  Terapi pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 – 4 minggu.

PATOFISIOLOGI Adanya destruksi parsial atau total dari korteks adrenal Penyekatan reseptor kortikotropin Penekanan pada kelenjar adrenal dalam memproduksi hormon2nya (glukokortikoid/kortisol, mineralokortikoid/aldosteron dan androgen)

defisiensi kortisol

defisiensi aldosteron

defisiensi androgen

PATOFISIOLOGI  Defisiensi hormon kortisol : penurunan glukoneogenesis didlm hepar, penurunan kadar gula darah.  Defisiensi hormon aldosteron : peningkatan kehilangan natrium dalam renal (hiponatremia) dan peningkatan reabsorbsi kalium (hiperkalemia), penurunan vol. Sirkulasi, hipotensi serta kolaps sirkulasi.  Defisensi hormon androgen : menurunnya pertumbuhan rambut didaerah aksila, ekstrimitas dan pubis pd wanita (pada laki2 gangguan pertumbuhan rambut pd bagian tsb tdk begitu terlihat).

MANIFESTASI KLINIS Kelemahan Rasa mudah lelah Penurunan berat badan Paralisis (disebabkan oleh kondisi hiperkalemia dan penurunan pemecahan protein) Atropi otot Nausea, vomitus dan nyeri abdomen Hipoglikemia

MANIFESTASI KLINIS  Hiperpigmentasi (tjd insufisiensi adrenal mengakibatkan peningkatan hormon adrenokortikotropik (ACTH) >> hormon melanosit stimulating hormon (MSH) like effect.  Kelainan kardiovaskuler : hipotensi, penurunan curah jantung, serta denyut nadi yang lemah dan tidak teratur.  Menurunnya pertumbuhan rambut didaerah aksila, ekstrimitas dan pubis pd wanita.  Kolaps sirkulasi (syok) >> krisis addison (waspadai)

KRISIS ADDISON Muncul tanda2 syok :  Nadi cepat serta lemah (takikardia)  Frekuensi pernafasan cepat (takipnea)  Pucat  Kelemah yang ekstrim  Penurunan kesadaran  Penurunan haluaran urin  Hipotensi

HIPERPIGMENTASI

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS  Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan :  Penurunan kadar kortisol plasma ( kurang dr 10 mkg/dl di pagi hari dan lebih rendah dimlm hari).  Penurunan kadar natrium serum  Penurunan kadar glukosa puasa  Peningkatan kadar kalium ( hiperkalemia)  Injeksi sintetis adrenocorticotropin l-24 dg dosis 250 mcg >> tjd peningkatan renin dan adrenokortikotropin menunjukkan insufisiensi adrenal.  Injeksi kortikotropin (cortrosyn) mll IV dg dosis 350 mg >> jika di dptkan kadar kortisol < 13 mcg/dl menunjukkan insufisisensi adrenal.

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS  Tes toleransi glukosa : dg memberikan injeksi insulin 0,10,15 U/kg >> jika didptkan kadar kortisol <18mcg/dl dan tingkat glukosa serum <40 mg/dl menunjukkan insufisiensi adrenal.  Pemeriksaan Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) >> menunjukkan berkurangnya glandula adrenal pada pasien dengan kerusakan autoimun dan pembesaran glandula adrenal pada pasien dengan infeksi.

PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksaan dr penyakit addison adalah :  Mengatasi syok  Rehidrasi cairan  Melakukan penggantian kortikosteroid  Pemantauan terhadap tanda vital

PENATALAKSANAAN  Terapi sulih kortikosteroid seperti kortison maupun hidrokortison yg memberikan efek mineralokortikoid.  Terapi glukocorticoid sintetik seperti hidrocortisone, prednisone atau dexamethasone oral 1 -3 kali sehari memberi efek glukokortikoid.  Pemberian fluorokortison oral (florinef) 1 -2 kali sehari >> utk mencegah kondisi dehidrasi, hipotensi, hiponatremia, dan hiperkalemia.  Pemberian vasopresor amina jg perlu diberikan jk tjd hipotensi menetap.  Rehidrasi cairan dg salin IV, glukosa dan elektrolit terutama natrium melalui infus.

PENATALAKSAAN KRISIS ADDISON  Lakukan pemantauan TTV secara rutin terutama utk memantau kondisi hipotensi serta deplesi volume.  Lakukan pemantauan tanda-tanda syok  Awasi kondisi hiperkalemia sebelum pemberian terapi dan kondisi hipokalemia sesudah terapi (akibat efek mineralokortikoid yg berlebih)  Awasi kemungkinan aritmia jantung

KOMPLIKASI Hiperpireksia Reaksi psikosis Syok Hipoglikemia yang sangat berat Kolaps vaskuler, koma hingga kematian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN  Kaji riwayat penyakit yg dpt menggali kemungkinan penyebab dan faktor penyebab penyakit seperti radiasi kepala, pengangkatan hipofises, infeksi dsb.  Kaji keluhan yang mencakup kelelahan, letargi dan tdk mampu beraktifitas, tdk nafsu makan, mual munta, diare dan nyeri abdomen.  Kaji pola menstruasi pd klien perempuan, terganggunya pertumbuhan rambut/kerontokan rambut terutama pd area aksila, pubis maupun kaki.  Riwayat penggunaan obat2an yg menekan fungsi kelenjar adrenal seperti : golongan steroid, antikoagulan dan obat sitotoksik.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN  Kaji riwayat kesehatan dan pemeriksaan klien yg berfokus pd gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta tingkat stres yang dialami oleh klien.  Observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan frekuensi denyut nadi untuk mengetahui keadekuatan volume cairan.  Kaji warna kulit dan turgor kulit untuk mendeteksi perubahan2 yg berhub dg insufisiensi adrenal dan kondisi hipovolemia.  Kaji adanya perubahan berat badan, kelemahan otot dan tingkat kelelahan.  Kaji klien dan keluarga tentang awitan sakitnya atau peningkatan stres akibat sakitnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN  Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan haluaran urin akibat peningkatan eksresi natrium oleh ginjal.  Penurunan curah jantung berhubungan dg penurunan fungsi jantung, penurunan sirkulasi serta kondisi hiperkalemia.  Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot, pengecilan massa otot, hipotensi postural dan ketidakseimbangan elektrolit.  Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan, mual muntah, terganggunya proses glukoneogenesis.  Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik, disfungsi seksual, kondisi hiperpigmentasi pd kulit dan penurunan tingkat aktivitas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN  Defisit perawatan diri berhubungan dg kelemahan, keletihan dan pengurusan masa otot.  Risiko cidera berhubungan dengan kelemahan, penurunan/pengecilan massa otot.  Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan metabolisme protein, penurunan kekebalan tubuh.

TUGAS !!!  Buat WOC tentang konsep penyakit addison dan hrs memunculkan semua masalah keperawatan  Buat Rencana Keperawatan (Intervensi Keperawatan ) sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul dari konsep penyakit addison.  Diagnosa keperawatan dapat dimunculkan lagi sesuai dg konsep penyakit (semakin banyak diagnosa yg muncul point smkn bertambah).  Intervensi keperawatan hrs lengkap meliputi : Dx kep, tujuan, kriteria hasil (sesuai dg NOC), intervensi (sesuai dg NIC) serta rasional  Tugas dikumpulkan Senin, 03 April 2016. Bagi yg terlambat mengumpulkan point berkurang & jika melebihi 2 hari dr tanggal pengumpulan tgs tdk diterim a.  Selamat mengerjakan ?????

LITERATURE  Liotta EA , Elston DM, Brough A , Traver s R, Wells MJ, Callen JP. et all. 2010. Addison Disease. Medscape reference drug, disease & procedure. Available at http://emedicine.medscape.com/ar ticle/1096911 over view#showall last update 1 2 juli 2011 .  Ross & Levitt. 2011 . Diagnosis and management of Addison’s disease: insights gained from a large South African cohor t. JEMDSA . Volume 16. Number 2. Pages 86 -92  Chakera & Vaidya. 2010. Addison Disease in Adults: Diagnosis and Management. The American Journal of Medicine. Volume 123. Number 5. Pages 409 -413.  Sarkar et al. 201 2. Addison’s disease. Contemporar y Clinical Dentistr y. Volume 3 Issue 4. Pages 484 -486.