ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI DENGAN PREEKLAMSI

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. ... normal dan 1000 mL pada ibu dengan post sc, yang kedua yaitu Prekelamsi dan...

11 downloads 1160 Views 71KB Size
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI DENGAN PREEKLAMSI BERAT PADA NY. N UMUR 35 TAHUN P5A0 8 JAM POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM TIDAR MAGELANG

Ni Komang Juliartini1), Rini Susanti2), (Heni Setyowati,3) Akademi Keidanan Ngudi Waluyo Email:UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

INTISARI Juliartini, Ni Komang. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ny.N umur 35 Tahun dengan Preeklamsia berat 1 hari postpartum di RSUD Tidar Magelang tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I Rini Susanti,S.SiT.,M.Kes. Pembimbing II Heni Setyowati, S.SiT.,M.Kes.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2012 hingga awal 2013 sebesar 605/100.000 KH. Jawa Tengah, AKB yaitu 10,75/1.000 KH, AKI Tahun 2012 ada 116,34/100.000 KH. Kabupaten Magelang AKI tahun 2010 sebesar 110,27/100.000 Kh, menjadi 65,47/100.000 Kh pada tahun 2012, dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Magelang pada tahun 2010 mencapai 7,38/1000 Kelahiran Hidup turun menjadi 6,75/1000 KH pada tahun 2012,. Tujuan penelitian ini adalah memberikan asuhan kebidanan ibu nifas kepada Ny. N dengan PEB di RSUD Tidar Magelang tahun 2013-2014 dengan managemen varney. Asuhan ini dilakukan pada Ny.N umur 35 tahun P5A0 dengan Preeklamsia berat dengan keluhan pusing dan bengkak di bagian ekstermitas, pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan urin hasil urin positif 2+. Hasil yang ditemukan keadaan ibu dan bayi baik setelah di berikan asuhan selama 3 hari sesuai dengan kolaborasi dengan dr.SpOG seperti memberikan terapi dan asuhan sesuai prosedur yang ditetapkan. Asuhan kebidanan pada kasus Ny. N yaitu ibu nifas dengan pre eklamsia berat menggunakan manajemen kebidanan varney, pasien di observasi, dilakukan asuhan sesuai kolaborasi dan dari asuhan yang di berikan di bahas perbedaan dan kesenjangan antara teori dan praktek. Saran bagi tenaga kesehatan yaitu berupaya tetap memberikan asuhan dini pencegahan preeklamsia pada saat ANC dan melakukan rujukan jika ditemukan kasus dilahan praktek, bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit yaitu tetap melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG sesuai prosedur yang ditetapkan. Kata kunci : Preeklamsia, Postpartum

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

1

Midwifery care of Mrs. N (35 years old) with severe Pre-Eclampsia of The eight hour of Postpartum in Tidar General Hospital Magelang 2014.

Ni Komang Juliartini1), Rini Susanti2), (Heni Setyowati,3) Ngudi Waluyo Midwifery Academy Email:UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRACT

Juliartini, Ni Komang. 2014. Midwifery care of Mrs. N (35 years old) with severe PreEclampsia of The eight hour of Postpartum in Tidar General Hospital Magelang 2014. Scientific Writy. Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran. First supervisor : Rini Susanti, S.SiT., M.Kes, The Second supervisor: Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes.

Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia in 2012 until early 2013 for 605/100.000 live birth Central Java, IMR is 10.75 / 1,000 live birth, MMR in 2012 there was 116.34 / 100.000 live birth. MMR in Magelang district 2010 amounted to 110.27 / 100,000 live birth, became 65.47 / live birth 100,000 in 2012, and infant mortality rate (IMR) in Magelang District in 2010 reached 7.38 / 1000 Live Births fell to 6.75 / 1000 live birth in 2012,. The purpose of this study is to provide midwifery care to Mrs. N with pre eclamsia in the years 2013-2014 Tidar General Hospital Magelang with varney management. This care is done Mrs.N (35 years old) P5A0 with severe pre-eclampsia with complaints of dizziness and swelling in the ekstermitas, investigations conducted urine tests positive urine results 2 +. The results were found to circumstances both mother and baby after care is given for 3 days according to the collaboration with such obstetrician provide appropriate treatment and care established procedures. Obstetric care in case of Mrs.N is post partum with severe pre-eclampsia using varney obstetric management, patients in the observation, made appropriate care and collaboration of care that is given in discussing the differences and gaps between theory and practice. Advice for health workers which seeks to keep providing care earlpreeclampsia prevention during ante natal care and made a referral if found case practice, for health workers in the hospital are still doing a collaboration with obstetrician.

Key words : Pre-eclampsia, Postpartum

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Indonesia kini Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) menduduki peringkat pertama di ASEAN, terutama pada ibu nifas. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit dalam kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dalam kehamilan masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medis dan sistem rujukan yang belum sempurna. Kasus PEB dapat dialami oleh semua lapisan ibu nifas sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medis baik di pusat maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya (DepKes RI, 2012). Penyakit yang khas untuk kehamilan merupakan penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas yang nantinya bisa berlanjut pre eklamsi dan eklamsi. Seperti di Indonesia kasus PEB masih sangat tinggi, berdasarkan perhitungan oleh Biro Pusat Statistik diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2012 hingga awal 2013 sebesar 605/100.000 KH. Angka Kematian Ibu (AKI) tersebut sudah jauh menurun, dari tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target MDGS 2015 (102/100.000 KH). Penyebab Angka Kematain Ibu (AKI) di Indonesia yang menduduki tingkatan pertama yaitu Perdarahan. Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post

partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 500 mL pada partus normal dan 1000 mL pada ibu dengan post sc, yang kedua yaitu Prekelamsi dan eklamsi yaitu mencapai 15%-20%. Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat dihindari, dan yang ke tiga yaitu Infeksi mencapai 10%. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan ibu. Jawa Tengah, AKB yaitu 10,75/1.000 KH, meningkat di bandingkan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 KH dan AKI Tahun 2012 ada 116,34/100.000 KH, mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sebanyak 116,01/100.000 KH, kasus Pre Eklamsi Berat pada ibu nifas sebesar 35/100.000 KH, ini menunjukan kasus PEB masih besar terutama pada ibu nifas (DepKes RI, 2012). Kabupaten Magelang AKI mengalami kecenderungan menurun dan tahun 2010 sebesar 110,27/100.000 Kh, menjadi 65,47/100.000 Kh pada tahun 2012, dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Magelang pada tahun 2010 mencapai 7,38/1000 Kelahiran Hidup turun menjadi 6,75/1000 KH pada tahun 2012. (Dinkesjatengprov, 2013). Kematian ibu nifas karena PEB masih tinggi sekarang menduduki tingkatan pertama yaitu perdarahan tahun 2012 hingga 2013 ini, PEB merupakan kasus penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia (DepKes RI, 2012).

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

3

Upaya-upaya yang sudah di lakukan pemerintah yakni Pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDG’s sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, salah satunya adalah upaya jampersal yaitu gratis pada saat ANC dan persalinan hal ini di harapkan ibu hamil lebih rutin dalam melakukan ANC yaitu deteksi dini terjadinya ke tiga pembunuh ibu hamil di atas, semua ibu hamil di harapkan bersalin di tenaga kesehatan dan tidak di anjurkan bersalin di rumah (DepKes RI, 2013). Komplikasi yang terjadi pada kasus PEB yang terjadi pada ibu yaitu berupa sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated, Liver Enzyme, Low, Platelet), edema paru, gangguan ginjal, perdarahan, solusio plasenta bahkan kematian ibu. Komplikasi pada janin, dapat berupa kelahiran prematur, gawat janin, berat badan lahir rendah atau intra uterine fetal death (IUFD) (Pudiastuti, 2012). Tanda dan Gejala dari Preeklamsi yaitu, Kenaikan berat badan yang cukup signiflkan karena meningkatnya cairan dalam tubuh, sakit pada ulu hati, sakit kepala yang hebat, perubahan gerak refleks, urin berkurang atau sulit berkemih, pusing, mual dan muntah berlebihan. Komplikasinya yaitu bisa IUFD, perdarahan,eklamsi atau kejang, syok dan mengarah ke kematian ibu dan janin (Pudiastuti, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Tidar Magelang di dapatkan ibu bersalin tahun 2012 dari bulan januari sampai desember jumlah persalinan normal 938 (30,3%), perdarahan sebelum bersalin 12 orang, perdarahan setelah persalinan tidak ada, yang pre eklamsi sebanyak 157 ibu terbagi dalam pre eklamsi berat dan ringan, komplikasi lain sebanyak 587 ibu, dan 513 ibu di lakukan SC

jadi jumlah ibu yang mengalami komplikasi sebanyak 2207 ibu bersalin, sedangkan pasien obgyn yang abortus sebanyak 306, lain-lain sebanyak 304 dan jumlah pasien yang bersalin keseluruhan tahun 2012 sebanyak 3096 orang. Tahun 2013 dari bulan januari sampai desember sebanyak 698 ibu, perdarahan sebelum bersalin sebanyak 5 ibu, perdarahan setelah bersalin tidak ada, pre eklamsi sebayak 161 orang, insfeksi tidak ada, komplikasi lain sebanyak 464 orang, SC sejumlah 577 orang kegawatan obsetri ada 303 orang, sehingga jumlah komplikasi 1905 orang, sedangkan jumlah pasien obgyn terdiri dari abortus 209 orang, lain-lain sebanyak 452 orang, dan total keseluruhan pasien sebanyak 2950. Tahun 2014 bulan januari sampai maret yang mengalami komplikasi bersalin normal sebanyak 179 orang, Pre eklamsi sebanyak 38 terdiri dari pereklamsi berat dan ringan, lain-lain 121 orang, ibu yang di lakukan SC 163 orang, jumlah semua ada 506 orang, kegawatan obsetri 75 orang, sedangkan jumlah pasien obgyn yang abortus ada 73 orang, lain-lain sebanyak 105 orang dan jumlah total ibu bersalin ada 763 orang yang d rawat sampai masa nifas dan di perbolehkan pulang. Peran bidan pada kasus PEB yaitu ada 2 peran, peran mandiri dan kolaborasi. Peran mandiri bidan diantaranya menganjurkan tirah baring, menganjurkan mengurangi asin terutama pada makanan, memposisikan pasien ditempat yang nyaman dan tenang, dan memberikan nutrisi yang cukup. Peran kolaborasi seperti berkolaborasi dengan dr.spOG dalam pemberian terapi MgSO4. Karena PE merupakan salah satu dari ketiga penyebab kematian ibu maka, penulis berminat untuk mengambil judul asuhan kebidanan pada ibu nifas patologis dengan pre eklamsi berat di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat rumusan masalah adalah bagaimanakah asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu nifas patologis dengan pre eklamsi berat di Rumah Sakit Daerah Tidar Magelang.

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

4

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Agar Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan ibu nifas kepada Ny. N dengan PEB di RSB Budi Rahayu dengan managemen varney secara konfrehensif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan studi kasus ini adalah : a. Mampu melaksanakan pengakajian pada Ny. N post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) b. Mampu merumuskan Interprestasi Data pada Ny. N post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) c. Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Ny. N den post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) d. Mampu melakukan antisipasi penanganan segera kepada Ny. N post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) e. Mampu melakukan perencanaan kepada Ny. N post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) f. Mampu melakukan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kepada Ny.N post partum 8 jam dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) g. Mampu membuat evaluasi kepada Ny. N 8 jam post partum dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang)

D. Ruang Lingkup 1. Tempat : Di ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) 2. Waktu : Januari sampai Desember 2013 3. Sasaran : Ny. N post partum dengan PEB 4. Keilmuan : Askeb III (Asuhan Kebidanan ibu nifas). E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit 2. Bagi Peneliti 3. Bagi Institusi Pendidikan F. Metode Penulisan dan Cara Pemerolehan Data Penyusunan studi kasus ini, penulis menggunakan metode deskritif, jenis studi kasus dengan pendekatan proses kebidanan yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, pemeriksaan penunjang, dokumentasi, studi kasus dan telaah dokumen. Metode deskritif adalah metode yang ditunjukan untuk menggambarkan hasil pengolahan pelaksanaan asuhan kebidanan. Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun studi kasus yaitu wawancara, partisipasi aktif, serta studi dokumenter. G. Sistematika Penulisan BAB I (PENDAHULUAN) BAB II (TINJAUAN PUSTAKA). BAB III (TINJAUAN KASUS). BAB IV (PEMBAHASAN). BAB V (PENUTUP) DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB III TINJAUAN KASUS Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 05 Maret 2014 Jam : 08.30 WIB Tempat : Ruang Nifas RSB Budi Rahayu Magelang Nama Mahasiswa : Ni Komang Juliartini NIM : 0111460 I. Pengkajian A. Data Subyektif 1. Identitas a. Identitas pasien Nama Pasien : Ny. N Umur : 35 tahun

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

5

Agama : Islam Suku / Bangsa : Jawa / Indon esia Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Alamat : Wonosari RT 09 RW 04 Banyusari Tegalrejo b. Identitas penanggung jawab (suami) Nama Suami : Tn. M Umur : 41 tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Alamat : Wonosari RT 09 RW 04 Banyusa ri Tegalrejo 2. Alasan datang Perawatan lanjutan 3. Keluhan utama Ibu mengatakan masih merasakan perut mules, keluar darah dari jalan lahir, serta pusing 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu Ibu mengatakan dulu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, jantung, DM, tapi di keluarga ada yang menderita hipertensi dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan PMS serta keturunan kembar b. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan sekarang tidak pernah menderita riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, DM, tapi sekarang sedang menderita hipertensi dari usia

kehamilan 38 minggu sampai melahirkan serta nifas, dan tidak menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan PMS serta keturunan kembar c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan dikeluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti asma, jantung, DM, ginjal tapi ada yang menderita penyakit hipertensi dan tidak menderita penyakit menular seperti, TBC, hepatitis serta PMS dan keturunan kembar. 5. Riwayat perkawinan Ibu mengatakan menikah satu kali, umur 20 tahun, suami 26 tahun, lama pernikahan 15 tahun dengan status yang sah. 6. Riwayat obstetri a. Riwayat menstruasi 1) Menarche: 13 tahun 2) Siklus: ± 28-29 hari 3) Lama: ± 6 – 7 hari 4) Jumlah: 2 kali/ hari ganti pembalut 5) Bau:Amis khas darah 6) Warna: Merah kecoklatan 7) Konsistensi : Cair 8) Dysmenorhoe:1-2 hari menstruasi 9) Flour Albus: sebelum menstruasi 10) HPHT: 25 Mei 2013 b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu c. Riwayat kehamilan sekarang 1) Ibu mengatakan hamil yang kelima, pernah melahirkan 4 kali, tidak pernah keguguran G5 P4 A0 2) HPL : 04 Maret 2014 3) Periksa sebelumnya di bidan 11 x, TM I : 3 x, TM II : 3x, TM III : 5 x. 4) Keluhan TM I : Mual, muntah Terapi : As. Folat, B6 TM II : Pusing TM III : Pegelpegel Terapi: Kalk, Tab. Fe

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

6

5) TT I UK : Ibu mengatakan suntik TT saat capeng TT II : UK 16 minggu Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obatobatan yang diberikan oleh bidan yaitu tabel Fe setiap malam sebelum tidur 1 butir, As. Folat, Vitamin C, kalk. 6) Ibu mengatakan gerakan janin pertama pada UK 4 bulan, gerakan janin kuat. 7) Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk yang berdampak negatif terhadap kehamilannya seperti merokok, narkoba seperti sabu-sabu, penenang dan alkohol seperti minuman keras maupun minum jamu. 8) Ibu mengatakan rencana bersalin di Bidan. 7. Riwayat persalinan dan nifas a. Tanggal Persalinan 04 M a r e t 2014 b. Jam bersalin : 23.45 wib c. Jenis Persalinan : S p o n t a n d. Bayi Lahir : Spontan, PB :

50 BB: 3100 LD:33 LK:32 AS: 9,10,10 e. Lama persalinan : Kala I : 6 jam, Jumlah Perdarahan 5 cc Kala II : 10 menit, Jumlah Perdarahan 10 cc Kala III : 2 menit, Jumlah Perdarahan 10 cc Kala IV : 2 jam, jumlah Perdarahan 40 cc Total Lama Persalinan 8 jam 12 menit, Total perdarahan 65 cc f. Keadaan placenta Kotiledon : Lengkap Selaput : Utuh Insersi : Sentralis Pengapuran:Tidak ada Panjang : 45 cm Diameter : 20 cm Tebal : 1,5 cm g. Penyulit persalinan : Tidak ada 8. Riwayat KB Jenis Lama Alasan Keluh BB alko pemak berhenti an sebel n aian um KB 1. Pil 4 Ingin Tidak 50 kg 2. bulan punya ada 53 kg Sunti 2 anak Tidak 57 kg k tahun Ingin ada 3. 5 punya Tidak IUD tahun anak ada Ingin punya anak B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : Cukup baik b. Kesadaran: Composmentis c. Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 88 x / menit Suhu : 36°C Respirasi Rate : 20 x / menit d. BB sekarang : 66 kg e. TB : 147 cm f. LILA : 25,5 cm 2. Pemeriksaan fisik : Ekstermitas atas : Gerak aktif, bengkak 3. Pemeriksaan penunjang

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

7

BB sesud ah KB 52 kg 56 kg 58 kg

Protein urine (++) : Dilakukan pada tanggal 4 Maret 2014 jam 21.00 wib Data Perkembangan : 1). Tanggal 5 Maret 2014 a. Pengkajian: a) Data Subjektif: Ibu mengatakan masih merasakan pusing b) Data Objektif: TTV TD : 160/100 mmHg. N :78x/mnt. S: 360C, Rr: 20x/mnt TFU: 2 jari di bawah pusat. Kontraksi: keras, PPV: rubra 20 cc b. Intrtprestasi Data a) Diagnosa kebidanan: Ny.N 35 tahun P5A0 8 jam postpartum dengan preeklamsia berat c. Diagnosa Potensial: Eklamsia d. Antisipasi : Kolaborasi dengan dr SpOG e. Perencanan: Observasi ttv, terapi,pantau kontraksi dan ppv. f. Pelaksanaan : Mengobervasi ttv, jam 17.05 wib, TD: 150/100 mmHg, N: 78x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt, ppv:20 cc, kontraksi: keras. Jam 07.30 wib, TD: 140/100 mmHg, N: 78x/mnt, S:360C, Rr: 20x/mnt, jam 07.38 wib, TD: 130/90 mmHg, N: 80x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt. g. Evaluasi a). Hasil yang di dapat adalah dalam 1 hari TD darah Ny.N sudah membaik, sudah di berikan terapi, kontraksi keras, serta ppv dalam batas normal. 2). Tanggal 6 Maret 2014 h. Pengkajian: c) Data Subjektif: Ibu mengatakan sudah membaik rasa pusing sudah berkurang. d) Data Objektif: TTV TD : 120/80 mmHg. N :80x/mnt. S: 360C, Rr: 22x/mnt TFU: 2 jari di bawah pusat. Kontraksi: keras, PPV: rubra 25 cc i. Intrtprestasi Data b) Diagnosa kebidanan: Ny.N 35 tahun P5A0 2 hari postpartum j. Diagnosa Potensial: Tidak ada

k. Antisipasi : Tidak ada l. Perencanan: Observasi ttv, terapi,pantau kontraksi dan ppv. m. Pelaksanaan : Mengobervasi ttv, jam 12.00 wib, TD: 120/70 mmHg, N: 78x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt, ppv:20 cc, kontraksi: keras. Jam 16.10 wib, TD: 120/80 mmHg, N: 78x/mnt, S:360C, Rr: 20x/mnt, jam 01.30 wib, TD: 120/70 mmHg, N: 80x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt. n. Evaluasi a). Hasil yang di dapat adalah dalam 2 hari TD darah Ny.N sudah normal, sudah di berikan terapi, kontraksi keras, serta ppv dalam batas normal. 3). Tanggal 7 Maret 2014 a. Pengkajian: e) Data Subjektif: Ibu mengatakan sudah membaik rasa pusing sudah berkurang. f) Data Objektif: TTV TD : 120/80 mmHg. N :80x/mnt. S: 360C, Rr: 22x/mnt TFU: 2 jari di bawah pusat. Kontraksi: keras, PPV: rubra 25 cc b. Intrtprestasi Data c) Diagnosa kebidanan: Ny.N 35 tahun P5A0 2 hari postpartum d) Diagnosa Potensial: Tidak ada e) Antisipasi : Tidak ada f) Perencanan: Observasi ttv, terapi,pantau kontraksi dan ppv. g) Pelaksanaan : Mengobervasi ttv, jam 08.30 wib, TD: 120/80 mmHg, N: 78x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt, ppv:20 cc, kontraksi: keras. Jam 13.00 wib, TD: 120/80 mmHg, N: 78x/mnt, S:360C, Rr: 22x/mnt, jam 01.30 wib, TD: 120/70 mmHg, N: 80x/mnt, S: 360C, Rr: 20x/mnt. h) Evaluasi: Hasil evaluasi di dapatkan hasil Ny.N membaik, dan sudah di perbolehkan pulang. BAB IV PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis memband, Tdingkan antara teori yang didapatkan dari beberapa sumber dengan tinjauan kasus yang telah diuraikan dalam BAB III, untuk memperoleh gambaran tentang sejauh mana kesamaan dan

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

8

kesenjangan dalam melakukan asuhan kebidanan dengan teori yang didapat. Penulis dalam melakukan asuhan kebidanan pada kasus Ny. N yaitu ibu nifas dengan pre eklamsia berat menggunakan manajemen kebidanan Varney yang prosesnya terdiri dari 7 langkah. Adapun pembahasan langkah demi langkah berdasarkan konsep manajemen kebidanan menurut Varney adalah : A. Pengkajian Pengkajian Asuhan kebidanan ibu nifas dengan pre eklampsia berat dilaksanakan pengumpulan data dasar yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif didapatkan dari pernyataan pasien yaitu ibu mengatakan berumur 35 tahun, hamil yang ke 5, pernah melahirkan 4 kali, dan tidak pernah keguguran. Pada kehamilan yang ke 5 ini ibu mengatakan sering pusing pada kepala depan sampai tengkuk, pandangan mata sedikit kabur serta kaki bengkak, sedangkan dari pemeriksaan obyektif dan pemeriksaan laboratorium ditemukan : 1. Tekanan darah 160/100 mmHg 2. Adanya oedem pada daerah ekstrimitas 3. Pitting tes positif pada kedua kaki 4. Terdapat proteinuria 2+ B. Interpretasi Data Pada interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan dan masalah yang mungkin timbul, pada kasus ini diagnosa kebidanan berasal dari data dasar yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif, sehingga muncul diagnosa kebidanan P5A0 umur 35 tahun 1 hari postpartum dengan pre eklamsi berat, bayi lahir spontan, PB : 50 BB : 3100 LD : 33 LK : 32 AS : 9,10,10. Sedang diagnosa masalah yang timbul yaitu Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya. Dengan demikian tidak di temukan

kesenjangan antara teori dan praktek C. Diagnosa Potensial Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada pasien dengan pre eklampsia berat adalah terjadinya eklampsia pada ibu namun tidak di temukan adanya diagnosa potensial dalam praktek. D. Antisipasi Dilapangan setelah dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG pasien diberi dopamet 3 x 500 mg, SF 3x1, BC 3x1, Vit C 3x1, pada 1 hari post partum. Dengan demikian tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan dalam hal antisipasi masalah. E. Perencanaan Perencanaan merupakan kelanjutan dari diagnosa yang ditemukan, serta masalah yang muncul untuk mengambil tindakan, yang mana tahap ini menentukan keberhasilan penatalaksanaan tentang tindakan yang di lakukan ketika ibu mengalami PE saat nifas. Pada teori dimana berkolaborasi dengan dokter SpOG untuk dilakukan tindakan dan terapi: 1. Berkolaborasi dengan dr SpOG untuk di berikan terapi nifedipine, dopamet 3 x 500 mg, SF 3x1, BC 3x1, Vit C 3x1 2. Memantau TTV ibu yaitu TD : 160/100 S : 360C N : 78x/mnt 3. Menganjurkan ibu tetap istirahat dan menyusui bayinya 4. Memberikan support mental kepada klien berkaitan dengan kondisi klien yang cemas 5. Pantau cairan inputdan output 6. Diet 7. Pantau Kontraksi 8. Pastikan ASI lancar dan pemberian ASI awal 9. Pantau PPV 10. Pantau lokea Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. F. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tindak lanjut secara nyata dari apa yang telah direncanakan pada langkah perencanaan. Hampir semua

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

9

perencanaan telah dilaksanakan sesuai dengan teori, Dalam hal ini pelaksanaan pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan. Sesuai hasil dengan dr.SpOG maka penulis melakukan pelaksanaaan yaitu : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaaan kepada klien dan keluarga 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi 3. Melakukan informed consent 4. Menganjurkan pasien tirah baring miring kiri ke satu sisi 5. Memasang infus NaCl 6. Memberikan terapi a. Nifedipine b. Dopamet 3 x 500 mg, SF 3x1, BC 3x1, VitC 3x1 di berikan setelah ibu makan yakni pagi jam 07.00 wib, siang jam 12.00 wib dan sore jam 18.00 wib. 7. Memantau TTV ibu setiap 1 jam sampai kembali normal 8. Memantau input dan output pasien 9. Menganjurkan untuk diet rendah garam. 10. Memberikan suport mental kepada klien berkaitan dengan kondisi pasien yang cemas. 11. Memantau kontraksi ibu 12. Menganjurkan pemberian ASI awal dan pastikan ASI lancar 13. Memantau PPV 14. Memantau lokea G. Evaluasi Dalam teori disebutkan bahwa asuhan dikatakan berhasil jika dapat menyelamatkan ibu dan bayi serta membaiknya keadaan ibu. Kenyataan dilapangan, setelah dilakukan asuhan kebidanan bisa menyelamatkan ibu dan bayi serta keadaan ibu juga semakin membaik, hal ini bisa diketahui dari tekanan darah turun menjadi 140/100 mmHg dan turun lagi menjadi 130/90 mmHg setelah 2 hari post partum. Dengan demikian asuhan kebidanan pada

Ny. N post partum 1 Hari dengan PEB di Ruang nifas RSB Budi Rahayu (RSUD Tidar Magelang) di katakan berhasil. BAB V PENUTUP Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan pre eklampsia berat serta membandingkan antara teori dengan kasus di lahan praktek, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari asuhan yang telah diberikan kepada Ny.N 35 tahun P5A0 8 Jam Postpartum di RSUD Tidar Magelang adalah terbagi menjadi 7 langkah varney meliputi : 1. Pengkajian : Pengkajian yang dilakukan selama 3 hari di dapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif yaitu ibu mengatakan berumur 35 tahun, hamil yang ke 5, pernah melahirkan 4 kali, dan tidak pernah keguguran, klien mengatakan HPHT tanggal 25 Mei 2013 dan HPL 04 Maret 2014. Data objektif didapatkan : a. Tekanan darah 180/110 mmHg b. Adanya oedem pada daerah ekstrimitas c. Pitting tes positif pada kedua kaki d. Terdapat proteinuria 2+ e. Pusing 2. Interprestasi Data Interprestasi data terdapat diagnosa kebidanan dan diagnosa masalah, diagnosa kebidanan Ny.N umur 35 Tahun P5A0 8 Jam Postpartum dengan Preeklamsia berat dan diagnosa masalah berupa keadaan ibu yang cemas dengan keadaanya sekarang. Selama 3 hari didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny.N umur 35 Tahun P5A0 8 Jam Postpartum, dan diagnosa masalah tidak ada. 3. Diagnosa Potensial Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada pasien dengan pre eklampsia berat adalah terjadinya

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

10

eklampsia, namun kasus dilapangan tidak di temukan diagnosa potensial berupa eklamsia. 4. Antisipasi Antisipasi yang dilakukan adalah dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dan pemberian terapi medikamentosa berupa pemberian obat antikonvulsan sebagai tindakan profilaksis terhadap kejang dan persiapan O2 4-6 L, namun di lapangan di temukan pemberian terapi berupa dopamet 3x500 mg, SF 3x1, BC 3x1, dan VitC 3x1 sehingga dikatakan berhasil. 5. Perencanan Perencanaan merupakan kelanjutan dari diagnosa yang ditemukan perencanaan berupa kolaborasi dengan dr.SpOG adalah : a. Berkolaborasi dengan dr SpOG untuk di berikan terapi nifedipine, dopamet 3 x 500 mg, SF 3x1, BC 3x1, Vit C 3x1 b. Memantau TTV ibu yaitu TD : 160/100 S : 360C N : 78x/mnt c. Menganjurkan ibu tetap istirahat dan menyusui bayinya d. Memberikan support mental kepada klien berkaitan dengan kondisi klien yang cemas e. Pantau cairan inputdan output f. Diet 6. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tindak lanjut secara nyata dari apa yang telah direncanakan pada langkah perencanaan, sesuai kolaborasi dengan dr.SpOG yaitu : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaaan kepada klien dan keluarga 2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi

Melakukan informed consent Menganjurkan pasien tirah baring miring kiri ke satu sisi 3). Memasang infus RL 4). Memberikan terapi Nifedipine Dopamet 3 x 500 mg, SF 3x1, BC 3x1, VitC 3x1 di berikan setelah ibu makan yakni pagi jam 07.00 wib, siang jam 12.00 wib dan sore jam 18.00 wib. 5). Memantau TTV ibu setiap 1 jam sampai kembali normal 6). Memantau input dan output pasien 7). Menganjurkan untuk diet rendah garam. 8). Memberikan suport mental kepada klien berkaitan dengan kondisi pasien yang cemas. 7. Evaluasi Teori dikatakan berhasil bila keadaan ibu dan bayi sehat dalam asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. N dikatakan berhasil, hal ini terbukti dengan ibu mengalami penurunan tekanan darah dan keadaan ibu semakin membaik yaitu tekanan darah dari 160/100 mmHg turun menjadi 120/80 mmHg, ibu pusingnya berkurang selama 3 hari pengkajian dari tanggal 5 Maret 2014 sampai dengan 7 Maret 2014 sehingga asuhan yang diberikan dikatakan berhasil. B. Saran 1. Bagi Masyarakat 2. Bagi RSUD Tidar Magelang 3. Bagi petugas kesehatan 4. Bagi Institusi. 5. Bagi Peneliti lain DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Baharuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Fauziyah, Yulia.2012. Obsetri Yogyakarta: Nuha Medika.

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

Patologi.

11

Hellen, Varney, (2009). Buku saku bidan. Jakarta : EGC Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2005). Pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Semarang. POGI. Marmi.2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho, Taufan.2010. Obsetri Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika. Nunung Nurjanah, Siti.2013.Asuhan Kebidanan Postpartum.Bandung:Aditama Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika. Rukiyah, Ai Yeyeh.2010. Kebidanan Patologi. Trans Info media.

Asuhan Jakarta:

Simatupang, Erna Juliana, (2006). Penerapan unsur-unsur manajemen dalam praktik kebidanan. Jakarta : Awan Indah Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi Dengan Preeklamsi Berat Pada Ny. N Umur 35 Tahun P5a0 8 Jam Postpartum Di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang

12